Sap Ansietas
Sap Ansietas
TANGERANG SELATAN
Oleh:
BELLA PUTRI PERTIWI
220510110
A. LATAR BELAKANG
Lansia atau lanjut usia merupakan tahap terakhir dalam tahap pertumbuhan. Lanjut
usia merupakan proses alami yang tidak dapatdihindari oleh setiap individu (Depsos 2006,
dalam Kristyaningsih 2011).
Proses menua akan terjadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis
maupun psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul
keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan mulai
lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan baik
secara umum maupun kesehatan jiwa (Juniarti 2008).
Indonesia memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structural population)
karena mempunyai jumlah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas sekitar 8,90% dari jumlah
penduduk di Indonesia. Pada 2010, jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia
harapan hidup 67,4 tahun (Menkokesra 2008, dalam Sunartyasih & Linda 2013). Semakin
meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia akan menimbulkan permasalahan yang cukup
komplek baik dari masalah fisik maupun psikososial. Masalah psikososial yang paling
banyak terjadi pada lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan ansietas. Ansietas
termasuk salah satu masalah kesehatan jiwa yang paling sering muncul (Tamher &
Noorkasiani 2009, dalam subandi dkk 2013).
Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Ansietas merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan
keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tertentu.
Ansietas pada lansia memiliki gejala seperti, perasaan khawatir atau takut, mudah
tersinggung, kecewa, gelisah, perasaan kehilangan, sulit tidur sepanjang malam, sering
membayangkan hal-hal yang menakutkan dan rasa panik pada hal yang ringan, konflik-
konflik yang ditekan dan berbagai masalah yang tidak terselesaikan akan menimbulkan
ansietas (Maryam dkk 2008, dalam Soemantri dkk 2012). Prevalensi ansietas di negara
berkembang pada usia dewasa dan lansia sebanyak 50% (Videback 2011, dalam Subandi
2013). Angka kejadian gangguan ansietas di Indonesia sekitar 39 juta jiwa dari 238 juta jiwa
penduduk (US Census Bureau 2004, dalam Subandi 2013).
Berdasarkan hal diatas maka kami merasa perlu memberikan informasi melalui
penyuluhan kepada Ny. J dengan masalah kecemasan (Ansietas) di Yayasan Bina Bhakti.
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan Ny. J dapat mengatasi dan termotivasi dalam
mengatasi kecemasan yang dirasakan, sehingga tidak menimbulkan akibat atau masalah yang
fatal dan memburuk kondisi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ny. J menambah pengetahuan tentang ansietas
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ny. J mampu :
a. Mengetahui pengertian ansietas pada lansia
b. Mengetahui faktor penyebab ansietas pada lansia
c. Mengetahui tanda dan gejala ansietas pada lansia
d. Mengetahui tingkatan ansietas pada lansia
e. Mengetahui teknik mengurangi ansietas pada lansia
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pokok Bahasan :Ansietas ( Kecemasan ) pada Lansia
2. Sasaran : Ny. J (pasien kelolaan)
3. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media dan alat : Leaflet dan Lembar Balik
5. Waktu : Pukul 07.30 WIB – O8.OO WIB
6. Tempat : Yayasan Bina Bhakti
7. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
3 Memperhatikan,
5 Menit Penutup :
mendengarkan dan menjawab
Melakukan evaluasi
salam
menyimpulkan materii
Menutup dan memberikan salam
8. Materi (Terlampir)
9. Kriteria Evaluasi
Evaluasi struktur
a. Diharapkan tempat dan waktu sesuai dengan rencana
b. Diharapkan media dan alat sesuai dengan rencana
c. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
Evaluasi proses
a. Diharapkan klien aktif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Diharapkan klien aktif memberi pendapat selama penyuluhan
c. Diharapkan klien mengikuti aturan yang telah di jelaskan saat penyuluhan
Evaluasi hasil
a. Diharapkan 100% klien mampu menyebutkan pengertian ansietas
b. Diharapkan 100 % klien mampu menyebutkan tanda dan gejala ansietas
c. Diharapkan 100 % klien mampu menyebutkan tingkatan ansietas
d. Diharapkan 100 % klien mampu menyebutkan faktor-faktor penyebab cemas
e. Diharapkan 100 % klien mampu menyebutkan Teknik mengurangi cemas
10. Penutup
a. Kesimpulan
Kecemasan (ansietas) adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan
lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang
percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.
b. Saran
Diharapkan dengan penyuluhan ini, lansia di Yayasan Bina Bhakti mampu memahami
dan mengetahui tentang ansietas dan cara menguranginya
ANSIETAS PADA LANSIA
Lanjut usia (lansia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stress lingkungan. Seseorang dikatakan lanjut usia apabila usianya lebih dari 65tahun ke atas
(Efendi dan Mahfudin 2009).
Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daurkehidupan manusia yang merupakan
suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Perubahan-perubahan
fisiologis maupun psikososial, akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum
maupun kesehatan jiwa(Maryam dkk 2008).
Lansia adalah seseorang laki-laki ataupun perempuanyang berusia 60 tahun atau lebih, baik
secara fisik masih berkemampuan(potensial) mampu karena sesuatu hal tidak lagi mampu
berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial).
b) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
1. Kenangan ( Memory)
2. IQ (Intellegentia Quantion)
c) Perubahan Psikososial
1. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awarness of mortality)
2. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
3. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic depriviation)
4. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit bertambahnya biaya pengobatan.
5. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.
7. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
8. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga.
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri, perubahan
konsep diri.
2. Pengertian ansietas (kecemasan )
Ansietas ( kecemasan ) menurut Lefrancois ( 1980 ) mengatakan bahwa kecemasan
merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, ditandai dengan ketakutan,
Menurut johsnton 1971 menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan,
ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain
Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu
terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respons
cemas ringan seperti sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan
pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada
masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor
halus pada tangan.
Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih berfokus pada hal-
hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Respons cemas sedang seperti sering
napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang
pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat,
susah tidur, dan perasaan tidak enak.
Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung hanya memikirkan hal
yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting. Seseorang tidak mampu berpikir berat
lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan / tuntunan.
Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit,
tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, dan perasaan ancaman meningkat
Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena itu,
usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu
tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan berimajinasi. Karena
kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.
Dengar musik.
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan mendengarkan
musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup akanlebih yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Subandi, Lestari R & Suprianto T 2013. Pengaruh Terapi Psikoreligius Terhadap Penurunan
Tingkat Ansietas Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sejahtera Pandaan
Pasuruan.hal 20-24.
Kristyaningsih, D 2011 ; Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada
Lansia; Jurnal Keperawatan, Volume 1; No; 1,Januari 2011- Desember 2011.hal 21-23.
Juniarti, N, Eka, S, & Damayanti, A. 2008; GambaranJenis Dan Tingkat KesepianPada Lansia di
Balai Panti Sosial Tresna Wredha Pakutandang Ciparay Bandung, Skripsi, Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjajaran, hal 3.
Efendi, F. Mahfudin 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. Hal 32-
35.