Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI,


KOMPETENSI DAN KOMPENSASI
TERHADAP KINERJA PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN PADA DITJEN
PEMBINAAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN DAN K3 KEMNAKER RI
Supriyadi1; Tri Widyastuti2; Soehardi3
Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya123
akusupri@gmail.com1; triewidhiastuti@yahoo.com2; soehardi@dsn.ubharajaya.ac.id2

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh budaya


organisasi, kompetensi dan kompensasi terhadap kinerja pengawas
ketenagakerjaan pada Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
Kemnaker RI. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pengawas
Ketenagakerjaan Kemnaker RI dan sample yang digunakan adalah sampling
jenuh berjumlah 147 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif
Reseach Methode dengan Analisa pendekatan Structural Equation Model (SEM)
software berbasis Lisrel 8.70. Dari hasil penelitian dengan Uji Kecocokan
Goodness of Fit (GOF) Confirmatory Model dan uji t value yang dibandingkan
dengan t hitung. Hasil pengujian didapatkan hasil ada pengaruh siginifikan
antara variable Budaya Organisasi terhadap Kinerja, ada pengaruh siginifikan
antara variable Kompetensi terhadap Kinerja dan Ada pengaruh siginifikan
anatara variable Kompensasi terhadap Kinerja.
Kata kunci: Budaya Organsasi, Kompetensi, Kompensasi dan Kinerja

EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE, COMPETENCE AND


COMPENSATION TOWARDS PERFORMANCE OF MANPOWER
SUPERVISION IN THE MINISTRY OF MANAGEMENT SUPERVISION OF
MANPOWER AND K3 AT THE MINISTRY OF MANPOWER OF THE
REPUBLIC OF INDONESIA

ABSTRACT

This study was conducted to determine and analyze the influence of


Organizational Culture, Competence and Compensation on the Performance of
Labor Inspectors at the Directorate General of Labor Inspection and K3 at the
Indonesian Ministry of Manpower. The population in this study were all the
Republic of Indonesia Manpower Supervisors and the sample used was
saturated sampling totaling 147 people. The research method used is the
Quantitative Reseach Method with Structural Equation Model (SEM) software
approach analysis based on Lisrel 8.70. From the results of research with the
Goodness of Fit (GOF) Confirmatory Model Match Test and the t value test
compared with t count. The test results showed that there was a significant
21 | Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi Dan Kompensasi terhadap Kinerja Pengawas
Ketenagakerjaan Pada Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 KEMNAKER RI

influence between Organizational Culture variables on Performance, There was


a significant influence between the Competency variables on Performance and
There was a significant influence between the Compensation variable
Performance.

Keywords: Organizational Culture, Competence, Compensation and


Performance

Diterima: 16 Maret 2020; Direvisi: 31 Maret 2020; Diterbitkan: 30 April 2020

PENDAHULUAN ketenagakerjaan di tempat kerjadian perkara


(TKP) saat berlangsungnya unjuk rasa,
Pemerintah Indonesia berupaya kecelakaan kerja dan penyelesaian kasus.
memberikan perlindungan norma Budaya organisasi merupakan strategi
ketenagakerjaan bagi pekerja di segala sektor penting yang efektif bagi organisasi Ditjen
industri dengan mengeluarkan regulasi atau Binwasnaker dan K3 dalam mendorong
peraturan yaitu Undang Undang No. 13 Tahun profesionalisme sebagai unit kerja yang
2003 dan Undang Undang Nomor 1 tahun berkemampuan peningkatan penerapan
1970 tentang Keselamatan Kerja. Dipertegas norma ketenagakerjaan di perusahaan dan
lagi oleh pasal 176 dan 177 Undang Undang penegak hukum terhadap pelanggaran norma
Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Ketenagakerjaan, bahwa pelaksanaan
pengawasan ketenagakerjaan di tempat kerja Dalam melaksanaan pengawasan
dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan. ketenagakerjaan, maka seorang pengawas
Ketenagakerjaan selain wajib memiliki
Ditjen Binwasnaker dan K3 adalah kompetensi teknis pemeriksaan terhadap
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan bidang 28 obyek pengawasan teknis norma
Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan ketenagakerjaan namun juga dituntut
Kesehatan Kerja (Ditjen Binwasnaker & K3) memiliki kompetensi Integritas, kemandirian
adalah unsur pelaksana yang berada di bawah dan imparsialitas.
dan bertanggung jawab kepada Menteri
Ketenagakerjaan. Fungsional pengawas Namun, karena setiap pemeriksaan
ketenagakerjaan yang bertugas melakukan harus dilakukan secara teliti dan cermat agar
pengawasan penerapan peraturan keterangan penyebab pelanggaran didapat
perundangan ketenagakerjaan. secara utuh, maka dibutuhkan waktu dan
biaya yang tidak sedikit. Hal ini yang dirasakan
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi oleh pengawas ketenagakerjaan menjadi
kinerja pengawas ketenagakerjaan tersebut kendala Karen atunjangan perjalan dinas yang
antara lain sebagai berikut kurangnya didapat tidak sesuai dengan kondisi di
optimalnya sistem kerja pengawasan lapangan.
ketenagakerjaan dan kurangnya implementasi
sistem kerjasama yang berorientasi tim, yaitu Sehingga kompensasi yang adil dan
sejauh mana kegiatan pemeriksaan sesuai juga sangat berarti penting bagi
pelanggaran di perusahaan diorganisasikan pengawas ketenagakerjaan dalam melakukan
secara tim. Hal tersebut diatas, aktivitas, karena hal ini akan menentukan
mengakibatkan lambatnya menindaklanjuti secara langsung maupun tidak langsung dalam
setiap pengaduan kecelakaan kerja atau unjuk mewujudkan kinerja yang akan dicapai.
rasa buruh/pekerja di perusahaan dan Menurut Wibowo (2012), mendefinisikan
lambatnya kehadiran pengawas kompensasi sebagai imbalan yang diterima
22 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 1, April 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

pekerja sebagai imbalan atas kontribusi Menurut Chouhan & Srivastava (2014)
mereka dalam organisasi, dalam kompensasi menyatakan bahwa “Kompetensi adalah
ada sistem insentif yang menghubungkan kemampuan menerapkan atau menggunakan
kompensasi dengan kinerja pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
perilaku, dan karakteristik pribadi untuk
berhasil melakukan tugas kerja kritis, fungsi
LANDASAN TEORI tertentu, atau beroperasi dalam peran atau
posisi tertentu”. Dalam Wongnaa & Boachie
(2018), mengutip bahwa kompetensi sebagai
Budaya Organisasi
"kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan sukses atau efisien" atau "kemampuan
Budaya organisasi dibangun dan
yang terbukti dalam bidang subjek tertentu
dijaga, sebagaimana diungkapkan oleh
sebagai hasil dari jumlah pengetahuan yang
Robbins dan Judge (2013), bahwa bagaimana
dimiliki yang dapat dinilai". Asep dan yun yun
budaya organisasi didirikan dan
(2018), mengutip bahwa “karyawan yang
dipertahankan. Budaya asli berasal dari
kompeten dalam organisasi berkinerja tinggi
filosofi pendiri dan kuat, akan mempengaruhi
kriteria perekrutan ketika perusahaan memiliki keterampilan, kompetensi, dan
tumbuh. Tindakan manajer puncak mengatur kemampuan yang diperlukan untuk
hal umum, termasuk perilaku yang dapat mengekspresikan ide-ide mereka. Mereka
diterima dan apa yang tidak. Cara akan unggul dan tampil maksimal jika mereka
mensosialisasikan kepada karyawan akan ditawari lingkungan yang menguntungkan”.
tergantung pada 1). tingkat keberhasilan yang
ingin dicapai dengan mencocokkan antara Dalam penelitian Vikram Singh
nilai-nilai karyawan baru dan nilai-nilai Chouhan & Sandeep Srivastava (2014) bahwa
organisasi dalam proses seleksi; 2) preferensi terdapat 5 (lima) type karakteristik
manajemen puncak untuk metode sosialisasi. kompetensi, yaitu: motif-Motif adalah emosi,
keinginan, Ciri-Ciri sifat mengacu pada
Sudarmanto dalam bukunya “Kinerja karakteristik fisik dan respons yang konsisten,
Pengembangan Kompetensi SDM (2018)” Konsep diri dan nilai-Ini mengacu pada sikap
mengemukakan bahwa: “Budaya Organisasi seseorang terhadap nilai-nilai dan citra diri,
mengacu ke suatu sistem makna bersama yang Pengetahuan, Keterampilan umum dan
dianut oleh semua anggotanya yang Keterampilan khusus yang mengacu pada
membedakan organisasi itu dari organisasi kemampuan seseorang untuk melakukan
lain”. Sistem makna bersama ini bila diamati tugas tertentu.
dengan lebih seksama, merupakan
seperangkat karakteristik atau ciri-ciri utama Dalam Y. Prakash, et. al (2015) bahwa
yang di hargai oleh organisasi itu. penelitain yang diharapkan untuk mengetahui
peningkatan standar kompetensi staf
Menurut Sapada, dkk (2018), pengawas ketenagakerjaan termasuk
menyatakan bahwa deskripsi variable Budaya pengetahuan dan keterampilan, alat teknis,
organisasi adalah filosofi normatif yang pertukaran informasi melalui e-governance
mengakar kuat dalam memajukan organisasi dan sistem manajemen kinerja untuk
pemerintah. Indikator budaya organisasi memfasilitasi peningkatan berkelanjutan
dalam penelitian ini adalah Kesadaran diri, dalam pencapaian kelembagaan dan individu.
Agresivitas, Kepribadian, Performa dan Atas dasar pemetaan risiko terhadap kondisi
Orientasi tim. kerja, pengetahuan dan keterampilan
pengusaha dan pekerja di tempat kerja,
kampanye dan layanan konsultasi dan strategi
Kompetensi inspeksi dirancang dan diimplementasikan
pada perusahaan-perusahaan tertentu untuk
23 | Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi Dan Kompensasi terhadap Kinerja Pengawas
Ketenagakerjaan Pada Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 KEMNAKER RI

meningkatkan kepatuhan di tempat kerja seseorang dalam melaksanakan tugas


melalui inspeksi ketenagakerjaan. kewajibannya dengan indicator 1) Kualitas; 2 )
Efisiensi; 3)Efektivitas
Nizamuddin, et.al, (2018), meneruskan
Kompensasi kinerja merupakan hasil kerja yang diproduksi
Menurut Wibowo (2017) oleh karyawan atau perilaku nyata yang
mendefinisikan kompensasi sebagai imbalan ditampilkan sesuai dengan perannya dalam
yang diterima pekerja sebagai imbalan atas organisasi. Selanjutnya Wibowo (2012)
kontribusi mereka dalam organisasi, dalam mengatakan Kinerja dapat dilihat sebagai
kompensasi ada sistem insentif yang suatu proses atau hasil kerja. Kinerja adalah
menghubungkan kompensasi dengan kinerja. proses tentang kerja berlangsungselama
mencapai pekerjaan. Namun, karya itu sendiri
Menurut Snell (2013), menyatakan juga menunjukkan kinerja.
bahwa Kompensasi terdiri dari tiga komponen
utama yaitu kompensasi langsung mencakup Dengan demikian sasaran yang efektif
upah dan gaji karyawan, insentif, bonus, dan kinerja itu harus dinyatakan secara spesifik,
komisi, kompensasi tidak langsung terdiri dari dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada
banyak manfaat yang diberikan oleh pemberi hasil, dan dalam batas waktu tertentu, yang
kerja, dan kompensasi non keuangan/non menurut Wibowo,dalam Ma’ruf Abdullah
finansial meliputi program pengakuan (2014) disebutnya dengan akronim SMART,
karyawan, pekerjaan yang memberi yang merupakan singkatan dari Specific
penghargaan, dukungan organisasi, artinya dinyatakan dengan jelas, singkat dan
lingkungan kerja, dan jam kerja yang fleksibel mudah di mengerti. Measurable, artinya dapat
untuk mengakomodasi kebutuhan pribadi. diukur dan dikuantifikasi. Attainible, artinya
bersifat menantang, tetapi masih dapat
Zulkarnaen dan Herlina (2018) dijangkau. Result oriented, artinya fokus pada
mengutip Hasibuan (2013), bahwa hasil yang ingin dicapai. Time bound, artinya
menyatakan bahwa kompensasi adalah semua dalam batas waktu yang ditentukan dan dapat
penghasilan karyawan dalam bentuk uang dan dilacak, dimonitor progresnya terhadap
barang yang diterima oleh karyawan secara sasaran untuk dikoreksi.
langsung atau tidak langsung sebagai imbalan
untuk semua pekerjaan yang diberikan. Indikator kinerja merupakan aspek-
Kompensasi adalah segalanya yang diterima aspek yang menjadi ukuran dalam menilai
oleh karyawan sebagai kompensasi untuk kinerja. Adapun mengenai indikator yang
layanan yang mereka berikan. Dalam menjadi ukuran kinerja menurut Mathis dan
penelitian ini variable kompensasi adalah Jackson (2012) adalah sebagai berikut
sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai Kuantitas, Kualitas, Ketepatan waktu,
balasan dari mereka kontribusi dan layanan Kehadiran, Kemampuan bekerjasama.
kepada perusahaan (dengan indikator: gaji,
tunjangan, bonus, kesehatan asuransi, pujian
atas prestasi kerja, penghargaan atas prestasi). Kerangka Pemikiran

Kinerja

Menurut Armstrong (2012) bahwa


“Kinerja yang baik dari karyawan suatu
organisasi mengarah pada kinerja organisasi
yang baik yang pada akhirnya membuat
organisasi lebih sukses dan efektif serta
sebaliknya. Dari uraian di atas, maka yang
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
dimaksud dengan kinerja adalah unjuk kerja
24 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 1, April 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

jika tidak ditolak. Untuk koefisien standar


Nilai pada uji model struktural, itu
Hipotesis menunjukkan kekuatan pengaruh antara dua
variabel laten (Wijanto, 2008).
H1: Budaya organisasi berpengaruh terhadap
Kinerja
H2: Kompensasi berpengaruh terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja
H3: Kompensasi berpengaruh terhadap Responden laki-laki berjumlah 89 orang
Kinerja (60,3%) dan responden wanita berjumlah 58
orang (39,7%). Latar belakang pendidikan S1
yang paling banyak dalam sampel penelitian
METODE PENELITIAN yaitu sebanyak 91 orang (62,1%). Sementara
itu Latar belakang pendidikan S2 sebanyak 56
Penelitian ini menggunakan sampling orang (37,9%). hasil distribusi responden
jenuh sehingga pengambilan data primer berdasarkan kuestioner adalah sebagai berikut
sampel dilakukan dengan metode sensus. Dit. PNKJ sejumlah 10 orang (6,9%), Dit.
Sampel dalam penelitian adalah seluruh PNK3 sejumlah 23 orang (15,5%), Dit. PNKPA
Pengawas Ketenagakerjaan Pada Ditjen sejumlah 18 orang (12,1%), Dit. BPHK
Binwasnaker dan K3 Kemnaker RI sebanyak sejumlah 66 orang (44,8%) dan Set Ditjen
147 orang. Penelitian ini juga melakukan Binwasnaker sejumlah 30 orang (30,7%).
pretest terhadap 20 orang sampel dengan
tujuan menguji kevaliditas kuestioner yang Berdasarkan uji validitas dapat dilihat
digunakan. budaya organisasi, kompetensi, kompensasi
dan kinerja pegawai memiliki nilai
Hasil data lapangan diproses dengan Standardized Loading Factor (SLF) > 0,50,
perangkat lunak Lisrel. Proses ini dilakukan artinya variable teramati valid dan SLF < 0,50
melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu: (1) Uji model artinya variable teramati tidak valid serta
pengukuran yang meliputi Uji Goodness of Fit, Construct Reliability (CR ≥ 0,70), artinya realiabel
uji validitas dan reliabilitas. Untuk uji fit dapat dan CR < 0,70 artinya tidak reliabel.
dilihat pada tabel Goodness of Fit Index
(GOFI) di mana ada 9 indikator untuk
menunjukkan kecocokan yang baik (RMSEA,
NFI, NNFI, CFI, IFI, RFI, RMR
terstandarisasi, GFI dan AGFI). Untuk
kecocokan di atas, keduanya (Fit Sempurna)
mengandung derajat kebebasan = 0, fungsi fit
minimum chi - square = 0. Untuk uji validitas
dapat dilihat dari nilai Standardized Loading
Factor (SLF) > 0,50, dan uji reliabilitas
dikatakan menjadi baik jika nilai Construct Gambar 2. Hasil Uji Validitas Model Pengukuran
Reliability (CR) > 0,70, dan Variance Extract Variabel Laten Budaya Organisasi
(VE) > 0,50. Untuk selanjutnya, (2) Uji
Analisis Faktor Konfirmatori (CFA), yang
menguji semua variabel laten yang diproses
dan disederhanakan dengan menghitung
Laten Variable Score (LVS) dan yang terakhir
adalah (3) Uji model struktural (uji hipotesis),
uji hipotesis penelitian, jika skor t nilai absolut
> 1,96, maka hipotesis diterima, sedangkan
25 | Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi Dan Kompensasi terhadap Kinerja Pengawas
Ketenagakerjaan Pada Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 KEMNAKER RI

baik (tinggi) penerapan budaya organisasi


Gambar 3. Hasil Uji Validitas Model Pengukuran maka akan meningkatkan kinerja karyawan
Variabel Laten Kompetensi yang semakin baik pula. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh antara
Budaya Organisasi dengan Kinerja. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Cahyana, I. G. S., Jati, I.
K. (2017) menyatakan bahwa budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai. Serta, mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Aji, Destu H.,
Gambar 4. Hasil Uji Validitas Model Pengukuran Nugraheni, Rini. (2017) menyatakan bahwa
Variabel Laten Kompensasi budaya organisasi berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semakin kuat
budaya organisasi maka semakin baik kinerja
karyawan. Dari hasil temuan penelitian dan
data penelitian terdahulu serta beberapa teori
yang mendukung peneliti menyimpulkan
bahwa Budaya Organisasi terbukti
Gambar 5. Hasil Uji Validitas Model Pengukuran mempengaruhi Kinerja kerja di dalam
Variabel Laten Kinerja responden Pengawas Ketenagakerjaan.

Berdasarkan Hipotesis H2 diterima


karena t-value yaitu 5.65 (tingkat keyakinan
95%) 1,96. Penerimaan H2 berarti
menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel Kompetensi
Terhadap Kinerja. Dari hasil tersebut, peneliti
menganalisis terdapatnya pengaruh positif di
antara kedua variabel laten tersebut, untuk
Gambar 6. Uji Model Struktural Standar Koefisien konsep diri secara social dan pengetahuan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil


penelitian yang dilakukan oleh Y. Prakash,
(2015), menyatakan bahwa Kompetensi
berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja pengawas ketenagakerjaan.
Serta, hasil penelitian ini mendukung hasil
Gambar 7. Uji Model Strukturan T Value penelitian yang dilakukan oleh Suliyantini L.,
Kusmuriyanto, (2017) menyatakan bahwa
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap
Pembahasan
kinerja karyawan sistem kontrol internal.
Sehingga dari hasil temuan penelitian dan data
Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis penelitian terdahulu serta beberapa teori yang
H1 diterima karena t-value 2.33 (tingkat mendukung peneliti menyimpulkan bahwa
keyakinan 95%) > 1,96 yang berarti terdapat Kompetensi terbukti tidak mempengaruhi
pengaruh antara variable Budaya Organisasi Kinerja kerja di dalam responden Pengawas
Terhadap Kinerja. Dari hasil tersebut, peneliti Ketenagakerjaan.
menganalisis terdapatnya pengaruh positif di
antara kedua variabel laten tersebut. Semakin
26 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 1, April 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

Berdasarkan Hipotesis H3 dierima dimensi orientasi hasil, maka semakin


karena t-value yaitu 5.00 (tingkat keyakinan jelas/rinci informasi ukuran keberhasil
95%) > 1,96. Penerimaan H3 berarti pelaksanaan tugas/pekerjaan, maka
menunjukkan adanya pengaruh antara semakin tinggi kinerja pengawas
Kompensasi terhadap Kinerja. Dari hasil
tersebut, peneliti menganalisis terdapatnya ketenagakerjaan. Dimensi ntuk orientasi
pengaruh positif di antara kedua variabel laten tim, maka semakin sering melakukan
tersebut. Indikator yang dominan adalah koordinasi, maka semakin tinggi kinerja
dimensi indikator kompensasi langsung pengawas ketenagakerjaan. untuk dimensi
berupa gaji, tunjangan kinerja dan tunjangan keagresifan , maka Semakin jelas informasi
biaya perjalanan dinas (transportasi). dan SOP dan petunjuk teknis yang
yang tidak dominan adalah kompensasi tidak
implementatif, maka semakin tinggi kinerja
langsung berupa program BPJS Kesehatan
dan kompensasi non finansial berupa pengawas ketenagakerjaan;
kesempatan untuk mengikuti pendidikan 2. Adanya pengaruh antara Kompetensi
latihan. dengan Kinerja. Indikator yang dominan
adalah konsep diri secara sosial maka
Hasil penelitian ini mendukung hasil semakin sering melakukan kerja sama,
teori Menurut Snell (2013) dan penelitian yang maka semakin tinggi kinerja pengawas
dilakukan Siramiati, N. W. et.al. (2016) ketenagakerjaan dan pengetahuan maka
menyatakan bahwa pemberian kompensasi semakin faham masalah dan mumpuni
yang memuaskan akan mendorong karyawan cara penyelesaian kasus pelanggaran
untuk bekerja lebih giat lagi dan akan ketenagakerjaan sesuai tahapan dan
meningkatkan kinerja karyawan tersebut. standart, maka semakin tinggi kinerja
Penelitian ini mendukung hasil penelitian pengawas ketenagakerjaan;
yang dilakukan oleh Mendoza, M.N. et. al., 3. Adanya pengaruh antara kompensasi
(2018) menyatakan bahwa kompensasi dengan Kinerja. Indikator yang dominan
langsung berupa gaji dan bonus yang adalah dimensi indikator kompensasi
diberikan perusahaan berpengaruh untuk langsung berupa gaji, maka semakin tinggi
meningkatkan kinerja karyawan. Maka gaji pokok yang diterima, maka semakin
semakin besar kompensasi yang diberikan tinggi kinerja pengawas ketenagakerjaan.
maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Indicator Tunjangan kinerja dan
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil tunjangan biaya perjalanan dinas
penelitian yang dilakukan oleh Gusmao, J.F., (transportasi), maka semakin tinggi
Riana, G. (2018) menyatakan bahwa tunjangan kinerja dan tunjangan biaya
peningkatan kompensasi pada pegawai tidak perjalanan dinas (transpotasi) yang
akan memberikan peningkatan yang diterima, maka semakin tinggi kinerja
signifikan pula terhadap peningkatan kinerja pengawas ketenagakerjaan. dan yang
karyawan. Sehingga dari hasil temuan tidak dominan adalah indicator
penelitian dan data penelitian terdahulu serta kompensasi tidak langsung berupa
beberapa teori yang mendukung peneliti program BPJS Kesehatan, maka semakin
menyimpulkan bahwa Kompensasi terbukti jelas pemanfaatan program BPJS
tidak mempengaruhi Kinerja kerja di dalam Kesehatan, semakin tinggi kinerja
responden Pengawas Ketenagakerjaan. pengawas ketenagakerjaan. dan indicator
kompensasi non finansial berupa
kesempatan untuk mengikuti pendidikan
KESIMPULAN DAN SARAN
latihan, maka semakin sering adanya
kesempatan dan tawaran mengikuti diklat
Kesimpulan
maka semakin tinggi kinerja pengawas
1. Terdapat pengaruh pengaruh antara ketenagakerjaan
Budaya Organisasi dengan Kinerja. untuk
27 | Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi Dan Kompensasi terhadap Kinerja Pengawas
Ketenagakerjaan Pada Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 KEMNAKER RI

Saran
1. Pada budaya organisasi, maka pada
REFERENSI
orientasi hasil, perlu dilakukan
penyusunan petujnjuk teknis
A. Sapada Ahmad Faisal, et.all, (2018), The
penyelesaian tugas dilengkapi dengan
Effect Of Organizational Culture And
petunjuk pengukuran target berprinsip
Work Ethics On Job Satisfaction And
Specific, Measurable,
Employee Performance, the
Attainable/achievable, Relevant, Time international journal of engineering
based (SMART). Pada orientasi tim, maka and science (IJES), vol. 6, issue 12,
perlu dilakukan kegiatan untuk ISSN e:2319-1813, ISSN (p): 2319-
meningkatkan kerjasama tim, seperti 1805.
capacity building, group mentoring, studi
A.Khan, et. al; (2015), Analysis Of
banding ke unit lain, pertemuan
Competencies, Job Satisfaction And
kebersamaan di luar kantor dan lain
Organizational Commitment As
sebagainya. Untuk keagresifan, maka
Indicators Of Job Performance: A
perlu disosialisasikan secara jelas
Conceptual Framework; DOI
informasi Standart Operasional Prosedur
10.3233/EFI-150954, IOS Press,
dan petunjuk teknis yang implementatif
education for information 31, (2014-
kepada pengawas ketengaakerjaan,
2015), p: 125-141.
melalui kegiatan coffemorning,
Arief, Syafri., (2018), Effect of Organizational
pemasangan poster atau standing banner
Culture and Benefit Performance Of
yang berisi SOP;
Commitment, Motivation And
2. Untuk kompetensi agar dapat
Performance of Employees Province
meningkatkan kinerja, maka konsep diri
Department of Marine And Fisheries
secara social disarankan sering kegiatan
South Sulawesi, IOSR Journal of
kerja sama, seperti kegiatan bersifat
Bussiness and Management, e-
charity atau penggalangan aksi bantuan
ISSN:2278-478X, p-ISSN: 2319-7668,
amal di luar kantor yang dilakukan
Vol. 20 Issue 2, Ver. VII (February
bersama. untuk pengetahuan, perlu
2018): 15-23.
dilakukan kegiatan peningkatan
Armstrong, Michael, (2012) Armstrong’s
keterampilan pemecahan masalah dan
handbook: of human resource
mumpuni cara penyelesaian kasus
management practice / Michael
pelanggaran ketenagakerjaan, seperti
Armstrong. – 12th ed. p. cm. ISBN
bedah kasus pelanggaran
978-0-7494-6550-6 – ISBN 978-0-
ketenagakerjaan, Focus Group Discussion
7494-6551-3 1.p:520.
atau workshop;
Cahyana, I. G. S., Jati, I. K. (2017). Pengaruh
3. Untuk meningkatkan kinerja, maka
Budaya Organisasi, Stres Kerja Dan
pemberian kompensasi langsung berupa
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
tunjangan kinerja dan tunjangan biaya
Pegawai,. e-Jurnal Akuntansi
perjalanan dinas transportasi, dapat
Universitas Udayana ISSN: 2302-8556
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan
Vol.18.2. hal. 1314-1342.
kompensasi non finansial (berupa
Colquitt, Jason Jeffery Lepine. (2015).
kesempatan untuk dilakukan adalah
Organizational Behavior: Improving
Melakukan kajian pemberian tunjangan
Performance and Commitment In The
kinerja yang disesuaikan dengan beban
Workplace, (New York: McGraw-Hill
kerja pengawas ketenagakerjaan dan
kondisi saat ini. Companies, Inc).
Couchan, V. S.; Srivastava, S; (2014),
Understanding Competencies And
Competency Modeling-A Literature
Survey, IOSR Journal of business and
28 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 1, April 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

management (OSR-JBM), e-ISSN : Student Edition ISBN-13: 978-0-538-


2278-487X, p-ISSN:2319-7668, Vol. 6, 45315-8. ISBN-10: 0-538-45315-X.
Issue1, Ver 1 (jan. 2014), pp:14-22. South-Western Cengage Learning
Dessler, Gary. (2013), Human resource 5191 USA.
management. 13th ed. ISBN-13: 978- Mendoza, M.N. et.al., (2018). Influence Of
0-13-266821- ISBN-10: 0-13-266821- Compensation, Job Characteristic And
1. Pearson Education, Inc. New Jersey Leadership Style Through Motivation
07458. p:309. To Employee Performance,
Echdar, Saban., (2017)., Metode Penelitian International Conference Of
Manajemen dan Bisnis, Ghalia Organizational Innovation, ICOI-
Indonesia, ISBN: 978-979-450-730-8. 2018,p. 587-600.
Efni, S.H.Y., (2016) Effect of Learning Nair P.P., Ganesh S.S.(2016). Effects of
Organization, Leadership and Motivation, stress and compensation
Workload on the Performance of benefits on Employee Performance in
Employees of the Central Office PT. it Profesionals, International journal
BANK RIAU KEPRI. European of advance research, vol. 4. issue 1,
Journal of Business and Management. ISSN 2320-5407, p 1349-357.
ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222- Noe, R. A. et.al., (2011). fundamentals of
2839. Vol.8, No.8, Human Resource Management.4th
Fakhar Shahzad, (2014), Impact of ed. ISBN-13: 978-0-07-353046-8
Organizational Culture On (alk. paper).ISBN-10: 0-07-353046-
Employees’job Performance, 8 (alk. paper)The McGraw-Hill
An Empirical Study Of Software Houses In Companies, Inc., New York, NY
Pakistan, International journal of 10020.
commerce and management, vol. 24 Priyono, et. al, (2016). Influence of
No. 3 (2014), pp.219-227. motivations and discipline on the
George, J. M., Gareth, J. R.(2012). performance of employee (studies
Understanding and managing on, CV Eastern star home in
organizational behavior. Pearson Surabaya), International Knowledge
Education, Inc., publishing as Prentice Press, ISSN (P): 2454-2504. Vol.5(3).
Hall, One Lake Street; P.212-220.
Gibson. (2013). Organizations Behavior, Schein, Edgar H., (2004), Organizational
Structure, Processes. Mcgrawhill, culture and leadership., 3rd ed.The
New York. Jossey-Bass business & management
Gilang Pramudhietha., (2017)., Analisis series. ISBN 0-7879-6845-5.
Budaya Organisasi Pemerintah Daerah Solechan, (2018). Kebijakan penguatan
kewajiban alih pengetahuan tenaga
(Pemda) Di
kerja asing, Administrative law &
Era Otonomi Daerah., Jounal komuniti,
governance journal, vol. 1.. ISSN
Program Studi Ilmu Komunikasi
2621-2781.
Fak.Komunikasi dan Informatika,, Vol. Stewart G.L dan Brown K.G.(2012). Human
Ix, No. 1, P-ISSN: 2087-085x, e-ISSN: Resources Management 2nd Edition.
2549-5623. John Wiley & Sons, Inc.
Hameed, A. et al (2014). Impact of Sudarmanto, (2018)., Kinerja dan
Compensation on Employee Pengembangan Kompetensi SDM,
Performance (Empirical Evidence Pustaka Pelajar,
from Banking Sector of Pakistan) Yogyakarta,ISBN:978-602-8479-
International Journal of Business and 58.5. hal. 40.
Social Science., Vol. 5 No. 2; February Sugianingrat, et.al., (2017). Effect of Work
2014 302 Culture On Employee Performance
Mathis, R.L., Jackson J. H (2011). Human With Work Motivation As Mediator:
Resource Management, 13th Edition Study At Non Star Hotel In
29 | Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi Dan Kompensasi terhadap Kinerja Pengawas
Ketenagakerjaan Pada Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 KEMNAKER RI

Denpasar-Bali, International
Journal of Economics, Commerce
And Management, ISSN;2348-0386.
Vol. V, Issue:12. P:858-867
Suliyantini L., Kusmuriyanto, (2017), The
Effect Of Human Resources
Competency And Accrual Based
Government Accounting Standard
Implementation On The Quality Of
Local Government Financial
Statement With The Implementation
Of Internal Control System As A
Mediating Variable., Accounting
Analysis Journal., ISSN 2252-6765.
No. 1. P. 19-26
Wongnaa, C.A., Boachie, W.K., (2018).,
Perception and adoption of
competency based training by
academics in Ghana International
Journal of STEM Education,
https://www.researchgate.net/publ
ication/329350390
Y. Prakash, (2015). E-governance of
labour legislations, labour
inspections and its enforcement: an
outlook on industrial relations,
International journal advance
research computer science, vol. 3,
may 2015, ISSN:2321-7782.
Zaim, H. et. al,(2013), Analyzing The Effects
Of Individual Competencies On
Performance: A Field Study In
Services Industries In Turkey, The
American University Of Midle
East.,www.Researchgate.Net/Public
ation/292674651

Anda mungkin juga menyukai