Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

1. Kerangka Teori.
a. Kerangka Teori Etos Kerja.
Setiap organisasi pasti menginginkan pencapaian tujuan yang telah di
tetapkan. Pencapaian tujuan tersebut tentunya suatu organisasi harus
dijalankan dengan baik. Dalam suatu Organisasi, manusia merupakan faktor
penggerakan utama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu tanpa adanya dukungan sumber daya manusia yang bekerja
dengan baik, maka organisasi akan sulit mencapai sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dengan menerapkan etos kerja berdasarkan budaya
organisasi serta pengembangan karier, maka akan berguna untuk
meningkatkan kinerja ASN pada Unit Pemeriksaan RS KARTINI.

Etos Kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan
keyakinan seseorang atau sesuatu kelompok. Salamun dkk. (1995)
mengemukakan dalam mengukur etos kerja diantaranya harus berdasarkan
pada : kerja keras, disiplin, jujur dan tanggung jawab, rajin dan tekun.

 Kerja Keras.
 Disiplin. ETOS
 Jujur dan KERJA
Tanggung Jawab
 Rajin dan Tekun

b. Kerangka Teori Budaya Organisasi


Budaya Organisasi sebagaimana menurut Davis (dalam lako, 2004 :
29) Budaya Organisasi merupakan “pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi
yang di pahami, dijiwai dan dipraktekan oleh organisasi sehingga pola
tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku
dalam organisasi”. Hal yang sama di ungkapkan Mangkunegara ( 2005:113 )
yang menyatakan bahwa Budaya Organisasi adalah “seperangkat asumsi
atau system keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dikembangkan dalam
organisasi yang di jadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya
untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal”. Terkait dengan
hal tersebut, Robins (dalam Tika, 2006:10) menyatakan bahwa terdapat
beberrapa indikator-indikator Budaya Organisasi yaitu : Inisiatif individu,
Toleransi terhadap tindakan beresiko, Pengarahan, Integrasi, Dukungan
manajemen, Kontrol, Sistem imbalan, Toleransi terhadap konflik dan Pola
Komunikasi Namun dalam hal ini dibatasi pada faktor : Inisiatif individu,
Integrasi dan Sistem imbalan.

INISIATIF BUDAYA
ORGANISASI INTEGRASI
INDIVIDU

SISTEM
IMBALAN

C. Kerangka Teori Pengembangan Karier


Pengembangan Karier sebagaimana menurut Viethzal Rivai & Ella
Jauvani Sagala (2009:274) adalah proses peningkatan kemapuan kerja
individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan.
Sedangkan menurut Handoko dalam Megita (2014), adalah peningkatan
pribadi yang dapat di lakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir
yang telah direncanakan. Terkait dengan hal tersebut, Handoko dalam Megita
(2014) menyatakan terdapat tiga hal pokok yang perlu ada pada diri
seseorang dalam upaya mengembangkan kariernya yaitu : Latar belakang
pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman kerja.

LATAR
BELAKANG PENGEMBANGAN PELATIHAN
PENDIDIKAN KARIER

PENGALAMAN
KERJA
D. Kerangka Teori Kinerja.
Kinerjasebagaimana menurut Mahsun (2006:25) adalah mengenai
“tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiataan atau program/kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi yang tertuang strategi
perencanaan suatu organisasi”. Kemudian Widodo (2005:78) berpendapat
kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai
dengan tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan, atau suatu
hasil karya yang dapat dicapai oleh seorang atau kelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal
tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika. Terkait dengan
hal tersebut, Soedjono (2005) menyebutkan terdapat 6 (enam) kriteria dalam
pengukuran kinerja secara individu yakni : Kualitas, Kuantitas, Ketepatan
waktu, Efektivitas, Kemandirian, Komitmen kerja, dan Tanggung jawab.

KETEPATAN WAKTU

 KUALITAS KINERJA  EFEKTIVITAS


 KUANTITAS  KEMANDIRIAN

 KOMITMEN KERJA
 TANGGUNG JAWAB

2. Kerangka Konsep.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan
paradigm penelitian mengenai etos kerja dan budaya organisasi berpengaruh
terhadap Kinerja Perawat pada Unit Rawat Inap RS KARTINI, yang dinyatakan
dalam kerangka konsep sebagai berikut :
VARIABEL ETOS KERJA
Kerja Keras, Disiplin, Jujur dan
Tanggung Jawab, Rajin dan Tekun

VARIABEL KINERJA
VARIABEL
BUDAYA ORGANISASI Kualitas, Kuantitas,
Ketepatan Waktu,
Inisiatif Individu, Integrasi dan Efektivitas, Kemandirian,
Sistem Imbalan Komitmen Kerja, dan
Tanggung Jawab

VARIABEL
PENGEMBANGAN KARIER
Latar Belakang Pendidikan,
Pelatihan dan Pengalaman Kerja

3. Hipotesis Statistik.
a. Etos Kerja.
H0 : Tidak ada pengaruh Etos Kerja terhadap kinerja perawat rawat
inap di RS KARTINI.
H1 : Signifikan ada pengaruh Etos Kerja terhadap kinerja perawat
rawat inap di RS KARTINI.

b. Budaya Organisasi.
H0 : Tidak ada pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja perawat
rawat inap di RS KARTINI.
H1 : Signifikan ada pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja
perawat rawat inap di RS KARTINI.

c. Pengembangan Karier.
H0 : Tidak ada pengaruh Pengembangan Karier terhadap kinerja
perawat rawat inap di RS KARTINI.
H1 : Signifikan ada pengaruh Pengembangan Karier terhadap kinerja
perawat rawat inap di RS KARTINI.
4. Definisi Operasional.
SKALA
NO VARIABEL DEFINISI KONSEP DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR KUESIONER HASIL UKUR
UKUR
1 KINERJA Menurut Mahsun (2006:25), Kinerja Terkait data kinerja perawat rawat Responden Menggunakan Ordinal
adalah mengenai “tingkat pencapaian inap dan rawat jalan adalah hasil menjawab skala likert
pelaksanaan suatu kegiataan atau kuesioner
karya atau kerja yang telah dicapai
program/kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi yang oleh perawat rawat jalan di RS
tertuang strategi perencanaan suatu KARTINI, baik secara kualitas
organisasi” maupun kuantitas dalam
melaksanakan tugasnya untuk
memberikan pelayanan yang sebaik
baiknya terhadap pasien sebagai
pengguna jasa pelayanan, yang
diukur melalui indikator : Kualitas,
Kuantitas, Ketepatan waktu,
Efektivitas, Kemandirian, Komitmen
kerja, dan Tanggung jawab
2 ETOS KERJA Menurut Tasmara, (2002), etos kerja Data Etos Kerja perawat rawat jalan Responden Menggunakan Ordinal
adalah totalitas kepribadian seseorang adalah semangat kerja yang menjadi menjawab skala likert
serta caranya mengekspresikan, ciri khas dan keyakinan para perawat kuesioner
memandang, meyakini dan memberikan rawat jalan di RS KARTINI, baik
makna ada sesuatu, yang mendorong secara kualitas maupun kuantitas
seseorang untuk bertindak dan meraih dalam melaksanakan tugasnya untuk
amal yang optimal sehingga pola memberikan pelayanan yang sebaik
hubungan antara manusia dengan baiknya terhadap pasien sebagai
dirinya dan antara manusia dengan pengguna jasa pelayanan, sehingga
makhluk lainnya dapat terjalin dengan mereka merasa puas terhadap
baik pelayanan yang diberikan oleh
perawat. Yang diukur melalui
indikator : Kemampuan, kerja keras,
disiplin, jujur dan tanggung jawab,
rajin dan tekun
3 Budaya Budaya Organisasi sebagaimana Budaya Organisasi yang Responden Menggunakan Ordinal
Organisasi menurut Davis (dalam lako, 2004 : 29) berjalan/berlaku di RS KARTINI menjawab skala likert
Budaya Organisasi merupakan “pola merupakan nilai-nilai, dan norma kuesioner
keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang yang dikembangkan oleh organisasi
di pahami, dijiwai dan dipraktekan oleh RS KARTINI yang di jadikan
organisasi sehingga pola tersebut pedoman tingkah laku bagi
memberikan arti tersendiri dan menjadi keseluruhan civitas khsuusnya para
dasar aturan berperilaku dalam perawat rawat jalan. Yang diukur
organisasi”. melalui indikator : Inisiatif individu,
Integrasi dan Sistem imbalan.
4 Pengembangan Pengembangan Karier sebagaimana Pengembangan Karier bagi perawat Responden Menggunakan Ordinal
Karier menurut Viethzal Rivai & Ella Jauvani rawat jalan di RS KARTINI menjawab skala likert
Sagala (2009:274) adalah proses merupakan peningkatan kemampuan kuesioner
peningkatan kemapuan kerja individu dari masing-masing perawat rawat
yang dicapai dalam rangka mencapai jalan yang di lakukan untuk
karir yang diinginkan mencapai suatu rencana karir yang
telah direncanakan. Yang diukur
melalui indikator : Latar belakang
pendidikan, Pelatihan dan
Pengalaman kerja.
5. Uji Validitas & Reliabilitas Instrument

a. Uji Validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007: 49). Selanjutnya menurut Sugiyono
(2017: 251) data dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Jadi apabila
korelasi antara skor item dengan skor total lebih besar dari rtabel maka butir
dalam instrumen tersebut dinyatakan valid.

Hasil Uji Validitas

Etos Kerja Budaya Organisasi


No. No.
Ite Ite
m rhitung rtabel Ket m rhitung rtabel Ket
0,80 0,26 Vali 1 ,878 0,265 Valid
1 9 5 d 2 ,935 0,265 Valid
0,71 0,26 Vali 3 ,913 0,265 Valid
2 8 5 d 4 ,856 0,265 Valid
0,75 0,26 Vali 5 ,930 0,265 Valid

Pengembangan Karier Kanerja Perawat


No. No.
Ite Ite
m rhitung rtabel Ket m rhitung rtabel Ket
0,76 0,72
1 5 0,265 Valid 1 8 0,265 Valid
0,86 0,79
2 3 0,265 Valid 2 6 0,265 Valid
0,88 0,92

Memperhatikan tabel diatas, terlihat bahwa dengan jumlah item


pertanyaan dari masing-masing variabel sebanyak 5 pertanyaan dan
jumah responden sebanyak 30 orang serta besaran interval
kepercayaan sebesar 95%, maka diperoleh hasil rhitung > rtable dan
dinyatakan seluruh item persoalan berada dalam posisi valid,
sehingga layak digunakan untuk pengujian lebih lanjut
b. Uji Reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
yang sama. Kekonsistenan jawaban ditunjukkan oleh tingginya koefisien alpa
(cronbach). Semakin mendekati koefisien 1 alpa dari variabel semakin tinggi
konsistensi jawaban skor butir pertanyaan. Dengan kata lain skor variabel
tersebut makin dapat dipercaya. Dalam hal ini reliability yang kurang dari 0,6
dipertimbangkan kurang baik, 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 baik.

Rekapitulasi hasil Uji Reliabilitas

Etos Kerja Budaya Organisasi


Cronbach's N of Cronbach's N of
Alpha Items Alpha Items
,881 5 ,941 5

Pengembangan Kanerja Perawat


Karier Cronbach's N of
Cronbach's N of Alpha Items
Alpha Items ,598 5
,857 5

Memperhatikan “Item-Total Statistics” pada tabel diatas menunjukkan


bahwa seluruh item pertanyaan yang terdapat pada variabel X1 “Etos Kerja”,
X2 “Budaya Organisasi”, X3 ”Pengembangan Karier” maupuan pada variabel
Y “Kinerja Perawat” di RS KARTINI berada pada taraf realibel dengan nilai
rata-rata dari masing-masing variabel adalah : “Etos Kerja” sebesar 0,881,
“Budaya Organisasi” sebesar 0.941 dan “Pengembangan Karier” sebesar
0.857 Sementara untuk “Kinerja Perawat”: sebesar 0,920. Perolehan nilai
rata-rata tersebut menunjukkan item pertanyaan pada masing-masing
variabel layak digunakan sebagai bahan penelitian.

6. Analisa Univariate
Analisis univariate adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel
dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2005 : 188). Analisa univariat berfungsi untuk
meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan
data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. peringkasan tersebut dapat
berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan masing–masing
variabel yang diteliti. Dalam hal ini Analisis univariat mempunyai banyak manfaat,
antara lain:
a. Untuk maengetahui apakah data yang akan digunakan untk analisis
sudah layak atau belum;
b. Untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan;
c. Untuk mengetahui apakah data telah optimal jika dipakai untuk analisis
berikunya.

7. Analisa Bivariate (Tujuan : menganalisa korelasi (hubugan) dan regresi


(pengaruh) variabel independent terhadap variabel dependent)

a. Uji Normalitas.
Untuk mengetahui bahwa distribusi penyampelean data yang
digunakan telah berdistribusi normal akan digunakan analisis grafik dan uji
statistik. Analisis grafik menggunakan grafik histogram dan normal probability
plot. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
data akan mengikuti garis diagonal. Sebagai pelengkap analisis grafik
disertakan uji statistik dengan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov
Test dalam program SPSS. Hal ini untuk membuktikan bahwa data yang
digunakan berdistribusi normal, hasil analisis ini kemudian akan dibandingkan
dengan nilai kritisnya. Dasar penggambilan keputusan dapat dilakukan
berdasarkan probabilitas (asympiotic significance), yaitu :
1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah
normal.
2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari populasi adalah
tidak normal.

Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data dilakukan dengan


mempergunakan program SPSS v.17.0. Hasil pengujian normalitas data
dapat diketahui melalui tabel serta gambar penyebaran data melalui sebuah
grafik. Berdasarkan pada tabel, jika data pengujian menunjukkan lebih besar
dari 0,05 maka item pertamnyaan pada masing-masing variabel berdistribusi
normal. Sedangkan berdasarkan grafik, jika data menyebarkan di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian normalitas data pada penelitian
ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardi
zed Residual
N 55
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.05277911
Most Extreme Absolute .085
Differences Positive .085
Negative -.062
Kolmogorov-Smirnov Z .630
Asymp. Sig. (2-tailed) .822
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Dari
hasil
perhitungan sebagaimana terlihat pada tabel di atas dengan
menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test,
diperoleh nilai signifikansi uji normalitas (Sig.) untuk variabel Etos
Kerja, Budaya Organisasi, Pengembangan Karier dan Kinerja Perawat
sebesar 0.822.
Nilai Sig. Etos Kerja, Budaya Organisasi, Pengembangan Karier
dan Kinerja Perawat > 0,05 atau lebih besar dari α, dengan demikian
H0 diterima, artinya data nilai Etos Kerja, Budaya Organisasi,
Pengembangan Karier dan Kinerja Perawat berasal dari populasi
berdistribusi normal.

b. Uji Korelasi.
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara
dua variabel atau lebih dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.
Koefisien korelasi menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara
variabel yang ada. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi diantaranya
Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson
Correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan
Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation lebih cocok untuk data berskala
ordinal. Mendasari hal tersebut, maka berdasarkan pada uji korelasi di
hasilkan data sebagai berikut :

a. Etos Kerja
Correlations
Item_
1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6 Total
Item_1 Pearson Correlation 1 .639** .460** .375** .719** .639** .809**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Item_2 Pearson Correlation .639 1 .314 .257 .663 .560 .718**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,010 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Item_3 Pearson Correlation .460 .314 1 .612 .655 .524 .751**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Item_4 Pearson Correlation .375 .257 .612 1 .579 .471 .692**
Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Item_5 Pearson Correlation .719 .663 .655 .579 1 .892 .943**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Item_6 Pearson Correlation .639 .560 .524 .471 .892 1 .854**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation .809** .718** .751** .692** .943** .854** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100

b. Budaya Organisasi
Correlations

Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Total


Item_1 Pearson Correlation 1 .905** .775** .574** .691** .878**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Item_2 Pearson Correlation .905 1 .791 .650 .839 .935**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Item_3 Pearson Correlation .775 .791 1 .796 .782 .913**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Item_4 Pearson Correlation .574 .650 .796 1 .880 .856**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Item_5 Pearson Correlation .691 .839 .782 .880 1 .930**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Total Pearson Correlation .878** .935** .913** .856** .930** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30

c. Pengembangan Karier
Correlations

Item_1 Item_2 Item_3 Item_4


Item_1 Pearson Correlation 1 .558** .627** .512**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,004
N 30 30 30 30
** **
Item_2 Pearson Correlation .558 1 .558 .452*
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,012
N 30 30 30 30
** **
Item_3 Pearson Correlation .627 .558 1 .906**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000
N 30 30 30 30
** * **
Item_4 Pearson Correlation .512 .452 .906 1
Sig. (2-tailed) ,004 ,012 ,000
N 30 30 30 30

d. Kinerja Perawat
Correlations
Item_
Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 6 Item_7 Total
Item_1 Pearson Correlation 1 .649** .713** .636** .558** .429* .451* .765**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,018 ,012 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** **
Item_2 Pearson Correlation .649 1 .791 .585 .505 .633 .796 .863**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,004 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Item_3 Pearson Correlation .713** .791** 1 .636** .558** .686** .731** .889**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** **
Item_4 Pearson Correlation .636 .585 .636 1 .757 .608 .537 .818**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Item_5 Pearson Correlation .558** .505** .558** .757** 1 .812** .455* .803**
Sig. (2-tailed) ,001 ,004 ,001 ,000 ,000 ,012 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** ** ** ** **
Item_6 Pearson Correlation .429 .633 .686 .608 .812 1 .584 .830**
Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** ** ** * **
Item_7 Pearson Correlation .451 .796 .731 .537 .455 .584 1 .794**
Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,000 ,002 ,012 ,001 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** ** **
Total Pearson Correlation .765 .863 .889 .818 .803 .830 .794 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30

c. Uji Regresi (Simple Linear Regression).


Uji regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
sebuah variabel pada variabel yang lain. Dalam analisis regresi sederhana
satu variabel dependen dan satu variabel independen. Analisis regresi
berganda menggunakan model matematis berupa persamaan garis lurus
yang mampu mendefinisikan hubungan antar variabel sesuai dengan tujuan
penelitian. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas yaitu : Etos Kerja (X 1), Budaya Organisasi (X2) dan
Pengembangan Karier (X3) terhadap variabel terikatnya yaitu Kinerja Perawat
(Y) pada Unit Rawat Jalan di RS KARTINI. Persamaan yang digunakan
adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b2X2 + e

Dimana :
Y : Variabel independen (Kinerja Perawat)
a : Konstanta
b1, b2, b3 : Koefisien garis regresi
X1, X2,X3 : Skor dimensi dari variabel independen (Etos
Kerja, Budaya Organisasi dan Pengembangan Karier)
e : Standar error
Hasil Uji Rekresi menunjukkan :
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 174.259 3 58.086 49.497 .000a
Residual 59.851 51 1.174
Total 234.109 54
a. Predictors: (Constant), Pengembangan Karier, Budaya
Organisasi, Etos Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Perawat

Dalam pengujian hipotesis ini digunakan uji 2 (dua) pihak, dengan


kriteria keputusan :
1) Jika nilai F hitung > F tabel maka variabel bebas (X1, X2 dan
X3) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).
2) Jika nilai Fhitung < Ftabel maka variabel bebas (X1, X2 dan X3)
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS Ver. 17.0:

1) Jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel bebas (X1, X2 dan X3)
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
2) Jika nilai Sig. > 0,05 maka variabel bebas (X1, X2 dan X3) tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Berdasarkan hasil output dari Uji Regresi di atas kita dapat melihat
dimana nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel (49.497 > 3,18) dengan
tingkat signifikan di bawah 0,05 yaitu 0,000. Berdasarkan cara pengambilan
keputusan uji simultan dalam analisis regresi dapat disimpulkan bahwa
variabel “ Etos Kerja (X1), Budaya Organisasi (X2) dan Pengembangan Karier
(X3) jika diuji secara bersama-sama atau serempak berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan Kinerja Perawat” di RS KARTINI.

8. Analisa Multivariate (Tujuan : menganalisa variabel yang paling dominan


pengaruhnya bila dilakukan uji bersama-sama) dapat dilakukan melallui uji F
yang digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel
independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Kriteria
pengujiannya adalah :
a. H0 : b1,b2 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. H0 : b1,b2 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α – 5%.S

b. H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α – 5%.

Berdasarhan hal tersebut, maka hasil yang diperoleh dari Analisa

Multivariate adalah sebagai berikut :

Uji Statistik F
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio 174.259 3 58.086 49.497 .000a
n
Residual 59.851 51 1.174
Total 234.109 54
a. Predictors: (Constant), Pengembangan Karier,
Budaya Organisasi, Etos Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Perawat

Dalam pengujian hipotesis ini digunakan uji 2 (dua) pihak, dengan


kriteria keputusan :

a) Jika nilai F hitung > F tabel maka variabel bebas (X1, X2 dan
X3) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).
b) Jika nilai Fhitung < Ftabel maka variabel bebas (X1, X2 dan X3)
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).
Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS Ver. 17.0:
a) Jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel bebas (X1, X2 dan X3)
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
b) Jika nilai Sig. > 0,05 maka variabel bebas (X1, X2 dan X3) tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Berdasarkan hasil output dari Uji Statistik F “ANOVAb“ di atas kita
dapat melihat dimana nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel (49.497 >
3,18) dengan tingkat signifikan di bawah 0,05 yaitu 0,000. Berdasarkan cara
pengambilan keputusan uji simultan dalam analisis regresi dapat disimpulkan
bahwa variabel “ Etos Kerja (X1), Budaya Organisasi (X2) dan
Pengembangan Karier (X3) jika diuji secara bersama-sama atau serempak
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan Kinerja Perawat” RS KARTINI.

Anda mungkin juga menyukai