Laporan PLP I SMK Negeri 9 Malang
Laporan PLP I SMK Negeri 9 Malang
PERSEKOLAHAN I
(PLP I)
DISUSUN OLEH
LULUK LATIFAH (175150600111031)
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
luluklatifah@student.ub.ac.id
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Profil Sekolah ................................................................................................. 3
2.1.1 Sejarah Singkat ........................................................................................ 3
2.1.2 Visi dan Misi ............................................................................................ 3
2.1.3 Sasaran Mutu .......................................................................................... 4
2.1.4 Tujuan ..................................................................................................... 5
2.1.5 Struktur Organisasi dan Tata Kelola Sekolah .......................................... 5
2.2 Peraturan dan Tata Tertib Sekolah ................................................................ 7
2.3 Kegiatan Ceremonial-Formal di Sekolah...................................................... 10
2.4 Kegiatan Rutin.............................................................................................. 12
2.4.1 Kegiatan Kurikuler ................................................................................. 12
2.4.2 Kegiatan Kokurikuler ............................................................................. 13
2.4.3 Kegiatan Ekstrakurikuler ....................................................................... 15
2.5 Kultur Organisasi Sekolah ............................................................................ 18
2.5.1 Praktik Pembiasaan dan Kebiasaan Positif di Sekolah .......................... 18
BAB 3 PENUTUP .............................................................................................. 22
3.1 Ringkasan ..................................................................................................... 22
3.2 Refleksi......................................................................................................... 23
DAFTAR REFERENSI ......................................................................................... 24
LAMPIRAN ...................................................................................................... 25
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tata tertib peserta didik SMK Negeri 9 Malang ...................................... 8
Tabel 2.1 Tata tertib peserta didik SMK Negeri 9 Malang (lanjutan) ..................... 9
Tabel 2.1 Tata tertib peserta didik SMK Negeri 9 Malang (lanjutan) ................... 10
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang guru wajib memiliki standar kompetensi berdasarkan UU No. 14
Th. 2005 pasal 8 tentang Guru dan Dosen (2005) yaitu, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman ilmu pengajaran, mulai dari
pemahaman karakteristik peserta didik sampai dengan mengevaluasi proses dan
hasil pembelajaran. Selanjutnya kompetensi profesional, secara teknis guru harus
memenuhi penguasaan substansi suatu mata pelajaran, penguasaan struktur
kurikulum, silabus sampai dengan peningkatan kualitas kegiatan belajar
mengajar. Kemudian, kompetensi kepribadian meliputi sikap, perilaku, etika yang
dapat diteladani para peserta didik karena tercermin dalam keseharian seorang
guru. Selanjutnya yang terakhir, kompetensi sosial meliputi cara berkomunikasi
secara efektif dan empati dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat.
Sebagai calon guru perlu dibekali dan dipersiapkan secara matang melalui
kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan I yang selanjutnya disingkat PLP I
tercantum dalam Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar
Pendidikan Guru dan Panduan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan
Program Sarjana Pendidikan dari Direktorat Pembelajaran Kemenristekdikti
tahun 2017 sebagai acuan pelaksanaannya. Pengenalan Lapangan Persekolahan
adalah proses pengamatan/observasi dan pemagangan yang dilakukan
mahasiswa program sarjana pendidikan untuk mempelajari aspek pembelajaran
dan pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan (Kemendikbud, 2017).
Kegiatan yang bertujuan untuk membentuk pola pikir, perubahan sikap ke
arah yang lebih baik dan perkuatan nilai-nilai moral serta jati diri mahasiswa guna
membentuk kesiapan mahasiswa program studi Pendidikan Teknologi Informasi
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya sebagai seorang calon pendidik.
Pada pelaksanaannya, mahasiswa melakukan proses pengamatan/observasi
terhadap visi dan misi sekolah, struktur organisasi dan tata kelola, peraturan dan
tata tertib yang berlaku, kegiatan ceremonial-formal, kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler serta kultur sekolah dan praktik pembiasaan dan kebiasaan
positif.
Kegiatan PLP I berlangsung di SMK Negeri 9 Malang dengan beradaptasi
terhadap situasi pandemik Covid-19 saat ini. Terdapat banyak sekali transisi
pembelajaran dari yang semula dilakukan secara luring atau luar jaringan, kini
diterapkan proses pembelajaran secara hybrid, yaitu luring dan daring atau
dalam jaringan. Tentu terdapat implikasi dari penerapan pembelajaran daring
dari sisi teknologi, penerapan media pembelajaran yang tepat dan inovasi
pembelajaran yang mudah dengan biaya rendah perlu dipikirkan sebagai bahan
acuan calon pendidik pada saat proses pembelajaran dan pengelolaan
pendidikan di SMK Negeri 9 Malang.
1
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan dari penulisan laporan PLP I adalah
sebagai berikut.
1. Untuk menjelaskan hasil pengamatan visi dan misi di SMK Negeri 9
Malang
2. Untuk menjelaskan hasil pengamatan struktur organisasi dan tata kelola
di SMK Negeri 9 Malang
3. Untuk menjelaskan hasil pengamatan peraturan dan tata tertib di SMK
Negeri 9 Malang
4. Untuk menjelaskan hasil pengamatan kegiatan-kegiatan ceremonial-
formal di SMK Negeri 9 Malang
5. Untuk menjelaskan hasil pengamatan kegiatan-kegiatan rutin berupa,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler di SMK Negeri 9 Malang
6. Untuk menjelaskan hasil pengamatan kultur dan praktik-praktik
pembiasaan dan kebiasaan positif di SMK Negeri 9 Malang.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan kegiatan PLP I adalah sebagai
berikut.
1. Bagi SMK Negeri 9 Malang
Mengetahui hasil pengamatan langsung terkait kondisi SMK Negeri 9
Malang mulai dari visi dan misi, struktur organisasi dan tata kelola di
sekolah, peraturan dan tata tertib sekolah, kegiatan-kegiatan ceremonial-
formal di sekolah, kegiatan-kegiatan rutin berupa, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, kultur sekolah dan praktik-praktik pembiasaan dan
kebiasaan positif di sekolah yang dapat ditingkatkan melalui perbaikan
untuk hasil pengamatan yang memperoleh catatan kurang maksimal
dalam penerapannya.
2. Bagi Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi
Mengetahui proses pemagangan di sekolah guna meningkatkan
kompetensi mahasiswa sebagai lulusan sarjana dan mendapatkan
masukan mengenai kasus pendidikan yang dapat dijadikan sebagai bahan
penelitian.
3. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kompetensi dan pemahaman terkait aspek pembelajaran
dan tata kelola pendidikan untuk dijadikan acuan pada saat proses
pembelajaran di kegiatan PLP II.
2
BAB 2 PEMBAHASAN
3
Secara garis besar untuk pemaparan visi dan misi memang dipaparkan
pada saat apel di hari Senin pagi. Seluruh warga sekolah mengucapkan visi dan
misi dengan khidmat yang dipimpin langsung oleh pemimpin apel. Hal ini telah
berlangsung baik sebelum dan saat pandemik Covid-19 berlangsung.
4
2.1.3.2 Pemenuhan Persyaratan Pelanggan
Pelanggan SMK Negeri 9 Malang ditetapkan menjadi:
1. Pelanggan Eksternal: Siswa dan Orang Tua/Wali Siswa, DU/DI, Dinas
Pendidikan (daerah dan pusat)
2. Pelanggan Internal: Guru dan Karyawan SMK Negeri 9 Malang produk
SMK Negeri 9 Malang yang disampaikan kepada pelanggan adalah buku
laporan pendidikan (rapor), ijazah kelulusan dan prestasi/kompetensi
siswa dalam hal EQ, IQ dan SQ. Untuk mengetahui/mengukur kinerja
sistem manajemen mutu organisasi dari sisi pelanggan, dilakukan survei
dengan menyebarkan kuesioner untuk mengetahui persepsi/tingkat
kepuasan dan harapan pelanggan. Analisis untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan dilakukan mengacu pada prosedur pengukuran
kepuasan pelanggan. Kemudian, keluhan pelanggan ditindaklanjuti
berdasarkan prosedur penanganan keluhan pelanggan (SMK Negeri 9
Malang, 2020).
2.1.4 Tujuan
1. Melakukan pembiasaan untuk menguatkan pendidikan karakter bagi
semua warga sekolah
2. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sistem penjaminan
mutu berlangsung dengan baik
3. Melakukan penyelarasan kurikulum sekolah dengan dunia usaha dan
dunia industri
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar mutu DU/DI
5. Melakukan pembiasaan melestarikan lingkungan hidup guna mencapai
keselarasan ekosistem sekolah
6. Menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan bagi warga (SMK Negeri 9
Malang, 2020).
5
Dari jabatan struktural tingkat tertinggi yakni kepala sekolah, dibantu
dengan melakukan koordinasi dan pemberian instruksi dari dan kepada komite
sekolah dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sampai tingkat terendah yakni
peserta didik. Kemudian terdapat jabatan manajemen mutu yang membawahi
audit internal, wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat/humas, wakil
kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, bendahara BOS, dan
bendahara BPOPP.
Untuk membantu pekerjaan, beberapa wakil kepala sekolah membawahi
bidang lain seperti wakil kepala sekolah bidang humas yakni POKJA Prakerin,
DU/DI, POKJA BKK. Sementara, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dibantu
oleh pembina OSIS dan koordinator ekstrakurikuler. Selanjutnya, di bawah
terdapat kepala program keahlian dari TBSM (Teknik Bisnis Sepeda Motor), RPL
(Rekayasa Perangkat Lunak), TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) dan Animasi.
Kemudian, terdapat guru, wali kelas, dan guru BK (Bimbingan Konseling) sebelum
struktur dengan tingkat terendah yakni peserta didik dengan garis instruksi.
6
2.2 Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan dan wawancara yang
dilakukan dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yakni Andrian Suhandi,
M.Pd., dapat disimpulkan bahwa untuk peraturan dan tata tertib memang
tertera pada masing-masing ruangan di SMK Negeri 9 Malang. Memang ada
beberapa yang tidak lagi terpasang karena sudah mengalami kerusakan dan ada
yang sudah hilang.
Peraturan dan tata tertib juga beberapa sudah tersampaikan ketika
pembelajaran luring berlangsung di kelas. Tersampaikan juga saat apel pagi dan
disampaikan kembali oleh masing-masing wali kelas serta guru BK atau tim tata
tertib. Peraturan dan tata tertib tersebut bertujuan untuk memupuk kedisiplinan
peserta didik, dengan tujuan menghindari peserta didik dari perbuatan yang
tidak terpuji, serta sebagai upaya preventif dan pembinaan untuk peserta didik di
SMK Negeri 9 Malang.
Dalam peraturan dan tata tertib tersebut tertera dengan jelas tujuan tata
tertib dilaksanakan, hak yang dimiliki peserta didik di dalam sekolah, kewajiban
yang harus dilakukan oleh peserta didik di dalam sekolah, perihal masuk sekolah,
larangan-larangan yang diberlakukan, beserta sanksi/hukum bagi pelanggar.
Sanksi-sanksi tersebut juga dibagi menjadi dua tingkatan yakni sanksi biasa dan
sanksi khusus berdasarkan pelanggaran yang telah dilakukan. Seluruh peraturan
dan tata tertib peserta didik bersifat mengikat.
Pelanggaran tata tertib sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu
pelanggaran ringan dan pelanggaran berat. Pelanggaran ringan yaitu
pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan yang menyangkut hal masuk sekolah,
seperti penggunaan seragam yang salah dan keterlambatan. Sedangkan
pelanggaran berat merupakan pelanggaran yang dapat melanggar norma atau
menjatuhkan nama baik sekolah, seperti bullying, hamil selama tercatat sebagai
peserta didik, melakukan pelecehan terhadap simbol negara, terbukti
menggunakan barang-barang terlarang serta tindakan lainnya yang dapat
mencoreng nama baik sekolah.
Dalam pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pun
menggunakan prosedur yang berbeda. Jika pada pelanggaran ringan peserta
didik dapat langsung diberikan peringatan baik secara lisan maupun tertulis,
pemberitahuan kepada orang tua, dan/atau tambahan poin pelanggaran pada
buku saku. Sementara, pada pelanggaran berat harus diadakan pertemuan
terlebih dahulu antara pihak tim tata tertib, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, guru BK beserta dengan peserta didik sebagai pelanggar dan orang
tua yang bersangkutan. Dalam pertemuan tersebut akan dibahas mengenai
sanksi yang akan diterima oleh peserta didik tersebut secara musyawarah
sehingga menghasilkan sebuah kesepakatan yang mutlak sesuai dengan
kebijakan sekolah seperti skorsing, atau bahkan pengembalian kepada orang tua
dengan kata lain dikeluarkan dari sekolah.
7
Tata tertib peserta didik tersebut juga tercantum pada buku saku untuk
para peserta didik. Walaupun dalam praktiknya penggunaan buku saku dirasa
kurang efektif dikarenakan banyak peserta didik yang menghilangkanya ataupun
tidak membawanya ke sekolah. Buku saku merupakan suatu sistem monitoring
pelanggaran peserta didik. Dalam pelaksanaannya, poin pelanggaran akan ditulis
pada buku saku, kemudian terdapat reward bagi peserta didik yang didapati
melakukan perbuatan baik di sekolah, reward ini biasanya berupa pengurangan
poin pelanggaran. Reward tersebut merupakan bentuk apresiasi sekolah
terhadap para peserta didik yang telah berusaha melakukan kegiatan positif di
sekolah. Peraturan dan tata tertib peserta didik SMK Negeri 9 Malang tertera
secara lengkap pada Tabel 2.1 di bawah.
I. TUJUAN
1. Untuk mendidik kedisiplinan peserta didik.
2. Untuk menghindarkan peserta didik dari perbuatan yang tidak terpuji.
3. Sebagai upaya preventif bagi pembinaan peserta didik.
1. Semua peserta didik harus hadir/masuk di sekolah selambat-lambatnya 5 (lima) menit sebelum pelajaran
dimulai
2. Memakai seragam sesuai dengan aturan SMKN 9 Malang,
3. Senin :putih + abu-abu (lengkap dasi, topi sekolah, sabuk) bersepatu sekolah warna hitam
4. Selasa :Katelpak + abu-abu (baju dikeluarkan semua peserta didik) bersepatu sekolah warna hitam
5. Rabu :Katelpak + Hitam (baju dikeluarkan semua peserta didik) bersepatu sekolah warna hitam
6. Kamis :Batik + Hitam (baju dikeluarkan semua peserta didik) bersepatu sekolah warna hitam
7. Jum’at :Pramuka (lengkap hasduk sabuk bagi peserta didik perempuan baju dikeluarkan) bersepatu sekolah
warna hitam
Semua peserta didik yang datang terlambat, ditangani oleh tim kedisiplinan dan tata tertib sekolah
8
Tabel 2.2 Tata tertib peserta didik SMK Negeri 9 Malang (lanjutan)
V. LARANGAN-LARANGAN
1. Meninggalkan kelas / sekolah selama jam pelajaran berlangsung kecuali dengan seizin guru
pengajar dan guru piket.
2. Membeli makanan dan minuman di luar lingkungan sekolah
3. Menerima surat-menyurat dan tamu di sekolah.
4. Mengganggu jalannya pelajaran baik di kelasnya maupun di kelas lain.
5. Berada dan bermain di lingkungan parkir dan sekitar sekolah.
6. Memelihara kuku panjang, mengecat kuku, memakai make up dan rok span/celana pensil dan
bertato bagi semua peserta didik.
7. Bertindik dan berambut panjang / gondrong dan memakai topi bebas bagi peserta didik putra.
8. Membawa dan atau merokok baik di lingkungan sekolah maupun di luar.
9. Melakukan tindakan yang melanggar hukum.
10. Membawa senjata tajam, senjata api, atau alat berbahaya lain berupa apa-pun yang tidak ada
hubungannya dengan pendidikan dan pelajaran sekolah.
11. Membawa, menyimpan, memakai dan mengedarkan minuman keras/ narkoba , obat-obatan
terlarang lainnya/ sejenisnya.
12. Membawa, menyimpan, dan atau memperlihatkan, mengedarkan buku bacaan, gambar, animasi,
film, CD, VCD, DVD, laptop, tablet, dan media lain yang berisi pornografi.
13. Berkelahi, berjudi, dan main hakim sendiri.
14. Mencuri, merampas, mengompas orang lain baik di dalam maupun di luar sekolah.
15. Melakukan tindakan yang mengakibatkan kerugian, dan kerusakan inventaris sekolah maupun
perorangan.
16. Mengancam, mengintimidasi peserta didik lain, karyawan, guru, dan kepala sekolah.
17. Menikah selama masih tercatat sebagai peserta didik.
18. Hamil / menghamili selama tercatat sebagai peserta didik.
19. Melakukan tindakan yang bersifat asusila ban bertentangan dengan norma dan nilai-nilai agama.
20. Membentuk / menjadi anggota perkumpulan / geng yang bersifat negatif
21. Tindakan diskriminasi terhadap sesama peserta didik yang berlatarkan SARA
22. Pelecehan terhadap simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia (Bendera, Lambang, Foto
Presiden, dan wakil presiden)
23. Membully baik ucapan atau perbuatan di dalam lingkungan atau di luar sekolah
9
Tabel 2.3 Tata tertib peserta didik SMK Negeri 9 Malang (lanjutan)
SANKSI KHUSUS
1. Siswa-siswi yang menggunakan topi bebas, aksesories bagi siswa dan aksesoris yang berlebihan
bagi siswi, atribut bukan atribut SMK N 9 malang, sepatu bebas dan tidak berwarna hitam pada
saat berada di lingkungan sekolah akan dikenakan tindakan berupa penyitaan barang tersebut
dan akan dikembalikan setelah ada kesepakatan dengan orang tua.
2. Siswa-siswi menggunakan HP di kelas yang tidak terkait penggunaannya dengan kegiatan belajar
mengajar dan membawa, menyimpan, atau memperlihatkan, mengedarkan buku bacaan,
gambar, animasi, film, CD, VCD, DVD, laptop, tablet, dan media lain yang berisi pornografi
dikenakan tindakan berupa penyitaan barang tersebut dan akan dikembalikan setelah ada
kesepakatan dengan orang tua.
HAL-HAL YANG BELUM TERCANTUM DALAM ATURAN SEKOLAH TATA TERTIB SISWA INI AKAN
DITENTUKAN KEMUDIAN SESUAI DENGAN KEBIJAKAN SEKOLAH
Kepala Sekolah
10
Seperti pada tanggal 17 Agustus 2020 lalu peserta didik diminta untuk
mengikuti upacara dengan bukti screenshot. Gambar 2.3 di bawah merupakan
kegiatan upacara peringatan hari Kesaktian Pancasila sebelum adanya pandemik
Covid-19. Kemudian pada Gambar 2.4 menunjukkan kegiatan apel pagi saat
pandemik Covid-19 untuk warga sekolah kecuali peserta didik. Sementara untuk
upacara peringatan Hari Pramuka dapat dilihat pada Lampiran 15.
11
2.4 Kegiatan Rutin
2.4.1 Kegiatan Kurikuler
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan dan wawancara yang
dilakukan dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yakni Andrian Suhandi,
M.Pd., bahwa untuk saat ini, mayoritas kegiatan belajar mengajar di sekolah
masih dilakukan secara daring. Tetapi untuk kegiatan mata pelajaran produktif
kelas XI dilakukan secara luring dengan izin dari pemerintah setempat. Hal ini
dikarenakan siswa kelas XI akan menghadapi Prakerin atau Praktik Kerja Industri
pada semester depan, sehingga perlu untuk mengasah keterampilan praktik
mereka. Dalam praktiknya pembelajaran daring menggunakan media
pembelajaran seperti Google Classroom, social media seperti Youtube dan
WhatsApp, serta media konferensi seperti Zoom Meeting dan/atau Google Meet.
Sedangkan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara
luring, diberlakukan beberapa ketentuan yaitu hanya diperuntukkan untuk
pembelajaran praktik yang memerlukan alat di sekolah. Kemudian, setiap
ruangan hanya berisi maksimal 18 peserta didik dan setiap peserta didik hanya
mengikuti pembelajaran secara luring satu kali dalam seminggu. Hal demikian
berlakukan mulai tanggal 19 Oktober 2020 sampai dengan Desember saat akan
melakukan Penilaian Akhir Semester atau PAS. Berikut kegiatan kurikuler di kelas
industri Axioo pada program keahlian TKJ pada gambar 2.5 yang sedang
melakukan perakitan pada smartphone. Sementara pada gambar 2.6 merupakan
kegiatan kurikuler di kelas Honda pada program keahlian TBSM saat melakukan
ujian kompetensi.
12
Gambar 2.6 Kegiatan kurikuler pembelajaran kelas Honda
Sumber: SMK Negeri 9 Malang (2020)
13
Gambar 2.7 Kunjungan industri TBSM ke Astra Honda Motor Cikarang
Sumber: SMK Negeri 9 Malang (2020)
Sementara pada Gambar 2.8 merupakan studi banding di kelas untuk
program keahlian TKJ. Kegiatan studi banding biasanya dilakukan untuk
mendapatkan perbedaan dari sisi pengajaran, evaluasi bahkan fasilitas yang
dimiliki oleh sekolah yang dituju. Selanjutnya pada Gambar 2.9 para guru sedang
melakukan kegiatan foto bersama saat melakukan studi banding di SMK
Muhammadiyah Kudus. Sementara kunjungan industri program keahlian
Animasi, TKJ dan RPL terlampir pada Lampiran 14.
14
Gambar 2.9 Studi banding ke SMK Muhammadiyah Kudus
Sumber: SMK Negeri 9 Malang (2020)
15
Pembinaan ekstrakurikuler cukup tertib dan disiplin sehingga kegiatan
terlaksana dengan baik sesuai dengan jadwalnya. Pembina dari masing-masing
ekstrakurikuler merupakan guru dan tambahan pembina dari luar sekolah. Ketika
pandemik Covid-19, pihak SMK Negeri 9 Malang berusaha mengikuti aturan
pemerintah setempat untuk itu kegiatan ekstrakurikuler ditiadakan terlebih
dahulu. Tetapi ada beberapa ekstrakurikuler seperti Badan Dakwah Islam (BDI)
dilakukan secara daring. Jadi mereka, berkomunikasi lewat virtual meeting.
Seperti OSIS, meskipun 100% programnya belum terlaksana karena pandemik
Covid-19 ini, terdapat kegiatan yang baru saja berlangsung pada hari Senin, 9
November 2020 lalu terselenggara program untuk pemilihan pengurus OSIS
secara daring. Anggota OSIS melakukan penjaringan bakal calon ketua OSIS,
wakil ketua OSIS, sekretaris OSIS, bendahara OSIS, atau dapat disebut pengurus
inti OSIS lewat Zoom Meeting. Kemudian terkait hak pilih hanya dimiliki oleh
bapak, ibu guru, peserta didik dan semua warga sekolah. Gambar 2.10
menunjukkan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dengan atribut dan seragam
lengkap. Gambar 2.11 menunjukkan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan atau
LDK untuk ekstrakurikuler MPK, OSIS, Paskibra dan Pramuka.
16
Gambar 2.12 di bawah merupakan ekstrakurikuler bahasa Inggris.
Sementara, Gambar 2.13 menunjukkan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka saat
mengikuti perlombaan.
17
Gambar 2.15 Ekstrakurikuler voli
Sumber: SMK Negeri 9 Malang (2020)
18
Pada intinya peserta didik harus disiplin dalam mengerjakan tugas,
mengikuti pembelajaran melalui Zoom Meeting, berperilaku yang beradab dan
berpakaian sesuai aturan dan tetap diharuskan mengikuti atribut sesuai jadwal
yang berlaku. Hal ini mengingat sebagai upaya pembiasaan dan kebiasaan positif
baik di rumah maupun di sekolah agar terus menerapkan kedisiplinan. Kegiatan
positif yang sudah dibiasakan tercermin pada Gambar 2.17 yang menunjukkan
kegiatan kedisiplinan untuk bersalaman kepada guru pada saat pembelajaran
luring.
19
2.5.1.3 Penggunaan Seragam Sekolah
Memang dalam memonitoring peserta didik dalam pelaksanaanya terjadi
banyak kendala karena memonitoring secara daring bukanlah hal yang mudah,
tetapi karena sekarang sudah ada pembelajaran luring seperti di kelas XII. Jadi,
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan setiap pagi di depan gerbang sekolah
bukan hanya menyambut peserta didik tetapi juga mengecek peserta didik
terkait ketertiban aturan, mulai dari seragam, rambut, kuku, dan atribut sekolah.
Karena sudah kembali ke sekolah maka harus mengikuti peraturan dan
tata tertib sekolah yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pada pelaksanaannya
masih terdapat banyak pelanggaran aturan dan tata tertib tersebut, jika rambut
panjang tidak sesuai ketentuan maka dipotong di hari itu juga, jika kuku panjang,
maka ditegur dan ditindaklanjuti untuk dipotong kukunya dihadapan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan.
Sementara untuk penggunaan seragam beserta atribut sekolah
ditentukan berdasarkan aturan dan tata tertib SMK Negeri 9 Malang yang
berlaku sesuai jadwal penggunaannya. Seluruh peserta didik mentaati aturan
yang berlaku, namun untuk pembelajaran luring, dibebaskan tidak wajib
menggunakan seragam sekolah. Untuk pembelajaran luring juga, peserta didik
dicek suhu tubuh dan diwajibkan mencuci tangan serta menggunakan masker
sebelum memasuki area sekolah seperti pada Gambar 2.18.
20
2.5.1.4 Anjuran Menjaga Kebersihan
Anjuran secara verbal saat upacara maupun saat kegiatan belajar
mengajar bertujuan dalam menjaga kebersihan pada SMK Negeri 9 Malang
dilakukan dengan memupuk kepedulian terhadap kebersihan sekolah.
Kebersihan di dalam ruang kelas maupun di luar kelas. Agar konsisten pembiasan
ini dilakukan dengan penjadwalan piket harian di kelas serta disediakannya
tempat sampah di depan masing-masing ruangan, dengan demikian upaya
menjaga kebersihan didukung penuh oleh SMK Negeri 9 Malang. Terdapat
pelaksanaan kebersihan setiap dua kali dalam sebulan di hari Jum’at untuk warga
sekolah dengan tujuan menjaga fasilitas agar tetap nyaman, bersih, asri, saat
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
21
BAB 3 PENUTUP
3.1 Ringkasan
Melalui kegiatan PLP I yang telah dilakukan di SMK Negeri 9 Malang,
merupakan wujud persiapan mahasiswa sebagai calon pendidik yang berkualitas,
berkompetensi, berpengalaman, bertanggung jawab dan mandiri. Berdasarkan
hasil pengamatan/observasi dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Visi dan misi SMK Negeri 9 Malang terdapat pada website secara maya,
dan ruang Kepala Sekolah serta lobi untuk fisiknya. Visi dan misi tidak
hanya yang dapat dilihat saja, namun diucapkan pula ketika apel pagi di
hari Senin bersama seluruh warga sekolah.
2. Untuk struktur organisasi dan tata kelola sekolah dibuat sebagai bentuk
untuk memanajemeni kegiatan di sekolah berdasarkan jabatan struktural
yang ada, agar tidak terjadi overlapping jabatan, serta memudahkan
untuk melakukan suatu hal sebagaimana fungsinya. Stuktur organisasi
dan tata kelola SMK Negeri 9 Malang dibuat dalam suatu bagan yang
memiliki garis instruksi dan koordinasi.
3. Peraturan yang dibuat oleh SMK Negeri 9 Malang dibuat mengikat dan
dijadikan sebagai pedoman sebagai warga sekolah, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Tertera pada setiap ruangan dan disampaikan oleh
wali kelas, guru BK serta tim tata tertib.
4. Kegiatan ceremonial-formal terjadwal dan rutin dilakukan oleh seluruh
warga sekolah. Kegiatan ceremonial-formal adalah upacara bendera dan
upcara untuk memperingati hari besar tertentu.
5. Kemudian, untuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah
merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan minat,
bakat, pemahaman baru seperti kunjungan industri dan studi banding,
dan kegiatan ekstrakurikuler sangat beragam seperti pramuka, OSIS, voli,
dan Bahasa Jerman dan lain sebagainya. Namun saat masa pandemik
Covid-19 seluruh kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler ditiadakan.
6. Selanjutnya, untuk kultur sekolah yang sudah dibangun, hal ini terlihat
pada saat praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di sekolah
diterapkan. Tercermin pada saat peserta didik melakukan 3S, kemudian
guru dan peserta didik kondusif saat melakukan pengkondisian awal
belajar dengan memperhatikan suasana pembelajaran yang tenang dan
nyaman. Penggunaan seragam sekolah juga dilakukan oleh mayoritas
peserta didik sebagai bentuk kedisiplinan. Kemudian, seluruh warga
sekolah juga saling mengingatkan mengenai hal-hal untuk menjaga
kebersihan, menjaga ketenangan dan memanfaatkan waktu dengan baik.
22
3.2 Refleksi
Pengalaman selama proses pemagangan di SMK Negeri 9 Malang melalui
kegiatan PLP I memberikan saya gambaran terkait dunia kerja di instansi
pendidikan. Melalui kegiatan ini, saya lebih banyak mendapatkan pemahaman
baru bagaimana mengelola suatu sekolah, mulai dari menentukan tujuan sekolah
dengan menyusun visi dan misi untuk menjalankan kegiatan organisasi sekolah.
Kemudian, dalam hal memanajemeni sekolah dibutuhkan struktur organisasi
sekolah yang jelas agar setiap individu memiliki jabatan dan bertanggung jawab
atas jabatan tersebut. Mempersiapkan saya dalam menjadi seorang tenaga
pendidik untuk memahami kultur sekolah yang dibangun, tentu akan berbeda
dengan sekolah lain. Kultur yang baik dibangun agar mempermudah proses
pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Pembiasaan positif di
sekolah dibangun demi terciptanya kultur yang menjadi ciri khas SMK Negeri 9
Malang. Melalui aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah untuk seluruh
warga sekolah merupakan upaya membangun kedisiplinan terhadap saya salah
satunya sebagai mahasiswa PLP I.
23
DAFTAR REFERENSI
Kemendikbud, 2005. Guru dan Dosen. [daring] Jakarta: Kementerian Hukum dan
HAM Republik Indonesia. Tersedia pada:
<https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2005/14TAHUN2005UU.htm>.
RI, K.H. dan H., 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. [daring] Jakarta, Indonesia:
Sekretariat Kabinet RI. Tersedia pada: <https://setkab.go.id/wp-
content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf>.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan PLP
25
Lampiran 2 Surat Rekomendasi PLP
26
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Kultur Sekolah
27
28
29
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Struktur Organisasi dan Tata Kerja
30
31
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Visi Misi Sekolah
32
33
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
34
35
36
Lampiran 7 Serah Terima Mahasiswa PLP I dan PLP II
37
Lampiran 8 Foto Wawancara Bersama Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan
38
Lampiran 9 Foto Wawancara Bersama Wakil Kepala Sekolah Humas
39
Lampiran 10 Foto bersama Rekan Mahasiswa PLP dan Wakil Kepala Sekolah
Humas
40
Lampiran 11 Visi Misi SMK Negeri 9 Malang di Website
41
Lampiran 13 Tata Tertib Peserta Didik SMK Negeri 9 Malang Fisik
42
43
44
45
Lampiran 14 Kunjungan Industri Program Keahlian Animasi, TKJ dan RPL
46
Lampiran 16 Penjemputan PLP I
47