Anda di halaman 1dari 6

3.

Peran dan Tanggung Jawab Guru Pembimbing Khusus (GPK)


Guru Pendidikan Khusus adalah guru yang berkualifikasi sarjana (S1) pendidikan luar biasa (ortopedagog) yang
memiliki tugas dan fungsi sebagai pendamping, dan bekerja sama dengan guru kelas atau guru bidang studi
dalam memberikan assesmen, menyusu program pengajaran individuan. Disamping itu GPK bertugas
memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada sekolah inklusif. Materi yang menjadi
tanggung jawab GPK meliputi layanan pembelajaran pra-akademik, layanan kekhususan dan layanan
pendidikan bagi anak berk4ebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam pembelajaran akademik. Sesuai
dengan tugas dan kewenangannya, maka GPK haruslah berlatar belakang pendidikan khusus atau guru reguler
yang telah mendapatkan pelatihan yang memadai tentang layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

Selain berperan seperti halnya guru pada umunya, GPK memiliki peran khusus yaitu:

1. Mengembangkan dan memelihara kesepadanan optimal ABK dengan anak lain.


2. Menjaga agar kehadiran ABK tidak mengganggu pelaksanaan program endidikan sekolah umum.
3. Mengembangkan dan meningkatkan program pendidikan inklusi.
4. Mengusahakan keserasian suasana pendidikan di sekolah dan di tengah-tengah keluarga anak
berkebutuhan khusus.
Tugas Guru Pembimbing Khusus :
1. Tugas menyelenggarakan assesmen
Asesmen adalah penilaian yang mengacu pada berbagai Instrumen yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi seperti pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan tingkah laku anak. Proses pengumpulan
informasi tentang seorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan anak Penyelenggaraan asesmen khusus bertujuan :

 Mengetahui jenis dan tingkat ABK.


 Mengetahui jenis dan tingkat kendala ABK.
 Mengetahui berbagai potensi yang dimiliki ABK.
 Mengetahui berbagai kebutuhan ABK.
 Mengetahui kemajuan atau hasil pencapaian ABK dalam proses pelayanan kependidikan khusus.
         Tugas menyelenggarakan asesmen dilakukan secara bertahap meliputi:

 asesmen diagnostik, dilaksanakan pada waktu ABK mulai masuk sekolah atau pada waktu mengalami
kesulitan dalam proses belajar mengajar.
 asesmen formatif, dilaksanakan bersamaan penyelenggaraan bimbingan, latihan, pengajaran
kompensatif.
 asesmen sumatif, dilaksanakan pada tahap akhir penyelenggaraan pendidikan khusus.
2. Tugas menyelenggarakan kurikulum plus (pendidikan kompensatoris)
Kurikulum tambahan ini tidak ada dalam kurikulum standar. Kurikulum tambahan ini berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan kompensatoris yang bersifat membimbing, melatih,dan membenahi anak berkebutuhan
khusus untuk mempersiapkan berintegrasi ke dalam klas bersama-sama anak awas. Penyelenggaraan kurikulum
plus bertujuan mencapai kesepadanan optimal ABK dengan peserta didik lain.

Kurikulum plus ini terdiri dari dua bagian :

 Memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan kemampuan mereka
melaksanakan kehidupan sekolah. Bagian ini meliputi: latihan kedriaan, latihan Orientasi dan Mobilitas
(tunanetra), bina persepsi bunyi dan irama (tunarungu), bina diri (tunagrahita), bina gerak (tunadaksa),
bina pribadi dan sosial (tunalaras), bina komunikasi (autis), latihan Olah Raga dan Kesehatan, latihan
keterampilan sehari-hari, dan bimbingan sosialisasi. Bagian pertama dari kurikulum plus ini disebut juga
bimbingan penyesuaian anak berkebutuhan khusus di sekolah.
 Memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk mempersiapkan diri mengikuti
pelajaran di dalam klas. Bagian ini meliputi pengajaran konsep dasar bahasa, baca tulis Braille
(tunanetra), komunikasi total (tunarungu) dan pengajaran konsep dasar matematika, IPA, dan IPS; serta
latihan alat bantu-peraga khusus. Bagian kedua dari kurikulum plus ini disebut bimbingan penyesuaian
anak berkebutuhan khusus ke dalam klas.
3. Tugas menyelenggarakan layanan pembelajaran khusus
Pengajaran khusus adalah pengajaran yang diberikan kepada ABK yang di dalam proses belajar mengalami
ketidaksesuaian dengan tuntutan kurikulum standar. Penyelenggaraan ini bertujuan mencapai kesesuaian
optimal ABK dengan tuntutan program pendidikan mereka.
Pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan meliputi:

 Pengajaran remedial, diberikan jika ABK di dalam proses belajar mengajar di klas mengalami
ketidakjelasan, salah pengertian dan atau kesalahan cara mengajar guru,
 Pengajaran akselerasi, diberikan kepada ABK yang mengalami kecerdasan istimewa dan berprestasi luar
biasa dalam pelajarannya,
 Pengajaran pengayaan, diberikan kepada semua ABK untuk memperkaya pengalaman kongkret sesuai
dengan program pengajaran mereka.
 Pembelajaran individual dengan program pembelaaran individual (PPI): dilaksanakan terhadap ABK
dengan kecerdasan di bawah rata-rata dan tidak mampu mengikuti pembelajaran dengan kurikulum
standar.
4. Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah
Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah adalah pelayanan kepada orang tua dan anggota keluarga ABK
untuk mengembangkan pengertian dan sikap wajar terhadap ABK.

Penyelenggaraan kunjungan rumah bertujuan menyelaraskan, menyerasikan, dan menyepadankan suasana


pendidikan di rumah dan suasana pendidikan & sekolah, yang tugas-tugasnya meliputi:

1. Bimbingan kepada orangtua dan keluarga ABK.


2. Bimbingan dan latihan-latihan kepada ABK terhadap hal-hal yang sulit dilaksanakan di sekolah.
5. Tugas menyelenggarakan adaptasi media
Adaptasi media misalnya kegiatan mengalihhurufkan dari huruf Braille ke huruf visual, atau sebaliknya, serta
memperbesar ukuran huruf untuk anak low vision. Penyelenggaraan adaptasi media bertujuan:

 Menghilangkan kesenjangan komunikasi tertulis/ lesan antara ABK dengan para Guru Klas / Guru
Bidang studi.
 Melengkapi bahan pelajaran tertulis yang relevan dengan ABK (tunanetra: dalam huruf Braille dan atau
huruf visual ukuran besar).
6. Tugas pengelolaan alat bantu/ paraga khusus/ buku khusus/ media khusus
Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus adalah pengelolaan alat pengajaran, alat peraga, dan buku-buku khusus
bagi ABK, Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus bagi ABK bertujuan:

 Menjamin efisiensi optimal penggunaan alat bantu/peraga khusus dan buku-buku ABK.
 Membebaskan para Guru Klas / Guru Bidang studi dari tugas mengelola alat bantu/peraga khusus.
Tugas mengelola alat bantu/peraga khusus dan buku ABK meliputi:

 Menyimpan serta merawat alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.


 Mengatur penggunaan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.
 Mengurus pengadaan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.
 Mengembalikan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK yang sudah tidak digunakan secara aktif pada
Pusat Material Pendidikan Inklusi Tunanetra.
 Membuat alat bantu/peraga sederhana.
7. Tugas menyelenggarakan pengembangan program
Pengembangan program Pendidikan Inklusi adalah:

 Pembinaan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas para GPK dan guru kelas/ mata pelajaran/ BP.
 Pembinaan wawasan, sikap dan perilaku profesional di kalangan para GPK dan guru kelas/ mata
pelajaran/ BP.
 Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran dalam mengadaptasi pembelajaran agar
pembelajaran dapat dilakukan mampu mengakomodasi kebutuhan semua peserta didik (termasuk ABK).
 Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran dalam mengadaptasi penilaian.
 Melakukan bimbingan kepada warga sekolah dalam memperlakukan ABK dengan tepat.
8. Tugas menyelenggarakan administrasi khusus
Administrasi khusus adalah segala kegiatan administrasi yang diperlukan bagi ABK dan yang tidak termasuk ke
dalam administrasi sekolah. Penyelenggaraan administrasi khusus bertujuan:

 Menjaga kelancaran dan kestabilan administrasi sekolah.


 Mendukung dan melengkapi tugas-tugas para GPK dan dan guru kelas/ mata pelajaran/ BP.
Tugas menyelenggarakan administrasi khusus meliputi:
 Menyusun jadwal tugas seminggu untuk masa pelaksanaan satu semester/ tahunan, dan mengusahakan
pengesahannya kepada Kepala Sekolah.
 Menyusun laporan pelaksanaan tugas bulanan dan menyampaikan kepada Kepala Sekolah serta pihak-
pihak lain yang berkepentingan
 Merekam hasil asesmen dan evaluasi khusus, menyimpan dan mengatur penggunaan dokumen-dokumen
evaluasi khusus,
 Menyelenggarakan administrasi pelaksanaan kurikulum plus/ pengajaran kompensatif, kunjungan
rumah, pengelolaan alat bantu/peraga khusus, adaptasi media/ alat, serta menyelenggarakan administrasi
pengembangan program.
 Melaksanakan administrasi yang berkaitan dengan jabatan GPK .

Peranan dan Tanggungjawab Guru Pembimbing Khusus

Guru pembimbing khusus adalah guru yang didatangkan dari SLB terdekat untuk mebantu dalam mendidik anak
berkebutuhan khusus di sekolah tersebut. Peran guru pembimbing khusus antara lain:

1. Menyusun instrumen asesmen pendidikan dengan guru kelas dan guru mata pelajaran
2. Mengkoordinasikan hubungan antara guru, pihak sekolah dengan orang tua siswa.
3. Memberikan bimbingan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga anak mampu mengatsi
hambatan atau kesulitan dalam belajar.
4. Memberikan bantuan kepada guru kelas/guru mata peajaran dalam bentuk diskusi agar mereka
pelayanan pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
5. Memberikan saran dan dukungan pada peserta didik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
disekolah.
6. Bersama dengan guru di sekolah, guru pembimbing khusus dapat merancang kurikulum individual bagi
anak berkebutuhan khusus.
7. Sebagai fasilitator.

Mekanisme kerja Guru Pembimbing Khusus:

1. Membuat jadwal kunjungan ke sekolah


2. Berdiskusi dengan wali kelas anak berkebutuhan khusus terutama dalam penjelasan tentang komdisi
anak termasuk menyampaikan implikasi pendidikannya seperti: metode mengajar, alat bantu belajar,
atau spesifikasi lainnya.
3. Membuat kesepakatan anatara guru pembimbing khusus dengan anak berkebutuhan khusus tentang
program layanan yang diberikan.
4. Membuat agaenda kegiatan (administrasi) yang akan dijadikan sebagai laporan kepada yang
berkepentingan.
5. Mengevaluasi kerja setiap akhir semester.

Pedoman Khusus Penyelenggara Inklusi tahun 2007 tugasGPK antara lain adalah (1) Menyusun instrumen
asesmen pendidikan bersama-sama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran, (2) Membangun sistem
koordinasi antara guru, pihak sekolah dan orang tua peserta didik, (3) Melaksanakan pendampingan ABK pada
kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan guru kelas/guru mata pelajaran/guru bidang studi, (4) Memberikan
bantuan layanan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remidi ataupun pengayaan, (5) Memberikan bimbingan secara
berkesinambungan dan membuat catatan khusus kepada anak-anak berkebutuhan khusus selama mengikuti
kegiatan pembelajaran, yang dapat dipahami jika terjadi pergantian guru, (6) Memberikan bantuan (berbagi
pengalaman) padaguru kelas dan/atau guru mata pelajaran agar mereka dapat memberikan pelayanan pendidikan
kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan uraian diatas, maka GPK dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya harus memahami secara utuh dan mendalam serta tidak dapat digantikan oleh guru lain, sebab
perannya berbeda dibandingkan dengan guru bidang studi lain. Pedoman Tendik (2007) menyatakan bahwa
perekrutan GPK terdapat tiga alternatif yaitu: pertama, melalui kerjasama guru SLB terdekat; kedua, merekrut
guru dengan kualifikasi PLB dan guru reguler yang memperoleh pelatihan tentang ABK dan ketiga, dari klinik-
klinik pendidikan atau pusat pengembangan anak, sehingga dilapangan muncul beragam kualifikasi yang
berbedabeda menjadi GPK.Dengan munculnya kualifikasi pendidikan GPK yang bermacammacam, pelaksanaan
peran dan tugas GPK dapat berlangsung optimal atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Sunanto dalam
Sunaryo (2009:13)diantaranya menyatakan bahwa: (1) pada awalnya pembelajaran diterima oleh guru kelas,
kini bergeser pada ketergantungan pada guru khusus atau guru pendamping. Hal ini menyebabkan kreativitas
guru tidak berkembang, (2) motivasi, kerjasama dalam mengatasi masalah tidak tampak dan tidak dilakukan
melalui kolaborasi sebab seluruh aktivitas belajar ABK dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diserahkan
sepenuhnya kepada guru pendamping, (3) guru pendamping yang berkualifikasi PLB belum memiliki
keberanian untuk meluruskan sesuai konsepnya

Tugas Pokok Guru Pendidikan Khusus


 Tugas guru pendidikan khusus secara umum sama dengan guru pada umumnya, yang membedakan
adalah peserta didiknya sehingga dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian tugas pokok guru PK harus
disesuaikan dengan karakteristik, potensi dan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. Menurut Undang
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Tentang Jabatan
Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya Nomor 16 Tahun 2009, Pasal 5, dijelaskan bahwa  (1) Tugas utama
Guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.(2) Beban kerja Guru untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, dan/atau melatih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 24
(dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu)
minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari pemerintah atau pemerintah
daerah. (3) Beban kerja Guru bimbingan dan konseling/konselor adalah mengampu bimbingan dan konseling
paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik dalam 1 (satu) tahun.

1.  Guru PK Sebagai Pendidik


Guru PK adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik
berkebutuhan khusus dan lingkungannya. Oleh karena itu guru PK harus mempunyai standar kualitas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Guru PK harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat
sesuai dengan nilai dan norma tersebut. (Bobbi DePorter. 2000). Guru PK juga harus bertanggung jawab
terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran ABK di sekolah. Sebagai pendidik guru PK harus berani
mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta
bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik berkebutuhan khusus dan lingkungan.

2.   Guru PK Sebagai Pengajar


Di dalam tugasnya, guru PK membantu peserta didik ABK yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang
dipelajari. Guru PK sebagai pengajar, harus terus mengikuti perkembangan teknologi, sehingga apa yang
disampaikan kepada peserta didik ABK merupakan hal-hal yang uptodate dan tidak ketinggalan jaman.
Kegiatan guru PK sebagai pengajar kegiatannya adalah menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan
program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik. (Edward Sallis. 2010).
Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi
pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Hal itu dimungkinkan karena
perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga relatif murah dan peserta didik dapat belajar
melalui internet dengan tanpa batasan waktu dan ruang, belajar melalui televisi, radio dan surat kabar yang ada
setiap saat.
Derasnya arus informasi, serta cepatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah
memunculkan pertanyaan terhadap tugas guru sebagai pengajar. Masihkah guru PK diperlukan mengajar di
depan kelas seorang diri?, menginformasikan, menerangkan dan menjelaskan?. William Athur Ward, (dalam
M.Furqon. 2009) menjelaskan bahwa :
Guru yang biasa, berbicara
Guru yang bagus, menerangkan
Guru yang hebat, mendemonstrasikan
Guru yang agung, memberi inspirasi
Implikasinya, seorang guru PK dalam mengajarkan materi ajar tidak harus berbicara sepanjang jam
pelajaran, melainkan perlu menerapkan berbagai strategi dan mengubah peran dirinya menjadi seorang
fasilitator bagi peserta didiknya.
Guru sebagai pengajar bahkan sebaiknya juga ”mengajar yang mendidik”, artinya guru bukan hanya
mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, tetapi juga mampu mengembangkan
pembelajaran dengan melandasi dan menanamkan nilai-nilai pendidikan (M.Furqon, 2009).

3.   Guru PK Sebagai Pembimbing


Guru PK sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan
secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk
perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Kegiatan guru PK sebagai pembimbing diantaranya adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana
bimbingan, melaksanakan bimbingan, mengevaluasi proses dan hasil bimbingan, serta melakukan perbaikan
tindak lanjut bimbingan dengan memanfaatkan hasil evaluasi.

4. Guru PK Sebagai Pengarah


Guru PK adalah seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai pengarah guru
harus mampu mengarahkan peserta didik ABK dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi,
mengarahkan peserta didik ABK dalam mengambil suatu keputusan dan menemukan jati dirinya.
Guru PK juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik ABK dalam mengembangkan potensi
dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam menghadapi kehidupan
nyata di masyarakat.

5. Guru PK Sebagai Pelatih


Proses pendidikan dan pembelajaran ABK memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun
motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik ABK
dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik.
Pelatihan yang dilakukan, di samping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar,
juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu guru PK
harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu
tidaklah mungkin.

6.  Guru PK Sebagai Penilai


Penilaian atau evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan
banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan
konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran
tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk
menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.
Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai,
mungkin tes atau non tes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas,
yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Mengingat kompleksnya proses penilaian, maka guru perlu memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
sikap yang memadai. Guru harus memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis
masing-masing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya
instrumen penilaian.
 
7. Guru PK sebagai perencana, pelaksana dan penilaian program pelayanan pendidikan khusus.
Yang membedakan tugas pokok dan fungsi guru PK dengan guru pada umumnya adalah bahwa guru
PK di samping mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik berkebutuhan khusus, juga dalam hal program pelayanan pendidikan khusus, atau program
khusus. perencana, pelaksana dan penilaian program
Artinya seorang guru PK juga diharuskan untuk mampu :
1)      Merencanakan, melaksanakan dan menilai program orientasi mobilitas dan huruf braille
2)      Merencanakan, melaksanakan dan menilai program  Bina Persepsi bunyi dan irama serta SIBI
3)      Merencanakan, melaksanakan dan menilai program pembelajaran binadiri.
4)      Merencanakan, melaksanakan dan menilai program Bina Diri dan Bina Gerak
5)      Merencanakan, melaksanakan dan menilai program Bina Pribadi dan Sosial .

Tugas Guru Kelas antara lain sebagai berikut:


(1) Menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga anak-anak merasa nyaman belajar di
kelas/sekolah. 32 (2) Menyusun dan melaksanakan asesmen pada semua anak untuk
mengetahui kemampuan dan kebutuhannya (3) Menyusun Program Pembelajaran Iindividual
(PPI) bersama-sama dengan Guru Pendidikan Khusus (GPK). (4) Melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar dan mengadakan penilaian untuk semua mata pelajaran (kecuali Pendidikan
Agama dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ) yang menjadi tanggung jawabnya. (5)
Memberikan program remedi perbaikan (remedial teaching), pengayaan/percepatan bagi
peserta didik yang membutuhkan. (6) Melaksanakan administrasi kelas sesuai dengan bidang
tugasnya.

Tugas guru mata pelajaran antara lain sebagai berikut:


(1) Menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga anak-anak merasa nyaman belajar
di kelas/sekolah. (2) Menyusun dan melaksanakan asesmen pada semua anak untuk
mengetahui kemampuan dan kebutuhannya (3) Menyusun PPI bersama-sama dengan
GPI. (4) Melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan mengadakan penilaian
kegiatan belajar mengajar untuk mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
(5) Memberikan program perbaikan (remedial teaching), pengayaan/percepatan bagi
peserta didik yang membutuhkan. 33

Tugas Guru Pendidikan Khusus antara lain sebagai berikut

(1) Menyusun instrumen asesmen pendidikan bersama-sama dengan guru kelas dan guru
mata pelajaran (2) Membangun sistem koordinasi antara guru, pihak sekolah dan orang
tua peserta didik. (3) Melaksanakan pendampingan anak berkebutuhan khusus pada
kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan guru kelas/guru mata pelajaran/guru bidang
studi. (4) Memberikan bantuan layanan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang
mengalami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa
remidi ataupun pengayaan. (5) Memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan
membuat catatan khusus kepada anak-anak berkebutuhan khusus selama mengikuti
kegiatan pembelajaran, yang dapat dipahami jika terjadi pergantian guru. (6) Memberikan
bantuan (berbagi pengalaman) pada guru kelas dan/atau guru mata pelajaran agar mereka
dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.

Anda mungkin juga menyukai