Selain berperan seperti halnya guru pada umunya, GPK memiliki peran khusus yaitu:
asesmen diagnostik, dilaksanakan pada waktu ABK mulai masuk sekolah atau pada waktu mengalami
kesulitan dalam proses belajar mengajar.
asesmen formatif, dilaksanakan bersamaan penyelenggaraan bimbingan, latihan, pengajaran
kompensatif.
asesmen sumatif, dilaksanakan pada tahap akhir penyelenggaraan pendidikan khusus.
2. Tugas menyelenggarakan kurikulum plus (pendidikan kompensatoris)
Kurikulum tambahan ini tidak ada dalam kurikulum standar. Kurikulum tambahan ini berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan kompensatoris yang bersifat membimbing, melatih,dan membenahi anak berkebutuhan
khusus untuk mempersiapkan berintegrasi ke dalam klas bersama-sama anak awas. Penyelenggaraan kurikulum
plus bertujuan mencapai kesepadanan optimal ABK dengan peserta didik lain.
Memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan kemampuan mereka
melaksanakan kehidupan sekolah. Bagian ini meliputi: latihan kedriaan, latihan Orientasi dan Mobilitas
(tunanetra), bina persepsi bunyi dan irama (tunarungu), bina diri (tunagrahita), bina gerak (tunadaksa),
bina pribadi dan sosial (tunalaras), bina komunikasi (autis), latihan Olah Raga dan Kesehatan, latihan
keterampilan sehari-hari, dan bimbingan sosialisasi. Bagian pertama dari kurikulum plus ini disebut juga
bimbingan penyesuaian anak berkebutuhan khusus di sekolah.
Memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk mempersiapkan diri mengikuti
pelajaran di dalam klas. Bagian ini meliputi pengajaran konsep dasar bahasa, baca tulis Braille
(tunanetra), komunikasi total (tunarungu) dan pengajaran konsep dasar matematika, IPA, dan IPS; serta
latihan alat bantu-peraga khusus. Bagian kedua dari kurikulum plus ini disebut bimbingan penyesuaian
anak berkebutuhan khusus ke dalam klas.
3. Tugas menyelenggarakan layanan pembelajaran khusus
Pengajaran khusus adalah pengajaran yang diberikan kepada ABK yang di dalam proses belajar mengalami
ketidaksesuaian dengan tuntutan kurikulum standar. Penyelenggaraan ini bertujuan mencapai kesesuaian
optimal ABK dengan tuntutan program pendidikan mereka.
Pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan meliputi:
Pengajaran remedial, diberikan jika ABK di dalam proses belajar mengajar di klas mengalami
ketidakjelasan, salah pengertian dan atau kesalahan cara mengajar guru,
Pengajaran akselerasi, diberikan kepada ABK yang mengalami kecerdasan istimewa dan berprestasi luar
biasa dalam pelajarannya,
Pengajaran pengayaan, diberikan kepada semua ABK untuk memperkaya pengalaman kongkret sesuai
dengan program pengajaran mereka.
Pembelajaran individual dengan program pembelaaran individual (PPI): dilaksanakan terhadap ABK
dengan kecerdasan di bawah rata-rata dan tidak mampu mengikuti pembelajaran dengan kurikulum
standar.
4. Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah
Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah adalah pelayanan kepada orang tua dan anggota keluarga ABK
untuk mengembangkan pengertian dan sikap wajar terhadap ABK.
Menghilangkan kesenjangan komunikasi tertulis/ lesan antara ABK dengan para Guru Klas / Guru
Bidang studi.
Melengkapi bahan pelajaran tertulis yang relevan dengan ABK (tunanetra: dalam huruf Braille dan atau
huruf visual ukuran besar).
6. Tugas pengelolaan alat bantu/ paraga khusus/ buku khusus/ media khusus
Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus adalah pengelolaan alat pengajaran, alat peraga, dan buku-buku khusus
bagi ABK, Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus bagi ABK bertujuan:
Menjamin efisiensi optimal penggunaan alat bantu/peraga khusus dan buku-buku ABK.
Membebaskan para Guru Klas / Guru Bidang studi dari tugas mengelola alat bantu/peraga khusus.
Tugas mengelola alat bantu/peraga khusus dan buku ABK meliputi:
Pembinaan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas para GPK dan guru kelas/ mata pelajaran/ BP.
Pembinaan wawasan, sikap dan perilaku profesional di kalangan para GPK dan guru kelas/ mata
pelajaran/ BP.
Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran dalam mengadaptasi pembelajaran agar
pembelajaran dapat dilakukan mampu mengakomodasi kebutuhan semua peserta didik (termasuk ABK).
Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran dalam mengadaptasi penilaian.
Melakukan bimbingan kepada warga sekolah dalam memperlakukan ABK dengan tepat.
8. Tugas menyelenggarakan administrasi khusus
Administrasi khusus adalah segala kegiatan administrasi yang diperlukan bagi ABK dan yang tidak termasuk ke
dalam administrasi sekolah. Penyelenggaraan administrasi khusus bertujuan:
Guru pembimbing khusus adalah guru yang didatangkan dari SLB terdekat untuk mebantu dalam mendidik anak
berkebutuhan khusus di sekolah tersebut. Peran guru pembimbing khusus antara lain:
1. Menyusun instrumen asesmen pendidikan dengan guru kelas dan guru mata pelajaran
2. Mengkoordinasikan hubungan antara guru, pihak sekolah dengan orang tua siswa.
3. Memberikan bimbingan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga anak mampu mengatsi
hambatan atau kesulitan dalam belajar.
4. Memberikan bantuan kepada guru kelas/guru mata peajaran dalam bentuk diskusi agar mereka
pelayanan pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
5. Memberikan saran dan dukungan pada peserta didik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
disekolah.
6. Bersama dengan guru di sekolah, guru pembimbing khusus dapat merancang kurikulum individual bagi
anak berkebutuhan khusus.
7. Sebagai fasilitator.
Pedoman Khusus Penyelenggara Inklusi tahun 2007 tugasGPK antara lain adalah (1) Menyusun instrumen
asesmen pendidikan bersama-sama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran, (2) Membangun sistem
koordinasi antara guru, pihak sekolah dan orang tua peserta didik, (3) Melaksanakan pendampingan ABK pada
kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan guru kelas/guru mata pelajaran/guru bidang studi, (4) Memberikan
bantuan layanan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remidi ataupun pengayaan, (5) Memberikan bimbingan secara
berkesinambungan dan membuat catatan khusus kepada anak-anak berkebutuhan khusus selama mengikuti
kegiatan pembelajaran, yang dapat dipahami jika terjadi pergantian guru, (6) Memberikan bantuan (berbagi
pengalaman) padaguru kelas dan/atau guru mata pelajaran agar mereka dapat memberikan pelayanan pendidikan
kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan uraian diatas, maka GPK dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya harus memahami secara utuh dan mendalam serta tidak dapat digantikan oleh guru lain, sebab
perannya berbeda dibandingkan dengan guru bidang studi lain. Pedoman Tendik (2007) menyatakan bahwa
perekrutan GPK terdapat tiga alternatif yaitu: pertama, melalui kerjasama guru SLB terdekat; kedua, merekrut
guru dengan kualifikasi PLB dan guru reguler yang memperoleh pelatihan tentang ABK dan ketiga, dari klinik-
klinik pendidikan atau pusat pengembangan anak, sehingga dilapangan muncul beragam kualifikasi yang
berbedabeda menjadi GPK.Dengan munculnya kualifikasi pendidikan GPK yang bermacammacam, pelaksanaan
peran dan tugas GPK dapat berlangsung optimal atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Sunanto dalam
Sunaryo (2009:13)diantaranya menyatakan bahwa: (1) pada awalnya pembelajaran diterima oleh guru kelas,
kini bergeser pada ketergantungan pada guru khusus atau guru pendamping. Hal ini menyebabkan kreativitas
guru tidak berkembang, (2) motivasi, kerjasama dalam mengatasi masalah tidak tampak dan tidak dilakukan
melalui kolaborasi sebab seluruh aktivitas belajar ABK dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diserahkan
sepenuhnya kepada guru pendamping, (3) guru pendamping yang berkualifikasi PLB belum memiliki
keberanian untuk meluruskan sesuai konsepnya
(1) Menyusun instrumen asesmen pendidikan bersama-sama dengan guru kelas dan guru
mata pelajaran (2) Membangun sistem koordinasi antara guru, pihak sekolah dan orang
tua peserta didik. (3) Melaksanakan pendampingan anak berkebutuhan khusus pada
kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan guru kelas/guru mata pelajaran/guru bidang
studi. (4) Memberikan bantuan layanan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang
mengalami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa
remidi ataupun pengayaan. (5) Memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan
membuat catatan khusus kepada anak-anak berkebutuhan khusus selama mengikuti
kegiatan pembelajaran, yang dapat dipahami jika terjadi pergantian guru. (6) Memberikan
bantuan (berbagi pengalaman) pada guru kelas dan/atau guru mata pelajaran agar mereka
dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.