Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Tarisa

Bidang PPG : Matematika


Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan untuk ABK

TOPIK 2
KONEKSI ANTAR MATERI

1. Peserta didik gangguan intelektual Hambatan Intelektual


Penempatan yang disarankan: Layanan segregasi dan inklusif
Alasan :

1. Layanan segregasi yang sesuai dengan peserta didik dengan disabilitas intelektual
adalah SLB untuk tunagrahita (SLB-C). Karena ada rasa ketenangan pada anak
karena keadaan yang homogen sehingga anak mudah beradaptasi. Metode
pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. Serta guru
dengan latar belakang pendidikan luar biasa/pendidikan khusus. Terdapat muatan
pembelajaran pengembangan binadiri untuk tunagrahita.

Layanan inklusif untuk peserta didik dengan disabilitas intelektual adalah dengan
menyediakan GPK (Guru Pendamping Khusus) untuk membantu dalam proses
pembelajaran dan sebagai sarana konsultasi bagi guru kelas, kepala sekolah, atau
ABK itu sendiri. GPK dapat memberikan program pembelajaran pada ABK yang
bertempat di ruang bimbingan khusus atau bagi guru kelas pada kelas khusus.

2. Peserta didik disabilitas penglihatan Hambatan penglihatan


Penempatan yang disarankan: Layanan segregasi dan inklusif
Alasan :

2. Layanan segregasi yang sesuai dengan peserta didik dengan disabilitas penglihatan
adalah SLB untuk tunanetra (SLB-A). Karena ada rasa ketenangan pada anak karena
keadaan yang homogen sehingga anak mudah beradaptasi. Metode pembelajaran
yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. Serta guru dengan latar
belakang pendidikan luar biasa/pendidikan khusus. Terdapat muatan pembelajaran
pengembangan orientasi dan mobilitas untuk tunanetra. Selain itu juga tersedia
sarana dan prasarana yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan belajar untuk anak
tunanetra.

Layanan inklusif untuk peserta didik dengan disabilitas penglihatan adalah dengan
menyediakan GPK (Guru Pendamping Khusus) untuk membantu dalam proses
pembelajaran dan sebagai sarana konsultasi bagi guru kelas, kepala sekolah, atau
ABK itu sendiri. GPK dapat memberikan program pembelajaran dengan
menyediakan buku dan alat tulis braille untuk anak tunanetra.
3. Peserta didik disabilitas pendengaran Hambatan pendengaran
Penempatan yang disarankan: Layanan segregasi dan inklusif
Alasan :

3. Layanan segregasi yang sesuai dengan peserta didik dengan disabilitas pendengaran
adalah SLB untuk tunarungu (SLB-B). Karena ada rasa ketenangan pada anak karena
keadaan yang homogen sehingga anak mudah beradaptasi dan berkomunikasi.
Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak.
Serta guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa/pendidikan khusus. Terdapat
muatan pembelajaran pengembangan komunikasi, persepsi, bunyi, dan irama untuk
tunarungu. Selain itu juga tersedia sarana dan prasarana yang sesuai untuk memenuhi
kebutuhan belajar untuk anak tunarungu.

Layanan inklusif untuk peserta didik dengan disabilitas pendengaran adalah dengan
menyediakan GPK (Guru Pendamping Khusus) untuk membantu dalam proses
pembelajaran, komunikasi, dan sebagai sarana konsultasi bagi guru kelas, kepala
sekolah, atau ABK itu sendiri. GPK dapat memberikan program pembelajaran
dengan menggunakan bahasa isyarat untuk anak tunarungu.

4. Peserta didik lamban belajar Hambatan lamban belajar


Penempatan yang disarankan: Layanan inklusif
Alasan :

Karena layanan inklusif di sekolah inklusif memiliki prinsip keberagaman dimana


mereka bersama dalam seluruh ataupun sebagian kegiatan dengan memahami
perbedaan. Semua peserta didik dapat berpatisipasi dalam kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Sekolah inklusi dilaksanakan
menggunakan kurikulum yang berlaku di sekolah dan guru dapat merubah dengan
kondisi ABK. Perbedaan kemampuan individu, memungkinkan guru untuk
memodifikasi dan mengadaptasi kurikulum sesuai dengan kemampuan individu.
Anak-anak lamban belajar masih bisa mengikuti pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan, dan dihadapi dengan rasa
sabar. Selain itu, pendidikan inklusif juga dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kompetensi dan prestasi akademik mereka.
5. Peserta didik kesulitan belajar spesifik Hambatan kesulitan belajar spesifik
Penempatan yang disarankan: Layanan inklusif
Alasan :

Karena peserta didik dengan kesulitan belajar spesifik memiliki kecerdasan seperti
anak-anak normal meskipun merekakesulitan membaca, mengeja, menulis atau
berhitung. Peserta didik dengan kesulitan belajar spesifik masih memiliki penalaran
yang baik, logika yang baik, dan kemampuan analisis yang baik sehingga layanan
pendidikan yang cocok adalah sekolah inklusif, karena sekolah ini memiliki
guru pendamping dan terapis yang akan membantu siswa dalam belajar. Layanan
inklusif di sekolah inklusif juga memiliki prinsip keberagaman dimana mereka
bersama dalam seluruh ataupun sebagian kegiatan dengan memahami perbedaan.
Semua peserta didik dapat berpatisipasi dalam kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan kemampuan masing-masing individu.

6. Peserta didik disabilitas fisik dan motorik Hambatan fisik dan motorik
Penempatan yang disarankan: Layanan segregasi dan inklusif
Alasan :
4. Layanan segregasi yang sesuai dengan peserta didik dengan disabilitas fisik dan
motorik adalah SLB untuk tunadaksa (SLB-D). Karena ada rasa ketenangan pada
anak karena keadaan yang homogen sehingga anak mudah beradaptasi. Metode
pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. Serta guru
dengan latar belakang pendidikan luar biasa/pendidikan khusus. Terdapat muatan
pembelajaran pengembangan binadiri dan binagerak untuk tunadaksa. Selain itu juga
tersedia sarana dan prasarana yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan belajar untuk
anak tunadaksa.

Layanan inklusif untuk peserta didik dengan disabilitas fisik dan motorik adalah
dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan belajar anak
tunadaksa, serta dengan menyediakan GPK yang akan membantu proses
pembelajaran jika anak merasa kesulitan.
7. Peserta didik disabilitas emosi sosial Hambatan emosi dan sosial
Penempatan yang disarankan: Layanan segregasi dan inklusif
Alasan :

5. Layanan segregasi yang sesuai dengan peserta didik dengan disabilitas emosi dan
soaial adalah SLB untuk tunalaras (SLB-E). Karena ada rasa ketenangan pada anak
karena keadaan yang homogen sehingga anak mudah beradaptasi dan komunikasi.
Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak.
Serta guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa/pendidikan khusus. Terdapat
muatan pembelajaran pengembangan pribadi dan perilaku sosial untuk tunalaras.
6.
7. Layanan inklusif untuk peserta didik dengan disabilitas emosi sosial adalah dengan
menyediakan GPK (Guru Pendamping Khusus) untuk membantu dalam proses
pembelajaran, terapis, dan sebagai sarana konsultasi bagi guru kelas, kepala sekolah,
atau ABK itu sendiri. Dalam pendidikan inklusif, anak-anak akan belajar bersama
dengan anak-anak lain hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan sosial
mereka.

8. Peserta didik spektrum autis Hambatan autis


Penempatan yang disarankan: Layanan segregasi dan inklusif
Alasan :
8. Layanan segregasi yang sesuai dengan peserta didik dengan spektrum autis adalah
SLB untuk anak autis (SLB-Autis). Karena Ada rasa ketenangan pada anak karena
keadaan yang homogen sehingga anak mudah beradaptasi dan komunikasi. Metode
pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. Serta guru
dengan latar belakang pendidikan luar biasa/pendidikan khusus. Terdapat muatan
pembelajaran pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku untuk anak autis.
9.
10. Layanan inklusif untuk peserta didik dengan spektrum autis adalah dengan
menyediakan GPK (Guru Pendamping Khusus) untuk membantu dalam proses
pembelajaran, terapis, dan sebagai sarana konsultasi bagi guru kelas, kepala sekolah,
atau ABK itu sendiri. Dalam pendidikan inklusif, anak-anak akan belajar bersama
dengan anak-anak lain hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan sosial
mereka.
9. Peserta didik ADHD Hambatan ADHD
Penempatan yang disarankan: Layanan inklusif
Alasan :

Anak dengan keadaan ADHD sebaiknya sekolah di sekolah inklusif. Di sekolah ini
anak-anak akan mendapatkan pengawasan dan pembimbingan lebih intens
sehingga perkembangannya lebih terpantau. Di sekolah inklusi biasanya terdapat
Program Pembelajaran Individual (PPI) yang dibuat sesuai dengan karakter, minat,
serta bakat dari masing-masing murid. Pembelajaran juga tidak hanya di ruang kelas
saja tetapi juga di ruangan terbuka anak dengan ADHD dapat mengasah
konsentrasinya

10. Peserta didik Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa Hambatan Cerdas Istimewa Berbakat
Istimewa
Penempatan yang disarankan: Layanan segregasi dan inklusif
Alasan :

Anak dengan keadaan Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa sebaiknya sekolah di


sekolah inklusif. Anak-anak di Kelas biasa/reguler bisa mengikuti program
pengayaan, dan anak-anak yang berada di Kelas khusus bisa mengikuti program
percepatan. Program percepatan disesuaikan dengan kebutuhan khusus tiap
anak sesuai dengan potensi kecerdasan masing-masing. Di sekolah inklusi
terdapat pendampingan Pendidikan kepada anak cerdas istimewa berbakat
istimewa salah satunya kurikulum yang telah dimodifikasi dengan memasukkan
unsur pengayaan, pendalaman, dan pemilihan materi essensi sehingga kurikulum
bersifat fleksibel dan mampu merangsang daya kreatif siswa.

Anda mungkin juga menyukai