Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

KONSELING PROFETIK MELALUI THIBBUN NABAWI

Muhammad Thoriq Zizad Zakaria1), Primi Ramadhani2)


1
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya
email: mailto:04040320093@student.uinsby.ac.id
2
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya
email: mailto:04010320007@student.uinsby.ac.id

Abstract

Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang masalah, tujuan umum serta ulasan singkat
mengenai variable-variabel yang diteliti serta das sein dan das sollen di lapangan. Pada
bagian ini juga dideskripsikan kajian-kajian teoritik yang relevan baik yang bersumber dari
buku maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.

Dakwah merupakan kegiatan untuk menyeru, memanggil dan mengajak orang lain
menuju jalan yang diridhai Allah agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sejalan
dengan perkembangan kesadaran keberagamaan masyarakat, kata dakwah akan semakin
sering disebut dalam berbagai aktifitas dengan nuansa keagamaan. Hal ini menjadi sesuatu
yang lazim, karena setiap aktifitas untuk mengajak kepada kebaikan selalu dimaknai dengan
dakwah atau tabligh.

Dakwah Islam identik dengan risalah Islamiah yang diemban oleh para Rasul.
Dalam pengertian bahwa ajaran Islam diterima oleh para rasul untuk disebarluaskan kepada
pengikutnya. Tugas dakwah Islamiah dimulai sejak zaman Nabi Nuh as sebagaimana yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ankabut ayat 14 yang berbunyi :

ُ 8َ‫الطوْ ف‬
‫ان‬8 َ ِ‫َولَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا نُوْ حًا اِ ٰلى قَوْ ِم ٖه فَلَب‬
ُّ ‫ َذهُ ُم‬8‫ا ۗفَا َ َخ‬88‫ ْينَ عَا ًم‬8 ‫نَ ٍة اِاَّل خَ ْم ِس‬8 ‫ث فِ ْي ِه ْم اَ ْلفَ َس‬
َ‫َوهُ ْم ٰظلِ ُموْ ن‬

1
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

“Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal
bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda
banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim” QS Al-Ankabut: 14 1

Nabi Adam as.dan Nabi Idris as.tidak dibebani untuk melakukan dakwah Islamiah
karena ummatnya masih sedikit, atau karena peradaban manusia masih pada tahap uji
coba. Ajaran agama ditunjukkan untuk seluruh manusia sehingga keberadaan agama
sebagai satu prasyarat bagi adanya taklif (tugas keagamaan yang diemban oleh manusia).2

Dakwah Islamiah dalam mencapai sasaranya, tentu mempunyai strategi ataupun


pendekatan-pendekatan salah satu strateginya adalah pendekatan antropologis.
Antropologi dalam KBBI didefinisikan sebagai sebuah ilmu tentang manusia, khususnya
tentang asal-usul, aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaannya pada masa
lampau. Antropologi sebagai sebuah ilmu kemanusiaan sangat berguna untuk memberikan
ruang studi yang lebih elegan dan luas. Sehingga nilai-nilai dan pesan keagamaan bisa
disampaikan pada masyarakat yang heterogen.

Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu
upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama nampak akrab dan dekat
dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan
memberikan jawabanya. Dengan kata lain bahwacara-cara yang digunakan dalam disiplin
ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama.

Antropologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawan Rahardjo, lebih


mengutamakan pengamatan langsung, bahkan sifatnya partisipatif . Pendekatan
antropologis yang induktiƒ dan graunded, yaitu turun kelapangan tanpa bepijak pada teori-teori
formal yang pada dasarnya sangat abstrak. Sejalan dengan pendekatan tersebut, maka dalam
berbagai penelitian antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan positif antara
kepercayaan agama dan kondisi ekonomi dan politik. Golongan masyarakat yang kurang
mampu dan golongan miskin pada umumnya, lebih tertarik pada gerakan-gerakan
keagamaan yang bersifat messianis, yang menjanjikan perubahan tatanan sosial

1
Diakses dari aplikasi Al-Qur,an Kemenag 2019
2
Bambang Saiful Maarif. Komunikasi Dakwah Paradigma untuk Aksi, Cet.1 (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010 ) hal. 21

2
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

kemasyarakatan. Sedangkan golongan orang kaya lebih cenderung untuk mempertahankan


tatanan masyarakat yang sudah mapan secara ekonomi lantaran tatanan itu
menguntungkan pihaknya.Pendekatan antropologi dalam dakwah Islam telah menjadi
bagian perkembangan dakwah Islamiah sejak zaman Rasulullah SAW hingga kini. Hal ini
dapat di vertifikasi (fungsikan) dalam sejarah kehidupan bersama kaum Ansor dan
Muhajirin.Di Indonesia pendekatan dakwah Islamiah, antropologi dalam dakwah
Islamiahpun digunakan.

Contoh-contoh dalam Dakwah Islamiah dengan pendekatan antropologi salah


satunya dengan “Tibbun Nabawi”. Thibbun nabawi” adalah tata cara pengobatan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Pada masa sekarang ini telah banyak orang
yang melupakan atau mungkin belum mengenal Thibbun Nabawi, hal ini disebabkan
karena semakin jauhnya umat Islam sendiri dari agamanya ditambah lagi dengan
pesatnya perkembangan zaman dan semakin modernnya teknologi pada dunia medis,
sehingga banyak umat Islam menganggap bahwa tata cara pengobatan warisan Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sudah ketinggalan zaman dan tidak berlaku lagi untuk
masyarakat modern, padahal jika kita sebagai umat Islam mau mempelajari dan memahami
Thibbun Nabawi niscaya akan banyak hikmah dan manfaat yang akan kita dapatkan
khususnya dalam dunia pengobatan, selain itu tentunya kita juga akan mendapatkan bonus
pahala sunah. Agama Islam memang sangat sempurna, didalamnya tidak hanya
terkandung tentang perihal kehidupan dan mengenai tata cara beribadah kepada Sang Maha
Pencipta agar manusia bisa memperoleh keselamatan dan kebahagian di dunia dan
diakhirat, selain itu Islam juga banyak memberikan tata cara dan rumusan-rumusan yang
berguna dan bermanfaat untuk manusia secara lahir maupun batin, yang juga meliputi
masalah kesehatan. Thibbun Nabawi merupakan tata cara dan kaidah medis yang
banyak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang diwariskan
melalui para sahabatnya yang mulia. Jika umat Islam pada masa sekarang ini mau
mempelajari dan meneliti Thibbun Nabawi dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, rasanya
bukan suatu yang mustahil jika umat Islam akan dapat mengembangkan teknologi
pengobatan yang luar biasa hebat yang akan membawa kemaslahatan untuk umat.3

Demikian juga dengan istilah bimbingan konseling Islam, dalam sehari-hari pada
3
Abdullah, Muhammad Mahmud. 2010. Sembuhkan Penyakitmu Dengan Al-Qur'an (Yogyakarta: Penerbit
Beranda Publishing

3
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

prakteknya bimbingan konseling Islam dilakukan oleh konselor guna membantu klien
dalam mengatasi masalahnya, sehingga klien dapat terlepas dari masalahnya dan menjadi
pribadi yang mandiri. Keberadaan aktifitas bimbingan dan konseling Islam tersebut
didasarkan pada kenyataan bahwa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, ada
individu yang mampu menyelesaikan sendiri, ada juga yang membutuhkan bantuan pihak
lain.4

Oleh karena itu tujuan bimbingan dan konseling Islam atau konselor islam
adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya (insan kamil)
agar mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Dan thibbun Nabawi merupakan salah satu
metode yang perlu dipelajari oleh seorang konnselor, karena thibbun nabawi merupakan
penangan klien yang langsung diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Pembahasan
Bimbingan dan konseling Islami sering dinamai dengan sufistik atau profetik.
Bimbingan dan konseling Islami/sufistik/profetik adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu (konseli) agar ia menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk
Allah (abdi Allah dan khalifah Allah) yang seharusnya hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapau kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.5
Profetik berasal dari kata prophet yang dalam kamus bahasa Indonesia artinya
sesuatu yang berkenaan dengan kenabian4. Hal-hal apa saja yang ada hubungannya
dengan kenabian. Nabi sendiri adalah manusia yang di utus oleh Allah SWT untuk
menyebarkan ajaran agama Islam. Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir yang
sekaligus juga menjadi Rasul terakhir. Rasul merupakan manusia yang diberikan wahyu
oleh Allah untuk menyebarkan ajaran agama Islam yang nantinya untuk disampaikan
kepada seluruh umatnya. Seorang nabi dipahami sebagai seorang manusia yang diberi
kemampuan oleh Tuhannya Dzat Supranatural yang diyakini telah menciptakan dunia
ini dengan segala isinya untuk berhubungan langsung dan memperoleh pengetahuan
4
Agung Marzuki, “Korelasi antara Bimbingan Konseling Islam dan Dakwah” STIKES Muhammadiyah
Kudus. Hal 3
5
Imas Kania Rahman, Gestalt Profetik (G-Pro) Best Practice Pendekata Bimbingan dan Konseling Sufistik,
Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vo. 8, No. 1, Juni 2017 (hlm. 151-172), hlm. 153.

4
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

dari-Nya 6 . Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang diciptakan dengan sebaik-
baiknya. Al-Qur’an dan Al- Hadits merupakan landasan hukum utama dalam Islam.
Maksud dari konseling profetik adalah proses pemberian bantuan dari konselor
kepada konseli untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya sesuai dengan
tata cara ajaran nabi berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadits untuk mencapai
kebahagiaan hidup konseli sesuai sifat-sifat kenabian seperti shidiq, tabligh, amanah,
dan fathanah.
Konseling Islami adalah memberikan kesadaran kepada klien agar tetap menjaga
eksistensinya sebagai mahkluk Allah, dan tujuan yang ingin dicapai pun bukan hanya
untuk kemaslahatan dan kepentingan duniawi semata, tetapi lebih jauh dari itu adalah
untuk kepentingan ukhrawi yang lebih kekal abadi. Hal ini sesuai dengan do’a yang
selalu diucapkan setiap orang yang beriman kepada Allah SWT, seperti yang terdapat
pada surat Al-Baqarah ayat 201 yang berbunyi :

َ ‫َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن يَّقُوْ ُل َربَّنَٓا ٰاتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َّوفِى ااْل ٰ ِخ َر ِة َح َسنَةً َّوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬

Artinya: “Di antara mereka ada juga yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab
neraka.” (QS Al-Baqarah 201)7

Pada sisi lain, jika diperhatikan prosedur dan layanan yang dijalankan konselor
kepada klien dalam proses konseling (versi Barat), sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan cara penasehatan yang dilakukan Rasulullah kepada sahabat. Sebagai contoh,
dalam layanan konseling seorang pembimbing atau konselor haruslah sungguh-sungguh,
ihklas, sabar, tidak mudah lari dari masalah dan lemah lembut kerena sesungguhnya
keseriusan dan kesadaran sangat diperlukan dalam proses konseling.
Layanan dan nasehat yang dijalankan Rasulullah kepada para sahabat dalam
mengajak melaksanakan yang ma’ruf, Rasul melaksanakan dengan sungguh-sungguh,
sabar, lemah lembut, dan penuh bijaksana. Sikap Rasul dalam memberi layanan yang

6
Heddy Shri Ahimsa Putra, Paradigma Profetik Islam: Epistemologi Etos, (Yogyakarta:UGM Press, 2019),
hlm. 50.
7
Diakses dari aplikasi Alqur’an Kemenag 2019

5
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

kondusif dan lemah lembut diabadikan dalam al-Qur’an pada surah al-Imran ayat 159:

‫هّٰللا‬
‫ف َع ْنهُ ْم‬ ُ ‫ك ۖ فَا ْع‬ َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّ وْ ا ِم ْن َحوْ ل‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل‬
َ‫اورْ هُ ْم فِى ااْل َ ْم ۚ ِر فَا ِ َذا َعزَ ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكلِ ْين‬
ِ ‫َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬

Artinya:
“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan
tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang bertawakal.” (QS Al Imran:159

Sifat-sifat mulia dan agung yang dicontohkan Rasulullah dalam memberi layanan
dan panasehatan kepada klien dari sifat dan sikap yang dituntut dari seorang konselor
profesional seperti yang dirumuskan oleh Persatuan Bimbingan Jabatan Nasional yaitu
Nasional Vocational Guidance Association seperti yang dikutip oleh Sukardi (1983 : 61)
yaitu interes terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai siakap dan reaksi,
memiliki emosi yang stabil dan objektif, sungguh-sungguh respek terhadap orang
lain,dan dapat dipercaya.
Dalam suatu riwayat (hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Umamah)
yang artinya:
“Seorang pemuda mendatangi Rasul dan bertanya secara lantang
dihadapan para sahabat: Wahai Rasulullah, apakah engkau dapat mengizinkan
saya untuk berzina? Mendengar pertanyaan yang tidak sopan itu para sahabat
ribut dan mau memukulinya, Nabi segera melarang dan memanggil, bawalah
pemuda itu dekat-dekat kepadaku. Setelah pemuda itu duduk didekat Nabi,
Nabi bertanya kepada pemuda itu: Bagaimana jika ada orang yang akan
menzinahi ibumu? Pemuda itu menjawab, demi Allah saya tidak akan
membiarkannya. Bagaimana terhadap anak perempuanmu? Pemuda itu

6
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

menjawab, tidak juga ya Rasul, demi Allah, saya tidak akan membiarkannya.
Nabi melanjutkan, bagaimana jika terhadap saudara perempuanmu? Tidak
juga ya Rasul, saya tidak akan membiarkannya. Nabi meneruskan, begitu juga
orang tidak akan membiarkan putrinya atau saudara perempuannya atau
bibinya dizinahi. Nabi kemudian meletakkan tangannya kedada pemuda itu
sambil berdoa; Ya Allah bersihkanlah hati pemuda itu, ampunilah dosanya dan
jagalah kemaluannya.”

Dari kisah diatas terlihatlah bahwa Rasulullah sebagai konselor Islami


memberikan nasehat, arahan dan bimbingan penuh persuasif, lemah lembut penuh
kesungguhan dan kesabaran menghadapi seseorang pemuda (klien) yang meminta
pendapat kepada beliau. Lebih jauh dari itu, Allah SWT memberikan penjelasan bahwa
diantara tugas-tuggas Rasulullah Saw diutus ke muka bumi ini adalah untuk
menyampaikan kebenaran dan pengajaran pada manusia. Hal ini sesuai dengan firman
Allah pada surat Yunus ayat 57:

َ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم َّموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء لِّ َما فِى الصُّ ُدوْ ۙ ِر َوهُدًى َّو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِ ْين‬

Artinya
Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari
Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin.” (QS Yunus:570)

Berdasarkan ayat dan hadits diatas menjelaskan bahwa Alquran dan Sunnah
Rasul merupakan Landasan ideal dan konseptual dari bimbingan dan konseling Islam.
Karena al-quran dan Hadits dalam pandangan Islam merupakan pandangan naqliah.
Disamping landasan naqliah, bimbingan konseling Islami juga memerlukan landasan
aqliyah, dalam hal ini termasuk filsafat Islam dan landasan ilmiah yang sejalan dengan
ajaran islam.
Rasulullah merupakan contoh layanan konseling Islam, umumnya menerapkan
cara memberikan saran-sarau, anjuran, nasehat kepada klien. Nabi dan Rasul merupakan

7
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

konselor apabila melihat tugas dan fungsinya sebagai pembimbing umat ke arah yang
benar. Nabi dan Rasul semua mengajak umat manusia kepada agama Tahuid (Islam).
Nabi dan Rasul juga membimbing manusia agar tidak terjerumus ke lembah dosa,
sehingga manusia memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Tugas
hakiki Nabi dan Rasul adalah mengajak, membantu, dan membimbing manusia kepada
jalan yang disyariatkan Islam.8
Maka dari itu Rosulullah SAW, Rasulullah adalah sebagai seorang konselor yang
professional, yaitu seorang konselor yang memberikan sebuah kontribusi bagi umat,
berakhlak mulia serta membimbing manusia kepada jalan kebenaran, pembahasan diatas
dalam istilah lain bisa dikatakan Konseling Profetik Thibbun Nabawi.
Thibbun Nabawi” adalah tata cara pengobatan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam. Thibbun Nabawi meliputi banyak hal, diantaranya adalah, madu, jintan hitam,
air mawar, cuka buah, air zam-zam, kurma dan berbagai jenis makanan dan minuman
yang menyehatkan lainnya. Selain itu ada pengobatan dengan bekam yaitu pengobatan
yang berfungsi mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh dengan cara disayat atau
ditusuk dengan jarum, pengoban ruqiyah yaitu pengobatan atau terapi dengan bacaan Al-
Qur’an ada juga system kompres, karantina dan masih banyak yang lainya.
Pada zaman modern ini sudah jarang ditemui konselor yang menggunakan
thibbun nabawi khususnya penanganan dengan terapi tradisional seperti penyembuhan
dengan madu, bekam dll. Dibawah ini ada beberapa yang berkaitan tentang thibbun
nabawi seperti ruqyah penelitian dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Azra Syifa
Nadia Noor 2020 yang berjudul “BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM
TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH PADA PASIEN DI RUMAH SEHAT INQILABI
KABUPATEN TABALONG” dalam skripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa “Proses
bimbingan dan konseling Islam dalam terapi ruqyah syar’iyyah di Rumah Sehat Inqilabi
Kabupaten Tabalong dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap awal, dengan penetapan
waktu dan tempat (melakukan perjanjian dengan terapis) dan perkenalan. Kemudian
tahap inti, tahap ini diawali dengan diagnosa (menggali permasalahan pasien),
memberikan bimbingan (dakwah), dan prognosa (menetapkan jenis terapi yang sesuai
kepada pasien). Selanjutnya tahap penutup, tahap ini ada pengaplikasian solusi yang
terbagi menjadi dua bagian yaitu, terapi dan non terapi dan evaluasi. Langkah-langkah
8
Aziz Salleh, Konseling Islam Aziz,Kuala Lumpur: Utusan Publicatio & Distributors SDN.BHD, 1993

8
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

yang dilakukan dalam terapi ruqyah syar’iyyah di Rumah Sehat Inqilabi Kabupaten
Tabalong terbagi menjadi tiga tahap yaitu, tahap muqaddimah (tahap pembuka pada
terapi), tahap ruqyah (pengobatan yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad untuk
penyembuhan penyakit medis dan non medis), dan terakhir tahap evaluasi dan closing
(tindak lanjut dengan bimbingan dan konseling Islam kepada pasien yang berobat).”9
Ada juga tulisan yang memuat tentang ruqyah, yaitu: Adynata meneliti
“Penerapan Sunnah Nabi Shallallahualaihi Wasallam: Ruqyah Syariyyah, di Klinik
Surabaya Ruqyah Center”. Tulisan ini mengkaji penerapan hadis di Klinik Surabaya
Ruqyah Center dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan ruqyah yang
berkembang sejak tahun 2004 sampai sekarang.3Sharifah Norshah Bani Syed Bidin
meneliti “Ayat-ayat Al- Qur’an sebagai terapi Karasukan Jin: Analisis Ayat-ayat Ruqyah
Syar’iyyah”. Dalam penelitian ini, ia menyebutkan bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang
dijadikan sebagai cara untuk terapi orang yang kerasukan Jin memiliki keindahan bahasa
dan makna- makna sebagai bukti dari kemukjizatan al-Qur’an.10

‫ز‬88‫اب هللا ع‬88‫ان بكت‬88‫أس ان یرقى االنس‬88‫عن الربیع بن سلیمان قال (سألت الشافعي عن الرقیة فقال ال ب‬
‫ بما یعرف من كتاباهلل‬8‫وجل وما یعرف من ذكر هللا قلت أیرقى اھل الكتاب المسلمین فقال نعم إذا رقوا‬

“Dari Rubai’ bin Sulaimān berkata, aku pernah bertanya kepada Imam Syāfi’i tentang
ruqyah. Beliau menjawab: tidak apa-apa manusia diruqyah dengan bacaan kitab Allah (al-
Qur’an) dan Zikir kepada Allah yang diketahui artinya. Aku berkata, bagaimana dengan
ahli kitab yang meruqyah orang-orang muslim?, beliau menjawab: iya boleh apabila
mereka meruqyah dengan kitab Allah yang diketahui atau bisa dipahami”.11

Konseling Profetik Thibbun Nabawi adalah peoses konseling antara konelor dengan
konseli dengan dilandasi dasar sunnah dan hadis nabi Muhammad SAW. Maka dari itu
seorang konselor harus betul-betul memahani apa itu sunnah dan hadis-hadis nabi.
Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan dari bin Jubair, dari ibnu Abbas, dari Nabi SAW :

9
Azra Syafira , “Bimbingan Dan Konseling Islam Dalam Terapi Ruqyah Syar’iyyah Pada Pasien Di Rumah
Sehat Inqilabi Kabupaten Tabalong”.2020
10
Sharifah Norshah Bani Syed Bidin, “Ayat-Ayat Al-Quran Sebagai Terapi Kerasukan Jin: Analisis Dari
Ayat-Ayat Ruqyah Shar’iyyah,”Center of Quranic Research International Journal. (April, 2011): 107–38,
http://ejum.fsktm.um.edu.my/article/1188.pdf
11
Yusuf Al-Qardhawi, Mawqif al-Islām (Kairo: Maktabah Wahbah, 1994), h. 151.

9
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

‫َار َوَأنَا َأ ْنهَى ُأ َّمتِي ع َْن ْال َك ِّي‬


ٍ ‫ال ِّشفَا ُء فِي ثَاَل ثَ ٍة فِي شَرْ طَ ِة ِمحْ َج ٍم َأوْ شَرْ بَ ِة َع َس ٍل َأوْ َكيَّ ٍة بِن‬
“Kesembuhan itu ada 3 dengan meminum madu (bisyur-bata’asala) syatan pisau
bekam(syurthota mihjam), dan dengan besi yang panas ( kayta naar) dan aku melarang
ummatku melakukan pengobatan dengan besi panas.”“Gunakanlah 2 penyembuhan, Al-
qur’an dan Madu .” (HR.Attabrani dari Abu Hurairah).

Masih banyak dalil shahih yang menjelaskan pengobatan Nabawi. Tetapi dari
cuplikan 2 hadis tersebut dapat diketahui bahwa pengobatan yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW adalah Al-Quran, madu dan bekam, akan tetapi, Rasulullah SAW
melarang dengan besi yang panas.Mengobati Penyakit Dengan Al-Qur’an. Lahir (fisik) dan
penyakit bathin

ٌ 8ِ‫ك ُذلُاًل ۗ يَ ْخ ُر ُج ِم ۢ ْن بُطُوْ نِهَا َش َرابٌ ُّم ْختَل‬


‫ ِه‬8‫هٗ ۖفِ ْي‬88ُ‫ف اَ ْل َوان‬8 ِ ِّ‫ت فَا ْسلُ ِك ْي ُسب َُل َرب‬ ِ ‫ثُ َّم ُكلِ ْي ِم ْن ُكلِّ الثَّ َم ٰر‬
َ‫اس اِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ يَةً لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬ ۤ
ِ ۗ َّ‫ِشفَا ٌء لِّلن‬

Artinya:
“Kemudian, makanlah (wahai lebah) dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah
jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya itu keluar minuman
(madu) yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir.” (QS An Nahl:69)

Berkaitan dengan jauhnya seseorang dari Allah SWT penyakit ini adalah penyakit
lahir (fisik) penyakit ini obatnya adalah obat-obatan yang sesuai Al-Qur’an.
a. Mengobati dengan Madu
Firman Allah SWT yang berbunyi :
ٌ ِ‫ت فَا ْسلُ ِك ْي ُسبُ َل َرب ِِّك ُذلُاًل ۗ يَ ْخ ُر ُج ِم ۢ ْن بُطُوْ نِهَا َش َرابٌ ُّم ْختَل‬
ٗ‫ف اَ ْل َوانُه‬ ِ ‫ثُ َّم ُكلِ ْي ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم ٰر‬
َ ِ‫اس اِ َّن فِ ْي ٰذل‬
َ‫ك اَل ٰ يَةً لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬ ۤ
ِ ۗ َّ‫ۖفِ ْي ِه ِشفَا ٌء لِّلن‬

Artinya:
“Kemudian, makanlah (wahai lebah) dari segala (macam) buah-buahan lalu

10
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya


itu keluar minuman (madu) yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat
bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS An Nahl:69)

Madu merupakan makanan sekaligus obat yang disebutkan oleh Allah SWT
dalam Al-Qur’an oleh karena itu, Rasullah SAW menyukai madu sebagai makanan
bahkan sebagai penyembuh penyakit bahkan, beliau suka meminum madu dipagi hari
dengan dicampur air dingin untuk menjaga atau mengobati penyakit khusus.
b. Pengobatan dengan Bekam
Bekam nama lainya adalah hijamah.Berbekam adalah proses pengeluaran darah
kotor melalui kulit.Diantara manfaat berbekam adalah untuk membuang darah kotor
(tempat bersarangnya bibit penyakit, virus Aids HIV, TBC, tumor kanker ).
Dengan banyak darah kotor didalam tubuh akan membuat kita lemah, lesu kurang
semangat dalam hal positip, dan karena setan jin juga bersarang dalam darah kotor.
Landasan berbekam sebagaiman sabda Rasulullah SAW Yang berbunyi :
Sebaik-baik pengobatan yang kalian gunakan adalah bekam” (HR.Ahmad )

Didalam penyembuhan penyakit ala Rasulullah SAW di terapkan tertentu sebagai


pedoman yang perlu di ketahui dan dilaksanakan. Meyakini bahwa Allah SWT yang maha
menyembuhkan segala penyakit. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa Allah SWT adalah
dzat yang maha penyembuh.

ۙ ‫ت فَه َُو َي ْش ِفي ِْن‬


ُ ْ‫َو ِا َذا َم ِرض‬

Artinya : “ Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (QS Asyuara:80)

Jika memerhatikan pengobatan masa sekarang yang serba modern ternyata


kebalikan dengan pengobatan pada masa Rasulullah SAW. Banyak orang yang
menggantungkan penyembuhan dengan obat. Padahal, keyakinan semacam itu mendekati
perbuatan syirik.Yang memberikan kesembuhan bukan obat tapi Allah SWT .Jika merasa
kita yakin, insya Allah akan diberi kesembuhan dengan cepat. Rasulullah SAW
mengajarkan agar orang sakit senantiasa kepada Allah SWT . Salah satu dengan doa nabi

11
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

Yunus AS :

“Laa illaha illa anta subhanaka inni kuntu minal dhalimiin” atau doa sebagai berikut:
“Ya Allah, Rabb pemelihara manusia, hilangkan penyakit ini dan sembuhkanlah, engkau
yang maha penyembuh, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu ,
kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikitpun penyakit. “ (HR. Bukhari ).

Prinsip-prinsip Pengobatan
a. Menggunakan obat yang halal dan baik

Rasulullah SAW mengajarkan supaya obat yang dikonsumsi si penderita


harus halal dan baik . Allah SWT yang menurunkan penyakit pada seorang, maka
Dialah yang menyembuhkan. Jika memnginginkan kesembuhan dari Allah , maka
obat yang digunakan harus baik dan diridhoi oleh Allah SWT . Karena Allah
melarang memasukkan barang yang haram dan merusak kedalam tubuh kita.Allah
SWT berfirman :

ْٓ ‫َو ُكلُوْ ا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم هّٰللا ُ َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ َّواتَّقُوا هّٰللا َ الَّ ِذ‬
َ‫ي اَ ْنتُ ْم بِ ٖه ُمْؤ ِمنُوْ ن‬
Artinya:

Makanlah apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai rezeki yang halal
lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu beriman.”
(QS Al-Maidah:88)
b. Tidak Menimbulkan Mudharat
Dalam menyembuhkan penyakit, harus diperhatikan mengenai kemudharatan
obat.Seorang dokter muslim akan selalu mempertimbangkan penggunaan obat sesuai
dengan penyakitnya.
c. Pengobatan tidak bersifat TBC ( Tahayul, bid’ah dan khurafat )
Pengobatan yang disyariatkan dalam Islam adalah pengobatan yang bias di telti secara
ilmiah. Pengobatan dalam Islam tidak boleh berbau syirik ( pergi ke dukun) .
d. Selalu Iktiar dan Tawakkal
Islam mengajarkan bahwa dalam berobat hendaklah mencari obat atau dokter yang
lebih baik. Dalam kedokteran Islam diajarkan apabila ada 2 obat yang kualitasnya sama
maka perlu dipertimbangkan kedua yang diambil adalah yang lebih efektif dan tidak
12
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

memiliki efek samping bagi pasen. Itulah sebabnya Rasullah SAW menganjurkan
berobat pada yang ahlinya.Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah meriwayatkan
dari hadis ibnu Syuaib, dari ayahnya , dari kakeknya, katanya, “ telah bersabda ,
Rasulullah SAW
“Barang siapa yang melakukan pengobatan, sedang pengobatanya tidak dikenal
sebelumnya itu, maka dia bertanggung jawab ( atas perbuatanya).”

Intregrasi Fitrah Manusia sebagai Konseling Profetik

13
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

Daftar Rujukan

Book
One author

Gladwell, Malcolm. The Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference.
Boston: Little, Brown, 2000.

Two or more authors


Morey, Peter, and Amina Yaqin. Framing Muslims: Stereotyping and Representation after
9/11. Cambridge, MA: Harvard University Press, 2011.
Bernstein, Jay M., Claudia Brodsky, Anthony J. Cascardi, Thierry de Duve, Ales Erjavec,
Robert Kaufman, and Fred Rush. Art and Aesthetics after Adorno. Berkeley: University
of California Press, 2010.

Editor or translator instead of author


Lattimore, Richmond, trans. The Iliad of Homer. Chicago: University of Chicago Press,
1951.

Editor or translator in addition to author


Austen, Jane. Persuasion: An Annotated Edition. Edited by Robert Morrison. Cambridge,
MA: Belknap Press of Harvard University Press, 2011.

Chapter or other part of a book


Ramirez, angeles. "Muslim Women in the Spanish Press: The Persistence of Subaltern
Images." In Muslim Women in War and Crisis: Representation and Reality, edited by
Faegheh Shirazi, 227-44. Austin: University of Texas Press, 2010.

Preface, foreword, introduction, or similar part of a book


Cronon, William. Foreword to The Republic of Nature, by Mark Fiege, ix-xii. Seattle:
University of Washington Press, 2012.

Book published electronically


Wilkerson, Isabel. The Warmth of Other Suns: The Epic Story of America's Great
Migration. New York: Vintage, 2010. Kindle.
Kurland, Philip B., and Ralph Lerner, eds. The Founders' Constitution. Chicago: University
of Chicago Press, 1987. Accessed October 15, 2011.
http://press-pubs.uchicago.edu/founders/.
Quinlan, Joseph P. The Last Economic Superpower: The Retreat of Globalization, the End
of American Dominance, and What We Can Do about It. New York: McGraw-Hill,
2010. Accessed December 8, 2012. ProQuest Ebrary.

Journal article
Article in a print journal
Bogren, Alexandra. "Gender and Alcohol: The Swedish Press Debate." Journal of Gender
Studies 20, no. 2 (June 2011): 155-69.

14
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

Article in an online journal


Brown, Campbell. "Consequentialize This." Ethics 121, no. 4 (July 2011): 749-71.
Accessed December 1, 2012. http://dx.doi.org/10.1086/660696.
Kurylo, Anastacia. "Linsanity: The Construction of (Asian) Identity in an Online New York
Knicks Basketball Forum." China Media Research 8, no. 4 (October 2012): 15-28.
Accessed March 9, 2013. Academic OneFile.

Magazine article
Lepore, Jill. "Dickens in Eden." New Yorker, August 29, 2011.

Newspaper article
Bumiller, Elisabeth, and Thom Shanker. "Pentagon Lifts Ban on Women in Combat." New
York Times, January 23, 2013. Accessed January 24, 2013.
http://www.nytimes.com/2013/01/24/us/pentagon-says-it-is-lifting-ban-on-women-in-
combat.html.

Book review
Mokyr, Joel. Review of Natural Experiments of History, edited by Jared Diamond and
James A. Robinson. American Historical Review 116, no. 3 (June 2011): 752-55.
Accessed December 9, 2011. http://dx.doi.org/10.1086/ahr.116.3.752.

Thesis or dissertation
Levin, Dana S. "Let's Talk about Sex . . . Education: Exploring Youth Perspectives, Implicit
Messages, and Unexamined Implications of Sex Education in Schools." PhD diss.,
University of Michigan, 2010.

Paper presented at a meeting or conference


Adelman, Rachel. " 'Such Stuff as Dreams Are Made On': God's Footstool in the Aramaic
Targumim and Midrashic Tradition." Paper presented at the annual meeting for the
Society of Biblical Literature, New Orleans, Louisiana, November 21-24, 2009.

Website
Google. "Privacy Policy." Google Policies & Principles. Last modified July 27, 2012.
Accessed January 3, 2013. http://www.google.com/policies/privacy/.

Blog entry or comment


Becker, Gary. "Is Capitalism in Crisis?" The Becker-Posner Blog, February 12, 2012.
Accessed February 16, 2012. http://www.becker-posner-blog.com/2012/02/is-capitalism-
in-crisis-becker.html.

15

Anda mungkin juga menyukai