Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : ARIYAH, JUAL BELI, KHIYAR, RIBA


B. Kegiatan Belajar : ARIYAH (KB 1/2/3/4)
C. Halaman : 1 s/d 12
D. Resume :

NO BUTIR RESUME RESPON/JAWABAN


PETA KONSEP ‘ARIYAH

PENGERTIAN
‘ARIYYAH

RUKUN DAN KONSEKUENSI


SYARAT ‘ARIYAH HUKUM
‘ARIYAH ‘ARIYAH

Peta konsep MACAM KONSEKUE


dalam materi KB MACAM NSI HUKUM
‘ARIYAH ‘ARIYAH
Instruksi : Buatlah
1 peta konsep
materi yang anda
resum dan A. Pengertian ‘Ariyah
jelaskan dengan
lengkap Secara semantik, ‘ariyah berasal dari akar kata a-‘ara yu’iru i’arah,
meminjam sesuatu, mengeluarkan sesuatu dari tangan pemiliknya
kepada tangan orang lain

Pengertian ‘Ariyah menurut empat mazhab Fikih; .


1. Mazhab Hanafiyah memiliki pengertian, yaitu:

Memilikkan manfaat pada orang lain tanpa harus ada ganti rugi
2. Menurut Malikiyah, ‘ariyah adalah:
Memilikkan berbagai manfaat dari suatu benda tanpa harus ada
ganti rugi.
3. menurut Syafi’iyah, ‘ariyah memiliki arti:
Mengijinkan mendapat manfaat dari barang yang memiliki
manfaat dengan catatan wujud barang tersebut tetap demi bisa
mengembalikannya.
4. n menurut Hanabilah, ‘ariyah berarti:
Membolehkan mendapat manfaat atas sebuah barang yang
termasuk dari harta kekayaan

Selain empat imam mazhab, ada juga ulama lain seperti:


Ibnu Rif’ah yang berpendapat bahwa ‘ariyah adalah
membolehkan seseorang mengambil manfaat dari suatu barang
dengan jalan yang halal, namun wujud barang tersebut harus
utuh dan dapat dikembalikan kepada pemiliknya

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa ‘ariyah bagian dari tolong


menolong. Sementara hukum tolong menolong adalah sunah.
Pinjaman adalah bagian dari amal kebaikan yang merupakan
manifestasi konkret dari prinsip tolong-menolong. Allah swt
mencela manusia yang enggan tolong menolong sesamanya.

Berdasarkan hal tersebut, Islam sesungguhnya sangat


menganjurkan untuk saling tolong menolong pada hambanya.
‘Ariyah (pinjam meminjam) adalah bentuk dari sikap dan perilaku
tolong menolong. Jadi, ‘ariyah merupakan ajaran Islam yang
perlu dikembangkan dalam interaksi sosial kehidupan umat.

B. Rukun dan Syarat ‘Ariyah

Ilmu fikih secara detail membahas tentang rukun-rukun ‘ariyah.


Berikut ini adalah rukun-rukun ‘ariyah.
a. Mu’ir Mu’ir adalah pihak yang meminjamkan atau mengizinkan
penggunaan barang untuk dimanfaatkan oleh orang lain.
b. Musta’ir Musta’ir adalah pihak yang meminjam barang atau
orang yang mendapat izin untuk menggunakan barang.
c. Musta’ar atau mu’ar Musta’ar atau mu’ar adalah barang yang
dipinjamkan. Jadi, barang yang manfaatnya sudah diizinkan
untuk dipergunakan oleh musta’ir disebut sebagai musta’ar.
d. Shighah
Shighah dalam akad ‘ariyah adalah bahasa komunikasi atau
ucapan. Sighah berfungsi sebagai penegas bahwa akad ‘ariyah
sudah dijalankan dengan baik dan benar. Sighah di sini bisa
meliputi ijab dan qabul. Ijab berarti ucapan dari mu’ir bahwa
dirinya meminjamkan barang yang mengandung nilai guna pada
musta’ir, sedangkan qabul adalah pernyataan yang
menunjukkan bahwa musta’ir telah mendapatkan izin untuk
mengambil manfaat dari barang milik mu’ir

C. Macam-macam ‘Ariyah

1) ‘Ariyah Muqayyadah
‘Ariyah Muqayyadah adalah bentuk pinjam-meminjam barang
yang bersifat terikat dengan batasan-batasan tertentu
2) ‘Ariyah Muthlaqah
‘Ariyah muthlaqah adalah bentuk pinjam-meminjam barang
yang tidak dibatasi oleh ketentuan apapun.

D. Konsekuensi Hukum ‘Ariyah


a. Pertentangan Perspektif antara Mu’ir dan Musta’ir
Barang pinjaman atau musta’ar adalah barang yang bisa
mendatangkan manfaat bila dipakai dalam jangka waktu
tertentu dan di ruang tertentu. Barang tersebut pada
dasarnya adalah milik dari seorang pemberi pinjaman atau
mu’ir, dan berpindah tangan kepada orang yang meminjam
atau musta’ir. Apabila di tengah perjalanan tiba-tiba ada
perubahaan perasaan dari mu’ir, bolehkah dirinya menarik
barang yang menjadi hak miliknya tersebut? Apakah
musta’ir wajib mengembalikan barang pinjamannya,
padahal belum habis waktu yang disepakati atau bahkan
belum sedikit pun mengambil manfaat dari barang tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu terlebih dahulu
mengerti hakikat status kepemilikan barang pinjaman atau
musta’ar. Menurut mayoritas ulama, barang pinjaman yang
ada di tangan musta’ir berstatus sebagai semi-hak milik
(milk ghair lazim). Sebab, barang yang bersangkutan
adalah hak milik penuh dari mu’ir. Konsekuensi pandangan
mayoritas ulama tersebut adalah bahwa mu’ir dapat
menarik barang hak miliknya yang dipinjamkan pada orang
lain tersebut kapan saja dan di mana saja. Hal yang serupa
berlaku pada musta’ir yang boleh mengembalikan barang
pinjamannya itu kapan saja dan di mana saja sesuai yang
dia kehendaki.
b. Pertentangan Klaim antara Mu’ir dan Musta’ir
Pertentangan klaim sering terjadi. Berikut ini adalah
aspekaspek yang sering terjadi di masyarakat:
1) Pertentangan klaim soal jenis akad dan kesepakatan;
2) Pertentangan klaim soal barang yang hilang atau rusak;
3) Pertentangan klaim soal pengembalian.
Seseorang merasa barang yang ada di tangannya itu
adalah barang pinjaman, sehingga saat mengembalikan
barang tersebut kepada pemiliknya tidak diwajibkan
memberikan upeti tertentu. Sedangkan orang yang memiliki
barang merasa bahwa barangnya yang dipinjamkan itu
adalah barang sewaan, sehingga harus dikembalikan
beserta uang sewanya. Jika barang rusak maka harus
diganti biaya perawatan dan ganti rugi
Dalam kasus pertentangan klaim di atas, apakah barang itu
barang pinjaman atau barang sewaan maka klaim musta’ir
adalah klaim yang dimenangkan. Yaitu, klaim bahwa barang
yang ada di tangannya adalah barang pinjaman, bukan barang
sewaan. Namun, 9 musta’ir harus diikat dengan sumpah bahwa
dirinya memang meminjam bukan menyewa.

Beberapa istilah Mu’ir dan Musta’ir


dan definisi di Mu’ir adalah seseorang yang memberi pinjaman
KB Musta’ir adalah seseorang yang meminjam

Instruksi : Tulislah Ahli al-Tabarru,


beberapa istilah yakni memiliki hak penuh untuk memberikan izin atas pemanfaatan
2
definisi yang barang
menurut anda sulit
atau baru dan Mukhtar,
lengkapi dengan yakni tidak dalam keadaan dipaksa oleh pihak lain
jawabannya
sesuai modul
RESUME MATERI ESSENSIAL
Resume materi
essensial
Ariyah adalah memberikan manfaat sesutu barang dari seseorang
Instruksi : kepada orang lain secara cuma-Cuma.
Tulislah materi
essensial sesuai Diantara Rukun-rukunnya adalah:
dengan sub CP 1. Mu;ir
dan pokok- 2. Musta’ir
3 pokok materi 3. Musta’ar
dalam KB, 4. Sighot
beserta
penjelasannya ‘Ariyah dibagi menjadi 2.
dengan lengkap, 1. ‘Ariyah Muqayyadah
serta sesuaikan
adalah bentuk pinjam-meminjam barang yang bersifat terikat
dengan kisi-kisi
soal. dengan batasan-batasan tertentu
2. ‘Ariyah muthlaqah adalah bentuk pinjam-meminjam barang yang
tidak dibatasi oleh ketentuan apapun

Anda mungkin juga menyukai