Anda di halaman 1dari 13

PERAN LPA- LIPA & SURVEIOR

dalam Implementasi Mutu dan Keselamatan Pasien

dr. Bambang Wibowo, Sp.OG, Subsp, K.Fm, MARS, FISQua


UU No 17 Tahun 2013
Pasal 178

1. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan peningkatan mutu


pelayanan kesehatan secara internal dan eksternal secara terus menerus dan
berkesinambungan
2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara internal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui :
a. Pengukuran dan pelaporan indikator mutu;
b. Pelaporan insiden keselamatan pasien; dan
c. Manajemen resiko
3. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara eksternal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui :
a. Registrasi;
b. Lisensi; dan
c. Akreditasi
UU No 17 Tahun 2013
Pasal 178

4. Pelaksanaan registrasi, lisensi dan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan dengan berorientasi pada pemenuhan standar mutu, pembinaan dan
peningkatan kualitas layanan serta proses yang cepat, terbuka dan akuntabel
5. Akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf c diselenggarakan oleh Menteri atau Lembaga penyelenggara akreditasi
yang ditetapkan oleh Menteri
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara
internal dan eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi, melalui

Peningkatan kesehatan Percepatan perbaikan Peningkatan Pembudayaan Penguatan sistem


ibu, anak, keluarga gizi masyarakat pengendalian penyakit perilaku hidup sehat kesehatan dan
berencana (KB) dan melalui Gerakan pengawasan obat dan
kesehatan Masyarakat Hidup makanan
reproduksi, Sehat
• Fasilitas kesehatan tingkat
• Merokok usia 10-18 pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian ibu (per 100.000 • Prevalensi stunting balita (%) • Insidensi TB (per 100.000
tahun (%) • RS terakreditasi (%)
KH) • Prevalensi wasting balita (%) penduduk)
• Obesitas usia >18 • Puskesmas dengan jenis
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH) • Insidensi HIV (per 1000
tahun (%) tenaga kesehatan sesuai
• Angka kematian neonatal (per 1.000 penduduk yang tidak
• Jumlah kab/kota sehat standar (%)
KH) terinfeksi HIV)
• Puskesmas tanpa dokter (%)
• Imunisasi dasar lengkap pada anak • Eliminasi malaria (Kab/Kota)
• Puskesmas dengan
usia12-23 bulan (%)
ketersediaan obat esensial (%)
Dimensi Mutu danNational Quality & Safety Policy (NQPS)

Sumber: Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing
policy and strategy to improve quality of care. Geneva: World Health organization; 2018
MUTU PENYELENGGARAAN SURVEI AKREDITASI FASYANKES
o Standar akreditasi
o Lembaga penyelenggara akreditasi
o Surveior
o Pembiayaan

PERAN LIPA/LPA DAN SURVEIOR SANGAT STRATEGIS


• LIPA/LPA ditetapkan oleh Menteri dan diberi kewenangan/pendelegasian/tugas untuk
melakukan akreditasi fasyankles
• Surveior dilakukan pelatihan bersama oleh Kemenkes - LIPA/LPA – Lembaga pelatihan
• Surveior selanjutnya diserahkan dan dikelola oleh LIPA/LPA untuk melaksanakan tugas
survei, pembinaan kompetensi dan etik
PERAN LIPA/LPA & SURVEIOR
DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2023

o Meningkatkan
pengetahuan terkait
• Pembinaan etik surveior standar pelayanan
• Upgrade pengetahuan yang berlaku di fasilitas
surveior terkait kebijakan pelayanan Kesehatan
pelayanan kesehatan o Menerapkan standar
• Meningkatkan kompetensi
dan pengetahuan surveior Q pelayanan tersebut
sebagai dasar dalam
melakukan penilaian
terkait mutu dan
keselamatan pasien saat survei akreditasi
o Menjaga kerahasiaan
data/informasi
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
OUTPUT OPTIMALISASI PERAN LIPA/LPA & SURVEIOR

Pelaksanaan survei
sesuai dengan
Status akreditasi fasyankes
standar
sesuai fakta lapangan

Kompetensi teknis Penyelenggaraan pelayanan di Diperoleh gambaran


Dapat dianalisa
dan etik Surveior fasyankes menerapkan kaidah mutu pelayanan
aspek yang
mutu dan keselamatan pasien fasyankes di
harus
Indonesia
diperbaiki
ALUR
PELAKSANAAN
SURVEI
AKREDITASI DI
PUSKESMAS,
KLINIK,
LABORATORIUM
DAN UTD

Verifikasi laporan survei dari surveyor oleh LPA merupakan bagian penting dari MONEV
kompetensi surveyor oleh LPA dan dapat digunakan sebagai feedback ke surveyor serta bahan
penyusunan program pembinaan surveyor oleh LPA
ALUR
PELAKSANAAN
SURVEI
AKREDITASI DI
PUSKESMAS,
KLINIK,
LABORATORIUM
DAN UTD

Peran ketua LPA memberikan rekomendasi status akreditasi merupakan kontrol mutu
hasil survei dan tanggungjawab LPA sebelum fasyankes ditetapkan status akreditasinya oleh
dirjen yankes
SALAH SATU KEWAJIBAN LPA
PENUTUP

o LIPA/LPA, harus menerapkan dan menegakkan prinsip tatakelola


organisasi yang baik: transparency, accountability, resposnsibility,
independency, fairness
o LIPA/LPA bertanggungjawab melakukan pembinaan etika dan
kompetensi surveyornya
o LIPA/LPA berkewajiban terakreditasi oleh Lembaga pengakreditasi
lembaga akreditasi…..secara berkala …. Paling lambat 5 th sejak
ditetapkan
o Surveior berkewajiban meningkatkan kompetensi dan menjaga integritas
dan kredibilitas nya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai