Anda di halaman 1dari 3

Pedoman Pemilihan 

Tenaga
Pendamping Profesional Inspiratif
Latar Belakang
Berpedoman pada misi ketiga Presiden dan Wakil Presiden yaitu Pembangunan yang
merata dan berkeadilan, serta Agenda Prioritas Nasional ke-2 yakni mengembangkan
wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Sehingga tercetus
Visi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada kurun
waktu 2020-2024 yakni “Terwujudnya Perdesaan yang Memiliki Keunggulan Kolaboratif
dan Daya Saing dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”. Visi tersebut sebagai upaya peningkatan
harkat martabat serta kesejahteraan masyarakat pedesaan sesuai dengan kaidah
pembangunan berkelanjutan.

Merujuk pada peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, maka arah pembangunan desa harus mengarah
pada percepatan tujuan pembangunan berkelanjutan. Menurut Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Desa, SDGs Desa diartikan
sebagai upaya terpadu Pembangunan Desa untuk percepatan pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan. Terdapat 18 indikator yang menjadi tujuan dari SGDs Desa
yang mana dari segi prioritas didasarkan pada kondisi objektif desa yang bersangkutan.

Prioritas tersebut dijadikan sebagai acuan jajaran pemerintah desa dalam penentuan arah
kebijakan perencanaan pembangunan desa agar lebih fokus dan terarah. Adapun rincian dari 18
tujuan SGDs Desa meliputi (1) Desa tanpa kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat
dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa berkualitas; (5) keterlibatan perempuan Desa; (6) Desa layak
air bersih dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8) pertumbuhan ekonomi Desa
merata; (9) infrastruktur dan inovasi Desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11)
kawasan permukiman Desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi Desa sadar
lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa peduli
lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk Pembangunan Desa; dan
(18) kelembagaan Desa dinamis dan budaya Desa adaptif.

Dalam rangka mewujudkan keberhasilan pembangunan desa sebagaimana yang tertera


dalam SGDs desa, maka diperlukan sosok pendamping yang terampil dan profesional.
Profesional bukan hanya dimaknai sebatas mampu menghadapi tingginya tantangan
seiring perkembangan zaman. Akan tetapi juga mampu menjadi sosok yang
menginspirasi dan memotivasi masyarakat desa agar tergerak baik dari segi kesadaran
maupun partisipasi akan pembangunan desa dan kepeduliannya terhadap segala
aktivitas yang mengarah pada percepatan pencapaian tujuan pembangunan nasional
berkelanjutan. Hal ini menjadikan kehadiran sosok pendamping sangat diperlukan dalam
program pendampingan desa agar lahir sosok pendamping yang diharapkan.

Pendampingan Desa merupakan upaya meningkatkan kapasitas, efektivitas, dan


akuntabilitas Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa, Pemberdayaan Masyarakat Desa,
pembentukan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan Usaha Milik
Desa Bersama, peningkatan sinergitas program dan kegiatan Desa, dan kerja sama Desa
untuk mendukung pencapaian SDGs Desa. Sedangkan Pendampingan Masyarakat Desa
merupakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui asistensi,
pengorganisasian, pengarahan, dan pendampingan desa. Program pendampingan
masyarakat desa yang dikelola oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi tersebut dirancang sesuai dengan tujuan percepatan SGDs Desa.

Pendampingan secara teknis dilakukan oleh sosok inspiratif yang disebut “Tenaga
Pendamping Profesional Inspiratif”. Tenaga pendamping Profesional Inspratif merupakan
Tenaga Pendamping Profesional Eksisting yang dinilai memiliki nilai lebih dibanding
dengan Tenaga Pendamping Profesional lainnya dalam pendampingan pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa yang inovatif dan inspiratif. Pedoman ini disusun
sebagai panduan untuk pemilihan Tenaga Pendamping Profesional yang inspiratif.

Tujuan
1. Memberikan petunjuk tentang ruang lingkup Pemilihan TPP Inspiratif
2. Memberikan petunjuk tentang persyaratan Pemilihan calon peserta TPP Inspiratif
3. Memberikan petunjuk tentang alur Pemilihan TPP Inspiratif
4. Memberikan petunjuk tentang mekanisme Pemilihan TPP Inspiratif
5. Memberikan petunjuk tentang penetapan dan pemberian penghargaan pada TPP
Inspiratif

Ruang Lingkup
1. PLD yakni TPP dengan jenjang tingkatan tenaga terampil pemula yang berkedudukan dan
berwilayah kerja di desa;
2. PD yakni TPP dengan jenjang tingkatan tenaga terampil pelaksana yang berkedudukan
dan berwilayah kerja di kecamatan.

Persyaratan
1. Terdaftar secara aktif sebagai TPP yang dibuktikan dengan Surat Keputusan yang
berwenang dan/atau Surat Perjanjian Kontrak Kerja minimal 3 tahun (terhitung mulai
tahun 2019 atau tahun sebelumnya) di masing–masing posisi;
2. Memiliki penilaian kinerja kategori “A” dalam rentang waktu sejak bulan Januari tahun
2019 sampai dengan tahun 2022;
3. Memiliki rekam jejak loyalitas, integritas, dan moralitas yang baik, dibuktikan dengan
Surat Rekomendasi dari Koordinator Provinsi seperti dalam Lampiran 2;
4. Mampu mengoperasikan komputer, minimal program office (Ms. Word, Ms. Excel, dan/
Power Point), serta dapat menggunakan internet.

Bentuk Penghargaan
1. Kemendesa PDTT/BPSDM menyediakan penghargaan bagi TPP Inspiratif dalam bentuk:
a. Piagam penghargaan;
b. Dana pembinaan; dan
c. Hadiah lainnya.
2. Penghargaan TPP Inspiratif Pemenang I, II, dan III tingkat Nasional di tiga wilayah, akan
diserahkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai