Anda di halaman 1dari 49

PACAR MERAH

“The Mystery Man”


Karya Fajrin Yuristian
Diadaptasi dari Novel “Pacar Merah Indonesia” karya Matu Mona
Dramatic Personae
1. Pacar Merah
2. Ninon
3. Djalumin
4. Tengku Rahidin
5. Agen lain

Sinopsis
Pacar Merah, seorang buron polisi rahasia kolonial, harus bertaruh dengan nyawa di negeri
Gajah Putih. Pacar Merah diburu oleh PID Siam akibat pergerakan dan perlawanannya terhadap
prinsip kolonialisme. Ia dianggap “bahaya” melalui pemikirannya, yang menimbulkan banyak
arus kesadaran bagi kaum-kaum yang merasa bertolak belakang dengan kolonialisme. Kisah
percintaan Pacar Merah pun tak luput dari problematika siasat negeri (politik), pengintaian
dimana-mana, Pacar Merah terus diburu oleh tiap-tiap negeri, melalui Departemen Secret
Service, spion-spion itu bagai bidik senjata yang terus mengikuti kemana Pacar Merah bergerak.
Bukan Pacar Merah namanya jika tak memiliki kepandaian akan sebuah permainan. Meloloskan
diri, menjadi mitos yang amat mahal bagi orang-orang di dekatnya, misteri atau bukan? Tapi
begitulah Pacar Merah adanya.
DI SEBUAH APARTEMEN MILIK SIMPATISAN PACAR MERAH, YAKNI DJALUMIN.
BARANG-BARANG DI DALAMNYA TERTATA AMAT RAPIH. KASUR. SOFA. LEMARI.
TELEVISI. RADIO. MESIN TIK. VAS BUNGA MESIN FAKSIMILE. DAN MACAM-
MACAM LAINNYA. LUKISAN-LUKISAN BERGAYA ABSTRAK MENGGANTUNG DI
DINDING.
SET PANGGUNG DIBENTUK MULTI DIMENSI, SEHINGGA PENONTON MAMPU
MELIHAT DAN MENGIKUTI CERITA KEMANAPUN CERITA BERGERAK. DI
SEBELAH KANAN PINTU MENUJU SEBUAH KAMAR PRIBADI. DI SEBELAH KIRI
PINTU UTAMA APARTEMEN, MENUJU KE LUAR DAN KE DALAM, SEMENTARA DI
SUDUT BELAKANG KANAN MENUJU DAPUR DAN KAMAR MANDI.

BABAK 1
MALAM HARI.
LAMPU FADE IN. MUSIK MERUANG DENGAN TEGANG.
SEORANG PEREMPUAN BERDIRI DI AMBANG PINTU APARTEMEN. BERBICARA
DENGAN PELAN DAN AMAT HATI-HATI DENGAN SEORANG LAKI-LAKI DI
DEPANNYA. SESEKALI PEREMPUAN ITU MEMPERHATIKAN KEADAAN SEKITAR.
IA GELISAH. SESEKALI PULA IA MEMPERHATIKAN SEORANG LAKI-LAKI YANG
TENGAH TERBARING DI DALAM APARTEMEN TERSEBUT. IALAH PACAR MERAH.
TAK LAMA PEREMPUAN ITU PERGI DENGAN HATI-HATI DARI APARTEMEN
TERSEBUT.
LAMPU FADE OUT. MUSIK OUT.

BABAK 2
SIANG HARI, KEESOKAN HARINYA.
LAMPU FADE IN SPOT KE SEBUAH KASUR DIMANA PACAR MERAH BERBARING.
TAK LAMA IA TERBANGUN, DENGAN SEKUAT SISA TENAGANYA MEMBUKA
TIRAI JENDELA LALU DUDUK DI KASUR MEMANDANGI RIUH KOTA SENGGORA
DI LUAR LEWAT JENDELA ITU. TUBUHNYA YANG SEDANG DITERPA SAKIT,
MEMBUAT DIRINYA TERBATUK-BATUK, HINGGA MEMBANGUNKAN SEORANG
LAKI-LAKI , DJALUMIN NAMANYA, YANG TENGAH TERTIDUR DI RUANG DEPAN.
SIMPATISAN ITU MENGHAMPIRI PACAR MERAH.
LAMPU MERUANG.
DJALUMIN
Nona Ninon menitip pesan padaku, katanya ia akan kembali lagi sekitar pukul 2 siang.
(Mematikan lampu kamar)

PACAR MERAH
Ehm..(Sadar akan kedatangan simpatisan itu dan hanya mengangguk, lalu terbatuk-batuk)

DJALUMIN
Biar kubuatkan teh agar tubuh Tuan hangat.

PACAR MERAH
Ya. Terima kasih.

DJALUMIN MENUJU KE KAMAR MANDI DAN DAPUR. IA MENYIAPKAN SEGELAS


TEH DAN BEBERAPA POTONG ROTI UNTUK PACAR MERAH, LALU KEMBALI KE
KAMAR.

DJALUMIN
Aku masih tak habis pikir bagaimana Tuan dapat lolos dari para spion-spion PID Siam itu.
(Meletakkan teh dan roti di sisi Pacar Merah). Silakan, Tuan.

PACAR MERAH
Terima kasih.

DJALUMIN
Di dalam arsip PID Siam, setahuku belum ada raport merah kegagalan dalam semboyan
perjuangan mereka.
PACAR MERAH
Ya.

DJALUMIN
Pengintaian mereka juga terkenal dimana-mana. Undian itu tidak pernah berpihak pada target
mereka. Lolos di satu titik, di titik selanjutnyalah mereka bisa panen.

PACAR MERAH
Ya. Mungkin pula ia akan panen kembali setelah ini.

DJALUMIN
Belum ada yang mampu menyangkal

PACAR MERAH
Kejadian semalam hanya satu dari sekian banyak malam yang membuatku tidak bisa tidur
nyenyak. Pada akhirnya, peruntunganku adalah pertaruhan.

DJALUMIN
Selagi revolusi terus menyala?! Hahaha.

PACAR MERAH
Ya. Selagi jiwa revolusi terus menyala.

DJALUMIN
(Hanya mengangguk. Teringat sesuatu dan beranjak mengambil sebuah surat di ruang depan).
Aku lupa, ini ada surat dari Nona Ninon.

PACAR MERAH
Oh. Terima kasih. (Membuka surat itu lalu membacanya)
DJALUMIN
Tampaknya ia wanita yang sangat romantis. Pergi hanya beberapa jam, tetapi rela meninggalkan
sepucuk surat hahaha.

PACAR MERAH
Ia memang bukan wanita biasa.

DJALUMIN
Lalu apakah yang diucapkan wanita yang tidak biasa dalam sepucuk surat untuk seorang pria
yang juga tidak biasa hahaha. (Berjalan mendekati jendela, memandang kota-kota di luar)

MEREKA SALING MEMANDANG.

DJALUMIN
Ehm, maksudku…Aku hanya….

PACAR MERAH
Ini. (Memberikan surat itu kepada Simpatisan)

DJALUMIN
(Menghampiri Pacar Merah) Hahahah (Membaca tulisan di surat itu) Ya, wanita yang sangat
tidak biasa.

PACAR MERAH
Bacakan.
DJALUMIN
“Tunduklah hanya kepada ketidakberdayaan itu, kepada sakitmu, jangan sampai, revolusi jangan
padam. Pria hebat yang satu-satunya kutemui, Vichitra, aku akan kembali pukul 2 siang. Ninon.”
(Menuangkan teh pada gelasnya) Hahaha, dari mana Tuan mengenal dia?

PACAR MERAH
Tidak sengaja. Aku lupa tepatnya.

DJALUMIN
Dia tahu pergerakan Tuan?

PACAR MERAH
Bahkan semuanya. Pengetahuan politik internasionalnya pun mumpuni.

DJALUMIN
Oyah? Bagaimana bisa

PACAR MERAH
Pendidikannya. Dan, ehmmm…Ninon adalah anak perempuan dari Chief PID Siam, Khun Phra
Phao.

DJALUMIN
Apa? (Terkaget)

PACAR MERAH
Tak usah khawatir. Ia merespons baik visi kita. Aku jaminannya.

DJALUMIN
Hahaha. Aku hanya kaget pada diriku sendiri. Aku lama berada di negara ini, tetapi…
PACAR MERAH
(Memotong) Persoalannya bukan lama atau tidak, tetapi seberapa dalam. Itu nilai mutlak
revolusi.

DJALUMIN
Ya. Daya tarik yang sangat kuat bagi Tuan?

PACAR MERAH
Yang menarik hati saya ialah menyaksikan kepandaian permainannya. Mustahil ketika tubuhku
tak sadarkan diri, aku bisa sampai dengan selamat di tempat ini?

DJALUMIN
Ia kah yang membawamu lolos?

PACAR MERAH
Ya. Pergerakannya amat tajam. (Meminum teh). Darinya pulalah aku tahu bahwa detik ini juga
ada seorang pria di luar sana, datang ke Bangkok untuk mencariku.

DJALUMIN
Untuk apa?

PACAR MERAH
Menangkapku. Hidup atau mati.

DJALUMIN
Memburu pemimpin pergerakan di kerajaan Gajah Putih ini ibarat masuk kandang macan. Lelaki
itu dengan gerak-geriknya pasti jua akan diburu PID Siam.
PACAR MERAH
Ya, untuk itulah Ninon menjebaknya, lalu membawa lelaki itu kepada Ayahnya.

DJALUMIN
Bukankah itu justru bahaya?

PACAR MERAH
Ya. Tapi usaha Ninon ini cerdas. Ia memperlebar waktu, sehingga memberikan celah untukku
dapat keluar dari negeri ini.

DJALUMIN
Dan PID Siam semakin kuat. Ada peluang lelaki itu memiliki persetujuan dengan Khun Phra
Phao. Amunisi mereka akan bertambah seiring kerja sama dengan secret service negeri lelaki itu,
dan…spion-spion mereka semakin pula menjalar dalam kehidupan kita. Gerak kita sempit.

PACAR MERAH
Waktu adalah pertaruhan. Di dalamnya ada perang strategi. Kita hanya bisa berusaha
memperkecil risiko dari pertaruhan itu.

DJALUMIN
Tuan tidak mengenal lelaki itu?

PACAR MERAH
Belum.

DJALUMIN
Nona Ninon tidak memberitahu Tuan?
PACAR MERAH
Semenjak tubuhku diterpa sakit, Ninon tak mau mengganggu pikiran-pikiranku untuk bekerja
lebih.

DJALUMIN
Keselamatan seorang ksatria terletak di tangan gadis cantik

PACAR MERAH BANGKIT PELAN-PELAN MENAHAN TUBUH YANG SAKIT,


MENDEKATI JENDELA DAN MENATAP DALAM-DALAM KOTA SENGGORA.

PACAR MERAH
(Menarik nafas panjang) Hhhh, negeri ini indah. Sama dengan negeriku. Kadang aku berpikir,
betapa berdosanya kita dalam peperangan ini.

DJALUMIN
Keadilan mesti ditegakkan, Tuan.

PACAR MERAH
Ya. Begitu pula di negeri ini bukan?

DJALUMIN
Di awal tahun 1930, keadaan kerajaan Gajah Putih sudah mulai panas. Politik di dalam negeri
sangat tidak memberikan kepuasan bagi hati rakyat jelata. Para Studenten Siam yang pulang dari
benua barat membawa pikiran-pikiran dan semangat-semangat baru, kemudian mulai
menunjukkan sepak terjangnya. Ditambah kas negeri yang sulit, belanja besar dikeluarkan setiap
tahun hanya untuk menggaji para bangsawan, sehingga pegawai-pegawai kecil terpaksa disusuti
dan dikurangi gajinya. Hasilnya perasaan kurang senang disuarakan oleh rakyat, keadilan merasa
dikikis.

PACAR MERAH
Apa yang terjadi?
DJALUMIN
Spionase-spionase pemerintah mendengarkan semua itu. Mereka menyusup ke militair club,
kafe-kafe kecil, rumah-rumah tontonan, demikian pula di tempat-tempat perhimpunan pemuda-
pemuda. Arus kesadaran rakyat Siam telah berada di puncak.

PACAR MERAH
Berhasilkah?

DJALUMIN
Siam diapit oleh dua negeri yang menjadi sarang aliran radikalisme, yaitu Straits dan Indocina.
Pemerintah menjaga kedua blok itu agar jangan leluasa masuk arus Renaissance ke negeri Siam.
Untuk hal ini Pemerintah Siam menggaji Rechercheurs dan spion-spion yang cekatan sebanyak-
banyaknya.

PACAR MERAH
Semoga arus kesadaran itu tetap ada pada jiwa-jiwa yang terdzalimi.

DJALUMIN
Monarkisme masih kokoh di negeri ini. Hak rakyat dikekang, sehingga menimbulkan perasaan
tidak senang bagi kaum muda yang telah diliputi arus kesadaran itu. Sebab itulah, sama seperti
Tuan, siapa saja yang datang dari Tanah Melayu dicurigai, diintai gerak-geriknya. Pemerintah
Siam sangat mengkhawatirkan agen-agen komunis yang membawa bara api untuk dihembuskan
supaya menyala di seluruh Siam.

PACAR MERAH
Pemerintah Siam pintar. Ia tahu letak kekuatan, juga letak kelemahannya.

DJALUMIN
Ya. Di tahun 1930 pula, Siam telah menandatangani perjanjian tiga negeri, antara Inggris,
Belanda dan juga Perancis untuk memberantas kutu-kutu merah yang bagi mereka amat
berbahaya.
PACAR MERAH
Kita hanya tidak mau ketidakadilan merajalela. Revolusi menjadi harga mati.

BUNYI BEL KAMAR APARTEMEN TERDENGAR. DJALUMIN MELIHAT KE ARAH


JAM TANGANNYA. DATANG NONA NINON MENJUMPAI PACAR MERAH.

DJALUMIN
(Melihat jam tangan) Pukul dua lewat lima belas.

PACAR MERAH
(Hanya memandangi Djalumin yang berangkat ke pintu apartemennya)

DJALUMIN MEMBUKAKAN PINTU DENGAN HATI-HATI. NONA NINON BERDIRI DI


HADAPANNYA.

DJALUMIN
Silakan masuk, Nona.

NINON
Terima kasih.

DJALUMIN SEBENTAR BERDIRI DI AMBANG PINTU MEMANDANGI KEADAAN DI


SEKITARAN LORONG APARTEMENNYA. IA SANGAT HATI-HATI, KEMUDIAN
MENUTUP PINTU.

NINON
Bagaimana keadaannya?

DJALUMIN
(Hanya memberikan gerakan tangan menunjukkan Pacar Merah berada di dalam kamar)
NINON MENGHAMPIRI KAMAR LALU BERDIRI DI DEKAT PINTU KAMAR
MEMANDANGI PACAR MERAH YANG TENGAH DUDUK MEMANDANGI SENGGORA
DARI JENDELA.

NINON
Sudah membaik, ksatriaku?

PACAR MERAH
(Menarik nafas panjang) Katakan kepadaku apakah pergerakanku akan berhenti sampai di sini?

NINON
Hmm, itukah igauan dari seorang revolusioner?

PACAR MERAH
Yaa.

DJALUMIN MENYIAPKAN TEH DI DAPUR UNTUK NONA NINON.

NINON
Vichitra….

PACAR MERAH
Nona, halku adalah ibarat laying-layang yang hamper putus talinya, diterbangkan angin,
tercampak kemana-mana.

NINON
Engkau angin segar itu, Vichitra.
PACAR MERAH
Sekarang beta ada di sini, di kerajaan Gajah Putih. Esok, lusa atau entah kapan dan kemana pula
aku akan terbang melayang-layang

NINON
Percayalah Vichitra, aku akan berada di sampingmu. Kemanapun jua kau melangkah.

NINON MENGHAMPIRI PACAR MERAH DAN DUDUK DI BELAKANGNYA,


MEMANDANGI KEGELISAHAN PACAR MERAH.

PACAR MERAH
Setiap saat beta melihat bayangan-bayangan musuh-musuh beta hendak memegang batang leher
beta.

NINON
(Hanya diam saja)

PACAR MERAH
Kau tahu Nona, seorang teman beta, yang dipercayai dan paling tangkas, sekarang sudah
tertangkap.

NINON
Siapakah itu, Vichitra?

PACAR MERAH
Siapa ia itu? Hahaha rupanya Nona yang baru saja datang dari Bandar Bangkok ini belum
mendapat kabar?

NINON
Dari mana kau tahu aku baru saja dari Bandar Bangkok?
PACAR MERAH
Saya lihat dalam mimpi.

NINON
(Diam saja, merasa heran)

PACAR MERAH
Saya lihat dalam mimpi pula bahwa Soe Bing Kiat diikuti oleh musuhnya kemana ia melangkah.

NINON
Namanya Soe Bing Kiat?

PACAR MERAH
Ya. Ia akan tertangkap. Jika tidak malam ini, niscaya esok pagi, selambat-lambatnya ia akan
terbenam. Dalam mimpi itu aku mencucurkan air mata, Nona. Kawan-kawan yang setia itu akan
menemui ajalnya.

DJALUMIN MASUK KAMAR MEMBERIKAN SECANGKIR TEH KEPADA NONA


NINON. LALU KEMBALI SEBENTAR KE RUANG DEPAN DENGAN PERASAAN
KHAWATIR DAN HATI-HATI, MEMBUKA PINTU APARTEMEN, LALU MENENGOK
KE KANAN-KIRI MEMASTIKAN KEADAAN AMAN. IA TAKUT ATAS CERITA
BAHWA NONA NINON ADALAH ANAK DARI PEMIMPIN PID SIAM. DIPASTIKAN
AMAN, DJALUMIN DUDUK DI BANGKU RUANG DEPAN, MENYALAKAN ROKOK
DAN MELAMUN MENDENGAR DIALOG ANTARA PACAR MERAH DAN NONA
NINON DI KAMAR.

DJALUMIN
Silakan, Nona. (Memberikan teh)

NINON
Terima kasih. (Meminum teh pelan-pelan).

HENING SEBENTAR.

NINON
Apakah Soe Bing Kiat akan dihukum mati?

PACAR MERAH
Ia akan mati dengan membunuh dirinya sendiri.

NINON
Mengapa?

PACAR MERAH
Karena ia tidak mau membuka rahasia kawan-kawannya.

NINON
Pengorbanan seorang pejuang.

PACAR MERAH
Demikian kesetiaan kawan.

NINON
(Kembali menyeruput teh). Vichitra, dari mana kau mendapatkan aku berada di Bandar
Bangkok?

PACAR MERAH
Beta hanya bermimpi, Nona.
NINON
Lebih dari sekadar bermimpi.
PACAR MERAH
Hahaha (Tertawa lalu terbatuk). Beta menyebutnya kemurnian hati.

NINON
Kekuatan gaib kah?

PACAR MERAH
Hmmm kau pasti tidak akan mempercayainya.

NINON
Apakah pendidikan tinggi menjadi syarat mutlak untuk tidak mempercayai hal semacam itu?

PACAR MERAH
(Menengok ke arah Nona Ninon pelan-pelan) Hmm…Ya…Mungkin.

NINON
Ceritakan, Vichitra.

HENING

PACAR MERAH
Nona, beta selalu bermimpi. Di dalam mimpi beta, terlihatlah apa yang akan terjadi pada diri
beta. Banyak sekali kejadian yang dialamatkan pada beta. Akan tetapi, semoga belumlah dapat
mereka menangkap diri beta.

NINON
Ya, semoga.
PACAR MERAH
Bulan purnama timbul, dan tenggelam, Nona.

NINON
Kau tangkas, Vichitra.

PACAR MERAH
Sepandai-pandai membungkus, niscaya berbau juga kelak sebuah rahasia.

HENING

NINON
Aku….mengkhawatirkanmu, Vichitra.

PACAR MERAH MENENGOK PELAN KE ARAH NONA NINON. KEDUANYA


BERTATAPAN.

PACAR MERAH
Ehmm..Sudah lama aku tidak mendengar bagaimana sepak terjang Partai Rakyat di Siam ini?
Apa pemimpin-pemimpin mereka masih giat merobohkan kaum bangsawan yang menindas
rakyat?

NINON
Tidak akan alpa, Vichitra. Oiya, aku hamper lupa, Srivisinggam mengirimkan salam padamu.

PACAR MERAH
Bagaimana kabarnya?
NINON
Semoga baik-baik saja.
PACAR MERAH
Ya. Antarkan salamku kepadanya jika kelak Nona bertemu dengannya.

NINON
Aku pun sangsi, masih dapat bertemu dengannya atau tidak.

PACAR MERAH
Mengapa?

NINON
Dirinya amat dikhawatiri oleh pihak kerajaan.

PACAR MERAH
Ayahmu?

NINON
Ya. Rumahnya, dan rumah orang yang dikunjunginya kini menjadi intaian spion, siang dan
malam.

PACAR MERAH
Semoga tak meruntuhkan perjuangannya.

DI RUANG DEPAN, DJALUMIN MASIH MELAMUN MENGHISAP ROKOKNYA.


SESEKALI IA MENDENGAR LANGKAH ORANG BERJALAN PELAN-PELAN DI
LORONG DEPAN APARTEMENNYA. LANGKAH ITU SEPERTI BERHENTI DI DEPAN
APARTEMENNYA. DJALUMIN CURIGA, LALU PELAN-PELAN MELANGKAHKAN
KAKINYA KE PINTU APARTEMEN, LALU MEMBUKANYA PELAN-PELAN.
DJALUMIN MENGINTIP DARI AMBANG PINTU, MENENGOK KE KIRI DAN KANAN,
TETAPI TAK SATUPUN IA MENEMUKAN SESEORANG.DENGAN RASA WAS-WAS IA
PUN KEMBALI LAGI KE TEMPAT DUDUKNYA, KEMBALI MEMBAKAR SEBUAH
ROKOK. DARI DALAM, NONA NINON DAN PACAR MERAH SERAYA TIDAK
BERSUARA, KETIKA ADA SUARA PINTU YANG TERBUKA KETIKA DJALUMIN
MEMBUKA PINTU TADI. MEREKA BERDUA PUN WAS-WAS. MAKA, NONA NINON
BERJALAN KE RUANG DEPAN SERAYA MEMASTIKAN.

NINON
Ada apa?

DJALUMIN
Ehm, tak ada apa-apa. (Mempersilahkan kembali masuk ke kamar)

KEDUANYA BERTATAPAN. LALU NONA NINON MASUK KEMBALI KE KAMAR.

PACAR MERAH
Nona, bolehkah beta bertanya?

NINON
Apapun, Vichitra.

PACAR MERAH
Beta bertanya sebab beta merasa pelik. (Memandang ke arah Nona Ninon). Nona, Ayahmu
adalah kepala dari Secret Service Siam, baginya, kau pun pasti adalah seorang dari kaki
tangannya. Apakah tidak ada wasangka sedikitpun di hatinya tentang dirimu saat ini?

NINON
Percayalah, Vichitra. Tidak ada syak wasangka sedikit pun. Akan tetapi, saya pun harus berhati-
hati. Sekalipun ia belum menaruh sangka atas hubungan kita, benar katamu, bau itu pelan-pelan
akan tercium pula, pada siapapun yang memasang lubang hidungnya. Biarpun ia Ayahku sendiri,
tidak dapat saya percaya pula sepenuhnya, sebab ia amat bengis pada kaum pergerakan, pada
siapapun yang baginya dapat membahayakan kerajaan.

PACAR MERAH
Hahaha.. Sebuah keunikan. Putrinya bersifat halus dan pengasih.
NONA NINON SEDIKIT TERSENYUM MENDENGAR PERKATAAN PACAR MERAH.

NINON
Tapi, Vichitra…

PACAR MERAH
(Menengok dan memerhatikan Nona Ninon apa yang hendak dikatakan)

NINON
Aku pun harus meminta maaf padamu.

PACAR MERAH
Mengapa, Nona?

NINON
Lelaki itu. Yang kujebak dan kubawa kepada Ayahku.

PACAR MERAH
Ehm, ya..Aku tahu, Nona.

NINON
Aku takut jika kesalahanku membawa lelaki itu pada Ayahku, semakin membuat peta kekuatan
baginya. Dan kau akan disejajarkan dengan Mussolini, Stalin, Kemal, Mac. Donald dan lainnya.
PACAR MERAH
Tak ada yang mesti disalahkan, Nona.

NINON
Vichitra….Kelak di atas kepalamu akan ditandai dengan hadiah 50.000 ticals oleh gouverment
asing, barang siapa yang menangkapmu hidup-hidup.

PACAR MERAH
Dari mana lelaki itu berasal, Nona?

NINON
(ragu-ragu menjawab) Ehmm, negerimu.

PACAR MERAH
(Berdiri pelan-pelan kembali memandangi Senggora di luar). Perlahan…Segala yang ada di
dalam mimpiku, mendekati..menjadi hamper kenyataan.

NINON
Maafkan aku, Vichitra.

PACAR MERAH
Beta mestinya berterima kasih padamu, Nona.

NINON
Sekalipun tempat ini sudah kuanggap baik dan layak untukmu, akan tetapi belum berani aku
menjamin para spion-spion itu tidak dapat mencium rahasiamu bersembunyi di sini. Ingin aku
membawamu ke tempat yang sudah kusiapkan, lebih aman.
PACAR MERAH TIDAK MENJAWAB. BERDIRI MELAMUN, MEMATUNG
MEMANDANGI SENGGORA DARI JENDELA.

NINON
Ikutlah denganku ke Ayoudhya, Vichitra. Di sana ada seorang keluargaku yang berpikiran
demokratis pula. Belum lama ini ia telah pulang dari perlawatannya ke seluruh Eropa, ia juga
menyamarkan diri ketika singgah di Uni Soviet.

PACAR MERAH
(menarik nafas panjang) Aku tidak bisa, Nona.

NINON
Kau merasa sangsi atas kejujuranku?

PACAR MERAH
Belah dadaku dan periksa jantung hatiku, Nona. Tak ada satu titikpun terpendam was-was dalam
sanubariku terhadap ketulusan dan kejujuranmu.

NINON
Lalu mengapa?

PACAR MERAH
Aku harus pergi dari kerajaan Gajah Putih ini.

NINON MERASA KAGET SEKETIKA.

NINON
Mengapa?
PACAR MERAH
Dalam mimpiku, aku melihat, bahwa tak lama lagi Siam akan mengalami huru-hara yang besar.
Suatu revolusi niscaya akan terjadi.

NINON
Kekuasaan feodal akan jatuh?

PACAR MERAH
Ramalanku ini, Nona, bukan semata didasarkan pada mimpi saja, melainkan dengan
mengumpulkan bukti, juga buah pekerjaan para pemuka dari Partai Rakyat. Aku kenal betul,
mereka bekerja tidak kepalang tanggung. Ada pepatah Siam mengatakan, “Jika manusia berdiam
diri, alamat batu akan berkata-kata” Apa maksudnya, tentu sudah kita ketahui bersama, Nona.
Kurang lebih….dalam waktu tiga bulan dari sekarang, sistem pemerintahan Siam akan berubah,
kerajaan Gajah Putih akan berubah.

NINON
Akankah banyak darah bertumpahan ke bumi?

PACAR MERAH
Entahlah. Mimpi-mimpiku entah berada di ambang utopis atau tidak. Satu hal yang kuketahui,
Partai Rakyat bekerja seumpama angin. Rahasianya tertutup, sehingga kaum bangsawan tidak
terlau sadar bahwa mereka dikepung oleh musuh-musuhnya.

NINON
Jadi kau ingin meninggalkanku?

PACAR MERAH
Beta terpaksa harus melarikan diri, sebab beta khawatir dalam huru-hara yang terjadi kelak ada
satu golongan yang berdendam pada beta lalu menggunakan kekuasaannya denga keliru. Lebih
parah lagi, boleh jadi banyak jiwa manusia akan melayang. Meski beta bukan seorang dari tanah
Siam, banyak juga orang-orang yang menaruh simpati pada beta, dan jumlahnya tak sedikit. Beta
hanya takut ini menjadi boomerang bagi mereka sendiri.

DARI RUANG DEPAN, DJALUMIN KEMBALI WAS-WAS KETIKA ADA SUARA


LANGKAH KAKI YANG SAMA SEPERTI SEBELUMNYA. IA MEMATIKAN ROKOK
DAN KEMBALI BERJALAN BERHATI-HATI MENUJU PINTU APARTEMEN. IA
MEMBUKA PINTU ITU PELAN-PELAN, KEMBALI MENENGOK KE KANAN DAN KE
KIRI DIANTARA LORONG APARTEMEN TERSEBUT. DARI DALAM KAMAR PACAR
MERAH DAN NINON YANG MENDENGAR SUARA PINTU DIBUKA KEMBALI
TERDIAM SESAAT. PELAN-PELAN NONA NINON MENGINTIP DARI PINTU KAMAR
MELIHAT DJALUMIN. LALU KETIKA DIRASA AMAN, DUDUK KEMBALI. DJALUMIN
MENUTUP PINTU DAN BERJALAN KE ARAH DAPUR, LALU MASUK KE DALAM
KAMAR. PACAR MERAH DAN NINON MEMANDANGI DJALUMIN.

DJALUMIN
Mohon maaf, Nona. Apakah Nona tidak sendiri kesini? (bertanya sangat hati-hati)

NINON
Tak usah khawatir, aku hanya diantar oleh supir pribadiku kesini. Ia menunggu di bawah.

DJALUMIN
(Masih merasa hati-hati dan hanya mengangguk). Ehmm…Baiklah…(Hendak kembali ke ruang
depan, tetapi ada yang terlupa) Ehm..Aku hendak ke toko makanan dahulu di bawah.

NONA NINON MENGANGGUK, SEMENTARA PACAR MERAH MASIH MEMANDANGI


SENGGORA DARI JENDELA. DJALUMIN MENGAMBIL JAKET MANTELNYA, LALU
PERGI KELUAR DENGAN HATI-HATI.

NINON
Kemanakah kau akan pergi Vichitra?

PACAR MERAH
(Lama menjawab) Aku rindu negeriku.
NINON
Semakin bahaya adanya, bukankah begitu?

PACAR MERAH
Rindu beta pada negeri, hanya itu yang bisa mengesampingkan urusan hidup dan mati beta.

NINON
Tengku Rahidin pasti sudah mengirim kabar kepada negerinya bahwa seseorang yang mereka
buru berada di Siam. Untuk itu pasti gerakmu akan semakin sempit, bahkan di tanahmu, akan
semakin berbahaya bagi dirimu, Vichitra.

HENING
Pemberontakan mesti terjadi demi keadilan, itu sudah saya yakini 100 persen, karena leider-
leider rakyat jelata sudah tidak dapat menahan diri terhadap penindasan yang senantiasa
menimpa di atas kepala mereka.

NINON
Kalau begitu, kau masih akan….(dipotong Pacar Merah)

PACAR MERAH
Di mana beta ada kesempatan, api revolusi niscaya akan terus berkobar. Persangkaan terhadap
beta pada segala macam agitasi di dalam bara yang terus membakar kaum pergerakan ini sudah
terlanjur terang.

NINON
Dengan keadaanmu yang seperti ini?

PACAR MERAH
(Menghampiri pelan-pelan Nona Ninon lalu berbicara dekat dengannya, saling menatap) Nona,
beta merasa penyakit beta jauh daripada sembuh, karena yang beta derita ini memang selamanya
dapat mengganggu. Obat tidak berhasil menyembuhkannya. Hanya satu yang dapat
menyembuhkan penyakit ini. Udara tanah air beta, Indonesia.

KEDUA MATA MEREKA BERKACA-KACA. TERLEBIH NONA NINON YANG


SEMAKIN TERIRIS HATINYA MENDENGAR PERKATAAN PACAR MERAH, SEBAB IA
MERASA AKAN DITINGGALKAN.

NINON
Kalau begitu bawalah aku ke tanah airmu. (Sambil menangis)

PACAR MERAH
Beta tidak bisa

NINON
Mengapa?

PACAR MERAH
Sebab akan lebih membahayakan dirimu.

NINON
Aku tidak peduli

PACAR MERAH
Ayahmu akan lebih tersulut, hingga akan membuat kekacauan di kedua negeri kita.

NINON
Biarkan aku yang berada di sisimu, Vichitra.
PACAR MERAH
Maafkan beta.

NINON
Aku yang akan mengasuh penyakitmu.

PACAR MERAH
Hanya tanah air beta.

NINON MENANGIS SEJADI-JADINYA. IA BERDIRI SAMBIL TERUS MENANGIS KE


HADAPAN SENGGORA DI JENDELA.

PACAR MERAH
Beta mengucapkan terima kasih. Atas budi baikmu. Jika bukan karena dirimu, Nona, sudah lama
beta meninggalkan dunia fana ini. (HENING). Kau tahu, Nona, kaulah yang membawa
penghibur ke dalam sanubariku. Ibarat bintang Venus yang tiba membawa cahaya ke dalam
dadaku yang terus ditekan kesusahan amat sangat.

NINON
Kau mencintaiku?

PACAR MERAH
Kau kuanggap sebagai saudara kandungku.

NONA NINON SEMAKIN TERKAGET DAN MERINGIS DALAM HATI.

PACAR MERAH
Hanya kepadamulah beta menumpahkan perasaan kalbu beta. Kaulah gemala hikmat dari
Kerajaan Gajah Putih. Diantara begitu banyak kawan-kawanku, kau sendirilah perempuan
pertama yang menyayangiku dengan ketulusan.

NINON
Kau tidak mencintaiku, Vichitra.
PACAR MERAH
(Pelan-pelan bangkit menghampiri Nona Ninon, lalu memeluknya dari belakang, seketika dibalas
pelukan itu oleh Ninon) Inilah rasa beta, Nona. Tidak pernah akan terlupa jasamu, budimu, ma
Cherie, akan beta bawa hingga waktu akhir beta. Tidak akan terlupa sampai nyawa bercerai dari
tubuh beta.

NINON
(Masih memeluk) Jangan pergi, Vichitra.

PACAR MERAH
(pelan-pelan melepaskan pelukan, lalu memandangi matang-matang mata Nona Ninon). Di mana
beta berada, niscaya akan kukirimkan surat kepada Nona. Bila beta merasa aman sentosa
berdiam di suatu tempat, bolehlah kukabari Nona agar menjumpaiku di sana.

NINON
Berjanjilah, Vichitra.

PACAR MERAH
Dengan sepenuh hati.

NINON
Dari sini kau akan langsung bertolak ke tanah airmu?

PACAR MERAH
(Melihat ke jendela kembali) Tidak. Aku akan ke Hongkong terlebih dahulu.
NINON
Hongkong? (mendengar heran)

PACAR MERAH
Ya. Beta akan menemui sahabat seperjuangan di sana. Lalu kemudian bersama-sama kembali ke
tanah air.

NINON
Kau yakin?

PACAR MERAH
Ya. Jika masih ada peluang, sebelum ke tanah air aku juga akan menyambangi dahulu Filipina,
lalu membuka peluang untuk masuk ke Kuba.

NINON
Menyudahi peperangan?

PACAR MERAH
Menyelesaikan cita-cita pertama.

NINON MELANGKAHKAN KAKI KE JENDELA. PACAR MERAH MEMBARINGKAN


DIRINYA KE KASUR. KEDUANYA TERMENUNG. HINGGA PADA AKHIRNYA NINON
MELIHAT ROMBONGAN MOBIL YANG IA KENAL DI JALANAN DI BAWAH JENDELA
ITU. IA KAGET DAN MERASA WAS-WAS. MENGAJAK PACAR MERAH UNTUK
CEPAT MENINGGALKAN APARTEMEN INI. KEPANIKAN SEKETIKA.

NINON
Vichitra (Sambil melihat ke jalanan dari jendela). Baiknya kita lekas pergi dari tempat ini.
PACAR MERAH HANYA TERDIAM, BANGUN PERLAHAN KE JENDELA DAN
MELIHAT APA YANG DILIHAT NONA NINON.

NINON
Mobil secret service Siam.
PACAR MERAH
Kau dibuntuti?

NINON
Entahlah. Aku hanya berdua dengan supir pribadi….ku. (Memikirkan sesuatu, kemudian
mengumpat) Ah keparat…

NONA NINON BERGEGAS MEMAKAI MANTELNYA, UNTUK MENGAJAK PACAR


MERAH PERGI. DARI LUAR SEKETIKA DJALUMIN KEMBALI DARI TOKO
MAKANAN, DAN MEMBUKA PINTU KAMAR YANG MEMBUAT PACAR MERAH DAN
NINON KAGET DI TENGAH KEPANIKAN.

NINON
Ayo, Vichitra. Waktu kita terbatas.

PACAR MERAH
Bagaimana dengan Djalumin?

PINTU KAMAR TERBUKA. DJALUMIN MASUK.

DJALUMIN
Ada apa?

NINON
Adakah yang membuntutimu?

DJALUMIN
Tidak ada.

NINON
Kita harus bergegas. Ke luar dari tempat ini.

DJALUMIN
Mengapa?

NINON
Persembunyian kita tercium. Lihat di jendela.

DJALUMIN MENGHAMPIRI JENDELA DAN MELIHAT ROMBONGAN MOBIL PID


SIAM DI BAWAH. IA KAGET. DAN BERGEGAS MERAPIHKAN SEGALABYA UNTUK
DIBAWA.

NINON
Kubawa kau ke Ayodhya dahulu, Vichitra. Aku mohon, untuk sementara saja. Demi
keselamatanmu.

PACAR MERAH HANYA TERDIAM.

KETIKA NINON DAN DJALUMIN TENGAH MERAPIHKAN DATA-DATA RAHASIA.


SUARA KETUKAN PINTU APARTEMEN DARI LUAR TERDENGAR. MEREKA
TERPERANJAT DAN HENING SEKETIKA. SALING MEMANDANG KEDUANYA.
SEMENTARA PACAR MERAH HANYA MASIH TERMENUNG MELIHAT ROMBONGAN
MOBIL DI LUAR, DARI JENDELA.
DJALUMIN PERLAN-PELAN MENGHAMPIRI PINTU APARTEMEN, DIIKUTI NONA
NINON DI BELAKANGNYA. NINON MEMBERI KODE AGAR DJALUMIN BERSIAP DI
ARAH DAPUR, MENGINTIP SAMBIL MENYIAPKAN PISTOLNYA. MEREKA SANGAT
HATI-HATI DAN SUDAH SIAP DENGAN SEGALANYA, PADA APA YANG AKAN
TERJADI. PINTU DIBUKA. 3 PRIA BERDIRI DI AMBANG PINTU. MEREKA PELAN-
PELAN MASUK, MENATAPI NINON DAN MELIHAT SEKITAR DAN SEISI
APARTEMEN.

SPIONASE 1
Nona, tentu nona sudah mengatahui kedatangan kami. Dimana dia, Nona? (Sambil
memperhatikan kedua rekannya melihat-lihat ruangan)

NINON
Kalian tidak berhak ada disini, pergi!

SPIONASE 1
Kami hanya diperintahkan ayahanda Nona. Jadi jika nona mengusir kami, nona akan paham
konsekuensinya.

NINON
Dia tidak ada disini.

SPIONASE 1
Lalu mengapa nona disini?

NINON
Ini apartemen temanku.

SPIONASE 1
Hmmm, teman?! (Merayu Ninon dengan mendekatkan tangannya ke pipi)
NINON
Jangan kurang ajar kau! (menepis tangan spionase 1)

SPIONASE 1
Saya akan membantu Nona agar Nona bisa keluar dari amarah ayahanda Nona, asal…..
(Menggoda Ninon, lalu kemudian dihentikan oleh spionase 3)
NINON SEMAKIN KETAKUTAN

SPIONASE 2
Jangan gegabah! Bukan ini tugas kita! (Memperingati spionase 1) Nona, kami tak memiliki
banyak waktu

DARI LUAR TENGKU RAHIDIN MENYIMAK OBROLAN DI DALAM.

NINON
Sekali lagi saya minta kalian pergi dari tempat ini sebelum teman saya datang, atau….

TEUKU RAHIDIN
Atau apa Nona? (Masuk tiba-tiba) Wanita cerdas mati-matian dan mau mengorbankan nyawanya
untuk lelaki yang cerdas….ehm maaf saya kira yang pantas adalah “dianggap cerdas” hahahaha.

NINON
Untuk apa kau kemari? (Memandangi spionase) Kalian, tangkap dia! Kenapa dia bisa bebas
kembali?

SPIONASE DIAM SAJA.

TEUKU RAHIDIN
(Mengeluarkan sepucuk surat perintah) Berkencan dengan Nona ternyata ada untungnya pula.
Kau ini menggoda Nona, sukmamu deras mencapai ulu hatiku, aku masuk jaringmu dan
beberapa perkiraanku mengatakan bahwa aku akan jatuh cinta karenamu, tetapi nyatanya setelah
kuceritakan segala yang melekat dalam diriku, sampai maksud tujuan datang ke negeri ini, nona
justru memiliki niat lain, seolah-olah menerima perhatianku, membuatku melayang, lalu nona
jatuhkan dari angkasa negeri ini menuju Ayahmu! Masuk jarring perangkapmu! Sebab nona
diam-diam menutupi bahwa nona menyimpan rahasia dan menutupi keberadan dari ksatriamu,
yang jelas-jelas musuhku! Tetapi nasib baik masih berada padaku nona. Ya meski terkadang saya
selalu berpikir, bahwa siapa yang bodoh di posisi ini. Aku atau Nona!
NINON
Apa maksudmu?

TENGKU RAHIDIN
Ayahmu! Ayahmu menugaskan saya untuk menangkap dirinya.

NINON
Bagaimana bisa?

TENGKU RAHIDIN
Bagaimana bisa? Hahahaha. Apakah nona lupa bahwa ksatria nona itu merupakan musuh dari
segala musuh, yang ada di dunia ini. (Hening) Seluruh mata dunia akan terus mengejarnya,
Nona! Tak ada ruang untuknya kini.

NINON
Tidak! Kau tidak memahami sedikitpun tentang dia sebenarnya!

TENGKU RAHIDIN
Saya jelas mengenal dia! Sedari kecil saya sudah bersamanya.

NINON
Apa maksudmu?!
SPIONASE 3
Tuan! Kita diburu waktu!

TENGKU RAHIDIN
Waktu kita sudah didapat.

SPIONASE 3
Tetapi waktu kita bukan untuk hal seperti ini, bukan untuk menceritakan hal masa kecil.

TENGKU RAHIDIN
Ohh, Nona saya mau bertanya, apakah PID Siam terlalu kaku dan menuhankan waktu untuk
urusan-urusan seperti ini? (bertanya menyindir dan Ninon diam saja)

SPIONASE 2
Kecepatan dan ketepatan dalam bertindak sudah menjadi bagian dari diri kami! Tak ada basa-
basi, tak ada yang mesti dibicarakan selain membawanya langsung pada Tuan Khun Phra Pao.

TENGKU RAHIDIN
Kalo begitu mari kita berbasa-basi! (Mengacungkan pistol ke spionase 2)

SPIONASE 1
Jangan main-main Tuan! (Mengacungkan pistol pula ke Tengku Rahidin)

TENGKU RAHIDIN
Saya tidak main-main!

SPIONASE 1
Sedari awal saya sudah mampu menabak arah pikiran anda!
TENGKU RAHIDIN
Lalu apa? (Hening) Baik, baik, kita batalkan penangkapan ini, lalu kembali tanpa membawa
hasil. Lalu kalian akan dibunuh karena tidak becus, dan aku akan diusir dari negeri ini, pulang ke
negeriku dengan tangan kosong, ooo tidak-tidak, barangkali saya pun akan dibunuh oleh Ayah
dari Nona ini (menghadap Ninon). Sementara revolusi akan terjadi, dan kedigdayaan negeri ini
akan jatuh di tangan kaum buruh. Bagaimana?!

SEMUA TERDIAM. LALU PERLAHAN MENURUNKAN PISTOLNYA. KETEGANGAN


MENURUN.

TENGKU RAHIDIN
Hahahaha! Lagipula siapa yang berkuasa dalam tugas penangkapan ini! (menunjukan surat
perintah kepada spionase sambil mengejek) Baiklah! Saya pun tidak punya banyak waktu Nona!
Jadi dimana dia?

NINON
Dia tidak ada di sini.

TENGKU RAHIDIN
Lalu? (Menyalakan rokok)

NINON
Aku tak tahu di mana dia berada.

TENGKU RAHIDIN
Untuk apa Nona di tempat ini.

NINON
Bertemu kawanku.

TENGKU RAHIDIN
Dimana kawan nona itu?

NINON
Entah.

TENGKU RAHIDIN
Jawaban yang tidak akurat.

NINON
Dia tidak mengatakan kemana dia pergi!

TENGKU RAHIDIN
Sejak kapan?

NINON
Saya tertidur di saat dia pergi

TENGKU RAHIDIN
Hmm, Nona, pada umumnya manusia tidur tidak menggunakan mantel!

NINON
Saya tertidur!

TENGKU RAHIDIN
Baik! Tetapi mantelnya pun tidak akan serapih ini!

HENING
TENGKU RAHIDIN
(Bangun menghampiri Nona Ninon, tepat di hadapannya) Saya tidak ingin main-main lagi
dengan jebakan Nona. Sekarang katakan, di mana dia?

NINON
Aku sudah bilang bahwa aku tidak tahu.
TENGKU RAHIDIN
Dimana Nona tertidur?

NINON
Di kamar!

TENGKU RAHIDIN
Kamar? Baik, kalau begitu saya ingin melihat nyamannya kamar tersebut sehingga membuat
Nona yang manis jelita ini tertidur! (Bangkit menghampiri kamar, namun dihentikan oleh Ninon)

NINON
Tunggu dulu! (Mencegah sambil mengulurkan pistol)

SEMUANYA REFLEK MENGELUARKAN PISTOL MEMBURU SASARANNYA


MASING-MASING, KECUALI TENGKU RAHIDIN. DJALUMIN PUN YANG SEDARI
TADI MENDENGAR PERCAKAPAN ITU DAN SESEKALI MENGINTIP TIBA-TIBA
KELUAR DARI RUANG BELAKANG SAMBIL MENODONGKAN PISTOL.

TENGKU RAHIDIN
(Tersenyum sinis) Ahhh, BINGGO! Namun sayangnya ada 3 lawan 2. Ah tidak-tidak, maksudku
4 moncong pistol melawan 2 keberanian yang sia-sia (Mengeluarkan pistol pula dari mantelnya)

SUASANA MENEGANG. MUSIK MEMANDU KETEGANGAN MEREKA YANG SALING


MEMILIKI SASARANNYA MASING-MASING. DARI DALAM KAMAR, SEDARI TADI
PULA PACAR MERAH YANG TENGAH BERDIAM DIRI ALIAS MERENUNG,
BERANJAK KELUAR KARENA MENDENGAR PERCAKAPAN YANG SEMAKIN
TEGANG. IA TAHU APA YANG AKAN TERJADI SETELAHNYA.

PACAR MERAH
Peluru-peluru itu memburuku! Jangan kepada mereka! (keluar dari kamar)

TENGKU RAHIDIN DAN PACAR MERAH SALING MENATAP. PERTEMUAN YANG


DITUNGGU-TUNGGU.

TENGKU RAHIDIN
Pelarian yang amat jauh. Membuana demi satu tujuan. Menjadikan pahlawan bagi siapa saja
yang tertindas. Niat yang sangat mulia. Bahkan melupakan renta dirinya. Apa kabar, Ibrahim?

PACAR MERAH
Sudah menjadi dasar, ada dua kodrat jiwa manusia. Kehendak mau hidup dan kehendak jangan
mati. Sudah menjadi hak manusia untuk merdeka lahir batin. Maka sudah pula hak merdeka
tersebut mesti diperjuangkan. Apapun risikonya.

TENGKU RAHIDIN
Aku ingat betul bagaimana dulu di pematang sawah tempat kita biasa bermain semasa remaja,
kau selalu mengucapkan tentang kodrat manusia, tentang kebebasan dalam akal dan pikiran.

PACAR MERAH
Konsistensi dalam memperjuangkan adalah hukum mutlak. Aku ciptakan itu sedari kecil, lalu
tumbuh dan berkembang hingga raga tak lagi terkandung jiwa.

TENGKU RAHIDIN
Berulang kali pula aku mengatakan padamu, bahwa apa yang kau pikirkan itu ilusi. Semua
fatamorgana dalam zaman yang seperti ini.

PACAR MERAH
Tak ada fatamorgana dalam kamus perjuangan. Yang ada hanya perkara waktu, waktu, dan
waktu. Saya percaya segala akan indah pada waktunya, tentu dengan niat mulia.

TENGKU RAHIDIN
Mulia bagimu?

PACAR MERAH
Bagi umat manusia.

DJALUMIN
Kalian saling mengenal?

TEUKU RAHIDIN
Ya. Untuk itu saya menjemputnya. Untuk Pulang.

NINON
Jangan dengarkan dia, Vichitra!

PACAR MERAH
Saya memang hendak pulang.

NINON
Tidak dengan cara ini!

TEUKU RAHIDIN
Tak ada cara lain! Ketika kau memaksa untuk merubah dunia menjadi apa yang kau inginkan,
maka aku pun berhak memaksa, dalam hal ini, mari kita pulang!

PACAR MERAH
Saya ingin pulang dan saya akan pulang, tetapi……(hening)

TEUKU RAHIDIN
Tetapi apa?

PACAR MERAH DIAM TAK MENJAWAB. HAL ITU MEMBUAT TEUKU RAHIDIN
PENASARAN DAN SEMAKIN MENDEKATKAN DIRI DAN MONCONG PISTOLNYA KE
HADAPAN PACAR MERAH

TEUKU RAHIDIN
Jawab! Tetapi apa!

PACAR MERAH
Saya tidak bisa menjawab di sini, akan bahaya bagi kita semua.

TEUKU RAHIDIN
Apa maksudmu?

PACAR MERAH
Saya baru saja bermimpi. Di mimpi saya, saya merasakan aroma tubuh sahabat saya!

TEUKU RAHIDIN
Saya?!

PACAR MERAH
Bukan! Alminksy!

TEUKU RAHIDIN
Dimana dia sekarang?
PACAR MERAH
Tak lama lagi.

TEUKU RAHIDIN
Apa?

PACAR MERAH
Ia akan kemari. Membawa beberapa orang.

TEUKU RAHIDIN
Untuk apa?

PACAR MERAH
Menjemputku.

TEUKU RAHIDIN
Tapi saya sudah menjemput terlebih dahulu

PACAR MERAH
Untuk itu, saya pun akan pergi bersamamu. Tetapi jika Alminsky berpapasan dengan kita, sudah
pasti nyawa kalian terancam.

TEUKU RAHIDIN
Omong kosong!

PACAR MERAH
Mereka semakin dekat!
TEUKU RAHIDIN PUN MERASA KHAWATIR.

TEUKU RAHIDIN
Lalu bagaimana kita sekarang?

PACAR MERAH
Saya punya cara, tetapi strategi ini harus dimainkan hanya oleh 2 orang.

SPIONASE 1
Tidak perlu ada lagi saling mengelabui! (Mengacungkan pistol ke Pacar Merah) Dari tadi kita
hanya saling melakukan pembicaraan mengada-ngada, hanya memakan waktu dan tidak masuk
akal!

TEUKU RAHIDIN
(Memotong) Berjumpa dengan revolusioner besar di tanah sendiri adalah hal luar biasa. Tetapi
menangkap dan membawa pulang revolusioner besar di negeri orang, adalah hal yang lebih dari
istimewa. Saya merasa sangat terhormat. Kita pakai strateginya.

SPIONASE 1
Apa-apaan Tuan ini?!

TEUKU RAHIDIN
(Mengacungkan pistol dan surat tugas) Siapa yang memimpin ini?

PARA SPIONASE TIDAK BERKUTIK. HANYA DIAM.

PACAR MERAH
Supaya kalian percaya, silakan ikat Ninon dan Djalumin dimanapun kalian mau.

NINON
Vichitra?

PACAR MERAH
Tak akan ada yang tersakiti Nona, kita semua akan selamat (Menatap mata Ninon). Tenanglah
(Kepada Djalumin)
TEUKU RAHIDIN MEMBERI KODE AGAR SPIONASE MENGIKAT TANGAN NINON
DAN DJALUMIN.

PACAR MERAH
Ikut aku ke kamar, kita bicarakan strateginya.

TEUKU RAHIDIN DENGAN HATI-HATI MENGIKUTI KE KAMAR. SPIONASE TETAP


BERJAGA DI RUANG TENGAH TERHADAP NINON DAN DJALUMIN.

PACAR MERAH
(Di kamar) Saya tahu kau sangat ingin membawaku pulang ke tanah air. Saya pun sudah
menceritakan semuanya kepada Ninon bahwa saya ingin pulang ke tanah air. Bukan sebuah
kebetulan belaka engkau berada di sini.

TEUKU RAHIDIN
Saya tidak mau sia-sia dalam perjalanan ini.

PACAR MERAH
Tentu tidak akan sia-sia. Kecuali kau salah langkah setelah ini.

TEUKU RAHIDIN
Apa maksudmu?

PACAR MERAH
Saya pun dalam pengejaran PID Siam. (Menghadap Teuku Rahidin, lalu berbisik merencanakan
sesuatu) Bagaimana?

TEUKU RAHIDIN
(gelisah)

PACAR MERAH
(memegang bahu Teuku Rahidin) Kita pulang bersama. (Saling menatap)

TAK LAMA PACAR MERAH DAN TEUKU RAHIDIN KELUAR KAMAR.

TEUKU RAHIDIN
(Kepada spionase) Kalian tunggu di depan pintu. Berjaga, sewaktu-waktu Alminsky dan kawan
sudah tiba. Kami di sini akan mengatur untuk menjebaknya.

DENGAN RASA RAGU, SPIONASE KELUAR PERLAHAN-LAHAN. NINON DAN


DJALUMIN HANYA TERUS MENGIKUTI PERMAINAN TERSEBUT. PACAR MERAH
BERBISIK KEPADA DJALUMIN. DJALUMIN PUN HANYA MENGANGGUK.

PERMAINAN LAMPU DI SELURUH RUANGAN MEINTERPRETASIKAN SEBUAH TIME


SKIP BEBERAPA MENIT. DENGAN LALU-LALANG MEREKA YANG MANA ITU
MEMANG DIRENCANAKAN DALAM IDE PACAR MERAH. GUNA MEMBUAT
PERCAYA BAHWA ALMINSKY AKAN DATANG DAN MEMANIPULASI SEMUANYA.

TEUKU RAHIDIN
Berapa lama lagi?

PACAR MERAH
Mari kita mulai

TEUKU RAHIDIN MEMANGGIL SPIONASE. MEREKA MASUK DENGAN HATI-HATI.


TEUKU RAHIDIN
Kau kut saya berjaga di belakang?(kepada spionase 2,) kau ikuti dia ke kamar (kepada spionase
3) dan kau bukakan ikatan mereka (kepada Spionase 1) Mereka bisa kita manfaatkan sebagai
tenaga tambahan.

MESKI SALING CURIGA, SPIONASE TETAP SAJA MENGIKUTI ARAHAN. STRATEGI


DIMULAI. DI KAMAR, PACAR MERAH TIBA-TIBA MEMBERI MINUMAN KEPADA
SPIONASE YANG TELAH DIBERIKAN RACUN. SPIONASE 3 MATI. KETIKA
SPIONASE 1 SUDAH MELEPASKAN IKATAN NINON DAN DJALUMIN, TIBA-TIBA
TERDENGAR SUARA SAYUP-SAYUP LEDAKAN DARI RUANG BELAKANG. SUARA
TERSEBUT ADALAH TEMBAKAN TEUKU RAHIDIN KE SPIONASE 2. SPIONASE 1
YANG CURIGA MENDEKATI KE ARAH BELAKANG, NAMUN DJALUMIN YANG
SEDARI TADI MEMEGANG SENJATA, LANGSUNG MENEMBAKNYA. SEMUA
SPIONASE MATI. STRATEGI PACAR MERAH BERJALAN DENGAN BAIK. KEMUDIAN
SEMUANYA KEMBALI KE RUANG DEPAN, SALING MENATAP TAK MENGIRA,
DIIRINGI SUASANA MUSIK YANG TEGANG.

PACAR MERAH
Sekarang kau sudah lepas dari ikatan PID Siam, hanya saja kita tinggal mengatur bagaimana
caranya keluar dari penjagaan PID Siam di bawah sana. Lalu kembali ke tanah air.

NINON
Vichitra?

PACAR MERAH
Nona, waktu beta sudah tiba. Seperti yang beta ucapkan. Beta rindu tanah air beta.

NINON
Kau pulang untuk kalah (sambil menangis)

PACAR MERAH
Beta pulang tidak hanya untuk kalah, tetapi untuk kembali, lalu menang. Dan tunggulah kabarku
(Mengisyaratkan sesuatu) perjuangan jangan pernah selesai (kepada Djalumin)

TEUKU RAHIDIN
Hahahaha lalu siapa yang menang jika seperti ini? (Tersenyum sinis)

PACAR MERAH MENGIKUTI TEUKU RAHIDIN. PERLAHAN MEREKA MENGHILANG


DARI LORONG APARTEMEN. NINON DAN DJALUMIN HANYA BISA TERDIAM
SAMBIL MENANGISI KEPERGIAN PACAR MERAH. KEDUANYA MENDENGAR
SAYUP-SAYUP SUARA TEMBAKAN DI LUAR SANA.

NINON
Siapa Alminsky?

DJALUMIN
Entahlah. Kita tidak pernah tahu. Pacar Merah adalah sebuah misteri bagi kita.

LAMPU FADE OUT.

BEBERAPA HARI KEMUDIAN.

LAMPU FADE IN.

DJALUMIN TERTIDUR DI BANGKU. DIBANGUNKAN SUARA KETUKAN PINTU


APARTEMEN. DIA BANGKIT DAN MEMBUKA, TERKAGET KETIKA IA TEMUI NINON
BERDIRI DI HADAPANNYA. MEMPERSILAKAN MASUK NINON KE DALAM. NINON
DUDUK DAN DJALUMIN HENDAK MENYIAPKAN MINUMAN KE BELAKANG,
NAMUN DIKAGETKAN OLEH KABAR DARI NINON.

NINON
Temani aku ke Hongkong.

DJALUMIN PAHAM APA YANG DIMAKSUD. TIDAK MENYANGKA AKAN KABAR


ITU. KEDUANYA BERTATAPAN DIIRINGI MUSIK ENDING.

BLACK OUT

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai