Anda di halaman 1dari 71

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Proses kehamilan merupakan matarantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari : ovulasi, migrasi sperma dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

uterus, pembetukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi

sampai aterm. (Manuaba, 2010, hal. 98)

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

(Prawirohardjo, 2009, p. 89)

Kehamilan di bagi menjadi 3 triwulan, yaitu : triwulan

pertama (0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28

minggu), triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu). (Manuaba, 2010,

hal.107)

b. Tanda Dugaan Kehamilan

Menurut (Manuaba, 2010, hal. 108-109) terdapat 2 tanda

dugaan kehamilan, yaitu :

1) Tanda Tidak Pasti Kehamilan


a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.

b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda

Chadwick, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan

teraba ballotemant.

c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian

kemungkinan positif palsu.

2) Tanda Pasti Kehamilan

a) Gerakan janin dalam rahim.

b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian

janin.

c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec,

alat kardiotografi, alat Doppler. Dilihat dengan

ultrasonografi. Pemeriksaan dangan alat canggih, yaitu

rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.

c. Perubahan Fisiologi Pada Masa Kehamilan

Menurut Manuaba (2010 hal. 85), dengan terjadinya

kehamilan maka seluruh sistem pada tubuh wanita mengalami

perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam

perkembangannya mengeluarkan hormon somatotropin, estrogen,

dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian

tubuh dibawah ini :


1) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan indung telur yang

mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada

usia kehamilan 16 minggu. (Manuaba, 2010, hal. 92)

2) Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau

beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia,

sehingga pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus ini

menjadi 1000 gram. Hubungan pembesaran rahim dan usia

kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan

penyimpangan kehamilan seperti hamil ganda, hamil mola

hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba lebih

besar.

3) Serviks

Menurut (Dewi, 2011, hal. 91) serviks bertambah

vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) yang disebut dengan

tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan

mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan

dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang

disebut tanda Chadwick.


4) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh

darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin

berwarna merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks).

(Manuaba, 2010, hal. 92)

5) Payudara

Menurut (Manuaba, 2010, hal. 92) Payudara mengalami

pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan

ASI pada saat laktasi.

6) Sirkulasi Darah Ibu

Menurut Manuaba (2010 hal. 92-93) sel darah merah

makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi

pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah

tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga

terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis.

7) Sistem Respirasi

Terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang

membesar pada umur kehmamilan 32 minggu. Sebagai

kompensasinya kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan

bernapas lebih dalam sekitar 20-25 % daripada biasanya.

(Manuaba, 2010, hal. 93)


8) Sistem Pencernaan

Menurut (Manuaba, 2010, hal. 93-94) sistem pencernaan

ibu hamil oleh karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam

lambung meningkat dan dapat menyebabkan :

a) Hipersalivasi, pengeluaran air liur berlebihan.

b) Daerah lambung terasa panas.

c) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari,

yang disebut morning sickness.

d) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum.

e) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-

hari, disebut hiperemesis gravidarum.

f) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan

dapat menyebabkan obstipasi.

9) Sistem Kemih

Menurut (Manuaba, 2010, hal. 94) sistem kemih pada

masa kehamilan di pengaruhi oleh desakan hamil muda dan

turunnya kepala bayi pada ibu hamil tua, terjadi gangguan miksi

dalam bentuk sering berkemih.

10) Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengeruh melanophore stimulating

hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada strie gravidarum


livid atau alba, areola mamae, papila mamae, linea nigra, pipi

(kloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini

akan menghilang. (Manuaba, 2010, hal. 94)

11) Metabolisme

Menurut (Manuaba, 2010, hal. 94-95),dengan terjadinya

kehamilan metabolisme tubuh mengalami perubahan yang

mendasar, kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk pertumbuhan

janin dan persiapan memberikan ASI.

Tabel 1
Kisaran Penambahan Berat Badan yang dianjurkan
Pada Gestasi Janin Tunggal Berdasarkan Indeks Masa Tubuh
Berat Badan Sebelum Kenaikan Berat Badan
IMT
Hamil (BB/TB(m2)) yang dianjurkan (Kg)

Kurang < 19,8 12,5-18


Normal 19,8-26,0 11,5-16
Tinggi 26,0-29,0 7-11,5
Obesitas > 29,0 < 6,8
Gemeli 16-20,5
Dikutip : (Prawirohardjo, 2014, hal. 180)

d. Tanda-Tanda Bahaya pada Ibu Hamil Trimester III

1) Perdarahan Pervaginam

Perdarahan tidak normal bila terdapat tanda-tanda :

a) Keluar darah segar atau kehitaman dengan bekuan

b) Perdarahan banyak kadang-kadang/tidak terus menerus,

c) Perdarahan disertai rasa nyeri


d) Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa,

solusio plasenta, dan rupture uteri.

2) Sakit Kepala yang Hebat

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius

adalah sebagai berikut :

a) Sakit kepala yang hebat

b) Sakit kepala yang menetap

c) Tidak hilang dengan istirahat

3) Masalah Penglihatan/Pandangan Kabur

Masalah visual yang menunjukkan suatu masalah

adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan

kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), dan

berkunang-kunang.

4) Bengkak pada Muka dan Tangan

Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius

apabila ditandai dengan tanda sebagai berikut :

a) Jika muncul pada muka dan tangan

b) Bengkak tidak hilang setelah istirahat

c) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti

sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur, dan lain-

lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal

jantung, atau preeklamsia.


5) Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah

yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,

menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.

6) Gerakan bayi yang berkurang

Hal yang paling penting bahwa ibu hamil perlu

waspada terhadap jumlah gerakan janin, harus ada sedikitnya

10 gerakan yang teridentifikasi dalam 10 jam. (Dewi, 2011,

hal. 135-138)

e. Penatalaksanaan

Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam

upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun

perinatal.

1) Jadwal kunjungan antenatal

Menurut (Manuaba, 2010, hal. 111) jadwal kunjungan

antenatal yang tepat yaitu :

a) Pemeriksaan pertama. Pemeriksaan pertama dilakukan

segera setelah diketahui terlambat haid

b) Pemeriksaan ulang

(1) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan

(2) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan

(3) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai

terjadi persalinan
c) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu.

2) Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “10T”, menurut

Buku KIA ( 2015 hal. 2):

a) Pengukuran tinggi badan

Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, bila

tinggi badan <145 cm, maka faktor resiko panggul sempit,

kemungkinan sulit melahirkan secara normal.

Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak bulan

ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.

b) Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan

darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada

faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam

kehamilan.

c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Bila < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita

Kurang Energi Kronis (KEK) dan beresiko melahirkan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

d) Pengukuran tinggi Rahim

Pengukuran tinggi Rahim berguna untuk melihat

pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.

e) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan

denyut jantung janin


Apabila trimester III bagian bawah janin bukan

kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan

ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut

jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari

160 kali/menit menunjukkan ada tanda GAWAT JANIN,

SEGERA RUJUK.

f) Penentuan satus Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Tabel 2
Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT
dan Lama Perlindungannya
Imunisasi Selang Waktu Lama Perlindungan
TT Minimal
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
TT 2 1 bulan setelah TT 1 tetanus
TT 3 6 bulan setelah TT 2 3 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 5 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT4 10 tahun
 25 tahun
Sumber : Buku KIA (2015)

g) Pemberian tablet tambah darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet

tambah darah setiap hari minimal 90 hari. Tablet tambah

darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa

mual.

h) Tes laboratorium

(1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi

ibu hamil bila diperlukan.


(2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu

kekurangan darah (Anemia).

(3) Tes pemeriksaan urine (air kencing)

(4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti

malaria, HIV, Sifilis dan lain-lain.

i) Konseling atau pejelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai

perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan,

persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD), nifas,

perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga

Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini

diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.

j) Tata laksana atau mendapatkan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

2. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir

dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan,

disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh

ibu. (Yanti, 2010, hal. 3)

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung


18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.

(Prawirohardjo, 2009, hal. 100)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1) Faktor Power

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan yang mendorong janin keluar adalah :

a) His (kontraksi uterus)

Hal-hal yang harus diperhatikan dari his :

(1) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu

biasanya permenit atau per 10 menit.

(2) Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah).

(3) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung

dan itentukan dengan detik, misalnya 50 detik.

(4) Interval his : jarak antara his satu dengan his

berikutnya, misalnya his datang tiap 2 – 3 menit

(5) Datangnya his : apakah sering, teratur atau tidak.

b) Tenaga mengejan

Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila

pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his.

Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir.


2) Faktor Passanger

a) Sikap (Habitus) : Sikap janin menunjukkan hubugan

bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya

terhadap tulang punggungnya.

b) Letak (Situs) : Letak janin adalah bagaimana sumbu janin

berada terhadap sumbu ibu.

c) Presentasi : Dipakai untuk menentukan bagian janin yang

ada di bagian bawah Rahim yang dijumpai pada palpasi

atau pada pemeriksaan dalam.

d) Bagian terbawah janin : Bagian terbawah janin sama

dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.

e) Posisi janin

Digunakan untuk menjadi indikator atau menetapkan

arah bagian terbawah janin.

3) Faktor Passage (Jalan Lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas :

a) Bagian keras : tulang-tulang panggul (rangka panggul)

b) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-

ligament

4) Psikis Ibu

Dengan makin majunya proses persalinan,

menyebabkan perasaan ibu hamil semakin cemas dan rasa


cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri semakin intens,

demikian pula sebaliknya.

5) Penolong persalinan

Penolong persalinan dalam hal ini adalah bidan. Jenis

asuhan yang akan diberikan, dapat disesuaikan dengan kondisi

dan tempat persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan

spesifik ibu dan bayi baru lahir.

c. Tahapan persalinan

1) Kala I

Menurut (Yanti, 2010, hal. 6) Kala I atau kala

pembukaan adalah periode persalinan yang dimulai dari his

persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi

lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka Kala I

dibagi menjadi :

a) Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah

dari 0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

b) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang

terbagi lagi menjadi :

(1) Fase Akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3

cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam

(2) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai

9 cm yang dicapai dalam 2 jam.


(3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan), dari

pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam

Lamanya kala I untuk primipara berlangsung 12 jam

Sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve

friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per

jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam. (Manuaba,

2010, hal. 173)

Menurut (Prawirohardjo, 2009, hal. 104) Untuk

pemantauan kala I digunakan partograf yang bertujuan

memantau kemajuan persalinan dan membantu bidan dalam

menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.

Tabel 3
Penilaian dan Intervensi Selama Kala I
Frekuensi pada Frekuensi pada
Parameter
kala I laten kala I aktif
Tekanan darah Tiap 4 jam Tiap 4 jam
Suhu tiap 4 jam Tiap 2 jam
Nadi Tiap 30 – 60 menit
Denyut jantung janin Tiap 1 jam Tiap 30 – 60 menit
Kontraksi tiap 1 jam Tiap 30 menit Tiap 30 menit
Pembukaan serviks Tiap 4 jam* Tiap 4 jam*
Penurunan kepala Tiap 4 jam* Tiap 4 jam*
Warna cairan amnion Tiap 4 jam* Tiap 4 jam*
Sumber : (Kemenkes, 2013, hal. 37)

2) Kala II

Menurut (Manuaba, 2010, hal. 173) Kala II atau Kala

Pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari

pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Gejala utama Kala

II (pengusiran) adalah :
a) His semakin kuat, dengan interval 2 – 3 menit, dengan

durasi 50 – 11 detik.

b) Menjelang akhir Kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c) Mulai merasa ingin mengejan dengan anus mulai terbuka

d) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan

multigravida 30 menit.

Menurut (Prawirohardjo, 2009, hal. 100) proses kala II

biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida.

3) Kala III

Kala III atau kala pelepasan uri dimulai segera setelah

bayi lahir sampai plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari

30 menit. (Prawirohardjo, 2009, hal. 101)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5

sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi, mulai berlangsung

pelepasan plasenta dan lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi

otot rahim. Tanda pelepasan plasenta yaitu uterus membundar,

uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan.

(Manuaba, 2010, hal. 174)


4) Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi

karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Setiap 15 pada jam pertama setelah persalinan dan

setiap 30 menit pada jam kedua setelah perslinan. Observasi

yang dilakukan meliputi tingkat kesadaran penderita,

pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi dan

pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan.

Perdarahan masih dianggap normal bila jumlahnya tidak

melebihi 400 – 500 cc. (Manuaba, 2010, hal. 174)

d. Tanda Bahaya Persalinan

1) Perdarahan lewat jalan lahir

2) Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir

3) Ibu mengalami kejang

4) Ibu tidak kuat mengejan

5) Air ketuban keruh dan berbau

6) Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat (Manuaba,

2010, hal. 174)

e. Penatalaksanaan

Menurut JNPK-KR (2012), asuhan yang diberikan selama proses

persalinan yaitu dengan 60 langkah Asuhan Persalinan Normal

(APN). (Terlampir)
3. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500 – 4000 gram.

(Dewi, 2012, hal. 1)

b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal :

1) Lahir aterm antara 37 – 42 minggu

2) Berat badan 2.500 – 4.000 gram

3) Panjang badan 48 – 52 cm

4) Lingkar dada 30 – 38 cm

5) Lingkar kepala 33 – 35 cm

6) Lingkar lengan 11- 12 cm

7) Frekuensi denyut jantung 120 – 160x/menit

8) Pernapasan ± 40 – 60x/menit

9) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

10) Rambut lanugo tidak terlihat dan ramut kepala biasanya telah

sempurna

11) Kuku agak panjang dan lemas

12) Nilai APGAR > 7


Tabel 4
Penilaian APGAR Score
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Appearance Pucat/biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) seluruh tubuh ekstremitas biru kemerahan
Pulse (denyut Tidak ada < 100 >100
jantung)
Grimace Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit fleksi
Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung
(aktivitas) menangis
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Menangis
(pernapasan) teratur
Sumber : (Dewi, 2012, hal. 2)

13) Gerak aktif

14) Bayi lahir langsung menangis kuat

15) Reflex rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil

pada pipi dan daerah mulut) telah terbentuk dengan baik

16) Reflex sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik

17) Reflex morro (gerakan memeluk ketika dikagetkan) sudah

terbentuk dengan baik

18) Reflex grapsing (menggenggam) sudah baik

19) Genetalia

a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada

pada skrotum dan penis yang berlubang

b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan

uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora

20) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam

24 jam pertama dan berwarna hitam kecokelatan. (Dewi, 2012,


hal. 2)

c. Penatalaksanaan

1) Mempertahankan suhu tubuh bayi yaitu bayi dibungkus hangat dan

diselimuti. Tidak dimandikan selama 24 jam pasca lahir

Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :

a) Radiasi : dari objek ke panas bayi, contoh : timbangan bayi

dingin tanpa alas

b) Evaporasi : karena penguapan cairan yang melekat pada kulit,

contoh : air ketuban pada tubuh bayi baru lahir,

tidak cepat dikeringkan

c) Konduksi : panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang

melekat ditubuh, contoh : pakaian bayi yang

basah tidak cepat diganti

d) Konveksi : penguapan dari tubuh ke udara, contoh : angin di

sekitar tubuh bayi baru lahir. (Prawirohardjo,

2009, hal. 373)

2) Memberikan jalan napas bila diperlukan yaitu dengan menghisap

lendir dari mulut ke hidung dengan menggunakan penghisap lendir

steril.

3) Mengeringkan tubuh bayi kecuali daerah tangan dan memberikan

rangsangan taktil yaitu menggosok punggung, perut, dada atau

tungkai bayi dengan telapak tangan.

4) Potong dan ikat tali pusat kira-kira 2 menit setelah melahirkan.


5) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini dan kontak kulit bayi dengan

kulit ibu.

6) Memberi salep mata Tetracilin 1% pada bayi yaitu diberi salep

pada kedua mata bayi.

7) Memberikan vitamin K setelah bayi lahir dengan dosis 0,5 mg

diberikan secara IM, di paha kiri anterolateral setelah Inisiasi

Menyusu Dini.

8) Memberi imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara IM, dipaha kanan

anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vit K.

9) Memantau bayi 2 jam pertama setelah lahir yaitu meliputi

kemampuan menghisap kuat atau lemah, bayi tampak aktif atau

lunglai, bayi kemerahan atau biru. (Prawirohardjo, 2009, hal. 133-

136)

d. Tanda-Tanda Kegawatan pada Bayi Baru Lahir:

1) Bayi baru lahir dinyatakan sakit mempunyai salah satu atau

beberapa tanda berikut :

a) Sesak nafas.

b) Frekuensi pernafasan lebih dari 60x/menit.

c) Adanya retraksi dinding dada.

d) Malas minum

e) Panas atau suhu badan bayi rendah

f) Kurang aktif

g) Berat lahir rendah dengan kesulitan minum


2) Tanda-tanda bayi sakit berat

a) Bayi susah minum

b) Stanosis sentral (lidah biru)

c) Perut kembang

d) Periode apneu

e) Kejang/ periode kejang-kejang kecil

f) Merintih

g) Pendarahan

h) Sangat kuning

i) Berat badal lahir < 1500 gr dengan kesulitan minum.

(Prawirohardjo, 2009, hal. 138)

4. Masa Nifas

1) Pengertian

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam

setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah

itu. (Dewi : 2011:1)

2) Tahapan masa nifas (Dewi VNL, 2011:4)

a) Puerperium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan,

serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.


b) Puerperium intermediet

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya

sekitar 6 – 8 minggu

c) Puerperium remote

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

3) Perubahan fisiologis masa nifas

a) Perubahan sistem reproduksi

(1) Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi

adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum

hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah

plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Proses

involusi uterus adalah sebagai berikut:

Tabel 5
Involusi Uterus
Diameter
Berat bekas
Keadaan
Involusi TFU uterus melekat
serviks
(g) plasenta
(cm)
1000 12,5
Bayi lahir Setinggi pusat
750 Lembek
Uri lahir 2 jari dibawah 7,5 Beberapa hari
pusat postpartum
500 3–4
1 minggu Pertengahan pusat- dapat dilalui 2
simfisis jari
350 1–2
2 minggu Tak teraba diatas
simfisis Akhir minggu
Bertambah kecil 50 – pertama dapat
6 minggu
Sebesar normal 60 dimasuki 1 jari
8 minggu
30
Sumber : (Dewi, 2011, hal. 57)
(2) Iskemia myometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus

menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat

uterus relative anemia dan menyebabkan serat otot atrofi.

(3) Autolysis : Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang

terjadi di dalam otot uterus

(4) Efek oksitosin

Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau

tempat implantasi plaenta serta mengurangi perdarahan.

(5) Perubahan ligament

Ligament-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,

berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak

jarang ligamentum rotundum menjadi kendur yang

mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.

(6) Serviks

Pada serviks postpartum akan menganga seperti corong.

Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat

mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi

sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan

serviks uteri terbentuk seperti cincin. Warna serviks sendiri

merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.


(7) Lokhea

Pengeluaran lokhea dapat dibagi berdasarkan jumlah

dan warnanya sebagai berikut :

(a) Lokhea rubra (kurenta), keluar dari hari ke-1 sampai 3

hari, berwarna merah dan hitam, dan terdiri dari sel

desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa meconium,

sisa darah

(b) Lokhea sanguinolenta, keluar dari hari ke-3 sampai 7 hari,

berwarna putih bercampur merah

(c) Lokhea serosa, keluar dari hari ke-7 sampai 14 hari,

berwarna kekuningan

(d) Lokhea alba, keluar hari ke-14, berwarna putih

(8) Vagina dan perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam

penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang

semula sangat teregang akan kembali secara bertahap pada

ukuran sebelum hamil selama 6 – 8 minggu setelah bayi lahir.

Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu keempat, walaupu

tidak akan menonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya

rugae akan memipih secara permanen. Mukosa tetap atrofik

pada wanita yang menyusui sekurang-kurangnya sampai

menstruasi dimulai kembali.


b) Peubahan tanda-tanda vital

(1) Suhu badan

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit

(37,5-380C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,

kehilangan cairan, dan kelelahan.

(2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80x/menit.

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat

(3) Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan

rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan.

(4) Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu

dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga

akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada

saluran napas.

c) Perubahan sistem kardiovaskuler

(1) Volume darah

Tiga perubahan fisiologi pascapartum yang terjadi ada wanita

antara lain sebagai berikut :

(a) Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran

pembuluh darah maternal 10 – 15%

(b) Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan


stimulus vasodilatasi

(c) Terjadi mobilisasi air ekstravaskular yang disimpan selama

wanita hamil.

(2) Curah jantung

Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung

meningkat sepanjang hamil. Segera setelah wanita melahirkan,

keadaan ini meningkat lebih tinggi selama 30 – 60 menit

karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi uteroplasenta

tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. Nilai ini meningkat pada

semua jenis kelahiran.

(3) Perubahan sistem hematologi

Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan

plasma akan sedikit menurun, tetapi darah lebih mengental

dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor

pembekuan darah.leukositas yang meningkat dimana jumlah

sel darah putih dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan

tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum

d) Sistem pencernaan

(1) Nafsu makan

Seringkali untuk pemulihan nafsu makan, diperlukan

waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun

kadar progesterone menurun setelah melahirkan, namun

asupan makan juga mengalami penurunan selama satu atau dua


hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering

kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.

(2) Motalitas

Penurunan tonus dan motalitas otot traktus cerna

menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.

Kelebihan analgesia dan anesthesia bisa memperlambat

pengembalian tonus dan motalitas ke keadaan normal.

(3) Pengosongan usus

BAB secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari

setelah ibu melahirkan. Hal ini bisa disebabkan karena tonus

otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal

masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum

melahirkan, kurang mkan, atau dehidrasi.

e) Perubahan sistem perkemihan

(1) Sistem urinarius

Penurunan kadar steroid setelah wanita wanita

melahirkan sebagian menjelaskan penyebab penurunan fungsi

ginjal selama postpartum. Fungsi ginjal kembali normal dalam

waktu 1 bulan setelah wanita melahirkan.

(2) Komponen urine

Blood Urea Nitrogen (BUN) yang meningkat selama

pascapartum, merupakan akibat autolysis uterus yang

berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot


uterus juga menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama 1-2

hari setelah wanita melahirkan. Hal ini terjadi pada sekitar

50% wanita.

(3) Diuresis postpartum

Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang

kelebihan cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil.

Salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang tertensi

selama masa hamil ialah diaphoresis luas, terutama pada

malam hari, selama 2-3 hari pertama setelah melahirkan.

(4) Uretra dan kandung kemih

Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat,

tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5-7

hari setelah bayi lahir. (Dewi, 2011, hal. 56-66)

4) Penatalaksanaan

Kunjungan pada masa nifas dilakukan paling sedikit 3 kali

untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah,

mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi


Tabel 6
Jadwal Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6 – 48
jam
a. Mencegah perdarahan yang diakibatkan oleh atonia
uteri
b. Mendeteksi penyebab perdarahan dan merujuknya
bila perlu
c. Memberikan konseling kepada ibu atau anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan akibat
atonia uteri.
d. Melanjutkan pemberian ASI (ASI Eksklusif.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia
g. Memeriksa status pemberian vitamin K

2 minggu a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus


2 setelah berkontraksi, tinggi fundus uteri (TFU), perdarahan,
persalinan lokea bau atau tidak.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksin atau
perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan
dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari

6 minggu Sama seperti kunjungan ke-2 ditambah :


3 setelah a. Memeriksa keluhan ibu.
persalinan b. Memberikan konseling KB secara dini.

Sumber : Buku KIA (Depkes RI, 2012)

Nasihat-nasihat yang diberikan pada masa nifas

a) Tanda Bahaya pada Masa Nifas

(1) Perdarahan lewat jalan lahir

(2) Keluar cairan berbau dari jalan lahir


(3) Bengkak di wajah, tangan, kaki, atau sakit kepala dan kejang-

kejang

(4) Demam > 2 hari

(5) Payudara bengkak, merah, disertai rasa sakit

(6) Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi)

Kemenkes (2015 hal. 17)

5. Pelayanan Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Menurut Sulistyawati (2013: 13) keluarga berencana

(family planning/ planned parenthood) merupakan suatu usaha

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan

dengan menggunakan kontrasepsi.

b. Tujuan Program KB

Tujuan program KB secara filosofis adalah:

1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera

melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian

pertumbuhan penduduk Indonesia.

2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya

manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan

keluarga (Sulistyawati, 2013: 13).


c. Pengertian KB IUD

IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam

rahim/kandungan. IUD Post Plasenta adalah IUD yang dipasang

dalam waktu 10 menit setelah lepasnya plasenta pada persalinan.

(Amalia, 2014)

d. Efektifitas

AKDR post plasenta telah terbukti tidak menambah resiko

infeksi, perforasi, dan perdarahan. Tetapi ekspulsi lebih tinggi (6-

10%) dan ini harus disadari oleh pasien jika ingin dipasang.

Kemampuan penolong meletakkan difundus amat memperkecil

resiko ekspulsi.

e. Kontraindikasi

Kontraindikasi pemasangan AKDR post plasenta yaitu

Ketuban Pecah Lama, Infeksi Nifas, Perdarahn postpartum.

f. Pemantauan

Klien hendaknya diberikan pendidikan mengenai manfaat

dan resiko AKDR, bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali

dipasang, pemeriksaan AKDR dapat dilakukan setiap tahun atau

bila terdapat keluhan (nyeri, perdarahan, demam, dsb)


B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

1. Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan

dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai

dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, implementasi,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Handajani, 2010; hal. 4)

2. Proses Manajemen Kebidanan

Menurut Varney, H , Jan M. K dan Carolyn L. G (2007) ada 7

langkah, yaitu: Langkah I: Pengumpulan data dasar, Langkah II:

Interpretasi data, Langkah III: Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial, Langkah IV: Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan dan

memerlukan penanganan segera, Langkah V: Merencanakan asuhan yang

menyeluruh, Langkah VI: Melaksanakan perencanaan, Langkah VII:

Evaluasi. Setiap langkah dalam manajemen kebidanan dijabarkan sebagai

berikut :

a. Langkah I: Tahap pengumpulan data dasar

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap yang berkaitan dengan kondisi klien. Pendekatan ini harus

bersifat komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil

pemeriksaan.

b. Langkah II: Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar


atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnose

dan masalah yang spesifik. Diagnosa wanita hamil normal meliputi

nama, umur, gestasi (G) paritas (P) abortus (A), umur kehamilan,

tunggal, hidup, intra-uteri, letak kepala, keadaan umum baik

(Saminem, 2009; h. 27).

c. Langkah III: Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang

telah diidentifikasikan.

d. Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota

tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

e. Langkah V: Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,

ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar

yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

f. Langkah VI: Pelaksanaan langsung asuhan efisien dan aman


Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah

kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman.

g. Langkah VII: Mengevaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan. Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar

efektif dalam pelaksanaannya.

3. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan

Pengkajian

Tanggal : ................. Waktu : .................. Tempat : ..................

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Pengkajian data wanita hamil terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik,

dan pemeriksaan penunjang. (Hani & dkk, 2010, hal. 86)

Identitas Pasien

Menanyakan identitas yang meliputi:

a. Nama istri/ Suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar

komunikasi dalam asuhan.. (Walyani & dkk, 2015, hal. 118)

b. Umur

Umur perlu dikaji guna mengetahui apakah klien dalamkehamilan

yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. (Walyani

& dkk, 2015, hal. 118)

c. Agama

Menanyakan agama klien dan berbagai praktik agama yang

dijalani.(Walyani & dkk, 2015, hal. 118)

d. Pendidikan

Menanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. (Walyani &

dkk, 2015, hal. 118)

e. Suku/bangsa

Ras, etnis, dan keturunan mengidentifikasi wanita atau keluarga

yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi

pada populasi tertentu. (Walyani & dkk, 2015, hal. 118)

f. Pekerjaan

Untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur, dan pajanan terhadap

bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin. (Walyani &

dkk, 2015, hal. 118)

g. Alamat

Untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan. (Walyani &

dkk, 2015, hal. 118)


DATA SUBJEKTIF

a. Alasan Kunjungan

Dikaji untuk mengetahui alasan wanita datang ke tempat bidan/

klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri (Hani & dkk,

2010, hal. 87).

b. Keluhan Utama

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan.

(Walyani & dkk, 2015, hal. 118)

c. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan meliputi :

1) Riwayat kesehatan sekarang dan kesehatan lalu

Penyakit menular

a) TBC

Mengakibatkan risiko prematuritas, IUGR dan berat badan

lahir rendah meningkat (Saifuddin, 2010:807 )

b) Hepatitis

Mengakibatkan terjadinya hepatitis fulminant yang dapat

menimbulkan mortalitas tinggi pada ibu dan bayi.

(Saifuddin, 2010 : 906)

c) Malaria

Menyebabkan terjadinya gawat janin tanpa diketahui

penyebabnya, edema paru lebih sering terjadi pada trimester

II dan III. (Saifuddin, 2010 : 914 )


d) HIV / AIDS

Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah berat badan

lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan abortus

spontan. (Saifuddin, 2010: 933)

Penyakit menurun

a) Jantung

Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada

kehamilan dan janin dalam kandungan (Wiknjosastro, 2008

: 431)

b) Hipertensi

Berisiko terjadi solusio plasenta dan superimposed

preeklamsi. (Saifuddin, 2010:557)

c) Diabetes Mellitus

Menyebabkan resiko terjadinya preeklampsia, sedangkan

pada janin meningkatkan terjadinya makrosomia,

hiperbilirubinemia, hipokalsemia, polisitemia,

hiperbilirubinemia neonatal, sindrom distress respirasi

(RDS) serta mortalitas atau kematian janin. (Saifuddin,

2010 : 851)

d) Asma

Menyebabkan morbiditasnya pada kehamilan. (Saifuddin,

2010 : 811 )
e) Alergi obat (respons hipersensitivitas)

Respons hipersensitivitas dapat terjadi pada hampir seluruh

jenis obat kendati kelompok antimikroba merupakan

penyebab alergi yang utama. (Jordan , Sue, 2008:28-29)

f) Epilepsi

Seorang wanita penderita epilepsy idiopatik lebih besar

kemungkinannya melahirkan anak dengan epilepsy..

(Wiknjosastro, 2008 : 533)

g) Penyakit Menular seksual

Hasil konsepsi yang tidak sehat sering kali terjadi akibat

PMS, misalnya kemtian janin (abortus spontan atau lahir

mati). Bayi berat lahir rendah (akibat prematuritas atau

retardasi pertumbuhan janin dalam rahim) dan infeksi

congenital atau perinatal (kebutaan, pneumonia neonatus,

dan retardasi mental). (Saifuddin, 2010 : 923 )

h) HIV /AIDS

Transmisi HIV dari ibu ke janin dapat terjadi intrauterin (5-

10 %), saat persalinan (10-20 %) dan pasca persalinan (5-20

%). Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah berat

badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan

abortus spontan. (Saifuddin, 2010:933)


2) Riwayat kesehatan keluarga

Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga

terhadap gangguan kesehatan. Apakah dari keluarga ibu, suami

/orang yang tinggal bersama ibu hamil itu ada yang sakit.

Mencangkup penyakit kanker, penyakit jantung, hipertensi,

diabetes, penyakit ginjal, penyakit jiwa, kelainan bawaan,

kehamilan ganda, TBC, epilepsi, penyakit darah, alergi, dan

riwayat kehamilan kembar.) (Hani, Ummi, dkk, 2010: 88)

d. Riwayat Obstetri

1) Riwayat Haid

Data ini diperoleh untuk mempunyai gambaran tentang keadaan

dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita

peroleh dari riwayat haid anatara lain sebagai berikut :

a) Menarche

Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.

Wanita haid pertama kali umumnya sekitar 12-16 tahun.

(Sulistyawati, 2009: 181). Hal ini dipengaruhi oleh

keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim, dan

keadaan umum. (Walyani, Elisabeth, 2015: 120)

b) Siklus haid

Siklus haid adalah jarak antara haid yang dialami dengan

haid berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-


32 hari. (Sulistyawati, 2009: 181). Siklus normal haid

biasanya 28 hari. (Walyani, Elisabeth, 2015: 120)

c) Lamanya

Lamanya haid yang noral adalah ± 7 hari. Apabila sudah

mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan

adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhi.

(Walyani, Elisabeth, 2015: 120)

d) Volume/Banyaknya

Data ini menjelaskan seberapa banyak darah yang

dikeluarkan. Sebagai acuan biasanya digunakan kriteria

banyak, sedang, dan sedikit. Biasanya untuk menggali lebih

dalam pasien ditanya sampai berapa kali ganti pembalut

dalam sehari. (Sulistyawati, 2009: 181 ).

Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.

Apabila darahnya terlalu berlebih, itu berarti telah

menunjukan gejala kelainan banyaknya darah haid.

(Walyani, Elisabeth, 2015: 120)

e) Dismenorea

Nyeri haid ditanyakan untuk mengetahui apakah klien

menderitanya atau tidak ditiap haidnya. Nyeri haid juga

menjadi tanda bahwa kontraksi uterus klien begitu hebat

seingga menimbulkan nyeri haid. (Walyani, Elisabeth,

2015: 120)
f) Leukorea

Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari

liang senggama secara berlebihan. Leukorea normal dapat

terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada

sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi, juga

terjadi melalui rangsangan seksual. Leukorea abnormal

dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir

kemaluan, liang senggama, mulut rahi, rahim dan jaringan

penyangganya, dan pada infeksi penyakit hubungan

kelamin). (Manuaba, 2009:61)

2) Riwayat Kehamilan Sekarang

Dikaji :

a) Gravida/Para

b) Usia Kehamilan

Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk

memperkirakan persalinan. (Manuaba,dkk, 2012:99)

Umur kehamilan dan tafsiran persalinan dihitung dengan

menggunkan rumus Neagle. HPL (hari perkiraan lahir) =

HPHT (hari pertama haid terakhir) + 7 dan bulan haid

terakhir - 3. Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika bulan lebih

dari 1- 3). (Hani, Ummi,dkk, 2010:80)


c) HPHT

HPHT adalah hari haid pertama terakhir seorang wanita

sebelum hamil. Cara menentukan HPHT adalah dengan

melakukan anamnesis pada ibu secara tepat karena apabila

terjadi kesalahan, maka penentuan usia kehamilan juga

menjadi tidak tepat. Haid terkhir tersebut harus normal, baik

dari lamanya maupun dari banyaknya. HPHT yang tepat

adalah tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah

menstruasi dengan frekuensi dan lama menstruasi seperti

biasa. (Hani,Ummi, dkk, 2010: 79)

d) HPL

HPL adalah tanggal taksiran perkiraan persalinan ibu. Bisa

ditentukan setelah HPHT didapatkan.

HPL = tanggal HPHT ditambahkan 7, bulan HPHT

dikurangi 3, Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika bulan lebih

dari 4-12)

HPL= tanggal HPHT ditambahkan 7, bulan HPHT

dikurangi 3, Tahun HPHT dikurangi 1 (jika bulan lebih dari

1-3) (Hani, Ummi, dkk, 2010: 80)

e) Gerakan Janin

Diperkirakan terjadi gerakan pertama fetus pada usia

kehamilan 16 minggu terdapat perbedaan. Pada

primigravida biasanya dirasakan pada usia 18 minggu,


sedangkan pada multigravida sekitar 16 minggu. Dengan

mengetahui gerakan janin maka perkiraan umur kehamilan

dapat ditetapkan. Gerakan janin juga diperlukan untuk

mengetahui keadaan janin (masih hidup/mati). Berupa

positif jika ada, dan negatif jika belum ada.(Hani,Ummi,

dkk, 2010:81)

f) Masalah-masalah

Menanyakan kepada klien apakah ada masalah pada

kehamilan trimester I (hiperemesis gravidarum, anemia,dll),

pada trimester II dan trimester III tanyakan masalah apa

yang pernah dirasakan pada kehamilan sebelumnya. Hal ini

untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan

sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi. (Walyani,

Elisabeth, 2015: 122)

g) Penggunaan obat-obatan

Menanyakan klien riwayat pemakaian obat-obatan resep

dan obat bebas. Tanyakan juga tentang alergi obat,

mencakup berbagai reaksi yang terjadi setelah obat ditelan.

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan

apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang

janin. (Walyani, Elisabeth, 2015: 122)


3) Riwayat ANC

a) Trimester 1

Menanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang

pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I.

b) Trimester II

Menanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia

dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan

menanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan.

Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan

tersebut pada kehamilan sekarang.

c) Trimester III

Menanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia

dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan

menanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan.

Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan

tersebut pada kehamilan sekarang.

d) Tempat ANC juga ditanyakan untuk mengetahui dimana

tempat klien mendapatkan asuhan kehamilan tersebut.

(Walyani, Elisabeth, 2015: 122)


4) Riwayat Kebidanan yang lalu

Menanyakan:

e) Jumlah Kehamilan (Gravida/G)

Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman

klien tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan ini

merupakan kehamilan pertama, maka bidan harus secara

maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang

bagaimana merawat kehamilannya dengan maksimal.

(Walyani, Elisabeth, 2015: 124)

f) Jumlah anak yang hidup

Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami

keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya

beresiko mengalami keguguran kembali. Serta apabila

jumlah anak yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang

banyak, berarti kehamilan ini sangat diinginkan. (Walyani,

Elisabeth, 2015: 124-125)

g) Jumlah kelahiran Premature

Untuk mengidentifikasi apakah pernah mengalami kelahiran

premature sebelumnya, jika ia maka dapat beresiko

menimbulkan persalinan premature berikutnya (Walyani,

Elisabeth, 2015: 125)


h) Jumlah keguguran

Menanyakan kepada klien apakah pernah mengalami

keguguran atau tidak. Sebab apabila pernah mengalami

keguguran dalam riwayat persalinan sebelumnya maka

beresiko mengalami keguguran berulang. (Walyani,

Elisabeth, 2015: 125)

i) Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forcep)

Untuk mengetahui catatan kelahiran terdahulu, apakah

pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forcep atau

vakum. (Walyani, Elisabeth, 2015: 125)

j) Riwayat perdarahan pada persalian atau pasca persalinan

Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien pernah

mengalami perdarahan pascapersalinan, perdarahan

antepartum, atau intrapartum sebelumnya. (Walyani,

Elisabeth, 2015: 125)

k) Berat bayi

Dikaji untuk mengidentifikasi berat bayi yang dilahirkan

pada kehamilan sebelumnya, apakah berat bayi kecil untuk

masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar untuk masa

kehamilan (BBMK), karena kondisi ini biasanya berulang.

Apabila persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan

bahwa bayi dengan ukuran tertentu berhasil memotong

pelvis maternal. (Walyani, Elisabeth, 2015: 126)


l) Masalah lain

Untuk mengetahui apakah sebelumnya kehamilannya

mengalami komplikasi sehingga dapat diketahui antisipasi

terhadap komplilasi berulang. (Walyani, Elisabeth, 2015:

126)

e. Riwayat Pernikahan

Ditanyakan :

1) Menikah

ditanya status klien, apakah sudah menikah atau belum,

pernikahan yang keberapa dan istri keberapa dengan suami

sekarang. Penting dikaji untuk mengetahui status kehamilan

tersebut apakah dari hasil pernikahan resmi atau tidak atau hasil

dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan

berpengaruh pada psikologis ibu saat hamil.

2) Usia saat menikah

Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menikah di usia

muda atau tidak. Jika klien menikah usia muda dan saat

kunjungan ke bidan tidak lagi usia muda dan merupakan

kehamilan pertama, kemungkinan kehamilan ini sangat

diharapkan. Hal ini akan berpengaruh pada bagaimana asuhan

kehamilannya.
3) Lama pernikahan

Ditanyakan sudah berapa lama menikah, jika klie mengatakan

sudah lama menikah tapi baru bisa mempunyai keturunan,

kemungkinan kehamilan ini sangat diharapkan (Walyani,

Elisabeth, 2015: 128)

f. Riwayat KB

Ditanyakan untuk mengetahui metode KB yang selama ini

digunakan, lama pemakaian kontrasepsi tersebut, dan ada masalah

saat menggunakan kontrasepsi tersebut atau tidak. (Walyani,

Elisabeth, 2015: 129)

g. Pola kebiasaan sehari- hari

1) Nutrisi

Data ini penting untuk diketahui agar bisa mendapatkan

bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil

sampai dengan masa awal persalinan. (Sulistyawati, 2009 :171).

Untuk memenuhi tambahan kebutuhan zat tenaga, zat

pembangun, dan zat pengatur diperlukan tambahan konsumsi

makanan sehari – hari seperti : Nasi ½ piring, Ikan ½ potong,

Tempe 1 potong, Sayuran ½ mangkuk, Susu 1 gelas, Air 2 gelas.

(Manuaba, 2009 : 85)


2) Eliminasi

a) BAB

Dikaji frekuensinya (BAB nya teratur atau tidak, jika

mengatakan terlalu sering dan feses cair bisa dicurigai

mengalami diare, dan jika terlalu jarang BAB serta feses

kering dan keras, dicurigai klien mengalami konstipasi),

warnanya (normalnya warna feses berwarna kuning

kecoklatan) (Walyani, Elisabeth, 2015: 132)

b) BAK

Dikaji frekuensinya (seberapa sering ia berkemih dalam

sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan

meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau juga karena

adanya tekanan dinding vesika urinaria.). (Walyani,

Elisabeth, 2015: 133)

c) Aktivitas

Data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat

aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah. Aktivitas

yang terlalu berat dapat menyebabkan abortus dan

persalinan prematur. (Varney, Helen, 2006:177)

d) Istirahat

Sebelum Hamil

(1) Tidur Malam : ... jam per hari

(2) Tidur Siang : ... jam per hari


(3) Keluhan : ... (Ada / tidak)

Selama Hamil

(1) Tidur Malam : ... jam per hari

(2) Tidur Siang : ... jam per hari

(3) Keluhan : ... (Ada / tidak)

Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena istirahat dan

tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani

dan rohani untuk perkembangan dan pertumbuhan janin

(Manuaba, 2012 : 122 ).

e) Pola seksual

Dikaji pola hubungan seksual, frekuensi berhubungan,

kelainan dan masalah seksual dan lain-lain. (Hani, Ummi,

dkk, 2010: 90)

f) Personal hygiene

(1) Mandi.......kali/hari

(2) Gosok gigi......kali/hari

(3) Keramas......kali/minggu

(4) Ganti celana dalam....../hari

(5) Kebiasaan memakai alas kaki... (ya/tidak)

(6) Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil

banyak berkeringat terutama di daerah lipatan kulit.

Mandi 2-3x sehari membantu kebersihan badan dan

mengurangi infeksi. Pakaian sebaiknya dari bahan yang


dapat menyerap keringat, sehingga badan selalu kering

terutama di daerah lipatan kulit. (Manuaba, 2009 : 87-

88 )

(7) Rambut harus sering dicuci. Gigi, harus benar-benar

mendapat pemeliharaan karena kerusakan gigi dapat

mengakibatkan komplikasi seperti nefritis, septicemia,

sepsis puerpuralis oleh karena infeksi dirongga mulut.

(Wiknjosastro, 2005:161)

(8) Kebersihan alat genetalia juga harus ditingkatkan

karena saat hamil frekuensi berkemih menjadi sering

sehingga menyebabkan situasi basah dan jamur mudah

tumbuh dan menyebabkan rasa gatal. Kebersihan bisa

dijaga dengan memakai celana dalam yang selalu

bersih. (Manuaba, 2009 : 88)

g) Perilaku yang merugikan kesehatan

(1) Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kecanduan

narkotik. Ketiga kebiasaan ini secara langsung dapat

memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin

dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan

rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan

atau kelainan perumbuhan dan perkembangan

mental. Penyakit pada kehamilan harus selalu

memerhatikan apakah obat tersebut berepngaruh


terhadap tumbuh kembang janin. (Manuaba, 2012 :

122)

h. Data Psikososial dan Spiritual

Menanyakan Data psikososial:

1) Respons ibu hamil terhadap kehamilan, apakah diinginkan atau

tidak, bermacam-macam respon ibu hamil terhadap kehamilanya,

jadi bidan harus benar-benar pintar mencari celah hati ibu jika dia

tidak menginginkan kehamilanya menjadi diinginkan.

2) Respon suami terhadap kehamilan, respon suami sangat

berpengaruh pada kondisi klien, karena suami adalah sumber

dukungan utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit

kehamilanya

3) Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan, hal ini perlu

ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat

berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana

respon dan dukungan keluarga lain, misalnya anak, orang tua,

serta mertua.

4) Pengambilan keputusan, pengambil keputusan perlu ditanyakan

karena untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien

mengambil keputusan apabila ada hal kegawat-daruratan.

Menanyakan data spiritual:

1) Data spiritual klien perlu ditanyakan apakah keadaan rohaninya

saat itu sedang baik ataukah sedang stress karena suatu masalah.
Apabila sadang stress, bidan harus pintar memberikan konseling

untuk membantu memecahkan masalah kleien tersebut dan

meminta suami klien terus memberikan dukungan. Mengingat,

wanita yang sedang hamil dan keadaan rohaninya sedang tidak

stabil, hal ini sangat berpengaruh terhadap kehamilanya.

Menanyakan data sosial budaya:

1) Tradisi yang mempengaruhi kehamilan, hal ini ditanyakan karena

bangsa Indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang

tentunya dari setiap suku bangsa mempunyai tradisi khusus bagi

wanita hamil. Tugas bidan mengingatkan tradisi-tradisi tersebut

diperbolehkan selagi tidak merugikan kehamilnnya.

2) Kebiasaan yang merugikan kehamilan, ditanyakan karena setiap

orang mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda dan bermacam-

macam, tentunya ada yang mempunyai dampak posiif dan negatif.

Apabila ibu hamil mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok,

bidan harus tegas mengingatkan bahwa kebiasaan tersebut

berbahaya bagi kehamilanya. (Walyani, Elisabeth, 2015: 136-139)

i. Data Pengetahuan

Perlu dikaji dengan berbekal pengetahuan maka pasien akan lebih

mudah diajak memecahkan masalah yang mungkin terjadi. (Hani,

Ummi, dkk, 2010: 102)


DATA OBYEKTIF

Pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi,

palpasi, auskultasi, dan perkusi. Langkah-langkah pemeriksaannya

adalah sebagai berikut:

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara

keseluruhan.

b) Tanda vital

(1) Tekanan darah

Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140

mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30

mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik diatas tensi

sebelum hamil, menandakan toxaemia gravidarum

(keracunan kehamilan). (Hani, Ummi,dkk 2009: 91)

(2) Nadi

(3) Denyut nadi meternal sedikit meningkat selama hamil

sejak usia kehamilan 4 minggu sekitar 80-90x/menit,

kondisi ini memuncak pada usia 28 minggu.

(Mandriawati, 2008:46)

(4) Pernafasan

Pernafasan normal pada ibu hamil adalah 16-24x/menit.

Tujuan menghitung pernafasan pada ibu hamil adalah


untuk mendeteksi secara dini adanya penyakit yang

berhubungan dengan pernafasan yang kemungkinan

sebagai penyulit kehamilan dan diprediksi akan

membahayakan keselamatan ibu dan janin selama

kehamilan dan menghambat jalannya persalinan.

(Mandriawati, 2008:67)

(5) Suhu

Peningkatan hormon progesteron yang disertai dengan

peningkatan metabolisme tubuh ibu hamil, jumlah panas

yang juga dihasilkan juga meningkat. Ibu hamil

mengalami peningkatan suhu tubuh sampai 0,5%

meskipun pada tubuh ibu hamil sudah ada upaya

kompensasi seperti pengeluaran panas lewat pernafasan

dan keringat. Suhu tubuh ibu hamil normalnya 35,8 0C-

370C, jika lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini

mungkin ada infeksi dalam kehamilan. (Mandriawati,

2008:65)

c) Berat Badan

1) Kenaikan berat badan selama hamil rata-rata : 9 – 13,5 kg.

2) Kenaikan BB selama TM I : min 0,7-1,4 kg

3) Kenaikan BB selama TM II : 4,1 kg

4) Kenaikan BB selama TM I : 9,5 kg (Pantiawati, Ika,

2010: 90)
d) Tinggi Badan

Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor resiko

bagi ibu hamil/ibu bersalin, jika tinggi badan kurang dari 145

cm kemungkinan sang ibu memiliki panggul sempit. Tujuan

pemeriksaan tinggi badan adalah untuk mengetahui tinggi

badan ibu sehingga bisa mendeteksi faktor resiko. Faktor

resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan

tinggi badan adalah keadaan rongga panggul.. (Mandriawati,

2008:39)

e) LILA

Tujuan pemeriksaan LILA adalah untuk mengetahui ukuran

lingkar lengan atas untuk mengetahui status gizi ibu hamil.

Normalnya 23,5-25 cm, bila kurang dari 23,5 cm merupakan

indikator kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu

beresiko untuk melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR), sedangkan bila LILA di atas 25 cm, indikasi

adanya janin besar karena obesitas. (Mandriawati, 2008:113)

2) Status Present

a) Kepala

Dikaji ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan kepala,

kesimetrisan wajah, lokasi struktur wajah (Verney,Helen,

2006:35)
b) Rambut

Dikaji warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak (Sulisyawati,

2009 : 175)

c) Telinga

Dikaji ada pembesaran atau tidak, ketajaman pendengaran,

letak telinga di kepala, bentuk, ada tonjolan atau tidak, ada rabas

pada aurikula dan autium atau tidak, edema atau tidak, ada lesi

atau tidak, adanya sumbatan atau benda asing pada saluran

pendengaran eksterna atau tidak. (Verney, Helen 2006:36)

d) Mata

Dikaji kelopak mata edema atau tidak, ada tanda-tanda infeksi

atau tidak, warna konjungtiva, warna sklera, ukuran dan bentuk

serta kesamaan pupil. (Verney, Helen, 2006:36)

e) Hidung

Dikaji ada nafas cuping hidung atau tidak, kesimetrisan, ukuran,

letak, rongga hidung bebas sumbatan atau tidak, ada polip atau

itak, ada tanda-tanda infeksi atau tidak. (Verney, Helen,

2006:36)

f) Mulut

Dikaji : bibir (warna dan integritas jaringan seperti lembab /

kering ), lidah (warna, kebersihan), gigi (kebersihan, karies,

gangguan pada mulut). (Sulisyawati, 2009: 175-176)


g) Leher

Dikaji kesimetrisan, ada/tidaknya nyeri tekan, ada/tidaknya

pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfe, dan

ada/tidaknya bendungan vena jugularis. (Verney, Helen,

2007:37)

h) Ketiak

Dikaji tentang ada/tidaknya pembesaran kelenjar limfe.

(Mandriawati, 2008:75)

i) Dada

Dikaji bentuk, simetris atau tidak, bentuk dan keimetrisan

payudara, bunyi/denyut jantung, ada/tidaknya gangguan

pernafasan (auskultasi). ( Sulisyawati, 2009:176)

j) Ekstremitas

Atas : Gangguan / kelainan, Bentuk

Bawah : Bentuk, Edema, Varises (Hani,Ummi, dkk, 2010:93)

k) Refleks Patella

Refleks lutut akan negatif pada hypovitaminose BI dan penyakit

syaraf. Refleks patella normalnya positif satu atau dua, jika

refleks patella positif tiga atau empat maka kemungkinan terjadi

hypervitaminosis dan penyakit syaraf. (Obsgin Unpad Bandung,

1983:158)
l) Genitala eksterna

Lihat adanya tukak/luka, varises, cairan (warna, konsistensi,

jumlah,bau) ,dengan mengurut uretra dan skene : adakah cairan

atau nanah, kelenjar Bartholini adakah: pembengkakan, massa,

atau kista, dan cairan. (Hani,Ummi, dkk, 2010:93)

m) Anus

Dikaji ada /tidaknya hemoroid dan kebersihan. (Sulisyawati,

2009 : 177)

3) Pemeriksaan Obstetrik

a) Muka

Dilihat ada/tidaknya edema dan cloasma gravidarum. (Verney,

Helen, 2006:35)

b) Mammae

Inspeksi : hiperpigmentasi areola dan puting susu, glandula

montgomery menonjol.

Palpasi : tidak teraba massa, kolostrum keluar setelah 32

minggu. (Sulisyawati, 2009: 176)

c) Abdomen

Inspeksi :Dilihat pada perut tampak membesar, ada/tidaknya

linea nigra, linea alba, striae gravidarum. (Hani, Ummi, dkk,

2010: 92). Palpasi leopold

d) TFU Mac. Donald (dalam cm)


Apabila usia kehamilan > 22 minggu). (Prawirohardjo, 2010 :

285)

e) Taksiran berat janin (TBJ)

Untuk menentukan TBJ ini dapat menggunakan rumus dari

Johnson Thusak uyang didasrkan pada TFU. TBJ (gram) =

(TFU – 12 cm) x 155 gram

f) Auskultasi

(a) Frekuensi DJJ rata – rata sekitar 140 denyut per menit

(dpm) dengan variasi normal 20 dpm diatas atau dibawah

nilai rata – rata. Nilai normal denyut jantung janin antara

120 – 160 dpm.(Saifuddin, 2010:222)

(b) Jantung janin mulai berdenyut sejak awal minggu keempat

setelah fertilisasi, tetapi baru pada usia 20 minggu bunyi

jantung jain dapat terdeteksi dengan fetoskop. Dengan

mengggunakan teknik ultrasound atau system Doppler,

bunyi jantung janin dapat didengar lebih awal (12 -20

minggu usia kehamilan). (Saifuddin, 2010:219 )

(c) Tujuan pemeriksaan DJJ adalah untuk mengetahui bayi

hidup atau mati . Untuk menentukan area terdengarnya

denyut jantung janin yang keras, (puntum maximum)

sehingga dapat dipastikan presentasi janin dalam

kandungan, apakah berada dibagian bawah kepala atau

bokong atau janinnya melintang. Disamping itu untuk


mengetahui janin didalam kandungan tunggal atau ganda.

(Mandriawati, 2008: 101)

g) Anogenital

Kelenjar – kelenjar di servik akan berfungsi lebih dan akan

mengeluarkan sekresi lebih banyak. (Wiknjosastro, 2005:94 ).

Hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan munculnya tanda

chadwick, goodell, dan hegar. (Varney, 2006:496 )

4) Pemeriksaan penunjang

a) PP Test/Urine test

b) Pemeriksaan laboratorium:Pemeriksaan urine digunakan untuk

mengetahui kadar urine protein dan kadar glukosa. Pemeriksaan

darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb, dan

penyakit rubella.Tes-tes di atas adalah termasuk tes yang paling

penting dalam kehamilan

c) Pemeriksaan USG

Digunakan untuk mendiagnosis dan konfirmasi awal kehamilan,

penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal, mengetahui

adanya IUFD, mengevaluasi pergerakan janin dan detak jantung

janin, dll. (Hani, Ummi, dkk, 2010:96-97)

ANALISA

Diagnosa wanita hamil normal meliputi nama, umur, gestasi (G) paritas

(P) abortus (A), umur kehamilan, tunggal, hidup, intra-uteri, letak kepala,

keadaan umum baik. Masalah, berhubungan dengan diagnosis. Contoh


masalah yang terjadi yaitu kecemasan, khawatir dan rasa ketidaknyamanan

yang tidak bisa diatasi. Kebutuhan pasien, ditentukan berdasarkan keadaan

dan masalahnya. Contoh kebutuhan untuk KIE dan bimbingan tentang

perawatan kehamilannya (Saminem, 2008; h. 27).

PELAKSANAAN

Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,

dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang akan

terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konsseling, dan apakah

perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan

sosial ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata lain,

asuhan terhadap wanita tersebut harus mencakup setiap hal yang berkaitan

dengan semua aspekasuhan kesehatan. (Hana,Ummi, dkk, 2010:102)

4. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Persalinan

1) Subjektif

Menurut Rukiyah, Ai Yeyeh., Lia Yulianti dan Meida

Liana (2009; h. 182) pada persalinan data subjektif yang perlu

dikaji yaitu:

a) Kala I: kontraksi yang dirasakan teratur/tidak, mengeluarkan

lendir darah/tidak, HPHT, waktu BAB dan BAK terakhir,

riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat

penyakit, riwayat psikososial, Riwayat spiritual, Riwayat KB.


b) Kala II: ingin mengedan/tidak, kontraksi

c) Kala III: kontraksi yang dirasakan.

d) Kala IV: kontraksi yang dirasakan, lemas/tidak, pusing/tidak

2) Objektif

Menurut Rukiyah, Ai Yeyeh. dkk (2009;h.182-184) pada

persalinan data subjektif yang perlu dikaji yaitu:

a) Kala 1: keadaan umum, kesadaran, tanda vital, pemeriksaan

fisik (kepala, wajah, mata, hidung, mulut dan gigi, telinga,

leher, dada, payudara, punggung dan pinggang,abdomen,

vulva, perineum, Anus, Ekstremitas), pemeriksaan payudara,

pemeriksaan kebidanan dengan leopold, palpasi, tinggi fundus

uteri, punggung janin, presentasi, penurunan, kontraksi, DJJ,

pergerakan, pemeriksaan dalam meliputi keadaan dinding

vagina, portio, pembukaan serviks, posisi portio, konsistensi,

kulit ketuban, penurunan bagian terendah, pemeriksaan

laboratorium, Hb, urine, protein reduksi

b) Kala II: pemeriksaan dalam meliputi dinding vagina tidak ada

kelainan, portio teraba/ tidak, pembukaan, penurunan kepala,

ketuban positif/negative

c) Kala III: kontraksi, kandung kemih tanda pelepasan plasenta.

d) Kala IV: keadaan umum, tanda-tanda vital, kontraksi, kandung

kemih.
3) Analisa

Diagnosa: Ny... umur....tahun G...P...A... hamil....minggu

janin tunggal hidup intra uterin puka/ puki presentasi kepala

inpartu kala...

4) Penatalaksanaan

Menurut JNPK-KR (2012), asuhan yang diberikan selama proses

persalinan yaitu dengan 60 langkah Asuhan Persalinan Normal

(APN).

5. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Masa Nifas

a. Data Subyektif

1) Alasan Datang

Ibu datang untuk dilakukan pengawasan setelah bersalin.

2) Keluhan Utama

Merupakan masalah yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya

pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan

pada perineum (Ambarwati dan Wulandari, 2010)

b. Data Obyektif

Tanda dan gejala, hasil pemeriksaan ibu nifas.

c. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Pada 6-8 jam, 6 hari, dan 2 minggu setelah persalinan


6. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan

pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran. Memberikan asuhan yang

adekuat dan berstandar pada BBL segera setelah dilahirkan merupakan

tujuan asuhan segera pada bayi baru lahir (Muslihatun, dkk,2009).

A. Data Subyektif

Keluhan ibu tentang bayinya

B. Data Obyektif

Tanda dan gejala, hasil pemeriksaan pada BBL

C. Analisa

Diagnosa kebidanan pada BBL usia 6 jam, 7 hari, dan 2 minggu

yaitu bayi baru lahir bayi Ny...umur 6 jam fisiologis.

D. Pelaksanaan

Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir usia 6 jam, 7 hari, dan 2 minggu.

7. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan akseptor KB

a. Data subyektif

Keluhan ibu

b. Data Obyektif

tanda dan gejala, hasil pemeriksaam akseptor kb.

c. Analisa

Diagnosa kebidanan pada akseptor kb.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan akseptor kb pasca bersalin.


C. JURNAL PENELITIAN

Pengertian evidence based adalah proses yang digunakan secara

sistematik untuk menemukan, menelaah atau me-review, dan memanfaatkan

hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.

1. ISI REFOCUSING ANC

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Marniyati, L., Saleh, I. &

Soebyakto, B. (2016) dengan judul “Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam

Meningkatkan Deteksi Dini Resiko Tinggi pada Ibu Hamil oleh Tenaga

Kesehatan di Puskesmas Sako. Sosial, Sei Selincah, di Kota Palembang”

didapatkan hasil penolong yang terampil/terlatih harus bersedia untuk :

a. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan

persalinan : petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin,

keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk

ibu-bayi).

b. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri

menghadapi komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan

membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi,

donor darah,) pada setiap kunjungan.

c. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan

persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia

mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di

RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,


keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan

dapat dicegah.

d. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan

pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis,

malaria, dsb).

e. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan

letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan

kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong

yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.

f. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian

BBL karena tetanus.

g. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia

ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi &

asam folat.

h. Untuk populasi tertentu:

1) Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk

menurunkan insidens anemia berat.

2) Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko

terkena malaria di daerah endemic.

i. Suplementasi yodium (Marniyati, dkk., 2016)


2. EVIDENCE BASED PERSALINAN

Menurut hasil penelitian dari Yuningsih, B dan Imbarwati (2012) yang

membahas tentang “Hubungan Tindakan Menejemen Aktif Kala III dengan

Jumlah Pengeluaran Darah pada Post Partum oleh Bidan”, bidan yang telah

melakukan tindakan menejemen aktif kala III dalam menolong persalinan tidak

mengalami perdarahan post partum, bahkan jumlah perdarahannya lebih sedikit .

sedangkan tenaga kesehatan yang belum pelatihan APN tetapi melakukan

tindakan menejemen aktif kala III tidak sesuai standar dalam menolong persalinan

mengalami jumlah pengeluaran darah yang lebih banyak. Dari hasil penelitian ini

disimpulkan bahwa dengan tindakan MAK III yang sesuai standar dapat

mengurangi jumlah pengeluaran darah pada post partum.

3. EVIDENCE BASED BAYI BARU LAHIR

a. Pemotongan Tali Pusat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Batlajery, J., 2014

tentang “Pengaruh Waktu Penjepitan Tali Pusat Terhadap Hemoglobin

Neonatus” ,pemotongan tali pusat lebih baik ditunda karena sangat tidak

menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Mengingat fenomena

yang terjadi di Indonesia antara lain tingginya angka morbiditas ataupun

mortalitas pada bayi salah satunya yang disebabkan karena Asfiksia

Hyperbillirubinemia/ icterik neonatorum, selain itu juga meningkatnya

dengan tajam kejadian autis pada anak-anak di Indonesia tahun ke tahun

tanpa tahu pemicu penyebabnya.


Berdasarkan penelitian yang dilakukan Siti Zuniyati, Artathi Eka

Suryandari dan Tri Anasari tentang Rerata Waktu Pelepasan Tali Pusat

Berdasarkan Jenis Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di

Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas Tahun 2009, menunjukkan

bahwa perawatan tali pusat menggunakan alkohol 70% dan iodine-

povidon 10% didapatkan waktu pelepasan yang lebih lama dibandingkan

dengan menggunakan kasa kering steril. (Zuniyati, Siti; Artathi Eka

Suryandari dan Tri Anasari, 2011).

Menurut JNPK-KR (2008; h. 1), protokol evidenc-based yang baru

telah diperbarui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir

untuk 1 jam pertama menyatakan bahwa bayi harus mendapat kontak kulit

dengan ibunya segera setelah lahir selama 1 jam, bayi di IMD dan ibu

dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta menunda

asuhan lainnya hingga IMD selesai dilakukan. Selama proses IMD, BBL

harus terjaga kehangatannya yaitu dengan menyelimuti BBL dengan kain

kering dan memakaikan topi.

4. EVIDENCE BASED NIFAS

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khairani Leli, Komariah Maria,

Mardiah Wiwi tentang Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Involusi Uterus Pada

Ibu Post Partum di Ruang Post Partum Kelas III RSHS Bandung, menyatakan

bahwa Pijatan oksitosin dapat merangsang hormon oksitosin yang menyebabkan

kontraksi uterus sehingga proses involusi bisa berjalan normal. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan proses involusi uterus yang dinilai dari penurunan

tinggi fundus uterus pada responden intervensi/ yang dipijat oksitosin mengalami

involusi uterus normal lebih banyak daripada involusi uterus yang tidak dipijat

oksitosin. Hal ini disebabkan pemijatan tulang belakang pada nervus ke 5 - 6

sampai ke scapula akan mempercepat kerja saraf parasimpatis yang merangsang

hipofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin.Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus pada ibu post partum

(Khairani Leli, Komariah Maria, Mardiah Wiwi, 2012).

Anda mungkin juga menyukai