Anda di halaman 1dari 11

KEBERHASILAN PUTING SUSU MENONJOL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE MODIFIKASI SPUIT INJEKSI PADA


IBU POST PARTUM

Hamimatus Zainiyah 1, Dwi Wahyuningtyas2, Raehana Astriani3


STIKES Ngudia Husada Madura
Email : matus.061283@yahoo.co.id
Email : dwimaskur2011@gmail.com
Email : raehana@gmail.com

ABSTRAK
Pada dasarnya puting yang dimiliki tiap wanita berbeda-beda. Diantaranya yaitu wanita dengan
puting yang datar, masuk ke dalam dan ada pula yang menonjol. Dari hasil studi pendahuluan
terdapat 16 (50 %) ibu post partum dengan puting susu tidak menonjol dari 32 ibu post partum.
Tujuan penelitian ini adalah mengalisis keberhasilan puting susu menonjol dengan
menggunakan metode modifikasi spuit injeksi pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas
Tanah Merah. Desain yang digunakan rancangan Pra Eksperimen dengan pendekatan the one
group pratest posttest. Pada penelitian ini populasinya adalah ibu post partum dengan puting
terbenam/datar 16 ibu post partum. Penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling
dengan purposive sampling. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar
observasi dan diuji dengan Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan 0,05 dengan skala data yang
digunakan adalah nominal. Berdasarkan uji statistik Wilcoxon di SPSS menunjukkan hasil nilai
probability lebih kecil dari nilai taraf signifikan Pvalue : 0,001 dan α = 0,05 (0,000 < 0,05).
Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam melakukan Health Education disertai
demonstrasi metode modifikasi spuit injeksi dengan menarik puting susu menggunakan spuit
untuk membantu puting susu menonjol. Sehingga hal tersebut sebagai upaya mengatasi masalah
dalam menyusui karena bentuk puting yang datar atau terbenam.
Kata Kunci : Putting Susu, Modifikasi Spuit, Ibu Post Partum

ABSTRACT
Basically, each woman's nipples are different. Among them are women with nipples that
are flat, go inside and some are prominent. Based on the result of a preliminary study
there were 16 (50%) postpartum mothers with nipples not prominent from 32
postpartum mothers. The purpose of this study is to analyze the success of prominent
nipples using the syringe spuit modification method in postpartum mothers in the work
area of the Tanah Merah Public Health Center. The research design used was the Pre
Experiment with the one group pretest posttest approach. The population was
postpartum mothers with 16 flat nipple postpartum mothers. This study used non
probability sampling techniques with purposive sampling. The tool used in data
collection was the observation sheet and tested with Wilcoxon test with a significance
level of 0.05 with the scale of the data used was nominal. Based on Wilcoxon statistical
tests in SPSS, the results of probability values are smaller than the significant value of
P value: 0.001 and α = 0.05 (0.000 <0.05). The results of this study can be used as a
reference in conducting Health Education accompanied by a demonstration of syringe
spuid modification methods by pulling the nipples using a spuit to help the prominent
nipples. So that this is an effort to overcome problems in breastfeeding because of the
shape of the nipple that is flat or immersed.
Keywords: Nipple, Spuit Modification, Postpartum Mother

135
LATAR BELAKANG payudara wanita mengalami
Bagi seorang wanita payudara adalah pembengkakan akibat pengaruh hormonal
organ tubuh yang sangat penting bagi dan ASI yang tidak di kosongkan termasuk
keberlangsungan setelah melahirkan. puting cenderung lecet. Selain itu di
Payudara dimiliki oleh perempuan maupun sekitar warna puting akan lebih gelap.
laki-laki. Namun, payudara yang Karena adanya perubahan tersebut,
berkembang dan tumbuh menjadi besar payudara menjadi mudah teriritasi bahkan
hanya dialami oleh perempuan karena mudah luka, oleh karena itu perlu
perempuan memiliki kelenjar mamae. dilakukan perawatan payudara (Saryono
Puting susu merupakan salah satu bagian dan Pramitasari, 2014).
dari payudara. Pada dasarnya puting yang Berdasarkan hasil pengamatan yang
dimiliki tiap wanita berbeda-beda. saya lakukan pada tahun 2016 di desa
Diantaranya yaitu wanita dengan puting wilayah kerja Puskesmas Tanah Merah
yang datar, masuk ke dalam dan ada pula yaitu desa petrah, padurungan, dan
yang menonjol. Banyak perempuan setelah pangeleyan pada bulan september sampai
melahirkan mengeluh karena bentuk dengan bulan desember 2016 terdapat 30
puting susu yang terbenam/datar, dan ibu post partum dengan puting
merasa takut tidak dapat menyusui terbenam/datar. Adapun ibu dengan puting
bayinya. Daerah puting juga memiliki terbenam/datar tersebut yaitu: ibu post
banyak kelenjar minyak keringat yang partum primi 20, ibu post partum multi 8
berfungsi agar kulit puting senantiasa dan ibu post partum grandemulti 2.
lembut, lentur, dan terlindungi dari iritasi. Berdasarkan studi pendahuluan
Tetapi bukan berarti seorang wanita tidak januari 2017, di wilayah kerja Puskesmas
dapat menyusui karena keadaan puting Tanah Merah tahun 2017 terdapat 23 desa.
yang terbenam/datar melainkan dapat Dalam penelitian ini hanya mengambil 6
dilakukan perawatan payudara selama desa (padurungan, petrah, pangeleyan,
pasca persalinan (Saryono dan Pramitasari, tanah merah dajah, tanah merah laok dan
2014). kendaban) sebagai sampel. Dari hasil studi
Pada dasarnya bentuk puting susu pendahuluan tersebut terdapat 16 (50 %)
normal adalah puting secara keseluruhan ibu post partum dengan puting susu tidak
tampak menonjol melebihi permukaan menonjol dari 32 ibu post partum. Adapun
areola. Oleh karena itu, terkadang ibu post partum dengan puting susu tidak

136
menonjol tersebut: ibu post partum primi Upaya mengatasi masalah puting
12, ibu post partum multi 4 dan ibu post terbenam/datar tersebut salah satunya
partum grandemulti 0. adalah memberikan pengarahan tentang
Adapun penyebab terjadinya puting perawatan payudara kepada ibu dengan
yang terbenam/datar diantaranya: melakukan Health Education melalui
kongenital, kanker payudara dan saluran penyuluhan-penyuluhan disertai
susu pendek. Kongenital erat hubungannya demonstrasi metode modifikasi spuit
dengan bawaan sejak lahir sedangakan injeksi dengan menarik puting susu
pada kanker payudara, kondisi puting menggunakan spuit untuk membantu
terbenam/datar merupakan salah satu puting susu menonjol. Hal tersebut dapat
tanda gejala dari kanker payudara dan meningkatkan kemampuan ibu dalam
adanya perlekatan yang menyebabkan perawatan payudara khususnya yang
saluran susu pendek akibatya puting mengalami masalah puting terbenam/datar
Saterbenam/datar (Saryono dan secara baik dan benar sebagai upaya
Pramitasari, 2014). mengatasi masalah dalam menyusui
Pada saat ibu tidak melakukan karena bentuk puting yang datar atau
perawatan payudara pasca persalinan, terbenam. Sehingga proses menyusui dapat
terutama dengan masalah puting berjalan dengan lancar dan merupakan
terbenam/datar maka akan menimbulkan upaya untuk meningkatkan derajat
beberapa permasalahan, seperti ASI tidak kesehatan ibu dan bayi (Saryono dan
keluar karena tidak menyusui bayinya atau Pramitasari, 2014).
ASI keluar setelah beberapa hari
kemudian, puting susu tidak menonjol METODE
sehingga bayi sulit untuk menghisap, Desain yang digunakan rancangan
produksi ASI sedikit, dan tidak cukup Pra Eksperimen dengan pendekatan the
dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, one group pratest posttest. Pada penelitian
payudara bengkak, bernanah, puting susu ini populasinya adalah ibu post partum
lecet dan muncul benjolan di payudara. dengan puting terbenam/datar di wilayah
Sehingga berdampak pada kerja Puskesmas Tanah Merah pada bulan
ketidakberhasilan dalam pemberian ASI februari dengan 16 ibu post partum
eksklusif (Ambarwati, 2008). Teknik sampling adalah teknik
pengambilan sampel untuk menentukan

137
sampel dalam penelitian (Sugiyono, 2016). Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Merah
Penelitian ini menggunakan teknik non
Paritas Frekuensi Persentase (%)
probability sampling dengan purposive
Primipara 8 53,33
sampling adalah teknik megambil sampel
Multipara 7 46,67
yang dilakukan secara sengaja dan telah Grandemultipara 0 0
sesuai dengan semua persyaratan sampel TOTAL 15 100
yang akan diperlukan (Sugiyono, 2016). tanggal 01-28 Mei 2017
Alat yang digunakan dalam a. Sebelum Intervensi
pengumpulan data adalah lembar observasi Sebelum Itervensi Ibu Post Partum
dan diuji dengan Wilcoxon dengan tingkat dengan Puting Tidak Menonjol di
kemaknaan 0,05 dengan skala data yang Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Merah
digunakan adalah nominal. tanggal 01-28 Mei 2017
Setelah
HASIL DAN PEMBAHASAN No. Responden
Hasil Interpretasi
a. Karakteristik berdasarkan pendidikan
1 7 mm Tidak menonjol
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi 2 10 mm Menonjol
Berdasarkan Pendidikan Ibu Post 3 10 mm Menonjol

Partum dengan Puting Tidak Menonjol 4 10 mm Menonjol


5 11 mm Menonjol
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
6 10 mm Menonjol
Merah tanggal 01-28 Mei 2017. 7 8 mm Tidak menonjol
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 8 10 mm Menonjol

Tidak Sekolah 0 0 9 12 mm Menonjol

SD 8 53,33 10 10 mm Menonjol

SMP/MTS 4 26,67 11 8 mm Tidak menonjol

SMA/MA 2 13.33 12 10 mm Menonjol

PT 1 6,67 13 10 mm Menonjol

TOTAL 15 100 14 10 mm Menonjol


15 10 mm Menonjol
b. Karakteristik responden berdasarkan N : 15
paritas Mean : 9.73
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Std. Deviation : 1.223

Berdasarkan Paritas Ibu Post Partum


dengan Puting Tidak Menonjol di

138
b. Setelah Intervensi No. Sebelum Setelah
Responde Hasil Interpretasi Hasil Interpretasi
Tabel Setelah Intervensi Ibu Post n
1 0 mm Tidak menonjol 7 mm Tidak menonjol
Partum dengan Puting Tidak Menonjol 2 2 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
3 1 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah 4 2 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
5 1 mm Tidak menonjol 11 mm Menonjol
Merah tanggal 01-28 Mei 2017 6 1 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
7 0 mm Tidak menonjol 8 mm Tidak menonjol
8 3 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
Setelah 9 2 mm Tidak menonjol 12 mm Menonjol
No. Responden
Hasil Interpretasi 10 1 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
1 7 mm Tidak menonjol 11 0 mm Tidak menonjol 8 mm Tidak menonjol
2 10 mm Menonjol 12 3 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
3 10 mm Menonjol 13 2 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
4 10 mm Menonjol 14 2 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
15 1 mm Tidak menonjol 10 mm Menonjol
5 11 mm Menonjol
Uji Statistik : Wilcoxon
6 10 mm Menonjol Negative Rank :0
7 8 mm Tidak menonjol Positive Ranks : 15
8 10 mm Menonjol Ties :0
9 12 mm Menonjol α : 0.05
10 10 mm Menonjol pValue : 0.001
11 8 mm Tidak menonjol
12 10 mm Menonjol
13 10 mm Menonjol
14 10 mm Menonjol Puting Susu Ibu Post Partum Sebelum
15 10 mm Menonjol
N : 15 Intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mean : 9.73 Tanah Merah
Std. Deviation : 1.223
Dari hasil penelitian
Analisis Penelitian pengumpulan data di wilayah kerja
a. Pengaruh metode modifikasi spuit Puskesmas Tanah Merah Kecamatan
injeksi terhadap keberhasilan puting Tanah Merah Kabupaten Bangkalan
susu menonjol dapat dijelaskan bahwa seluruh
Tabel 4.6 Tabel Hasil Analisa Metode responden ibu post partum yaitu 15
Modifikasi Spuit Injeksi terhadap responden sebelum diberikan
Keberhasilan Puting Susu Menonjol di intervensi memiliki puting susu tidak
Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Merah menonjol yaitu ibu post partum
tanggal 01-28 Mei 2017 memiliki puting susu tidak menonjol
sejak lahir yaitu 0 mm sebanyak 3 ibu
post partum, 1 mm sebanyak 5 ibu
post partum, 2 mm sebanyak 5 ibu
post partum dan 3 mm sebanyak 2
orang. Hal ini sesuai dengan hasil

139
observasi pada ibu post partum ibu post partum (26,67%), SMA/MA
sebelum dilakukan intervensi. 2 ibu post partum (13,33%) dan PT 1
Kondisi puting susu tidak ibu post partum (6,67%).
menonjol sejak lahir merupakan salah Pendidikan yang tinggi dapat
satu kondisi kelainan sejak lahir. mempengaruhi dalam penyampaian
Menurut pendapat masyarakat apabila informasi mengenai cara mengatasi
tidak diberikan perlakuan sejak masa puting susu tidak menonjol. Karena
anak-anak akan sulit untuk ibu bisa lebih cepat memahami
menonjolkan puting. Masyarakat penyampaian informasi dibandingkan
sering mengatasi masalah ini dengan ibu yang memiliki pendidikan lebih
memberikan tekanan menggunakan rendah. Sehingga dalam memahami
mangkok pada saat mau tidur. suatu permasalahan, seseorang dengan
Kepercayaan dalam masyarakat pendidikan yang tinggi akan lebih
dengan tindakan ini tidak hanya cepat mengerti dalam penyampaian
menonjolkan puting tetapi juga akan informasi.
memperbesar ukuran payudara. Pendidikan merupakan segala
Bentuk puting sendiri ada empat upaya yang direncanakan untuk
yaitu bentuk yang normal, mempengaruhi orang lain dengan cara
pendek/datar, panjang dan terbenam persuasi, bujukan, imbauan
(interved), terbenam/datar merupakan ajakan,memberikan informasi,
salah satu keadaan puting yang memberikan kesadaran dan
tertarik ke dalam. Puting susu tidak sebagainya, melalui kegiatan yang
menonjol dapat disebabkan oleh disebut pendidikan atau promosi
herediter (bawaan sejak lahir) karena kesehatan. Hasil yang diharapkan dari
kondisi ligamen pada puting pendek suatu pendidikan kesehatan disini
(Marasco, 2010). adalah perilaku yang memelihara dan
Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan kesehatan yang
menggambarkan bahwa sebagian kondusif (Notoatmojo, 2011). Karena
besar ibu post partum yang mengalami penguasaan pengetahuan erat
puting susu tidak menonjol dengan kaitannya dengan tingkat pendidikan
pendidikan terakhir SD yaitu 8 ibu seseorang (Siti, 2012).
post partum (53,33%), SMP/MTS 4

140
Berdasarkan hasil penelitian anaknya (Siti, 2012). Menurut Kamus
menggambarkan bahwa sebagian Besar Bahasa Indonesia paritas adalah
besar ibu post partum yang mengalami keadaan kelahiran atau partus.
puting susu tidak menonjol terjadi Sehingga semakain besar paritas pada
pada paritas primipara yaitu 8 orang ibu, maka semakin besar untuk
(53,33%) dan multipara 7 orang ibu memahami masalah yang terjadi.
post partum (46,67%).
Primipara merupakan awal dari Puting Susu Ibu Post Partum Setelah
kehamilan atau kelahiran sehingga ibu Intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas
post partum masih belum Tanah Merah
berpengalaman dalam menangani Dari hasil penelitian
masalah yang dalam post partum pengumpulan data di wilayah kerja
seperti kondisi puting susu tidak Puskesmas Tanah Merah Kecamatan
menonjol. Sehingga ibu post partum Tanah Merah Kabupaten Bangkalan
enggan untuk memberikan ASI pada dapat dijelaskan bahwa dari 15
bayinya karena kondisi dari puting responden ibu post partum dengan
tersebut. Sedangkan pada ibu post puting tidak menonjol, setelah
partum multipara, pada pengalaman dilakukan metode modifikasi spuit
kelahiran sebelumnya ibu memang injeksi terdapat 12 orang ibu post
tidak memberikan ASInya partum yang berhasil puting susunya
dikarenakan mereka beranggapan menonjol yaitu ukuran puting 10 mm
merasa sulit dalam memberikan sebanyak 10 orang, 11 mm 1 orang
ASInya dan bayi terlihat tidak puas dan 12 mm 1 orang dan 3 orang ibu
dan sering menangis sehingga ibu post partum yang tidak berhasil yaitu
memilih untuk memberikan susu ukuran puting 7 mm 1 ibu post partum
formula bahkan ada yang telah dan 8 mm 2 ibu post partum.
memberikan MPASI seperti pisang, Keberhasilan puting susu
ataupun bubur instan. menonjol karena intervensi dengan
Paritas menunjukkan jumlah metode spuit memberikan tarikan
kehamilan terdahulu yang telah pada puting sehingga puting tertarik
mencapai batas viabilitas dan telah kedepan. Hal ini juga dibantu dengan
dilahirkan, tanpa mengingat jumlah bayi yang menyusu. Karena isapan

141
pada bayi saat menyusu akan 0,5 cc secara rutin dalam 6 hari
membantu mempertahankan bentuk (Pitriani, 2009).
puting. Sedangkan ketidakberhasilan
puting susu yang tidak menonjol dari Pengaruh Metode Modifikasi Spuit
sebagian kecil ibu post partum Injeksi Terhadap Keberhasilan Puting
tersebut yang telah diberikan Susu Menonjol
intervensi yang sama selama 6 hari, Berdasarkan analisa hasil
telah mengalami kemajuan penojolan penelitian, menunjukkan bahwa
yang semula sebelum intervensi terdapat pengaruh metode modifikasi
ukuran puting 0 mm menjadi 7 mm spuit injeksi terhadap keberhasilan
dan 8 mm. Hal itu menunjukkan puting susu menonjol di wilayah kerja
adanya perubahan, namun perlu Puskesmas Tanah Merah Kabupaten
pemberian intervensi lebih dari 6 hari. Bangkalan. Hal ini diperoleh dari
Sehingga puting dapat berhasil perhitungan dengan menggunakan uji
menonjol. wilcoxon dengan nilai p=0,001
Puting susu tidak menonjol (<0,05).
disebabkan adanya perlekatan antara Ibu post partum melakukan
saluaran air susu (duktulus yang satu metode ini secara teratur dan
dengan duktulus lainnya) mengikuti sesuai SOP yang telah
menyebabkan saluran tersebut diberikan. Setelah mengaplikasikan
menjadi pendek sehingga terjadi metode ini, ibu langsung menyusui
penarikan puting kedalam bayinya. Semua ibu post partum
(Ambarwati, 2008). Metode hanya melakukannya sehari dua kali
modifikasi spuit injeksi merupakan pagi dan sore. Pada saat mandi ibu
metode untuk membantu menonjolkan juga sering membersihkan daerah
puting susu yang tidak menonjol. puting dengan baby oil dan mengurut
Metode sederhana ini dapat digunakan payudara.
bila pompa puting tidak tersedia, Hasil penelitian ini sesuai dengan
dapat dibuat dari modifikasi spuit penelitian (Maulani, 2016),
injeksi 10 ml. Metode ini dilakukan 30 menunjukkan bahwa responden yang
detik sampai 1 menit dengan tarikan diberikan metode modifikasi spuit
injeksi 75% ibu post partum berhasil

142
puting susunya menonjol. Sedangkan KESIMPULAN DAN SARAN
25 % ibu post partum dengan puting 1. Kesimpulan
susu <9,5 mm (tidak menonjol). Uji Dari 15 responden ibu post
statistik dengan menggunakan uji partum di wilayah kerja Puskesmas
Wilcoxon diperoleh nilai p=0,005 Tanah Merah Kabupaten Bangkalan
(<0,05) menunjukkan bahwa pengaruh yang dijadikan sampel pada penelitian
metode modifikasi spuit injeksi ini, maka kesimpulan yang dapat
terhadap keberhasilan puting susu diambil adalah:
menonjol pada ibu post partum di a. Ibu post partum di wilayah kerja
bidan praktik swasta (BPM) Hj Puskesmas Tanah Merah sebelum
Wintarsih Tasikmalaya. diberikan metode modifikasi spuit
Rata rata ukuran puting susu injeksi seluruhnya memiliki puting
wanita lebih dari 3/8 inchi (9.5 mm), susu tidak menonjol.
pada saat hamil akan bertambah besar b. Ibu post partum di wilayah kerja
bahkan akan permanen dan saat hamil Puskesmas Tanah Merah setelah
akan memperluas pigmentasi puting diberikan metode modifikasi spuit
(Kurnia, 2014). Metode modifikasi injeksi hampir seluruhnya puting
spuit injeksi memiliki fungsi seperti susunya menonjol
nipple pump sehingga puting langsung c. Ada pengaruh metode modifikasi
tertarik ke depan dan nampak spuit injeksi terhadap keberhasilan
menonjol. Semakin sering metode ini puting susu menonjol di wilayah
dilakukan maka tingkat kerja Puskesmas Tanah Merah.
keberhasilannya semakin tinggi. 2. Saran
Keuntungan metode ini, ibu bisa Berdasarkan kesimpulan yang
mengatur sendiri besar tarikan telah diuraikan, maka saran dalam
sehingga bisa menilai rasa sakit penelitian ini adalah:
ketika ditarik. Isapan bayi saat a. Saran Teoritis
menyusu membantu mempertahankan Hasil penelitian ini dapat
posisi puting tetap menonjol dan digunakan sebagai wacana
merangsang ASI keluar (Ambarwati tambahan bagi peneliti selanjutnya
dan Wulandari, 2010). dalam rangka mengkaji dan
mengembangkan beberapa faktor

143
lain yang terkait atau yang Kurnia, Sari Eka Puspita, 2014. Asuhan
berpengaruh terhadap keberhasilan Kebidanan Masa Nifas, Jakarta:
puting susu menonjol. Trans Info Media
b. Saran Praktis Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk.
Memberikan pengarahan tentang 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
perawatan payudara kepada ibu Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
dengan melakukan Health Education Marasco, Lisa dkk, 2010. The
melalui penyuluhan-penyuluhan Breastfeeding Mother’s Guite to
disertai demonstrasi metode Making More Milk, Jakarta: EGC
modifikasi spuit injeksi dengan Maulani, Shinta Nurul, 2016. “Asuhan
menarik puting susu menggunakan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan
spuit untuk membantu puting susu Puting Susu Tenggelam (Grade I)
menonjol. Hal tersebut dapat Dan Asi Tidak Keluar Di BPM Hj.
meningkatkan kemampuan ibu Wiwin Wintarsih, A. Md. Keb
dalam perawatan payudara Tasikmalaya”. STIKes
khususnya yang mengalami masalah Muhammadiyah Ciamis
puting terbenam/datar secara baik Notoadmojo. 2011. Metodelogi Penelitian
dan benar sebagai upaya mengatasi Kesehatan.Jakarta : PT Rineka
masalah dalam menyusui karena Cipta
bentuk puting yang datar atau
terbenam. Pitriani, Risa dkk, 2009. Panduan Lengkap
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Normal ASKEB III, Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA Budi Utama
Ambarwati. (2008). Asuhan Kebidanan Saryono dan Pramitasari, Roischa Dyah,
Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendika. 2014. Perawatan Payudara.
Ambarwati dan Wulandari. (2010). Yogyakarta: Nuha Medika
Asuhan Kebidanan Nifas. Setiadi, 2009. Asuhan Kebidanan Pada
Yogyakarta : Nuha Medika. Masa Nifas, Jakarta: Salemba
Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Kebidanan Medika
Nifas Normal, Jakarta: EGC Siti, Bandiyah. 2012. Kehamilan
Persalinan dan Gangguan

144
Kehamilan.Yogyakarta : Nuha Sugiono. 2016. Statistika Untuk
Medika Penelitian. Bandung : CV Alva
Beta

145

Anda mungkin juga menyukai