Anda di halaman 1dari 43

A.

Judul Penelitian
IMPLEMENTASI ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE DALAM
MENGELEVASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (STUDI
KASUS DI PT. PEGADAIAN UNIT PELAYANAN SYARIAH (UPS)
LUMAJANG)
B. Konteks Penelitian
Berkembangnya dunia bisnis ternyata meningkat pula praktik
kejahatan.1 Berdasarkan hasil survei Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE) pada tahun 2018 tercatat peningkatan jumlah kasus
kecurangan (Fraud) di dunia selama periode 2014-2018.

JUMLAH KASUS FRAUD DI DUNIA


(2014 - 2018)
2014 2016 2018

2690

2410

1483 2018

2016

2014

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Kasus Fraud di Dunia Periode 2014 – 2018.2
Berdasarkan data tersebut, sangat penting bagi semua pihak yang
terlibat dalam dunia bisnis untuk menerapkan tata kelola perusahaan dengan
baik atau yang dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) karena
secara teoritis selain dapat meningkatkan nilai perusahaan, penerapan Good
Corporate Governance (GCG) juga dapat mengurangi resiko yang mungkin

1
Natalis Christian dan Piere Ricardo, “Kajian Impact of Fraud: Nasional dan
Internasional,” Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi), vol. 6 no. 2, (2022) :
103, https://doi.org/10.54783/mea.v6i2.1978.
2
Ramdany, Rusha Musfita, dan Hidayat Darvis, “Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan: Model Fraud Diamond,” Jurnal Ekonomi & Bisnis,
vol. 19, no. 2, (Desember 2020) : 158, https://doi.org/10.32722/eb.v19i2.3605.

1
dilakukan oleh dewan yang mengambil keuntungan secara pribadi. Prinsip
tata kelola perusahaan yang baik yang diterbitkan oleh Organization of
Economic Co-operation and Development (OECD) dinyatakan bahwa
kerangka kerja tata kelola perusahaan harus mendorong transparansi dan
pasar yang efisien, sejalan dengan peraturan hukum, dan membagi dengan
jelas kewajiban dan tanggung jawab di antara otoritas yang menjalankan
fungsi pengawasan, pengaturan, serta penegakan hukum.3
Lembaga keuangan di Indonesia sudah banyak yang menerapkan
prinsip Good Corporate Governance (GCG), namun dalam praktiknya,
penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada lembaga keuangan
konvensional berbeda dengan lembaga keuangan syariah.4 Bank Indonesia
telah mengeluarkan peraturan No. 11/33/PBI/2009 yang menjelaskan
bahwa pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada Bank Umum
Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) tetap menggunakan prinsip
yang sama dengan lembaga keuangan konvensional yakni transparansi,
akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran, hanya saja
lembaga keuangan syariah dapat mengubah ideologi pada pemenuhan
kepatuhan terhadap prinsip syariah.5
Selain Good Corporate Governance (GCG), ada salah satu hal
penting dalam dunia bisnis yaitu tanggung jawab sosial atau yang dikenal
dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Good Corporate
Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) ini
layaknya dua sisi mata uang karena keduanya sama-sama memiliki
kedudukan yang kuat di dalam dunia bisnis tetapi tetap saling berhubungan
satu sama lain. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah

3
Anonim, “Good Corporate Governance Implementation Analysis of Indonesian Syariah
Banks,” (Jurnal Simposium Nasional Akuntansi UIN Alauddin : FEBI), 5.
4
Muammar Arafat Yusmad, “Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam
Pengawasan Perbankan Syariah,” ADIL: Jurnal Hukum, vol. 4 no. 2, (2017) : 272.
5
Kurnia Wahyulaili, Novi Puspitasari, dan Marmono Singgih, “Analisis Pengaruh Good
Governance Bisnis Syariah, Ukuran Perusahaan dan Stuktur Modal terhadap Kinerja Perbankan
Syariah (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada Periode 2012 – 2017),” Indonesian
Journal of Islamic Economics & Finance, vol. X no. X, (Desember 2018) : 33 – 34.

2
kewajiban bagi Perseroan seperti yang telah diatur dalam undang-undang
pasal 74 No. 40 Tahun 2007 tentang Undang-Undang Perseroan Terbatas
(UUPT) pada 20 Juli 2007 yang mewajibkan pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan bagi perseroan yang kegiatan usahanya memiliki
keterkaitan dengan sumber daya alam (SDA).6
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di lembaga
keuangan syariah tidak terlepas dari konsep syariah Sharia Enterprise
Theory (SET) yang mengandung nilai keadilan, amanah, dan
pertanggungjawaban. Sharia Enterprise Theory (SET) memiliki dua
aksioma. Pertama, Sharia Enterprise Theory (SET) menempatkan Allah
SWT sebagai stakeholder tertinggi yang merupakan sang pencipta serta
penguasa bumi beserta isinya. Kedua, manusia sebagai khalifah di muka
bumi, jadi di dalam Sharia Enterprise Theory (SET) manusia dituntut untuk
mengelola alam semesta dan sumber daya dengan sebaik – baiknya.
Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) adalah Profit,
People, Planet atau yang dikenal dengan 3P. Maka dapat dikatakan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya terfokus pada tingkat
laba perusahaan, tetapi juga terfokus dalam pembangunan manusia (People)
dan juga lingkungan (Planet).7 Selain itu, praktik Corporate Social
Responsibility (CSR) bisa dipandang sebagai wujud akuntabilitas
perusahaan kepada publik untuk menjelaskan berbagai dampak sosial dan
lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan, dengan diterapkannya
program Corporate Social Responsibility (CSR) secara berkelanjutan
diharapkan dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.8

6
Andi Fachrul Alamsyah dan Muhammad Wahyuddin Abdullah, “Kedermawanan
Kapitalis Corporate Social Responsibility: Tinjauan Kritis Shari’ah Enterprise Theory,” (Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi UIN Alauddin : FEBI), 2.
7
Yoyoh Hereyah dan Hendra Ardiaansyah P, “Program Corporate Social Responsibility
BRI Peduli dalam Meningkatkan Citra PT. Bank Rakyat Indonesia,” Journal of Media and
Communication Science, vol. 1 no. 3, (2019) : 124.
8
Sulis Rochayatun. “Dream And Nightmare: Meraih Sustainibility Melalui Corporate
Social Responsibility,” (Jurnal Simposium Nasional Akuntansi Universitas Negeri Malang : FEB),
2.

3
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan gagasan utama
diterapkannya Good Corporate Governance (GCG).9
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan prinsip
syariah Islam atau Islamic Corporate Governance (ICG) layak menjadi
perhatian khusus bagi lembaga keuangan syariah, pasalnya ada beberapa
lembaga keuangan syariah di dunia yang melakukan penutupan karena
gagal menerapkan Islamic Corporate Governance (ICG) dengan baik,
seperti: Ihlas Financial House Turky, The Islamic Investment Companies of
Egypt, Dubai Islamic Bank, Bank Islam Malaysia, Bank of South Africa.10
PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang adalah
lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya berlandaskan pada prinsip
syariah Islam dan terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, hal
tersebut terbukti dari peningkatan jumlah nasabah tiap tahunnya.

JUMLAH NASABAH PT. PEGADAIAN UNIT


PELAYANAN SYARIAH (UPS) LUMAJANG (2012 - 2021)
Nasabah aktif (Orang) Nasabah tidak aktif (Orang)

2170 2250
2100
2000

1582

1023
845
734
579
256 192 201 250 265
65 78 98 147
0 50

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 1.2 Grafik Jumlah Nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan


Syariah (UPS) Lumajang Periode 2012 – 2021.11

9
Riha Dedi Priantana, “Pengaruh Stuktur Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia,” Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, vol. 4 no.1, (2011) : 66.
10
Gustani, Islamic Corporate Governance (I – CG) dan Islamic Corporate Social
Responsibility (I – CSR) : Teori dan Praktik (Purwokerto : CV. Pena Persada Redaksi, 2021), 4.
11
Dokumentasi PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang (2012 – 2021).

4
Fenomena meningkatnya jumlah nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan
Syariah (UPS) Lumajang merupakan sebuah bukti semakin meningkatnya
kepercayaan masyarakat dan sudah seharusnya PT. Pegadaian Unit Pelayanan
Syariah (UPS) Lumajang menerapkan peraturan yang disyaratkan dalam Islamic
Corporate Governance (ICG). Maka dari itu penting dilakukan pemeriksaan
terkait kesesuaian tata kelola perusahaan PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah
(UPS) Lumajang dengan prinsip Islamic Corporate Governance (ICG).

Islamic Corporate Governance (ICG) merupakan konsep tata kelola


perusahaan yang baik berdasarkan konsep Islam. Islamic Corporate Governance
(ICG) penting diterapkan di lembaga keuangan syariah karena menurut Andriyanto
Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini banyak digunakan oleh perusahaan
hanya untuk memperbaiki citra semata tanpa memperdulikan nilai-nilai
keberkahan yang seharusnya tercapai.12 Mauliyah dkk. juga berpendapat bahwa:
konsep Islam dalam Islamic Corporate Governance (ICG) juga sejalan dengan nilai
maqhasyid al-syariah yang muncul sebagai nalar untuk memahami dan mencapai
tujuan di balik perintah syariah Islam.13 Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin
mengintegrasikan konsep Islam ke dalam Corporate Social Responsibility (CSR)
guna mewujudkan tujuan akhir Islamic Corporate Governance (ICG) yang lebih
baik dan jujur atau dalam hal ini PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS)
Lumajang sebagai objek penelitian agar mampu bertanggungjawab berdasarkan
perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Implementasi Islamic Corporate Governance dalam
Mengelevasi Corporate Social Responsibility” dengan studi kasus di PT.
Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang.

C. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti, maka
dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang menjadi fokus
penelitian, diantaranya:

12
Irsad Andriyanto, “Corporate Social Responsibility Bukan Sekedar Kosmetik Belaka,”
INFOKAM, nomor II, (2008) : 23.
13
Nur Ika Mauliyah, Mulyanto Nugroho, dan Slamet Riyadi, “Does Existing Islamic Social
Reporting Index Betterto Articulate Sharia Value?,” International Journal of Advanced Research
(IJAR), (2022) : 965, http://dx.doi.org/10.21474/IJAR01/14478.

5
1. Bagaimana praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilaksanakan oleh PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS)
Lumajang?
2. Bagaimana kesesuaian antara praktik Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilaksanakan PT. Pegadaian Unit
Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang dengan Islamic Corporate
Governance (ICG)?
3. Bagaimana dampak implementasi konsep Islam dalam mengelevasi
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam kaitannya dengan
Islamic Corporate Governance (ICG)?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah dipaparkan,
penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilaksanakan oleh PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS)
Lumajang.
2. Untuk mengetahui kesesuaian Corporate Social Responsibility
(CSR) yang dilaksanakan PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah
(UPS) Lumajang dengan Islamic Corporate Governance (ICG).
3. Untuk mengetahui dampak implementasi konsep Islam dalam
mengelevasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
kaitannya dengan Islamic Corporate Governance (ICG).
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, Adapun
manfaat dari peaksanaan penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini berguna sebagai sumber referensi pada
penelitian selanjutnya sehingga dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenai pelaksanaan Islamic Corporate Governance
(ICG) dalam membentuk Corporate Social Responsibility (CSR) di
PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang.

6
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Investor
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu
pertimbangan bagi para investor agar dapat berinvestasi pada
perusahaan yang bergerak di bidang pegadaian syariah
dengan memperhatikan hasil penerapan Islamic Corporate
Governance (ICG) dalam membentuk Corporate Social
Responsibility (CSR).
b) Bagi Pemegang Saham dan Manajemen
Penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam
mengembangkan kinerja tata kelola perusahaan berdasarkan
konsep Islam dalam membentuk Corporate Social
Responsibility (CSR).
c) Bagi Nasabah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan
pertimbangan bagi para nasabah dalam menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan Islamic Corporate Governance
(ICG).
d) Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
atau panduan untuk lebih bisa memahami tentang
pelaksanaan Islamic Corporate Governance (ICG) dalam
membentuk Corporate Social Responsibility (CSR).
F. Definisi Istilah
1. Islamic Corporate Governance
Najmuddin mendefinisikan Islamic Corporate Governance
(ICG) sebagai sebuah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
jalannya perusahaan melindungi kepentingan dan hak semua
stakeholder untuk dapat mencapai tujuan awal perusahaan dengan

7
ketentuan-ketentuan Allah SWT.14 Menurut Lewis Islamic
Corporate Governance (ICG) teori pengembangan stakeholders
yang diterapkan berdasarkan prinsip Islam, kegiatan dan operasional
yang dijalankan berdasarkan nilai moral dan nilai-nilai Islam,15 jadi
dapat disimpulkan bahwa Islamic Corporate Governance (ICG)
adalah suatu struktur dan mekanisme untuk mengatur setiap
pengelolaan lembaga keuangan syariah dalam menjalankan kegiatan
transaksi maupun usahanya dengan pemenuhan syariah compliance
(Kepatuhan prinsip syariah). Definisi diatas menjadi bukti bahwa
dalam Islamic Corporate Governance (ICG) pelaksanaan
pertanggungjawaban manajemen tidak hanya sebatas
pertanggungjawaban materil kepada stakeholder saja, melainkan
ada pertanggungjawaban yang lebih hakiki yaitu
pertanggungjawaban kepada Allah SWT.16
2. Elevasi Corporate Social Responsibility
Menurut Priyanto & Setiawan, elevasi dapat diartikan
sebagai posisi vertical (Ketinggian) suatu objek terhadap titik
tertentu (Datum).17 Menurut Agoes & Ardana, Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan sebuah bentuk tanggung jawab
perusahaan yang diberikan kepada pihak internal perusahaan
(Karyawan dan keluarganya) dan pihak eksternal perusahaan
(Komunitas dan masyarakat sekitar) karena perusahaan merupakan
bagian dari lingkungannya.18 jadi elevasi Corporate Social
Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai upaya perusahaan

14
Najmuddin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern (Yogyakarta :
Penerbit Andi, 2011), 85.
15
M.K. Lewis, “Islamic Corporate Governance,” Review of Islamic Economics, vol. 9 no.
1, (2005) : 7.
16
Nunung Ghoniyah dan Sri Hartono, Islamic Corporate Governance: Sebuah Kajian dari
Aspek Sosial Entrepreneurship dan Kesejahteraan (Semarang : EF Press Digimedia, 2014), 13.
17
Bagus Rahmansyah Priyanto dan Budi Indra Setiawan, “Pemetaan Topografi Calon
Lokasi Embung di kampus IPB Dramaga, Bogor,” Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, (2019) : 53.
18
Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi (Jakarta : Salemba Empat,
2009), 90.

8
yang melaksanakan tanggung jawabnya kepada pihak internal
perusahaan (Karyawan dan keluarganya) dan pihak eksternal
perusahaan (Komunitas dan masyarakat sekitar) secara lebih baik
dengan mengedepankan nilai kedermawanan dan ketulusan hati,
karena menurut Andriyanto saat ini banyak perusahaan yang
melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) hanya untuk
memperbaiki citra perusahaan semata tanpa memperdulikan nilai-
nilai keberkahan yang seharusnya tercapai.19
G. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu akan berguna sebagai landasan
pemikiran untuk memperkuat argumentasi teoritis yang diajukan
dalam suatu penelitian hasil prnrlitian terdahulu meliputi: Skripsi,
jurnal, artikel, dan lain sebagainya. Dengan menjalankan langkah ini
maka dapat diketahui sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian
yang hendak dilakukan. 20
a) Ahmad Very Fadly dan Yuliani “Implementasi Corporate
Social Rasponsibility dalam Perspektif Islam (Studi Kasus
PT. Kimia Farma, Tbk)” (2022). E-Journal Al-Dzahab.
Penelitian ini berfokus untuk mengkaji implementasi
dari program Corporate Social Responsibility (CSR) oleh
perusahaan PT. Kimia Farma, Tbk dan bagaimana
implementasi program tersebut dari sudut pandang Islam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
program Corporate Social Responsibility (CSR) selain
memiliki dampak positif bagi perusahaan, ternyata juga
memiliki dampak positif bagi masyarakat sekitar dan
masyarakat umum, baik dari kegiatan tanggung jawab etis,

19
Irsad Andriyanto, “Corporate Social Responsibility Bukan Sekedar Kosmetik Belaka,”
INFOKAM, nomor II, (2008) : 23.
20
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018),
45.

9
tanggung jawab hukum, tanggung jawab ekonomi, dan
tanggung jawab amal sebagaimana dicontohkan oleh PT.
Kimia Farma, Tbk.21
b) Saiful Muchlis dan Resky “Implementasi Islamic Corporate
Governance dalam mengelevasi Corporate Social
Responsibility BNI Syariah KCU Makassar” (2021). Jurnal
Akuntansi dan Governance.
Penelitian ini berfokus untuk mengkaji bagaimana
implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilakukan oleh BNI Syariah KCU Makassar dalam kajian
Islamic Corporate Governance (ICG). Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BNI
Syariah KCU Makassar melakukan program-program
Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai dengan
Islamic Corporate Governance (ICG) yang merupakan
bentuk tanggung jawab sosial berbasis syariah nilai-nilai
Islam seperti: Amanah jamaah, maqhasyid syariah, jujur dan
dapat dipercaya yang terkandung di dalamnya, dengan
dilaksanakannya Corporate Social Responsibility (CSR)
berdasarkan prinsip Islam maka ini sangat berdampak pada
perusahaan.22
c) Aulia Arma dan Sopi “Analisa Prinsip Good Corporate
Governance (GCG) terhadap Implementasi Corporate
Social Responsibility (CSR) pada PT. Pos Indonesia
Regional VI Semarang” (2021). Jurnal CAPITAL:
Kebijakan Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi.

21
Ahmad Very Fadli dan Yuliani, “Implementasi Corporate Social Rasponsibility dalam
Perspektif Islam (Studi Kasus PT. Kimia Farma, Tbk),” E-Journal Al-Dzahab, vol. 3 no. 1, (2022).
22
Saiful Muchlis, “Implementasi Islamic Corporate Governance dalam mengelevasi
Corporate Social Responsibility BNI Syariah KCU Makassar,” Jurnal Akuntansi dan Governance,
vol. 1 no. 2, (2021).

10
Penelitian ini berfokus untuk mengkaji penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam
pelaksanaan program Corporate Social Responsibility
(CSR) di PT. Pos Indonesia Regional VI Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Hasil dari penelitin ini menunjukkan bahwa
transparansi, akuntabilitas, kewajaran, independensi telah
diterapkan di dalam program Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Pos Indonesia Regional VI
Semarang, namun dalam pelaksanaannya prinsip
akuntabilitas dan independensi masih terdapat kekurangan.
Program Corporate Social Responsibility (CSR) telah
terlaksana dengan baik hanya saja penyalurannya belum
optimal.23
d) Barus Umarella “Implementasi Tata Kelola Perusahaan
melalui Program Corporate Social Responsibility pada
Bank BTN Cabang Ambon” (2020). Jurnal Ekonomi, Sosial
& Humaniora.
Penelitian ini berfokus untuk mengkaji bagaimana
penerapan tata kelola perusahaan yang baik melalui
pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)
perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja dan reputasi
perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola
perusahaan yang baik yang dilaksanakan melalui kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) Bank BTN Cabang
Ambon berjalan dengan baik dan berdampak baik pula
terhadap masyarakat dan kinerja perusahaan. Tata kelola

23
Aulia Arma dan Sopi, “Analisa Prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Pos Indonesia Regional VI
Semarang,” Jurnal CAPITAL: Kebijakan Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, vol. 3 no. 2, (2021).

11
perusahaan yang baik akan berdampak pada pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) dan secara langsung
pada reputasi perusahaan sehingga sangatlah disarankan bagi
tiap perusahaan agar menerapkan sistem tata kelola yang
berkontribusi positif baik internal maupun eksternal
perusahaan.24
e) Sonia Ayesha Riska “Analisis Implementasi Islamic
Corporate Governance pada PT. Bank Aceh Syariah Kantor
Pusat Banda Aceh” (2020). Skripsi Program Studi
Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Universitas Islam Negeri Ar – Raniry Banda Aceh.
Penelitian ini berfokus untuk mengkaji penerapan
Islamic Corporate Governance (ICG) yang dilakukan pada
PT. Bank Aceh Syariah Kantor Pusat Banda Aceh. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT.
Bank Aceh Syariah Kantor Pusat Banda Aceh menerapkan
Islamic Corporate Governance (ICG) melalui pendekatan
Good Corporate Governance (GCG) dan adanya
penambahan indikator syariah compliance (Kepatuhan pada
syariah) pada penerapan tersebut.25
f) Fadiyah Hani Sabila “Karakteristik dan Penerapan Islamic
Corporate Governance pada Perbankan Syariah” (2018).
Jurnal Kajian Keagamaan dan Kemasyarakatan.
Penelitian ini berfokus untuk mengkaji karakteristik
dan penerapan Islamic Corporate Governance (ICG) pada

24
Barus Umarella, “Implementasi Tata Kelola Perusahaan melalui Program Corporate
Social Responsibility pada Bank BTN Cabang Ambon,” Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, vol.
1 no. 6, (2020).
25
Sonia Ayesha Riska, “Analisis Implementasi Islamic Corporate Governance pada PT.
Bank Aceh Syariah Kantor Pusat Banda Aceh” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar – Raniry,
2020).

12
perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep
Good Corporate Governance (GCG) antara bank
konvensional dan bank syariah pada dasarnya adalah sama,
namun yang menjadi pembeda diantara keduanya adalah
adanya syariah compliance yaitu kepatuhan pada syariah
atau yang dikenal dengan Islamic Corporate Governance
(ICG). Bank syariah yang dikelola dan dimiliki oleh sumber
daya manusia yang mempunyai moral yang baik dan
professional akan menciptakan pelaksanaan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.26
g) Ahmad Sodiq “Implementasi Islamic Corporate
Governance (ICG): Studi Kasus pada BMT NUsantara
UMAT MANDIRI Kalidawir Tulungagung” (2017). The
International Journal of Applied Bussines (TIJAB).
Penelitian ini berfokus untuk mengkaji tentang
Islamic Corporate Governance (ICG) sebagai tata kelola
lembaga keuangan syariah, sekaligus untuk mengetahui
penerapan Islamic Corporate Governance (ICG) di
lingkungan BMT NUsantara UMAT MANDIRI Kalidawir
Tulungagung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Islamic
Corporate Governance (ICG) adalah prinsip tata kelola
perusahaan berdasarkan prinsip syariah Islam. BMT terus
mengalami perkembangan di Indonesia, hal tersebut ditandai
dengan meningkatnya jumlah BMT di Indonesia. Jumlah
BMT yang terus meningkat di Indonesia harus diiringi
dengan tata kelola perusahaan yang baik agar tetap bisa

26
Fadiyah Hani Sabila, “Karakteristik dan Penerapan Islamic Corporate Governance pada
Perbankan Syariah,” Jurnal Kajian Keagamaan dan Kemasyarakatan, vol. 2 no. 2, (2018).

13
bersaing dengan lembaga keuangan yang lainnya, oleh
karena itu BMT NUsantara UMAT MANDIRI Kalidawir
Tulungagung harus mereformasi dirinya dengan
mengimplementasikan Islamic Corporate Governance
(ICG).27

Dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan


melalui tabulasi sebagai berikut:

Tabel 1.1
Tabulasi Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Persamaan Perbedaan
1 Ahmad Implementasi 1. Menggunakan 1. Meneliti di
Very Fadli Corporate metode PT.
dan Social kualitatif. Pegadaian
Yuliani Responsibility 2. Membahas Unit
(2022) dalam Corporate Pelayanan
Perspektif Social Syariah
Islam ( Studi Responsibility (UPS)
Kasus PT. (CSR) dalam Lumajang.
Kimia Farma, perspektif 2. Tidak
Tbk) Islam. mengaitkan
CSR
dengan tata
kelola
perusahaan.
2 Saiful Implementasi 1. Menggunakan 1. Meneliti di
Muchlis Islamic metode PT.
dan Resky Corporate kualitatif. Pegadaian
(2021) Governance 2. Membahas Unit
dalam tentang Pelayanan
mengelevasi penerapan Syariah
Corporate Islamic (UPS)
Social Corporate Lumajang.
Responsibility Governance
BNI Syariah (ICG) dalam
KCU meningkatkan
Makassar Corporate

27
Ahmad Sodiq. “Implementasi Islamic Corporate Governance ((ICG): Studi Kasus pada
BMT NUsantara UMAT MANDIRI Kalidawir Tulungagung”. The International Journal of Applied
Business (TIJAB), vol. 1 no. 2 (2017).

14
Social
Responsibility
(CSR).
3 Aulia Analisa Prinsip 1. Menggunakan 1. Meneliti di
Arma dan Good metode PT.
Sopi Corporate kualitatif. Pegadaian
(2021) Governance 2. Mengaitkan Unit
(GCG) prinsip Good Pelayanan
terhadap Corporate Syariah
Implementasi Governance (UPS)
Corporate (GCG) dengan Lumajang.
Social Corporate 2. Tidak ada
Responsibility Social syariah
(CSR) pada Responsibility compliance,
PT. Pos (CSR). karena
Indonesia menerapkan
Regional VI Good
Semarang Corporate
Governance
(GCG)
bukan
Islamic
Corporate
Governance
(ICG).
4 Barus Implementasi 1. Menggunakan 1. Meneliti di
Umarella Tata Kelola metode PT.
(2020) Perusahaan kualitatif. Pegadaian
melalui 2. Mengaitkan Unit
Program prinsip Good Pelayanan
Corporate Corporate Syariah
Social Governance (UPS)
Responsibility (GCG) dengan Lumajang.
pada Bank Corporate 2. Tidak ada
BTN Cabang Social syariah
Ambon Responsibility compliance.
(CSR).
5 Sonia Analisis 1. Menggunakan 1. Meneliti di
Ayesha Implementasi metode PT.
Riska Islamic kualitatif. Pegadaian
(2020) Corporate 2. Membahas Unit
Governance Islamic Pelayanan
pada PT. Bank Corporate Syariah
Aceh Syariah Governance (UPS)
Kantor Pusat (ICG). Lumajang.
Banda Aceh

15
2. Tidak
mengaitkan
Islamic
Corporate
Governance
(ICG)
dengan
CSR.
6 Fadiyah Karakteristik 1. Menggunakan 1. Meneliti di
Hani dan Penerapan metode PT.
Sabila Islamic kualitatif. Pegadaian
(2018) Corporate 2. Membahas Unit
Governance Islamic Pelayanan
pada Corporate Syariah
Perbankan Governance (UPS)
Syariah (ICG). Lumajang.
2. Tidak
mengaitkan
Islamic
Corporate
Governance
(ICG)
dengan
CSR.
7 Ahmad Implementasi 1. Menggunakan 1. Meneliti di
Sodiq Islamic metode PT.
(2017) Corporate kualitatif. Pegadaian
Governance 2. Membahas Unit
(ICG): Studi Islamic Pelayanan
Kasus pada Corporate Syariah
BMT Governance (UPS)
NUsantara (ICG). Lumajang.
UMAT 2. Tidak
MANDIRI mengaitkan
Kalidawir Islamic
Tulungagung Corporate
Governance
(ICG)
dengan
CSR.
Sumber: Diolah dari penelitian terdahulu

16
2. Kajian Teori
a) Islamic Corporate Governance
Najmuddin mendefinisikan Islamic Corporate
Governance (ICG) sebagai sebuah sistem yang mengarahkan
dan mengendalikan jalannya perusahaan melindungi
kepentingan dan hak semua stakeholder untuk dapat
mencapai tujuan awal perusahaan dengan ketentuan-
ketentuan Allah SWT.28 Menurut Lewis Islamic Corporate
Governance (ICG) teori pengembangan stakeholder yang
diterapkan berdasarkan prinsip Islam, kegiatan dan
operasional yang dijalankan berdasarkan nilai moral dan
nilai-nilai Islam,29 jadi dapat disimpulkan bahwa Islamic
Corporate Governance (ICG) adalah suatu struktur dan
mekanisme untuk mengatur setiap pengelolaan lembaga
keuangan syariah dalam menjalankan kegiatan transaksi
maupun usahanya dengan pemenuhan syariah compliance
(Kepatuhan prinsip syariah)
1) Indikator Islamic Corporate Governance
Ada beberapa indikator di dalam penerapan
Islamic Corporate Governance (ICG) yang berguna
untuk membantu dan menjadi acuan perbankan
sehingga dapat terwujudkan dalam menerapkan
Islamic Corporate Governance (ICG). Adapun
indikator Islamic Corporate Governance (ICG),
yaitu:
1. Transparansi
Transparansi berasal dari kata
“Transparent” yang berarti jelas, nyata, dan

28
Najmuddin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern (Yogyakarta :
Penerbit Andi, 2011), 85.
29
M.K. Lewis, “Islamic Corporate Governance,” Review of Islamic Economics, vol. 9 no.
1, (2005) : 7.

17
terbuka,30 berdasarkan pengertian tersebut
maka semua transaksi di lembaga keuangan
syariah harus dilakukan secara terbuka.
Tranparansi memuat unsur pengungkapan
(Disclosure) dan menyediakan berita yang
lengkap dan tidak sulit untuk diakses oleh
pihak yang berkepentingan. Transparansi
diperlukan supaya pebisnis syariah
menjalankan usaha secara objektif dan sehat.
Pelaku bisnis syariah harus memikirkan
inisiatif supaya pengungkapannya tidak
hanya masalah yang diisyaratkan sebelumnya
oleh peraturan perundang-undangan, akan
tetapi juga hal yang penting untuk mengambil
keputusan yang selaras dengan ketentuan
syariah.31
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan asas penting
dalam bisnis syariah karena mengandung
unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan
cara mempertanggungjawabkannya. Pelaku
bisnis di lembaga keuangan syariah harus
bisa mempertangungjawabkan kinerjanya
secara transparan dan wajar, maka dari itu
lembaga keuangan syariah harus dikelola
dengan baik dan terukur sesuai dengan
kepentingan para pelaku bisnis di lembaga

30
Mikael R. Kanter, Florence Lengkong, dan Femmy Tulusan, “Transparansi Pengelolaan
Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa di Desa Amongena III Kecamatan Langowan Timur
Kabupaten Minahasa,” JAP, vol. VII no. 102, (2021) : 82.
31
Ali Syukron, “Good Corporate Governance di Bank Syariah,” Jurnal Ekonomi dan
Hukum Islam, vol. 3 no. 1, (2013) : 68 – 69.

18
keuangan syariah dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan pemangku
kepentingan dan masyarakat lainnya.32
3. Responsibilitas
Asas responsibilitas mengharuskan
para pelaku bisnis di lembaga keuangan
syariah untuk mematuhi peraturan dan
ketentuan bisnis syariah, dan juga melakukan
tanggung jawab kepada masyarakat dan
lingkungan, karena semua perbuatan di dunia
akan dimintai pertanggungjawaban di
akhirat. 33
4. Independensi
Asas indepedensi mengharuskan
lembaga keuangan syariah untuk dikelola
secara independent (Sendiri) agar masing-
masing pihak tidak seenaknya saling
menyalahkan dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain. Independensi berkaitan erat
dengan konsistensi atau sikap istiqomah yaitu
tetap berpatokan teguh kebenaran walaupun
harus berhadapan dengan beberapa masalah.
5. Kewajaran dan Kesetaraan
Asas kewajaran dan kesetaraan
mengandung unsur kesamaan perlakuan dan
kesempatan. Kewajaran dan kesetaraan
merupakan salah satu manifestasi adil dalam
dunia bisnis. Setiap keputusan bisnis, baik
berskala kecil maupun besar harus

32
Ibid, 69.
33
Ibid, 70.

19
dilaksanakan sesuai kewajaran dan
kesetaraan yang biasa berlaku, dan tidak
diputuskan berdasar mau atau tidak mau. Para
pelaku bisnis di lembaga keuangan syariah
harus selalu memperhatikan kepentingan
semua stakeholder berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan unsur-unsur
Corporate Governance (CG).34
6. Shariah Compliance
Syariah compliance didefinisikan
sebagai ketaatan lembaga kauangan syariah
terhadap prinsip syariah.35
2) Prinsip Islamic Corporate Governance
Menurut Endraswati, konsep pada Islamic
Corporate Governance (ICG) dan Good Corporate
Governance (GCG) berbeda. Dalam Islamic
Corporate Governance (ICG) menggunakan prinsip
berdasarkan 4 sifat Nabi Muhammad SAW, yaitu:36
1. Shiddiq
Shiddiq yang berarti jujur merupakan
landasan utama dalam Islamic Corporate
Governance (ICG). Dalam menerapkan sidik,
menekankan adanya kejujuran dalam setiap
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
dalam menjalani fungsinya sehingga tidak

34
Ibid, 72.
35
Winny Widialoka, Asep Ramdan Hidayat, dan Azib Azib, “Analisis Pengaruh Kepatuhan
Syariah (Shariah Compliance) terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode Tahun 2010-2015,” Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah. (Bandung: P2U-LPPM
Unisba, 2016), 674, http://dx.doi.org/10.29313/syariah.v0i0.3490.
36
Hikmah Endraswati, “Konsep Awal Islamic Corporate Governance: Peluang Penelitian
yang Akan Datang,” Jurnal Muqtasid, vol 6 no. 2, (Desember 2015) : 93,
https://doi.org/10.18326/muqtasid.v6i2.89-108.

20
adanya kemungkinan terjadinya penipuan,
korupsi dan lainnya jika menerapkan prinsip
sidik karena pihak internal maupun eksternal
memegang prinsip kejujuran.37
2. Amanah
Amanah yang berarti dapat dipercaya,
tidak ingkar janji dan bertanggung jawab.
Dalam menerapkan sifat ini pihak internal
maupun eksternal akan mendapatkan
keuntungan dalam setiap perjanjian atau
kontrak yang dilakukan, karena tidak adanya
unsur penipuan ataupun hal-hal yang
merugikan salah satu pihak akibat sifat yang
tidak baik. Pihak eksternal juga akan merasa
puas dalam menjalin kerja sama terhadap
pihak internal karena adanya rasa aman
sehingga dapat meningkatkan loyalitas pihak
internal.38
3. Tabligh
Tabligh berarti menyampaikan, yaitu
menyampaikan informasi secara akurat dan
benar tanpa adanya kelebihan maupun
kekurangan dan adanya keterbukaan atau
transparansi dalam penyampaian informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.39
4. Fatanah
Fatanah yang berartikan cerdas yaitu
kecerdasan yang dimiliki oleh sumber daya

37
Ibid, 93.
38
Ibid, 94.
39
Ibid, 95.

21
manusia dalam mempraktikkan
pekerjaannya. Setiap perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia yang
mampu bersaing secara sehat dalam
meningkatkan pertumbuhan perusahaannya.
Dengan adanya sifat ini maka akan
mendukung sifat-sifat lainnya karena dengan
adanya sifat fatanah akan membangun
kebijaksaan, keterbukaan wawasan, mampu
menyeimbangkan perubahan zaman dan
mampu dalam menghadapi permasalahan
yang terjadi.40
3) Sharia Enterprise Theory (SET)
Sharia Enterprise Theory (SET) menurut
Triyuwono merupakan teori perusahaan yang telah
diinternalisasi dengan nilai-nilai Islam untuk
menghasilkan teori yang transendental dan humanis.
Sharia Enterprise Theory (SET) disebarluaskan
berdasarkan pada metafora zakat yang pada dasarnya
memiliki karakter keseimbangan. Konsekuensi dari
nilai keseimbangan dapat menyebabkan Sharia
Enterprise Theory (SET) tidak hanya peduli pada
kepentingan pemegang saham. Sharia Enterprise
Theory (SET) memiliki kepedulian pada stakeholder
yang cakupannya luas, yaitu: Allah SWT, manusia
dan alam. Allah SWT merupakan pihak yang paling
tinggi dan menjadi satu-satunya tujuan hidup
manusia.41

40
Ibid, 96.
Iwan Triyuwono, “Metafora Zakat dan Shari’ah Enterprise Theory sebagai Konsep Dasar
41

dalam Membentuk Akuntansi Syariah,” JAAI, vol. 5 no. 2, (Desember 2001) : 138.

22
Sejalan dalam hal tersebut, Sharia Enterprise
Theory (SET) dikatakan sebagai teori yang paling
benar dalam memanifestasikan tanggung jawab
sosial yang dilakukan oleh perusahaan (Pegadaian
syariah) karena dalam Sharia Enterprise Theory
(SET), Allah SWT merupakan sumber amanah
pertama, Konsekuensi ditetapkannya Allah SWT
sebagai stakeholder tertinggi yaitu dilakukannya
sunnatullah sebagai dasar bagi konstruksi akuntansi
syariah. Intinya dengan hadirnya sunnatullah,
akuntansi syariah hanya didirikan sesuai pada tata
aturan atau hukum-hukum Allah SWT.42
Stakeholder selanjutnya dari Sharia
Enterprise Theory (SET) adalah manusia. Manusia
digolongkan menjadi 2 golongan yaitu: Direct
stakeholder dan indirect stakeholder. Direct
stakeholder adalah pihak yang terikat secara
langsung dengan perusahaan. Indirect stakeholder
adalah pihak-pihak yang tidak terikat secara
langsung dengan perusahaan. Sharia Enterprise
Theory (SET) mengajarkan bahwa hakekat
kepemilikan utama adalah Allah SWT, dan manusia
tugasnya hanyalah mengelola dengan baik (Khalifa
fii ardhi).43
Landasan Sharia Enterprise Theory (SET)
sejalan dengan Islamic Corporate Governance (ICG)
yang memerlukan internalisasi nilai yaitu tauhid.
Sharia Enterprise Theory (SET) dalam kelembagaan

42
Ibid, 138.
43
Rahma Yulisa Kalbarini dan Noven Suprayogi, “Implementasi Akuntabilitas dalam
Konsep Metafora Amanah di Lembaga Bisnis Syariah,” JESST, vol. 1 no. 7, (Juli 2014) : 509.

23
di lembaga keuangan mikro syariah memberikan
dasar kepada Dewan Pengawas Syariah sebagai
indirect participant dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sesuai dengan konsep syariah yang
berlaku, penerapan teori ini sesuai dengan fatwa
DSN tahun 2001 tentang Dewan Pengawas Syariah.
Sharia Enterprise Theory adanya bentuk
pertanggungjawaban stakeholder kepada Allah SWT
sebagai sumber amanah utama dan sumber daya yang
dimiliki para stakeholder. Pertanggungjawaban
tersebut dimunculkan dalam bentuk nilai islam yang
menjadi pedoman bagi stakeholder.44
b) Good Corporate Governance
Menurut Fakhruddin, Good Corporate Goverenance
(GCG) dapat diartikan sebagai suatu sistem pengurusan dan
pengawasan sebuah perusahaan (The way a company
directed and controlled). Pengertian ini menyiratkan luasnya
cakupan tata kelola perusahaan dan secara tidak langsung
mengangkat isu tentang pentingnya komitmen dan
kepemimpinan board dalam implementasi Good Corporate
Governance (GCG).45
Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan Good
Corporate Governance (GCG) sebagai sebuah kumpulan
hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib
dipenuhi,yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber
perusahaan untuk berfungsi secara efesien guna
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang

44
Inten Meutia, Menata Pengungkapan CSR pada Bank Islam (Pendekatan Teori Kritis)
(Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2021), 108-109.
45
Hendy Fakhruddin, Tata Kelola Perusahaan (Jakarta: IGPA Publishing), 35,
http://ebook.pmli.co.id.

24
berkesinambungan bagi pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara keseluruhan.46
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa Good Corporate Governance (GCG) merupakan
segala peraturan dalam perusahaan yang secara langsung
dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan
mensejahterakan para pemegang saham tanpa melupakan
para stakeholders lainnya. Good Corporate Governance
(GCG) mucul tidak semata-mata karena adanya kemauan
akan pentingnya konsep Good Corporate Governance
(GCG), melainkan karena banyaknya masalah dalam
perusahaan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan besar.
Perusahaan saat ini telah berkembang menjadi
institusi ekonomi dunia yang sangat dominan, sehingga
kekuatan tersebut terkadang mampu membuat aparat
pemerintah patuh dan tidak berdaya dalam mengatasi
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh para pelaku
bisnis yang berpengaruh tersebut. Semua itu terjadi karena
hadirnya perilaku tidak terpuji bahkan cenderung kriminal
yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang memang
kemungkinan karena kekuatan mereka yang sangat kuat
disatu sisi, dan ketidakberdayaan aparat pemerintah untuk
menegakkan hukum dan pengawasan atas perilaku para
pelaku bisnis tersebut, disamping itu bentuk praktik tata
kelola perusahaan dan pemerintahan yang tidak baik.47
Pasal 1 Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-
MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 menjelaskan tentang
penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada Badan

46
Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi
(Jakarta : Salemba Empat, 2009), 2.
47
Dedi Kusmayati dkk, Good Corporate Governance (Tasikmalaya: LP2M Universitas
Siliwangi, 2015) : 4.

25
Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu suatu proses dan stuktur
yang dipakai oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
untuk menaikan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan untuk mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholder yang lain, berpatokan pada peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika.48
Prinsip tata kelola perusahaan yang baik pada
lembaga keuangan syariah telah dijelaskan dalam Peraturan
Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009,49 prinsip Good
Governance Bisnis Syariah (GGBS) yang mendasari
pelaksanaan Islamic Corporate Governance (ICG) yaitu:
1) Transparansi
Transparansi berasal dari kata “Transparent”
yang berarti jelas, nyata, dan terbuka,50 berdasarkan
pengertian tersebut maka semua transaksi di lembaga
keuangan syariah harus dilakukan secara terbuka.
Tranparansi memuat unsur pengungkapan
(Disclosure) dan menyediakan berita yang lengkap
dan tidak sulit untuk diakses oleh pihak yang
berkepentingan. Transparansi diperlukan supaya
pebisnis syariah menjalankan usaha secara objektif
dan sehat. Pelaku bisnis syariah harus memikirkan
inisiatif supaya pengungkapannya tidak hanya

48
Siti Nurhasanah, “Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam Persero,”
Jurnal Ilmu Hukum, vol. 4 no. 3, (September-Desember 2010) : 136,
https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v4no3.862.
49
Imam Subarkah, “Good Corporate Governance pada Bank Syariah Mandiri dalam
Perspektif PBI Nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,” Jurnal Perbankan Syariah , vol. 1 no. 2, (Desember 2015)
: 26, https://doi.org/10.30997/jn.v1i2.235.
50
Mikael R. Kanter, Florence Lengkong, dan Femmy Tulusan, “Transparansi Pengelolaan
Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa di Desa Amongena III Kecamatan Langowan Timur
Kabupaten Minahasa,” JAP, vol. VII no. 102, (2021) : 82.

26
masalah yang diisyaratkan sebelumnya oleh
peraturan perundang-undangan, akan tetapi juga hal
yang penting untuk mengambil keputusan yang
selaras dengan ketentuan syariah.51
2) Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan asas penting dalam
bisnis syariah karena mengandung unsur kejelasan
fungsi dalam organisasi dan cara
mempertanggungjawabkannya. Pelaku bisnis di
lembaga keuangan syariah harus bisa
mempertangungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar, maka dari itu lembaga
keuangan syariah harus dikelola dengan baik dan
terukur sesuai dengan kepentingan para pelaku bisnis
di lembaga keuangan syariah dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan pemangku
kepentingan dan masyarakat lainnya.52
3) Responsibilitas
Asas responsibilitas mengharuskan para
pelaku bisnis di lembaga keuangan syariah untuk
mematuhi peraturan dan ketentuan bisnis syariah,
dan juga melakukan tanggung jawab kepada
masyarakat dan lingkungan, karena semua perbuatan
di dunia akan dimintai pertanggungjawaban di
akhirat. 53
4) Independensi
Asas indepedensi mengharuskan lembaga
keuangan syariah untuk dikelola secara independent

51
Ali Syukron, “Good Corporate Governance di Bank Syariah,” Jurnal Ekonomi dan
Hukum Islam, vol. 3 no. 1, (2013) : 68 – 69.
52
Ibid, 69.
53
Ibid, 70.

27
(Sendiri) agar masing-masing pihak tidak seenaknya
saling menyalahkan dan tidak dapat diintervensi oleh
pihak lain. Independensi berkaitan erat dengan
konsistensi atau sikap istiqomah yaitu tetap
berpatokan teguh kebenaran walaupun harus
berhadapan dengan beberapa masalah.
5) Kewajaran dan Kesetaraan
Asas kewajaran dan kesetaraan mengandung
unsur kesamaan perlakuan dan kesempatan.
Kewajaran dan kesetaraan merupakan salah satu
manifestasi adil dalam dunia bisnis. Setiap keputusan
bisnis, baik berskala kecil maupun besar harus
dilaksanakan sesuai kewajaran dan kesetaraan yang
biasa berlaku, dan tidak diputuskan berdasar mau
atau tidak mau. Para pelaku bisnis di lembaga
keuangan syariah harus selalu memperhatikan
kepentingan semua stakeholder berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan unsur-unsur Corporate
Governance (CG).54
c) Elevasi Corporate Social Responsibility
Menurut Priyanto & Setiawan, elevasi dapat
diartikan sebagai posisi vertical (Ketinggian) suatu objek
terhadap titik tertentu (Datum).55 Menurut Agoes & Ardana,
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah
bentuk tanggung jawab perusahaan yang diberikan kepada
pihak internal perusahaan (Karyawan dan keluarganya) dan
pihak eksternal perusahaan (Komunitas dan masyarakat
sekitar) karena perusahaan merupakan bagian dari

54
Ibid, 72.
55
Bagus Rahmansyah Priyanto dan Budi Indra Setiawan, “Pemetaan Topografi Calon
Lokasi Embung di kampus IPB Dramaga, Bogor,” Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, (2019) : 53.

28
lingkungannya.56 jadi elevasi Corporate Social
Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai upaya
perusahaan yang melaksanakan tanggung jawabnya kepada
pihak internal perusahaan (Karyawan dan keluarganya) dan
pihak eksternal perusahaan (Komunitas dan masyarakat
sekitar) secara lebih baik dengan mengedepankan nilai
kedermawanan dan ketulusan hati, karena menurut
Andriyanto saat ini banyak perusahaan yang melaksanakan
Corporate Social Responsibility (CSR) hanya untuk
memperbaiki citra perusahaan semata tanpa memperdulikan
nilai-nilai keberkahan yang seharusnya tercapai.57
H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode dalam penelitian itu digolongkan menjadi 2 yaitu
penelitian kuantitatif yang data-datanya bersifat numerik atau
berbentuk angka dan penelitian kualitatif yang data-datanya bersifat
non-numerik atau berbentuk rangkaian kata, skema, maupun
gambar.58 Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti
merupakan jenis penelitian kualitatif karena data-data dalam
penelitian ini tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya,59 disamping itu data-data yang disampaikan pada
penelitian ini merupakan data dalam bentuk rangkaian kata, skema,
dan gambar.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan
pendekatan fenomenologi. Menurut Creswell, pendekatan

56
Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi (Jakarta : Salemba Empat,
2009), 90.
57
Irsad Andriyanto, “Corporate Social Responsibility Bukan Sekedar Kosmetik Belaka,”
INFOKAM, nomor II, (2008) : 23.
58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014),
14.
59
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik (Jakarta : Bumi Aksara,
2013), 80.

29
fenomenologi berupaya untuk menjelaskan makna pengalaman
hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala, termasuk di
dalamnya konsep diri atau pandangan hidup mereka sendiri.60
Peneliti memilih menggunakan pendekatan penelitian fenomenologi
karena pada penelitian ini peneliti ingin mengamati, memahami,
menggali lebih dalam, serta memberikan gambaran tentang
pelaksanaan Islamic Corporate Governance (ICG) dalam
membentuk Corporate social Responsibility (CSR) di PT.
Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang.
2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Pegadaian Unit
Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang yang beralamat di Jl. PB.
Sudirman No. 207, Kota Lumajang, Kabupaten Lumajang.
Penelitian dilaksanakan di PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah
(UPS) Lumajang karena PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah
(UPS) Lumajang merupakan lembaga keuangan syariah yang
seharusnya menerapkan tata kelola perusahaan yang sesuai dengan
prinsip syariah atau Islamic Corporate Governance (ICG), jadi perlu
dilakukan penelitian tentang kesesuaian tata kelola perusahaan di
PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang dengan
Islamic Corporate Governance (ICG) khususnya di bidang
Corporate Social Responsibility (CSR), karena menurut Andriyanto
saat ini banyak perusahaan yang menjalankan Corporate Social
Responsibility (CSR) hanya untuk memperbaiki citra perusahaan
semata tanpa memperdulikan nilai – nilai keberkahan yang
seharusnya tercapai.61

60
Creswell, Qualitative Inquiry: Choosing Among Five Traditions (USA: Sage Publication
Inc, 1998), 51
61
Irsad Andriyanto, “Corporate Social Responsibility Bukan Sekedar Kosmetik Belaka,”
INFOKAM, nomor II, (2008) : 23.

30
3 Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah informan atau seseorang yang dapat
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian.62 Peneliti dalam menentukan subjek
penelitian menggunakan teknik purposive hingga diputuskan
menggunakan 3 subjek penelitian, yaitu:
a) Bapak Alvian selaku pengelola unit PT. Pegadaian Unit
Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang
b) Ibu Khusnul Mardiyah selaku nasabah PT. Pegadaian Unit
Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang.
c) Ibu Syamsia selaku nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan
Syariah (UPS) Lumajang.
4 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data pada penelitian
kualitatif dengan menggunakan penelitian sebagai instrumen utama
dalam pencarian data dengan melakukan interaksi dengan subjek
penelitian, adapun Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu:
a) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara mengamati
secara langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui
kondisi yang sebenarnya terjadi atau membuktikan
kebenaran dari sebuah desain penelitian yang digunakan.63
Teknik observasi digolongkan menjadi 10 jenis, yaitu:
1)Observasi eksperimental, 2)Observasi natural,
3)Observasi systematic, 4)Observasi unsystematic,

62
Nuning Indah Pratiwi, “Penggunaan Media Video Call dalam Teknologi Komunikasi,”
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, vol. 1 no. 2, (Agustus 2017) : 212.
63
Sumiati, “Penggunaan Media Vidio Dakwah untuk Meningkatkan Kesadaran Siswa pada
Ketentuan Berbusanan Muslim dan Muslimah Sesuai Syariat Islam,” Jurnal Raden Fatah, (2022) :
50.

31
5)Observasi partisipan, 6)Observasi non-partisipan,
7)Observasi unobtrusive, 8)Observasi obtrusive,
9)Observasi formal, 10) Observasi informal.64 Peneliti dalam
melakukan penelitian ini menggunakan teknik observasi
non-partisipan karena dalam penelitian ini peneliti tidak ikut
berpartisipasi dalam segala kegiatan atau kehidupan subjek
penelitian. Peneliti melakukan observasi bertujuan untuk
mengetahui apakah praktik Corporate Social Responsibility
(CSR) yang dilakukan oleh PT. Pegadaian Unit Pelayanan
Syariah (UPS) Lumajang telah sesuai dengan konsep Islam
yang terletak pada Islamic Corporate Governance (ICG).
b) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti dengan cara bertatap muka dan
melakukan tanya jawab kepada informan (Subjek penelitian)
untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan
fakta yang diperlukan untuk memenuhi tujuan penelitian.65
Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan
teknik wawancara mendalam untuk mengumpulkan data,
sehingga peneliti menggunakan daftar wawancara yang
sudah dibuat dalam mengumpulkan data.
c) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti dengan cara menyalin informasi
dari sumber tertulis atau dokumen (Seperti: Foto, video, dll)
yang sudah tersedia.

64
Hasyim Hasanah, “Teknik – Teknik Observasi (Srbuah Alternatif Metode Pengumpulan
Data Kualitatif Ilmu – Ilmu Sosial),” Jurnal at – Taqaddum, Vol.8, No. 1, (Juli 2016) : 35.
65
Mita Rosaliza, “Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi dalam Penelitian Kualitatif,”
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 11, No. 2, (Februari 2015) : 71.

32
d) Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan
informasi penunjang dari sumber yang dapat dipercaya,
seperti: Jurnal penelitian, buku, dan lain sebagainya.
e) Internet searching
Internet searching merupakan teknik pengumpulan
data yag dilakukan oleh peneliti dengan cara penelusuran
data di media internet untuk mendapatkan informasi.
5. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman menegaskan
bahwa penelitian kualitatif terkumpul dari berbagai Teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda seperti: interview, observasi,
kutipan, dan lain sebagainya yang terlihat lebih banyak kata – kata
daripada angka, oleh karena itu data tersebut harus diproses dan
dianalisis sebelum akhirnya digunakan.66 Teknik analisis data yang
peneliti lakukan yaitu:
a) Reduksi data
Pada tahap ini peneliti melakukan pemilahan data
mana yang dipilih dan data mana yang dibuang. Hasil dari
reduksi data akan dijadikan dasar dalam penyimpulan
penelitian.
b) Penyajian data
Setelah melalui tahap reduksi data, tahap selanjutnya
adalah penyajian data. Penyajian data merupakan
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan,67

66
Totok Sumaryanto, Diklat Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif (Semarang: IKIP
Press, 2001) : 21.
67
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Alhadharah, vol. 17 no. 33, (2018) : 94.

33
dengan mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih
mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
harus dilakukan, artinya apakah akan diteruskan analisisnya
atau mencoba untuk mengambil sebuah tindakan dengan
memperdalam data tersebut.
c) Verifikasi atau penarikan kesimpulan
Tahap berikutnya adalah verifikasi dan penarikan
kesimpulan. Setiap kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan
bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahan pengumpulan
data berikutnya. Upaya penarikan kesimpulan dilaksanakan
secara terus-menerus selama peneliti berada di lapangan.
Peneliti yang telah selesai melakukan pengumpulan data,
maka akan melakukan pencarian arti penjelasan-penjelasan.
Kesimpulan-kesimpulan ini kemudian diverifikasi selama
penelitian dengan cara memikir ulang dan meninjau kembali
catatan lapangan sehingga terbentuk penegasan
kesimpulan.68
6. Keabsahan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 uji kualitas data
untuk menguji penelitian ini, yaitu:
a) Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas adalah uji kepercayaan dari data yang
telah dihasilkan selama proses penelitian kualitatif.69 Adapun
uji kredibilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi yang merupakan sebuah teknik untuk mencari
pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang

68
Ibid, 94.
69
Rifai Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: SUKA Press UIN Sunan
Kalijaga, 2021) : 130.

34
terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data
yang sudah ada.
b) Uji Dependabilitas
Uji dependabilitas dilaksanakan untuk melihat
seberapa jauh hasil penelitian yang bergantung pada
kehandalan serta obyektifitas untuk dibuktikan
kebenarannya. Artinya, dependabilitas memandang hasil
penelitian dari konsistensi pengumpulan data, pembentukan,
dan penggunaan konsep-konsep dalam memaknai data
hingga pada hasil kesimpulan.70 Adapun uji dependabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji konsistensi
yang dapat diukur dengan melihat apakah naskah wawancara
yang digunakan oleh peneliti dapat menghasilkan jawaban
atau hasil yang sesuai dengan topik dan pertanyaan yang
diberikan.
7. Tahap – Tahap Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan menguraikan proses
pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti, yaitu:
a) Tahap Pra-lapangan
1) Membuat rancangan penelitian.
2) Memilih lapangan penelitian.
3) Memilih dan memanfaatkan informasi.
4) Menyiapkan peralatan penelitian.
b) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana peneliti
terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian,
selain itu peneliti juga mendatangi subjek penelitian
(informan) untuk memperoleh data-data dan informasi.

70
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach)
(Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018) : 8.

35
c) Tahap Penyusunan Laporan
Peneliti setelah melaksanakan penelitan, maka
peneliti harus Menyusun laporan, adapun kegiatan yang akan
dilakukan peneliti yaitu:
1) Data yang sudah terkumpul dianalisis secara
keseluruhan dan dideskripsikan dalam bentuk teks.
2) Menyusun data
3) Peneliti melakukan penarikan kesimpulan atas data –
data yang sudah terkumpul.
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan
skripsi yang dimulai dari BAB I Pendahuluan hingga BAB V Penutup, guna
mempermudah dalam pembahasan ini, maka peneliti menguraikan bab –
bab agar memudahkan dalam melakukan pemahaman dan pembahasan.
Sistematika pembahasan ini yaitu:
BAB I Pendahuluan: Berisi konteks penelitian, fokus penelitian,
manfaat penelitian, definisi istilah, dan diakhiri dengan sitematika
pembahasan.
BAB II Kajian Pustaka: Berisi tentang ulasan kajian penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, serta pada
bab ini memuat kajian teori.
BAB III Metode Penelitian: Berisi tentang penjelasan seputar
metode yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian,
meliputi: Jenis dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data,
metode pengumpulan data, keabsahan data, dan diakhiri dengan tahapan –
tahapan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian: Berisi tentang hasil yang didapatkan oleh
peneliti setelah melakukan penelitian, objek penelitian, analisis data, dan
pembahasan temuan.
BAB V Kesimpulan dan Saran: Berisi tentang kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti serta saran dari penelitian.

36
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Rifai. Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: SUKA Press UIN


Sunan Kalijaga, 2021.

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi (Jakarta : Salemba
Empat, 2009),.

Alamsyah, Andi Fachrul dan Muhammad Wahyuddin Abdullah, “Kedermawanan


Kapitalis Corporate Social Responsibility: Tinjauan Kritis Shari’ah
Enterprise Theory,” (Jurnal Simposium Nasional Akuntansi UIN Alauddin
: FEBI).

Andriyanto, Irsad “Corporate Social Responsibility Bukan Sekedar Kosmetik


Belaka,” INFOKAM, nomor II, (2008)

Anonim, “Good Corporate Governance Implementation Analysis of Indonesian


Syariah Banks,” (Jurnal Simposium Nasional Akuntansi UIN Alauddin :
FEBI)

Arma, Aulia dan Sopi, “Analisa Prinsip Good Corporate Governance (GCG)
terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Pos
Indonesia Regional VI Semarang,” Jurnal CAPITAL: Kebijakan Ekonomi,
Manajemen dan Akuntansi, vol. 3 no. 2, (2021) : 268-278.

Baharti, M. Syukri, dan Marmawi R., “Peningkatan Aktivitas Belajar Anak Melalui
Penggunaan Media Gambar pada Usia 5 – 6 tahun,” Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, vol. 4 no. 4, (2015) : 1-11 ,
http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v4i4.9585.

Christian, Natalis dan Piere Ricardo, “Kajian Impact of Fraud: Nasional dan
Internasional,” Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi),
vol. 6 no. 2, (2022) : 102-117, https://doi.org/10.54783/mea.v6i2.1978.

Creswell, Qualitative Inquiry: Choosing Among Five Traditions (USA: Sage


Publication Inc, 1998).

Dwiridotjahjono, Jojok, “Penerapan Good Corporate Governance: Manfaat dan


Tantangan serta Kesempatan bagi Perusahaan Publik Indonesia,” Jurnal
Administrasi Bisnis, vol. 5 no. 2, (2009) ; 101-112,
https://doi.org/10.26593/jab.v5i2.2108.%25p.

Dokumentasi PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang (2012-


2021).

Effendi, Muh. Arief, The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi (Jakarta : Salemba Empat, 2009).

37
Endraswati, Hikmah, “Konsep Awal Islamic Corporate Governance: Peluang
Penelitian yang Akan Datang,” Jurnal Muqtasid, vol 6 no. 2, (Desember
2015) : 89-108, https://doi.org/10.18326/muqtasid.v6i2.89-108.

Fadli, Ahmad Very dan Yuliani, “Implementasi Corporate Social Rasponsibility


dalam Perspektif Islam (Studi Kasus PT. Kimia Farma, Tbk),” E – Journal
Al – Dzahab, vol. 3 no. 1, (2022) : 50-60.

Fakhruddin, Hendy, Tata Kelola Perusahaan (Jakarta: IGPA Publishing),


http://ebook.pmli.co.id.

Ghoniyah, Nunung dan Sri Hartono. Islamic Corporate Governance: Sebuah


Kajian dari Aspek Sosial Entrepreneurship dan Kesejahteraan. Semarang :
EF Press Digimedia, 2014.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik. Jakarta : Bumi
Aksara, 2013.

Gustani, Islamic Corporate Governance (I – CG) dan Islamic Corporate Social


Responsibility (I – CSR) : Teori dan Praktik (Purwokerto : CV. Pena
Persada Redaksi, 2021).

Hasanah, Hasyim, “Teknik – Teknik Observasi (Srbuah Alternatif Metode


Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu – Ilmu Sosial),” Jurnal at – Taqaddum,
Vol.8, No. 1, (Juli 2016) : 21-46.

Hereyah, Yoyoh dan Hendra Ardiaansyah P, “Program Corporate Social


Responsibility BRI Peduli dalam Meningkatkan Citra PT. Bank Rakyat
Indonesia,” Journal of Media and Communication Science, vol. 1 no. 3,
(2019) : 120-131.

Kalbarini, Rahma Yulisa dan Noven Suprayogi, “Implementasi Akuntabilitas


dalam Konsep Metafora Amanah di Lembaga Bisnis Syariah,” JESST, vol.
1 no. 7, (Juli 2014) : 506-517.

Kanter, Mikael R., Florence Lengkong, dan Femmy Tulusan, “Transparansi


Pengelolaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa di Desa Amongena III
Kecamatan Langowan Timur Kabupaten Minahasa,” JAP, vol. VII no. 102,
(2021) : 79-87 .

Kasim, Helmi, “Memikirkan Kembali Pengawasan Badan Usaha Milik Negara


Berdasarkan Business Judgement Rules,” Jurnal Konstitusi, vol. 13 no. 2,
(Juni 2017) : 440-462, https://doi.org/10.31078/jk14210.

Kusmayati, Dedi dkk. Good Corporate Governance. Tasikmalaya: LP2M


Universitas Siliwangi, 2015.

38
Labetubun, Muchtar Anshary Hamid dkk, CSR Perusahaan “Teori dan Praktis
untuk Manajemen yang Bertanggungjawab” (Bandung : Penerbit Widina
Bhakti Persada Bandung, 2022).

Lewis, M.K., “Islamic Corporate Governance,” Review of Islamic Economics, vol.


9 no. 1, (2005) : 5-29.

Mauliyah, Nur Ika, Mulyanto Nugroho, dan Slamet Riyadi, “Does Existing Islamic
Social Reporting Index Betterto Articulate Sharia Value?,” International
Journal of Advanced Research (IJAR), (2022) : 964-975,
http://dx.doi.org/10.21474/IJAR01/14478.

Meutia, Inten, Menata Pengungkapan CSR pada Bank Islam (Pendekatan Teori
Kritis) (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2021).

Muchlis, Saiful, “Implementasi Islamic Corporate Governance dalam mengelevasi


Corporate Social Responsibility BNI Syariah KCU Makassar,” Jurnal
Akuntansi dan Governance, vol. 1 no. 2, (2021) : 121-129.

Najmuddin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern


(Yogyakarta : Penerbit Andi, 2011).

Noor, Rinaldy Ridwan, “Syariah Governance dalam Operasional Lembaga


Keuangan Syariah,” Jurnal Hukum Ekonomi Islam, vol. 2, no.2, (Desember
2018) : 99-115.

Novarela, Dori dan Indah Mulia Sari, “Pelaporan Corporate Social Responsibility
Perbankan Syariah dalam Perspektif Syariah Enterprise Theory,” Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Islam, vol. 2 no. 2, (2015) : 145-161,
https://doi.org/10.35836/jakis.v3i2.34.

Nurhasanah, Siti, “Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam


Persero,” Jurnal Ilmu Hukum, vol. 4 no. 3, (September – Desember 2010) :
135-144, https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v4no3.862.

Pagappung, Yandry. “Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai pada Kantor Kelurahan


Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir Samarinda Seberang,” E-Journal
Ilmu Pemerintahan, (Maret 2015) : 509-519.

Pasaribu, Ahmad Faisal, “Efektivitas Penerapan Corporate Social Responsibility


dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Masyarakat berdasarkan Undang –
Undang Nomor 40 Tahun 2007,” Jurnal Living Law, vol. 13 no. 2, (Juli
2021) : 158-165.

Pratiwi, Nuning Indah, “Penggunaan Media Video Call dalam Teknologi


Komunikasi,” Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, vol. 1 no. 2, (Agustus 2017)
: 202-224.

39
Priantana, Riha Dedi, “Pengaruh Stuktur Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Keuangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Telaah & Riset Akuntansi,
vol. 4 no.1, (2011) : 65-78.

Priyanto, Bagus Rahmansyah dan Budi Indra Setiawan, “Pemetaan Topografi


Calon Lokasi Embung di kampus IPB Dramaga, Bogor,” Jurnal Teknik
Sipil dan Lingkungan, (2019) : 51-58.

Ramdany, Rusha Musfita, dan Hidayat Darvis, “Analisa Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan: Model Fraud Diamond,”
Jurnal Ekonomi & Bisnis, vol. 19, no. 2 (Desember 2020) : 157-166,
https://doi.org/10.32722/eb.v19i2.3605.

Rijali, Ahmad, “Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Alhadharah, vol. 17 no. 33, (2018)
: 81-95.

Rini, Nova, “Implementasi Islamic Corporate Governance (ICG) pada Pebankan


Syariah di Indonesia,” The International Journal of Applied Business
(TIJAB), vol. 2 no. 1, (April 2018) : 29-38.

Riska, Sonia Ayesha. “Analisis Implementasi Islamic Corporate Governance pada


PT. Bank Aceh Syariah Kantor Pusat Banda Aceh.” Skripsi, Universitas
Islam Negeri Ar – Raniry, 2020.

Rochayatun, Sulis “Dream And Nightmare: Meraih Sustainibility Melalui


Corporate Social Responsibility,” (Jurnal Simposium Nasional Akuntansi
Universitas Negeri Malang : FEB).

Rosaliza, Mita, “Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi dalam Penelitian


Kualitatif,” Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 11, No. 2, (Februari 2015) : 71-79.

Rukajat, Ajat. Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach).


Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018.

Sabila, Fadiyah Hani, “Karakteristik dan Penerapan Islamic Corporate Governance


pada Perbankan Syariah,” Jurnal Kajian Keagamaan dan Kemasyarakatan,
vol. 2 no. 2, (2018) : 116-125.

Sodiq, Ahmad, “Implementasi Islamic Corporate Governance ((ICG): Studi Kasus


pada BMT NUsantara UMAT MANDIRI Kalidawir Tulungagung,” The
International Journal of Applied Business (TIJAB), vol. 1 no. 2, (2017) : 32-
38.

Subarkah, Imam, “Good Corporate Governance pada Bank Syariah Mandiri dalam
Perspektif PBI Nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,”

40
Jurnal Perbankan Syariah , vol. 1 no. 2, (Desember 2015) : 23-44,
https://doi.org/10.30997/jn.v1i2.235.

Sudarmanto, Eko dkk. Etika Bisnis. Sumatra Utara : Yayasan Kita Menulis, 2020.

Suhardjanto, Djoko dan Shinta Nugraheni, “Pengaruh Corporate Social


Responsibility (CSR) Disclosure terhadap Nilai Perusahaan,” Jurnal
Akuntansi, vol. XVI no. 02, (Mei 2012) : 162-177.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2014.

Sumaryanto, Totok. Diklat Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif. Semarang:


IKIP Press, 2001.

Sumiati, “Penggunaan Media Vidio Dakwah untuk Meningkatkan Kesadaran Siswa


pada Ketentuan Berbusanan Muslim dan Muslimah Sesuai Syariat Islam,”
Jurnal Raden Fatah, (2022) : 48-59.

Susetyo, Dwinanto Priyo dan Sri Herawati Ramdani, “Pengaruh Good Corporate
Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Bank Mandiri
Persero TBK (Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia),” Jurnal
Ekonomedia, vol. 9 no. 1, (Januari – juni 2020) : 38-51

Syukron, Ali, “Good Corporate Governance di Bank Syariah,” Jurnal Ekonomi dan
Hukum Islam, vol. 3 no. 1, (2013) : 60-83.

Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press,
2018.

Triyuwono, Iwan, “Metafora Zakat dan Shari’ah Enterprise Theory sebagai Konsep
Dasar dalam Membentuk Akuntansi Syariah,” JAAI, vol. 5 no. 2,
(Desember 2001) : 131-145.

Umarella, Barus, “Implementasi Tata Kelola Perusahaan melalui Program


Corporate Social Responsibility pada Bank BTN Cabang Ambon,” Jurnal
Ekonomi, Sosial & Humaniora, vol. 1 no. 6, (2020) : 72-78.

Wahyulaili, Kurnia, Novi Puspitasari, dan Marmono Singgih, “Analisis Pengaruh


Good Governance Bisnis Syariah, Ukuran Perusahaan dan Stuktur Modal
terhadap Kinerja Perbankan Syariah (Studi pada Bank Umum Syariah di
Indonesia pada Periode 2012 – 2017),” Indonesian Journal of Islamic
Economics & Finance, vol. X no. X, (Desember 2018) : 27-47.

Widialoka, Winny, Asep Ramdan Hidayat, dan Azib Azib, “Analisis Pengaruh
Kepatuhan Syariah (Shariah Compliance) terhadap Dana Pihak Ketiga pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Tahun 2010-2015,” Prosiding

41
Keuangan dan Perbankan Syariah. (Bandung: P2U-LPPM Unisba, 2016),
672-678, http://dx.doi.org/10.29313/syariah.v0i0.3490.

Yusmad, Muamar Arafat, “Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam


Pengawasan Perbankan Syariah,” ADIL: Jurnal Hukum, vol. 4 no. 2, (2017)
: 266-285, https://doi.org/10.33476/ajl.

42
MATRIK PENELITIAN
Judul Variabel Indikator Metode Penelitian Rumusan Masalah
IMPLEMENTASI 1. Islamic Corporate a) Nilai amanah jamaah 1. Jenis dan pendekatan 1. Bagaimana praktik Corporate
ISLAMIC Governance b) Nilai maqashid penelitian: Kualitatif Social Responsibility (CSR)
CORPORATE (ICG) syariah fenomenologi yang dilaksanakan oleh PT.
GOVERNANCE c) Transparansi 2. Lokasi penelitian. PT. Pegadaian Unit Pelayanan
DALAM d) Akuntabilitas Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Lumajang?
MENGELEVASI e) Responsibilitas Syariah (UPS) Lumajang 2. Bagaimana kesesuaian antara
CORPORATE f) Independensi 3. Penentuan subjek praktik Corporate Social
SOCIAL g) Kewajaran atau penelitian: Teknik Responsibility (CSR) yang
RESPONSIBILITY kesetaraan Purposive dilaksanakan PT. Pegadaian Unit
(STUDI KASUS DI 4. Teknik pengumpulan data: Pelayanan Syariah (UPS)
PT. PEGADAIAN Observasi, wawancara, Lumajang dengan Islamic
UNIT dokumentasi, studi Corporate Governance (ICG)?
PELAYANAN 2. Corporate Social a) Bentuk-bentuk Pustaka, internet searching 3. Bagaimana dampak
SYARIAH (UPS) Responsibility tanggung jawab 5. Teknik analisis data: implementasi konsep Islam
LUMAJANG (CSR) PT. sosial PT. Pegadaian Deskriptif dalam mengelevasi Corporate
Pegadaian Unit Unit Pelayanan 6. Kebsahan data: Social Responsibility (CSR)
Pelayanan Syariah (UPS) a) Uji kredibilitas: dalam kaitannya dengan Islamic
Syariah (UPS) Lumajang Triangulasi Corporate Governance (ICG)?
Lumajang b) Uji dependabilitas:
Uji konsistensi

43

Anda mungkin juga menyukai