026000-2021-HSSE-Permintaan Penyelarasan Pedoman Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat AP
026000-2021-HSSE-Permintaan Penyelarasan Pedoman Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat AP
PENANGGULANGAN
KEADAAN GAWAT DARURAT
P-003/A018
Versi/
TANGGAL PERUBAHAN ISI
Rev. ke ALASAN PERUBAHAN
PERUBAHAN (POIN No. .)
–
01 September - Referensi Perubahan referensi OHSAS 18001 menjadi
2020 ISO 45001
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 1 dari 76
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan Di Jakarta
Pada Tanggal : 04 Januari 2021
Suko Hartono
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 2 dari 76
LEMBAR PERSETUJUAN
Kantor Regional/Area,
Jaringan Pipa Gas dan Direktur Komersial
Fasilitas
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 3 dari 76
DAFTAR ISI
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 4 dari 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 3 ............................. 15
Gambar 2.2 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 2 ............................. 16
Gambar 2.3 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 1 ............................. 16
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat .......................... 29
Gambar 3.2 Skema Penentuan Tindakan Awal dan Aktivasi Tim ......................................... 31
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 5 dari 76
DAFTAR TABEL
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 6 dari 76
BAB I
UMUM
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk, sebagai Sub Holding Gas adalah Perusahaan yang
yang bergerak di bidang hilir gas bumi, dengan melakukan kegiatan usaha di bidang
transmisi dan distribusi niaga gas bumi. Penyaluran proses komoditas gas bumi
mempunyai risiko bahaya yang tinggi, sehingga diperlukan standart proses
penanggulangan khusus. Maka, Perusahaan menyediakan sistem penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat sesuai dengan proses bisnis yang dijalankan.
1.2. TUJUAN
Dengan berkembangnya bisnis Perusahaan tentu tidak terlepas dengan bahaya risiko
yang mencakup Bisnis, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pengamanan Aset dan
Pengelolaan Lingkungan. Dengan risiko yang ada, maka Perusahaan menyusun
Pedoman Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang bertujuan untuk mencegah
dampak yang lebih luas dari kondisi Keadaan Gawat Darurat melalui penanggulangan
yang cepat, efektif dan maksimal.
Dokumen ini juga dibuat sebagai pedoman dan persyaratan minimum untuk membuat
prosedur rencana penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dan dokumen turunannya
dalam menanggulangi Keadaan Gawat Darurat yang terjadi di area operasi bisnis dan
keproyekan Perusahaan.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 7 dari 76
Pedoman ini berlaku untuk semua area operasi bisnis dan keproyekan Perusahaan di
lingkungan Sub Holding Gas.
Pedoman ini digunakan untuk Keadaan Gawat Darurat seperti, namun tidak terbatas
pada:
- Fatality, cedera serius dan insiden medis yang melibatkan banyak orang
(massal), pandemik penyakit menular;
- Kebocoran gas, kebakaran dan/atau ledakan di fasilitas station atau jaringan
pipa atau fasilitas operasi dan aset lainnya;
- Insiden transportasi/kecelakaan lalu lintas;
- Tumpahan/kebocoran Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan/atau Limbah
B3 serta pencemaran lingkungan lainnya;
- Bencana Alam dan Bencana non Alam;
- Kegagalan sistem utility yang dapat menyebabkan operasi terhenti;
- Kegagalan sistem proteksi di area proses;
- Kegagalan peralatan operasi Perusahaan yang terpasang di area pelanggan;
- Pemerasan, sabotase, ancaman bom, penculikan;
- Demonstrasi massa atau masyarakat di sekitar area operasi Perusahaan;
- Terjebak di daerah konflik;
- Situasi abnormal lainnya yang menyebabkan bahaya dalam operasi bisnis
Perusahaan;
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 8 dari 76
a. Aset adalah sesuatu yang dikelola, dimiliki dan/atau dikuasai oleh Perusahaan
dengan dibeli atau diperoleh atas beban anggaran Perusahaan yang berasal dari
perolehan lainnya yang sah dan dipergunakan untuk mendukung bisnis
Perusahaan;
b. Business Continuity Plan (“BCP”) adalah panduan bagi Perusahaan dalam
merespon situasi krisis agar Perusahaan dapat mengoperasikan kembali proses
bisnisnya ke tingkat kinerja yang dapat diterima;
c. Crisis Commander (“CC”) adalah salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direktur
Utama sebagai penanggung jawab penanggulangan tingkat Keadaan Gawat
Darurat Tier 3. Jika terjadi kombinasi Keadaan Gawat Darurat Tier 3 lintas
Direktorat maka Direktur Utama secara langsung berperan sebagai Crisis
Commander dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 3;
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 9 dari 76
d. Crisis Control Center (“CCC”) adalah suatu tempat yang ditetapkan sebagai
pusat kendali utama yang digunakan oleh CC dan CMT mengendalikan proses
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 3;
e. Crisis Management Team (“CMT”) adalah tim yang berisikan Pekerja yang
ditunjuk oleh manajemen membantu CC untuk menanggulangi Keadaan Gawat
Darurat Tier 3. Anggota CMT sebaiknya terdiri dari Pekerja yang memiliki
pengalaman dan kompetensi di masing-masing fungsi;
f. Emergency Commander (“EC”) adalah Pekerja yang ditunjuk oleh manajemen
untuk bertanggung jawab memimpin Emergency Management Team dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 2;
g. Emergency Control Center (“ECC”) adalah suatu tempat yang ditetapkan
sebagai pusat kendali utama yang digunakan oleh EC dan EMT mengendalikan
proses penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 2;
h. Emergency Management Team (“EMT”) adalah tim yang berisikan Pekerja yang
ditunjuk oleh manajemen membantu EC untuk menanggulangi Keadaan Gawat
Darurat Tier 2. Anggota EMT sebaiknya terdiri dari Pekerja yang memiliki
pengalaman dan kompetensi di masing-masing fungsi;
i. Fatality adalah kecelakaan yang menimbulkan kematian tanpa memperhitungkan
batas waktu antara terjadinya Kecelakaan Kerja dengan meninggalnya korban;
j. Hari Kerja Hilang adalah total jumlah hari dalam kalender dimana terjadinya
kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja sementara tidak mampu
bekerja kembali pada hari atau shift berikutnya sesuai jadwal kerja;
k. Insiden adalah suatu peristiwa atau urutan peristiwa yang telah menyebabkan
atau dapat menyebabkan cedera, sakit dan/atau kerusakan (kerugian) pada asset,
lingkungan atau Pihak Ketiga;
l. Incident Commander (“IC”) adalah Pekerja yang ditunjuk oleh manajemen
bertanggung jawab memimpin IMT dalam penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat Tier 1.
m. Incident Management Team (“IMT”) adalah Tim yang berisikan Pekerja dari
area tempat terjadinya Keadaan Gawat Darurat yang ditunjuk manajemen
membantu IC untuk menanggulangi Keadaan Gawat Darurat Tier 1;
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 10 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 11 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 12 dari 76
1.5. REFERENSI
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 13 dari 76
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB
IMT, EMT dan CMT bertanggung jawab untuk mendukung keseluruhan aksi
penanggulangan yang dilakukan oleh IRT di lapangan. IMT, EMT dan CMT juga
bertanggung jawab mengelola semua potensi masalah yang disebabkan oleh internal
ataupun eksternal yang tercipta dari proses penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
Tugas dan tanggung jawab yang jelas sangat penting karena personil yang ditugaskan
dapat mempersiapkan diri sebelum kejadian sesuai kapasitasnya dan saat terjadi
Keadaan Gawat Darurat dapat bertindak dengan cepat dan tepat.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 14 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 15 dari 76
Board of Director
Group Head /
Kepala Satuan Kerja
Area Head /
Division Head
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 16 dari 76
Group Head /
Kepala Satuan Kerja
Area Head /
Division Head
Area Head /
Division Head
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 17 dari 76
Secara umum tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dari penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat dapat diuraikan seperti penjelasan di bawah ini. Untuk unit operasi,
Anak Perusahaan/Afiliasi sebaiknya penyusunan tanggung jawab dan tugas dapat
lebih detail sesuai dengan struktur IMT, EMT atau CMT yang telah dibentuk dengan
menyesuaikan karakteristik dan struktur organisasi bisnis masing – masing.
a) Pekerja
b) Manajemen
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 18 dari 76
c) On Scene Commander
d) Incident Commander
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 19 dari 76
e) Emergency Commander
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 20 dari 76
f) Crisis Commander
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 21 dari 76
Logistic and general support bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:
- Mendukung penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dalam hal
penyediaan logistik yang diperlukan.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 22 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 23 dari 76
Operation and technical support bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:
- Melakukan analisa potensi bahaya yang mungkin terjadi serta melakukan
risk rangking pada daerah operasinya
- Memastikan tersedianya sparepart dan material lainnya yang dibutuhkan
dalam Keadaan Gawat Darurat sesuai dengan analisa potensi bahaya
yang telah dilakukan.
- Memonitor pelaksanaan operasi dan keteknikan serta memberi saran
kepada Incident Commander/Emergency Commander/Crisis Commander.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 24 dari 76
k) Finance Support
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 25 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 26 dari 76
BAB III
SISTEM RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN
GAWAT DARURAT
Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus memiliki
prosedur penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang memaparkan
tanggapan/respon yang harus dilakukan personil ketika terjadi Keadaan Gawat
Darurat. Apabila terdapat perjanjian tertentu dengan pihak/lembaga/perusahaan lain
dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat maka harus dijelaskan di dalam
prosedur penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tersebut.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 27 dari 76
Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi di Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan
Anak Perusahaan/Afiliasi harus diidentifikasi dan untuk semua jenis bahaya yang
signifikan (high risk) harus ditentukan rencana penanggulangannya. Prosedur
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat harus tersedia setiap saat dalam bentuk
elektronik dan cetak di dalam Emergency Control Centre.
Setiap Satuan Kerja Pengelola Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus menyusun
rujukan dalam menentukan tingkat Keadaan Gawat Darurat sesuai dengan
karakteristik masing-masing bisnis Perusahaan. Untuk menyusun rujukan penentuan
tingkat Keadaan Gawat Darurat dapat mencontoh pada rujukan seperti pada Tabel 3.1
di bawah ini.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 28 dari 76
Tingkat Dampak
Keadaan
Gawat Environment / Reputation /
People / Orang Asset / Aset
Darurat Lingkungan Reputasi
- Multiple Fatality Adanya tumpahan B3 IDR > 200 Miliar Publisitas negatif pada
- Evakuasi tingkat atau Limbah B3 yang headline di media
negara/nasional tumpahannya menyebar cetak/ elektronik skala
sampai lebih dari 500m Nasional dan
dari batas luar wilayah Internasional
TIER 3 kerja setempat dan (pemegang saham,
penanggulangannya pemerintah pusat, NGO
tidak dapat ditangani International). Public
oleh Emergency concern/ menjadi
Commander perhatian publik
Jika terjadi Keadaan Gawat Darurat atau insiden yang mengarah pada terjadinya
Keadaan Gawat Darurat, pihak yang terlibat/commander dapat mengikuti proses
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang digambarkan pada Gambar 3.1
Langkah Proses Penanggulangan di bawah ini:
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 29 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 30 dari 76
3.3.1 Notifikasi/Pelaporan
Notifikasi atau pelaporan dapat berasal dari internal dan eksternal Perusahaan,
seperti:
Pihak yang menerima laporan harus meneruskan kepada fungsi yang ditunjuk
oleh Perusahaan. Fungsi ini harus dapat dihubungi 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu. Pada kegiatan usaha penyaluran gas, fungsi ini dapat dikelola oleh
Gas Management Center/Gas Control. Fungsi ini mencatat laporan yang
didapat menggunakan formulir yang sudah ditetapkan. Sebagai contoh formulir
penerimaan laporan, dapat mengacu kepada formulir yang tersedia pada
Lampiran 1.
Ketika menerima pelaporan kejadian maka fungsi yang menerima laporan akan
mengumpulkan informasi untuk melakukan evaluasi potensi terburuk yang
berdampak kepada operasi Perusahaan. Pengumpulan informasi ini harus
fokus terhadap Who (Siapa), What (Apa), When (Kapan), Where (Dimana),
Why (Kenapa) dan jika dimungkinkan dapat ditanyakan How (Penyebab
Kejadian). Informasi ini juga harus mencakup hal-hal berikut ini:
- Tanggal & waktu terjadinya insiden.
- Jenis/tipe Insiden.
- Lokasi terjadinya insiden.
- Deskripsi insiden.
- Status/keadaan personil.
- Status tindakan awal yang sudah dilakukan.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 31 dari 76
Fungsi yang menerima laporan, berkoordinasi dengan OSC dan IC/EC. OSC
dan IC/EC berkoordinasi untuk melakukan analisa informasi, dampak potensial
dan menentukan apakah perlu melakukan aktivasi seluruh anggota IMT/EMT
yang sesuai dan diperlukan.
Berikut ini adalah alur evaluasi / penilaian tindakan awal dan aktivasi IMT/EMT:
Monitor
situasi
Keadaan Evaluasi/
Darurat Penilaian Tindakan
Aktivasi
Tim
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 32 dari 76
EC/CC harus tetap menjalin dan menjaga komunikasi secara regular dengan
IC dan OSC di lapangan.
Lokasi Emergency Control Center (ECC) / Crisis Control Center (CCC) harus
berada di lokasi yang merupakan lokasi kerja rutin EC/CC dan anggota
EMT/CMT. ECC/CCC harus tersedia 24 jam dan dikelola dengan baik, agar
tetap dalam kondisi siap digunakan.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 33 dari 76
Ketika terjadi Keadaan Gawat Darurat dimana ECC/CCC yang tersedia tidak
dapat digunakan, disarankan agar membuat alternatif ECC/CCC.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 34 dari 76
IRT, OSC, IC, EC dan CC harus memastikan briefing dilakukan dalam waktu
yang sama agar terdapat kesepahaman dalam penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat yang terjadi.
Cara terbaik dan efisien adalah melakukan briefing secara regular oleh
EC/CC untuk memastikan semua anggota EMT/CMT mempunyai
pemahaman yang sama mengenai perkembangan penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat. Briefing tambahan akan dilakukan segera apabila
terdapat informasi yang sangat penting untuk diketahui oleh seluruh anggota
EMT/CMT yang dapat berdampak kepada perubahan strategi
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Regular briefing ini merupakan
salah satu komunikasi paling efektif yang harus dilakukan oleh EC/CC
dengan alat komunikasi yang terbuka agar semua pihak terkait
mendapatkan informasi yang sama pada waktu yang sama.
IMT, EMT dan CMT harus melakukan evaluasi dampak terburuk atas terjadinya
suatu insiden atau Keadaan Gawat Darurat, sehingga dapat menentukan
sasaran dan tindakan penanggulangan yang tepat serta komunikasi/koordinasi
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 35 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 36 dari 76
Berikut ini adalah hal hal yang perlu dipertimbangkan pada saat melakukan
evaluasi. Jika jawaban dari setiap pertanyaan di bawah adalah “YA”, maka EC
harus segera menginformasikan kepada CC.
- Apakah potensi dampak aktual dari Keadaan Gawat Darurat ini di luar
kemampuan EMT untuk menanggulanginya?
- Apakah Keadaan Gawat Darurat ini dapat merusak hubungan
Perusahaan dengan karyawan, kontraktor, kolega bisnis, pemerintah,
media atau stakeholder lainnya?
- Apakah Keadaan Gawat Darurat ini mengancam atau berpotensi
menyebabkan lisensi operasi/usaha dicabut dan tidak bisa melakukan
usaha lain di Indonesia?
- Apakah Keadaan Gawat Darurat berakibat penalty/denda dari
pemerintah?
- Apakah Keadaan Gawat Darurat ini berpotensi
menyebabkan/berpotensi menganggu kelangsungan bisnis usaha
Perusahaan?
IMT dan/atau EMT dan/atau CMT harus melakukan identifikasi stakeholder dan
Pihak Ketiga serta pihak eksternal lainnya yang dapat membantu
penanggulangan atau yang memerlukan informasi mengenai Keadaan Gawat
Darurat yang sedang terjadi. Sangat penting untuk berkoordinasi dengan pihak-
pihak stakeholder, pihak ketiga serta pihak eksternal lainnya, untuk melakukan
penanggulangan yang terintegrasi sebagaimana mestinya. Public and
Government Relation Support bekerja sama dengan key stakeholder untuk
memastikan bahwa semua masukan dan ekspektasi mereka dapat dikelola
dengan baik dan tepat.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 37 dari 76
IMT dan/atau EMT dan/atau CMT harus merancang sasaran objektif dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Objektif dapat saja berubah seiring
situasi yang berkembang dan harus menggambarkan karakteristik dari situasi
yang berlangsung dan dampak dari tindakan penanggulangan yang dilakukan.
Terutama di saat terjadinya kasus di mana IRT bekerja dalam waktu
berkepanjangan atau di luar jam kerja normal, atau ketika terjadi Keadaan
Gawat Darurat yang multi dimensi (contoh: Ledakan pipa yang menyebabkan
cedera pada personil, menimbulkan kebakaran, kerusakan fasilitas umum dan
lingkungan). Oleh karena itu sangatlah penting untuk melakukan evaluasi
sasaran strategis secara periodik. Sasaran strategis harus menggambarkan
prioritas Perusahaan saat terjadi insiden atau Keadaan Gawat Darurat, yaitu :
- Manusia
- Lingkungan termasuk masyarakat
- Aset/Properti
- Reputasi/Bisnis
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 38 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 39 dari 76
Tujuan utama dari meeting ini adalah untuk memastikan semua anggota IMT
dan/atau EMT dan/atau CMT fokus terhadap sasaran & rencana tindakan
penanggulangan yang ditetapkan dan memberikan kesempatan anggota IMT
dan/atau EMT dan/atau CMT untuk memberikan laporan terkini mengenai tugas
mereka. Meeting ini dipimpin oleh IC atau EC atau CC dan berlangsung sekitar
15 menit, disarankan agar meeting ini dilakukan setidaknya setiap 1 – 2 jam
dan disetiap pergantian shift.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 40 dari 76
Komunikasi yang efektif dan efisien antar tim yang terlibat adalah sangat
penting dilakukan dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Oleh
karena itu komunikasi yang masuk dan keluar antar tim yang terlibat harus
mengikuti protokol yang jelas dan ditetapkan. Protokol ini termasuk diantaranya:
- Penentuan awal mengenai metode dan waktu untuk melakukan update
komunikasi antar tim.
- Menetapkan “single point contact” untuk mengurangi pengulangan atau
perbedaan informasi.
- Identifikasi dan penentuan sarana komunikasi cadangan ketika sarana
komunikasi utama tidak berfungsi.
- Memastikan informasi yang melibatkan informasi sensitif (nama,
fasilitas, dan lainnya) diikuti dengan berita tertulis (fax, email, dan
lainnya).
- Menentukan alur komunikasi internal dan eksternal termasuk instansi
pemerintah, media, masyarakat sekitar, kolega bisnis dan stakeholder
lainnya.
Situational Status Report (SitRep) diambil dari Action Plan dan digunakan untuk
memberikan update informasi situasi Keadaan Gawat Darurat terkini. SitRep
dilaporkan oleh EC kepada CC secara regular atau pihak lainnya yang
dianggap memerlukan. SitRep tidak disarankan digunakan untuk mengirimkan
informasi rahasia. SitRep ini juga dapat gunakan oleh CC sebagai informasi
formal yang dapat diteruskan kepada pihak lain yang memerlukan.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 41 dari 76
Tujuan utama dari perubahan shift atau handover adalah untuk memastikan
kelangsungan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tetap berjalan sesuai
rencana yang ditentukan. Perubahan shift atau handover dilakukan antar
anggota IRT/IMT/EMT/CMT yang melakukan handover peran dan tanggung
jawab kepada personil yang menggantikannya sebagai anggota
IRT/IMT/EMT/CMT. Secara umum anggota IRT/IMT/EMT/CMT bertugas
sekitar 8-12 jam/hari tetapi OSC/IC/EC/CC mempunyai kewenangan untuk
melakukan perubahan shift lebih cepat, tergantung kebutuhan saat itu. Berikut
ini beberapa petunjuk dalam melakukan perubahan shift atau handover:
- Perubahan shift dilakukan secara rutin untuk memastikan seluruh
anggota IRT atau IMT atau EMT atau CMT memiliki waktu istirahat yang
cukup;
- Dilakukan secara bertatap muka;
- Mencakup rangkuman kejadian terkini dan tindakan yang masih
tertunda atau belum terselesaikan;
- Briefing kejadian dan penanggulangan dilakukan saat perubahan shift
oleh OSC atau Incident Commander atau Emergency Commander atau
Crisis Commander saat pergantian IRT atau IMT atau EMT atau CMT
di lapangan termasuk tindakan-tindakan prioritas yang dilakukan;
- Personil pengganti diharuskan datang sekitar 30 menit sebelum waktu
perubahan shift dan personil yang shiftnya berakhir harus menunggu 30
menit dari waktu perubahan shift untuk memastikan perpindahan
informasi berjalan tepat & efektif.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 42 dari 76
Debriefing Session
Debriefing harus segera dilakukan terhadap semua personil yang terlibat dalam aktivasi
& operasi IMT/EMT/CMT yang mencakup detail kejadian, aktivitas dan semua
kesulitan/halangan yang timbul. Hasil evaluasi aktivasi IMT/EMT/CMT dan tindakan
penanggulangan yang dilakukan akan memberikan input yang sangat penting untuk
melakukan perbaikan keseluruhan proses penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 43 dari 76
EC/CC harus menunjuk seorang log keeper yang mencatat seluruh kejadian di
dalam log event yang berada di dalam ruangan ECC/CCC pada saat
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat berlangsung. Log keeper
mempunyai peranan yang sangat penting untuk memastikan seluruh informasi
tercatat secara konsisten saat berlangsungnya penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat. Setiap anggota EMT/CMT harus membuat individual log sheet
untuk mendokumentasikan informasi yang diterima sesuai urutannya dan
memberikan informasi tersebut kepada log keeper untuk didokumentasikan di
dalam log event. Individual log sheet harus disimpan sebagai bahan referensi,
terutama saat melakukan pergantian shift dengan anggota lain.
Individual log sheet juga dapat digunakan untuk mencatat pesan atau informasi
yang masuk ketika anggota EMT/CMT yang dituju tidak bisa menerima telepon.
Semua insiden yang terjadi harus di investigasi dan dilaporkan sesuai Panduan
klasifikasi, pencatatan, pelaporan dan investigasi insiden dengan melibatkan
semua unsur atau fungsi yang dianggap relevan dengan kondisi Keadaan
Gawat Darurat tersebut.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 44 dari 76
Anggota IMT dan/atau EMT dan/atau CMT yang bertugas untuk melakukan
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat harus dilibatkan dalam pelaksanaan
simulasi Keadaan Gawat Darurat. Panduan yang lebih rinci terkait pelaksanaan
simulasi ini dapat dilihat pada Lampiran 4.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 45 dari 76
Frekuensi simulasi dapat dilakukan pada saat berbeda, siang, malam, dan akhir
pekan, didasarkan pada waktu-waktu dimana IRT atau IMT atau EMT atau CMT
diharapkan untuk dapat melakukan respon yang lebih tanggap. Simulasi
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dilaksanakan minimum satu kali
dalam satu tahun.
Simulasi dirancang untuk mengevaluasi efektivitas dari pelatihan dan selain itu
juga melihat kemampuan tim secara keseluruhan, namun dampak dan risikonya
harus tetap terukur.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 46 dari 76
Apabila terjadi Keadaan Gawat Darurat yang memerlukan bantuan dari pihak luar
untuk melakukan respon penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dalam membantu
IMT, maka Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi dapat
memiliki perjanjian khusus dengan lembaga penanggulangan gawat darurat eksternal
sehingga dapat segera melakukan tindakan ketika diperlukan. Lembaga eksternal ini
harus dievaluasi secara regular untuk memastikan bahwa Lembaga eksternal tersebut
dapat membantu IMT dalam menanggulangi Keadaan Gawat Darurat. Pada saat
melakukan drill, lembaga eksternal ini juga sebaiknya dilibatkan. Satuan Kerja
Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus memastikan nomor
kontak darurat lembaga eksternal tersebut tersedia dan IMT mengetahuinya serta di
lakukan review secara berkala.
Pelatihan harus diberikan untuk seluruh anggota IRT, IMT, EMT atau CMT sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Anggota IRT, IMT, EMT atau CMT hanya melakukan
tugas sesuai pelatihan yang mereka terima.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 47 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 48 dari 76
Personil yang akan ditempatkan di control centre harus mempunyai kemampuan untuk
pengoperasikan control centre dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota
control centre.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 49 dari 76
Daftar kontak anggota control centre harus dibuat dan diperbarui secara
berkala. Selain nomor key person yang termasuk di dalam contact list juga
harus mencantumkan nomor telepon cadangan sehingga dapat dihubungi
setiap saat diperlukan.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 50 dari 76
LAMPIRAN
6. Pihak eksternal yang terlibat dalam kondisi gawat darurat (jika ada)
Nama :
Alamat/ :
Instansi
Jabatan :
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 51 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 52 dari 76
13 Logistic Board
14 Desk phone
15 Lainnya….
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 53 dari 76
Muster Point
Total Expected Actual Missing Remark
Number
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 54 dari 76
Status
No Nama Posisi Lokasi Kondisi
Hilang Korban
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 55 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 56 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 57 dari 76
1. PENDAHULUAN
Latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat merupakan salah satu metode yang
efektif dalam meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan mengenai:
- Pentingnya kewaspadaan terhadap terjadinya Keadaan Gawat Darurat di
kegiatan operasional Perusahaan;
- Mengembangkan dan menguji sistem manajemen kedaruratan;
- Mengevaluasi efektivitas koordinasi dan komunikasi antar Satuan Kerja
termasuk para pihak ketiga yang bekerja untuk Perusahaan; dan
- Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sumber daya yang dimiliki.
Untuk itu, perlu dibuat suatu panduan untuk merencanakan dan melaksanakan latihan
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang dapat diterapkan pada kejadian
seperti: kebocoran gas, kebakaran, ledakan, sabotase, ancaman bom, dan lainnya
1.1. TUJUAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 58 dari 76
1.2. REFERENSI
- Guidelines for Developing Emergency Simulations and Drills, Pan American
Health Organization, World Health Organization, Tahun 2011;
- Principal Emergency Response and Preparedness – Requirements and
Guidance, OSHA, Tahun 2004.
Tahap Langkah
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 59 dari 76
Kita perlu menjawab pertanyaan mengenai apa yang kita butuhkan dari suatu
kegiatan latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Mengapa kegiatan
latihan tersebut perlu dilaksanakan, dan apa manfaatnya?
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 60 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 61 dari 76
3.2.2. Sasaran
Sasaran latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat adalah pernyataan
spesifik yang menjabarkan apa yang ingin dicapai. Sasaran kegiatan latihan
harus:
- Jelas dan singkat;
- SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Task-related)
- Dijelaskan di awal fase penyusunan konsep.
Catatan:
Untuk menjawab berbagai tujuan dan sasaran yang ditetapkan, mungkin
dibutuhkan serangkaian latihan beserta aktivitas-aktivitasnya yang relevan, dan
bukan suatu kegiatan latihan yang rumit dan berskala besar, yang berupaya
mencapai segala hal.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 62 dari 76
Kegiatan latihan dapat berupa kegiatan sederhana atau rumit, mulai dari tim kecil
yang berlatih mempraktikkan kegiatan sederhana, sampai beberapa organisasi
yang bersama-sama melakukan latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
berskala besar.
Catatan:
Latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tidak harus berupa satu jenis
kegiatan saja, tetapi dapat berupa gabungan dari beberapa jenis latihan yang
berbeda
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 63 dari 76
3.3.2. Drills
Drills merupakan latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang
dilakukan melalui pengerahan peserta latihan secara aktual ke lapangan
untuk melihat respons yang dilakukan terhadap skenario Keadaan Gawat
Darurat yang dibuat.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 64 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 65 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 66 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 67 dari 76
Jika prosedur, peran dan tanggung jawab tim penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat belum dipahami dengan baik, maka perlu dilakukan pelatihan awal.
Pelatihan semacam ini dapat dilakukan sebelum kegiatan latihan, sesaat sebelum
kegiatan dilakukan, atau bahkan selama kegiatan seiring berkembangnya kegiatan
latihan menjadi beberapa bidang aktivitas baru.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 68 dari 76
4. PELAKSANAAN LATIHAN
Setelah segala hal disiapkan dengan seksama, maka masuk kepada pelaksanaan
simulasi. Agar pelaksanaan simulasi dapat dievaluasi secara holistik, maka Tim
Pengelola wajib mengundang berbagai pihak untuk menjadi observer, termasuk HSSE
Holding.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 69 dari 76
Pemimpin dan tim fasilitator latihan perlu mengadakan sesi penjelasan atau
diskusi secara berkala untuk memastikan pengelolaan kegiatan yang efektif
sehingga momentum dapat terjaga dan sasaran kegiatan dapat tercapai. Dengan
menjaga komunikasi, tim fasilitator dapat memelihara kendali dan pengawasan
terhadap kegiatan latihan.
Pada suatu drills, berbagai instansi atau fungsi yang terlibat dapat secara bertahap
menghentikan kegiatan saat tujuan mereka masing-masing sudah tercapai, asalkan
penghentian tersebut tidak berdampak pada fungsi yang tengah dijalankan oleh
peserta lain.
Catatan:
fasilitas/tempat dan semua perlengkapan harus dikembalikan pada kondisinya
seperti sebelum digunakan untuk latihan. Ini merupakan permasalahan khusus pada
drills.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 70 dari 76
5.1. DEBRIEFING
Bergantung pada skala latihan, sesi debriefing secara umum dibagi menjadi:
- Sesi tanya-jawab penyimpulan langsung (hot debrief, diadakan langsung
setelah kegiatan) untuk peserta, tim pengendali, dan fasilitator kegiatan
latihan.
- Sesi tanya-jawab penyimpulan formal (formal debrief) yang dapat
melibatkan satu atau berbagai lembaga, beberapa/semua peserta,
manajer, fasilitator kegiatan latihan dan/ atau tim pengelola latihan.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 71 dari 76
Pada semua jenis sesi tanya-jawab, perlu diadopsi sebuah format baku
disertai distribusi agenda untuk memandu diskusi. Peserta dapat
berkontribusi dalam sesi tanya-jawab dalam bentuk lisan maupun tertulis,
namun semua informasi yang diberikan tetap harus terekam agar dapat
digunakan dalam laporan kegiatan latihan.
Catatan:
Jangan salah mengartikan sesi tanya-jawab penyimpulan sebagai proses evaluasi;
hasil yang diperoleh dari proses tanya-jawab juga akan menjadi bagian dari
pengumpulan data untuk penyusunan laporan pasca-kegiatan latihan.
PEDOMAN
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 72 dari 76
5.2.1. Evaluasi
Proses evaluasi kegiatan latihan dilakukan sejak rapat konsep awal sampai
sesi tanya-jawab penyimpulan. Evaluasi harus mencakup semua masukan
dari semua aspek kegiatan latihan, termasuk:
- Keluaran dari proses perencanaan kegiatan latihan dan pertemuan
perencanaan
- Pengamatan dari staf kegiatan latihan termasuk penyimpangan/
ketidaksesuaian dengan rencana dan prosedur
- Wawancara dengan peserta
- Keluaran dari sesi tanya-jawab penyimpulan kegiatan latihan
- Pengamatan/laporan dari evaluator kegiatan latihan.
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 73 dari 76
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 74 dari 76
1. SKENARIO
Uraikan skenario umum mengenai rencana kegiatan yang dimaksud
………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. HASIL KEGIATAN
3. JALANNYA DRILL
Berisi jalannya kegiatan drill yang dilakukan termasuk detail waktu, menit per menitnya misal :
4. EVALUASI / INPUTAN
Berisi hasil evaluasi maupun inputan dari personel peserta drill mengenai kekurangan maupun hal lainnya,
serta tingkat kesadaran akan budaya safety yang dilengkapi dengan PIC dan Target Waktu Tindak lanjut dari
hasil evaluasi tersebut
(..............................................) (.................................................)
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 75 dari 76
Emergency Incident
: ABD : XYZ
Commander Comander
1. SKENARIO
Terjadi kebakaran dan ledakan di M/RS PT AAA Karawang, yang mengakibatkan 2 petugas dari PT PGAS
Solution mengalami fatality dan 1 petugas lainnya mengalami luka bakar serius. Tingkat Incident ini sampai
ke level Emergency yang melibatkan Emergency Commander untuk Penanggulangan tindakannya.
2. HASIL KEGIATAN
3. JALANNYA DRILL
No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 76 dari 76
4. EVALUASI / INPUTAN
Secara umum jalannya drill lancar dan tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, namun ada masukan dari
beberapa personel yang terlibat :
Hasil
Target
Observer Hasil Evaluasi / Rekomendasi PIC Status Tindak Dokumentasi
Waktu
Lanjut
PGN harus memiliki daftar nomor
telepon keluarga yang bisa dihubungi
PT
selain nomor telepon pekerja, baik 31 Okt
Bpk A PGAS Open
pekerja organik maupun non organik dan 2018
Solution
pihak ketiga yang melakukan kegiatan di
PGN
Agar komunikasi tidak menggunakan
PT
telepon selular, melainkan 31 Okt
Bpk B PGAS Open
mengoptimalkan penggunaan radio 2018
Solution
panggil HT
Incident Commander sebaiknya tidak GDMR 30 Sept
Bpk B Open
menyetir sendiri kendaraan 1 2018
Tim Bak valve terlambat datang ke PT
31 Okt
Ibu C lokasi, agar tim tersebut dilatih untuk PGAS Open
2018
lebih cepat respon time nya Solution
(ABCDE) (XYZ)