Anda di halaman 1dari 80

PEDOMAN

PENANGGULANGAN
KEADAAN GAWAT DARURAT

P-003/A018

PT PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk


Jakarta, 2021
LEMBAR RIWAYAT PERUBAHAN

Versi/
TANGGAL PERUBAHAN ISI
Rev. ke ALASAN PERUBAHAN
PERUBAHAN (POIN No. .)

01 September - Referensi Perubahan referensi OHSAS 18001 menjadi
2020 ISO 45001

- Struktur Penambahan terkait minimum anggota yang


Organisasi dan menangani fungsi tertentu dalam Incident
Tanggung Jawab Management Team / Emergency Management
Team

- Lampiran Penambahan Tabel Hasil Evaluasi /


Contoh Formulir Rekomendasi
Laporan Kegiatan
Drill

00 Januari 2021 Perubahan Jenis Penyesuaian jenis dokumen dari Panduan


dan nomor menjadi Pedoman, sesuai dengan perubahan
Dokumen organisasi

- Referensi Penambahan referensi Peraturan Menteri


Tenaga Kerja dan SUPREME

- Struktur Penambahan terkait dengan struktur dan


Organisasi dan Tanggung Jawab Crisis Commander dan Crisis
Tanggung Jawab Management Team
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 1 dari 76

LEMBAR PENGESAHAN

Disahkan Di Jakarta
Pada Tanggal : 04 Januari 2021

PT Perusahaan Gas Negara Tbk


Direktur Utama,

Suko Hartono
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 2 dari 76

LEMBAR PERSETUJUAN

Lokasi Kondisi Tier 3 Crisis Commander Tanda Tangan

Kantor Regional/Area,
Jaringan Pipa Gas dan Direktur Komersial
Fasilitas

Kantor dan Area Direktur Infrastruktur dan


Keproyekan Teknologi

Kantor dan Gudang PGN


(Non Jaringan dan Direktur SDM dan Umum
Non Keproyekan)
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 3 dari 76

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... 1


LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... 5
BAB I UMUM ......................................................................................................................... 6
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 6
1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 6
1.3. Ruang Lingkup .......................................................................................................... 7
1.4. Istilah dan Definisi ..................................................................................................... 8
1.5. Referensi ................................................................................................................ 12
BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB .......................................... 13
2.1. Struktur Organisasi Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat ............................... 13
2.2. Tanggung Jawab dan Tugas ................................................................................... 17
BAB III SISTEM RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT ........ 26
3.1 Prosedur Tertulis Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat .................................. 26
3.2 Kategori Keadaan Gawat Darurat dan Eskalasi ...................................................... 27
3.3 Proses Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat .................................................. 28
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 50
Lampiran 1. Contoh Formulir Penerimaan Laporan Kejadian ........................................ 50
Lampiran 2. Checklist Persiapan Emergency/Crisis Control Center............................... 51
Lampiran 3. Daftar Peralatan Control Center ................................................................. 52
Lampiran 4. Contoh Assembly Coordinator Board ......................................................... 53
Lampiran 5. Contoh Casualty & Missing Form ............................................................... 54
Lampiran 6. Contoh Logistic Board................................................................................ 55
Lampiran 7. Contoh Log Event Board............................................................................ 56
Lampiran 8. Panduan Perencanaan dan Pelaksanaan Latihan Simulasi Penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat ................................................................................................ 57
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 4 dari 76

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 3 ............................. 15
Gambar 2.2 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 2 ............................. 16
Gambar 2.3 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 1 ............................. 16
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat .......................... 29
Gambar 3.2 Skema Penentuan Tindakan Awal dan Aktivasi Tim ......................................... 31
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 5 dari 76

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rujukan Penentuan Tingkat Keadaan Gawat Darurat .......................................... 28


PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 6 dari 76

BAB I
UMUM

1.1. LATAR BELAKANG

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk, sebagai Sub Holding Gas adalah Perusahaan yang
yang bergerak di bidang hilir gas bumi, dengan melakukan kegiatan usaha di bidang
transmisi dan distribusi niaga gas bumi. Penyaluran proses komoditas gas bumi
mempunyai risiko bahaya yang tinggi, sehingga diperlukan standart proses
penanggulangan khusus. Maka, Perusahaan menyediakan sistem penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat sesuai dengan proses bisnis yang dijalankan.

Pedoman Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat ini disusun secara komprehensif,


agar mudah dipahami, diikuti dan diimplementasikan oleh seluruh Satuan Kerja
Penanggung Jawab Aset baik di Head Office, Regional maupun Anak
Perusahaan/Afiliasi.

1.2. TUJUAN

Dengan berkembangnya bisnis Perusahaan tentu tidak terlepas dengan bahaya risiko
yang mencakup Bisnis, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pengamanan Aset dan
Pengelolaan Lingkungan. Dengan risiko yang ada, maka Perusahaan menyusun
Pedoman Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang bertujuan untuk mencegah
dampak yang lebih luas dari kondisi Keadaan Gawat Darurat melalui penanggulangan
yang cepat, efektif dan maksimal.

Dokumen ini juga dibuat sebagai pedoman dan persyaratan minimum untuk membuat
prosedur rencana penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dan dokumen turunannya
dalam menanggulangi Keadaan Gawat Darurat yang terjadi di area operasi bisnis dan
keproyekan Perusahaan.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 7 dari 76

1.3. RUANG LINGKUP

Pedoman ini berlaku untuk semua area operasi bisnis dan keproyekan Perusahaan di
lingkungan Sub Holding Gas.

Pedoman ini menjelaskan persyaratan minimal prosedur rencana penanggulangan


Keadaan Gawat Darurat yang disebabkan bahaya dalam operasi bisnis Perusahaan
ataupun bahaya dari luar operasi Perusahaan yang dapat mempengaruhi
kelangsungan bisnis Perusahaan. Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak
Perusahaan/Afiliasi untuk membuat Prosedur Operasi Penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat sesuai dengan karakteristik bisnis masing – masing sebagai turunan
dari Pedoman ini.

Pedoman ini digunakan untuk Keadaan Gawat Darurat seperti, namun tidak terbatas
pada:
- Fatality, cedera serius dan insiden medis yang melibatkan banyak orang
(massal), pandemik penyakit menular;
- Kebocoran gas, kebakaran dan/atau ledakan di fasilitas station atau jaringan
pipa atau fasilitas operasi dan aset lainnya;
- Insiden transportasi/kecelakaan lalu lintas;
- Tumpahan/kebocoran Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan/atau Limbah
B3 serta pencemaran lingkungan lainnya;
- Bencana Alam dan Bencana non Alam;
- Kegagalan sistem utility yang dapat menyebabkan operasi terhenti;
- Kegagalan sistem proteksi di area proses;
- Kegagalan peralatan operasi Perusahaan yang terpasang di area pelanggan;
- Pemerasan, sabotase, ancaman bom, penculikan;
- Demonstrasi massa atau masyarakat di sekitar area operasi Perusahaan;
- Terjebak di daerah konflik;
- Situasi abnormal lainnya yang menyebabkan bahaya dalam operasi bisnis
Perusahaan;
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 8 dari 76

Setiap Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi


diharuskan melakukan identifikasi Keadaan Gawat Darurat berdasarkan risiko terburuk
(worst case scenario) yang berpotensi terjadi berdasarkan pada dokumen sebagai
berikut namun tidak terbatas pada :
- Dokumen Pengelolaan Risiko dan Peluang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dengan risiko ekstrem dan tinggi;
- Identifikasi Risiko Ancaman Pengamanan dengan risiko ekstrem dan tinggi.
- Process Hazard Analysis (PHA) dengan risk ranking I;
- Keadaaan Darurat dalam Identifikasi Aspek Dampak Lingkungan (IADL);
- Job Safety Analysis dengan risiko tinggi;
- Peta Kawasan Rawan Bencana yang dikeluarkan instansi pemerintah atau
kajian risiko lainnya.

Dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat, Perusahaan wajib memperhatikan


urutan prioritas yang harus diperhatikan pada setiap penanggulangan, yaitu :
- Penanggulangan untuk melindungi ORANG
- Penanggulangan untuk melindungi LINGKUNGAN termasuk MASYARAKAT
- Penanggulangan untuk melindungi ASET/PROPERTI
- Penanggulangan untuk melindungi REPUTASI/BISNIS

1.4. ISTILAH DAN DEFINISI

a. Aset adalah sesuatu yang dikelola, dimiliki dan/atau dikuasai oleh Perusahaan
dengan dibeli atau diperoleh atas beban anggaran Perusahaan yang berasal dari
perolehan lainnya yang sah dan dipergunakan untuk mendukung bisnis
Perusahaan;
b. Business Continuity Plan (“BCP”) adalah panduan bagi Perusahaan dalam
merespon situasi krisis agar Perusahaan dapat mengoperasikan kembali proses
bisnisnya ke tingkat kinerja yang dapat diterima;
c. Crisis Commander (“CC”) adalah salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direktur
Utama sebagai penanggung jawab penanggulangan tingkat Keadaan Gawat
Darurat Tier 3. Jika terjadi kombinasi Keadaan Gawat Darurat Tier 3 lintas
Direktorat maka Direktur Utama secara langsung berperan sebagai Crisis
Commander dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 3;
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 9 dari 76

d. Crisis Control Center (“CCC”) adalah suatu tempat yang ditetapkan sebagai
pusat kendali utama yang digunakan oleh CC dan CMT mengendalikan proses
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 3;
e. Crisis Management Team (“CMT”) adalah tim yang berisikan Pekerja yang
ditunjuk oleh manajemen membantu CC untuk menanggulangi Keadaan Gawat
Darurat Tier 3. Anggota CMT sebaiknya terdiri dari Pekerja yang memiliki
pengalaman dan kompetensi di masing-masing fungsi;
f. Emergency Commander (“EC”) adalah Pekerja yang ditunjuk oleh manajemen
untuk bertanggung jawab memimpin Emergency Management Team dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 2;
g. Emergency Control Center (“ECC”) adalah suatu tempat yang ditetapkan
sebagai pusat kendali utama yang digunakan oleh EC dan EMT mengendalikan
proses penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 2;
h. Emergency Management Team (“EMT”) adalah tim yang berisikan Pekerja yang
ditunjuk oleh manajemen membantu EC untuk menanggulangi Keadaan Gawat
Darurat Tier 2. Anggota EMT sebaiknya terdiri dari Pekerja yang memiliki
pengalaman dan kompetensi di masing-masing fungsi;
i. Fatality adalah kecelakaan yang menimbulkan kematian tanpa memperhitungkan
batas waktu antara terjadinya Kecelakaan Kerja dengan meninggalnya korban;
j. Hari Kerja Hilang adalah total jumlah hari dalam kalender dimana terjadinya
kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja sementara tidak mampu
bekerja kembali pada hari atau shift berikutnya sesuai jadwal kerja;
k. Insiden adalah suatu peristiwa atau urutan peristiwa yang telah menyebabkan
atau dapat menyebabkan cedera, sakit dan/atau kerusakan (kerugian) pada asset,
lingkungan atau Pihak Ketiga;
l. Incident Commander (“IC”) adalah Pekerja yang ditunjuk oleh manajemen
bertanggung jawab memimpin IMT dalam penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat Tier 1.
m. Incident Management Team (“IMT”) adalah Tim yang berisikan Pekerja dari
area tempat terjadinya Keadaan Gawat Darurat yang ditunjuk manajemen
membantu IC untuk menanggulangi Keadaan Gawat Darurat Tier 1;
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 10 dari 76

n. Keadaan Gawat Darurat adalah kejadian yang merupakan gabungan atau


terpisah antara Kecelakaan Kerja, pencemaran lingkungan, pandemik, sakit,
gangguan keamanan dan lainnya, dimana jika tidak ditangani secara khusus dan
cepat berpotensi menimbulkan dampak buruk yang signifikan terhadap:
- Kelangsungan hidup manusia;
- Lingkungan (udara, air, tanah dan lainnya);
- Aset dan properti Perusahaan;
- Kelangsungan bisnis dan reputasi Perusahaan;
q. Kecelakaan dengan Keterbatasan Kemampuan Kerja atau Restricted Work
Day Case (“RWDC”) adalah Kecelakaan Kerja yang mengakibatkan pekerja yang
bersangkutan tetap dapat bekerja di hari setelah terjadinya insiden, namun tidak di
posisi/lokasi yang sama atau tidak dapat melaksanakan semua pekerjaan tugas
atau kewajiban rutinnya secara efektif;
r. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja;
s. Lost Time Injury Frequency (“LTIF”) adalah jumlah Fatality dan Lost Work Day
Case setiap 1.000.000 (satu juta) jam kerja;
t. Lost Work Day Case (“LWDC”) adalah kecelakaan yang mengakibatkan pekerja
untuk sementara tidak mampu bekerja kembali pada hari atau shift berikutnya
sesuai jadwal kerja;
u. Manajemen adalah pekerja dengan jabatan yang menuntut tanggung jawab untuk
memimpin bawahan, mengkoordinasikan beberapa pekerjaan, membuat
keputusan, dan berinisiatif melaksanakan tindakan sesuai dengan prinsip bisnis
menuju sasaran bisnis yang ditetapkan;
v. Medical Treatment Case (“MTC”) adalah cedera yang memerlukan perawatan
lanjutan di bawah pengawasan dari tenaga medis tetapi tidak menimbulkan Hari
Kerja Hilang atau hari dengan keterbatasan kemampuan kerja;
w. On Scene Commander (“OSC”) adalah salah satu Supervisor yang sedang
bertugas (on duty) pada saat Keadaan Gawat Darurat terjadi, dan ditunjuk oleh
manajemen sebagai pemimpin Incident Response Team di lapangan serta berlaku
sebagai pemimpin penanggulangan sementara (ad interim) sebelum Incident
Commander diaktifkan;
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 11 dari 76

x. Pekerja adalah Pekerja Perusahaan dan Pekerja Kontraktor;


y. Pekerja Perusahaan adalah orang yang dipekerjakan oleh Perusahaan melalui
perjanjian kerja waktu tidak tertentu dan diberikan penghasilan secara langsung dari
Perusahaan;
z. Pekerja Kontraktor adalah orang yang dipekerjakan oleh kontraktor atau
subkontraktor Perusahaan untuk melakukan pekerjaan yang diperintahkan
Perusahaan serta diketahui dan/atau disetujui oleh pemberi kerja dari Perusahaan;
aa. Penanggung Jawab Aset adalah Satuan Kerja yang bertanggung jawab
mengelola asset Perusahaan;
bb. Perusahaan adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebagai Sub Holding Gas
beserta Anak Perusahaan/Afiliasi;
cc. Pihak Ketiga adalah orang, selain Pekerja Perusahaan dan Pekerja Kontrakor,
yang beraktivitas atau berkunjung di area Perusahaan;
dd. Tier 1 adalah kejadian yang tidak diharapkan seperti Kecelakaan Kerja,
pencemaran lingkungan, pandemik, sakit, gangguan keamanan, bencana alam dan
lainnya yang penanggulangannya masih dapat dilakukan oleh petugas setempat
atau unit kerja pendukung yang berada di lokasi;
ee. Tier 2 adalah kejadian yang tidak diharapkan seperti Kecelakaan Kerja,
pencemaran lingkungan, pandemik, sakit, gangguan keamanan, bencana alam dan
lainnya yang penanggulangannya membutuhkan bantuan pihak-pihak luar selain
petugas setempat atau unit kerja pendukung yang berada di lokasi;
ff. Tier 3 adalah kejadian yang tidak diharapkan seperti Kecelakaan Kerja,
pencemaran lingkungan, pandemik, sakit, gangguan keamanan, bencana alam dan
lainnya yang penanggulangannya membutuhkan keputusan strategis dari Direksi
dan apabila tidak ditangani dengan segera dapat mempengaruhi kelangsungan
bisnis Perusahaan secara menyeluruh dengan cepat;
gg. Tim Penanggulangan Gangguan (“TPG”) atau Incident Response Team
(“IRT”) adalah tim yang bertugas untuk mengambil langkah-langkah
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat di tempat kejadian dan melakukan
tindakan agar kondisi menjadi aman.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 12 dari 76

1.5. REFERENSI

a. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


b. Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
c. Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
d. Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Sistem Manajemen Pengamanan
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.Kep.186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di tempat Kerja
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja
g. Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, Pengamanan, Dan
Pengelolaan Lingkungan Serta Energi, PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. No. P-
001/0.51;
h. Pedoman Sistem Dokumentasi PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. No. P-002/0.58;
i. ISO 14001 tentang standar Sistem Manajemen Lingkungan;
j. ISO 45001 tentang standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
k. Sustainability Pertamina Expectations for HSSE Management Excellence
(SUPREME)
l. Pertamina Security Risk Management (PSRM)
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 13 dari 76

BAB II
STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB

2.1. STRUKTUR ORGANISASI PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

IMT, EMT dan CMT bertanggung jawab untuk mendukung keseluruhan aksi
penanggulangan yang dilakukan oleh IRT di lapangan. IMT, EMT dan CMT juga
bertanggung jawab mengelola semua potensi masalah yang disebabkan oleh internal
ataupun eksternal yang tercipta dari proses penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
Tugas dan tanggung jawab yang jelas sangat penting karena personil yang ditugaskan
dapat mempersiapkan diri sebelum kejadian sesuai kapasitasnya dan saat terjadi
Keadaan Gawat Darurat dapat bertindak dengan cepat dan tepat.

Penentuan organisasi Keadaan Gawat Darurat harus memperhitungkan dan fokus


terhadap hal-hal berikut ini, namun tidak terbatas pada:
- Kecepatan aktivasi IMT, EMT dan CMT
- Kecepatan aktivasi ECC dan CCC.
- Terciptanya komunikasi yang intensif dan efektif dalam memberikan
dukungan untuk membantu IRT yang sedang melakukan penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat di lapangan.
- Menyediakan dan memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan untuk
mendukung operasi IRT di lapangan.
- Memastikan seluruh personil yang terkena dampak ataupun berpotensi
terkena dampak insiden, mendapatkan penanggulangan sebaik mungkin.
- Melakukan pemberitahuan awal kepada fungsi dan intansi terkait Keadaan
Gawat Darurat.
- Melakukan komunikasi dengan media, termasuk mengeluarkan pernyataan
resmi dari Perusahaan.
- Melakukan evaluasi semua potensi masalah hukum yang berkaitan dengan
Keadaan Gawat Darurat tersebut dan membuat suatu rencana yang tepat
untuk mengidentifikasi dan meminimalisir dampak hukum terhadap
Perusahaan.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 14 dari 76

- Menyediakan dan mengelola pendanaan yang dibutuhkan untuk


penanggulangan Keadaan Gawat Darurat termasuk pembelian dan process
cost tracking.
- Mengelola penanggulangan tingkat Keadaan Gawat Darurat Tier 1, Tier 2 dan
Tier 3.
- Memastikan adanya petugas yang standby 24 jam dalam menerima dan
menindaklanjuti notifikasi Keadaan Gawat Darurat.
- Melakukan perencanaan pekerjaan dan pendanaan recovery pasca Keadaan
Gawat Darurat.

Adapun susunan dari Incident Management Team / Emergency Management Team /


Crisis Management Team, dapat memiliki anggota yang menangani fungsi sebagai
berikut:
- Logistic and General Support
- Health, Safety, Security and Environment Support
- Public and Government Relation Support
- Operation and Technical Support
- Finance Support
- Human Capital Support

Contoh struktur organisasi untuk penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dapat


dilihat pada Gambar 2.1., 2.2 dan 2.3. Dalam realisasinya, fungsi pada susunan
Incident Management Team / Emergency Management Team / Crisis Management
Team dapat disesuaikan dengan karakteristik dan risiko bisnis masing – masing.

Ketika terjadi Keadaan Gawat Darurat, baik Incident Commander, Emergency


Commander ataupun Crisis Commander, dapat memanggil tambahan anggota di luar
struktur atau tidak memanggil beberapa anggota yang ada dalam struktur dengan
mempertimbangkan jenis dan dampak Keadaan Gawat Darurat.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 15 dari 76

Board of Director

Group Head /
Kepala Satuan Kerja

Area Head /
Division Head

Gambar 2. 1 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 3


PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 16 dari 76

Group Head /
Kepala Satuan Kerja

Area Head /
Division Head

Gambar 2. 2 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 2

Area Head /
Division Head

Gambar 2. 3 Contoh Struktur Organisasi Keadaan Gawat Darurat Tier 1


PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 17 dari 76

2.2. TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS

Secara umum tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dari penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat dapat diuraikan seperti penjelasan di bawah ini. Untuk unit operasi,
Anak Perusahaan/Afiliasi sebaiknya penyusunan tanggung jawab dan tugas dapat
lebih detail sesuai dengan struktur IMT, EMT atau CMT yang telah dibentuk dengan
menyesuaikan karakteristik dan struktur organisasi bisnis masing – masing.

a) Pekerja

Semua Pekerja bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:


- Melaporkan setiap insiden kepada atasan langsung dan/atau Tim Tanggap
Gawat Darurat dan/atau on scene commander dan/atau call center.
- Segera melakukan evakuasi jika terjadi Keadaan Gawat Darurat
menggunakan sarana prasarana yang sudah disediakan.
- Berperan aktif dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat sesuai
dengan kompetensi dan tanggung jawabnya masing-masing.
- Menjaga informasi yang didapat agar setiap informasi yang keluar hanya
melalui pihak-pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan.
- Mengikuti pelaksanaan simulasi Keadaan Gawat Darurat dengan sungguh-
sungguh.
- Wajib memberikan edukasi kepada Pihak Ketiga tentang hal-hal yang
harus dilakukan jika terjadi Keadaan Gawat Darurat
- Wajib membantu pelaksanaan investigasi dan turut serta dalam
melaksanakan rekomendasinya.

b) Manajemen

Manajemen bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:


- Menyediakan sumber daya yang cukup dalam penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat.
- Memastikan bahwa prosedur operasi, peraturan dan persyaratan lainnya
terkait HSSE telah dipatuhi di lingkungan kerjanya serta diketahui oleh
Pekerja dan Pihak Ketiga.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 18 dari 76

- Melaksanakan evaluasi kesiapan setiap personil, peralatan dan elemen


pendukung dalam melakukan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
- Mendukung terciptanya tempat kerja yang aman dan sehat melalui
tindakan-tindakan proaktif untuk menghilangkan bahaya di tempat kerja
atau menurunkan risiko terjadinya cedera dan sakit akibat kerja, termasuk
yang diajukan oleh pengelola aset dan kontraktor.
- Memastikan pemberian edukasi kepada Pekerja dan Pihak Ketiga tentang
hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi Keadaan Gawat Darurat.

c) On Scene Commander

On Scene Commander (OSC) bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:


- Memeriksa ke lokasi yang diinformasikan terjadi Keadaan Gawat Darurat.
- Memerintahkan timnya untuk mengambil tindakan awal dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
- Melapor dan meng-update progress penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat kepada Incident Commander.
- Menerima instruksi dari Incident Commander.

d) Incident Commander

Incident Commander bertanggung jawab terhadap keseluruhan pengelolaan IMT


dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 1, di antaranya:
- Menganalisa potensi bahaya yang dapat terjadi, memutuskan tingkat
Keadaan Gawat Darurat awal dan memutuskan eskalasi tingkat Keadaan
Gawat Darurat (Tier 2) apabila dibutuhkan.
- Mengambil langkah penyelamatan personil dan mengatur penanggulangan
korban (bila terdapat personil yang terluka).
- Memberikan penjelasan kepada IMT serta membagi tugas dan tanggung
jawab IMT.
- Memberikan perintah langkah-langkah pengendalian saat terjadi Keadaan
Gawat Darurat.
- Memastikan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat berjalan secara
aman, efektif dan effisien.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 19 dari 76

- Mengendalikan sistem komunikasi dan melakukan press release


- Menyampaikan laporan kejadian dan penanggulangan awal kepada
Emergency Commander.
- Menyampaikan perkembangan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
kepada pihak-pihak terkait.
- Menentukan kapan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 1
dilaksanakan eskalasi / dinyatakan selesai dan membuat pemberitahuan
yang diperlukan.
- Menyampaikan laporan kejadian dan penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat kepada Emergency Commander dan/atau Kepala Satuan Kerja
terkait.
- Memonitor aktivitas penanggulangan dan pemulihan Keadaan Gawat
Darurat.

e) Emergency Commander

Emergency Commander bertanggung jawab terhadap keseluruhan pengelolaan


EMT dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 2, yang diantaranya:
- Menerima pemberitahuan Keadaan Gawat Darurat dari Incident
Commander, mengumpulkan informasi awal, menganalisa Keadaan Gawat
Darurat, memutuskan tingkat Keadaan Gawat Darurat awal dan
memutuskan eskalasi tingkat Keadaan Gawat Darurat (Tier 3) apabila
dibutuhkan.
- Memutuskan anggota Emergency Management Team yang diperlukan
untuk penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dan memimpin rapat
Emergency Management Team.
- Mengambil alih tugas Incident Commander dan memimpin IRT dalam
kondisi Emergency (Tier 2).
- Memberikan penjelasan kepada EMT, membagi tugas dan tanggung jawab
EMT, dan memberikan instruksi kepada Incident Commander dalam
memimpin penanggulangan Keadaan Gawat Darurat di lapangan
- Memastikan bahwa keselamatan personil adalah prioritas tertinggi dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 20 dari 76

- Memastikan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat berjalan secara


aman, efektif dan efisien.
- Memastikan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tetap memenuhi
dan mentaati ketentuan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan internal terkait.
- Mengontrol sistem komunikasi dan melakukan press release.
- Membuat komunikasi dan melaporkan Keadaan Gawat Darurat dengan
stakeholder eksternal terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
seperti melaporkan kepada Kepala Inspeksi sesegera mungkin atau
selambat-lambatnya 1 x 24 jam.
- Memastikan EMT dapat memberikan support penuh kepada Incident
Commander dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat di lapangan
- Meyakinkan semua sumber daya yang dikerahkan dapat terdata dan
terkelola dengan baik.
- Membuat komunikasi secara teratur dengan Crisis Commander untuk
meng-update situasi penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
- Menentukan kapan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 2
dilaksanakan eskalasi / dinyatakan selesai dan membuat pemberitahuan
yang diperlukan.
- Memonitor aktivitas penanggulangan dan pemulihan Keadaan Gawat
Darurat.
- Menyampaikan laporan Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat kepada
Crisis Commander.

f) Crisis Commander

Crisis Commander bertanggung jawab terhadap keseluruhan pengelolaan CMT


dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 3, yang di antaranya:
- Menerima pemberitahuan Keadaan Gawat Darurat dari Emergency
Commander, mengumpulkan informasi, dan menganalisa Keadaan Gawat
Darurat.
- Memutuskan anggota Crisis Management Team yang diperlukan untuk
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dan memimpin rapat Crisis
Management Team.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 21 dari 76

- Mengambil alih tugas Emergency Commander dan memimpin IRT dalam


kondisi Crisis (Tier 3).
- Memberikan penjelasan kepada CMT, membagi tugas dan tanggung jawab
CMT, dan memberikan instruksi kepada Emergency Commander dan/atau
Incident Commander dalam memimpin penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat di lapangan.
- Memastikan bahwa keselamatan personil adalah prioritas tertinggi dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
- Memastikan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat berjalan secara
aman, efektif dan efisien.
- Mengontrol sistem komunikasi dan melakukan press release
- Melakukan Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Bersama tim
Business Continuity Plan (BCP) dan kepala Teknik (Katek sesuai dengan
peraturan Kementerian ESDM) dan pihak terkait sesuai ketentuan yang
berlaku
- Memastikan CMT dapat memberikan support penuh kepada Emergency
Commander dan/atau Incident Commander dalam penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat di lapangan
- Meyakinkan semua sumber daya yang dikerahkan dapat terdata dan
terkelola dengan baik.
- Membuat komunikasi secara teratur dengan Direktur Utama untuk
melakukan update situasi dan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
- Menentukan kapan Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat Tier 3 telah
selesai dan membuat pemberitahuan yang diperlukan.
- Memonitor aktivitas penanggulangan dan pemulihan Keadaan Gawat
Darurat.

g) Logistic and General Support

Logistic and general support bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:
- Mendukung penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dalam hal
penyediaan logistik yang diperlukan.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 22 dari 76

- Menentukan dan memastikan semua bantuan bantuan logistik (seperti


makanan, minuman, sanitasi, tenda, transportasi, sistem komunikasi,
pelayanan medis, pelayanan keamanan, tenaga ahli) yang diperlukan
dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tersedia.
- Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal yang mendukung
pelaksanaan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat (kepolisian, rumah
sakit, pemadam kebakaran, dll).
- Memberikan update informasi tentang status bantuan logistik kepada
Incident Management Team / Emergency Management Team/Crisis
Management Team.
- Melakukan pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
- Memastikan pencatatan dan pengelolaan atas bantuan yang dibeli,
disewa atau diperoleh saat penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
selalu terjaga.

h) Health Safety Security Environment Support

HSSE Support bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:


- Membantu Incident Commander/Emergency Commander/Crisis
Commander dengan melakukan asesmen terhadap dampak K3,
keamanan, dan lingkungan dari Keadaan Gawat Darurat serta memberikan
saran mitigasinya.
- Melakukan update isu-isu terkait HSSE kepada Incident Management
Team/Emergency Management Team/Crisis Management Team.
- Memastikan bahwa semua anggota dalam struktur Incident Management
Team/Emergency Management Team/Crisis Management Team telah
memahami tugas dan tanggung jawabnya.
- Memastikan bahwa semua anggota Incident Management
Team/Emergency Management Team/Crisis Management Team
memperhatikan implikasi aspek HSSE terhadap semua tindakan
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 23 dari 76

- Memastikan terbentuknya struktur organisasi Keadaan Gawat Darurat


pada masing – masing wilayah operasi Perusahaan.
- Memastikan dilakukannya simulasi penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat secara exercise on table ataupun full scale sesuai dengan potensi
Keadaan Gawat Darurat (worst case scenario) di masing – masing lokasi
yang telah diidentifikasi sebelumnya.

i) Public and Government Relation Support

Public and government relation support bertanggung jawab melakukan hal-hal


berikut ini:
- Menjalin komunikasi dengan publik, pemerintah dan stakeholder terkait,
serta mengorganisir dan mengatur semua aktivitas media yang
berhubungan dengan pemberitaan Keadaan Gawat Darurat.
- Mempersiapkan press release
- Melakukan komunikasi dengan pelanggan terkait.
- Memberikan saran segala hal yang berkaitan dengan komunikasi eksternal
dan interaksi dengan Media kepada Incident Commander/Emergency
Commander/Crisis Commander .
- Memonitor dan menjaga rekaman terhadap berita-berita yang dikeluarkan
oleh media terkait Keadaan Gawat Darurat.
- Melakukan update pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh media massa
kepada Incident Commander/Emergency Commander/Crisis Commander

j) Operation and Technical Support

Operation and technical support bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:
- Melakukan analisa potensi bahaya yang mungkin terjadi serta melakukan
risk rangking pada daerah operasinya
- Memastikan tersedianya sparepart dan material lainnya yang dibutuhkan
dalam Keadaan Gawat Darurat sesuai dengan analisa potensi bahaya
yang telah dilakukan.
- Memonitor pelaksanaan operasi dan keteknikan serta memberi saran
kepada Incident Commander/Emergency Commander/Crisis Commander.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 24 dari 76

- Memastikan tersedianya dokumentasi teknis (as built, operation and


maintenance report, dll)
- Melakukan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian catatan-
catatan serta dokumentasi yang dibuat selama penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat.
- Membantu Incident Commander/Emergency Commander/Crisis
Commander tentang rencana penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
dan menyiapkan laporannya.
- Memastikan tersedianya tenaga ahli teknikal yang diperlukan untuk
mendukung penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
- Melakukan simulasi yang terjadwal terkait penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat secara exercise on table ataupun full scale sesuai dengan
potensi Keadaan Gawat Darurat (worst case scenario) di masing – masing
lokasi yang telah diidentifikasi sebelumnya.

k) Finance Support

Finance support bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:


- Menyediakan dana penanggulangan Keadaan Gawat Darurat untuk setiap
waktu dapat dipergunakan.
- Mengelola keuangan dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
sesuai dengan instruksi Incident Commander/Emergency
Commander/Crisis Commander.
- Mempersiapkan laporan keuangan yang dibutuhkan Incident
Commander/Emergency Commander/Crisis Commander dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
- Melakukan review semua program asuransi dan memastikan notifikasi
kepada pihak asuransi atas Keadaan Gawat Darurat.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 25 dari 76

l) Human Capital Support

Human capital support bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini:


- Memastikan bahwa semua Anggota dalam struktur Incident Response
Team, Incident Management Team, Emergency Management Team dan
Crisis Management Team telah dibekali dengan kompetensi sesuai dengan
fungsinya.
- Memastikan seluruh data Pekerja dan Keluarga telah terdokumentasi
dengan baik.
- Memastikan semua personil yang terdampak dari Keadaan Gawat Darurat
telah tertangani dan terdata dengan baik
- Memberikan saran kepada Incident Commander/Emergency
Commander/Crisis Commander terkait penanggulangan personil yang
menjadi korban Keadaan Gawat Darurat.
- Melakukan komunikasi dengan keluarga korban (bila ada) dan mengurus
seluruh keperluan yang dibutuhkan dalam penanggulangan korban.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 26 dari 76

BAB III
SISTEM RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN
GAWAT DARURAT

3.1 PROSEDUR TERTULIS PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus memiliki
prosedur penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang memaparkan
tanggapan/respon yang harus dilakukan personil ketika terjadi Keadaan Gawat
Darurat. Apabila terdapat perjanjian tertentu dengan pihak/lembaga/perusahaan lain
dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat maka harus dijelaskan di dalam
prosedur penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tersebut.

Prosedur penanggulangan Keadaan Gawat Darurat harus dilakukan review apabila


terdapat kondisi berikut, namun tidak terbatas pada:
- Perubahan terhadap organisasi, aktivitas kerja atau aset.
- Berdasarkan atas rekomendasi pelaksanaan simulasi Keadaan Gawat
Darurat.
- Perubahan peraturan perundangan terkait.
- Secara berkala paling lama 2 (dua) tahun sekali.

Prosedur penanggulangan Keadaan Gawat Darurat diharuskan mencakup persyaratan


minimal seperti di bawah ini:
- Ketentuan/persyaratan terkait sistem alarm, evakuasi personil, rute evakuasi,
muster point dan sistem perhitungan personil;
- Ketentuan/persyaratan pelaporan Keadaan Gawat Darurat;
- Ketentuan/persyaratan untuk tim IRT,IMT,EMT dan CMT;
- Ketentuan/persyaratan untuk penanggulangan semua jenis Keadaan Gawat
Darurat yang mungkin terjadi;
- Ketentuan/persyaratan untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungan
dan masyarakat setempat;
- Ketentuan/persyaratan untuk memberitahu lembaga penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat publik (lembaga eksternal);
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 27 dari 76

- Ketentuan/persyaratan untuk melakukan koordinasi dengan lembaga-


lembaga terkait baik internal maupun eksternal pada saat Keadaan Gawat
Darurat;
- Ketentuan/persyaratan melaksanakan pelatihan/simulasi penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat.

Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi di Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan
Anak Perusahaan/Afiliasi harus diidentifikasi dan untuk semua jenis bahaya yang
signifikan (high risk) harus ditentukan rencana penanggulangannya. Prosedur
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat harus tersedia setiap saat dalam bentuk
elektronik dan cetak di dalam Emergency Control Centre.

Jika terdapat kemungkinan terjadinya gangguan sipil, maka prosedur penanggulangan


Keadaan Gawat Darurat harus mencakup kebutuhan untuk meningkatkan keamanan
dan ketentuan mengenai komunikasi dengan stakeholder, kontraktor ataupun lembaga
lain terkait.

3.2 KATEGORI KEADAAN GAWAT DARURAT DAN ESKALASI

Dalam menentukan tingkatan Keadaan Gawat Darurat, seorang commander perlu


memperhatikan berbagai faktor dampak yang ditimbulkan. Di Sub Holding Gas
ditentukan 4 (empat) kategori dampak yang dapat ditimbulkan oleh Keadaan Gawat
Darurat. Kategori dampak tersebut adalah:
- People/Orang
- Environment/Lingkungan
- Asset/Aset
- Reputation/Reputasi

Setiap Satuan Kerja Pengelola Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus menyusun
rujukan dalam menentukan tingkat Keadaan Gawat Darurat sesuai dengan
karakteristik masing-masing bisnis Perusahaan. Untuk menyusun rujukan penentuan
tingkat Keadaan Gawat Darurat dapat mencontoh pada rujukan seperti pada Tabel 3.1
di bawah ini.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 28 dari 76

Tabel 3.1 Rujukan Penentuan Tingkat Keadaan Gawat Darurat

Tingkat Dampak
Keadaan
Gawat Environment / Reputation /
People / Orang Asset / Aset
Darurat Lingkungan Reputasi
- Multiple Fatality Adanya tumpahan B3 IDR > 200 Miliar Publisitas negatif pada
- Evakuasi tingkat atau Limbah B3 yang headline di media
negara/nasional tumpahannya menyebar cetak/ elektronik skala
sampai lebih dari 500m Nasional dan
dari batas luar wilayah Internasional
TIER 3 kerja setempat dan (pemegang saham,
penanggulangannya pemerintah pusat, NGO
tidak dapat ditangani International). Public
oleh Emergency concern/ menjadi
Commander perhatian publik

- Single Adanya tumpahan B3 IDR 50 – 200 Publisitas negatif pada


- Lost Work Day atau Limbah B3 yang Miliar headline di media
Case tumpahannya menyebar cetak/ elektronik skala
sampai dengan 500m regional (pemerintah
dari batas luar wilayah provinsi, NGO daerah)
TIER 2 kerja setempat dan dan menimbulkan
penanggulangannya perhatian publik
tidak dapat ditangani
oleh personel di wilayah
kerja setempat

- Medical Treatment Ceceran B3 di area IDR < 50 Miliar Publisitas negatif di


Case kerja. Keadaan Gawat media cetak/ elektronik
- Restricted Work Darurat yang skala lokal
Day Case sebarannya hanya di
TIER 1 area operasi serta dapat
ditangani oleh personel
di wilayah setempat

3.3 PROSES PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

Jika terjadi Keadaan Gawat Darurat atau insiden yang mengarah pada terjadinya
Keadaan Gawat Darurat, pihak yang terlibat/commander dapat mengikuti proses
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang digambarkan pada Gambar 3.1
Langkah Proses Penanggulangan di bawah ini:
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 29 dari 76

Langkah 1: Notifikasi / Pelaporan

Langkah 2: Evaluasi Laporan Awal dan Pengumpulan Informasi

Langkah 3: Aktivasi Tim dan Tindakan Awal

Langkah 4: Menyiapkan Emergency/Crisis Control Center

Langkah 5: Pemberitahuan Awal dan Perkembangan Keadaan Gawat


Darurat

Langkah 6: Evaluasi Dampak Keadaan Gawat Darurat

Langkah 7: Identifikasi Stakeholder

Langkah 8: Menentukan Sasaran Strategis

Langkah 9: Tindakan Penanggulangan

Langkah 10: Prosedur Komunikasi

Langkah 11: Pencabutan Status Darurat dan Demobilisasi

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat


PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 30 dari 76

3.3.1 Notifikasi/Pelaporan

Notifikasi atau pelaporan dapat berasal dari internal dan eksternal Perusahaan,
seperti:

- Sumber internal, yaitu Puskodal HSSE Korporat, Call Center 1500645,


pekerja atau mitra kerja/kontraktor, dll
- Sumber eksternal, yaitu dari laporan masyarakat, media sosial, internet,
televisi, radio, dll

Pihak yang menerima laporan harus meneruskan kepada fungsi yang ditunjuk
oleh Perusahaan. Fungsi ini harus dapat dihubungi 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu. Pada kegiatan usaha penyaluran gas, fungsi ini dapat dikelola oleh
Gas Management Center/Gas Control. Fungsi ini mencatat laporan yang
didapat menggunakan formulir yang sudah ditetapkan. Sebagai contoh formulir
penerimaan laporan, dapat mengacu kepada formulir yang tersedia pada
Lampiran 1.

Selanjutnya, fungsi ini meneruskan informasi yang didapat kepada On Scene


Commander dan Incident Commander.

3.3.2 Evaluasi Laporan Awal dan Pengumpulan Informasi

Ketika menerima pelaporan kejadian maka fungsi yang menerima laporan akan
mengumpulkan informasi untuk melakukan evaluasi potensi terburuk yang
berdampak kepada operasi Perusahaan. Pengumpulan informasi ini harus
fokus terhadap Who (Siapa), What (Apa), When (Kapan), Where (Dimana),
Why (Kenapa) dan jika dimungkinkan dapat ditanyakan How (Penyebab
Kejadian). Informasi ini juga harus mencakup hal-hal berikut ini:
- Tanggal & waktu terjadinya insiden.
- Jenis/tipe Insiden.
- Lokasi terjadinya insiden.
- Deskripsi insiden.
- Status/keadaan personil.
- Status tindakan awal yang sudah dilakukan.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 31 dari 76

Selain hal tersebut, informasi yang dikumpulkan dapat juga ditambahkan


dengan hal – hal:
- Perkembangan insiden – berpotensi eskalasi lebih jauh atau tidak?
- Status keterlibatan pihak eksternal (masyarakat, pemerintah, media,
stakeholder).
- Tipe dan jenis material yang terlibat atau tumpah (apabila ada).

Fungsi yang menerima laporan, berkoordinasi dengan OSC dan IC/EC. OSC
dan IC/EC berkoordinasi untuk melakukan analisa informasi, dampak potensial
dan menentukan apakah perlu melakukan aktivasi seluruh anggota IMT/EMT
yang sesuai dan diperlukan.

Berikut ini adalah alur evaluasi / penilaian tindakan awal dan aktivasi IMT/EMT:

Monitor
situasi

Keadaan Evaluasi/
Darurat Penilaian Tindakan

Aktivasi
Tim

Gambar 3.2 Skema Penentuan Tindakan Awal dan Aktivasi Tim

3.3.3 Aktivasi Tim dan Mobilisasi

Setelah diputuskan untuk aktivasi tim (IMT/EMT/CMT), maka:


- IC/EC/CC mengidentifikasi anggota yang dibutuhkan sesuai dengan tipe
& jenis Keadaaan Gawat Darurat yang terjadi.
- Pada tingkatan Tier 1, IC mengkoordinasikan anggota IMT untuk menuju
lokasi kejadian namun tidak memasuki area berbahaya,
- Pada tingkatan Tier 2, EC mengumpulkan anggota EMT di ECC,
- Pada tingkatan Tier 3, CC mengumpulkan anggota CMT di CCC.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 32 dari 76

Ketika Keadaan Gawat Darurat meningkat maka EC/CC dapat menentukan


untuk memanggil anggota tambahan EMT/CMT yang sesuai dengan situasi
yang berkembang atau mengurangi anggota EMT/CMT yang tidak diperlukan,
serta memanggil pihak eksternal untuk membantu dalam penanggulangan.

Komponen kritikal saat aktivasi EMT/CMT adalah memastikan semua anggota


EMT/CMT mengerti situasi yang terjadi dengan informasi yang tersedia. Ketika
seluruh anggota EMT/CMT berada di ruang control center maka kemungkinan
akan terdapat perbedaan pandangan terhadap situasi yang sedang terjadi yang
disebabkan kurangnya informasi yang tersedia. EC/CC harus memastikan
anggota EMT/CMT fokus terhadap hal-hal penting saat penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan briefing
mengenai Keadaan Gawat Darurat yang sedang terjadi berdasarkan informasi
yang ada.

EC/CC harus tetap menjalin dan menjaga komunikasi secara regular dengan
IC dan OSC di lapangan.

3.3.4 Menyiapkan Emergency/Crisis Control Center

Lokasi Emergency Control Center (ECC) / Crisis Control Center (CCC) harus
berada di lokasi yang merupakan lokasi kerja rutin EC/CC dan anggota
EMT/CMT. ECC/CCC harus tersedia 24 jam dan dikelola dengan baik, agar
tetap dalam kondisi siap digunakan.

Manajemen harus menunjuk petugas yang bertanggung jawab memelihara dan


menyiapkan ECC/CCC sewaktu-waktu dibutuhkan dan petugas yang ditunjuk
untuk mempersiapkan harus dapat dihubungi 24 jam. Untuk memudahkan,
petugas tersebut dapat ditunjuk dari anggota satuan pengamanan (SATPAM)
yang bertugas.

Untuk membantu petugas dalam mempersiapkan ECC/CCC, agar disiapkan


checklist. Checklist digunakan agar tidak ada peralatan yang terlewat saat
disiapkan. Checklist persiapan ECC/CCC dapat dilihat pada Lampiran 2.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 33 dari 76

Ketika anggota EMT/CMT memasuki ruangan ECC/CCC, diharuskan untuk


mengisi EMT/CMT check in/check out formulir yang terdapat di ECC/CCC.
Formulir ini digunakan untuk merekam anggota yang keluar dan masuk
ECC/CCC untuk memastikan siapa saja anggota yang berada di ruangan
ECC/CCC.

Ketika terjadi Keadaan Gawat Darurat dimana ECC/CCC yang tersedia tidak
dapat digunakan, disarankan agar membuat alternatif ECC/CCC.

3.3.5 Pemberitahuan Awal dan Perkembangan Keadaan Gawat Darurat


3.3.5.1 Penjelasan Awal Terkait Keadaan Gawat Darurat

Ketika anggota EMT/CMT memasuki ruangan ECC/CCC, mereka akan


segera mencari informasi yang diperlukan untuk mendukung
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat secara proaktif. Hal ini terutama
berkaitan dengan insiden yang terjadi di luar jam kerja, dimana akan
memerlukan waktu yang cukup lama dari mulai adanya laporan insiden
sampai dengan mobilisasi EMT/CMT. Informasi yang dibutuhkan antara lain:
- Deskripsi insiden atau Keadaan Gawat Darurat serta efek atau
dampaknya;
- Evaluasi mengenai penempatan EMT/CMT;
- Tugas dan tanggung jawab serta posisi apa yang akan mereka
tempati di dalam EMT/CMT;
- Deskripsi dari tindakan/strategi awal yang sudah dilakukan oleh IMT
di lapangan;
- Perkembangan dari tindakan penanggulangan yang sudah
dilakukan;
- Arahan dari EC/CC mengenai hal apa yang menjadi fokus utama
dalam operasi penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tersebut.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 34 dari 76

Briefing awal mengenai Keadaan Gawat Darurat dipimpin oleh EC/CC.


EC/CC akan memperkenalkan anggota EMT/CMT yang terpilih dan
memastikan mereka mengerti dan memahami akan:
- Keadaan Gawat Darurat yang sedang terjadi,
- Tindakan awal apa yang sudah dilakukan,
- Perencanaan dan objektif awal,
- Tindakan penting yang harus segera dilakukan untuk
menanggulangi Keadaan Gawat Darurat yang terjadi.

IRT, OSC, IC, EC dan CC harus memastikan briefing dilakukan dalam waktu
yang sama agar terdapat kesepahaman dalam penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat yang terjadi.

Setelah briefing dilakukan, EC/CC akan melakukan komunikasi dengan IC


untuk memberikan instruksi dan pemahaman terkait dengan strategi
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang terjadi.

3.3.5.2 Penjelasan Lanjutan Atas Perkembangan Keadaan Gawat Darurat

Cara terbaik dan efisien adalah melakukan briefing secara regular oleh
EC/CC untuk memastikan semua anggota EMT/CMT mempunyai
pemahaman yang sama mengenai perkembangan penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat. Briefing tambahan akan dilakukan segera apabila
terdapat informasi yang sangat penting untuk diketahui oleh seluruh anggota
EMT/CMT yang dapat berdampak kepada perubahan strategi
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Regular briefing ini merupakan
salah satu komunikasi paling efektif yang harus dilakukan oleh EC/CC
dengan alat komunikasi yang terbuka agar semua pihak terkait
mendapatkan informasi yang sama pada waktu yang sama.

3.3.6 Evaluasi Dampak Keadaan Gawat Darurat

IMT, EMT dan CMT harus melakukan evaluasi dampak terburuk atas terjadinya
suatu insiden atau Keadaan Gawat Darurat, sehingga dapat menentukan
sasaran dan tindakan penanggulangan yang tepat serta komunikasi/koordinasi
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 35 dari 76

yang dibutuhkan. Melakukan identifikasi masalah yang mungkin timbul dan


mengidentifikasi tindakan untuk mengatasinya, merupakan aspek yang sangat
penting sebagai langkah proaktif penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. IC
dan anggota IMT, EC dan anggota EMT serta CC dan anggota CMT harus
segera mengetahui dampak dari Keadaan Gawat Darurat yang terjadi untuk
menentukan hal-hal berikut ini:
- Berapa lama IRT, IMT, EMT dan CMT akan bekerja?
- Berapa banyak personil yang dibutuhkan?
- Apabila terdapat personil hilang, bagaimana kondisi mereka ketika
ditemukan?
- Apabila terdapat personil cedera, perawatan apa yang diperlukan,
kemana harus dievakuasi?
- Apakah bahaya-bahaya yang ada di tempat kejadian berpotensi untuk
meningkat secara signifikan?
- Apakah EMT/CMT mempunyai sumber daya yang cukup untuk
mengatasi permasalahan ketenagakerjaan, pemberian bantuan
terhadap personil atau keluarga yang terdampak Keadaan Gawat
Darurat yang terjadi?
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menanggulangi Keadaan
Gawat Darurat?
- Apakah berdampak terhadap lingkungan, kebudayaan dan kehidupan
masyarakat sekitar serta seberapa besar dampaknya?
- Apakah berdampak menimbulkan kerawanan, dan gangguan keamanan
Aset Perusahaan serta seberapa besar dampaknya?
- Apakah akan menarik perhatian instansi pemerintah, media dan
stakeholder lainnya pada saat penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat tersebut?
- Apakah ada kemungkinan dampak tuntutan hukum akibat dari Keadaan
Gawat Darurat tersebut?
- Bagaimana dampak jangka pendek dan jangka panjang dari segi
finansial akibat dari Keadaan Gawat Darurat dan penanggulangannya
tersebut?
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 36 dari 76

Setelah Semua kemungkinan potensi dampak Keadaan Gawat Darurat


diidentifikasi kemudian didiskusikan di dalam assessment meeting.

Berikut ini adalah hal hal yang perlu dipertimbangkan pada saat melakukan
evaluasi. Jika jawaban dari setiap pertanyaan di bawah adalah “YA”, maka EC
harus segera menginformasikan kepada CC.
- Apakah potensi dampak aktual dari Keadaan Gawat Darurat ini di luar
kemampuan EMT untuk menanggulanginya?
- Apakah Keadaan Gawat Darurat ini dapat merusak hubungan
Perusahaan dengan karyawan, kontraktor, kolega bisnis, pemerintah,
media atau stakeholder lainnya?
- Apakah Keadaan Gawat Darurat ini mengancam atau berpotensi
menyebabkan lisensi operasi/usaha dicabut dan tidak bisa melakukan
usaha lain di Indonesia?
- Apakah Keadaan Gawat Darurat berakibat penalty/denda dari
pemerintah?
- Apakah Keadaan Gawat Darurat ini berpotensi
menyebabkan/berpotensi menganggu kelangsungan bisnis usaha
Perusahaan?

3.3.7 Identifikasi Stakeholder

IMT dan/atau EMT dan/atau CMT harus melakukan identifikasi stakeholder dan
Pihak Ketiga serta pihak eksternal lainnya yang dapat membantu
penanggulangan atau yang memerlukan informasi mengenai Keadaan Gawat
Darurat yang sedang terjadi. Sangat penting untuk berkoordinasi dengan pihak-
pihak stakeholder, pihak ketiga serta pihak eksternal lainnya, untuk melakukan
penanggulangan yang terintegrasi sebagaimana mestinya. Public and
Government Relation Support bekerja sama dengan key stakeholder untuk
memastikan bahwa semua masukan dan ekspektasi mereka dapat dikelola
dengan baik dan tepat.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 37 dari 76

3.3.8 Menentukan Sasaran Strategis

IMT dan/atau EMT dan/atau CMT harus merancang sasaran objektif dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Objektif dapat saja berubah seiring
situasi yang berkembang dan harus menggambarkan karakteristik dari situasi
yang berlangsung dan dampak dari tindakan penanggulangan yang dilakukan.
Terutama di saat terjadinya kasus di mana IRT bekerja dalam waktu
berkepanjangan atau di luar jam kerja normal, atau ketika terjadi Keadaan
Gawat Darurat yang multi dimensi (contoh: Ledakan pipa yang menyebabkan
cedera pada personil, menimbulkan kebakaran, kerusakan fasilitas umum dan
lingkungan). Oleh karena itu sangatlah penting untuk melakukan evaluasi
sasaran strategis secara periodik. Sasaran strategis harus menggambarkan
prioritas Perusahaan saat terjadi insiden atau Keadaan Gawat Darurat, yaitu :
- Manusia
- Lingkungan termasuk masyarakat
- Aset/Properti
- Reputasi/Bisnis

Berikut sasaran/objektif dari tindakan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat


yang dapat diterapkan oleh IMT/EMT/CMT:
- Memastikan tindakan taktis penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
dilakukan sejalan dengan core value Perusahaan, Pedoman
Perusahaan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
- Memberikan tindakan bantuan secepatnya apabila diminta oleh IRT.
- Menentukan tindakan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan oleh
semua pihak stakeholder yang terdampak.
- Membuat rancangan alur komunikasi internal dan eksternal
- Merancang kerjasama dengan pihak ketiga yang dapat membantu
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
- Membuat rencana yang proaktif.
- Menerapkan finansial control yang sesuai dengan situasi yang
berkembang.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 38 dari 76

3.3.9 Tindakan Penanggulangan

3.3.9.1 Action Plan

IMT dan/atau EMT dan/atau CMT harus membuat rencana tindakan


penanggulangan yang sesuai dengan tipe dan jenis Keadaan Gawat Darurat
yang terjadi. Rencana tindakan ini akan dilaksanakan dan dikelola oleh IMT
dan/atau EMT dan/atau CMT. Rencana tindakan ini dibuat berdasarkan
sasaran strategis dan mencakup semua tindakan yang harus segera
dilakukan dan diselesaikan untuk dapat mengurangi dampak dari Keadaan
Gawat Darurat yang terjadi. Seluruh anggota IMT dan/atau EMT dan/atau
CMT mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan Action Plan sesuai
penugasan masing-masing. Anggota IMT dan/atau EMT dan/atau CMT
dapat meminta bantuan dari personil lain diluar IMT dan/atau EMT dan/atau
CMT apabila diperlukan.

3.3.9.2 Pusat Informasi

IC dan/atau EC dan/atau CC harus menetapkan salah satu anggota IMT


dan/atau EMT dan/atau CMT untuk mengelola pusat informasi.
Perkembangan Keadaan Gawat Darurat harus dievaluasi dan dimonitor
secara berkala. IC dan/atau EC dan/atau CC harus memantau dan
memastikan semua tindakan penanggulangan berjalan sesuai sasaran yang
ditetapkan dan berjalan efektif. IC dan/atau EC dan/atau CC harus
menetapkan dan melaksakan jadwal untuk pertemuan/meeting secara
regular termasuk didalamnya membahas mengenai briefing evaluasi dan
perkembangan situasi terkini. Sasaran dan rencana tindakan dapat
disesuaikan berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

Salah satu tantangan/kesulitan yang mungkin timbul adalah memastikan


seluruh anggota IMT dan/atau EMT dan/atau CMT tetap memiliki “situational
awareness”, dimana seluruh anggota IMT dan/atau EMT dan/atau CMT tetap
memperoleh informasi yang akurat dan terkini mengenai situasi, dampak dan
perkembangan proses tindakan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat di
Lapangan. Sehingga informasi tersebut dapat diolah dan dianalisa
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 39 dari 76

keterkaitan kesesuaian dengan sasaran dan rencana Tindakan yang telah


ditentukan. Oleh karena itu pusat informasi mempunyai peranan cukup
penting bagi IMT dan/atau EMT dan/atau CMT.

Seluruh informasi yang didapatkan oleh anggota IMT dan/atau EMT


dan/atau CMT harus di berikan kepada “pusat informasi” untuk kemudian
diolah menjadi data formal. Berikut ini adalah informasi umum yang
disarankan untuk dikelola oleh pusat informasi namun tidak terbatas pada:
➢ Data perkembangan Keadaan Gawat Darurat:
o Fakta-fakta Keadaan Gawat Darurat /insiden
o Data personil yang cedera
o Data kondisi aset yang terdampak
o Data terkait aspek HSSE di lapangan
o Informasi cuaca
➢ Data lingkungan sekitar yang terdampak
o Data akurat mengenai lokasi kejadian
o Peta
o Diagram, drawing, P&ID, Schematic
o Layout
➢ Perkembangan rencana tindakan penanggulangan
o Sasaran & strategi
o Informasi logistik
o Perkembangan detail tindakan yang dilakukan
o Key contact list

3.3.10 Melaksanakan Evaluasi Meeting

Tujuan utama dari meeting ini adalah untuk memastikan semua anggota IMT
dan/atau EMT dan/atau CMT fokus terhadap sasaran & rencana tindakan
penanggulangan yang ditetapkan dan memberikan kesempatan anggota IMT
dan/atau EMT dan/atau CMT untuk memberikan laporan terkini mengenai tugas
mereka. Meeting ini dipimpin oleh IC atau EC atau CC dan berlangsung sekitar
15 menit, disarankan agar meeting ini dilakukan setidaknya setiap 1 – 2 jam
dan disetiap pergantian shift.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 40 dari 76

3.3.11 Tanggapan Menghadapi Media

Seluruh pengelolaan dan pemberian informasi melalui media hanya dapat


dilakukan oleh:
- Bagian yang sudah ditunjuk Management berdasarkan persetujuan
Corporate Secretary.
- Seluruh anggota IMT, EMT dan CMT TIDAK DIPERKENANKAN
memberikan keterangan kepada media manapun.

3.3.12 Protokol Komunikasi

Komunikasi yang efektif dan efisien antar tim yang terlibat adalah sangat
penting dilakukan dalam penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Oleh
karena itu komunikasi yang masuk dan keluar antar tim yang terlibat harus
mengikuti protokol yang jelas dan ditetapkan. Protokol ini termasuk diantaranya:
- Penentuan awal mengenai metode dan waktu untuk melakukan update
komunikasi antar tim.
- Menetapkan “single point contact” untuk mengurangi pengulangan atau
perbedaan informasi.
- Identifikasi dan penentuan sarana komunikasi cadangan ketika sarana
komunikasi utama tidak berfungsi.
- Memastikan informasi yang melibatkan informasi sensitif (nama,
fasilitas, dan lainnya) diikuti dengan berita tertulis (fax, email, dan
lainnya).
- Menentukan alur komunikasi internal dan eksternal termasuk instansi
pemerintah, media, masyarakat sekitar, kolega bisnis dan stakeholder
lainnya.

Situational Status Report (SitRep) diambil dari Action Plan dan digunakan untuk
memberikan update informasi situasi Keadaan Gawat Darurat terkini. SitRep
dilaporkan oleh EC kepada CC secara regular atau pihak lainnya yang
dianggap memerlukan. SitRep tidak disarankan digunakan untuk mengirimkan
informasi rahasia. SitRep ini juga dapat gunakan oleh CC sebagai informasi
formal yang dapat diteruskan kepada pihak lain yang memerlukan.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 41 dari 76

3.3.13 Pergantian Shift dan Handover

Ketika pelaksanaan operasi penanggulangan Keadaan Gawat Darurat sering


kali membutuhkan waktu yang sangat panjang. Oleh karena itu perubahan shift
atau handover harus dikelola dan dimengerti dengan baik oleh seluruh anggota
IRT, IMT, EMT dan CMT.

Tujuan utama dari perubahan shift atau handover adalah untuk memastikan
kelangsungan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tetap berjalan sesuai
rencana yang ditentukan. Perubahan shift atau handover dilakukan antar
anggota IRT/IMT/EMT/CMT yang melakukan handover peran dan tanggung
jawab kepada personil yang menggantikannya sebagai anggota
IRT/IMT/EMT/CMT. Secara umum anggota IRT/IMT/EMT/CMT bertugas
sekitar 8-12 jam/hari tetapi OSC/IC/EC/CC mempunyai kewenangan untuk
melakukan perubahan shift lebih cepat, tergantung kebutuhan saat itu. Berikut
ini beberapa petunjuk dalam melakukan perubahan shift atau handover:
- Perubahan shift dilakukan secara rutin untuk memastikan seluruh
anggota IRT atau IMT atau EMT atau CMT memiliki waktu istirahat yang
cukup;
- Dilakukan secara bertatap muka;
- Mencakup rangkuman kejadian terkini dan tindakan yang masih
tertunda atau belum terselesaikan;
- Briefing kejadian dan penanggulangan dilakukan saat perubahan shift
oleh OSC atau Incident Commander atau Emergency Commander atau
Crisis Commander saat pergantian IRT atau IMT atau EMT atau CMT
di lapangan termasuk tindakan-tindakan prioritas yang dilakukan;
- Personil pengganti diharuskan datang sekitar 30 menit sebelum waktu
perubahan shift dan personil yang shiftnya berakhir harus menunggu 30
menit dari waktu perubahan shift untuk memastikan perpindahan
informasi berjalan tepat & efektif.

Personil pengganti bertanggung jawab untuk memastikan struktur organisasi


menggambarkan perubahan personil terbaru.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 42 dari 76

3.3.14 Pencabutan Status Keadaan Gawat Darurat dan Demobilisasi

IC/EC/CC dapat memutuskan membubarkan anggota IMT/EMT/CMT dan


menutup ECC/CCC ketika:
- Analisa terkini menunjukan bahwa potensi bahaya dari dampak
Keadaan Gawat Darurat atau insiden sudah tidak ada lagi (Tier 0) baik
terhadap manusia, lingkungan, aset atau property,
- Ancaman/dampak terhadap operasi Perusahaan secara keseluruhan
sudah dapat diminimalisir dan terkontrol,
- Tidak ada lagi prioritas sasaran/objektif IMT/EMT/CMT yang harus
diselesaikan,
- Tidak ada permintaan bantuan dari IRT di lapangan yang belum
terpenuhi sehubungan dengan tindakan penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat,
- IMT/EMT/CMT sudah menyelesaikan semua rencana tindakan yang
ditetapkan.

Setelah pencabutan status Keadaan Gawat Darurat dilakukan, maka harus


segera menginformasikan hal ini kepada Emergency Commander untuk Tier 1
atau Crisis Commander untuk Tier 2, kontraktor, pihak-pihak, lembaga luar
serta stakeholder lainnya yang terlibat dalam penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat. Kemudian IC/EC/CC segera melakukan pertemuan (debriefing
session) dengan anggota IMT dan/atau EMT dan/atau CMT. Hal ini penting
untuk mengambil pelajaran dari Keadaan Gawat Darurat yang terjadi dan
melakukan evaluasi terhadap proses penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
secara keseluruhan.

Debriefing Session

Debriefing harus segera dilakukan terhadap semua personil yang terlibat dalam aktivasi
& operasi IMT/EMT/CMT yang mencakup detail kejadian, aktivitas dan semua
kesulitan/halangan yang timbul. Hasil evaluasi aktivasi IMT/EMT/CMT dan tindakan
penanggulangan yang dilakukan akan memberikan input yang sangat penting untuk
melakukan perbaikan keseluruhan proses penanggulangan Keadaan Gawat Darurat.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 43 dari 76

3.3.15 Log Keeping (Dokumentasi Urutan Penanggulangan dan Kejadian)

EC/CC harus menunjuk seorang log keeper yang mencatat seluruh kejadian di
dalam log event yang berada di dalam ruangan ECC/CCC pada saat
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat berlangsung. Log keeper
mempunyai peranan yang sangat penting untuk memastikan seluruh informasi
tercatat secara konsisten saat berlangsungnya penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat. Setiap anggota EMT/CMT harus membuat individual log sheet
untuk mendokumentasikan informasi yang diterima sesuai urutannya dan
memberikan informasi tersebut kepada log keeper untuk didokumentasikan di
dalam log event. Individual log sheet harus disimpan sebagai bahan referensi,
terutama saat melakukan pergantian shift dengan anggota lain.

Individual log sheet juga dapat digunakan untuk mencatat pesan atau informasi
yang masuk ketika anggota EMT/CMT yang dituju tidak bisa menerima telepon.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mencatat log sheet:


- Ketika menerima informasi cukup mencatat hal penting saja tidak perlu
mencatat keseluruhan percakapan serta mencantumkan waktu
penerimaan informasi.
- Anggota EMT/CMT harus menggunakan penunjuk waktu (jam) yang
sama.
- Tuliskan pesan dengan rapi dan terbaca.

Apabila ada informasi sangat penting maka sebaiknya langsung


menginformasikan secara verbal kepada log keeper atau EC/CC sebelum
mengisi log sheet secara lengkap.

3.3.16 Investigasi Insiden

Semua insiden yang terjadi harus di investigasi dan dilaporkan sesuai Panduan
klasifikasi, pencatatan, pelaporan dan investigasi insiden dengan melibatkan
semua unsur atau fungsi yang dianggap relevan dengan kondisi Keadaan
Gawat Darurat tersebut.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 44 dari 76

3.3.17 Pemulihan dan Restorasi

Hampir setiap terjadinya insiden atau Keadaan Gawat Darurat akan


menyebabkan cedera terhadap manusia, kerusakan lingkungan, kerusakan
aset atau properti dan/atau reputasi perusahaan, maka tindakan pemulihan dan
restorasi harus segera dilakukan. Rencana dan tindakan pemulihan merupakan
tanggung jawab dari Management terkait atau yang terkena dampak insiden.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemulihan dan restorasi:
- Rehabilitasi Pekerja;
- Perbaikan lingkungan termasuk masyarakat;
- Perbaikan fasilitas atau Aset yang rusak;
- Penambahan atau perbaikan fasilitas dan peralatan penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat.

3.4 Simulasi Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat

Simulasi penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dilakukan untuk mengevaluasi


efektifitas pelatihan, program pendidikan, prosedur, peralatan dan kompetensi personil
yang melakukan tugas. Pelaksanaan simulasi dapat dilakukan secara exercise on table
ataupun full scale dengan periode minimum satu kali dalam satu tahun dengan
skenario mengikuti worst case scenario yang telah diidentifikasi sebelumnya. Skenario
harus disusun secara detail dan tidak diberikan kepada para obyek peserta simulasi,
dengan tujuan agar simulasi tersebut dapat mendekati kondisi yang sebenarnya.
Oknum dan peran didesain sesuai dengan kondisi sebenarnya namun peralatan
operasional atau peralatan pembantu lainnya yang dapat menganggu kegiatan
operasional Perusahaan harus menggunakan sistem dummy.

Anggota IMT dan/atau EMT dan/atau CMT yang bertugas untuk melakukan
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat harus dilibatkan dalam pelaksanaan
simulasi Keadaan Gawat Darurat. Panduan yang lebih rinci terkait pelaksanaan
simulasi ini dapat dilihat pada Lampiran 4.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 45 dari 76

3.4.1 Jadwal Simulasi Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat

Frekuensi simulasi dapat dilakukan pada saat berbeda, siang, malam, dan akhir
pekan, didasarkan pada waktu-waktu dimana IRT atau IMT atau EMT atau CMT
diharapkan untuk dapat melakukan respon yang lebih tanggap. Simulasi
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dilaksanakan minimum satu kali
dalam satu tahun.

3.4.2 Rencana Simulasi Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat

Skenario simulasi harus dibuat berdasarkan bahaya yang berpotensi


menimbulkan risiko terburuk (worst case scenario) atau Major Accident Hazard
(MAH) di Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi
serta dapat dikombinasikan agar setiap simulasi bisa memenuhi lebih dari satu
persyaratan, seperti evakuasi personil, penanganan kebakaran, penanganan
tumpahan B3 dll.

Simulasi dirancang untuk mengevaluasi efektivitas dari pelatihan dan selain itu
juga melihat kemampuan tim secara keseluruhan, namun dampak dan risikonya
harus tetap terukur.

Pada saat simulasi diharuskan menempatkan personil sebagai pengamat untuk


memberikan masukan atau kritik dan review untuk perbaikan. Pengamat
sebaiknya diberikan checklist/kuisioner untuk melihat kesesuaian terhadap
prosedur yang belaku.

3.4.3 Penilaian (Review) dan Dokumentasi Drill/Simulasi

Hasil pengamatan atau review harus segera didokumentasikan setelah simulasi


dilakukan, hal-hal yang harus didokumentasikan adalah :
- Tujuan dan jenis simulasi;
- Urutan simulasi;
- Hasil pengamatan dari para pengamat (observer);
- Diskusi mengenai apa yang berjalan baik dan apa yang harus diperbaiki;
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 46 dari 76

- Rekomendasi tindakan perbaikan, personil yang bertanggung jawab


untuk menyelesaikannya, target waktu penyelesaian harus
didokumentasikan dan direview secara berkala.

Laporan simulasi harus dikomunikasikan kepada Manajemen. Laporan harus


dapat merangkum keberhasilan, pembelajaran dan tindakan perbaikan
sehingga terlihat apakah pelatihan yang diberikan untuk tim sudah sesuai atau
diperlukan pelatihan lain untuk meningkatkan kemampuan personil tim.

3.5 Lembaga Keadaan Gawat Darurat Eksternal

Apabila terjadi Keadaan Gawat Darurat yang memerlukan bantuan dari pihak luar
untuk melakukan respon penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dalam membantu
IMT, maka Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi dapat
memiliki perjanjian khusus dengan lembaga penanggulangan gawat darurat eksternal
sehingga dapat segera melakukan tindakan ketika diperlukan. Lembaga eksternal ini
harus dievaluasi secara regular untuk memastikan bahwa Lembaga eksternal tersebut
dapat membantu IMT dalam menanggulangi Keadaan Gawat Darurat. Pada saat
melakukan drill, lembaga eksternal ini juga sebaiknya dilibatkan. Satuan Kerja
Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus memastikan nomor
kontak darurat lembaga eksternal tersebut tersedia dan IMT mengetahuinya serta di
lakukan review secara berkala.

3.6 Pelatihan dan Kompetensi

Setiap Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi


diharuskan untuk memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan ataupun kontraktor
dan diulangi setiap tahun mengenai pelaporan dan penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat. Program pelatihan untuk IRT, IMT, EMT atau CMT harus dibuat setelah tugas
dan tanggung jawab ditentukan.

Pelatihan harus diberikan untuk seluruh anggota IRT, IMT, EMT atau CMT sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Anggota IRT, IMT, EMT atau CMT hanya melakukan
tugas sesuai pelatihan yang mereka terima.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 47 dari 76

Frekuensi pelatihan dapat disesuaikan dengan standar kompetensi Perusahaan,


Peraturan Pemerintah dan standar industri yang diadopsi. Tujuannya adalah untuk
memastikan semua anggota IRT, IMT , EMT atau CMT telah kompeten dan dapat
melakukan tugasnya tanpa membahayakan diri sendiri ataupun orang lain.

Program pelatihan diharuskan minimal mencakup hal-hal berikut:


- Frekuensi – Seberapa sering pelatihan diberikan dan topik apa saja yang
diberikan?
- Format – Bagaimana format training dilaksanakan? menggunakan komputer,
ruang kelas, praktek lapangan atau kombinasi
- Penilaian pengetahuan – metoda apa yang digunakan? (contoh: tes dan
demonstrasi kemampuan)

3.7 Peralatan Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat

Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus


menyediakan peralatan yang sesuai untuk melaksanakan penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat. Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi
harus melakukan perawatan secara berkala (inspeksi dan tes) sesuai petunjuk pabrik
pembuat dan/atau regulasi yang berlaku. Program perawatan harus dibuat dan hasil
perawatan harus didokumentasikan termasuk rencana perbaikan ataupun penggantian
peralatan.

3.7.1 Pemadam Kebakaran

Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus


memastikan bahwa peralatan Keadaan Gawat Darurat yang sesuai dengan
tingkat bahaya tersedia dan selalu siap untuk digunakan. Peralatan tersebut
termasuk Alat Pemadam Api Ringan dan alat pemadam kebakaran lainnya
seperti: fire hydrant, deluge noozzles dan fire suppression system. Hal ini dapat
juga merujuk kepada standar yang ditetapkan Perusahaan ataupun peraturan
yang berlaku.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 48 dari 76

3.7.2 Respon/Evakuasi Medis

Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus


membuat rencana evakuasi medis termasuk transportasi untuk personil yang
terluka (contoh: perjanjian khusus dengan rumah sakit yang memiliki
ambulans). Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak
Perusahaan/Afiliasi harus memiliki daftar rumah sakit beserta dengan
kualifikasi penanggulangan medis yang dapat dilakukan dan nomor telepon
darurat harus tertera di dalam prosedur penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat.

Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi harus


menyediakan peralatan untuk memberikan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) yang sesuai dan mempunyai program perawatan untuk
peralatan tersebut serta memastikan personil diberikan pelatihan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (first aid).

3.8 Pusat Pengendalian Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat

Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset dan Anak Perusahaan/Afiliasi diharuskan


membuat/menetapkan control centre (pusat pengendali) yang bertempat di lokasi
aman dan tidak terlalu jauh dari lokasi Keadaan Gawat Darurat (green zone) bagi IMT.

Perusahaan diharuskan menetapkan Emergency Control Center (ECC) yang berlokasi


di area kerja Emergency Commander dan Crisis Control Centre (CCC) yang berlokasi
di area kerja Crisis Commander.

Personil yang akan ditempatkan di control centre harus mempunyai kemampuan untuk
pengoperasikan control centre dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota
control centre.

3.8.1 Peralatan dan Sumber Daya Pusat Operasi

Peralatan yang harus terdapat pada control centre dijelaskan di dalam


Lampiran 3
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 49 dari 76

3.8.2 Daftar Kontak (Contact List)

Daftar kontak anggota control centre harus dibuat dan diperbarui secara
berkala. Selain nomor key person yang termasuk di dalam contact list juga
harus mencantumkan nomor telepon cadangan sehingga dapat dihubungi
setiap saat diperlukan.

3.8.3 Layout Drawing / Denah Lokasi dan Peralatan

Layout fasilitas, schematic drawing, dan P&ID ataupun dokumen gambar


lainnya yang dapat menjelaskan lokasi Keadaan Gawat Darurat, harus tersedia
di control centre baik softcopy dan hardcopy.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 50 dari 76

LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Formulir Penerimaan Laporan Kejadian

PT PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk


CONTOH FORMULIR PENERIMAAN LAPORAN KEJADIAN
No : …./(Satuan Kerja Penanggung Jawab Aset)/(Tahun)

Pelapor/ Sumber Informasi


Nama : Tanggal
Jabatan/ Identitas : Waktu
Alamat : No.Telepon

1. Lokasi Kejadian : ………………………………………………………..

2. Waktu Kejadian : Tanggal :…………………………………..


Waktu :…………………………………..
3. Deskripsi Kejadian
……………………………………………………………………………..………….
…………………………………………………………………………………………

4. Dugaan penyebab kejadian


……………………………………………………………………………..………….
…………………………………………………………………………………………

5. Tindakan Penanggulangan/penanggulangan awal


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

6. Pihak eksternal yang terlibat dalam kondisi gawat darurat (jika ada)

Nama :
Alamat/ :
Instansi

Kategori Dampak Kejadian

□ Manusia □ Asset □ Lingkungan □ Keamanan


…………………. …………………….. …………………….. ……………………..

Petugas Penerima Laporan


Nama :

Jabatan :
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 51 dari 76

Lampiran 2. Checklist Persiapan Emergency/Crisis Control Center

NO TAHAPAN PERSIAPAN CHECK KETERANGAN

1 Mempersiapkan Daftar Hadir

Mempersiapkan Formulir Role &


Responsibilities untuk setiap anggota
2
EMT/CMT yang sudah tersedia di ruangan
Command Centre
Memastikan semua peralatan komunikasi
3
aktif dan dapat digunakan

Memastikan komputer siap digunakan dan


4
tersambung dengan internet

Memastikan printer, fax dan electronic


5
white board siap untuk digunakan

Memastikan status board siap untuk


6
dipakai
Menyiapkan dokumen yang dibutuhkan
seperti Emergency procedure, Drawings,
7
layout and maps yang sudah tersedia di
ruangan CC
Memberikan informasi terkini ketika EC/CC
8
leader tiba di ruangan CC.

Melaksanakan tugasnya sebagai anggota


9
EMT/CMT
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 52 dari 76

Lampiran 3. Daftar Peralatan Control Center

NO DAFTAR PERALATAN CHECK KETERANGAN

1 External and internal phones which work


in the event of power failure
2 Satellite Phone

3 Computer with internet access and Printer

4 Drawings (e.g.: P&ID, Schematic, facility


layout) & Maps
5 Electrical Whiteboard/Manual white
board, flipchart
6 Table and chairs to accommodate
EMT/CMT
7 Copy of Emergency Procedures (Site &
Corporate)
8 Incident response equipment lists
showing locations of equipment
9 Key Contacts lists, and internal phone
lists
10 Individual Log book

11 Assembly Coordinator Board

12 Casualty & Missing Board

13 Logistic Board

14 Log Events Board

11 Wall clock easily visible from all


locations in the Command Centre room
13 TV / Video

14 Desk phone

15 Lainnya….
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 53 dari 76

Lampiran 4. Contoh Assembly Coordinator Board

Muster Point
Total Expected Actual Missing Remark
Number
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 54 dari 76

Lampiran 5. Contoh Casualty & Missing Form

Status
No Nama Posisi Lokasi Kondisi
Hilang Korban
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 55 dari 76

Lampiran 6. Contoh Logistic Board

Support Call ID ETD ETA Location Assign Remark


PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 56 dari 76

Lampiran 7. Contoh Log Event Board

TIME EVENT ACTION


PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 57 dari 76

Lampiran 8. Panduan Perencanaan dan Pelaksanaan Latihan Simulasi


Penanggulangan Keadaan Gawat Darurat

PANDUAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN


LATIHAN SIMULASI PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

1. PENDAHULUAN

Rencana kesiapsiagaan dan respon terhadap Keadaan Gawat Darurat di kegiatan


operasional Perusahaan merupakan hal yang penting untuk memastikan dilakukannya
penanggulangan yang tepat, efektif, dan efisien. Dengan perencanaan dan
pelaksanaan latihan yang memadai, tindakan penanggulangan saat terjadi Keadaan
Gawat Darurat dapat diimplementasikan dengan optimal sehingga Keadaan Gawat
Darurat dapat dikendalikan dan kerugian yang lebih besar dapat dicegah.

Latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat merupakan salah satu metode yang
efektif dalam meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan mengenai:
- Pentingnya kewaspadaan terhadap terjadinya Keadaan Gawat Darurat di
kegiatan operasional Perusahaan;
- Mengembangkan dan menguji sistem manajemen kedaruratan;
- Mengevaluasi efektivitas koordinasi dan komunikasi antar Satuan Kerja
termasuk para pihak ketiga yang bekerja untuk Perusahaan; dan
- Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sumber daya yang dimiliki.

Untuk itu, perlu dibuat suatu panduan untuk merencanakan dan melaksanakan latihan
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang dapat diterapkan pada kejadian
seperti: kebocoran gas, kebakaran, ledakan, sabotase, ancaman bom, dan lainnya

1.1. TUJUAN

Panduan ini memiliki tujuan sebagai berikut :


- Untuk memberikan kerangka konseptual dan aspek metodologis dari
latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat;
- Untuk memandu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi latihan
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat; dan
- Untuk menyediakan alat-alat praktis saat melakukan pembuatan konsep,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi latihan penanggulangan
Keadaan Gawat Darurat.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 58 dari 76

1.2. REFERENSI
- Guidelines for Developing Emergency Simulations and Drills, Pan American
Health Organization, World Health Organization, Tahun 2011;
- Principal Emergency Response and Preparedness – Requirements and
Guidance, OSHA, Tahun 2004.

1.3. RUANG LINGKUP

Dalam menyusun rencana dan pelaksanaan simulasi penanggulangan Keadaan


Gawat Darurat ada empat tahapan dan duabelas langkah yang harus diperhatikan.
Tahapan dan langkah ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Tahapan Perencanaan dan Pelaksanaan


Simulasi Penanggulanan Keadaan Gawat Darurat

Tahap Langkah

1. KONSEP 1.1. Mengidentifikasi kebutuhan pelaksanaan


simulasi penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat

2. PERENCANAAN 2.1. Membentuk tim pengelola dan pelaksana


simulasi
2.2. Menentukan tujuan, sasaran, dan ruang lingkup
2.3. Menyusun rencana simulasi
2.4. Menyiapkan skenario simulasi
2.5. Mengidentifikasi dan menyediakan kebutuhan
logistik, sarana-prasaranan, serta perlengkapan
yang diperlukan
2.6. Mengidentifikasi dan memberikan pengarahan
kepada tim pengendali serta fasilitator
2.7. Memberikan pengarahan kepada peserta
(dilewatkan jika simulasi tidak terinformasikan)
2.8. Mempersiapkan dan melakukan komunikasi
kegiatan simulasi kepada pihak terkait

3. PELAKSANAAN 3.1. Melaksanakan kegiatan simulasi

4. EVALUASI 4.1. Mengevaluasi kegiatan simulasi serta


mengadakan sesi diskusi setelah kegiatan
simulasi
4.2. Menyusun laporan kegiatan simulasi (termasuk
rekomendasi tindakan perbaikan, jika ada)
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 59 dari 76

2. KONSEP LATIHAN PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT


2.1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN LATIHAN

Kita perlu menjawab pertanyaan mengenai apa yang kita butuhkan dari suatu
kegiatan latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Mengapa kegiatan
latihan tersebut perlu dilaksanakan, dan apa manfaatnya?

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam identifikasi kebutuhan latihan antara


lain:
- Hasil evaluasi latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
sebelumnya;
- Hasil pengamatan dan pembelajaran dalam pelaksanaan kerja sehari-hari;
- Perubahan dalam hal kebijakan dan prosedur operasi;
- Perlengkapan atau praktik-praktik baru;
- Kemampuan pekerja.

Sebagai contoh, jika diidentifikasi bahwa kegiatan latihan dibutuhkan guna


meningkatkan kemampuan pekerja, maka akan lebih baik jika kita melakukan
pembekalan kepada pekerja terlebih dulu. Pembekalan ini dapat dilakukan
bersamaan dengan latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat, atau
dilakukan sebelumnya. Materi pembekalan dapat menggunakan prosedur operasi
dan dokumen pendukung lainnya.

3. PERENCANAN LATIHAN PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

3.1. PEMBENTUKAN TIM

Untuk merencanakan dan melaksanakan latihan, perlu dibentuk suatu tim


pengelola latihan yang terlibat langsung di dalamnya. Ruang lingkup dan
kompleksitas kegiatan latihan akan menentukan jumlah anggota tim.

Tim pengelola latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat bertanggung


jawab:
- Membuat sasaran dan tujuan;
- Menentukan ruang lingkup (skala dan jenis kegiatan);
- Melakukan pertemuan perencanaan dan progress kegiatan;
- Menyiapkan skenario dan berbagai dokumen yang diperlukan;
- Menunjuk ‘tim pengendali kegiatan latihan’ beserta staf pendukung lainnya;
- Melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan;
- Memfasilitasi diskusi setelah kegiatan latihan;
- Mengevaluasi kegiatan latihan;
- Menyiapkan laporan kegiatan latihan dengan mempertimbangkan sasaran
dan tujuan kegiatan tersebut.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 60 dari 76

Susunan tim pengelola latihan sebaiknya terdiri atas:


a. Pemimpin Tim Pengelola Latihan
Pemimpin Tim Pengelola Latihan membawahi semua fungsi dan memiliki
tanggung jawab antara lain :
- Memimpin pengelolaan keseluruhan pelaksanaan latihan
- Memastikan peserta berpeluang mencapai tujuan dan sasaran
- Menerapkan/mengelola jadwal pelaksanaan latihan
- Melakukan simulasi aktivitas yang tidak dijalankan oleh peserta
- Mengelola risiko dan keselamatan selama latihan.
b. Fungsi Penulis
Fungsi Penulis bertanggung jawab untuk menyiapkan skenario, menyusun
perincian jadwal pelaksanaan latihan dan bahan-bahan lainnya yang
diperlukan sebagai masukan atau bahan acuan. Fungsi Penulis dapat
melibatkan pendapat para ahli untuk memastikan dokumen yang disiapkan
akurat dan realistis.
Semua bahan tertulis harus jelas, tidak ambigu dan sebaiknya menghindari
penggunaan singkatan atau jika perlu, memasukkan daftar singkatan
/akronim. Bahan yang ditulis harus disiapkan sesuai dengan target pesertanya
dan menggunakan bahasa yang tepat.
c. Fungsi Logistik
Fungsi logistik bertanggung jawab dalam mengidentifikasi, menyediakan,
mengatur, merawat, serta mengembalikan sumber daya fisik dan pelayanan
yang diperlukan.
d. Fungsi Fasilitator/ Pengendali Kegiatan Latihan
Fungsi Fasilitator harus berkoordinasi dengan Pemimpin Tim Pengelola
Latihan saat pelaksanaan latihan dan memastikan latihan berjalan dengan
efektif dan aman melalui hal-hal berikut ini:
- Membantu Fungsi Penulis dalam penyusunan skenario
- Memantau para peserta
- Membantu agar tercipta suasana yang realistis
- Menjaga lancarnya pelaksanaan latihan
- Memberikan peraturan dan informasi skenario kepada peserta
- Membantu peserta mencapai saasaran yang sudah ditetapkan
e. Fungsi Evaluator
Fungsi evaluator bertanggung jawab terhadap aspek antara lain:
- Menentukan poin-poin evaluasi dengan mempertimbangkan tujuan,
sasaran, dan ruang lingkup/kerumitan latihan
- Membuat rencana evaluasi sesuai dengan tujuan, sasaran, dan fokus
evaluasi;
- Membuat pertanyaan kunci beserta metode untuk mengambil data dan
melakukan analisisnya; dan.
- Dokumentasi temuan-temuan untuk laporan evaluasi pasca-kegiatan.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 61 dari 76

Tergantung skala dan kerumitan latihan, Fungsi evaluator dapat menunjuk


seorang koordinator yang akan mengawasi proses evaluasi, melatih serta
memberikan pengarahan awal kepada para evaluator. Koordinator harus
mengetahui dengan baik kegiatan latihan, tujuan dan sasarannya.
f. Fungsi lain, (jika diperlukan)
Fungsi/tim lain mungkin diperlukan, bergantung pada skala dan jenis kegiatan
latihan. Fungsi-fungsi tersebut dapat mencakup media/komunikasi, petugas
hukum, atau K3.

3.2. PENENTUAN TUJUAN, SASARAN, DAN RUANG LINGKUP


3.2.1. Tujuan
Pernyataan tujuan kegiatan dapat bersifat umum atau spesifik, sesuai dengan
hasil identifikasi kebutuhan latihan. Dengan tujuan yang jelas, ruang lingkup
(jenis, ukuran, serta kompleksitas) dan sasaran kegiatan akan dapat
ditentukan dengan jelas pula.

Komponen-komponen inti dari suatu pernyataan tujuan kegiatan latihan dapat


dipandang sebagai “maksud” dan “konteks” dari kegiatan latihan tersebut.

3.2.2. Sasaran
Sasaran latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat adalah pernyataan
spesifik yang menjabarkan apa yang ingin dicapai. Sasaran kegiatan latihan
harus:
- Jelas dan singkat;
- SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Task-related)
- Dijelaskan di awal fase penyusunan konsep.

Catatan:
Untuk menjawab berbagai tujuan dan sasaran yang ditetapkan, mungkin
dibutuhkan serangkaian latihan beserta aktivitas-aktivitasnya yang relevan, dan
bukan suatu kegiatan latihan yang rumit dan berskala besar, yang berupaya
mencapai segala hal.

3.2.3. Ruang Lingkup


Pendefinisian ruang lingkup kegiatan latihan dapat mengidentifikasi hal-hal
yang perlu ditambahkan atau dihilangkan. Permasalahan yang sering terjadi
adalah “perluasan ruang lingkup”, ketika tekanan pribadi dan kelembagaan
memperluas tujuan dan sasaran kegiatan latihan. “Perluasan ruang lingkup”
seperti ini perlu dihindari karena cenderung memperumit pelaksanaan
kegiatan latihan, dan menyulitkan kegiatan tersebut mencapai tujuan serta
sasaran awalnya. “Perluasan ruang lingkup” juga mengaburkan fokus
kegiatan latihan sehingga menghasilkan kajian kegiatan yang bersifat dangkal
dan tidak kritis.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 62 dari 76

Ruang lingkup kegiatan latihan harus memenuhi hal-hal berikut ini:


- Terfokus tapi sekaligus cukup luas agar kegiatan dapat mencapai
sasaran yang ditetapkan
- Mempertimbangkan ketersediaan serta komitmen dari staf dan
lembaga kunci yang ikut-serta
- Sesuai dengan kemampuan peserta (sasaran kegiatan adalah untuk
menguji, bukan mengintimidasi)
- Mempertimbangkan tahap dan tingkatan kegiatan
- Dapat dicapai dengan anggaran yang tersedia.

3.3. PENENTUAN JENIS LATIHAN

Kegiatan latihan dapat berupa kegiatan sederhana atau rumit, mulai dari tim kecil
yang berlatih mempraktikkan kegiatan sederhana, sampai beberapa organisasi
yang bersama-sama melakukan latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat
berskala besar.

Ada dua jenis utama latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat:


- Desk/Table-Top Exercise;
- Drills.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika menentukan jenis latihan


adalah:
- Keterampilan atau pengalaman tim pengelola kegiatan;
- Identifikasi kebutuhan pelatihan;
- Tempat;
- Kemampuan peserta
- Kesanggupan peserta untuk hadir;
- Waktu persiapan (waktu antara dimulainya perencanaan sampai
pelaksanaan);
- Ketersediaan waktu untuk melaksanakan kegiatan latihan;
- Ketersediaan sumber daya;
- Anggaran.

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, jenis latihan bisa diawali dengan


serangkaian kegiatan kecil untuk membangun kemampuan peserta, seperti
dimulai dari kegiatan sederhana berjenis diskusi, lalu secara bertahap diperkuat
dengan kegiatan-kegiatan lapangan dan operasional yang lebih rumit.

Catatan:
Latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat tidak harus berupa satu jenis
kegiatan saja, tetapi dapat berupa gabungan dari beberapa jenis latihan yang
berbeda
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 63 dari 76

3.3.1. Desk/Table-Top Exercise

Table-top exercise merupakan latihan penanggulangan Keadaan Gawat


Darurat yang dilakukan di atas meja dengan membahas suatu skenario
Keadaan Gawat Darurat dan peserta diharuskan memberikan tanggapan
terhadap berbagai situasi sesuai dengan perannya dalam Keadaan Gawat
Darurat. Kegiatan table-top exercise berguna dalam membangun
kesepakatan mengenai pendekatan-pendekatan yang akan diambil
terhadap kejadian tertentu, menilai efektivitas rencana, menjalin komunikasi,
dan mengeksplorasi ide atau pendekatan baru dalam menanggulangi
Keadaan Gawat Darurat.

Table-top exercise cenderung mengalir secara bebas, informal, dan


eksploratif dibandingkan jenis latihan lainnya. Kegiatan ini hanya
memerlukan ruangan dan papan tulis. Selain itu, kegiatan ini dapat
dilaksanakan sebagai kegiatan yang berdiri sendiri atau sebagai permulaan
dari kegiatan drills.

3.3.2. Drills
Drills merupakan latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat yang
dilakukan melalui pengerahan peserta latihan secara aktual ke lapangan
untuk melihat respons yang dilakukan terhadap skenario Keadaan Gawat
Darurat yang dibuat.

Drills berskala besar dapat melibatkan lembaga-lembaga eksternal (seperti


Rumah Sakit) sehingga melibatkan banyak orang dan memerlukan sebuah
tim pengelola yang besar pula untuk mengarahkan dan memfasilitasi
kegiatan. Meskipun membutuhkan sumber daya yang besar, kegiatan drills
berskala besar merupakan cara efektif untuk:
- melatih, mengembangkan, atau menilai kompetensi personel
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat di lapangan;
- melatih koordinasi dan kerja sama antar lembaga;
- mengevaluasi pelaksanaan prosedur penanggulangan Keadaan
Gawat Darurat;
- melatih pengerahan personel dalam jumlah besar di lapangan.

Drills berskala lebih kecil berfokus pada pelaksanaan kegiatan spesifik


seperti kebakaran kecil atau kecelakaan lalulintas. Kegiatan drills berskala
kecil biasanya digunakan untuk membuat atau memvalidasi kebijakan atau
prosedur baru, untuk melatih dan memelihara keterampilan, atau untuk
memberikan pelatihan mengenai peralatan baru.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 64 dari 76

3.4. PEMBUATAN SKENARIO

Skenario latihan penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dikembangkan dengan


menggunakan sebuah ‘situasi kejadian’ yang disertai dengan berbagai masukan
dalam urutan waktu tertentu.

3.4.1. Skenario Situasi Kejadian


‘Skenario situasi kejadian’ memberikan latar belakang dan informasi
terperinci kepada peserta latihan tentang lokasi, kondisi lingkungan sekitar
kejadian, pihak yang menjadi korban, iklim/cuaca, kegiatan atau kejadian
yang relevan di daerah setempat, dan informasi lain mengenai hal-hal
khusus yang dapat berpengaruh terhadap Keadaan Gawat Darurat.
Skenario situasi kejadian perlu diberikan kepada peserta sebelum
pelaksanaan kegiatan.

3.4.2. Skenario Masukan


‘Skenario masukan’ digunakan untuk mengarahkan kegiatan latihan.
Skenario masukan dapat berupa permasalahan yang realistik, kejadian, atau
informasi yang perlu ditanggapi oleh peserta latihan sesuai perannya dalam
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat. Masukan tersebut dapat
disimulasikan dalam bentuk panggilan telepon, berita di media, e-mail, atau
media simulasi lainnya. Skenario masukan perlu diatur dalam susunan yang
kronologis, logis, dan perinciannya dicatat dalam rangkaian kejadian pada
‘jadwal pelaksanaan latihan’.

Skenario masukan digunakan untuk:


- Menyediakan permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta
- Membatasi pilihan tindakan yang dapat diambil oleh peserta
- Mengarahkan tindakan peserta.

3.4.3. Jadwal Pelaksanaan Latihan


Suatu kegiatan latihan dapat dilaksanakan dalam durasi yang sebenarnya
(khususnya untuk drills) atau waktu yang dipadatkan atau terkompresi
(memungkinkan skenario durasi disetting lebih cepat). Untuk tujuan
tersebut, tim perencana kegiatan perlu membuat sebuah jadwal
pelaksanaan kegiatan latihan.

Jadwal pelaksanaan latihan digunakan untuk:


- Mencatat perincian urutan waktu kejadian
- Indikasi kapan setiap kejadian dilaksanakan dan rentang waktunya,
termasuk pada tahap briefing atau sesi informasi awal, tahap
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 65 dari 76

pelaksanaan kegiatan itu sendiri, dan pada tahap diskusi penyimpulan


akhir atau post-briefing
- Identifikasi penanggung jawab setiap penugasan
- Memberikan panduan mengenai laju dan arah kegiatan latihan.
- Mengendalikan durasi latihan

Kerumitan jadwal pelaksanaan kegiatan bergantung pada ukuran dan skala


kegiatan latihan. Drills membutuhkan lebih banyak masukan ketimbang
table-top exercise. Pengendali kegiatan dapat memodifikasi alur dan
kemajuan latihan untuk memastikan tercapainya sasaran yang telah
ditetapkan.

Pada saat menyusun suatu kegiatan latihan, tim perencana perlu


mengantisipasi berbagai kemungkinan respons terhadap masukan yang
diberikan dan membuat rencana cadangan jika kegiatan latihan berjalan di
luar perencanaan.

3.5. PENYEDIAAN LOGISTIK


Logistik yang diperlukan akan bergantung pada jenis dan kerumitan latihan
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat, ruang lingkup, serta jumlah peserta.
Logistik yang perlu diperhatikan antara lain:
- Tempat yang memadai untuk melakukan pengarahan dan diskusi timbal
balik di akhir kegiatan.
- Kesehatan serta kenyamanan para peserta karena latihan dapat
menimbulkan stres dan melelahkan.
- Akomodasi dan konsumsi yang baik.
- Peralatan dan bahan-bahan sesuai skenario Keadaan Gawat Darurat.

Para peserta juga perlu diidentifikasi sebelum kegiatan untuk meningkatkan


kemungkinan mereka menghadiri kegiatan. Para atasan dan kepala unit kerja
harus diberi informasi terlebih dahulu mengenai tujuan dan sasaran kegiatan
latihan untuk memastikan dukungan mereka atau akan lebih baik jika mengadakan
pertemuan sosialisasi sebelumnya.

3.5.1. Kegiatan Table-Top Exercise


Kegiatan table-top exercise memerlukan ruang pertemuan yang memadai
sesuai jumlah peserta yang terlibat dan mungkin memerlukan ruang atau
fasilitas lebih jika diperlukan diskusi kelompok yang terpisah. Bahan-bahan
yang biasanya diperlukan untuk table-top exercise antara lain proyektor,
papan tulis, kartu berwarna-warni, pena, dan lainnya.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 66 dari 76

3.5.2. Kegiatan Drills


Kegiatan drills memerlukan penilaian yang seksama mengenai logistik apa
yang perlu disediakan. Hal ini bisa diidentifikasi dari kegiatan-kegiatan apa
yang akan dijalankan dalam latihan. Tempat pelaksanaan latihan wajib
dilihat terlebih dahulu untuk melakukan penilaian mengenai infrastruktur
yang ada serta ketersediaan logistik pendukung. Prasarana dan bahan-
bahan yang diperlukan harus disediakan.

Karena kegiatan drills mencoba meniru situasi sesungguhnya tanpa


berupaya mengarahkan situasi, jauh hari sebelumnya harus sudah
dipersiapkan rencana-rencana kontinjensi untuk berbagai skenario yang
mungkin berkembang.

Pengaturan logistik juga harus mencakup cuaca buruk dengan menyediakan


jas hujan atau pelindung dari matahari. Minuman dan makanan untuk staf
juga harus disediakan. Tempat alternatif atau cadangan harus ada kalau-
kalau perlu dilakukan perubahan.
Catatan:
Dalam drills, keselamatan staf perlu dipastikan saat mereka melakukan pekerjaan di
sekitar mesin operasional atau lokasi kejadian. Jika diperlukan, sediakan alat
pelindung diri dan lakukan pertemuan awal atau briefing.

3.6. PENGARAHAN KEPADA FASILITATOR


Kegiatan latihan perlu dikelola dengan teliti dan hati-hati. Bahkan latihan yang
sederhana pun perlu pendekatan yang terkoordinasi dalam hal perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasinya. Untuk itu, sebelum pelaksanaan latihan, perlu
dilakukan pengarahan terhadap Fasilitator yang akan bertugas untuk memastikan
latihan berjalan dengan efektif dan aman.
Pemimpin Tim harus memberikan pengarahan dan memastikan para fasilitator
telah memperoleh informasi yang memadai tentang scenario latihan dan paham
terhadap mekanisme komunikasi tim, prosedur dan sistem tanggap gawat darurat.
Fasilitator harus teridentifikasi dengan jelas, misalnya dengan menggunakan baju
berlencana, rompi, atau topi.

3.7. PENGARAHAN KEPADA PESERTA


Kegiatan latihan tidak bertujuan mengintimidasi peserta atau menilai individu
maupun satuan kerja. Karena itu, prosedur, peran dan tanggung jawab tim
penanggulangan Keadaan Gawat Darurat perlu dipahami dengan baik oleh
seluruh peserta. Jika kesiapsiagaan dan respons darurat tidak dipahami dengan
baik, kegiatan latihan bisa jadi terasa mengancam dan tidak produktif.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 67 dari 76

Jika prosedur, peran dan tanggung jawab tim penanggulangan Keadaan Gawat
Darurat belum dipahami dengan baik, maka perlu dilakukan pelatihan awal.
Pelatihan semacam ini dapat dilakukan sebelum kegiatan latihan, sesaat sebelum
kegiatan dilakukan, atau bahkan selama kegiatan seiring berkembangnya kegiatan
latihan menjadi beberapa bidang aktivitas baru.

3.8. KOMUNIKASI KEPADA PIHAK INTERNAL


Komunikasi kepada pihak internal selayaknya dilakukan sejak awal perencanaan
pelaksanaan simulasi. Komunikasi dari Tim Pengelola kepada manajemen puncak
di suatu organisasi/perusahaan merupakan hal yang esensial, hal ini bertujuan
agar kegiatan simulasi tidak menghambat pelaksanaan suatu kegiatan yang
kritikal dan strategis. Selain itu, Tim Pengelola sebaiknya mengkomunikasikan
juga rencana pelaksanaan simulasi kepada fungsi Health, Safety, Security and
Environment Holding guna koordinasi yang lebih luas. Hal ini untuk menghindari
terjadinya pelaksanaan simulasi oleh beberapa instansi di tempat yang sama.

3.9. KOMUNIKASI KEPADA PIHAK EKSTERNAL


Komunikasi kegiatan latihan harus dipikirkan pada dua tataran:
- Komunikasi pelaksanaan latihan, dan
- Komunikasi peran pihak eksternal.

Komunikasi merupakan bidang khusus dalam sebuah aktivitas dan sebaiknya


melibatkan fungsi-fungsi yang terkait dengan kegiatan komunikasi di Perusahaan,
baik di dalam persiapan kegiatan maupun sebagai bagian dari kegiatan itu sendiri,
bergantung pada ruang lingkup.

3.9.1. Komunikasi Pelaksanaan Latihan


Bergantung pada ruang lingkup dan besarnya kegiatan latihan, kita perlu
menginformasikan kepada pihak-pihak dan pemangku kepentingan yang
terkait, seperti pelanggan dan masyarakat. Kegiatan drills berskala besar
yang dilakukan tanpa komunikasi terlebih dahulu dapat menyebabkan
kekhawatiran dan bahkan meruntuhkan kepercayaan pasar. Dengan
demikian, penting untuk memberi tahu masyarakat dan pemangku
kepentingan lain mengenai kegiatan latihan ini sebelumnya. Komunikasi
harus dirancang untuk kelompok target yang spesifik — apakah untuk
masyarakat umum, pelanggan, dsb. Selain itu, harus disiapkan pesan-pesan
yang tepat dengan memanfaatkan kombinasi media yang paling tepat.

Komunikasi efektif yang mengabari masyarakat dan pelanggan mengenai


kegiatan latihan juga sangat penting dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat dan memperoleh dukungan untuk kesiapsiagaan dan respons
tanggap gawat darurat.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 68 dari 76

3.9.2. Komunikasi Peran Pihak Eksternal


Komponen kunci kesiapsiagaan dan respons tanggap gawat darurat yang
efektif adalah terbangunnya dukungan yang kuat dari pihak-pihak eksternal
yang terkait dalam hal pencegahan berkembangannya Keadaan Gawat
Darurat. Cara terbaik mendapatkan dukungan tersebut adalah dengan
meningkatkan pemahaman pihak pihak eksternal yang terkait dengan
prosedur penanggulangan Keadaan Gawat Darurat dan peran mereka
dalam tindakan respons. Untuk itu, diperlukan program komunikasi yang
efektif.

4. PELAKSANAAN LATIHAN

Setelah segala hal disiapkan dengan seksama, maka masuk kepada pelaksanaan
simulasi. Agar pelaksanaan simulasi dapat dievaluasi secara holistik, maka Tim
Pengelola wajib mengundang berbagai pihak untuk menjadi observer, termasuk HSSE
Holding.

4.1. AKTIVITAS PERMULAAN PELAKSANAAN LATIHAN


Beberapa aktivitas perlu dilakukan permulaan pelaksanaan latihan meliputi:
- Pemeriksaan akhir semua kesiapan logistik.
- Sesi penjelasan terakhir bagi staf pelaksana kegiatan latihan untuk
memastikan kesiapan;
- Penempatan staf pengendali atau fasilitator dan personel pendukung, jika
diperlukan (terutama untuk drills);
- Penempatan peserta kegiatan latihan, jika diperlukan;
- Laporan fasilitator dan evaluator kepada pemimpin kegiatan latihan bahwa
semua telah siap.

Kegiatan table-top exercise biasanya dimulai dengan penyampaian subyek


kegiatan oleh fasilitator kepada peserta dan diikuti pemberian pesan yang berisi
potongan informasi pertama dari skenario. Sementara itu, kegiatan drills biasanya
dimulai dengan pesan melalui radio atau telepon yang menyampaikan berita
kejadian tertentu dan diikuti oleh suatu bentuk respons dari satuan kerja yang
memimpin.

4.2. AKTIVITAS SEPANJANG PELAKSANAAN LATIHAN


Aktivitas sepanjang pelaksanaan latihan dikelola oleh pemimpin tim, tim
pengendali latihan, dan fasilitator dengan merujuk pada naskah skenario latihan.
Pemimpin tim dapat menghentikan kegiatan untuk sementara dalam rangka
mengubah arah maupun meningkatkan atau menurunkan kecepatannya agar
sasaran kegiatan dapat tercapai.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 69 dari 76

Fasilitator mendukung pemimpin tim dengan memastikan bahwa kegiatan di


semua lokasi berjalan dengan lancar dan masukan yang tepat diberikan sesuai
dengan jadwal. Fasilitator harus siap dalam menanggapi respons dari peserta dan
mengambil tindakan yang sesuai.

Pemimpin dan tim fasilitator latihan perlu mengadakan sesi penjelasan atau
diskusi secara berkala untuk memastikan pengelolaan kegiatan yang efektif
sehingga momentum dapat terjaga dan sasaran kegiatan dapat tercapai. Dengan
menjaga komunikasi, tim fasilitator dapat memelihara kendali dan pengawasan
terhadap kegiatan latihan.

Perkembangan kegiatan dapat dimonitor dengan:


- Mengawasi tindakan peserta;
- Laporan/dokumen lapangan yang disiapkan selama latihan;
- Diskusi singkat secara berkala selama kegiatan latihan.

Fasilitator kegiatan latihan dapat:


- Menghentikan kegiatan untuk sementara dan memberikan panduan (jika
peserta dan kegiatan latihan bergerak menjauhi sasaran);
- Menghentikan kegiatan, memberikan penjelasan, dan mengulang kembali
(jika kegiatan latihan telah berada di luar sasaran yang ingin dicapai);
- Menghentikan kegiatan latihan (apabila muncul masalah keselamatan
yang besar);
- Membiarkan tindakan yang salah untuk melihat apakah peserta dapat
mengatasi hambatan untuk mencapai sasaran.

5. EVALUASI LATIHAN PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

Pemimpin tim bertanggung jawab untuk menyelesaikan kegiatan dan menyampaikan


hasilnya kepada peserta. Kegiatan latihan dapat diakhiri dalam kondisi berikut ini:
- Pada waktu yang telah ditentukan (berdasarkan jadwal);
- Tugas yang ditetapkan telah selesai;
- Semua sasaran berhasil dicapai;
- Apabila terdapat aktivitas lain yang menghalangi penyelesaian kegiatan latihan.

Pada suatu drills, berbagai instansi atau fungsi yang terlibat dapat secara bertahap
menghentikan kegiatan saat tujuan mereka masing-masing sudah tercapai, asalkan
penghentian tersebut tidak berdampak pada fungsi yang tengah dijalankan oleh
peserta lain.
Catatan:
fasilitas/tempat dan semua perlengkapan harus dikembalikan pada kondisinya
seperti sebelum digunakan untuk latihan. Ini merupakan permasalahan khusus pada
drills.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 70 dari 76

5.1. DEBRIEFING

Serangkaian sesi tanya-jawab penyimpulan (debriefing) wajib dilakukan setelah


penyelesaian sebuah latihan untuk memastikan agar peserta dan tim pengendali
latihan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari kegiatan, dan ada
pembelajaran yang berguna bagi kegiatan latihan di masa datang.

Berbeda dengan sesi penjelasan (briefing) yang biasanya dimulai dengan


informasi umum sebelum beranjak ke penjelasan yang lebih terperinci, sesi tanya-
jawab penyimpulan merupakan kebalikannya. Dalam hal ini, informasi terperinci
pertama-tama dikumpulkan di tingkat yang lebih rendah (informasi spesifik),
kemudian disampaikan ke tingkat yang lebih tinggi (informasi umum) atau
diteruskan ke sesi tanya-jawab selanjutnya.

Bergantung pada skala latihan, sesi debriefing secara umum dibagi menjadi:
- Sesi tanya-jawab penyimpulan langsung (hot debrief, diadakan langsung
setelah kegiatan) untuk peserta, tim pengendali, dan fasilitator kegiatan
latihan.
- Sesi tanya-jawab penyimpulan formal (formal debrief) yang dapat
melibatkan satu atau berbagai lembaga, beberapa/semua peserta,
manajer, fasilitator kegiatan latihan dan/ atau tim pengelola latihan.

5.1.1. Sesi Tanya-Jawab Penyimpulan Langsung (Hot Debrief)


Semua peserta latihan perlu berpartisipasi dalam sesi tanya-jawab
penyimpulan langsung, agar informasi dan umpan balik dapat dicatat saat
masih segar dalam ingatan. Sesi ini biasanya dijalankan oleh seorang
pemimpin kelompok atau supervisor suatu area fungsional guna membantu
mengidentifikasi permasalahan atau kekhawatiran. Suatu sesi pleno
sebaiknya diadakan untuk mengumpulkan semua peserta, atau setidaknya
sebanyak mungkin peserta, guna memastikan adanya pemahaman yang
meluas mengenai latihan serta hasil dan rekomendasi yang diperoleh dari
latihan tersebut.
Sesi tanya-jawab penyimpulan langsung memungkinkan semua peserta
memahami bagaimana latihan dilaksanakan, dan bagaimana peran atau
fungsi yang mereka jalankan dapat mempengaruhi kegiatan. Semua peserta
harus memberikan masukan baik melalui forum tatap muka maupun dengan
mengisi formulir survei peserta.

Sesi tanya-jawab penyimpulan langsung perlu mencakup hal-hal berikut ini:


- Apa saja yang sudah berjalan dengan baik dalam kegiatan latihan;
- Apa yang perlu ditingkatkan dan perlu diperbaiki;
- Rekomendasi untuk memperkuat respons di masa mendatang.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 71 dari 76

5.1.2. Sesi Tanya-Jawab Penyimpulan Formal (Formal Debrief)


Pelaksanaan sesi tanya-jawab penyimpulan formal memberikan
kesempatan bagi perwakilan lembaga dan staf pelaksana kegiatan untuk
menyoroti area-area kekhawatiran sekaligus hasil positif yang diperoleh.
Sesi ini dapat dilaksanakan pada waktu yang berbeda dengan pelaksanaan
kegiatan latihan, bergantung pada bagaimana kegiatan berjalan.

Sesi tanya-jawab penyimpulan resmi sebaiknya dipimpin oleh fasilitator yang


berpengalaman dan difokuskan pada aspek-aspek kelembagaan strategis
dari kegiatan latihan yang mungkin membutuhkan diskusi dan rekomendasi
lebih lanjut. Apabila yang dilaksanakan adalah kegiatan latihan multi-
lembaga, perwakilan dari semua lembaga yang terlibat perlu hadir.

Pada semua jenis sesi tanya-jawab, perlu diadopsi sebuah format baku
disertai distribusi agenda untuk memandu diskusi. Peserta dapat
berkontribusi dalam sesi tanya-jawab dalam bentuk lisan maupun tertulis,
namun semua informasi yang diberikan tetap harus terekam agar dapat
digunakan dalam laporan kegiatan latihan.

Di awal sesi tanya-jawab, fasilitator perlu menyebutkan tujuan dan sasaran


dari sesi tersebut dengan jelas. Berikut ini adalah panduan mengenai hal-hal
yang perlu tercakup dalam sesi tanya-jawab penyimpulan resmi kegiatan
latihan:
- Menilai apa saja yang bekerja dengan baik, apa yang tidak bekerja,
dan bidang-bidang apa yang perlu ditingkatkan
- Menggaris-bawahi kinerja yang baik
- Mempertimbangkan kebutuhan untuk memperbaiki prosedur,
persiapan, dan pelatihan
- Mengkaji pencapaian tujuan kegiatan latihan
- Mengkaji ketepatgunaan kegiatan latihan itu sendiri
- Mencatat informasi yang relevan untuk keperluan penyusunan laporan
- Mengidentifikasi poin-poin utama dan rekomendasi tindakan.

Catatan:
Jangan salah mengartikan sesi tanya-jawab penyimpulan sebagai proses evaluasi;
hasil yang diperoleh dari proses tanya-jawab juga akan menjadi bagian dari
pengumpulan data untuk penyusunan laporan pasca-kegiatan latihan.
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 72 dari 76

5.2. EVALUASI DAN MONITORING TINDAK LANJUT

Evaluasi kegiatan latihan penting untuk memastikan bahwa permasalahan kunci


telah teridentifikasi, pelajaran telah diperoleh, dan rekomendasi yang spesifik
untuk perbaikan telah dibuat. Jika proses evaluasi formal tidak dilakukan, banyak
temuan kunci bisa hilang begitu saja. Evaluasi dan monitoring tindak lanjut wajib
disampaikan kepada Manajemen Puncak dan ditembuskan kepada fungsi Health,
Safety, Security and Environment (HSSE) Holding. Manajemen Puncak melalui
fungsi HSSE meverifikasi hasil evaluasi dan ikut memonitor tindak lanjut yang
sudah ditetapkan.

5.2.1. Evaluasi

Proses evaluasi kegiatan latihan dilakukan sejak rapat konsep awal sampai
sesi tanya-jawab penyimpulan. Evaluasi harus mencakup semua masukan
dari semua aspek kegiatan latihan, termasuk:
- Keluaran dari proses perencanaan kegiatan latihan dan pertemuan
perencanaan
- Pengamatan dari staf kegiatan latihan termasuk penyimpangan/
ketidaksesuaian dengan rencana dan prosedur
- Wawancara dengan peserta
- Keluaran dari sesi tanya-jawab penyimpulan kegiatan latihan
- Pengamatan/laporan dari evaluator kegiatan latihan.

Evaluasi kegiatan latihan harus juga mempertimbangkan:


- Apakah sasaran tercapai?
- Apakah organisasi dapat memenuhi peran dan tanggung jawabnya
dengan sukses? Jika tidak, mengapa?
- Apa keputusan kunci dan poin pemicunya?
- Apakah permasalahan sumber daya teridentifikasi?
- Apakah kebijakan, rencana, dan prosedur yang ada mendukung
respons yang efektif?
- Apakah peserta mengenal baik kebijakan, rencana, dan prosedur yang
relevan?
- Apakah ada permasalahan koordinasi antar lembaga yang perlu
diatasi?
- Apa kekuatan-kekuatan yang diidentifikasi?
- Wilayah mana saja yang memerlukan perbaikan?
- Apa yang dapat dipelajari dari kegiatan latihan ini?
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 73 dari 76

5.2.2. Laporan Kegiatan Latihan

Semua kegiatan latihan harus memiliki laporan kegiatan secara tertulis.


Laporan ini harus mencakup observasi, temuan, pilihan-pilihan yang diambil
selama kegiatan atau rekomendasi berdasarkan perencanaan kegiatan
latihan, dan informasi yang dikumpulkan selama kegiatan.
Laporan kegiatan sebaiknya mengikuti format laporan baku, dengan urutan:
- Executive summary – gambaran umum kegiatan latihan, tujuan,
sasaran, dengan ringkasan evalusi dan temuannya.
- Latar belakang – gambaran umum konteks kegiatan latihan, ruang
lingkup dan sasaran, jenis latihan, jumlah dan kategori peserta,
skenario dan aktivitas yang dilakukan
- Penjabaran kegiatan latihan – penjabaran dari kegiatan latihan
sesungguhnya, apa yang sebenarnya dilakukan, perencanaan dan
pengelolaan, permasalahan yang dihadapi baik dalam hal kegiatan
latihan itu sendiri maupun dalam hal kebijakan dan pelaksanaan
pengendalian penyakit
- Evaluasi – tinjauan sasaran kegiatan latihan dan alasannya,
pengumpulan data dan observasi, dan interpretasi serta ringkasan
evaluasi.
- Rekomendasi – kemungkinan solusi untuk menjawab permasalahan
yang diidentifikasi selama kegiatan latihan. Rekomendasi ini hanya
disertakan dalam evaluasi hanya jika bersifat spesifik, realistis, dan
dapat dilakukan.
- Kesimpulan – ringkasan hasil kegiatan latihan, temuan kunci, beserta
rekomendasi-rekomendasi utama
- Lampiran – memberikan temuan kunci, daftar lengkap rekomendasi
dan singkatan/akronim yang digunakan.

5.3. TINDAK LANJUT KEGIATAN LATIHAN

Setelah dituntaskannya laporan kegiatan latihan beserta rekomendasinya, kepala


unit kerja yang terkait dengan tindak lanjut rekomendasi harus
mengimplementasikan dan memonitor rekomendasi tersebut
PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 74 dari 76

CONTOH FORMULIR LAPORAN KEGIATAN DRILL

Lokasi : Level : Incident / Emergency / Crisis *)


Tanggal, jam : Jenis Drill :
Emergency : Incident :
Commander Commander

1. SKENARIO
Uraikan skenario umum mengenai rencana kegiatan yang dimaksud
………………………………………………………………………………………………………………………………….

2. HASIL KEGIATAN

Jumlah Total penghuni gedung :


Jumlah Personel Selamat di assembly point :
Jumlah personel tertinggal :
Jumlah personel terlambat berkumpul :
Jumlah tim pemadam :
Jumlah tim medis :
Jenis pemadam yang digunakan : Apar/hydrant/Foam *)

3. JALANNYA DRILL
Berisi jalannya kegiatan drill yang dilakukan termasuk detail waktu, menit per menitnya misal :

4. EVALUASI / INPUTAN
Berisi hasil evaluasi maupun inputan dari personel peserta drill mengenai kekurangan maupun hal lainnya,
serta tingkat kesadaran akan budaya safety yang dilengkapi dengan PIC dan Target Waktu Tindak lanjut dari
hasil evaluasi tersebut

Contoh Tabel Evaluasi


Hasil
Hasil Tindak
Observer Evaluasi / PIC Target Waktu Status Dokumentasi
Lanjut
Rekomendasi

Dilaporkan oleh : Incident Commander / Penanggung


jawab Gedung

(..............................................) (.................................................)

*) Coret yang tidak perlu


PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 75 dari 76

5.3.1. Contoh Laporan Drill jaringan

LAPORAN KEGIATAN DRILL INCIDENT/ EMERGENCY /CRISIS

JARINGAN PIPA GAS PGN

Lokasi : PT AAA Level : Incident / Emergency / Crisis *)

Tanggal, jam : 22 Juli 2018 Jenis drill : Kebakaran dan Ledakan

Emergency Incident
: ABD : XYZ
Commander Comander

1. SKENARIO

Terjadi kebakaran dan ledakan di M/RS PT AAA Karawang, yang mengakibatkan 2 petugas dari PT PGAS
Solution mengalami fatality dan 1 petugas lainnya mengalami luka bakar serius. Tingkat Incident ini sampai
ke level Emergency yang melibatkan Emergency Commander untuk Penanggulangan tindakannya.

2. HASIL KEGIATAN

PMK yang terlibat : PMK Kabupaten Karawang


Ambulance : RS DDD
Rumah sakit : RS DDD
Kepolisian : Polsek Karawang
Observer : Bpk A, Bpk B, Ibu C , Sdr D
Cuaca : Cerah
Kesesuaian dengan skenario : Sesuai / Cukup Sesuai / Tidak sesuai *)

3. JALANNYA DRILL

Jam 08:50 : 3 Petugas PGAS Sol tiba di lokasi

Jam 08.59 : Terjadi kebakaran dan M/RS meledak


PEDOMAN

PENANGGULANGAN KEADAAN GAWAT DARURAT

PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

No. Dok.: P-003/A018 Revisi Ke: 00 Tgl. Berlaku: 01 Januari 2021 Hal.: 76 dari 76

Jam 09.03 : Pelanggan menghubungi petugas ECC

Jam 09.06 : Petugas ECC menghubungi Incident Commander Karawang


Jam 09.15 : Incident Commander tiba di lokasi
Jam 09.18 : Incident Commaner menghubungi Emergency Commander
Jam 09.21 : PMK tiba di lokasi
Jam 09.30 : Api telah padam
Jam 09.36 : Ambulance tiba di lokasi incident
Jam 09.40 : Tim Bak valve menutup pipa valve cabang ke lokasi Incident
Jam 10.06: Ambulance tiba di Rumah sakit
Jam 10.08 : Fungsi SDM tiba di Rumah Sakit
Jam 10.10 : Keluarga Korban tiba di Rumah Sakit
Jam 10.15 : Incident Commander tiba di Rumah sakit
Jam 11.10 : Debriefing di kantor Karawang

4. EVALUASI / INPUTAN

Secara umum jalannya drill lancar dan tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, namun ada masukan dari
beberapa personel yang terlibat :

Hasil
Target
Observer Hasil Evaluasi / Rekomendasi PIC Status Tindak Dokumentasi
Waktu
Lanjut
PGN harus memiliki daftar nomor
telepon keluarga yang bisa dihubungi
PT
selain nomor telepon pekerja, baik 31 Okt
Bpk A PGAS Open
pekerja organik maupun non organik dan 2018
Solution
pihak ketiga yang melakukan kegiatan di
PGN
Agar komunikasi tidak menggunakan
PT
telepon selular, melainkan 31 Okt
Bpk B PGAS Open
mengoptimalkan penggunaan radio 2018
Solution
panggil HT
Incident Commander sebaiknya tidak GDMR 30 Sept
Bpk B Open
menyetir sendiri kendaraan 1 2018
Tim Bak valve terlambat datang ke PT
31 Okt
Ibu C lokasi, agar tim tersebut dilatih untuk PGAS Open
2018
lebih cepat respon time nya Solution

Dilaporkan oleh : Incident Commander

(ABCDE) (XYZ)

*) Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai