PEKERJAAN SESUAI
i
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : ii - 101
DAFTAR ISI
1. LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 1
1.1. Deskripsi Proyek ................................................................................................................. 1
1.2. Definisi Dan Istilah .............................................................................................................. 1
2. KOMITMENT MANAJEMEN ....................................................................................................... 1
2.1 Kebijakan Hse .................................................................................................................... 1
2.2 Komitmen Hse Pt Ansi Mega Insrumenindo : ................................................................... 1
2.3 Kepemimpinan Dalam Aspek HSE ..................................................................................... 2
2.4 KUNJUNGAN DEWAN DIREKSI KE LAPANGAN .............................................................. 2
2.5 Rapat Hse Di Lapangan ...................................................................................................... 2
2.6 Lampiran ............................................................................................................................. 3
3. HSE PERFORMANCE INDICATOR ............................................................................................ 3
3.1 HSE Statistik ....................................................................................................................... 4
4. ORGANISASI HSE ...................................................................................................................... 5
4.1 Struktur Organisasi HSE .................................................................................................... 5
4.2 Tanggung Jawab................................................................................................................. 7
4.3 Tenaga Profesi Hse............................................................................................................. 9
4.4 Training / Pelatihan ............................................................................................................. 9
4.5 Program Rapat HSE .......................................................................................................... 10
5. RISK ASSESSMENT ................................................................................................................. 11
5.1 Prosedur Hazard Identification With Risk Assessment & JSA Method ........................ 11
5.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment) ............................................................................... 14
5.3 Urutan Pengendalian Resiko (Risk Control) ................................................................... 21
5.4 Analisa Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis) .................................................. 22
5.5 Dasar Pembuatan JSA :................................................................................................... 23
5.6 Tanggung Jawab Pembuatan JSA ................................................................................... 23
5.7 Langkah–langkah Analisa Keselamatan Pekerjaan :...................................................... 23
5.8 Memilih dan menyeleksi jenis pekerjaan......................................................................... 24
ii
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : iii - 101
iii
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : iv - 101
iv
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : v - 101
v
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : vi - 101
vi
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : vii - 101
vii
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : ii - 101
ii
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 1 - 101
1. LATAR BELAKANG
1.1. Deskripsi Proyek
Pekerjaan yang akan dikerjakan adalah “Penggantian MeterTube PKT 3 Fuel , Collective Number :
S18PB0003A, RFQ Number : 6600043166 / 09.02.2018 , PT Pertamina Gas Kalimantan Area”
1.2. Definisi Dan Istilah
PT Pertamina Gas Kalimantan Area berperan dalam menyalurkan Gas Bumi di Stasiun Kompresor Gas (SKG)
Bontang Kalimantan Area kepada PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), khususnya untuk (PKT 3) dengan Sistem
Meter Gas Orifis, 2 Stream Line peruntukan untuk Fuel Gas.
Pengukuran dan Perhitungan jumlah volume Gas Bumi dengan Sistem Meter Gas Orifis sebagai dasar transaksi
jual-beli gas dan penagihan Toll Fee biaya penyaluran Gas Bumi.
Kondisi saat ini existing Sistem Meter Gas Orifis sudah absolute dan akan dilakukan penggantian Meter Tube
Sistem Mete Gas Orifis untuk menjamin keandalan dan akurasi, atas sumber pemasukan dari hasil supply gas ke
ke PT Pupuk Kaltim 3.
PT Pertamina Gas Kalimantan Area akan melakukan penggantian Meter Tube PKT 3 Fuel dengan tujuan untuk
mengoptimalisasi pengoperasian, pengukuran dan perhitungan serta menghasilkan tingkat keandalan, akurasi
sesuai data hasil pengukuran secara online, sehingga penyaluran gas lebih terjamin kebenarannya.
PT Ansi Mega Instrumenindo akan melaksanakan pekerjaan Penggantian MeterTube PKT 3 Fuel , Collective
Number : S18PB0003A, RFQ Number : 6600043166 / 09.02.2018 , PT Pertamina Gas Kalimantan Area.
2. KOMITMENT MANAJEMEN
2.1 Kebijakan Hse
Kebijakan PT ANSI MEGA INSTRUMENINDO memberikan komitmen untuk memastikan tempat kerja dan
lingkungan yang aman serta bertanggung jawab dan selalu akan memenuhi kewajiban hukum dan bertujuan
untuk terus meningkatkan keselamatan, kesehatan kerja dan kinerja lingkungan.
Partisipasi aktif dan keterbukaan dari pihak manajemen dalam pelaksanaan dan pencapaian program
pencegahan kerugian menyeluruh, mencakup penetapan kebijakan, sasaran & tujuan tugas dan tanggung jawab
serta mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, memberikan orientasi dan pelatihan program, pencegahan
kerugian, mengawasi dan memastikan agar program pemeriksaan berkala selalu dilaksanakan.
2.2 Komitmen Hse Pt Ansi Mega Insrumenindo :
• Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja sehingga tercipta “ZERO ACCIDENT”
• Manajemen melakukan Audit dan memimpin Safety Meeting di lokasi pekerjaan untuk memberikan
pengarahan K3.
• Memastikan jasa dan produk pelanggan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
• Mencegah pencemaran lingkungan pada setiap aktivitas perusahaan.
• Menjaga kesehatan dan melarang personilnya menggunakan, menyimpan serta memperdagangkan
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 2 - 101
minuman keras dan obat-obatan terlarang baik ditempat kerja maupun dirumah.
• Mengutamakan keselamatan kerja dalam semua kegiatan.
• Komitmen Direktur yang diimplementasikan dalam rencana kegiatan.
• Jajaran Manajemen Direktur ( P.Bhudyarso ) / HSE Coordinator ( Erik Romadona ) Kontraktor
memantau penerapan HSE melalui Management Walkthrough, minimal 3 (tiga) bulan 1 (satu) kali.
• Pelaksanaan HSE Meeting yang diikuti oleh seluruh karyawan dan dipimpin oleh Direktur / Project
Manager / HSE Coordinator Kontraktor minimal 1 (satu) bulan sekali.
2.3 Kepemimpinan Dalam Aspek HSE
Manajemen PT. Ansi Mega Instrumenindo memberikan tauladan kepemimpinan terhadap pemenuhan aspek
HSE dan bertanggungjawab penuh terhadap SMK3L, meliputi :
• Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem manajemen K3 telah berjalan dengan baik
dengan memberikan komitmen dan menetapkan kebijakan termasuk memberikan sumber daya
yang diperlukan.
• Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kebijakan HSE telah efektif, sasarannya tercapai,
pelaksanaannya terkontrol, mengevaluasi hasilnya dengan menugaskan General manager untuk
mengontrol divisi manager di bawahnya.
• Melakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk melihat kinerja pelaksanaan SMK3 serta
memberikan arahan dan peningkatan yang diperlukan secara berkesinambungan
• Meninjau organisasi SMK3L pada jangka waktu terencana
• Memberikan penghargaan terhadap pekerja yang aktif menerapkan SMK3L dan memberikan sanksi
begi pekerja yang melakukan pelanggaran SMK3L (disesuaikan dengan waktu dan jenis pelanggaran)
2.4 KUNJUNGAN DEWAN DIREKSI KE LAPANGAN
Pelaksanaan kunjungan dewan direksi ke lapangan dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
2.5 Rapat Hse Di Lapangan
Pelaksanaan rapat HSE sebagai berikut :
• Monthly HSE Proyek : dihadiri oleh manajemen proyek
• Weekly HSE Meeting : dihadiri komite HSE proyek
• Safety Talk : dihadiri oleh seluruh pekerja proyek
• Toolbox HSE meeting : dihadiri oleh pekerja dan safety man di masing-masing proyek setiap pagi
Dokumen pendukung terkait dengan kegiatan rapat HSE dilapangan adalah foto/dokumentasi, daftar hadir, dan
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 3 - 101
notulen rapat.
2.6 Lampiran
FORMAT LAPORAN MANAJEMEN VISIT
DOKUMENTASI MANAJEMEN VISIT
Tanggal : ..............................
Lokasi Kunjungan : ..............................
Gambar 1. Gambar 2
.
Gambar 3. Gambar 4
Keterangan :
Gambar 1. :
,.....................................................................................................................
......................................................................................................................
Gambar 2. :
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Gambar 3. :
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Gambar 4 :
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. HSE PERFORMANCE INDICATOR
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 4 - 101
Number Of Accident
4 0
(NOA)
5 P3K 0 HSE
6 Near Miss(NM) 0 HSE
Retriced Work Day 0
7
Case(RWDC)
Medical Treatment 0
8
Case(MTC)
9 First Aid Case(FAC) 0
Total Recordable 0
10
Incident Rate (TRIR)
11 Oil Spill 0
12 Tool Box Meeting 220 HSE
13 HSE Observation 225 -
14 HSE Meeting 6 HSE&SPV
Management 5 PM
15
Visit/MWT
16 Inspeksi APD 6 HSE&SPV
17 Inspeksi HSE 6 HSE&SPV
18 CSMS 100% HSE
TARGET 100%
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 5 - 101
Number
KM Driver
Frequency Rate
13 Support Vehicle Accident
Number
KM Driver
Frequency Rate
14 HSE PRO-ACTIVE MEASURE
Management Visit/Management Work Tour(MWT)
Tool Box Meeting
HSE Meeting
Inspection PPE/APD
HSE Observation
HSE INSPECTION
CSMS
Prepared By Approved By
4. ORGANISASI HSE
4.1 Struktur Organisasi HSE
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 6 - 101
DIRECTOR
PRAYITNO
PROJECT MANAGER
SAID
HSE COORDINATOR
ERICK ROMADONA
HSE OFFICER
1. MR A.
2. MR B.
3. MR C
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 7 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 8 - 101
yang telah dibuat baik untuk kepentingan bagian HSE maupun permintaan barang dari bagian lain yang
berhubungan dengan masalah HSE.
• Memonitor semua kegiatan HSE terimplimentasi di lapangan serta melakukan penilaian kinerja
subkontraktor melalui internal audit
• Memberikan masukan kepada Project manager mengenai kondisi yang tidak aman atau pelanggaran
yang terjadi dilapangan dan mencatatnya.
• Menentukan kontrol yang sesuai untuk dampak lingkungan dan resiko K3 agar dampak dan resiko K3
dapat dikurangi dan dicegah.
• Memberikan saran kepada bagian lain tentang hal- hal yang dianggap tidak aman (baik tindakan
maupun kondisi) serta melakukan monitoring untuk meyakinkan bahwa setiap karyawan mematuhi
dan menggunakan alat keselamatan kerja dalam usaha perlindungan terhadap keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan untuk mencapai “zero lost time accident dan zero property loss”.
• Menghadiri pertemuan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, Management Coordination Meeting dan
Safety Committee.
• Melakukan investigasi terhadap kecelakaan, membahas serta mengambil langkah – langkah yang
perlu untuk mencegah terulangnya kembali peristiwa yang serupa dan memonitor tindak lanjutnya
( follow up ) terhadap rekomendasi yang dikeluarkan.
• Bersama- sama dengan team manajemen lainnya melakukan internal Audit masalah HSE.
• Merencanakan program rapat - rapat keselamatan kerja, induksi keselamatan kepada karyawan, tamu
- tamu perusahaan bersama- sama dengan bagian terkait lainnya tentang penggunaan alat
keselamatan dan masalah keselamatan kerja umumnya.
c. Tugas Dan Tanggung Jawab HSE Officer
• Mengidentifikasi aspek dan dampak lingkungan untuk tiap aktivitas, alat dan proses di perusahaan.
• Mengidentifikasi potensi bahaya dan resiko K3 untuk tiap aktivitas, alat dan proses di perusahaan.
• Mengidentifikasi dan memastikan up date perundangan dan peraturan lainnya terkait aspek
lingkungan dan potensi bahaya K3 di perusahaan.
• Mengakses dan mengarsip perundangan perundangan dan peraturan lainnya terkait aspek lingkungan
dan potensi bahaya K3 di perusahaan.
• Merencanakan program lingkungan dan K3 untuk mencapai sasaran lingkungan dan K3.
• Melakukan sosialisasi ke seluruh karyawan tentang pentingnya pengendalian lingkungan dan K3.
• Melakukan induksi pada karyawan baru, pengunjung dan subkontraktor.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 9 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 10 - 101
Seluruh karyawan PT. ANSI MEGA INSTRUMENINDO , subkontraktor, tamu maupun vendor wajib mengikuti
pelatihan Pengenalan HSE sebelum mereka ditempatkan untuk bekerja dilapangan.
b. Isi pelatihan pengenalan :
• Orientasi umum
• Kebijakan dan target HSE PT. ANSI MEGA INSTRUMENINDO
• Pengenalan kondisi lapangan dan tempat kerja
• Pengenalan lingkup kerja dan prosedur kerja
• Peraturan di area kerja
• Kewajiban mengikuti toolbox meeting
• Peraturan lalu lintas
• Tindakan dalam keadaan darurat
• Surat Ijin Kerja Aman
• Kewajiban memakai Alat Pelindung Diri
• Antisipasi masalah pencemaran lingkungan
• Fasilitas Pertolongan Pertama
4.5 Program Rapat HSE
Rapat koordinasi HSE PT. ANSI MEGA INSTRUMENINDOI sebagai berikut :
a. Monthly HSSE Proyek Manajemen Meeting
Pertemuan HSE proyek manajemen meeting ini akan dilaksanakan setiap bulan yang dihadiri oleh manajemen
proyek. Hal-hal yang dibahas dalam rapat ini adalah HSSE performance, permasalahan HSE dilapangan, kejadian-
kejadian kecelakaan, pencemaran lingkungan, status tindak lanjut permasalahan, pelatihan HSE dan tindak
lanjut.
b. Weekly Meeting
Pertemuan ini akan dipimpin oleh Construction manager dan ajan diadakan seminggu sekali. Hal-hal yang
dibahas antara lain :
a. Sosialisasi tentang kondisi dan perilaku tidak aman
b. Sosialisasi mengenai insiden atau kecelakaan yang telah terjadi untuk proses koreksi dan pencegahan serta
pembelajaran;
c. Diskusi untuk mendapat saran atau masukkan yang positif untuk pengembangan HSE agar semakin baik
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 11 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 12 - 101
dimana bahaya- bahaya yang berada didalam atau disekitar kita harus benar- benar kita kenali (identifikasi)
untuk mengambil langkah yang tepat guna mencegah atau menghindari terjadinya suatu kecelakaan.
Dalam hal kita akan melaksanakan tugas- tugas berbahaya disuatu tempat kerja, maka yang perlu kita lakukan
terlebih dahulu adalah melakukan penilaian resiko terhadap tugas- tugas berbahaya tersebut. Hal ini perlu kita
lakukan untuk menilai seberapa besar tingkat resiko (risk level) dari setiap urutan langkah tugas berbahaya
tersebut guna menentukan cara pengendalian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengatasi resiko- resiko
yang ada pada pekerjaan tersebut.
5.1.2 BATASAN
Bahaya (hazard) adalah sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu bahan (material)/ kondisi atau proses yang
dapat mengakibatkan cidera atau kerusakan terhadap manusia, peralatan dan lingkungan.
Suatu bahaya tidak berasal dari kegagalan benda itu sendiri. Bahaya dapat muncul dari beberapa benda yang
saling mempengaruhi satu sama lain (misalnya reaksi kimia)
Beberapa contoh bahaya dapat terlihat pada :
* Manusia - Sifat ceroboh seorang karyawan
* Bahan - Mudah terbakarnya suatu jenis bahan bakar minyak tertentu
* Lingkungan - Kondisi tempat kerja yang licin.
Resiko (risk) adalah besarnya kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan terhadap manusia, peralatan atau
lingkungan sebagai akibat dari adanya bahaya dan besarnya akibat yang dapat ditimbulkannya (Consequences).
Consequences : Tingkat keparahan dari suatu kecelakaan yang mungkin terjadi.
5.1.3 Jenis dan contoh Bahaya (Type and example of hazard)
Untuk memudahkan kita dalam mengklasifikasikan macam bahaya yang ada ditempat kerja, bahaya dapat
dikelompokan dalam beberapa jenis.
a. Bahaya dari tindakan tidak aman (unsafe act hazard) yaitu bahaya- bahaya yang timbul sebagai akibat
dilakukannya suatu tindakan tidak aman oleh seseorang atau karyawan disuatu lingkungan kerja.
Misalnya : Pengemudi yang selalu menjalankan kendaraan melewati batas yang telah ditentukan baik
oleh aturan perusahaan maupun pemerintah setempat
b. Bahaya dari kondisi tidak aman (unsafe condition hazard) adalah bahaya- bahaya yang timbul
sebagai akibat adanya suatu kondisi yang tidak aman ditempat kerja. Misalnya : Lantai yang licin.
c. Bahaya dari faktor pribadi manusia (personal factor hazard) yaitu bahaya yang timbul sebagai akibat
adanya faktor pribadi seorang manusia/ karyawan yang tidak seharusnya disuatu tempat kerja.
Misalnya : Sikap seorang yang pemarah atau faktor pelalaiannya.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 13 - 101
d. Bahaya dari faktor pekerjaan (job factor hazard) adalah bahaya yang timbul akibat adanya suatu tugas
atau pekerjaan yang tidak aman untuk dilaksanakan oleh seorang karyawan disuatu lingkungan kerja.
Misalnya : Sulitnya suatu tugas untuk dilaksanakan atau karena tugas / pekerjaan tersebut jarang
dilakukan.
e. Bahaya dari Manajerial (Managerial Hazard) adalah bahaya yang timbul sebagai akibat
adanya kelemahan Sistim manajemen disuatu lingkungan kerja. Misalnya : Tidak adanya system
kontrol atau rencana kerja yang tidak layak.
5.1.4 Mengenali Bahaya (Hazard Identification)
Apakah identifikasi bahaya .
Yang dimaksud dengan identifikasi bahaya adalah usaha- usaha untuk mengetahui, mengenal dan
memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistim (peralatan, unit kerja, prosedur dan sebagainya). Pekerjaan
itu meliputi kegiatan menganalisa dan menemukan bahaya pada bagian - bagian dari sistim (sub-sistim), waktu,
urutan aktifitas dan juga menghitung kemungkinan- kemungkinan yang timbul dan akibat yang akan dihasilkan
oleh bahaya tersebut.
Kegunaan identifikasi bahaya. Identifikasi bahaya mempunyai kegunaan untuk :
a. Mengetahui bahaya- bahaya yang ada
b. Mengetahui potensi bahaya tersebut, baik akibat maupun kekerapan terjadinya
c. Mengetahui lokasi bahaya
d. Menunjukkan bahwa bahaya- bahaya tertentu telah dapat diberikan perlindungan.
e. Menunjukkan bahwa bahaya- bahaya tertentu tidak akan menimbulkan akibat kecelakaan
sehingga tidak perlu diberikan perlindungan
5.1.5 Metode- Metode Mengidentifikasi Bahaya
Mengidentifikasi bahaya dilingkungan kerja merupakan suatu cara untuk melakukan salah satu fungsi kontrol
manajemen dengan tujuan untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi resiko atau potensi yang dapat
menimbulkan kecelakaan yang berakibat cidera / kerusakan, baik terhadap karyawan maupun asset perusahaan
lainnya.
Berikut adalah beberapa kegiatan yang digunakan dalam mengidentifikasi bahaya didalam atau disekitar
lingkungan kerja :
a. Observasi (Observation) yaitu suatu kegiatan peninjauan umum dan tidak mendalam atas suatu
daerah atau proses kerja. Pada saat dilakukan observasi di suatu daerah atau proses kerja, secara
langsung kita dapat memperhatikan atau mengidentifikasi bahaya- bahaya yang ada didaerah kerja
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 14 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 15 - 101
Risk Assessment adalah suatu proses analisa untuk menilai resiko, serta mengidentifikasi tindakan- tindakan
kontrol yang diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi resiko yang ada sehinggga kondisi diatas dapat
dikategorikan sebagai “ acceptable risk ” (resiko yang masih dapat diterima dalam batas-batas toleransi).
Didalam suatu aktifitas yang bersifat umum dimana mencakup beraneka ragam kegiatan, biasanya ditemukan
kesulitan-kesulitan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya (hazards) dan resiko (risk) yang mungkin timbul,
sehinggga pada akhirnya kita juga mendapat kesulitan untuk melakukan atau memprioritaskan tindakan-
tindakan pencegahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan.
Penilayan resiko harus dilakukan oleh personil kunci bagian operasional di semua tempat kerja sebelum
dimulainya pekerjaan. Penilaian resiko merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu tim untuk menilai
potensi bahaya dan dinyatakan melalui Tingkat Resiko (Risk Level) dari setiap langkah- langkah tugas yang ada
pada suatu jenis pekerjaan serta dilengkapi dengan suatu rekomendasi teknik pengendalian atau kegiatan yang
diperlukan untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau
tugas- tugas berbahaya tersebut.
Pada bagian awal dari modul pelatihan ini kita telah membicarakan tentang bahaya ditempat kerja dan setelah
bahaya- bahaya tersebut teridentifikasi ditempat kerja, langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian resiko
(risk assessment / RA). Kegiatan ini perlu dilakukan untuk menilai seberapa besar “ tingkat resiko “ (risk level)
yang ada dari setiap urutan langkah kerja serta untuk menentukan cara pengendalian yang diperlukan guna
mengatasi bahaya- bahaya yang terdapat pada pekerjaan tersebut. Hal ini sangat berkaitan dengan kegiatan
pengidentifikasian bahaya dan penilaian resiko.
Tujuan dari Teknik Penilaian Resiko adalah memberikan tanggung jawab jajaran pengawas untuk menerapkan
teknik yang sesuai yang dapat diterima untuk Pengelolaan Resiko. Mengorganisir Team Penilaian Resiko
Team penilaian resiko harus terdiri dari karyawan yang sesuai dengan pengalamannya. Ketua team harus
memiliki pengalaman dan pelatihan yang diperlukan dalam pelaksanaan Penilaian Resiko.
Mereka yang bergabung dalam team tersebut adalah Manager, Supervisor yang memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakannya. Mereka bertanggung jawab terhadap tugas yang terkait dengan produksi, kualitas, biaya,
keselamatan kerja dan faktor- faktor lainnya, dan mereka yang lebih tahu dibanding dengan karyawan luar
tentang cara melaksanakan tugas tersebut.
Setiap anggota team harus diberi kesempatan menyiapkan diri lebih awal, dan selanjutnya akan dilengkapi
dengan prosedur, gambar- gambar, desain dan tata letak yang sesuai. Sebelum melakukan penilaian resiko,
bagian keselamatan supaya diberitahu dan dijelaskan mengenai ruang lingkup penilaian resiko tersebut. Jika
dianggap perlu, bagian keselamatan dapat mengikuti penilaian resiko tersebut.
5.2.1 Langkah- Langkah Risk Assessment
Langkah pertama dalam risk assessment melibatkan identifikasi yang sistimatik dari berbagai fungsi/ disiplin
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 16 - 101
kerja yang ada di perusahaan. Secara tipikal akan melibatkan pengidentifikasian jabatan dari masing-masing
nama jabatan.
Langkah selanjutnya membutuhkan disiplin normal yang berkaitan dengan aktivitas kerja teridentifikasi jelas
dan dicatat dalam nama jabatan. Identifikasi aktivitasi kerja dan penilaian resiko harus dilakukan sebagai
praktek-prakek kerja bersama antara Supervisor dari disiplin kerja yang ada dengan satu atau lebih banyak
karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan dibawah fungsi / disiplin yang selalu di evaluasi Seluruh fungsi
kerja yang relevan pada perusahaan dievaluasi dengan menggunakan Sistim penilaian resiko (risk assessment),
formulir-formulir yang sudah dilengkapi sesuai dengan disiplin kerja agar disediakan di tempat kerja dengan
tembusan diberikan kepada bagian keselamatan sebagai catatan. Merupakan tanggung jawab jajaran Manager,
Supervisor untuk memastikan bahwa keberadaan penilaian resiko (risk assessment) untuk semua fungsi kerja
secara langsung berada di bawah pengaruhnya. Dalam hal ini mereka akan membantu bila diperlukan oleh
Supervisor dan bagian keselamatan Pelaksanaan risk assessment selalu diawali dengan mengidentifikasi semua
bahaya-bahaya (hazards) yang ada ditempat yang akan dianalisa. Identifikasi bahaya merupakan hal yang sangat
penting didalam penilaian resiko (risk assessment) karena semua analisa akan berawal dari sini.
5.2.2 Penentuan Resiko
Setelah mengidentifikasi bahaya-bahaya yang ada, selanjutnya ditentukan besarnya kemungkinan timbulnya
suatu kecelakaan yang diakibatkan oleh suatu bahaya (Likelihood / Probability) dan besarnya tingkat keparahan
(Consequences) yang dapat diakibatkan oleh bahaya diatas.
Probability dalam pengertian penaksiran resiko (Risk Assessment) adalah keseringan munculnya situasi tidak
aman, yang mengakibatkan efek yang telah teridentifikasi. Penentuan ‘Probability’ dan ‘Consequences’ dibagi
atas tiga (3) tingkatan :
HIGH = Tinggi (H) , MEDIUM = Sedang (M) LOW = Rendah (L), dimana masing- masing tingkatan tersebut
memiliki nilai :
HIGH = 3, MEDIUM = 2, LOW = 1
Untuk menentukan bagaimana memberikan nilai pada setiap bahaya, dapat dilihat pada table #.1. dan table #.2.
dibawah ini.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 17 - 101
Suatu kejadian yang kadang terjadi lebih dari satu kali dalam setahun
2 MEDIUM(B) dan bisa di katagorikan dapat menimbulkan masalah , untuk jiwa dan
properti.
Suatu kejadian yang jarang terjadi lebih dari satu kali dalam setahun
1 LOW(C) dan bisa di katagorikan dapat menimbulkan masalah kecil , untuk jiwa
dan properti.
Tabel 1.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 18 - 101
TINGKAT RESIKO
H H H H
KEMUNGKINAN
PROBABILITY
M M H H
L L M H
L M H
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 19 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 20 - 101
Satu bahaya bisa menimbulkan beberapa efek bahaya yang tingkat Keparahanya berbeda-beda. Logika
penilaiannya adalah sebagai berikut :
• Efek paling serius adalah tersengat listrik, yaitu bisa mengakibatkan kematian
• Efek serius berikutnya adalah kehilangan penglihatan akibat tertusuk lontaran batu atau potongn
ranting
• Efek serius berikutnya lagi adalah kaki terpotong oleh pisau putar
• Efek paling ringan adalah bagian tubuh terluka oleh lontaran batu atau potongan ranting
Kemudian, apa yang dimaksud dengan probability ?
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa probability adalah keseringan munculnya situasi tidak aman,
yang mengakibatkan efek yang telah teridentifikasi, maka kunci untuk menilai probability adalah dengan
menjawab pertanyaan berikut :
• Mungkinkah bahaya akan muncul setiap pekerjaan dilakukan, atau sekali dalam 5 atau 50 pekerjaan,
atau sekali seumur hidup ?
• Jika situasi tidak aman muncul, apakah selalu menimbulkan akibat ?
• Pada saat mengerjakan suatu jenis pekerjaan, orang yang mengerjakan atau peralatan yang digunakan
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 21 - 101
Contoh penerapan mengukur Efek, Probability (P) dan Resiko (R) pada :
“ Pengoperasian mesin pemotong rumput “
BAHAYA AKIBAT BAHAYA DAMPAKNYA
Jari Tersayat L
Kaki kena putaran pisau
Jari Terpotong M
Hubungan Singkat Tersengat Listrik H
Tertusuk , tersayat L
Batu Terbang
Mata Tertusuk H
Kabel Power Putus Tersengat Listrik H
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 22 - 101
5.3.1 Berikut adalah urutan- urutan cara pengendalian resiko yang telah direkomendasikan sesuai dengan
ketentuan dimana susunannya tidak boleh ditukar- tukar :
1. Identifikasi
2. Evaluasi
3. Pengendalian :
a. Teknik Eliminasi / Penghapusan (Elimination Technique) - Hilangkan benda, daerah atau proses yang
berbahaya
b. Teknik Substitusi / Penggantian (Substitution Technique) - Ganti benda, daerah atau proses yang
berbahaya tersebut dengan sesuatu yang kurang berbahaya
c. Teknik Pengendalian Rekayasa (Engineering Control Technique) - Isolasi atau pisahkan benda, daerah
atau proses yang berbahaya tersebut dari diri karyawan, peralatan atau lingkungan di daerah kerja
tersebut melalui teknik rekayasa yang ada
d. Teknik Pengendalian Administratif (Administrative Control Technique) - Kurangi resiko yang ada
dengan menggunakan teknik- teknik administrative, termasuk penetapan standar keselamatan,
prosedur, penilaian resiko (risk assessment), sistem ijin kerja (work permit system), pelatihan
(training), penolakan untuk melakukan pekerjaan (refusal to work)
e. Penggunaan Alat Pelindung Diri (Wearing – Personal Protective Equipment) - Penggunaan PPE
merupakan cara terakhir yang harus dilakukan apabila cara- cara tersebut diatas sudah tidak
mungkin untuk dilakukan.
5.3.2 Monitoring - Inspeksi, uji (Competency)
Contoh kontrol adalah memperbaiki lingkungan kerja, pembuatan prosedur, penambahan peralatan darurat,
pelatihan pemadaman kebakaran, P3K dan lain lain. Sedangkan program- program yang diperlukan untuk
mengontrol bahaya antara lain adalah :
1. Perencanaan
2. Menentukan sasaran yang diperlukan
3. Pelatihan Contoh kontrol adalah memperbaiki lingkungan kerja, pembuatan prosedur, penambahan
peralatan darurat, pelatihan pemadaman kebakaran, P3K dan lain lain.
5.4 Analisa Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)
Analisa Keselamatan Pekerjaan merupakan salah satu cara selain metode Penilaian Resiko (Risk Assessment)
yang dapat digunakan untuk meneliti bahaya- bahaya yang ada pada tiap- tiap langkah pekerjaan kemudian
mencari penyelesaian dari masing- masing bahaya tersebut sehingga bahaya- bahaya dimaksud dapat
dilenyapkan atau dikendalikan.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 23 - 101
Untuk membuat suatu analisa keselamatan pekerjaan ada 4 (empat) aspek tentang keselamatan kerja yang
perlu dipertimbangkan didalam perencanaan kerja yaitu :
• Adakah tempat kerja tersebut aman ?
• Adakah peralatan kerja yang dipergunakan memberikan keamanan ?
• Adakah prosedur- prosedur yang tersedia memberikan keamanan ?
• Adakah orang- orang dilatih untuk bekerja dengan aman ?
Analisa keselamatan pekerjaan biasanya dibuat berdasarkan pengamatan terhadap karyawan yang
berpengalaman dalam melakukan suatu jenis pekerjaan atau melalui diskusi dengan mereka. Dengan cara ini
dapat diketahui bagaimana urutan pekerjaan tersebut dan apa saja bahayanya.
Pada saat membuat suatu prosedur agar disebutkan seluruh tindakan- tindakan yang akan dilakukan didalam
suatu pekerjaan, pikirkan bahaya- bahaya yang mungkin timbul dari setiap tindakan dan kemudian atasi bahaya-
bahaya tersebut.
5.5 Dasar Pembuatan JSA :
• Setiap kecelakaan selalu ada penyebabnya
• Setiap jenis pekerjaan atau tugas dapat diuraikan kedalam satu urutan tahapan yang sederhana
• Setiap tahapan pekerjaan dapat diketahui bahayanya
• Setiap bahaya yang ada pada setiap tahapan pekerjaan tersebut dapat diatasi agar tidak menyebabkan
kecelakaan
5.6 Tanggung Jawab Pembuatan JSA
• Ia adalah orang yang paling menguasai dan paling mempunyai kepentingan langsung dengan setiap
jenis pekerjaan yang menjadi tugas bawahannya.
• Ia adalah orang yang paling mempunyai kepentingan langsung untuk menyelamatkan bawahannya
dari kecelakaan
• Ia adalah orang yang mempunyai catatan paling lengkap tentang kecelakaan atau nearmiss (hampir
celaka) yang terjadi pada setiap jenis pekerjaan tersebut
• Ia adalah orang yang paling menguasai prosedur dan peraturan kerja untuk jenis pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya
5.7 Langkah–langkah Analisa Keselamatan Pekerjaan :
• Memilih suatu pekerjaan yang akan dianalisa
• Memerinci dan mendaftar semua bahaya- bahaya yang mungkin ada atau yang potensial terjadinya
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 24 - 101
kecelakaan
• Cari, teliti dan temukan serta kembangkanlah cara- cara melenyapkan bahaya- bahaya yang telah
terdaftar & terperinci tersebut.
5.8 Memilih dan menyeleksi jenis pekerjaan.
Dalam hal memilih dan menyelesaikan jenis pekerjaan yang akan dianalisa serta memilih prioritas
pekerjaan tersebut, ada beberapa cara yang dapat dipakai sebagai pedoman yaitu :
• Memilih jumlah kecelakaan terbanyak. Bila dalam suatu pekerjaan sering terjadi kecelakaan, maka
pekerjaan tersebut baik sekali didahulukan dalam J.S.A.nya.
• Menimbulkan cidera terparah Pekerjaan- pekerjaan yang mengalami kecelakaan sampai termasuk
jenis “ cidera parah “ hendaknya dipertimbangkan untuk didahulukan J.S.A.nya.
• Memilih potensi terjadinya kecelakaan tertinggi Bagi pekerjaan- pekerjaan yang diketahui mempunyai
potensi terjadi kecelakaan dengan luka- luka parah, dianjurkan segera diadakan J.S.A
• Pekerjaan- pekerjaan baru ataupun pekerjaan yang sedang dalam masa perobahan
5.8.1 Mencari titik rawan / bahaya
Berikut merupakan langkah- langkah yang dapat digunakan dalam menentukan suatu bahaya:
• Analisa tiap- tiap langkah untuk mencari, menemukan dan memerinci bahaya- bahaya yang ada
• Catatlah yang ditemukan tersebut pada worksheet (kertas kerja).
• Bicarakan dengan orang yang akan dilibatkan dalam pembuatan job safety analysis tersebut dan
mintalah pendapatnya
• Bicarakan dan diskusikan dengan karyawan- karyawan lain yang mempunyai pengetahuan tentang
pekerjaan yang akan dianalisa tersebut.
5.8.2 Mencari dan menemukan cara mengatasi bahaya
Bila bahaya telah ditemukan, langkah selanjutnya adalah mulai mencari dan menemukan cara untuk mengatasi
bahaya tersebut agar dapat dihilangkan atau dikendalikan. Cara untuk mencari pengatasannya dengan
menggunakan pertanyaan :
• Apakah
• Bagaimana
• Apakah dapat dikerjakan dengan cara lain ?
• Bagaimana seharusnya mengerjakan
• Bagaimana kalau dengan cara ini
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 25 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 26 - 101
1
2
3
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 27 - 101
4
5
6
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 28 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 29 - 101
b. Sampah an-organik :
Sampah an-organik setiap hari dikumpulkan dimasing- masing tempat kerja pada tempat
penampungan sampah sementara (TPS) yang berwarna Kuning dan pada hari yang telah ditentukan
bersama- sama dengan sampah an-organik dari tempat kerja lainnya diangkut untuk selanjutnya
dibuang pada Tempat Penampungan Akhir (TPA) yang telah ditentukan oleh perusahaan atau
pemerintah setempat.
c. Limbah B3 (Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 setiap hari dikumpulkan pada drum penampungan sementara (DPS) yang berwarna Hitam
dan pada hari yang telah ditentukan apabila volume limbah B3 tersebut sudah banyak (minimal 2
drum), maka limbah tersebut selanjutnya dikirim pada perusahaan / badan yang berwenang untuk
menangani limbah B3 dimaksud untuk didaur ulang.
d. Limbah Metal :
Limbah Metal setiap hari dikumpulkan pada drum penampungan sementara (DPS) yang berwarna
Merah dan pada hari yang telah ditentukan apabila volume limbah metal tersebut sudah banyak,
maka limbah tersebut selanjutnya dikirim pada perusahaan / badan yang berwenang untuk
menampung limbah metal dimaksud untuk didaur ulang.
• Tempat sampah harus dilengkapi dengan penutup untuk mencegah agar air hujan atau binatang tidak
masuk kedalam dan tidak boleh ada lubang dibagian bawahnya
• Pemakaian tong sampah yang berlebihan dan tidak dipelihara dengan baik agar dihindari.
• Pastikan bahwa tempat sampah tidak diletakkan di daerah yang dapat menimbulkan resiko bagi manusia
dan lingkungan. Jangan meletakkan tempat sampah di depan peralatan gawat darurat, pemadam
kebakaran. Letakkan jauh dari sistem pembuangan.
• Sampah sisa makanan harus diambil setiap hari untuk menghindari binatang dan bau yang tidak nyaman.
Pengambilan sampah dari bagian masing- masing (TPS) menuju ketempat pembuangan akhir (TPA)
dilakukan oleh bagian yang berwenang untuk menangani hal tersebut.
7.3. LIMBAH B3.
Pengertian Limbah
Menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 mengenai limbah dan limbah berbahaya dan beracun, limbah
adalah semua sisa aktifitas dan / atau proses produksi. Sampah B3 berarti setiap sampah yang mengandung
bahan berbahaya dan/ atau beracun yang disebabkan oleh karakteristiknya dan/ atau konsentrasinya dan/ atau
jumlahnya, baik langsung maupun tidak, dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan dan/ atau
membahayakan makhluk hidup, kesehatan, keberadaan kehidupan manusia dan organisme hidup lainnya.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 30 - 101
Prinsip Umum
Jika suatu bahan telah disebut sebagai limbah, maka ia harus diberi tanda, label dan disimpan sesuai dengan
prosedur pembuangan limbah. Pastikan dokumen yang diperlukan selesai sebelum menyimpan dan
memindahkan limbah B3.
Semua limbah yang pernah berhubungan dengan limbah B3 biasanya menjadi limbah B3. Drum bekas bahan
kimia dikategorikan sebagai limbah B3 karena muatannya.
Limbah B3 (Umum)
• Potongan dan Serbuk Kayu (serbuk gergaji) yang tercemar minyak
Setiap sarung tangan kain, kayu, lap atau penyerap dan serbuk gergaji yang telah berhubungan dengan
minyak adalah limbah B3 dan harus diambil secara terpisah, kemudian dikirim ke incinerator.
• Minyak dan Bekas Oli Lubrikasi
Minyak adalah B3 sesuai dengan definisinya, dan hal yang sama berlaku bagi limbah minyak serta
limbah Oli Lubrikasi. Limbah minyak serta limbah oli lubrikasi dapat dibuang ditempat yang ditentukan
(Pollution Control) bila ada. Bila tidak ada maka dikirim ke perusahaan yang mempunyai ijin untuk
mengelola minyak atau oli bekas tersebut.
• Bahan Kimia Bekas
Bahan kimia kebanyakan merupakan bahan berbahaya sehingga bekasnyapun dianggap sebagai
sampah B3 yang harus di taruh kedalam penampungan (biasanya drum), diberi label dan disimpan
dengan baik serta jumlahnya harus dicatat.
Mencampur bahan kimia yang berbeda dalam suatu tempat penampungan “SANGAT DILARANG“,
terutama jika bahan kimia tersebut tidak sesuai antara satu dengan yang lainnya.
7.4. TANGGUNG JAWAB
• Bagian yang bertanggung jawab untuk menangani sampah / limbah harus memastikan bahwa semua
sampah/ limbah telah ditangani dengan tepat dan benar dan memastikan bahwa sampah benar- benar
telah dibuang pada tempat pembuangan akhir atau telah diserahkan kepada pihak yang berwenang
untuk menangani sampah/ limbah tersebut.
• Para pengawas bertanggung jawab untuk memastikan diterapkannya rencana pengelolaan sampah
yang efektif di daerah mereka.
• Para Pengawas harus memastikan bahwa jumlah tempat pengumpul limbah yang memadai harus
disediakan, dipelihara dan dikosongkan secara berkala.
• Setiap karyawan harus membuang sampah mereka dengan rasa tanggung jawab, memisahkan sampah
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 31 - 101
sesuai dengan jenisnya dan membuangnya pada tempat sampah yang telah ditentukan.
8. MEETING ( SAFETY TALK, SAFETY STAND DOWN, SAFETY MEETING DLL )
8.1. Rapat Keselamatan (Safety Meeting)
Rapat - rapat keselamatan kerja harus dilakukan oleh setiap seksi / departemen yang dipimpin oleh pengawas
yang bersangkutan di lingkungan kerjanya masing - masing. Rapat seperti ini harus diadakan secara berkala,
sekurang - kurangnya sekali dalam sebulan (monthly safety meeting) dan berlangsung selama 60 menit.
Departemen HSE akan memberikan petunjuk dan saran serta informasi tentang meeting dimaksud apabila
diminta.
Adapun tujuan dari rapat - rapat keselamatan tersebut adalah :
• Sebagai suatu forum, dimana masalah keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan dapat
dibicarakan diantara para pengawas dan bawahan mereka, dan hal yang paling penting adalah
untuk mendapatkan saran - saran perbaikan.
• Untuk mengembangkan lingkungan kerja yang aman dan baik.
• Untuk membicarakan dan memberi saran - saran tentang kasus kecelakaan, insiden dan memberi
cara yang terbaik untuk pencegahannya.
• Untuk mengkoordinasikan suatu pelaksanaan latihan penanggulangan keadaan darurat dan
mendorong agar karyawan dapat melakukan kebiasaan bekerja dengan baik dan aman serta teratur
sesuai dengan ketentuan yang ada.
• Untuk menentukan praktek - praktek kerja dan kondisi yang tidak aman serta mengambil tindakan
atau langkah - langkah perbaikan yang diperlukan.
• Untuk mendukung pelaksanaan program K3L dilingkungan operasi Perusahaan.
Selain safety meeting yang dilaksanakan setidak- tidaknya sekali dalam tiap bulannya, pertemuan untuk
membicarakan masalah keselamatan harian (daily safety talks) juga harus dilaksanakan setiap pagi sebelum
melaksanakan pekerjaan dan waktunya selama lebih kurang 5 - 10 menit.
Disamping monthly safety meeting dan daily safety talks, perusahaan juga melaksanakan Management
Coordination Meeting yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali dan dihadiri oleh para Manager s.
8.2. Meeting Lapangan Kecelakaan Kerja
Dalam hal apabila terjadi kecelakaan yang signifikan baik ditempat kerja dimana karyawan perusahaan
melakukan kegiatannya maupun ditempat kerja lain dimana ada karyawan perusahaan lain yang mengalami
kecelakaan, maka perusahaan akan melakukan pertemuan dalam bentuk Stand Down Meeting sebagai
“Learning From Events” yang dihadiri oleh Direktur atau yang mewakilinya serta seluruh karyawan untuk
membahas tentang apa sesungguhnya yang terjadi dan bagaimana hal tersebut agar tidak terjadi lagi
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 32 - 101
dikemudian hari diperusahaan dan ini merupakan satu masukan bagi karyawan perusahaan sebagai suatu
pelajaran.
9. PENGUKURAN KUALITAS LINGKUNGAN KERJA.
9.1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memberikan karyawan pemahaman yang lebih baik tentang kerja fasilitas
kebersihan yang disediakan untuk memenuhi persyaratan kebersihan diri
9.2. RUANG LINGKUP
9.2.1. Pemeriksaan Lingkungan Kerja
9.2.2. Penanganan bahan kimia berbahaya.
9.2.3. Pemeriksaan penggunaan pestisida
9.2.4. Pemeriksaan Hygine Industri
9.2.5. Pemeriksaan limbah industri di tempat kerja
9.2.6. Pemeriksaan alat pelindung diri
9.3. REFERENSI
9.3.1. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja psl 2, psl 3 ayt 1, f, g, I, j, k, l, m psl 5, psl 8, psl 9
dan psl. 14
9.3.2.UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO No. 120 mengenai Hygiene dalam
perniagaan dan kantor psl 7
9.3.3.Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja
9.3.4.Kepmenaker No.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
9.3.5.Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tmp Kerja.
9.3.6.Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 ttg pengawasan atas peredaran Peyimpanan dan
penggunaan Pestisida
9.3.7.Permenaker No. 3 Tahun 1986 ttg syarat-syarat K3 di tempat kerja yg mengelola pestisida
9.3.8.Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan APD
9.3.9.Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1997 ttg NAB Faktor Kimia dll. Udara Lingkungan
Kerja
9.3.10. Permenaker No. 3 tahun 1985 ttg K3 pemakaian asbes
10.DEFINISI HYGIENE INDUSTRY
Hygiene industry merupakan aspek perlindungan bagi kesehatan tenaga kerja dan sarana untuk membina dan
mengembangkan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia yang disiplin, dedikatif, penuh tanggung jawab
dan mampu bekerja secara produktif dan efisien.
11. PROSEDUR PEMERIKSAAN LINGKUNGAN
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 33 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 34 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 35 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 36 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 37 - 101
manual)
Membedakan barang halus dan kontras rendah, dalam waktu lama : reparasi arloji,
7 1000
pengasahan intan, menjahit bahan pakaian warna tua.
Kepmenaker : No.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
Pasal 1
Ayat. 3 Nilai Aambang Batas : Standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu
tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
Ayat.4 Faktor Fisika adalah Iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro dan sinar ultra ungu
Ayat.10 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses
produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran
Pasal 3
Ayat 1 Nilai Ambang Batas Kebisingan : 85 dBA utk 8 jam
Pasal 4 :
Ayat.1 NAB getaran alat kerja/tidak langsung : 4 m/det2
Pasal 7 :Pengukuran dan penilaian faktor fisika di TK dilaksanakan oleh Pusat & atau balai Hiperkes atau pihak-
pihak yang ditunjuk
Pasal 9 :Peninjauan NAB faktor fisika di TK dilakukan sesuai dengan perkembangan IPTEK
12.KEWAJIBAN PENGUSAHA POTENSI BAHAYA BESAR
▪ Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
- Sistem Kerja Non Shift min. 2 orang
- Sistem Kerja Shift min. 5 orang
▪ Mempekerjakan Ahli K3 Kimia min. 1 orang
▪ Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar
▪ Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas, proses dan modifikasi instalasi)
▪ Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor Kimia min. 6 bulan sekali
▪ Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi min. 2 tahun sekali
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 38 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 39 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 40 - 101
▪ Fumes :
o Partikel logam
▪ Asap :
o Zat arang
▪ Gas :
o Menempati ruang tertutup o Mudah menjalar/ menyebar
▪ Uap :
– Berbentuk padat/cairan
– Mudah menyebar
– Mudah bercampur dengan udara sekelilingnya
14.2. Bahan kimia berbahaya I (Hazardous Chemical)
1. Oxidazing materials :
Zat dengan zat lain reaksi sangat eksothermis;
Mis. : perokside
2. Explosive materials :
Zat yg apabila terkena panas, gesekan atau bantingan dapat menimbulkan ledakan;
Mis. : TNT, NH4NO3, Glycerine dsb
3. Corrosive materials :
Zat yg dapat merusak kulit
Mis. : asam sulfat, asam chloride dsb.
4. Highly flammable materials :
- Bahan yang Flash Point < 21* C
- Flammable liquid, Flash Point 21 – 55* C
Mis. : Acetone, Ethyl methyl ketone dsb
14.3. Bahan kimia berbahaya II (Hazardous Chemical)
1. Toxic materials :
Zat yg dapat menyebabkan efek serius, akut maupun khronik, bahkan kematian apabila dihirup, ditelan,
atau terserap melalui kulit;
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 41 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 42 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 43 - 101
Pelayanan kesehatan kerja PERMEN NAKERTRANS no. 03/1982 TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA :
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
2. Peneyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
3. Pembinaan dan pengawasan lingk. Kerja
4. Pembinaan dan pengawasan sanitair
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan utk kesehatan tenaga kerja
6. Pencegahan thd penyakit umum dan Penyakit Akibat Kerja(PAK)
PELAYANAN KESEHATAN KERJA PERMENNAKERTRANS NO. 03/1982
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 44 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 45 - 101
STOP WHITE-BLACK
PERHATIAN BLACK-BLACK
WAJIB WHITE-WHITE
SAVE CONDITION WHITE-WHITE
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 46 - 101
Tanda-tanda peringatan
Segitiga
Darurat, informasi dan tanda-tanda tambahan
Empat persegi panjang
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 47 - 101
17.HOUSE KEEPING
Dalam ruang lingkup kerja diartikan sebagai pembersihan atau pemeliharaan tempat kerja, termasuk
keteraturannya. House keeping dilakukan setiap hari kerja sebelum meninggalkan lokasi pekerjaan.
17.1 Definisi .
Tempat/ kantor disebut teratur apabila tempat tersebut tidak ada barang- barang yang tidak perlu dan semua
barang- barang yang diperlukan berada pada tempat yang semestinya
17.2 Tujuan
Pada dasarnya tujuan dari house keeping adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih, rapi, aman
dan indah sehingga tercapai sasaran :
• Safety adalah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran
• Kwalitas adalah untuk menjaga agar kesehatan lebih terjamin, mempertinggi moral sehingga lebih
bergairah kerja
• Produktivitas agar hasil kerja lebih meningkat dari karyawan
• Biaya akan lebih efektif akibat dari ketiga faktor tersebut diatas.
17.3 PERSONAL YANG BERTANGGUNG JAWAB :
Semua personal / karyawan bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan didaerah kerja masing- masing.
Supervisor mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeliharaan tempat kerja.
17.4 PRINSIP MELAKSANAKAN HOUSE KEEPING
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 48 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 49 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 50 - 101
c) Tangga harus selalu bersih, bebas dari bahaya dan terjaga kondisinya
d) Langit - langit ruangan harus selalu bersih dan lampu menyala dengan baik.
7. Halaman
Harus ditata dengan baik, bersih dari barang -barang yang tidak berguna.
18. ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
18.1 Standar Alat Pelindung Diri.
Sejak alat pelindung diri merupakan alat pelindung bagi para pekerja dimana ancaman bahaya phisik maupun
gangguan terhadap kesehatan tidak mungkin untuk dihilangkan disuatu tempat kerja, maka alat pelindung
tersebut harus disediakan. Adalah sangat penting bahwa alat pelindung diri yang diperlukan harus digunakan
sebagai suatu kesadaran bahwa alat pelindung diri yang tersedia adalah untuk tujuan agar pekerja selalu bekerja
dengan aman dan oleh karena itu maka bagian HSE akan :
a. Menetapkan standar minimum untuk alat pelindung diri yang dipergunakan oleh seluruh
karyawan yang bekerja dilapangan atau melaksanakan kegiatan perusahaan.
b. Melakukan survey identifikasi bahaya secara menyeluruh untuk seluruh kegiatan guna
menentukanspesifikasi, tambahan persyaratan- persyaratan alat pelindung diri untuk kegiatan yang
berbeda- beda.
c. Memberitahukan petunjuk- petunjuk alat pelindung diri perorangan kepada seluruh karyawan
perusahaan.
Adalah merupakan tanggung jawab bagian pembelian dan bagian HSE perusahaan untuk menjamin bahwa
semua persyaratan- persyaratan alat pelindung diri perorangan sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan
diperinci secara jelas dalam setiap pembelian yang dilakukan oleh perusahaan.
18.2 Penggunaan dan Seleksi Alat Pelindung Diri (PPE Selection and Use).
Seluruh karyawan akan didorong untuk ikut serta dalam menentukan alat pelindung diri perorangan. Hal ini
secara normal dilakukan melalui pertemuan kelompok (group meeting) atau berdiskusi dengan pengawas kerja
dan bagian HSE. Selama dalam penggunaannya seluruh karyawan secara formal diinstruksikan untuk menjaga
dan memelihara seluruh alat pelindung diri yang telah disediakan untuknya. Untuk mendapatkan penggantian
alat pelindung diri yang baru karena yang lama telah rusak, maka alat pelindung diri yang telah rusak tersebut
harus dikembalikan ke bagian HSE tanpa terkecuali untuk dimusnahkan.
18.3 Catatan Penyimpanan dan Pengeluaran Alat Pelindung Diri (PPE Issue and Record Keeping).
Semua alat pelindung diri yang dikeluarkan untuk para karyawan akan dicatat. Sebagai tambahan, catatan
pengeluaran tersebut juga akan digunakan sebagai bahan kontrol tentang penggunaan, seleksi dan untuk stock
alat pelindung diri .
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 51 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 52 - 101
pekerjaan :
ANALISA KEBUTUHAN ALAT PELINDUNG DIRI PERORANGAN
(PPE NEED ANALYSIS)
Area Yang Memerlukan Jenis- Jenis Pelindung
Pelindung (Protection)
(Areas Needed) (Types of Protection)
Pelindung Mata Seluruh daerah kerja per- usahaanPelindung Muka Menyeluruh (Full
(Eye Protection) dimana disadari terdapat Face Shield)
gangguan bahaya terhadap mata, Kacamata (goggles)
termasuk : - Penanganan Bahan Kacamata keselamatan dilengkapi
berbahaya - Lain-lain yang telah pelindung samping (Safety glasses
ditentukan with side protection)
Semua peralatan tersebut harus
diakui dan disahkan sesuai standar
ANSI/ ISEA Z87.1-2010 American
National Standard for
Occupational and Educational
Personal Eye and Face Protection
Devices
Pelindung Kepala Seluruh daerah kerja Perusahaan, Semua Pelindung Kepala telah
(Head Protection) Kecuali: diakui dan disahkan sesuai Standar
Daerah Kamp dan Perkantoran. ANSI/ISEA Z89.1-2009 American
National Standard for Industrial
Head Protection, CA/ CSA Z94.1-
2005 Head Protection
Pelampung Melakukan perjalanan diatas air Semua life jacket yang telah diakui
(Life Jacket) dengan menggunakan alat dan disahkan sesuai standar USCG
transport untuk seluruh daerah Regulation Title 33 Chap 1.175.B
kerja perusahaan Personal Flotation Device (PFD)
type III: Flotation Aid.
Pelindung Tangan Seluruh daerah kerja per- usahaan Sarung tangan Katun (Cotton
(Hand Protection) yang melakukan pekerjaan berikut gloves) Sarung tangan Kulit
ini : (Leather gloves) Sarung tangan
- Penanganan Material Karet (Rubber gloves) Sarung
tangan untuk penahan panas
- Menggunakan bahan (Heat resistant gloves) Semua
- Bahan berbahaya peralatan tersebut harus diakui
dan disahkan sesuai standar EN
- Menggunakan Alat Dan
388 -2003 Protective gloves
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 53 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 54 - 101
Dalam bab ini dijelaskan masalah keselamatan dan keamanan serta persyaratan yang diperlukan sehubungan
dengan transportasi darat dengan tujuan untuk menjamin agar kegiatan yang berhubungan dengan masalah
transportasi darat dapat direncanakan sesuai dengan yang direncanakan, terorganisir, terarah dan terkontrol
sehingga dapat mengurangi resiko dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang
berlaku.
Pelaksanaan tentang manajemen transportasi ini disusun untuk :
• Memberikan tanggung jawab terhadap masalah transportasi
• Menjamin terpenuhinya semua persyaratan- persyaratan yang ditentukan
• Mengurangi resiko akibat adanya suatu operasi transportasi darat
• Mengurangi luka- luka atau cidera disebabkan oleh kendaraan.
• Mengurangi kerusakan dan kontrol biaya apabila terjadi suatu insiden. LIRIK FIELD
• Mengembangkan dan menerapkan standar test dan seleksi untuk pengemudi.
• Mengembangkan dan menerapkan standar pemeliharaan kendaraan yang menjamin semua
kendaraan dipelihara dalam kondisi operasi yang aman.
• Mengembangkan dan menerapkan program- program dan prosedur pelatihan pengemudi.
19.2 Kebijakan keselamatan kendaraan bermotor
Mengemudi merupakan resiko terbesar yang dihadapi oleh para karyawan. Guna memperkecil resiko ini dan
memastikan bahwa standar di seluruh daerah kerja untuk kualifikasi dan praktek mengemudi diikuti, Kebijakan
mengemudi Perusahaan ini ditetapkan dan berlaku terhadap seluruh organisasi karyawan perusahaan.
Kualifikasi Pengemudi Hanya karyawan yang telah disetujui saja yang diperbolehkan untuk mengemudikan
kendaraan atas nama perusahaan, termasuk kendaraan yang dimiliki maupun yang disewa oleh perusahaan.
Persetujuan hanya diberikan kepada para pengemudi yang telah mengikuti penilaian mengemudi oleh
perusahaan.
19.3 Sabuk pengaman (seat belt)
Sebagai persyaratan hubungan kerja, seluruh karyawan harus mengenakan sabuk pengaman setiap saat
bilamana mengemudikan kendaraan, dan mereka harus memastikan bahwa semua penumpang
dikendaraannya juga mengenakan sabuk pengaman.
19.4 Minuman keras dan obat- obat terlarang
Semua karyawan tanpa memandang apakah seorang pengemudi atau pelaksana kerja lainnya tidak
diperkenankan untuk meminum obat- obat terlarang atau meminum minuman yang beralkohol selama
melaksanakan pekerjaan. Apabila ditemukan karyawan melakukan hal tersebut diatas akan langsung
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 55 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 56 - 101
• Memastikan semua kendaraan dan peralatan dirawat sesuai dengan standar keselamatan yang
disyaratkan oleh perusahaan.
• Memastikan bahwa transportasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berhubungan dengan
tanggung jawab terhadap lingkungan.
19.6.2 Supervisor
Pengawas merupakan kunci keselamatan transportasi darat. Pengawas harus melaksanakan tanggung
sebagai berikut :
• Harus familiar dengan Sistim Manajemen Keselamatan Transportasi Darat yang diterapkan oleh
perusahaan.
• Mengembangkan peraturan dan prosedur pelaksanaan Keselamatan Transportasi Darat.
• Menginformasikan peraturan- peraturan Keselamatan Transportasi Darat kepada seluruh karyawan.
• Mengembangkan prosedur- prosedur untuk memonitor dan meninjau catatan tentang pengemudi
untuk memastikan bahwa pengemudi tetap melakukan tugasnya sesuai dengan standar yang berlaku
dan mengidentifikasi kemungkinan masalah yang timbul dilapangan.
• Mengembangkan dan melaksanakan prosedur untuk memonitor, mengawasi dan meninjau
pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pengemudi transportasi darat. Prosedur- prosedur ini
minimum harus termasuk :Meminta para pengemudi untuk melaporkan semua kejadian
pelanggaran lalu lintas.
a. Membuat catatan permanen terhadap pelanggaran lalu lintas.
b. Meninjau setiap kecelakaan yang melibatkan pengemudi dan catatan pelanggaran-pelanggaran
secara berkala sekurang- kurangnya setiap tahun.
• Membuat dan menerapkan prosedur untuk memastikan jam kerja pengemudi transportasi darat
sesuai dengan Undang- Undang dan peraturan yang berlaku.
• Menyususn pelatihan yang sesuai bagi pengemudi.
• Menegaskan dalam pelaksanaan kebijakan, prosedur- prosedur dalam pelaksanaan transportasi darat,
termasuk undang- undang dan peraturan- peraturan yang berlaku.
• Membuat semua laporan tentang kejadian kecelakaan transportasi darat.
• Bersama- sama dengan “ Team yang dibentuk oleh Manajemen “, menyelidiki semua kejadian-
kejadian dan kecelakaan yang terjadi untuk menentukan akar masalah secara terperinci, menganalisa
dan menindak lanjuti langkah- langkah perbaikan yang disarankan
19.6.3 Pekerja (Pengemudi)
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 57 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 58 - 101
➢ Jangan sekali - kali memundurkan kendaraan apabila pandangan kebelakang terhalang, kecuali apabila
▪ Kendaraan dilengkapi dengan alarm untuk berjalan mundur yang dapat digunakan, serta dapat
terdengar sejauh 200 feet diatas suara - suara disekelilingnya.
▪ Atau bila ada orang yang memberi isyarat bahwa aman untuk mundur.
➢ Pada saat mengisi bahan bakar, mesin kendaraan harus dimatikan dan penumpang tidak
dibolehkan merokok.
➢ Pada saat mengemudi di jalan umum, peraturan lalu lintas jalan harus dipatuhi.
➢ Jangan memuat bahan yang mudah terbakar dibagasi kendaraan.
➢ Setiap pengemudi sama sekali tidak dijinkan untuk mengambil penumpang atau pejalan kaki yang
bukan karyawan. Hal ini untuk mencegah beban biaya dan tanggung jawab perusahaan apabila terjadi
kecelakaan.
➢ Apabila pengemudi bertingkah laku yang tidak sopan dalam mengemudikan kendaraannya, seperti
mengganggu pejalan kaki, memonopoli jalan, melanggar peraturan lalu lintas dan bersikap ceroboh,
maka perbuatan tersebut dikategorikan sebagai pelanggaran.
➢ Setiap kecelakaan yang menyangkut kendaraan perusahaan, baik kecelakaan berat maupun ringan,
harus dilaporkan secepat mungkin kepada supervisor, dan formulir kecelakaan harus diisi.
➢ Dilarang masuk atau keluar dari kendaraan yang sedang berjalan, demikian juga naik kendaraan yang
tidak dirancang untuk kendaraan penumpang . Jangan meninggalkan kendaraan dengan mesin masih
berjalan, atau mengemudi dengan pintu terbuka.
➢ Tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan kendaraan didaerah yang udaranya
mengandung gas atau didaerah yang mungkin terdapat akumulasi gas.
➢ Pada waktu hujan kadang-kadang pekerja berlindung didalam kendaraan bermotor yang sedang
diparkir, yang mesinnya masih hidup. Untuk menghindari keracunan karbon monoksida, ventilasi atau
jendela kendaraan harus dibuka lebar untuk menjamin tersedianya udara segar cukup banyak.
19.8 Tehnik mengemudi secara defensif (defensive driver)
Defensive Driver adalah pengemudi yang dapat menghindari kecelakaan meskipun orang lain yang bersalah dan
pengemudi yang rela menggugurkan haknya demi untuk menghindari kecelakaan untuk keselamatan. Semua
pengemudi kendaraan bermotor harus mempraktekkan tehnik mengemudi kendaraan secara defensif dan
ketika sedang bertugas memperhatikan hal- hal berikut ini :
1. Semua pengemudi kendaraan harus hafal dan patuh kepada peraturan-peraturan lalu lintas baik umum
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 59 - 101
maupun setempat
2. Pada semua kendaraan perusahaan harus dipasang sabuk pengaman. Semua penumpang mobil perusahaan
dan mobil pribadi yang digunakan untuk urusan kerja harus mengenakan sabuk pengaman didalam kabin
dan tidak diijinkan naik bak pick-up atau truk dijalan umum.
3. Pengendara harus membiasakan diri untuk melihat sekeliling guna melihat adanya kemungkinan bahaya
sebelum masuk kendaraan dan menjalankannya.
4. Jika terpaksa melakukan manuver kendaraan ditempat yang sempit, yakinkan bahwa jalan telah kosong dan
pengemudi dapat melihat ke seluruh daerah tersebut. Jika pandangan pengemudi terhalang harus dibantu
oleh orang lain yang pandangannya tidak terhalang.
5. Jika pekerja yang mengemudikan kendaraan perusahaan mengantuk , harus digantikan oleh pekerja yang
bisa mengemudi. Jika tidak ada orang lain yang dapat mengemudi, pekerja tersebut tidak boleh melanjutkan
perjalanan sebelum dapat lagi mengemudi dengan aman.
6. Sebelum menghidupkan kendaraan di pagi hari , bersihkan dulu semua jendela . Jika hanya membersihkan
sebagian kaca depan dan sebagian kaca belakang saja tidak akan memberikan pandangan yang luas.
7. Mengemudi adalah tugas utama. Pengemudi tidak boleh mengemudikan kendaraan sambil melakukan
kegiatan lain. Sebagai contoh : kendaraan harus dipinggirkan dan dihentikan pada waktu menggunakan
telpon mobil, atau membuat catatan.
8. Dilarang mengemudikan kendaraan secara tidak aman dan tidak sopan, misalnya mengemudi secara ugal-
ugalan, tidak menghormati hak pejalan kaki, melanggar peraturan lalu lintas dan segala macam bentuk
kecerobohan lainnya yang disengaja.
9. Pengendara peralatan otomotif yang bekerja didaerah operasi perusahaan harus mematuhi peraturan lalu
lintas yang berlaku.
10. Mengemudi pada batas kecepatan maksimum pada keadaan tertentu dapat membahayakan keselamatan.
Pengemudi kendaraan perusahaan harus mempertimbangkan baik- baik dan mengatur kecepatan sesuai
dengan kondisi kendaraan, lalu lintas jalan dan cuaca.
19.8.1 Pengemudi yang defensive mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Dapat menghindari kecelakaan
b. Mematuhi Peraturan
c. Sopan santun
d. Tepat waktu
e. Tidak menyalah gunakan kendaraan
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 60 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 61 - 101
Manfaatnya adalah menjalin kontak mata langsung, menghindari pejalan kaki dan tabrakan di
pesimpangan.
19.9 Pengaturan manajemen perjalanan
Tujuan dari prosedur manajemen perjalanan adalah untuk menjamin keselamatan bagi para pengemudi,
penumpang dan barang. Prosedur manajemen perjalanan meliputi antara lain :
a. Mengurangi kebutuhan terhadap transportasi darat yang kurang penting
b. Mengurangi lamanya perjalanan dan meningkatkan efisiensi
c. Memonitor kinerja
d. Menjamin pengemudi kendaraan menyadari setiap perencanaan perjalanan dan resiko e.
Mengurangi resiko operasi transportasi darat
19.9.1 Pengurangan Perjalanan
Elemen penting dalam perencanaan manajemen perjalanan adalah penilaian (assessment) terhadap kebutuhan
perjalanan transportasi darat. Mengurangi kebutuhan dengan transportasi dapat mengurangi resiko
transportasi bagi pengemudi, penumpang dan barang.
Setiap perjalanan transportasi darat harus dianalisa berdasarkan kebutuhan perjalanan business, resiko
pengemudi, penumpang dan barang serta alternatif praktis yang tersedia.
Beberapa cara mengurangi resiko perjalanan darat seperti:
a. Penggunaan alat transportasi alternatif seperti udara, air, kereta, dan lain- lain
b. Menggunakan metode komunikasi elektronik
19.9.2 Pre- Trip Mental Inventory
Sebelum melakukan suatu perjalanan dengan menggunakan kendaraan, seorang pengemudi perlu untuk
melakukan suatu pertanyaan pada diri sendiri tentang :
• Siapkah mental dan fisik saya untuk mengemudi
• Dapatkah saya menduga hal-hal luar biasa dan tak terduga seperti cuaca, dan kondisi lalu lintas
• Bagaimanakah kondisi mobil yang saya kemudikan Setelah menjawab pertanyaan ini dengan “ YA “,
kenakan seat belt, hidupkan mesin dan siap untuk mengadakan perjalanan.
19.10 Keamanan kendaraan
Untuk mencegah suatu kecelakaan yang mungkin dapat terjadi serta guna memudahkan dalam melakukan
suatu perjalanan, berikut ada beberapa hal yang mencakup dalam daftar Periksa sebelum melakukan perjalanan
guna mencegah kecelakaan sedini mungkin, yaitu :
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 62 - 101
➢ Periksa apabila ada klem pelek yang kendur dan periksa pula ban untuk memastikan tekanan udara
dan kondisinya baik.
➢ Pastikan semua peralatan yang kendur telah dikencangkan.
➢ Periksa peralatan pengaman yang diisyaratkan oleh perusahaan dan peraturan Pemerintah yang
antara lain meliputi :
• Sabuk Pengaman
• Wiper Penyapu kaca depan
• Alat Pemadam kebakaran
• Segitiga Pengaman
• Kotak P3K
• Kunci Roda , dan lain-lain.
➢ Singkirkan semua benda lepas seperti botol minuman atau bahan berbahaya dari tempat pengemudi.
➢ Pastikan kaca depan dan jendela sisi bersih dan bahwa kaca spion belakang bersih dan telah distel
untuk pandangan yang benar.
➢ Hidupkan mesin dan amati seluruh instrumen, meter pengukur dan lampu indicator guna
memastikan pengoperasian yang benar.
➢ Pastikan bahwa system rem bekerja dengan baik
➢ Periksa penyapu kaca depan dan klakson.
➢ Pastikan bahwa seluruh dokumentasi yang disyaratkan ada, termasuk namun tidak terbatas pada :
Surat Ijin Mengemudi, STNK, lain-lain.
➢ Kencangkan sabuk pengaman.
19.10.1 Cara Mundurkan Kendaraan dengan Aman
➢ Amankan Lokasi di belakang dan di samping kendaraan anda
➢ Bunyikan klakson sebelum mundur
➢ Apabila yakin keadaan aman, mundur segera dan ingat di belakang Anda bisa berubah
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 63 - 101
➢ Gunakan pemandu
➢ Parkir kendaraan dengan posisi siap maju
19.11 Mengemudi sambil berkomentar (commentary drive)
Mengemudi sambil berkomentar (commentary drive) adalah suatu tes kelayakan mengemudi berdasarkan cara
mengemudi yang defensif (benar & aman) dengan menggunakan teknik 5 SIKAP PENGAMATAN yang gunanya
meninjau keterampilan dan kebiasaan mengemudi.
Sedangkan tujuan mengemudi sambil berkomentar adalah untuk :
➢ Meningkatkan perhatian & konsentrasi pada saat mengemudi
➢ Mengetahui kekurangan-kekurangan diri sendiri
➢ Selalu memprioritaskan ancaman-ancaman bahaya
➢ Meningkatkan dasar-dasar 5 SIKAP PENGAMATAN
➢ Meningkatkan kebiasaan kontak mata
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 64 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 65 - 101
➢ Keadaan cuaca
➢ Petugas kepolisian atau aparat keamanan yang terkait
➢ Kondisi kendaraan
➢ Keterangan singkat tentang peristiwa yang menyebabkan kecelakaan
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 66 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 67 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 68 - 101
Apabila terjadi huru-hara, Demontrasi warga , maka akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghentikan sementara pekerjaan.
b. Memberikan arahan kepada pekerja agar tidak terpancing provokasi melalui supervisior lapangan.
c. Melakukan koordinasi kepada petugas keamanan setempat.
d. Melaporkan adanya keadaan darurat kepada POLRES terdekat
21.1.5 Penanggulangan Pencemaran Melakukan pengumpulan data dan laporan lengkap, pengawas wilayah
setempat segera melaksanakan tindakan sebagai berikut :
Mengamankan daerah sekitar pencemaran terhadap sumber api dan meminta bantuan Keamanan
(Security) untuk menutup daerah tersebut dari lalu lintas umum dan dari orang - orang yang tidak
bertanggung jawab,
Membantu korban yang mungkin ada, Menghentikan, memperbaiki dan mengisolir sumber
pencemaran.
21.2 Tim Emergency Responce Plan
Tim emergency responce plan / tim penanggulangan gawat darurat terdiri dari internal pekerja PT ANSI MEGA
INSTRUMENINDO dan External, bekerja sama dengan RSUD terdekat.
PUSAT
PENGENDALIAN
GAWAT DARURAT
PROJECT :
081319439427 24 JAM
AKTIF
TEAM HSE
ERICK R:
087775460666
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 69 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 70 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 71 - 101
Kasus Pertolongan Pertama (First aid cases) adalah setiap peristiwa kecelakan yang tidak menyebabkan
kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan.
Jumlah korban fatal (Number of Fatalities) adalah jumlah korban sebenarnya yang meninggal akibat suatu
kecelakaan kerja
Fatal Accident Rate adalah ukuran terjadinya kecelakaan yang bersifat fatal per dua ratus ribu jam kerja dalam
periode tertentu.
Kecelakaan berakibat hilangnya hari kerja (Lost Time Injuries) adalah jumlah keseluruhan korban meninggal,
cacat permanen total, cacat permanen sebagian dan kasus-kasus hilangnya hari kerja.
Keseluruhan Incident Rate yang Tercatat (Total Recordable Incident /TRI) adalah jumlah seluruh kasus
kecelakaan yang berhubungan dengan cidera atau penyakit akibat kerja, disebabkan oleh :
Kasus kehilangan hari kerja (Lost Workday Cases), seperti :
• Kecelakaan Fatal (Fatal Accident) adalah suatu kecelakaan kerja tambang yang menyebabkan
kematian tanpa memperhitungkan tenggang waktu antara terjadinya kecelakaan dengan
meninggalnya korban.
• Kasus Meninggalkan Hari Kerja (Days Away from Work Cases) : Kasus- kasus dimana karyawan atau
kontraktor pergi meninggalkan pekerjaan sehari atau atau lebih setelah hari kerjanya sehubungan
dengan cidera atau sakit akibat kerja.
• Kasus Hari Kerja yang Terbatas (Restricted Work Day Cases) adalah setiap kecelakaan kerja yang
menyebabkan pemberian tugas di luar tugas yang biasa dikerjakan sebagai pekerjaannya setelah hari
terjadinya kecelakaan. Tugas terbaik yang diberikan harus mempunyai arti dan ditentukan lebih
dahulu atau merupakan bagian besar suatu jabatan dalam pekerjaan.
Keseluruhan Incident Rate yang tercatat selama 1 (satu) tahun (Total Recordable Incident Rate for Each Year)
adalah jumlah keseluruhan kasus Kecelakaan dengan Hari Hilang (LTI) ditambah dengan kasus hari kerja yang
terbatas (RWDC) dan Kasus Perawatan Medis (MTC) setiap dua ratus ribu jam kerja selama jangka waktu 1 (satu)
tahun.
(LTI + RWDC + MTC) x 200,000 TRIR = -------------------------------------------
Jumlah Jam Kerja karyawan
Kasus Perawatan Medis (Medical Treatment Cases) adalah setiap kecelakaan kerja yang tidak menyebabkan
kehilangan hari kerja atau hari kerja yang terbatas (RWDC) tetapi membutuhkan perawatan oleh, atau dibawah
pengawasan khusus dari seorang Dokter karena diperlukan perawatan yang melebihi dari pengobatan First Aid.
Frekuensi kecelakaan berakibat hilangnya hari kerja (Lost Time Injury Frequency) adalah jumlah Kecelakaan
dengan Hari Hilang (LTI) setiap dua ratus ribu jam.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 72 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 73 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 74 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 75 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 76 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 77 - 101
Petunjuk teknis untuk pelaksanaan penyelidikan kecelakaan beserta Teknik Menganalisa Penyebab dengan
Sistematis (Systematic Cause Analysis Technique) mengacu pada International Safety Rating System (ISRS 7 th
edition).
Bagian HSE akan menangani semua laporan kecelakaan yang diterimanya setelah selesai ditanda tangani oleh
pengawas yang berhubungan dengan kecelakaan. HSE Supervisor akan melaporkan tentang status rekomendasi
yang dibuat dalam pertemuan kelompok bulanan (monthly meeting) dan akan dicatat kedalam notulen meeting
sampai semua rekomendasi selesai dilaksanakan.
Bagian HSE melalui Direktur juga bertanggung jawab untuk melaporkan setiap kecelakaan yang menimpa
karyawannya kepada Perusahaan pemberi kerja atau mitra kerja dari perusahaan apabila terjadi kecelakaan dan
laporan ini selain dilaporkan dalam waktu 1 x 24 jam setelah terjadi kecelakaan kepada mitra kerja juga akan
dilaporkan setiap bulannya melalui laporan bulanan.
24.1 Teknik menganalisa penyebab kecelakaan dengan sistematis :
24.1.1 Keterangan Tentang Kecelakaan
❑ Tulis dengan singkat, lengkap dan jelas tentang peristiwa terjadinya kecelakaan
❑ Type/ Jenis kerugian :
✓ Manusia
✓ Reputasi
24.1.2
❑ Potensi kerugian (Besar, Sedang, kecil)
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 78 - 101
Cari beberapa penyebab dasar (basic cause / penyakit) yang terjadi. Lihat deretan angka yang tertulis
dibelakangnya yang menunjukkan kemungkinan kegagalan program standar yang terjadi.
Buat rekomendasi untuk mengoreksi fungsi kontrol manajemen.
PERINTAH :
Prayitno , Direktur
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 79 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 80 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 81 - 101
Menganalisa kelayakan terhadap HSE Performance, HSE Plan , dan investigasi di lapangan . Data hasil kunju
-ngan audit akan dibahas oleh TIM HSE PT PP (Tbk) Energi.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 82 - 101
kualifikasi harus mampu sepenuhnya dalam mengelola semua aspek K3 dari pekerjaan. Langkah ini mempunyai
kepentingan untuk mengukur kinerja Kontraktor di masa lalu.
25.4.3 Proses Pra kualifikasi
Semua Kontraktor harus mengikuti Pra-kualifikasi. Hanya Kontraktor yang lulus pra kualifikasi SMK3L Kontraktor
yang akan dimasukkan ke dalam daftar peserta lelang untuk proses-proses pelelangan selanjutnya. Pada
umumnya, proses pra kualifikasi dimaksudkan untuk memberikan informasi dasar mengenai kompetensi
Kontraktor di masa lampau, seperti :
• Komitmen dan kepemimpinan Kontraktor dalam hal K3
• Komunikasi K3, pelatihan dan sertifikasi, manajemen Kontraktor dan standar kinerja
• Perencanaan dan prosedur
• Pemantauan atas pelaksanaan dan kinerja
• Prosedur audit, inspeksi dan peninjauan
• Nilai pra kualifikasi terdahulu dalam hal aspek K3 Bila Kontraktor telah lulus dalam proses pra
kualifikasi awal, selanjutnya inspeksi terhadap fasilitas Kontraktor dan audit pada kepatuhan
Kontraktor terhadap dokumen pra kualifikasi mungkin dilakukan. Kebijakan dalam audit K3 disediakan
terpisah dari bagian K3. Kontraktor yang tidak lulus dalam proses pra kualifikasi akan diberikan umpan
balik untuk memberitahukan mereka mengenai alasan kenapa mereka tidak memenuhi syarat dan
memberitahu mereka mengenai tindakan koreksi terhadap kekurangan yang ditemukan. Feedback
kepada Kontraktor akan diberikan oleh Tim Evaluasi. Kontraktor tersebut bisa diberi kesempatan
untuk pekerjaan-pekerjaan di masa datang hanya bila mereka telah membuktikan perbaikan-
perbaikan yang disarankan.
25.5 Seleksi PT ANSI MEGA INTRUMENINDO
25.5.1 Tujuan
Tujuan dari tahap seleksi ini adalah untuk menilai apakah Rencana K3 dan kriteria evaluasi lelang telah dipenuhi
dan untuk memilih pemenang lelang, bila perlu melalui rapat-rapat klarifikasi.
25.5.2 Penyiapan Dokumen kontrak
Dalam mempersiapkan dokumen kontrak, ada beberapa pertimbangan yang perlu diambil :
• Kontraktor mempunyai tanggung jawab sendiri terhadap rencana K3 nya, dokumen-dokumen harus
menjelaskan ketentuan yang jelas bagi perusahaan untuk melaksanakan audit K3 terhadap Kontraktor
untuk menilai kepatuhannya.
• Dokumen-dokumen harus menyertakan ketentuan bagi perusahaan untuk menunda pekerjaan jika
Kontraktor tidak memenuhi kriteria K3 yang di jelaskan di dalam rencana kontrak. Khusus pada saat
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 83 - 101
mobilisasi, Perusahaan dapat menahan izin memulai pekerjaan dan menunda pembayaran hingga
semua audit awal pekerjaan sudah mencapai tingkat memuaskan. Namun demikian, sebelum
menunda suatu pekerjaan, perusahaan harus berhubungan dengan Kontraktor untuk memberi
mereka kesempatan guna memperbaiki ketidak-patuhannya.
Perusahaan harus memastikan bahwa tahap mobilisasi dan demobilisasi tercantum di dalam Rencana
K3. Pentingnya persyaratan-persyaratan SMK3 Kontraktor harus dikomunikasikan kepada semua
peserta lelang selama waktu berlangsungnya rapat-rapat klarifikasi pre-bid.
25.5.3 Pre-Bid dan Kunjungan Lapangan
Klarifikasi lelang diperlukan untuk memastikan adanya pengertian peserta lelang yang jelas mengenai
persyaratan-persyaratan lelang, tempat kerja, dan aturan-aturan serta persyaratan-persyaratan yang
dikenakan. Persyaratan-persyaratan lelang harus menyertakan aspek-aspek K3. Rapat-rapat pre-bid dan
kunjungan lapangan ditetapkan sebagai suatu yang mutlak untuk diikuti oleh peserta lelang. Ketidak hadiran
dalam rapat-rapat pre-bid dan kunjungan lapangan akan mengakibatkan peserta lelang di diskualifikasi.
25.5.4 Evaluasi Lelang Dan Peninjauan Lokasi / Audit Lokasi PT ANSI MEGA INSTRUMENINDO
Selama masa evaluasi lelang, End User, Wakil dari departemen K3 dan Kontraktor harus menyelenggarakan
pertemuan-pertemuan untuk berkonsentrasi dalam membahas program K3 yang dibuat oleh Kontraktor dan
menilai seberapa efektif Kontraktor telah memberikan jaminan bahwa semua bahaya sudah dikenali. Apa yang
telah di evaluasi selama proses Pra kualifikasi bisa saja di evaluasi ulang dan dibandingkan satu sama lain dengan
semua peserta lelang, kalau-kalau terdapat inkonsistensi dengan dokumen Pra kualifikasi peserta lelang.
Rapat-rapat klarifikasi antara perusahaan dan Kontraktor juga harus dilakukan untuk mengklarifikasi dan menilai
selanjutnya kecocokan antara rencana-rencana K3 Kontraktor dan bagaimana rencana tersebut berinteraksi
dengan program K3 perusahaan. Setelah masalah-masalah K3 di evaluasi dan diberikan nilai, selanjutnya hal ini
akan dimasukkan ke dalam evaluasi teknis secara keseluruhan. Penilaian ini harus didokumentasikan sebab
merupakan kondisi yang sangat penting untuk memenangkan kontrak. Inspeksi lapangan mungkin dilakukan
untuk memastikan kepatuhan terhadap apa yang telah diajukan peserta lelang. Wakil-wakil K3 akan membantu
dengan menyediakan jaminan K3 dan memberikan rekomendasi yang diperlukan.
25.6 Tahap Pelaksanaan Di Lapangan
25.6.1 Aktivitas Awal Pekerjaan (Pre Job Activities)
1. Tujuan Tujuan aktifitas awal pekerjaan adalah untuk memastikan bahwa aspek-aspek yang relevan dengan
penilaian resiko kontrak dan semua aspek K3 lainnya dari kontrak dikomunikasikan dan dimengerti oleh
semua pihak sebelum pelaksanaan kontrak.
2. Langkah-langkah Aktivitas Awal Pekerjaan Aktivitas Awal Pekerjaan terdiri dari dua langkah :
• Aktifitas Pre-mobilisasi
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 84 - 101
• Aktifitas Mobilisasi.
25.6.2 Pra-mobilisasi
Selama masa pra-mobilisasi, semua aspek yang relevan dengan penilaian resiko kontrak dan semua
aspek K3 lainnya dari kontrak dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak sebelum pelaksanaan
kontrak. Termasuk di dalam kegiatan ini adalah kick-off meetings, inspeksi, audit, orientasi lapangan,
dan briefing K3. Topik yang dibahas selama aktivitas ini adalah : diskusi rencana kerja, peninjauan semua
bahaya yang potensial dan masalah-masalah K3, pemeriksaan kesiapan dari semua peralatan yang
diperlukan, alat-alat dan PPE, pembuatan prosedur darurat. Wakil-wakil dari departemen yang
mengajukan kontrak melakukan inspeksi dan bila perlu, dengan bantuan Wakil K3 yang ditunjuk.
25.6.3 Kick-off Meeting Kick-off
Kick Off Meeting meeting harus dilakukan segera setelah kontrak dimenangkan, sebelum pekerjaan
dimulai. Kick-off meeting dilakukan untuk memberi kesempatan kepada Kontraktor untuk mengenali
lokasi kerja perusahaan, fasilitas, orang-orangnya, dan informasi kerja lainnya. Kick-off meeting
dipimpin oleh masing-masing Line Manager dan orang-orang di bawahnya yang bertanggung jawab
terhadap pekerjaan. Dari pihak Kontraktor, personil kunci Kontraktor harus menghadiri kick-off
meeting ini. Jika Kontraktor melakukan kegiatan di daerah kerja perusahaan, kick-off meeting bisa
dilakukan di tempat, baik di kantor perusahaan maupun di kantor proyek Kontraktor. Atau, mungkin
juga perlu diadakan kick-off meeting awal di kantor pusat Kontraktor. Line Manager akan menentukan
lokasi kick-off meeting ini.
25.6.3.1 Topik yang dibahas dalam kick-off meeting setidak-tidaknya terdiri dari :
• Peninjauan bahaya besar yang mungkin terjadi,
• Konfirmasi rencana K3 yang harus dilakukan termasuk konfirmasi bahwa peranan dan tanggung jawab
telah dijelaskan dengan baik dan dimengerti.
• Distribusi dan penjelasan mengenai program K3 perusahaan, aturan-aturan dasar K3, dan prosedur
kerja serta semua aturan yang berlaku.
• Konfirmasi mengenai tersedianya prosedur darurat Kontraktor.
• Briefing bagi Kontraktor mengenai persyaratan-persyaratan K3.
• Pelaporan Kecelakaan/ Insiden dan prosedur penyelidikan.
• Mengenali aspek-aspek lingkungan.
• Mengenali dampak sosial terhadap masyarakat setempat. Rapat-rapat ini juga harus digunakan
sebagai kesempatan untuk memberi klarifikasi atau mengangkat masalah K3 yang mungkin belum
tercakup dalam dokumen kontrak.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 85 - 101
25.6.3.2 Orientasi Lapangan K3 Orientasi lapangan dilakukan untuk membuat Kontraktor kenal dengan
ingkungan kerja, fasilitas, dan daerah evakuasi kebakaran, keselamatan, dan keadaan darurat. Semua
bahaya yang potensial dan masalah-masalah K3 lainnya yang ditemukan selama kick-off meeting harus
dikomunikasikan dengan baik selama orientasi ini.
25.6.3.3 Orientasi Lapangan K3 Orientasi lapangan dilakukan untuk membuat Kontraktor kenal dengan
ingkungan kerja, fasilitas, dan daerah evakuasi kebakaran, keselamatan, dan keadaan darurat. Semua
bahaya yang potensial dan masalah-masalah K3 lainnya yang ditemukan selama kick-off meeting harus
dikomunikasikan dengan baik selama orientasi ini.
25.6.3.4 Pelatihan K3 Kontraktor bertanggung jawab untuk melatih dan memberi briefing karyawan-
karyawannya sendiri mengenai semua bahaya yang potensial dan masalah K3 yang berhubungan
dengan pekerjaan. Seorang petugas keselamatan harus mempunyai pengetahuan minimum K3 dan
tentang hal-hal yang mutlak dalam keselamatan seperti Pemadaman Kebakaran, Penggunaan dan
Fungsi Alat Pelindung Diri, P3K serta Penilaian Resiko. Perusahaan akan memeriksa apakah pelatihan
tersebut dilakukan dan didokumentasikan dengan baik. Suatu metoda untuk menentukan pengertian
mengenai bahan pelatihan, misalnya ujian lisan atau tertulis, peragaan, evaluasi di tempat kerja,
mungkin digunakan oleh perusahaan. Pelatihan dan briefing mungkin diperlukan bila pengetahuan
yang diperlihatkan masih di bawah harapan.
25.7 Mobilisasi
Selama mobilisasi, rencana K3 harus dikomunikasikan kepada semua personil perusahaan dan
Kontraktor yang terkait. Kontraktor menjamin bahwa masing-masing menetapkan metoda operasi yang
sesuai dengan rencana K3 yang telah disepakati. Pada tahap inilah pelaksanaan dari rencana K3 oleh
Kontraktor secara resmi dimulai. Tergantung dari keadaan, petugas pengawasan tambahan dari
Kontraktor mungkin diperlukan untuk memungkinkan penyusunan dan pelaksanaan rencana K3 yang
lancar. Selama masa permulaan dari tahap mobilisasi, semua personil kunci yang ditugaskan dalam
pekerjaan harus menghadiri program orientasi K3 yang harus digunakan untuk mengkomunikasikan
rencana K3 dan semua aspek penting K3 lainnya dari kontrak. Progress meeting selanjutnya harus
digunakan sebagai metoda formal untuk meninjau pelaksanaan K3. B. Pekerjaan Sedang Berlangsung
(Work In Progress)
25.7.1 Tujuan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana K3 yang telah disepakati, dan bahwa kebutuhan K3 tambahan yang ditemukan selama
pekerjaan, diperhatikan dengan benar.
25.7.2 Kunjungan Line Manager
• Dalam waktu tujuh hari setelah mobilisasi atau start up, Line Manager yang berwenang akan
mengadakan kunjungan kerja ke semua lokasi yang dikelola Kontraktor.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 86 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 87 - 101
lain di masa datang,dikeluar- kannya.peringatan lisan maupun tertulis, pemberhentian personil, penundaan
kontrak, atau bahkan penghentian kontrak.
25.8 Rencana K3
End-user dan Kontraktor secara bersama-sama bertanggung jawab atas pelaksanaan dan perbaikan dari rencana
K3. Pelaksanaan rencana K3 yang berhasil akan ditentukan oleh keberhasilan pemantauan, evaluasi, dan
dilakukannya tindakan perbaikan.
25.9 Rapat-rapat K3 (K3 Meetings)
Kontraktor secara bersama-sama dengan karyawannya harus melakukan rapat-rapat K3 secara teratur. Apabila
dianggap perlu, Kontraktor dapat meminta wakil Perusahaan untuk hadir dalam rapat K3 tersebut dengan
memberitahukan rencana tersebut beberapa waktu sebelumnya kepada Perusahaan. Rapat-rapat ini
dimaksudkan untuk memberikan pelatihan sambil bekerja dan mengkomunikasikan masalah-masalah K3 dan
harus dicatat dan didokumentasikan.
25.10 Promosi K3
Promosi K3 penting, meskipun tempat kerja telah dirancang sebagai tempat yang aman, prosedur kerja sudah
dibuat seaman mungkin, karyawan semua sudah terlatih dengan baik, dan prosedur kerja yang aman telah
diterapkan dengan konsisten.
25.11 Pengawasan dan Komunikasi K3 Karyawan
Pengawas-pengawas atau karyawan Kontraktor memastikan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan tidak
berbahaya baik terhadap diri mereka sendiri, bagi orang lain, atau bagi perusahaan. Kontraktor harus
memastikan bahwa karyawan Kontraktor mampu mengkomunikasikan setiap masalah yang menyangkut K3
kepada manajemen mereka.
25.12 Latihan dan Emergency Drills
Kontraktor harus melakukan atau berpartisipasi dalam setiap latihan keadaan darurat ketika bekerja pada atau
berkunjung ke fasilitas perusahaan. Prosedur Darurat Kontraktor mungkin ditinjau dan diperbaiki bilamana
perlu. Kontraktor juga harus familiar dengan semua sistem emergency perusahaan.
25.13 Investigasi/Pelaporan Kecelakaan dan Insiden
Semua cidera, kecelakaan di tempat kerja dan near miss yang berkaitan dengan pekerjaan Kontraktor di
lapangan harus segera dilaporkan kepada perusahaan dan akan dicatat. Setelah kecelakaan atau insiden
dilaporkan, perusahaan dan Kontraktor bisa melakukan penyelidikan bersama. Setiap kecelakaan dan insiden,
apakah itu kecelakaan/ insiden paling kecil seperti kasus-kasus first aid harus dicatat dan dilaporkan ke bagian
HSE perusahaan.
25.14 Evaluasi Akhir dan Close Out
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 88 - 101
1. Tujuan Tujuan dari tahap ini adalah untuk melakukan evaluasi bersama terhadap kinerja K3
Kontraktor dan perusahaan dan untuk memberikan feedback kepada Kontraktor dan perusahaan
yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk pekerjaan di masa depan.
2. Evaluasi Akhir dan Laporan
Semua kontrak harus diakhiri dengan laporan mengenai kinerja K3, yang memberikan feedback
untuk pengetahuan dan pelajaran di masa depan.
26.INSPEKSI & AUDIT HSE
26.1 Inspeksi Keselamatan Kerja, Audit Internal,
26.1.1 Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection)
Inspeksi keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mendeteksi adanya kondisi dan tindakan yang tidak aman
dan segera memperbaikinya sebelum kondisi dan tindakan berbahaya tersebut menyebabkan terjadinya suatu
kecelakaan.
Jika ada pertanyaan kapan anda melakukan inspeksi keselamatan kerja, jawaban yang diperoleh umumnya
adalah “ tiap hari Senin”, dua minggu sekali atau bahkan sebulan sekali. Jawaban yang tepat seharusnya adalah
“ Saya melakukan inspeksi setiap saat “.
Banyak yang berpendapat salah tentang inspeksi keselamatan kerja, dimana mereka menganggap bahwa
masalah inspeksi keselamatan kerja merupakan tugas dari departemen HSE saja, atau bahkan beranggapan
bahwa inspeksi keselamatan kerja hanya bisa dilakukan apabila ada waktu saja atau apabila tidak ada pekerjaan
lain yang mendesak atau kalau tidak sibuk.
Dalam kegiatan rutin sehari- hari seorang pengawas selalu melakukan inspeksi terhadap kelancaran produksi
atau pekerjaan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan kegiatan ini dilakukan berkali- kali dalam
sehari atau bahkan sepanjang bawahannya bertugas. Dengan demikian seharusnya kalau para pengawas
tersebut telah memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan inspeksi keselamatan kerja, ia dapat secara
otomatis melakukannya bersama tugas rutinnya. Sehingga inspeksi keselamatan kerja bukan lagi menjadi beban
yang sering kali dianggap sebagai penghambat produksi.
26.1.2 TUJUAN INSPEKSI KESELAMATAN KERJA
Inspeksi keselamatan kerja bertujuan untuk meniadakan kecelakaan dengan jalan mengamati penyebab
kecelakaan sedini mungkin dan segera melakukan perbaikan sebelum kecelakaan terjadi. Setiap melakukan
inspeksi keselamatan kerja harus mampu mengamati baik kondisi yang berbahaya maupun tindakan yang tidak
aman.
26.1.3 TANGGUNG JAWAB INSPEKSI KESELAMATAN KERJA
Menurut tanggung jawabnya inspeksi keselamatan kerja dapat dibagi menjadi :
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 89 - 101
A. Inspeksi Ekstern yaitu suatu inspeksi yang dilakukan oleh pihak luar seperti :
a. Inspeksi rutin dari bagian HSE
b. Inspeksi dari pihak asuransi.
Untuk inspeksi yang dilakukan oleh petugas dari luar ini usahakan agar mereka didampingi selama
melaksanakan inspeksi tersebut.
B. Inspeksi Intern adalah suatu inspeksi yang dilakukan oleh leadhand atau pengawas seperti:
a. Inspeksi tempat kerja sendiri
b. Inspeksi kegiatan bawahan sendiri
C. Inspeksi yang didelegasikan kepada karyawan seperti :
a. Inspeksi kendaraan setiap saat sebelum dijalankan
b. Inspeksi peralatan sebelum mulai dipergunakan
26.1.4 JENIS INSPEKSI KESELAMATAN KERJA
Menurut pelaksanaannya inspeksi keselamatan kerja terbagi atas :
Inspeksi yang tidak terencana yaitu suatu inspeksi yang dilakukan hanya sepintas lalu, sehingga umumnya
bersifat dangkal dan tidak sistematis, seperti :
a. Umumnya hanya memeriksa kondisi yang tidak aman
b. Kondisi tidak aman yang memerlukan perhatian besar sering terlewati.
c. Tidak tercatat
Tindakan pembetulan dan pencegahan tidak secara menyeluruh sampai ke penyebab dasar Inspeksi terencana
yaitu inspeksi yang dilakukan secara berkala dan inspeksi ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
a. Mengetahui bagian daerah mana saja yang akan diinspeksi
b. Bersifat sengaja sehingga bisa dilakukan secara menyeluruh
c. Mengetahui kondisi dan tindakan bagaimana yang dicari dalam inspeksi tersebut
d. Mengetahui seberapa sering suatu daerah kerja harus diinspeksi
e. Tercatat
f. Tindakan pembetulan dan pencegahan secara menyeluruh sampai ke penyebab dasar
Adapun inspeksi terencana terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Observasi atau Pengamatan
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 90 - 101
Adalah suatu pengamatan yang secara terus menerus dilakukan oleh seorang pengawas sepanjang
bekerja ia memimpin bawahannya.
b. Inspeksi Periodik
Suatu inspeksi keselamatan kerja yang dilakukan secara berkala atau dalam waktu yang telah
ditentukan seperti harian, mingguan, bulanan dan sebagainya.
26.2 Teknik Inspeksi Keselamatan Kerja
1. Persiapan Inspeksi :
a. Membuat daftar daerah yang akan diinspeksi b. Membuat checklist inspeksi yang berisi :
- Apa saja di tiap tempat kerja yang perlu diinspeksi - Bagian mana saja dari setiap pekerjaan yang akan
diinspeksi
- Menentukan kondisi atau tindakan tidak aman yang bagaimana yang dicari dalam inspeksi
2. Melaksanakan Inspeksi
Dengan memepergunakan checklist yang telah tersedia, mulailah melaksanakan inspeksi yaitu :
a. Memutuskan untuk melakukan inspeksi disuatu tempat kerja
b. Berhenti didepan suatu tempat kerja, segera setelah itu amati apa yang sedang berlangsung disana
c. Bertindak untuk :
- Menghentikan tindakan berbahaya yang ditemui - Melakukan atau mendiskusikan tindakan
pembetulan apa yang perlu diambil untuk menghilangkan kondisi dan tindakan tidak aman agar tidak
terulang kembali dikemudian hari.
3. Laporan dan Tindak Lanjut
a. Buat laporan kepada atasan tentang apa saja yang ditemui dalam inspeksi tersebut.
b. Adakan tindak lanjut terhadap rekomendasi yang diberikan dan selalu dimonitor sampai rekomendasi
tersebut selesai dilaksanakan.
26.3 Internal Audit K 3 L
Tujuan
Untuk menilai efektifitas penerapan semua kegiatan yang berhubungan dengan sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. Audit K3L menyeluruh akan membuktikan apakah program K3L
serta sarana fisik yang ada telah sesuai dengan standar.
Ruang Lingkup
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 91 - 101
Prosedur ini berlaku untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang ada di daerah operasi Perusahaan.
Prosedur ini menerangkan kegiatan / tindakan dan kontrol yang diperlukan untuk menjamin bahwa Internal
Audit dilaksanakan oleh auditor yang terlatih.
26.4 Penanggung Jawab
Direktur menunjuk HSE Supervisor bertanggung jawab untuk :
a. Menunjuk auditor yang independen dan tidak memihak.
b. Merencanakan dan melakukan internal audit pada semua unit operasi yang digunakan oleh perusahaan.
c. Menganalisa hasil dari semua audit internal, ketidak sesuaian dan kegiatan perbaikan / koreksinya.
d. Memastikan bahwa audit mencakup semua aspek yang berkaitan dengan Sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan.
Auditor yang ditunjuk bertanggung jawab untuk merencakan audit dan melaporkan setiap ketidak sesuaian yang
ditemukan. Bila mungkin, auditor yang sama melakukan tindak- lanjut dan memverifikasi setiap kegiatan
perbaikan / koreksi.
27.PROSEDUR INTERNAL AUDIT LAPANGAN
27.1 Waktu Pelaksanaan Internal Audit
Bagian HSE merencanakan jadwal internal audit unit kerja terkait di daerah operasi perusahaan dan dilakukan
setidak- tidaknya sekali dalam setahun. Bagian HSE dapat melakukan audit tambahan bila dipandang perlu.
Jadwal internal audit yang telah disusun dan ditanda-tangani oleh Direktur disirkulasikan kepada masing-
masimg unit kerja sebagai informasi kesiapan pelaksanaan internal audit. Direktur melalui HSE Supervisor akan
memberikan instruksi untuk melaksanakan internal audit untuk semua unit di perusahaan yang terkait dengan
Sistem Manajemem Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan.
Pelaksanaan internal Audit bisa lebih sering dilakukan terhadap unit kerja yang terkait apabila terjadi hal-hal
berikut ini :
a. Apabila Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan disempurnakan atau
dilakukan revisi.
b. Apabila banyak ketidak sesuaian ditemukan dalam satu unit kerja.
c. Bilamana ada usulan dari Manager, Supervisor terkait.
HSE Supervisor akan meninjau jadwal audit secara regular / teratur dan meningkatkan frekuensi audit apabila
hasilnya menunjukan kebutuhan atau atas pengarahan / perintah dari Direktur.
27.2 Team Internal Auditor atau Auditor
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 92 - 101
Internal Audit dilakukan oleh auditor yang ditunjuk oleh Direktur melalui HSE Supervisor atau HSE Supervisor
dapat bertindak sebagai auditor. Internal audit dapat dilakukan oleh satu orang internal auditor atau suatu team
internal auditor, hal ini tergantung besar dan kompleksitas unit kerja yang akan di audit.
Auditor yang ditunjuk untuk melaksanakan Internal Audit mempunyai persyaratan :
a. Memahami dan mengerti tentang Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
yang dipergunakan oleh perusahaan.
b. Telah mengikuti pelatihan tentang tata cara melakukan audit.
c. Memahami aspek- aspek operasional pada suatu unit kerja.
d. Independen dan tidak ada hubungan kerja langsung dengan unit kerja yang diperiksa.
e. Membuat rencana audit dan memberitahu kepada unit kerja yang akan diaudit. Rencana audit
tersebut harus meliputi seluruh prosedur yang berkaitan dengan unit kerja yang akan diaudit.
Perencanaan audit tersebut, meliputi :
• Jadwal tanggal audit pada masing-masing bagian.
• Auditor yang bertugas.
• Lingkup Audit yang direncanakan.
Sebelum rencana internal audit dilaksanakan, HSE Supervisor akan memberitahukan kepada Manager /
Supervisor yang bersangkutan tentang kepastian pelaksanaan dengan sepengetahuan auditor yang ditunjuk.
27.3 Pelaksanaan Internal Audit
Pelaksanaan Audit K3L dilakukan dengan :
a. Berdasarkan petunjuk yang jelas dan pasti.
b. Menggunakan metode observasi, wawancara, contoh, pengawasan fisik serta tinjauan data- data
dokumentasi.
c. Dilaksanakan oleh kelompok wakil dari perusahaan yang tidak mempunyai kepentingan pribadi atau
tidak mendapat tekanan dari pihak- pihak manapun juga dan dapat memberikan pendapat yang
objektif serta “ tidak berprasangka “.
d. Hal- hal yang tidak sesuai akan diperhatikan dan ditindak lanjuti.
e. Dalam hal ditemukan kekurangan atau ketidak sesuaian pada saat dilakukan audit, maka auditor akan
membuat laporan dalam bentuk ” Laporan ketidak-sesuaian ” kepada bagian yang bersangkutan dan
bagian yang bersangkutan diminta untuk menindak lanjuti hasil temuan tersebut dengan
menggunakan ” Action Tracking Register ”.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 93 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 94 - 101
dilakukan untuk melacak/ mengukur serta menyelesaikan langkah-langkah perbaikan dalam waktu yang telah
di tentukan dalam bentuk “ Action Points “ yang dikumpulkan kedalam satu dokumen, sehingga tidak satupun
temuan- temuan yang tidak sesuai (non- conformance) yang ditemukan pada saat pelaksanaan Audit atau
Inspeksi yang terlupakan. Istilah Action Points kadang- kadang juga dikenal dengan istilah “ Action Tracking
Register atau Action Follow Up “.
Action Tracking Register merupakan suatu daftar untuk melacak/ mengukur langkah- langkah yang dilakukan
dengan maksud untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya yang ditemukan
pada saat Inspeksi, Audit, Pengamatan atau saat Team Manajemen melakukan perjalanan (Management Tour)
ke lapangan. Dalam membuat Action Tracking Register sebaiknya keterangan tentang hal- hal berikut ini
dimasukkan kedalam suatu bentuk (format). Hal- hal yang dimaksud antara lain adalah :
a. Apa pokok permasalahanya
b. Siapa / Bagian apa yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
c. Tanggal berapa ditemukannya permasalahan tersebut (saat Audit, Inspeksi, Pengamatan lapangan,
Management Tour), dan lain- lain.
d. Tanggal berapa permasalahan tersebut diselesaikan.
e. Bagaimana status permasalahan tersebut (sudah selesai atau dalam proses).
f. Termasuk kelompok bahaya kelas apa permasalahan tersebut dan bagaimana skala prioritas
penyelesaian masalahnya. (daftar kelompok bahaya dapat dilihat pada table #.1, halaman berikut).
g. Bagaimana status permasalahan tersebut (sudah selesai atau dalam proses).
28.1 Klasifikasi Bahaya – Berdasarkan tingkat Konsekuensi
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 95 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 96 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 97 - 101
28.5 Monitoring
No Pertanyaan Temuan Saran
Apakah perusahaan mempunyai pernyataan
kebijakan K3L yang ditanda tangani oleh Sr.
1 Manajemen. Bila ya, apakah kebijakan
tersebut diberi tanggal dan bagaimana cara
mensosialisasikannya. Apakah selalu
diperbaharui.
Apakah perusahaan mempunyai target
2 kinerja untuk K3L seperti : LTIF = 0 TRIR = 0
Fatality = 0 Apakah target tersebut dipasang
pada papan pengumuman K3L untuk
diketahui oleh seluruh karyawan.
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 98 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 99 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 100 - 101
gunawancng@yahoo.co.id
HSE PLAN
PENGGANTIAN METER TUBE PKT 3 FUEL
PT PERTAMINA GAS KALIMANTAN AREA
DOC No : Revisi :0
Page : 101 - 101
B. JSA LIFING
gunawancng@yahoo.co.id