Anda di halaman 1dari 14

A.

Penerapan Ekonomi
1. Model Perkembangan Usaha
Untuk menganalisis variabel-variabel tertentu dalam
kegiatan usaha, seperti produksi, biaya, pendapatan,
penggunaan tenaga kerja dan penanaman modal.
Case-1 :
Perusahaan con-block memproduksi 10.000 buah pada
minggu pertama produksinya. Karena adanya
penambahan tenaga kerja dan peningkatan
produktivitasnya, ia mampu memproduksi sebanyak
100 buah setiap minggunya. Apabila perkembangan
produksinya konstan, berapa buah con-block yang
dihasilkan pada minggu keempat? Berapa buah con-
block yang dihasilkan sampai minggu keempat
tersebut?

Penyelesaian :
a = 10.000
b = 100
n =4
Un = a+ (n – 1) b
U4 = 10.000 + (4-1) 100
= 10.000 + 300
= 10.300

Sn = n/2 (a + Un)
S4 = 4/2 (10.000 + 10.300)
= 2 (20.300)
= 40.600
Jumlah produksinya pada minggu keempat adalah
10.300 buah, sedangkan jumlah seluruh con-block
yang diproduksi sampai minggu keempat adalah
40.600 buah.

Case-2
Dari hasil penjualan barangnya pada tahun kesepuluh
“PT Langgeng” memperoleh penerimaan sebesar Rp.
100 juta. Sedangkan pada tahun kelima belas
memperoleh penerimaan sebesar Rp. 125 juta. Jika
pola perkembangan penerimaan perusahaan tersebut
mengikuti deret aritmatika (deret hitung). Berapa
perkembangan penerimaan pertahunnya dan berapa
besarnya penerimaan pada tahun pertama?
Pada tahun keberapa besarnya penerimaan mencapai
Rp. 160 juta?
Penyelesaian :
U10 = 100 a + 9b = 100
U15 = 125 a + 14 b = 125
-5 b = -25
b= 5
Jadi perkembangan penerimaan setiap tahunnya
adalah Rp. 5 juta
a + 9b = 100
a + 9(5) = 100
a + 45 = 100
a = 100 - 45
a = 55
Sedangkan, penerimaannya pada tahun pertama
sebesar Rp. 55 juta
Un = a + (n-1) b 160 = 55 + (n-1)5
160 = 55 + 5n – 5
160 = 50 + 5n
5n = 110
n = 22
Jadi penerimaan sebesar Rp. 160 juta diterima pada
tahun ke-22.

2. Model Bunga Majemuk


Kalau kita membicarakan mengenai bunga tunggal,
prinsipal ( modal ) akan selalu sama. Namun apabila
bunga ditambahkan pada prinsipal pada akhir setiap
akhir periode bunga, sehingga prinsipal bertambah
banyak maka bunga seperti ini disebut bunga
berbunga ( compounded ).
Penerapan deret ukur digunakan dalam menganalisis
kasus simpan pinjam dan investasi, misal : modal
pokok sebesar P dibungakan secara majemuk dengan
bunga pertahun setingkat i, maka jumlah akumulatif
modal tersebut dimasa datang setelah n tahun (Fn) :

1) Bila bunga dihitung dibayarkan 1 kali dalam 1


tahun
Fn = P (1 + i)n
P = Jumlah sekarang (preset value)
i = tingkat bunga/tahun
n = jumlah tahun
(1 + i) = faktor bunga majemuk (Compouding
Interest)
2) Bila bunga dihitung dibayarkan lebih dari 1 kali
dalam setahun, misalnya : m kali masing-masing
1/m pertermin
Maka jumlah dimasa datang
Fn = P (1 + 1 )m.n
𝑚

Case – 3
Seorang petani menabung uangnya di BPR
sebanyak 1.500.000 dengan bunga 12%/tahun.
Berapa uang petani tersebut 3 tahun yang akan
datang apabila pembayaran bunga dilakukan :
a) Setiap akhir tahun
b) Setiap akhir semester

Jawab :
a) Bunga dibayarkan setiap akhir tahun
F3 = 1.500.000 (1 + 0,12)3
= 1.500.000 (1,404928)
= 2.107.392
b) Bunga dibayarkan setiap akhir semester
F3 = 1.500.000 (1 + 0,12/2)3x2
= 1.500.000 (1,4185191)
= 2.127.778,7

Case-4
Berapa uang yang harus ditabung bila ingin
mendapatkan sebanyak Rp. 13.310,- pada 3
tahun yang akan datang apabila bunga pertahun
adalah 10% dan bunga dibayarkan setiap akhir
tahun?
Jawab
𝐹𝑛
P = (1+𝑖 )
13.310
P = (1+0,1)3
P = 10.000
Jadi untuk mendapatkan sejumlah Rp.13.310,-
harus menabung Rp.10.000,- setiap tahun selama 3
tahun.
3. Pertumbuhan dan Penyusutan
Dibidang ekonomi teori deret sering diterapkan dalam
kasus yang menyangkut pertumbuhan dan penyusutan,
misalnya : pertumbuhan jumlah penduduk,
pertumbuhan produksi, perkembangan biaya produksi,
pendapatan dan penyusutan gedung / kendaraan
Jika pola pertumbuhan/penyusutan seirama
pertumbuhan nilai suatu deret, maka dapat
diperkirakan besarnya pada masa datang :

Pn = Po (1 + i)n

Pn = nilai P pada akhir periode ke-n dan (1 + i)


merupakan faktor pertumbuhan

Sedangkan untuk penyusutan dirumuskan :

Pn = Po (1 - i)n

dimana, Pn = nilai P pada akhir periode ke-n dan (1 -


i) merupakan faktor penyusutan.

Case-5
Penduduk kota A pada tahun 1990 berjumlah
1.000.000 jiwa.
Jika tingkat pertumbuhan 2%/tahun. Hitung jumlah
penduduk pada tahun 1995
Jawab :
Pn = Po (1 + i)n
= 1.000.000 (1 + 0,02) 5
= 1.104.080
Jadi jumlah penduduk pada tahun 1995 = 1.104.080
jiwa.

Case-6
Sebuah mobil harga tunainya Rp. 5.000.000,-. Jika
tiap tahun harganya susut 10% dari harga pada tahun
sebelumnya, maka hitunglah harganya setelah tahun
ke-4 (permulaan tahun ke-5)!
Jawab
Pn = Po (1 - i)n
= 5.000.000 (1 – 0,1) 4
= 5.000.000 (0,6561)
= 3.280.500
4. Anuitas
Adalah suatu rangkaian pembayaran menurut interval
yang teratur untuk periode waktu tertentu, Anuitas
berupa gaji bulanan, cicilan pinjaman, polis asuransi

1− (1+𝑖) 𝑛
Sn = P ( )
𝑖

P = Present Value
i = Tingkat bunga yang berlaku setiap periode
konversi
n = Periode Pembayaran

Case-7
Donna ingin mendepositokan uang Rp. 600.000,-
setiap tahun selama 4 tahun ke dalam anuitas dengan
harga 7% pertahun secara mahemuk. Pembayaran
pertama dibuat pada tanggal 1 Januari 1992 dan
terakhir 1 Januari 1995.
Tanggal Deposito Nilai dari setiap deposito pada
1 Januari 1995
1 Januari 1992 (600.000) (1,07)3 =
735.030
1 Januari 1993 (600.000) (1,07)2 =
686.940
1 Januari 1994 600.000) (1,07) =
642.000
1 Januari 1995 =
600.000
Total Anuitas 1 Rp. 2.663.970,-
Januari 1995

Atau dengan memakai rumus


(1+0,07)4−1
Sn = 600.000 ( )
0,07

= 2.663.970

5. Present Value Anuitas


Present value anuitas adalah jumlah semua value
masing-masing pembayaran dan masing-masing
didiskontrakan pada permulaan anuitas

P = An 1− (1+𝑖)−𝑛
( )
𝑖

Dimana i adalah tingkat bunga untuk setiap periode


konversi.
Case-8
Hitung present value anuitas biasa sebesar Rp.
2.000.000,- setiap tahun selama 5 tahun pada tingkat
bunga majemuk 24% !
Jawab
Present value pembayaran pertama = 2.000.000
(1,24)-1
Present value pembayaran kedua = 2.000.000
(1,24)-2
Present value pembayaran ketiga = 2.000.000
(1,24)-3
Present value pembayaran keempat = 2.000.000
(1,24)-4
Present value pembayaran kelima = 2.000.000
(1,24)-5
= Rp.
5.490.768,80
Atau dengan rumus :
1− (1+𝑖)−𝑛
P = An ( )
𝑖
1− (1+0,24)−5
= 2.000.000 ( )
0,24

= 2.000.000 (2,7454)
= 5.490.768,80
6. Sinking Fund
Banyak organisasi bisnis mempunyai sejumlah uang
dikasnya pada akhir periode waktu tertentu untuk
membayar obligasi atau jenis-jenis utang lainnya.
Uang yang digunakan untuk pembayaran utang-utang
tersebut dalam jumlah yang sudah ditentukan disebut
sebagai sinking fund ( dana cadangan untuk
pembayaran utang tertentu ).
Suatu pertanyaan dalam bisnis yang relevan adalah
bagaimana menentukan pembayaran perperiode yang
dibutuhkan untuk suatu jumlah akumulasi total.
Pembayaran yang dibutuhkan ini dapat diperoleh
dengan cara dibagi dengan rumus nilai sekarang dari
suatu anuitas sederhana. Jadi, untuk menentukan
pembayaran P secara periodik yang dibutuhkan adalah
:

P = Fn
(1 + i)n - 1
i

Contoh :
Suatu perusahaan ingin menyisihkan dana setiap
kuartal selama 5 tahun yang akan menghasilkan
sejumlah nilai masa datang yang cukup untuk
membayar pinjaman Rp. 600.000,- pada akhir periode.
Pembayaran akan dibayar kedalam suatu perkiraan
yang menghasilkan tingkat bunga tahunan 16%
dimajemukkan secara kuartal.
Penyelesaian :
Diketahui : Fn = Rp. 600.000,-
i = 0,16
m=4
n =5
Karena dimajemukkan secara kuartal, maka i = 0,16/4
= 0,04 dan n = (5)(4) = 20.
Selanjutnya angka-angka ini didistribusikan kedalam
rumus, sehingga :

P = Fn

(1 + i)n - 1
I
P = 600.000
(1 + 0,04)20 - 1
400
P = 600.000
( 2,191123 - 1)

P = 600.000 = 20.149,05
29,77808

Jadi, perusahaan harus mendepositokan Rp. 20.149,05 setiap kuartal kedalam perkiraan agar supaya
mencapai Rp.600.000,- pada akhir tahun kelima.

Anda mungkin juga menyukai