Reformasi Birokrasi Area VI Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur Cetak Biru Pengelolaan SDM 1503018706
Reformasi Birokrasi Area VI Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur Cetak Biru Pengelolaan SDM 1503018706
1
PENDAHULUAN
Pada sisi eksternal sekarang ini, secara politis kedudukan antara DPR dan
Pemerintah sudah menunjukkan keseimbangan. Hal ini ditandai dengan terjadinya
pergeseran kekuasaan legislatif dari Presiden ke DPR sehingga mendorong DPR untuk
lebih proaktif dalam membentuk RUU Inisiatif. Disamping itu juga terdapat hubungan DPR
dengan lembaga negara lainnya yang diatur oleh UUD, UU dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Begitu juga adanya keterlibatan DPR dalam penentuan pengangkatan
dan pemberhentian pejabat publik. Dan tak kalah penting adalah adanya ruang besar
dalam bidang politik yang seharusnya diartikulasikan, diagregasi dan dikompersikan
sesuai dengan peran dan fungsi DPR serta ada keinginan untuk menunjukkan pada dunia
bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi yang selalu mengapresiasi pluralitas,
kebebasan, dan hak asasi manusia. Semua keadaan diatas telah memaksa DPR untuk
meningkatkan kinerjanya. Namun demikian, DPR menghadapi disinformasi ataupun
asymetris information sehingga akan berdampak buruk terhadap pencitraan DPR.
Selain hal diatas, secara internal DPR sedang gencar melakukan berbagai
pembenahan yang menyangkut berbagai aspek kelembagaan mulai dari aspek politis,
kelembagaan, maupun yuridis. Hal ini diperkuat dengan dibentuknya Tim Kinerja yang
secara khusus diberi tugas untuk melakukan kajian-kajian terhadap berbagai aspek yang
ditujukan untuk meningkatkan kinerja DPR, seperti kajian terhadap perubahan Tata Tertib
DPR, otonomi anggaran sampai dengan persoalan Kesekretariatan. Peningkatan kinerja
DPR tersebut sangat penting dilakukan karena di satu sisi DPR memiliki jumlah SDM yang
cukup memadai baik yang berasal dari Sekretariat Jenderal DPR maupun dari dukungan
staf ahli dan asisten anggota yang diharapkan dapat mendukung terhadap perbaikan
kinerja DPR. Begitu juga semangat peningkatan kinerja DPR juga didukung dengan
alokasi anggaran yang memadai dan terus meningkat setiap tahunnya, tetapi belum
disesuaikan dengan karakteristik lembaga legislatif. Namun demikian DPR juga mengalami
keterbatasan karena pengorganisasian DPR hanya bersandar pada Keputusan DPR dan
Peraturan Pemerintah sehingga dasar hukum pengelolaan menjadi sangat kaku dan
terbatas. Disamping itu juga adanya keterbatasan suporting system, dimana Sekertariat
Jenderal DPR-RI menghadapi banyak permasalahan yang harus dibenahi.
Persoalan SDM kesekretariatan ini menjadi penting karena salah satu dukungan
terhadap proses checks and balances tersebut adalah peran unsur penunjang yaitu
Sekertariat Jenderal DPR-RI. Dengan demikian keberadaan Sekretariat Jenderal menjadi
penting dan strategis. Hal ini muncul karena sekarang ini DPR berada dalam sistem
pemerintahan presidensial, di mana pemisahan kekuasaan cenderung menciptakan
sebuah badan legislatif yang relatif kuat dan mandiri, tetapi di satu sisi DPR masih belum
mampu memenuhi potensi tersebut. Hal ini muncul karena masalah SDM terutama
kurangnya dukungan intelektual untuk DPR. Sekarang ini, DPR memiliki SDM yang sangat
timpang dibandingkan dengan sumber daya di Pemerintah. Di sisi lain pemerintah memiliki
sumber daya yang berlimpah untuk mendapatkan masukan dan ini sangat bertolak
belakang dengan DPR.
2
Menghadapi semangat perubahan tersebut itu menjadi peluang bagi Sekretariat
Jenderal untuk melakukan pembenahan. Pada sisi lain Sekretariat Jenderal juga
menghadap persepsi dari DPR sendiri sebagai user yang memandang Sekretariat
Jenderal DPR RI belum profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Persepsi ini
dapat dipandang sebagai suatu kritik sehingga Sekretariat Jenderal juga harus segera
melakukan berbagai pembenahan.
Sejalan denagn itu, amanat untuk melakukan reformasi birokrasi telah diamanatkan
dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No
Per/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birorkasi. Melalui peraturan ini,
semua kementerian/lembaga/pemerintah daerah untuk menyusun dan melaksanakan
program reformasi birokrasi di lingkungan instansinya masing-masing. Reformasi birokrasi
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan kata
lain reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur Negara agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengembangkan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional.
3
BAB I
TANTANGAN
Saat ini Sekretariat Jenderal DPR RI berhadapan dengan lingkungan strategis baik
eksternal dan internal seperti yang dijelaskan pada bagian pendahuluan. Oleh karena itu
secara kelembagaan organisasi Sekretariat Jenderal akan mengembangkan paradigma
dukungan profesionalitas. Profesionalitas diartikan sebagai dukungan yang diberikan
oleh SDM yang ada pada Sekretariat Jenderal DPR RI kepada DPR bersifat profesional
yaitu sesuai dengan standar profesional pada bidangnya masing-masing. Standar
profesional ditujukan pada kompetensi, keefesienan, keefektifan dan akuntabilitas
sesuai bidang tugas dan fungsinya. Jika Sekretariat Jenderal tidak segera melakukan
pembenahan maka gap ketidakpuasan akan semakin besar. Melalui suatu kurva seperti
yang dijelaskan dalam Gambar.1, saat ini (tahun 2009) ada gap/kesenjangan antara
harapan Dewan terhadap Kinerja Setjen (garis hitam) dimana jika Setjen tidak melakukan
berbagai perubahan (terutama SDM) maka gap itu akan semakin besar (tahun 2024),
4
tetapi dengan perubahan (garis merah) maka gap itu akan semakin kecil, bahkan
diharapkan di tahun 2024, semua keperluan dukungan Dewan dapat dilaksanakan oleh
SDM Setjen sehingga kepuasan DPR lebih dari yang diharapkan.
Ekspektasi Kinerja
E=K
Gap -
Ekspektasi DPR
Perubahan
Tahun
2009 2014 2019
Agar dapat mencapai profesional perlu adanya proses karena itu bagaimana
proses itu bisa berjalan dengan baik perlu diterapkannya manajemen. Ini menjadi penting
sebagai sebuah proses akan terdiri dari rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada
pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Karena itu perlu
adanya pendekatan baru yaitu manajemen keparlemenan. Untuk menjalankan
manajemen keparlemenan tersebut diperlukan dua syarat yaitu syarat penting dan syarat
cukup. Syarat penting adalah: (1) penataan SDM; (2) penerapan manajemen mutu
layanan. Kedua hal tersebut cukup untuk menumbuhkan profesionalisme tetapi tidak
cukup untuk menjadi profesional sehingga perlu prasyarat lain yaitu syarat cukup, yaitu:
(3) Pengembangan Pembelajaran Organisasi dan (4) Pengembangan Budaya
Organisasi sebagai sebuah perilaku karyawan. Keempat hal diatas akan mengharuskan
(5) restrukturisasi organisasi Sekretariat Jenderal DPR. Pada dasarnya kelima syarat
tersebut merupakan strategi-strategi yang harus dilakukan oleh Sekretariat Jenderal DPR
RI dan merupakan suatu rangkaian strategi. Kelima strategi juga merupakan suatu
reorganisasi dari Sekretariat Jenderal DPR RI.
Pada strategi pertama atau penataan SDM ditujukan untuk memetakan kondisi
SDM yang ada sehingga arah pengembangan dipersiapkan untuk menjadi seorang
professional pada bidangnya masing-masing. Penataan ini juga sebagai bagian dari
persiapan untuk menerapkan konsep human capital, yaitu karyawan dipandang sebagai
asset organisasi bagi organisasi sehingga keberadaannya perlu dikembangkan dan
dipelihara. Bagi Sekretariat Jenderal DPR RI pendekatan human capital management juga
dibutuhkan karena pada dasarnya sumber daya harus dipandang sebagai sumber daya
organisasi yang akan menjadi bagian dalam mencapai tujuan organisasi, dan agar
memudahkan pencapaian tujuan organisasi tersebut maka dibutuhkan SDM bertalenta
yang mampu menciptakan value added. Hal ini juga semakin penting untuk dilakukan agar
5
dapat memperkuat program nasional yaitu reformasi birokrasi, terutama program numerasi
nasional. Dengan demikian kedepan diharapkan program numerasi tersebut akan sejalan
dengan beban kerja dan kompetensi SDM yang dimiliki Sekretariat Jenderal DPR RI.
Strategi kedua atau penerapan sistem manajemen mutu layanan yaitu bagaimana
mengelola dukungan yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal kepada DPR dengan
mengacu pada mutu sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu pencapaian kepuasan
permanen dan kepercayaan DPR. Sistem manajemen mutu akan meliputi serangkaian
elemen-elemen yang saling terkait dan berinteraksi yang mengarahkan dan mengontrol
seluruh kegiatan dan unit dalam organisasi Sekretariat Jenderal untuk mengacu pada
mutu.
6
Terakhir sebagai hal penting adalah reorganisasi diletakan dalam perspektif jangka
pendek dan panjang. Dalam jangka pendek diletakan dalam kurun waktu 1 sampai 5
tahun. Dalam kurun waktu tersebut dilakukan kebijakan-kebijakan penataan SDM,
pengembangan manajemen mutu layanan, pengembangan pembelajaran organisasi dan
pengembangan budaya organisasi. Kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan sebagai
tahapan persiapan menuju struktur organisasi yang baru. Namun demikian
pengembangan manajemen mutu layanan, pengembangan pembelajaran organisasi
dan pengembangan budaya organisasi merupakan sebuah kebijakan yang bersifat
terus menerus dan berkesinambungan. Sedangkan khusus penataan SDM pada
dasarnya dipersiapkan untuk memetakan kondisi SDM yang ada sehingga arah
pengembangan menjadi jelas. Kemudian pada tahap berikutnya adalah bagaimana
menerapkan pengelolaan SDM yang berbasis human capital management.
Lima hal pokok diatas merupakan kerangka dasar reformasi kelembagaan yang
perlu didukung dengan pengelolaan anggaran dan pembenahan pada unsur penunjang
yang bersifat kesisteman yang dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan
lingkungan strategis yang berubah. Pembenahan pada kesisteman diarahkan pada
penataan dan ketatalaksanaan keparlemenan yang mengikuti perubahan lingkungan
strategis akan berdampak pada penataan fisik maupun non fisik.
Proses Perubahan
Integrasi Strategi
7
G ambar.2. P ros es R eorg anis as i
Manajemen K eparlemenan
Pengelolaan
Anggaran
SDM Budaya Organisasi
Organisasi
Restrukturisasi
Pembelajar
Pembenahan
Dukungan Kelembagaan
8
G ambar.3. In teg ras i K ebijakan
Manajemen Keparlemenan
Perilaku Organisasi
Penataan SDM Pengelolaan SDM Pengelolaan dan SPengembangan SDM
Mengelola Perubahan
Reorganisasi
9
BAB II
STRATEGI PENGELOLAAN SDM
Kedudukan SDM
Selama ini dukungan SDM yang diberikan kepada DPR RI dibagi dalam dua bentuk
yaitu SDM Permanen dan Non Permanen. SDM permanen adalah SDM yang bernaung
dalam organisasi Sekretariat Jenderal DPR RI yang berkedudukan sebagai PNS. Adapun
Non Permanen berkedudukan sebagai pegawai kontrak. Jenis SDM non permanen yang
selama ini dilakukan adalah Asisten Pribadi dan Tenaga Ahli. Namun demikian
penataausahaannya berada pada tanggungajwab Sekretriat Jenderal DPR RI.
Potret SDM
10
Peta kekuatan SDM dapat dilihat pada dua hal yaitu:
1. Jumlah SDM.
2. Potensi SDM untuk pengembangan pada SDM Keahlian dan Dukungan Keahlian.
Pengelolaan SDM
Saat ini manajemen SDM memiliki peran strategis karena akan memberikan
kontribusi dalam menentukan masa depan organisasi. Kesesuaian antara strategi SDM
dan strategi organisasi sangat mempengaruhi pencapaian sasaran. Oleh sebab itu,
strategi SDM harus dapat mendukung pengimplementasian strategi organisasi yang
kemudian diterjemahkan dalam aktivitas-aktivitas SDM, kebijakan-kebijakan, program-
program yang sejalan dengan strategi organisasi Sekretariat Jenderal. Dalam kontek
pengelolaan SDM, Sekretariat Jenderal juga telah melakukan berbagai kebijakan penting
seperti:
Tahun 2003 :
1. Pemetaan Jabatan, yaitu melakukan pemetaan terhadap beban
kerja dari unit organisasi yang ada.
2. Melakukan assessment untuk para Pejabat Struktural.
Tahun 2004 :
Secara intensif memberikan beasiswa pendidikan S1 dan S2 serta
Non Gelar yang disesuaikan dengan kompetensi an tupoksi masing-
masing.
Tahun 2005 :
1. Melakukan assessment untuk para Pejabat Fungsional dan
Pegawai Golongan III.
2. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi bagi Pejabat Struktural
eselon III dan IV. Dari hasil evaluasi tersebut terdapat 5 orang
pejabat eselon IV yang harus dibebaskan dari jabatannya
dikarenakan kurang disiplin dan kurang kompeten
dalammenduduki jabatan tersebut. Dengan cara pemantauan dan
evaluasi terhadap Kinerja Pejabat Struktural ini dilakukan secara
terus menerus.
3. Membuat Surat Pernyataan bagi Pejabat Eselon II, III, IV untuk
mempertanggungjawabkan jabatannya.
11
4. Dari hasil assessment dan pemetaan jabatan ternyata terdapat ±
50% pegawai yang kurang kompeten.
Selanjutnya agar ada pedoman dalam pengelolaan SDM kedepan maka perlu
dibuat Cetak Biru Pengelolaan SDM Sekretariat Jenderal DPR RI. Cetak biru ini
ditempatkan sebagai perspektif strategi dan kebijakan.
Sasaran Pokok
12
2. Diversifikasi dan spesialisasi Keahlian dan Dukungan Keahlian
13
Ekonomi moneter
Perencanaan dan Kebijakan Publik
Statistik
Administrasi Pajak
50
PCL / P 20 35 50 80
Pl / CP 30 35 50 20
35
PT / KP 40 25 - -
20
PST / T 10 5 - -
P
Keterangan
• PCL (Pengembangan Cukup Luas) Sangat Baik
• PL (Pengembangan Luas) Baik
• PT (Pengembangan Terbatas) Kurang Baik
• PST Pengembangan Sangat Terbatas (PST) Tidak Baik
• SP (Sangat Potensial)
• CP (Potensial)
• TP (Cukup Potensial)
• TP (Tidak Potensial)
14
4. Mensinergikan dukungan SDM SETJEN DPR dengan SDM non permanen dengan
sasaran:
1) Terciptanya hubungan kerja yang harmonis.
2) Terselenggaranya administrasi SDM non permanen yang baik
Strategi Pengelolaan
Strategi disusun untuk kurun waktu 15 tahun yang merupakan tujuan jangka
panjang yang selanjutnya terbagi dalam 3 periode dimana masing-masing terjabar dalam
5 tahunan yang kemudian disebut sebagai jangka menengah. Adapun tujuan jangka
panjang adalah terciptanya profesionalitas SDM pada bidang keahlian, administrasi
dan teknis. Jenis SDM yang dikembangkan ini mengikuti fungsi Sekretariat Jenderal
sebagai unsur penunjang DPR. Tujuan jangka panjang ini mempunyai sasaran
tersedianya SDM bidang keahlian, administrasi dan teknis yang mampu
mengimbangi dinamisasi kinerja Dewan baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya.
Pencapaian tujuan jangka panjang ini akan diterjemahkan dalam tujuan jangka menengah
sebagai suatu proses yang akan memperlihatkan kesinambungan antar periode. Dalam
periode pertama pengelolaan SDM ditujukan untuk menciptakan dasar-dasar
perencanaan SDM, dasar-dasar profesionalitas dan dasar-dasar human capital
management dengan sasaran terciptanya dasar-dasar perencanaan SDM, dasar-
dasar profesionalitas dan dasar-dasar human capital management. Namun demikian,
dalam jangka menengah untuk tahun pertama dan kedua ditetapkan sebagai masa
darurat sehingga tujuannya adalah konsolidasi SDM.
Dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia ada lima hal penting dalam kontek
reformasi kesekretariatan yaitu manjemen mutu layanan, budaya organisasi, organisasi
pembelajar, strategi pendukung (penataan dukungan kelembagaan) dan restrukturisasi
organisasi. Kelima hal tersebut akan mempengaruhi terhadap tujuan reformasi
kesekretariatan sendiri yaitu menciptakan profesionalitas Sekretariat Jenderal DPR RI
yang dilihat pada perspektif SDM-nya. Pengelolaan SDM ditujukan untuk memperbaiki
kinerja proses, output dan outcame dimana ketiga hal tersebut membutuhkan suatu
pembelajaran dan budaya organisasi. Organisasi Pembelajar sendiri akan membutuhkan
pengembangan SDM baik pada pengembangan kompetensi maupun diversifikasi jabatan
SDM. Dan pada gilirannya, diversifikasi jabatan bersama budaya organisasi akan
mempengaruhi terhadap restrukturisasi.
GAMBAR 4. KETERKAITAN ANTAR STRATEGI POKOK
Pengelolaan Anggaran
Penerapan manajemen
mutu layanan
Pengembangan
Organisasi Pembelajar
Pengembangan
Budaya Organisasi
Restrukturisasi
Organisasi
15
Strategi pengelolaan SDM dilakukan dengan:
1. Mengembangkan perencanaan SDM dengan pendekatan Balanced Score Card
sebagai sistem Strategic Human Resources Management.
2. Menciptakan dasar-dasar profesionalitas SDM pada bidang keahlian, administrasi
dan teknis.
3. Menciptakan dasar-dasar human capital management.
4. Menciptakan sistem pembinaan administrasi kepegawaian.
5. Menciptakan budaya organisasi.
6. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian.
7. Mengembangkan administrasi SDM Non permanen
.
BSC
DIKLAT
SDM BERBASIS
KOMPETENSI ORGANISASI
PEMBELAJAR
HUMAN CAPITAL
KINERJA
SISTEM PEMBINAAN
ADMINISTRASI SDM
BUDAYA ORGANISASI
16
(2) Pejabat Pengetahuan Cukup Luas pada Layanan Lini 2. Lini 2: Langsung
berhubungan dengan AKD
(3) Pejabat Pengetahuan Terbatas dan Sangat Terbatas pada Layanan Lini 3.
Lini 3: Tidak Langsung berhubungan dengan AKD dan Anggota
2) Melakukan counseling.
3) Melakukan prioritas pengembangan manajerial bagi Eselon 2, 3 dan 4.
4) Melakukan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan non pejabat (baik struktural
maupun fungsional)
3. Membentuk talent pool berdasarkan hasil assessment terhadap pejabat Eselon IV.
4. Melakukan sosialisasi tenaga fungsional baik keahlian dan dukungan keahlian
kepada pegawai non jabatan.
5. Penempatan SDM berkualifikasi S2 pada lingkungan Deputi Administrasi, khususnya
Biro Perencanaan dan Deputi Persidangan dan Kerjasama Antar Parlemen,
khususnya Biro Kerjasama antar Parlemen.
6. Melakukan pengembangan data base pegawai dalam Sistem Informasi Kepegawaian
yang terpadu.
7. Menetapkan Peraturan Sekretariat Jenderal yang akan mengatur tentang
Pengelolaan Kepegawaian.
8. Menyusun Sistem Pengelolaan SDM Non Permanen yang meliputi:
1) Mekanisme Kerja SDM Non Permanen.
2) Hubungan Kerja Antara SDM Non Permanen dan Permanen.
Audit SDM adalah proses meninjau (review) secara komprehensif terhadap sistem
dan/atau proses pada organisasi Sekretariat Jenderal DPR RI dimana apakah sudah
memenuhi kebutuhan atau proyeksi masa depan kebutuhan fungsi kepegawaian
Organisasi Sekretariat Jenderal DPR RI , baik apakah itu untuk memenuhi standar lokal
(DPR RI), standar internal (Sekretariat Jenderal DPR RI) atau regulasi (Standar
Pemerintah).
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan audit SDM secara umum adalah
membantu Biro Kepegawaian memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perbaikan
17
untuk mencapai tujuan-tujuan Organisasi Sekretariat Jenderal DPR RI, dan secara khusus
adalah untuk:
1. Melakukan evaluasi terhadap berbagai fungsi kepegawaian di seluruh jajaran
organisasi atau semua jenjang hirarki organisasi (eselon), yaitu:
1) Mengevaluasi aktivitas-aktivitas kepegawaian dalam organisasi Sekretariat
Jenderal DPR RI dengan tujuan untuk membenahi aktivitas dalam pemberian
dukungan baik teknis, administrasi maupun keahlian kepada DPR RI.
Termasuk didalamnya mengevaluasi program/aktivitas tertentu yang tidak
mencapai sasaran/menemui kesulitan baik dalam dukungan teknis,
administrasi maupun keahlian yang perlu dibenahi sehingga sasaran yang
diinginkan tidak terpenuhi.
2) Mendapatkan umpan balik (feedback) dari para karyawan dan pejabat di setiap
jenjang hirarki organisasi terutama yang berkaitan dengan efektivitas
kepegawaian.
3) Mengidentifikasi kondisi saat ini serta langkah aksi apa yang perlu dijalankan
untuk meningkatkan kinerja proses fungsi kepegawaian. Dalam hal ini audit
dilakukan untuk pemetaan kebutuhan kuantitas dan kualitas pegawai.
4) Melakukan benchmarking kegiatan kepegawaian untuk mendorong perbaikan
kontinu.
2. Mengevaluasi keefektifan berbagai fungsi kepegawaian sehingga dapat
memberikan balikan konstruktif dan kesempatan dalam fungsi kepegawaian, yaitu:
1) Menganalisis kontribusi fungsi kepegawaian pada operasi organisasi
Sekretariat Jenderal DPR RI serta keterlibatan fungsi setiap jenjang hirarki
organisasi dalam implementasi fungsi kepegawaian.
2) Mengidentifikasi berbagai masalah strategik dan administratif implementasi
fungsi kepegawaian.
3) Mengindentifikasi kualitas pegawai.
4) Mengukur dan menganalisis biaya dan manfaat setiap program dan kegiatan
kepegawaian.
3. Menganalisis kepuasan para pengguna pelayanan fungsi kepegawaian serta
mengidentifikasi nilai-nilai agar organisasi bertanggung jawab secara profesional
dan etik.
4. Mengetahui proses mana yang belum memenuhi usaha-usaha untuk peningkatan
kinerja Sekretariat Jenderal DPR RI sehingga meminimalisir proses internal
organisasi yang berpotensi untuk menghambat peningkatan kinerja organisasi.
Karena itu, audit yang akan dilakukan merupakan salah satu cara untuk mengenal
sejauh mana proses internal, sistem prosedur (SOP) yang akan membantu
mengidentifikasi fungsi bagian kepegawaian yang belum berjalan secara efektif dan
efisien. Dalam hal ini termasuk mengevaluasi ketaatan terhadap berbagai
peraturan perundang-undangan, kebijakan dan regulasi pemerintah.
18
mewujudkan sumber daya manusia bidang keahlian dan dukungan keahlian yang sejajar
dalam kuantitas dan kualitas dengan sumber daya manusia bidang manajerial dan teknis.
Salah satu diversifikasi dukungan keahlian adalah dengan membentuk Analis Parlemen.
Job Description Hasil analisis jabatan. Untuk mendukung pemberian informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan kepada DPR
dibutuhkan jenis pekerjaan analis parlemen.
19
Kondisi kerja yang dibutuhkan:
Tim work.
Individual.
Secara khusus:
Minimal berpendidikan S1.
Mampu menulis ilmiah, populer dan semi
populer
Informasi jabatan atau pekerjaan Analis Parlemen berstatus PNS dan kenaikan
dan syarat pelaksanaannya. jabatannya ditentukan berdasarkan angka
KUM yang dapat dikumpulkan lewat
tugasnya.
Pokok dari suatu jabatan atau Pokok jabatan Analis Parlemen adalah:
pekerjaan. Melakukan pengolahan data.
Melakukan analisis.
Persentasi dan publikasi.
Job Spesification Karakteristik atau syarat-syarat Pekerjaan bersifat analisis sehingga diperlukan
pekerja. minimal pendidikan S1.
Persyaratan pengetahuan,
keterampilan, kemampuan mental, Persyaratan:
kemampuan fisik dan kepribadian Kemampuan, analisis dan mengolah data.
tertentu. Mampu bekerja dibawah tekanan.
Memiliki independensi
.
20
ada proses keseimbangan antar periode dan mencegah terjadinya retensi dan turn over
dalam jabatan tersebut.
21
keterampilan melakukan hubungan antar manusia (human relation skill), dan keterampilan
teknis (technical skill). Pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan SDM keahlian
ditujukan pada peningkatan kemampuan melalui pendidikan gelar maupun non gelar.
Sedangkan Pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan SDM teknis ditujukan pada
penguasaan teknis. Beberapa kebutuhan teknis yang akan dikembangkan adalah teknis
instrument dan non instrument. Teknis instrumen berkaitan dengan pengoperasionalan
alat-alat dalam gedung, seperti instalasi listrik, air maupun mekanik. Sedangkan non
instrument seperti teknis rapat. Sesuai dengan perkembangan sekarang ini seperti high
tech knowledge-based HR, strategic management, IT, e-governments dan sebagainya,
maka akan menjadi model pendidikan dan pelatihan agar dapat menyesuaikan diri.
Melalui pendekatan Human Capital Management, maka karyawan akan dicari dulu
talentanya dan kemudian pelatihan yang diberikan mengacu pada talenta yang
dipunyainya. Kemudian berdasar talenta yang dimilikinya, maka yang bersangkutan akan
didudukan pada jabatan/posisi kerja yang sesuai atau the right man on the right place.
Karena itu akan dikembangkan talent pool. Untuk dapat menjawab terhadap organisasi
pembelajar akan dikembangkan kebiajkan yang merupakan satu pendekatan yang
sistematik dengan menerapkan Knowledge Management dalam bentuk sistem berbasis
komputer, sehingga penerapan Knowledge Management tersebut akan lebih mudah dan
sistematik. Agar dapat mendukung terhadap pelaksanaan manajemen pengetahuan
karyawan akan dikembangkan techo minded. Begitu juga untuk mendukung terhadap
pelaksanaan manajemen pengetahuan karyawan akan dikembangkan pada penguasaan
bahasa asing, terutama penguasaan bahasa inggris.
22
Pengembangan Budaya Organisasi
Budaya organisasi akan dibentuk melalui nilai-nilai, etika, norma dan semangat
organisasi yang dibarengi dengan hak karyawan dan tipe struktur yang digunakan oleh
organisasi dan merupakan pernyataan filosofis dan dapat difungsikan sebagai tuntutan
yang mengikat para karyawan karena dapat diformulasikan secara formal dalam berbagai
peraturan dan ketentuan atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan
dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, termasuk dalam budaya
organisasi ini selain nilai-nilai budaya juga nilai-nilai orientasi. Dengan membakukan
budaya organisasi sebagai suatu acuan atau bagian ketentuan atau peraturan yang
berlaku, maka para pemimpin dan karyawan secara tidak langsung akan terikat sehingga
dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan visi dan misi serta strategi organisasi.
Selanjutnya yang dilakukan berkaitan dengan budaya organisasi yaitu pemetaan budaya
dan penciptaan budaya profesional. Budaya organisasi yang akan dikembangkan akan
terkait dengan unsur-unsur:
1. Pelayanan Prima, karena peran utama Sekretriat Jenderal adalah melayani DPR RI
2. Integritas, karena Sekretariat Jenderal DPR menangani kepentingan dan rahasia
negara.
3. Kerjasama, karena aspek yang sangat menunjang kelancaran tugas pelayanan
namun belum terinternalisasi dengan baik pada Pegawai SETJEN DPR RI.
4. Cepat, karena itu merupakan sikap dan perilaku yang terkait kualitas pelayanan.
Strategi ini ditujukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan menjadi suatu
kekuatan daya dukung suporting system terhadap DPR RI. Kebijakan yang akan dilakukan
adalah menyusun Sistem Pengelolaan SDM Non Permanen, yang akan memuat tentang::
23
1. Jenis SDM
1) SDM permanen terdiri dari Asisten Pribadi dan Staf Ahli
2) Asisten Pribadi bekerja untuk Anggota DPR
3) Staf Ahli bekerja untuk Anggota DPR, Fraksi dan Alat Kelengkapan DPR
2. Persyaratan:
1) Asisten Pribadi sekurang-kurangnya berpendidikan D3.
2) Staf Ahli sekurang-sekurangnya berpendidikan S3.
3. Rekrutmen:
Mengikuti aturan yang selama ini sudah dilakukan.
4. Perjanjian Kerja
SETJEN DPR RI menetapkan perjanjian kerja dengan SDM Non Permanen, yang
isinya antara lain mengatur:
1) Masa kerja mengikuti Periode DPR untuk Staf Ahli AKD.
2) Masa kerja Asisten Pribadi dan Staf Ahli anggota mengikuti Periode DPR
untuk Staf Ahli AKD.
5. Mekanisme Kerja SDM Non Permanen
1) Staf Ahli AKD bekerjasama dengan SDM Keahlian SETJEN yang ditempatkan
pada AKD.
2) Untuk membina hubungan kerja dibuat Kode Etik yang harus sama-sama
dijalankan oleh SDM Permanen dan Non Permanen
Fase Implementasi
Pada fase Implementasi akan dilakukan strategi, kebijakan dan sasaran sebagai
berikut:
Tabel.7. Pengelolaan SDM pada Fase Implementasi
Strategi Kebijakan Sasaran
Pada fase ini adalah bagaimana menerapkan keenam strategi yang telah dipersiapkan
pada masa rekonstruksi yang berbarengan dengan struktur organisasi baru.
24
Fase Menjaga High Performance
Pada fase menjaga high performance akan dilakukan strategi, kebijakan dan
sasaran sebagai berikut:
Huan Capital Management Mengembangkan lebih lanjut human Pengembangan lebih lanjut human capital
capital management management
Pembinaan Administrasi SDM Mengembangkan lebih lanjut Sistem Pengembangan lebih lanjut Sistem
Administrasi Kepegawaian Parlemen. Administrasi Kepegawaian Parlemen.
Budaya Profesional Mengembangkan lebih lanjut budaya Pengembangan lebih lanjut budaya organisasi
organisasi professional. professional.
Sistem Informasi Manajemen Mengembangkan lebih lanjut Sistem Pengembangan lebih lanjut Sistem Informasi
SDM Informasi Manajemen Kepegawaian Manajemen Kepegawaian Terintegrasi
Terintegrasi.
Pada fase ini adalah bagaimana mempertahankan kinerja sebagai dampak diterapkan
keenam strategi, dan berusaha untuk terus mengembangkan agar kinerja yang sudah baik
dapat selalu berkesinambungan.
25
BAB III
RENCANA STRATEGIS 2010-2014
Tujuan
Sasaran
Strategi
Untuk mencapai keenam sasaran pengelolaan SDM akan disusun strategi sebagai
berikut:
1. Menciptakan dasar-dasar perencanaan sumber daya manusia dengan pendekatan
Balanced Scorecard sebagai sistem Strategic Human Resources Management.
26
2. Menciptakan dasar-dasar profesionalitas SDM pada bidang keahlian, administrasi
dan teknis dengan pendekatan SDM berbasis kompetensi.
3. Menciptakan dasar-dasar human capital management dengan pendekatan terstruktur.
4. Menciptakan dasar-dasar pembinaan administrasi kepegawaian berbasis Information
Technology.
5. Mengembangkan budaya organisasi profesional.
6. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dengan pendekatan
Integrated System.
Kebijakan
27
(1) Penyusunan/Perumusan Sistem dan Evaluasi Kinerja.
Terciptanya dasar-dasar Menciptakan dasar-dasar Perencanaan sumber daya manusia melalui, Program Pengelolaan Gaji, Pembayaran Gaji, Lembur,
perencanaan sumber daya manusia perencanaan sumber daya manusia Audit Sumber Daya Manusia, Diversifikasi Kepemerinta Honorarium dan tunjangan Honorarium dan Vakasi
dengan pendekatan Balanced jabatan , Rekrutmen, Perencanaan Karir, han yang
Scorecard sebagai sistem Strategic Penilaian Kinerja dan Pengembangan Baik Pengadaan Makanan/Minuman
Human Resources Management. Kesejahteraan. Penambah Daya Tahan Tubuh
Penyelenggaraan
Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran Poliklkinik/Obat-Obatan (termasuk
Terciptanya dasar-dasar human Menciptakan dasar-dasar human Perencanaan sumber daya manusia melalui,
capital management dengan honorarium dokter dan perawat)
capital management dengan Audit Sumber Daya Manusia, Diversifikasi
indikator terumuskannya beberapa pendekatan terstruktur. jabatan , Rekrutmen, Perencanaan Karir,
konsep nilai tambah. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Pembinaan administrasi
Kesejahteraan Pengelolaan Kepegawaian
Rapat-Rapat
Koordinasi/Kerja/Dinas/Pimpinan/K
elompok kerja/Konsultasi
Penyusunan/Perumusan
Pembinaan Administrasi Kepegawaian melalui Pembinaan Administrasi
Menciptakan dasar-dasar pembinaan sistem/Prosedur teknis.
Terlaksananya pembinaan Penyusunan Pedoman dan SOP, Perumusan Kepegawaian dan Pensiun
administrasi kepegawaian berbasis
administrasi kepegawaian. Information Technology. Konsep Counseling, Pengembangan
Mendukung Information Technology dan Assesment Center
terhadap Pengembangan Sistem dan
peningkatan Evaluasi Kinerja
kinerja DPR
Terbentuknya Sistem Informasi Pengembangan Data Kepegawaian
Mengembangkan Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian dengan
Manajemen Kepegawaian dengan
indikator tersusunnya data
pendekatan Integrated System.
kepegawaian untuk analisis
kepegawaian.
Pengembangan Sistem dan Penyusunan/Perumusan Sistem
Perencanaan sumber daya manusia melalui, Evaluasi Kinerja dan Evaluasi Kinerja
Audit Sumber Daya Manusia, Diversifikasi
jabatan , Rekrutmen, Perencanaan Karir,
Penilaian Kinerja dan Pengembangan
Kesejahteraan
Terciptanya dasar-dasar Menciptakan dasar-dasar Pengembangan Dasar-Dasar Profesionalitas Program Penyelenggaran Pendidikan Administrasi
profesionalitas SDM pada bidang profesionalitas SDM pada bidang melalui Pendidikan dan Pelatihan SDM serta Pengelolaan dan Pelatihan Aparatur Kegiatan
keahlian, administrasi dan teknis keahlian, administrasi dan teknis Coaching SDM Negara
dengan indikator terpetakannya dengan pendekatan SDM berbasis Aparatur
Pendidikan dan Pelatihan
analisis jabatan. kompetensi
Struktural
Rencana Aksi
28
menetapkan peraturan yang berkaitan dengan kebijakan pengelolaan kepegawaian.
Adapun penjabarannya sebagai berikut:
G AMB AR 6. S T R A T E G I D AN K E B IJ AK AN
K O ND IS I
P E ME T A A N K E B UT UH A N
1. Menciptakan dasar-
P E ME T A A N K E L E MB A G A A N& dasar perencanaan
K E T AT AL AK S ANA AN sumber daya manusia
2. Menciptakan dasar-
dasar profesionalitas
K O ND IS I R IIL S AS AR AN 3. Menciptakan dasar-
dasar human capital
management
G AP 4. Menciptakan dasar-
K UA NT IT A S dasar pembinaan
administrasi
R E K R UT ME N
kepegawaian berbasis
G AP Information
S P E S IA L IS A S I Technology.
5. Mengembangkan
budaya organisasi
profesional.
G AP
D IK L A T S DM B AR U
K UA L IT A S 6. Mengembangkan
Sistem Informasi
Manajemen
Kepegawaian dengan
pendekatan Integrated
System.
PENGELOLAAN SDM
Tahun 2010
G A MB AR 7. S K E MA P E R E NC A N A A N S D M
KOMPETENSI,
ROTASI JABATAN (ES III)
PENDIDIKAN
PENEMPATAN
SERTIFIKASI
STAF TEKNIS
STRATEGIC PARTNERSHIP
29
2. Melakukan rekrutmen baru dengan tujuan pencarian dan perolehan sejumlah
kandidat karyawan yang qualified. Rekrutmen yang baru akan diarahkan untuk
posisi-posisi tenaga keahlian dan dukungan keahlian.
3. Penempatan SDM berkualifikasi S2 pada lingkungan Deputi Administrasi,
khususnya Biro Perencanaan dan Deputi Persidangan dan Kerjasama Antar
Parlemen, khususnya Biro Kerjasama antar Parlemen.
4. Melakukan rekrutmen internal terhadap pegawai non jabatan untuk menjadi tenaga
keahlian dan dukungan keahlian.
5. Melakukan sertifikasi bagi karyawan non pejabat (baik struktural maupun
fungsional).
6. Melakukan rekrutmen terhadap pegawai non jabatan untuk menjadi tenaga keahlian
dan dukungan keahlian.
7. Melakukan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh pegawai Sekretariat Jenderal
DPR RI.
8. Melakukan pengembangan terhadap talent pool.
9. Melakukan perintisan pembangunan assessment center
10. Melakukan pengembangan penelitian kesekretariatan.
11. Melakukan pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian yang terpadu.
12. Menyediakan bea siswa S3 bagi peneliti.
13. Melakukan strategic partnership dengan berbagai Perguruan Tinggi Negeri untuk
pengembangan organisasi pembelajar, assessment center, dan pengembangan
manajemen keparlemenan. serta kerjasama dengan instansi lain untuk memperluat
Birp Perencanaan dan Pengendalian
Tahun 2011-2013
1. Melakukan diversifikasi jabatan untuk pemenuhan tenaga keahlian untuk analis
anggaran dan transkiptor.
2. Melakukan transformasi kepegawaian.
3. Melakukan sertifikasi bagi karyawan non pejabat (baik struktural maupun
fungsional).
4. Melakukan rekrutmen terhadap pegawai non jabatan untuk menjadi tenaga keahlian
dan dukungan keahlian.
5. Melakukan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh pegawai Sekretariat Jenderal
DPR RI.
6. Melakukan pengembangan terhadap talent pool.
7. Melakukan pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian yang terpadu.
8. Menyediakan bea siswa S3 bagi tenaga keahlian.
Tahun 2014
1. Melakukan evaluasi atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada periode 2009-
2013.
2. Penyesuaian Cetak Biru Pengelolaan SDM.
3. Melaksanakan fungsi pengelolaan SDM sesuai dengan Cetak Biru Pengelolaan
SDM yang sudah diperbaiki.
30
BAB IV
PENUTUP
Demikian Cetak Biru Pengelolaan SDM Sekretariat Jenderal DPR RI ini dibuat
sebagai pondasi dalam meletakkan dasar-dasar menuju Sistem Pegawai Parlemen
dan menjadi panduan dalam menerapkan kebijakan pengelolaan SDM Sekretariat
Jenderal DPR RI.
31