Kelompok 14 - Wawasan Nusantara
Kelompok 14 - Wawasan Nusantara
WAWASAN
NUSANTARA
Kasus Rasisme Terhadap Mahasiswa Papua di Surabaya
KELOMPOK 14
Dosen : Neny Fidayanti, S. T., M. Si
menyerahkan diri.
Mahasiswa Papua menolak untuk
menyerahkan diri karena mereka
menganggap bahwa mereka tidak bersalah
KRONOLOGI
4
Kepolisian memaksa masuk ke dalam
asrama dengan kekuatan penuh.
Personil aparat melancarkan 23 kali tembakan gas
air mata ke asrama mahasiswa Papua tersebut.
5
Akhirnya 43 mahasiswa Papua ditangkap.
Terdapat empat mahasiswa yang terluka. Mereka
digelandang ke Mapolres Surabaya untuk diperiksa
terkait dugaan perusakan bendera yang diadukan ke
kepolisian.
DAMPAK KASUS
Melukai hati dan perasaan semua warga Papua
akibat tindakan diskriminatif yang diterima oleh
saudara setanah air sendiri.
PENEGAKKAN
PENEGAKKAN PRAKTIK
PRAKTIK KEMANUSIAAN,
KEMANUSIAAN,
HUKUM
HUKUM YANG
YANG ADIL
ADIL JURNALISME
JURNALISME DAMAI
DAMAI ETIKA,
ETIKA, DAN
DAN MORAL
MORAL
Pemerintah harus bergerak cepat Mengimbau jurnalis dan media Menerapkan kemanusiaan di
menuntaskan pengusutan tindak massa menerapkan prinsip damai dalam kenasionalisan untuk benar-
pidana atas penghinaan terhadap dalam pemberitaan di tengah benar mewujudkan tujuan dasar
bendera Merah Putih dan para suasana konflik seperti yang terjadi yang berlandaskan pada kesatuan
pelaku terkait penghinaan di Jawa Timur dan Papua Barat dan kedamaian
rasialisme agar dapat segera dengan tidak memberikan berita Penanaman kembali karakter yang
dihukum sesuai dengan atau liputan yang bersifat berlandaskan wawasan nusantara
ketentuan. Dengan begitu, provokatif maupun berat sebelah. sangat diperlukan di setiap lapisan
mahasiswa dari Papua yang masyarakat guna menyadarkan tiap
sempat kehilangan kepercayaan individu betapa pentingnya
untuk berdialog, diharapkan kemanusiaan yang berjalan
merasakan keadilan dalam insiden bersama kenasionalan dalam
tersebut. kesatuan NKRI.
PENYELESAIAN KASUS KERUSUHAN PAPUA DAN
PAPUA BARAT
PENDEKATAN
PENDEKATAN HUMANIS,
HUMANIS,
DIALOG,
DIALOG, DAN
DAN KOMPHERENSIF
KOMPHERENSIF
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG
YANG RELEVAN
RELEVAN
Melakukan pendekatan non-militer seperti
penggalangan sebagai upaya yang perlu dilakukan
Perundingan yang berjalan atas dasar saling
untuk mewujudkan masyarakat Papua yang cinta
menghormati, bermartabat, tidak merendahkan, tidak
terhadap NKRI. Hal ini merupakan bentuk pendekatan
manipulatif, dan harus benar-benar mengedepankan
lunak yang bisa diterapkan.
dialog.
Pemenuhan jaminan hak bersuara, berkumpul, dan
Pihak aparat militer dapat memberlakukan pendekatan
perlindungan keamanan bagi masyarakat Papua untuk
teritorial dan pendekatan intelijen sebagai upaya
membangun sikap saling percaya.
memperdekat diri dengan masyarakat Papua. Kehadiran
Pemerintah tidak menutup mata lagi dengan cara
TNI – POLRI akan lebih tepat guna dan sasaran jika
mempercepat upaya penyelesaian kasus-kasus HAM
digunakan secara kompherensif membantu
Pelibatan Papua dalam kepentingan dan kegiatan
menyelesaikan masalah di bidang kesehatan, pendidikan,
negara untuk menuntaskan pemahaman masyarakat
bahkan infrastruktur sebagai contoh dari pendekatan
Papua yang merasa dianggap sebagai saudara tiri di
humanis dan kompherensif itu sendiri.
Indonesia.
Perlunya membangun pemahaman baru mengenai
Papua
PENTINGNYA
BERWAWASAN NUSANTARA
Indonesia adalah negara majemuk, hal ini merupakan suatu
wawasan nusantara yang dipahami seluruh warga negara
Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika, semboyan bagi bangsa Indonesia untuk
memahami bahwa negara majemuk ini memiliki banyak jenis
budaya, bahasa, ras, suku, agama dan lain sebagainya.
Kemajemukan ini melahirkan suatu kewajiban bagi Bangsa
Indonesia agar dapat bersikap rasialis terhadap berbagai
macam perbedaan yang ditemui di Indonesia.
Jadikan perbedaan untuk bisa belajar saling menghargai, menghormati satu sama lain, bukan untuk saling memecah belah. Satukan lah perbedaan-perbedaan itu agar
menjadi sempurna.
REFERENSI Ahmad Suaedy dalam buku Gus Dur : Islam Nusantara &
Kewarganegaraan Bineka (2018).
Fulthoni, Renata, A., Siti, A., & Uli, P. S. (2009). MEMAHAMI DISKRIMINASI
Buku Saku Untuk Kebebasan Beragama. Jakarta Selatan: The Indonesian
Legal Resource Center (ILRC).