Anda di halaman 1dari 13

Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

Framing Pemberitaan Kompas.com Dalam Kasus Diskriminasi dan Rasisme Mahasiswa Papua di
Surabaya Periode 16 Agustus - 21 Agustus 2019

Ulfa Kusmiarti
Prodi Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya.
Email : ulfakusmiarti16041184033@mhs.unesa.ac.id

Anam Miftakhul Huda


Prodi Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya.
Email : anamhuda@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai pembingkaian pemberitaan dalam kasus diskriminasi dan rasisme
mahasiswa Papua yang terdapat di Surabaya Pada halaman Kompas.com. Kasus yang terjadi pada tanggal
16 Agustus 2019 tersebut di latar belakangi terdapat dugaan penodaan simbol negara yaitu bendera Merah
Putih dimana yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Papua. Berdasarkan kasus tersebut ingin mengetahui
bagaimana pembingkaian yang dilakukan Kompas.com dalam pemberitaan kasus diskriminasi dan rasisme
mahasiswa Papua di Surabaya. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode analisis framing oleh Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Pada penelitian ini
berfokus unsur sintakis, skrip, tematik, dan retoris pada sebuah pemberitaan. Pengampulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan berita mengenai kasus diskriminasi dan rasisme di asrama
mahasiswa Papua pada periode 16 Agustus - 21 Agustus 2019. Untuk mengetahui bagaimana
pembingkaian Kompas.com mengenai kasus tersebut, dapat dijelaskan dalam teori konstruksi sosial media
massa, dimana sebuah media massa memiliki peranan penting dalam mengkonstruksi sebuah realitas atau
fakta, karena media bisa sangat subjektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Hasil dari penelitian ini
pemberitaan yang dilakukan Kompas.com dalam kasus diskriminasi dan rasisme mahasiswa Papua di
Surabaya cenderung positif dengan penggunaan judul sesuai dengan isi pada artikel tersebut, kemudian isi
berita tidak menyudutkan salah satu pihak, pemilihan sumber berasal dari narasumber kunci. Dengan itu
Kompas.com terlihat menjaga kredibilitas dalam memberitakan sebuah informasi. Penelitian ini dilakukan
sebagai acuan ataupun referensi bagaimana cara penggambaran suatu media terhadap suatu kasus yang
berhubungan dengan unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan)

Kata Kunci: Pembingkaian, Kompas.com, Kasus mahasiswa Papua

Abstract
This research discusses the framing of coverage in cases of discrimination and racism among Papuan
students in Surabaya on the Kompas.com page. The case that occurred on August 16, 2019 was based on
the allegation of defamation of the state symbol, namely the Red and White flag, which was allegedly
committed by Papuan students. Based on this case, he wanted to know how the framing that was carried
out by Kompas.com in reporting cases of discrimination and racism for Papuan students in Surabaya. In
this study, using a qualitative descriptive method using the framing analysis method by Zhongdan Pan and
Gerald M. Kosicki. This research focuses on syntactic, script, thematic, and rhetorical elements in a story.
Submission of data in this study was carried out by collecting news about cases of discrimination and
racism in the Papuan student dormitories in the period 16 August - 21 August 2019. To find out how
Kompas.com framed the case, it can be explained in the theory of mass social media construction, where a
mass media has an important role in constructing a reality or fact, because the media can be very
subjective in conveying information. The results of this study, the news carried out by Kompas.com in
cases of discrimination and racism among Papuan students in Surabaya tended to be positive with the use
of the title according to the content of the article, then the news content did not corner either party, the
source selection came from key sources. With that Kompas.com seems to maintain credibility in reporting
information. This research was conducted as a reference or reference on how to describe a media against
a case related to elements of SARA (ethnicity, religion, race, and between groups).
Keywords: Framing, Kompas.com, Papuan Student Cases

25
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

mahasiswa Papua. Komisi untuk Orang hilang dan tindak


PENDAHULUAN kekerasan (Kontras) dan beberapa perwakilan masyarakat
Kasus yang terjadi tepatnya pada 16 Agustus memaksa kepolisisan untuk melakukan tindakan terhadap
2019 yaitu mengenai kasus rasisme di asrama mahasiswa anggotanya yang melakukan pelanggaran pada peristiwa
Papua yang ada di Surabaya. Kasus bermula pada hari itu pengepungan asrama mahasiswa Papua tersebut. Kasus ini
terdapat ratusan organisasi masyarakat (ormas) melalukan juga terdapat tindakan beberapa oknum yang tidak
aksi di asrama mahasiswa Papua yang tepatnya berada di bertanggung jawab semakin menambah kegaduhan di
jalan kalasan Surabaya (Rachmawati, 2019). masyarakat. Beberapa oknum tersebut dengan sengaja
Aksi tersebut di latar belakangi terdapat dugaan menyebarkan berita hoax di media sosial terkait kejadian
penodaan simbol negara yaitu bendera Merah Putih yang pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya. Polisi terus
dilakukan oleh mahasiswa Papua. Sejumlah ORMAS mencari keberadaan oknun-oknum tersebut, dan akhirnya
(Organisasi Masyarakat) sejak siang hari mulai muncul beberapa nama yang disinyalir dengan sengaja
berdatangan menuju asrama dan berlanjut sampai malam menyebarkan berita hoax terkait kasus ini di sosial media.
hari namun pada saat itu aksi massa masih dapat Mengutip dari detik.com menurut Menkominfo
dikendalikan tetapi aparat kepolisian tetap melakukan (Menteri Komunikasi dan Informatika) Rudiantara
penjagaan di lokasi untuk menghindari terjadinya mengutarakan terdapat sekitar 20 negara yang turut
bentrokan. Polisi menyarankan pada perwakilan massa menyebarkan dan berita hoax tersebut. Polisi akhirnya
untuk melaporkan apabila benar terjadi adanya dugaan melakukan tindakan mengenai kasus tersebut, dan dari
pembuangan dan perusakan bendera Merah Putih hasil penyelidikan polisi menemukan beberapa oknum
diselokan. Akhirnya berdasarkan saran tersebut sejumlah tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dan akan
ormas mendatangi kantor polisi untuk membuat laporan. menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut.
Ormas tersebut berharap laporannya dapat diklarifikasi Kota Surabaya juga sempat menjadi sorotan
oleh aliansi mahasiswa Papua (AMP) yang berada di karena adanya kasus ini. Terlebih bagi PEMKOT
Surabaya. Tetapi dalam negosisasi tersebut tidak Surabaya, PEMKOT Surabaya mendapatkan berbagai
mendapat tanggapan, akhirnya ormas meminta bantuan berita miring karena adanya kasus ini. Mulai dari adanya
mulai dari camat, lurah, RW, RT setempat untuk meminta rencana pengusiran mahasiswa Papua di Surabaya,
mahasiswa Papua untuk melakukan negosiasi dengan Surabaya dianggap tidak ramah akan pendatang, yang
pihak kepolisian. Namun cara tersebut masih tidak membuat citra kota Surabaya menjadi negatif pada
mendapatkan tanggapan dari mahasiswa Papua. sebagian masyarakat. Karena PEMKOT Surabaya
Dalam pemberitaan Kompas.com (Salman, merupakan pihak yang bersentuhan langsung dengan
2019) disebutkan bahwa polisi sudah mencoba kasus ini sudah seharusnya Pemerintah Kota Surabaya
berkomunikasi kembali dengan mahasiswa Papua untuk melakukan berbagai cara guna meredam ketegangan di
mencari tahu kronologi permasalahan tersebut. Namun masyarakat. Dari adanya sebuah kasus sedikit banyak
upaya yang dilakukan polisi kembali tidak membuahkan akan merubah citra suatu organisasi baik itu kearah positif
hasil dan akhirnya polisi melakukan tindakan dengan ataupun negatif (Alfiyaty, 2018).
mengangkut paksa mahasiswa Papua. Terlebih lagi pada Dari adanya kasus ini berbagai media ramai
proses negosiasi terdapat beberapa oknum dari polisi memberitakan mengenai kasus ini. Mulai dari media
ataupun ormas yang melontarkan kata-kata yang bernada cetak, televisi, media online, hingga di media sosial juga
rasisme menurut (George M Fredickson, 2005) istilah ramai membicarakan mengenai topik diskriminasi dan
Rasisme adalah sebuah doktrin yang menganggap bahwa rasisme mahasiswa Papua di Surabaya. Kasus ini ramai
terdapat perbedaan faktor biologis yang terdapat pada diri diperbincangkan di sosial media lantaran adanya sebuah
manusia yang menetapkan bahwa suatu ras tinggi derajat video yang menampilkan perbuatan diskriminasi yang
sosialnya dibandingkan ras minoritas. Rasisme juga dilakukan oleh aparat keamanan kepada mahasiswa
menfokuskan bahwa perbedaan fisik menjadi hal yang Papua. Diskriminasi tersebut merupakan segala bentuk
utama. Pembedaan antara ras yang superior dan inferior sikap dan perilaku yang dilakukan individu ataupun
memiliki maksud dan tujuan tertentu seperti pembatasan kelompok dalam rangka menghalangi ataupun
kekuasaan, perlakuan dimasyarakat. Sehingga dalam membedakan seseorang dalam menggunakan haknya
pelaksanaannya sering terjadi ketidak adilan. dengan dasar adanya berbagai perbedaan seperti
Berawal dari kata-kata rasisme tersebutlah yang perbedaan kepercayaan, suku, agama, ras, status sosial,
awal mula permasalahan yang beredar. Setelah video status ekonomi, bahkan pilihan politik (Madyaningrum,
menyebar dimasyarakat berbagai pihak tidak terima dan 2010). Steotip merupakan awal seseorang berprasangka
melakukan penolakan terhadap perkataan dan perlakuan terhadap suatu golongan tertentu (Khotimah, 2009). Dari
oknum polisi yang dianggap terlalu mendiskriminasi kejadian pada tersebut adanya tindakan mengolok-olok
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

dengan menggunakan perumpamaan hewan yang informasi yang dibagikan dapat dipercaya khalayak dan
menyinggung suku dan etnis terstentu. Dari video tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara hukum (Ode, 2014).
beberapa masyarakat mengecam aksi tersesbut dan turut Pengambilan sudut pandang dalam sebuah
menyayangkan, ada juga suku atau etnis yang merasa pemberitaan di suatu media juga perlu diperhatikan,
direndahkan dengan perbuatan okmum tersebut. Karena hal ini berpengaruh pada konstruksi realitas sosial.
Pemberitaan di era digital saat ini, sebagian Konstruksi realitas sosial tersebut merupakan realitas atau
besar pada media online kerena pada media online fakta yang dimaknai atau dikonstruksi secara subjektif
memiliki kelebihan yaitu informasi bersifat up to date, oleh sebuah individu atau kelompok sehingga fakta atau
pembaca mudah dalam mengakses sehingga pembaca realitas tersebut ditetapkan secara objektif di masyarakat
dapat mengaksesnya kapanpun dan dimanapun (Hutami (Alex, 2004). Dalam kaitannya dengan hal ini bagaimana
& Sjafirah, 2019). Berita (news) merupakan informasi
sebuah media yaitu Kompas.com memaparkan
yang layak disajikan kepada publik, seperti informasi
yang bersifat faktual, aktual, objektif, penting dan pemberitaan dalam kasus Diskriminasi dan rasisme
menarik perhatian publik (Suprobo et al., 2016). Media mahasiswa Papua di Surabaya dengan menyajikan sebuah
online dapat menarik perhatian pembaca karena dapat informasi yang telah diolah atau konstruksi oleh media
mencakup beberapa sisi seperti human interest, komedi, dan dikonsumsi oleh khalayak.
emosi, dan hiburan (Tridona, 2016). Maka dari itu angka Konstruksi realitas sosial merupakan sebuah
penggunaan media online semakin menunjukan angka realitas yang dibuat oleh seorang individu, tetapi
peningkatan seperti pada data pada (Pers, 2011)
kebenaran sebuah realitas sosial tersebut hanya diketahui
mengatakan bahwa jumlah pembaca media online pada
tahun 2009 menunjukan angka peningkatan sebesar apa yang tampak dalam arti hanya diketahui fakta yang
32%. Hal ini didukung dengan berbagai media cetak tampak hasil dari gambaran individu tersebut. Realitas
bertransformasi menjadi media online guna mengikuti sosial juga memiliki makna yang subjektif, setiap
perkembangan digital. Salah satu yang menjadi indivudu memiliki penggambaran tertentu pada setiap
tantangan bagi media massa terutama pada media cetak fakta sesuan dengan tujuan dan motivasi indivudu
dalam beberapa tahun terakhir adalah melesatnya peran tersebut.(Bungin, 2018). Kontruksi sosial merupakan
teknologi informasi, terutama internet sebagai sarana
sebuah pandangan kepada kita bahwa semua nilai,
pemenuhan kebutuhan informasi bagi masyarakat
(Mawarni, 2018). ideologi, dan institusi sosial merupakan buatan manusia
Terdapat sebuah media online terkemuka di (Ngangi, 2011). Media massa berkontribusi
Indonesia yaitu adalah Kompas.com. Kompas.com perkembangan isu-isu sekaligus perkembangan opini
merupakan situs kumpulan berita-berita yang dapat publik (Mustika, 2017).
diakses secara online. Kompas.com menyajikan informasi Konstrusi citra merupakan bagian yang
terkini tanpa harus menunggu koran secara cetak.
diharapkan pada bagian konstruksi. Sehingga konstruksi
Dibawah naungan Kompas Gramedia berita yang
disajikan tidak hanya seputar politik namun juga seputar citra yang dibuat oleh sebuah media massa dapat
teknologi, ekonomi, sosial, otomitif, traveling, hiburan, dibedakan menjadi dua model yaitu berita baik dan berita
dan lain sebagainya (Prawitasari, 2010). buruk. Media dapat membentuk suatu realitas melalui
Kompas.com yang dikenal sebagai media yang berita yang disajikan berdasarkan penggambaran dari
menjujung pluralitas dalam setiap pemberitaannya seperti media tersebut (Bungin, 2018). Bisa saja fakta yang
pada penelitian (Hamidi, 2011) dimana Kompas.com diperoleh sebernarnya positif namun setelah masuk pada
juga turut andil dalam menjaga pluralitas di Indonesia
tahap konstruksi pada media tersebut fakta yang
melalui pemberitaan yang terdapat pada halaman
Kompas.com. Kompas.com sejak awal berdirinya adalah ditampilkan menjadi negatif, dan begitu sebaliknya. Hal
garda NKRI ddengan nasionalis humanis sebagai pilar tersebut dapat terjadi lantaran tergantung bagaimana
(Mustika, 2017). Namun terkait dengan adanya kasus ini sebuah media memiliki tujuan, sudut pandang, dan
apakah Kompas.com masih mempertahankan kenetralan maksud tertentu dalam menampilkan sebuah pemberitaan.
dalam mengemas sebuah informasi.Sebagai salah satu Berdasarkan pada teori diatas dapat diketahui
media informasi masyarakat harusnya media dalam bahwa konstruksi realitas yang dibangun dari sebuah
memberitakan sebuah informasi sesuai dengan fakta
media yang berkaitan dengan kasus diskriminasi dan
dilapangan. Hal ini berpengaruh pada kredibilitas sebuah
media dalam (Abidin et al., 2017) menjelaskan jika Rasisme mahasiswa Papua di Surabaya bisa saja berbeda
media harus memiliki fokus penyampaikan fakta atau dengan bentuk pemberitaaan dengan media lain. Karena
berita yang kredibilitas. Kredibilitas yang dimaksudkan setiap media memiliki pandangan tersendiri atau ingin
disini yaitu berita ataupun fakta yang dapat dipercaya menonjolkan suatu fakta tersendiri sesuai dengan tujuan
oleh publik apabila sebuah informasi tersebut terdapat dan kepentingan masing - masing media tersebut. Seperti
kekeliruan tatapi tidak terlalu fatal dan dapat
pada penelitian (Tridona, 2016) pandangan media satu
dipertanggungjawabkan secara umum. Disini
Kompas.com dalam mengemas suatu informasi harus dengan media yang lainnya berbeda seperti pada
sesuai dengan fakta dilapangan yang ada, sehingga penelitian tersebut Kompas.com dan Detik.com

27
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

menunjukan pandangan yang berbeda terhadap suatu unsur-unsur yang terdapat pada metode framing oleh
kasus. Ada yang bersifat netral ada juga yang menunjukan Zhongdan Pan dan Gerald M. Mosicki :
dukungan pada kasus tersebut. Ada pula penelitian yang
dilakukan oleh (Johanes, 2013) menyebutkan bahwa Tabel.1 Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
pembingkaian suatu pemberitaan bisa bergantung pada Struktur Perangkat Framing Unit yang
kepemilikan media dan kepentingan-kepentingan lainnya. diamati
Berbagai kepentingan ini bisa berdasarkan dari kepentigan Sintakis 1. Skema berita Headline, lead,
ekonomi, politik, atau kepentingan lainnya. Begitu pula Cara latar informasi,
wartawan kutipan,
pada penelitian oleh (Prawitasari, 2010) sebuah media
menyusun sumber,
dapat memberitakan secara netral atau objektif apabila
fakta pernyataan,
media tersebut tidak memiliki kepentingan dengan objek penutup
pemberitaan dalam hal ini perusahaan yang diberitakan. Skrip 2. Kelengkapan berita 5W+1H
Cara
Tujuan yang ingin dicapai dari adanya penelitian ini wartawan
yaitu untuk mengetahui bagaimana Kompas.com dalam mengisahkan
memberitakan kasus diskriminasi dan rasisme mahasiswa fakta
Papua di Surabaya. Serta untuk mengetahui bagaimana Tematik 3. Detail Paragraf,
Konstruksi realitas sosial yang digambarkan Cara 4. Koherasi kalimat,
wartawan 5. Bentuk kalimat Proporsi,
Kompas.com dalam kasus diskriminasi dan rasisme
menulis fakta 6. Kata ganti hubungan antar
mahasiswa Papua di Surabaya. Alasan peneliti memilih kalimat
kasus diskriminasi dan rasisme mahasiswa Papua di Retoris 7. Leksikon Kata, idio,
Surabaya yaitu penelitian ini dilakukan sebagai acuan Cara 8. Grafis foto/gambar,
ataupun referensi bagaimana cara penggambaran oleh wartawan 9. Metafora dan grafik
media terhadap pemerintah kota yang berkaitan dengan menekankan
kejadian adanya unsur SARA (Suku, Agama,Ras, dan fakta
Antar golongan) Sumber: (Eriyanto, 2001)
Model analisis tersebut mengetahui penggambaran
METODE pemberitaan mengenai kasus diskriminasi dan rasisme
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif mahasiswa Papua di Surabaya. Dapat diketahui dengan
kualitatif dimana pada penelitian ini bertujuan dapat menganalisis beberapa unsur diatas.
menjelaskan sebuah fenomena secara terperinci ataupun Metode Pengumpulan data yang digunakan yaitu
sedalam-dalamnya melalui beberapa teknik pengumpulan melalui dokumentasi yang dilakukan melalui instrument
data secara mendalam (Kriyantono, 2006). Pendekatan berita online yaitu Kompas.com pada periode 16
pada penelitian ini penggunakan paradigm kontruktivis, Agustus – 21 Agustus 2019 dengan memilih target yang
dimana dalam penelitian inia ingin mengetahui bagaimana diteliti tidak semua berita pada periode tersebut, namun
konstruksi yang dibangun oleh Kompas.com dalam hanya yang berhubungan dengan kasus diskriminasi dan
pembingkaian mengenai kasus diskriminasi dan Rasisme rasisme Mahasiswa Papua di Surabaya dan PEMKOT
mahasiswa Papua di Surabaya. Surabaya dalam menangani kasus tersebut. Kemudian
Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini juga menggunakan metode pengumpulan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan model analisis data studi kepustakaan dengan membaca buku, artikel
framing dengan model analisis oleh Zhongdang Pan dan atau jurnal, dan dokumen skripsi yang berkaitan dengan
Gerald M.Kosicki diamana pembingkaian (framing) dapat analisis framing terhadap kasus yang berhubungan
dijelaskan sebagai dalam membuat informasi lebih terlihat dengan SARA. Alasan Kompas.com digunakan sebagai
atau menonjol, sehingga suatu fakta tersebut lebih objek penelitian karena Kompas.com merupakan portal
mendapat perhatian dari khalayak (Eriyanto, 2001). berita yang tidak hanya mengedepankan unsur kecepatan
Analisis framing juga diartikan sebagai model analisis dalam memproduksi berita, namun Kompas.com juga
yang ingin mengetahui bagaimana sebuah fakta, memperhatikan muatan konten pada isi berita yang
informasi, kejadian, tokoh ataupun kelompok yang diproduksi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei
dibingkai berdasarkan penggambaran dari sebuah media. – Juli 2020.
Penelitian dengan model ini memungkinkan peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN
menganalisis dengan lebih mendetail karena terdapat Dari hasil dokumentasi yang dilakukan pada halaman
beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam Kompas.com pada periode (16 Agustus - 21 Agustus
menganalisis sebuah pemberitaan. Berikut merupakan 2019) dari 10 artikel berita yang terdapat 4 berita yang
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

menunjukan sentimen negatif, sedangkan terdapat 4 berita di Surabaya


yang bersentimen positif dan 2 berita yang bersentimen
negatif. Dengan menggunakan analisis framing Zhongdan
Pan dan Gerald M.Kosicki, penelitian ini berusaha untuk 8. Pasca-kerusuhan 20 Agustus 2019 Positif
Manokwari,
memahami serta mendalami bagaimana pembingkaian
Kesaksian Warga
yang dilakukan Kompas.com dalam kasus diskriminasi
Papua di
dan rasisme mahasiswa Papua di Surabaya. Berikut Surabaya hingga
merupakan 10 sample berita yang digunakan dalam Tolak Hoaks
penelitian ini : 9. Banyak Warga 21 Agustus 2019 Positif
Tabel.2 Asli Papua yang
Daftar Judul Berita dan Sentimen Pemberitaan Sukses di
JUDUL TANGGAL SENTIMEN Surabaya, Risma
ARTIKEL Diapresiasi
1. Asrama 16 Agustus 2019 Negatif 10. Mahasiswa Papua 21 Agustus 2019 Positif
Mahasiswa Papua di Surabaya
di Surabaya Belum Buka Diri,
Didatangi Risma Tetap
Ratusan Berupaya Temui
Kelompok Mereka
Ormas, Ini
Dugaan Berdasarkan sample berita diatas peneliti akan
Penyebabnya membagi atau mengklasifikasikan berita-berita tersebut
2. 5 Fakta di Balik 16 Agustus 2019 Negatif kedalam 5 kategori isu berikut :
Bentrokan Ormas 1. Framing Kompas.com terhadap dugaan
dan Mahasiswa perusakan bendera oleh mahasiswa Papua
Papua di Kompas.com menerbitkan 2 artikel berita yang
Surabaya berkaitan dengan isu dugaan perusakan bendera oleh
3. Polisi Tembak 17 Agustus 2019 Negatif mahasiswa Papua. Dalam berita pertama yang dianalisis
Gas Air Mata dan
dengan judul “Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya
Jebol Pintu
Asrama
Didatangi Ratusan Kelompok Ormas, Ini Dugaan
Mahasiswa Papua Penyebabnya” peneliti menemukan unsur retoris yang
4. Polisi Angkut 17 Agustus 2019 Negatif menonjol berita yakni kata-kata yang mengartikan atau
Paksa 43 Orang menekankan pesan berita yang hendak disampaikan
dari Asrama kepada pembaca yakni kata-kata “dugaan” yang
Mahasiswa Papua ditujukan kepada mahasiswa Papua. Padahal dalam
di Surabaya faktanaya belum jelas siapa yang melakukan perusakan
5. Fakta Bentrokan 18 Agustus 2019 Netral pada bendera merah putih. Pada berita ini memiliki satu
di Asrama
tema besar mengenai massa yang mendatangi asrama
Mahasiswa
mahasiswa Papua. Penulis membuka dengan pernyataan
Papua, Diduga
Rusak Bendera
yang diambil dari salah satu perwakilan massa alasan
Merah Putih mengapa mendatangi asrama tersebut. Paragraf
hingga 43 Orang berkesinambungan dan mengaitkan dengan pernyataan
Diamankan perwakilan mahasiswa.
6. Duduk Perkara 19 Agustus 2019 Netral Jika meninjau unsur skrip berita ini telah memenuhi
Perusakan unsur-unsur tersebut. Wartawan tidak menyoroti salah
Bendera Merah satu pernyataan dari salah satu pihak artinya disini
Putih Hingga wartawan bersifat objektif dengan mengulas pendapat
Pengepungan
dari kedua belah mengenai kejadian tersebut. Dalam
Asrama
artikel ini dipenuhi dengan pernyataan dari perwakilan
Mahasiswa Papua
di Surabaya mahasiswa Papua yang menjelaskan mengenai aparat
7. Risma Juga Minta 19 Agustus 2019 Positif keamanan yang merangsek masuk dengan merusak
Maaf, Bantah gerbang dan melontarkan kalimat bernada rasisme
Ada Rencana kepada mahasiswa. Kemudian ada juga keterangan dari
Usir Mahasiswa perwakilan massa yang menjelaskan alasan kedatanagan

29
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

massa ke asrama lantaran adanya informasi perusakan dalam artikel ini yaitu keterangan dari pihak kepolisian,
bendera merah putih. Pada bagian penutup dijelaskan Ridwan selaku Camat Tambaksari, dan Dhani Nawipa
kondisi terkini kejadian yang mulai dapat dikendalikan selaku kuasa hukum mahasiswa Papua.
oleh pihak keamanan. Kelengkapan unsur skrip pada artikel ini sudah
Pada artikel kedua dengan judul “5 Fakta di Balik lengkap. Namun peda pemberitaan lebih menonjolkan
Bentrokan Ormas dan Mahasiswa Papua di Surabaya”. unsur mengapa kejadian tersebut dapat terjadi dengan
Pada artikel ini dengan penggunaan judul yang ingin menjelaskan usaha yang telah dilakukan kepolisian
menjelaskan fakta-fakta dibalik bentrokan yang terjadi. namun tidak mendapatkan tanggapan dari mahasiswa
Pada isi berita diawali dengan kalimat mahasiswa Papua Papua. Pada berita ini memiliki satu tema besar yaitu
di Surabaya dan sejumlah Ormas bentrok, bentrokan negosiasi yang dilakukan kepolisian tidak menemukan
tersebut lantaran mahasiswa melakukan penolakan titik temu sehingga kepolisian terpaksa menembakkan
pemasangan bendera merah putih di halaman asrama. gas air mata sebanyak 10 kali dan membawa paksa
Latar informasi yang ditampilkan menggambarkan mahasiswa Papua untuk dimintai keterangan. Dengan
mengenai fakta bahwa adanya bentrokan pada kejadian detail yang ditampilkan melalui keterangan yang
tersebut yang menyebabkan salah satu ormas terluka, disampaikan kepolisian. Unsur retoris yang menonjol
menjelaskan alasan ormas mengibarkan bendera di pada barita ini yaitu kata-kata yang mengartikan atau
halaman arama mahasiswa Papua, kemudian AMP menekankan pesan berita yang hendak disampaikan
(Aliansi Mahasiswa Papua) yang mendapatkan sorotan kepada pembaca yakni kata-kata “nemenui jalan buntu”
dari masyarakat karena kerap mengadakan kegiatan yang yang ditujukan kepada mahasiswa Papua yang tidak
bersifat tertutup. Dari latar informasi tersebut terlihat dapat melakukan negosiasi sehingga polisi terpaksa
penulis menyudutkan perilaku mahasiswa Papua dengan melakukan tindakan-tindakan represif kepada mahasiswa
didukung dengan keterangan sumber yang menjelaskan Papua. Dengan menampilkan gambar kepolisian yang
bahwa berbagai penolakan yang dilakukan mahasiswa sedang mengamankan mahasiswa Papua.
Papua. Pada unsur skrip sudah terpenuhi. Namun penulis Kemudian berita yang diterbitkan dengan judul
lebih menonjolkan pendapat dari salah satu pihak tidak “Polisi Angkut Paksa 43 Orang dari Asrama Mahasiswa
ada keterangan yang berasal dari mahasiswa Papua dalam Papua di Surabaya”. Peneliti menemukan unsur retoris
artikel tersebut.Pada artikel ini terlihat proporsi yang yang menonjol yaitu kata-kata kata yang mengartikan
diberikan tidak seimbang antara kedua belah pihak. atau menekankan pesan berita yang hendak disampaikan
Karena dalam pemberitaan lebih menonjolkan informasi kepada pembaca yakni kata-kata “angkut paksa” dimana
dari sisi Ormas dan warga sekitar tanpa adanya pendapat pada kata ini ditujukan kepada mahasiswa Papua yang
yang diutakan dari mahasiswa Papua. Terlihat pada dimana pada isi berita dijelaskan bahwa mahasiswa
artikel ini ingin menekankan berbagai penolakan yang Papua tidak mengrespon arahan ataupun proses negosiasi
dilakukan mahasiswa Papua dan adanya korban atas yang dilakukan oleh kepolisian sehingga dibawa secara
kejadian bentrokan tersebut. Tampak gambar yang paksa oleh aparat kepolisian. Dengan didukung gambar
menampilkan kondisi asrama yang berantakan pasca yang ditampilkan saat polisi sedang mengamankan
kejadian bentrokan tersebut. mahasiswa Papua untuk dibawa ke Polrestabes Surabaya.
Struktur sintakis pada artikel ini dapat dilihat
2. Framing Kompas.com terhadap proses dari penggunaan judul yang menjelaskan bahwa polisi
negosiasi yang gagal dan pengangkutan mengangkut paksa mahasiswa Papua ke Polrestabes
paksa mahasiswa Papua Surabaya guna dimintai keterangan. Latar informasi yang
Dalam berita yang diterbitkan dengan judul “Polisi ditampilkan pada artikel ini yaitu pengangkutan 43
Tembak Gas Air Mata dan Jebol Pintu Asrama mahasiwa secara paksa setelah kejadian polisi
Mahasiswa Papua”. Dari unsur sintakis dari artikel ini menembakkan gas air mata dan menjebol gerbang
penggunaan judul sesuai dengan ini berita dengan asrama. Artikel ini dipenuhi keterangan polisi yaitu
menjelaskan proses negosiasi yang tidak menemukan AKBP Leonardus Simarmata yang menjelaskan bahwa
titik temu. Latar informasi yang ditampilkan 43 mahasiswa sedang diamankan guna kepentingan
menggambarkan upaya yang dilakukan polisi untuk pemeriksaan dan memastikan bahwa setelah kepentingan
bernegosiasi untuk membawa mahasiswa ke Polrestabes pemeriksaan mahasiswa Papua akan dikembalikan.
Surabaya untuk dimintai keterangan namun tidak Penutup pada artikel ini dengan dijelaskan kembali
mendapatkan respon dari pihak mahasiswa. Akhirnya kronologi negosiasi yang dilakukan kepolisian namun
polisi terpaksa menembakkan gas air mata dan tidak menemukan titik temu sehingga polisi terpaksa
menerobos masuk kedalam serta membawa mahasiswa meraksek masuk kedalam asrama guna mengamankan
Papua ke Polrestabes Surabaya. Sumber yang digunakan mahasiswa Papua.
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

Jika meninjau unsur skrip berita ini telah memenuhi menekankan pesan berita yang hendak disampaikan
unsur-unsur tersebut. Pada artikel ini lebih menonjolkan kepada pembaca yakni kata-kata “diduga”. Kata-kata
unsur mengapa dengan lebih jelas menampilkan alasan- diduga ini kembali muncul yang ditujukan kepada
alasan kepolisian membawa paksa mahasiswa Papua ke mahasiswa Papua sebagai pihak yang melakukan
Polrestabes Surabaya. Struktur tematik pada artikel ini perusakan pada bendera merah putih. Padahal dalam
terdapat satu tema besar yaitu pengamanan paksa yang faktanya tidak ada bukti yang menunjukan bahwa yang
dilakukan kepolisian terhadap mahasiswa Papua melakukan perusakan bendera tersebut merupakan dari
didukung dengan detail pernyataan kepolisian dan pihak mahasiswa.
memastikan mahasiswa diperlakukan dengan baik Terdapat beberapa gambar pada artikel ini sebagian
kemudian detelah pemeriksaan akan dibebaskan kembali. besar lebih memojokan pihak mahasiswa Papua, seperti
3. Framing Kompas.com terhadap fakta-fakta pada gambar
dibalik kejadian kerusuhan di asrama Gambar.01 Kompas.com
mahasiswa Papua Surabaya
Kompas.com menerbitkan 2 artikel berita yang
berkaitan dengan isu ini artikel berita yang pertama
dengan judul “Fakta Bentrokan di Asrama Mahasiswa
Papua, Diduga Rusak Bendera Merah Putih hingga 43
Orang Diamankan”. Pada artikel ini sesuai dengan judul
yang ditampilkan mengulas mengenai fakta-fakta yang
terdapat pada kejadian kerusuhan di asrama mahasiswa
Papua tersebut. Dalam aratikel ini merangkum fakta
mulai dari sebelum kejadian kerusuhan sampai seusai
Gambar.02 Kompas.com
mahasiswa diamankan oleh pihak kepolisian. Pada latar
informasi Kompas.com menyoroti fakta-fakta yang
diambil dari kejadian kerusuhan tersebut yaitu dugaan
perusakan bendera merah putih yang dilakukan
mahasiswa Papua. Kemudian fakta bahwa mahasiswa
membantah melakukan perusakan bendera. Kemudian
penjelasan mahasiswa terhadap aksi petugas, dimana
pihak mahasiswa menjelaskan bahwa Satpol PP merusak
pagar asrama dan memaki-maki mahasiswa. Dan fakta
dimana polisi mendobrak pagar dan membawa paksa
mahasiswa ke Polrestabes Surabaya. Kemudian ada juga berita dengan judul “Duduk
Sumber yang digunakan pada artikel ini mengambil Perkara Perusakan Bendera Merah Putih Hingga
sumber dari perwakilan mahasiswa yaitu Dorlince dan Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya”.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata. Pada artikel ini jika dilihat dari penggunaan tidak
Kelengkapan unsur 5W+1H artikel ini sudah lengkap, menggunakan kata-kata yang bermuatan negatif yang
namun pada artikel ini lebih menonjolkan unsur (what) menyudutkan salah satu pihak. Dari isi pada artikel ini
dimana pada artikel ini sebagian besar mengulah apa saja cenderung merangkum kejadian sebelumnya sampai
yang terjadi pada saat kejadian kerusuhan di asrama dengan pembebasan mahasiswa Papua yang sebelumnya
mahasiswa Papua tersebut. Dalam artikel ini mengambil diamankan di Polrestabes Surabaya. Latar informasi yang
4 tema besar mengenai fakta dibalik bentrokan yang terdapat pada artikel ini diawali dengan menceritakan
terjadi di asrama mahasiswa Papua. Dimana tema-tema kembali kronologi awal kejadian dan pemaparan fakta-
tersebut mulai dari dugaan perusakan yang dilakukan fakta yang ada di lapangan. Ditambah dengan dipaparkan
mahasiswa, bantahan dari pihak mahasiswa, sikap informasi terbaru yaitu polisi akan memeriksa CCTV
kepolisian menurut mahasiswa, sampai pengangkutan guna mencari tahu siapa yang sebenarnya melakulan
paksa mahasiswa untuk dimintai keterangan. perusakan bendera merah putih tersebut. Kemudian ada
Pada bagian paragraf fakta ditampilkan secara juga informasi mengenai pemulangan mahasiswa Papua
berurutan mulai dari sebelum bentrokan sampai dengan yang sebelumnya diamankan di Polrestabes Surabaya.
langkah yang diambil kepolisian dalam mengamankan Dalam keteranagan Kombes Pol Sandi Nugroho
massa. Pada artikel ini Pada struktur ini, terlihat kompas memastikan akan mendalami kasus tersebut, berdasarkan
menggunakan perangkat leksikon untuk menonjolkan keteranagan mahasiswa Papua mengaku tidak
berita yakni kata-kata yang mengartikan atau mengetahiu siapa yang melakukan perusakan bendera

31
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

marah putih. Maka dari itu polisi tetap melakukan banga Indonesia. Sumber yang digunakan dalam artikel
pendalaman pada kasus ini dan mempelajari berbagai alat ini berasal dari narasumber kunci yaitu Walikota
bukti yang terdapat di asrama mahasiswa Papua yang ada Surabaya Tri Rismaharini.
di jalan Kalasan. Dalam artikel ini jika dilihat dari unsur skrip tidak
Sumber informasi pada artikel ini berasal dari menyebutkan keterangan tempat pada artikel ini.
berbagai macam pihak tetapi sebagian besar berasal dari Kemudian dalam artikel ini lebih menonjolkan unsur
pihak kepolisian yang mengkonfirmasi mengenai bagaimana dengan didukun dengan pernyataan Walikota
pemulangan mahasiswa dan terus mendalami kasus ini yang mengklarifikasi adanya berita mengenai pengusiran
dan mempelajari alat bukti yang ada. Pada penutup mahasiswa Papua yang ada di Surabaya. Pada artikel ini
artikel ini ditutup dengan keterangan polisi yang mengambil satu tema besar dimana pernyataan Walikota
mengatakan akan melakukan pendataan terhadap alat Surabaya yang membantah adanya pengusiran mahasiswa
bukti seperti pada jumlah dan jenis alat bukti tersebut. Papua yang ada di Surabaya. Kemudia Risma juga
Jika dilihat dari unsur skrip kelengkapan pada artikel ini meminta maaf apabila telah terjadi kesalahan yang
sudah cukup lengkap. Namun pada artikel ini lebih terdapat di Surabaya. Pada artikel ini Pada struktur ini,
menonjolkan unsur apa yang terjadi pada kasus ini. terlihat kompas menggunakan perangkat leksikon untuk
Dengan didukung dengan berbagai keterangan yang menonjolkan berita yakni kata-kata yang mengartikan
berasal dari pihak yang bersangkutan. Dalam artikel ini atau menekankan pesan berita yang hendak disampaikan
terdapat empat tema besar mulai dari kronologi awal kepada pembaca yakni kata-kata "bantah" disini dalam
kejadian, bantahan atas perusakan bendera yang artikel ini Kompas.com ingin menekankan kepada
dilakukan mahasiswa Papua, polisi akan memeriksa pembaca mengenai berita adanya pengusiran yang
CCTV guna mencari pelaku perusakan bendera merah kepada mahasiswa Papua di Surabaya bahwa berita
putih tersebut, dan yang terakhir yaitu mengai tersebut tidak benar. Bantahan tersebut dikatakan
pemulangan mahasiswa Papua yang sebelumnya langsung oleh walikota surabaya Tri Rismaharini.
diamankan ke Polrestabes Surabaya guna dimintai Gambar yang digunakan dalam artikel ini yaitu visual
keterangan. Dan polisi akan mendalami kembali kasus ini walikota yang tengah diwawancarai.
dengan mempelajari alat bukti yang ada. Kemudian berita kedua dengan judul “Pasca-
Pada artikel ini Pada struktur ini, terlihat kompas kerusuhan Manokwari, Kesaksian Warga Papua di
menggunakan perangkat leksikon untuk menonjolkan Surabaya hingga Tolak Hoaks”. Pada artikel ini jika
berita yakni kata-kata yang mengartikan atau dilihat dari penggunaan judul ingin menjelaskan
menekankan pesan berita yang hendak disampaikan bagaimana kondisi warga Papua yang berada di Surabaya
kepada pembaca yakni kata-kata "mendalami" artinya dan mengklarifikasi berita miring yang tersebar luas di
disini kepolisian ingin mempelajari lebih lanjut mengenai masyarakat. Latar informasi yang ditampilkan pada
kasus ini. Artinya dari kepolisian adanya keseriusan artikel ini yaitu keterangan yang dipaparkan oleh ketua
untuk menyelesaikan sasus ini secara tuntas. Gambar ikatan keluarga besar Papua di Surabaya mengenai
yang ditampilkan dalam artikel ini menggunakan gambar kondisi terkini terkait warga Papua yang ada di Surabaya
dimana mahasiswa yang sedang diamankan ke dalam Piter Frans Rumaseb mengatakan semua warga Papua
truk. aman, tidak perlu khawatir yang berlebihan. Sumber yang
4. Framing Kompas.com terhadap permintaan digunakan dalam artikel ini berasal dari ketuka ikatan
maaf Tri Rismaharini dan kesaksian warga keluarga Papua di Surabaya yaitu Piter Frans Rumasep,
Papua di Surabaya Gubernur Papua Lucas Enmbe, dan Kapolda Jawa Timur
Terhadap isu ini Kompas.com menerbitkan 3 artikel Irjen Luki Hermawan.
berita yang pertama artikel dengan judul “Risma Juga Jika dilihat dari struktur skrip dalam artikel ini telah
Minta Maaf, Bantah Ada Rencana Usir Mahasiswa di memenuhi unsur 5W+1H. Kemudian pada artikel ini
Surabaya”. Pada artikel ini dengan penggunaan judul lebih menonjolkan unsur Apa dan Bagaimana, dapat
telah dapat menjelaskan isi utama pada artikel ini. dilihat dari berbagai narasumber yang menjelaskan atau
Dimana pada latar informasi dijelaskan jika tidak ada meluruskan berita miring yang beredar di masyarakat.
pengusiran yang dilakukan PEMKOT Surabaya terhadap Unsur tematik dalam artikel ini terdapat empat tema
mahasiswa Papua kemudian juga dijelaskan kegiatan besar yang diambil dalam artikel ini yaitu dengan sub
semua mahasiswa yang berasar dari Papua masih berjalan judul mama papa Papua jangan khawatir dimana pada
normal. Kemudian Walikota Surabaya yaitu Tri artikel tersebut menjelakan berdasarkan pernyataan ketua
Rismaharini juga meminta maaf apabila ada kesalahan di keluarga Papua di Surabaya bahawa semua warga Papua
Surabaya dan tidak ada kesengajaan untuk mengusir di Surabaya aman dan tidak perlu khawatir yang
mahasiswa ataupun pejabat baginya semua sahu kesatuan berlebihan. Kemudian bantah adanya pengusiran, Piter
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

mengatakan justru mahasiswa diamankan dari tekanan Terlihat kompas menggunakan perangkat leksikon untuk
massa yang ada. Kemudian tanggapan Gubernur Papua menonjolkan berita yakni kata-kata yang mengartikan
yang merasa berempati kepada sikap polisi yang atau menekankan pesan berita yang hendak disampaikan
melakukan penegakan hukum sesuai dengan prosedur. kepada pembaca yakni kata-kata "menutup diri" dan
Dan yang terakhir mengenai pernyataan Kapolda Jawa "berupaya". Makna kata menutup diri dalam artikel
Timur yang menjamin keamanan warga Papua yang tersebut ingin menekankan kepada pembaca mengenai
tinggal di Jawa Timur. sikap mahasiswa Papua yang masih belum menerima
Pada artikel ini Pada struktur ini, terlihat kompas kunjungan dari pihak luar dalam arti kata menutup diri.
menggunakan perangkat leksikon untuk menonjolkan Kemudian berupaya disini ingin menekankan sikap dari
berita yakni kata-kata yang mengartikan atau PEMKOT Surabaya yang masih berupaya menjalin
menekankan pesan berita yang hendak disampaikan komunikasi dengan pihak mahasiswa Papua guna
kepada pembaca yakni kata-kata "jangan terlalu mengurai permasalahan yang ada. Gambar yang
khawatir" disini dalam artian masyarakat tidak perlu ditampilkan dalam artilel ini yaitu gambar yang
mencemaskan keadaan mahasiswa Papua yang ada di menunjukan adanya pertemuan Walikota Surabaya
Surabaya lantaran semua mahasiswa dan warga Papua dengan Staf Khusus Presiden di Balai Kota Surabaya.
diperlakukan dengan baik. Gambar yang ditampilkan 5. Framing Kompas.com terhadap warga Papua
pada artikel ini dengan menampilkan masing-masing sukses di Surabaya
narasumber bada setiap sub bagian berita tersebut. Kompas.com menerbitkan 2 artikel berita yang
Artikel berita yang selanjutnya yaitu dengan judul berkaitan dengan isu warga Papua yang sukses di
“Mahasiswa Papua di Surabaya Belum Buka Diri, Risma Surabaya. Berita pertama dengan judul “Banyak Warga
Tetap Berupaya Temui Mereka”. Jika dilihat dari Asli Papua yang Sukses di Surabaya, Risma Diapresiasi”
penggunaan judul yang dimuat dalam artikel tersebut Jika dilihat dari pengambilan judul artikel ini memiliki
terlihat adanya niatan dari Walikota Surabaya untuk sentimen positif yang ditujukan kepada PEMKOT
menemui mahasiswa Papua. Namun mahasiswa Papua Surabaya. Pada isi berita juga tidak ada sentimen negatif
masih menutup diri. Latar informasi pada artikel ini yaitu yang ditilunjukan Kompas.com dalam mengemas
adanya rencana dari Walikota Surabaya untuk menemui informasi tersebut. Latar informasi yang terdapat pada
mahasiswa Papua, namun rencana tersebut tidak dapat artikel tersebut yaitu pertemuan Tri Rismaharini dengan
dilaksanakan lantaran adanya penolakan yang dilakukan Staf Khusus Presiden Lenis Kagoya. Dalam pertemuan
mahasiswa Papua. Alasan mahasiswa Papua menolak tersebut Risma menyampaikan warga Papua yang
kunjungan Walikota Surabaya tersebut lantaran pihak menetap di Surabaya kerap diikutsertakan dalam berbagai
mahasiswa masih menutup diri dari berbagai kunjungan kegiatan baik berskala nasional atau internasional.
dari luar asrama. Tetapi pihak PEMKOT Surabaya Kemuan Risma juga mengatakan tidak pernah
melalui Humas PEMKOT Surabaya terus melakukan membedakan suku, ras, dan agama tertentu bahkan
pendekatan persuasif kepada mahasiswa Papua guna bisa banyak warga Papua yang sukses di Surabaya.
melakukan pertemuan dan mengurai permasalahan yang Disebutkan juga bahwa Surabaya merupakan kota yang
ada. Dalam artikel ini dipenuhi dengan pernyataan Lenis mempunyai toleransi yang baik.
Kagoya selaku staf khusus presiden, Walikota Surabaya Pada artikel ini dipenuhi dengan keterangan oleh Tri
Tri Risma harini, dan kepala Humas Pemrintah Kota Rismaharini dan Lenis Kagoya yang mengutarakan
Surabaya Muhammad Fikser. berbagai pendapat, selama ini Risma banyak membantu
Pada penutup pada artikel ini adanya pertemuan warga Papua yang ada di Surabaya khususnya bagi warga
antara Walikota Surabaya, Gubernur Jawa Timur, dan yang menempuh pendidikan, berlatih kewirausaan,
Staf Khusus Presiden untuk Papua Kelengkapan unsur bahkan warga Papua juga bisa menjabat menjadi ASN di
5W+1H pada artikel ini sudah cukup lengkap. Kemudian Kota Surabaya. Dalam artikel ini kelengkapan unsur
pada artikel ini lebih menonjolkan unsur bagaimana 5W+1H sudah terpenuhi. Kemudan pada artikel ini lebih
dengan didukung keterangan ataupun penjelasan yang menonjolkan unsur bagaimana dengan didukung dengan
diberikan oleh berbagai narasumber dalam artikel berbagai penjelasan yang dutarakan oleh Walikota
tersebut. Dalam artikel ini terdapat satu tema besar yaitu Surabaya dan Staf Khusus Presiden untuk Papua. Pada
mengenai adanya rencana dari Walikota Surabaya untuk artikel ini mengambil satu tema besar yaitu keterangan
mengunjungi Mahasiswa Papua yanga ada di Asrama dari Walikota Surabaya mengenai bagaimana warga
Jalan Kalasan Surabaya. Namun rencana tersebut masih Papua yang juga dirperlakukan sama dengan warga asli
dapat penonalakan dari mahasiswa lantaran masih Surabaya. Staf Khusus presiden juga mengucapkan
menutup diri dari semua kunjungan dari pihak luar terimakasih dan apresiasi telah peduli dan

33
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

memperhatikan mahasiswa dan warga Papua yang berada Dengan diambilnya dua sudut pandang yang berbeda
di Surabaya. ini menjukkan bahwa Kompas.com tidak menonjolkan
Terlihat kompas menggunakan perangkat leksikon salah satu pihak melainkan lebih bersikap netral dalam
untuk menonjolkan berita yakni kata-kata yang menyajikan sebuah berita. Dari temuan tersebut terlihat
mengartikan atau menekankan pesan berita yang hendak kredibilitas Kompas.com dalam menampilkan sebuah
disampaikan kepada pembaca yakni kata-kata berita sesuai dengan fakta yang ada hal tersebut
"diapresiasi" dalam kata tersebut kompas.com ingin berbandinglurus dengan temuan penelitian sebelumnnya
menekankan kepada pembaca mengenai kinerja (Handiyani & Hermawan, 2017) yang juga menyebutkan
PEMKOT Surabaya dalam menangani atau bahwa Kompas.com menambilkan berita lebih faktual
memperlakukan warga Papua yang ada di Surabaya yang dibandingkan dengan media lain.
cukup baik. Kemudian jika dilihat dari unsur Skrip pada penelitian
ini kelengkapan unsur 5W+1H sudah terpenuhi, dalam
PEMBAHASAN setiap artikel telah memuat unsur 5W+1H seperti, Apa
Berdasarkan analisis berita pada halaman kejadian yang terjadi, Dimana tempat kejadian kasus
Kompas.com jika dilihat dari unsur sintakis pemberitaaan tersebut, Siapa pelaku kerusuhan atau siapakah yang
kejadian kerusuhan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, menjadi korban. Kapan kejadian kerusuhan tersebut
Kompas.com dalam menampilkan judul berita cenderung terjadi, mengapa kejadian tersebut bisa terjadi, bagaimana
tidak sensasional. Penggunaan judul dan isi berita terlihat faktor penyebab dari kejadian tersebut. Semua barita
sesuai adapula beberapa berita terlihat dari judul sudah sebagian besar telah memenuhi unsur 5W+1H tersebut,
dapat menggambarkan isi dari berita tersebut. namun dibeberapa berita juga lebih menonjolkan unsur
Pengambilan judul yang disajikan Kompas.com lebih Apa dan Bagaimana seperti pada artikel dengan judul
menunjukan mengenai fakta-fakta penyebab kejadian “Polisi Tembak Gas Air Mata dan Jebol Pintu Asrama
tersebut seperti pada judul “Polisi Tembak Gas Air Mata Mahasiswa Papua” dan “Polisi Angkut Paksa 43 Orang
dan Jebol Pintu Asrama Mahasiswa Papua”. Disini sama dari Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya”.
juga dengan penelitian sebelumnya (Sinaga, 2016) bahwa Struktur Tematik pada penelitian ini Kompas.com
Kompas.com dalam penggunaan judul sesuai dengan lead menampilkan bentuk kalimat langsung pada setiap
ataupun isi berita pada artikel tersebut. beritanya. Kompas.com menggunakan kalimat langsung
Pada bagian isi berita Kompas.com menyajikan ditandai dengan adanya pernyataan dari orang ketiga atau
bebarapa artikel selalu diawali dengan menjelaskan narasumber yang memberi pernyataan dengan adanya
kronologi awal kejadian tersebut. Pada isi berita yang tanda petik pada setiap kalimat yang diucapkan
ditampilkan lebih menonjolkan mengenai kronologi narasumber. Bentuk kata ganti yang ditampilkan pada
kejadian dan penyebab dari kasus tersebut. Terlihat pada 6 setiap pemberitaan menggunakan kata ganti orang kedua.
dari 10 berita menceritakan kronologi dan faktor Dalam menyusun kalimat Kompas.com menggunakan
penyebab serta fakta-fakta dibalik kejadian tersebut. kata ganti orang kedua orang atau benda dalam
Pemilihan sumber pada isi berita Kompas.com memilih menyususun kalimat, misalnya dalam menyebutkan
narasumber yang dapat dipertanggung jawabkan bentuk jamak seperti “kerumunan Ormas tersebut” dan
kebenarannya, karena narasumber yang digunakan berasal “Bendera merah putih itu”.
dari berbagai pihak yang bersinggunggan seperti Dorlince Pada dua judul artikel bahwa mengenai anggapaan
Iyowou selaku juru bicara Aliansi Mahasiswa Papua bahwa Surabaya tidak terbuka dengan pendatang atau
(AMP) Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho selaku warga Papua, disini diklarifikasi oleh tanggapa Wallikota
Kapolrestabes Surabaya, Piter Frans Rumaseb selaku bahwa sebenarnya mahasiswa Ppua juga kerap diiikut
Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya, dan sertakan dalam berbagai kegiatan baik itu kegiatan
Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Dari pemilihan berskala nasional ata internasional, sehingga koherasi atau
narasumber tersebut, dapat diketahui bahwa Kompas.com adanya keterkaitan bagian satu dengan bagian yang
menampilkan sebuah berita berdasarkan temuan secara lainnya sehingga penggambaran yang dilakukan
langsung dilapangan tanpa mengutip dari media lainnya. Kompas.com dapat mudah dipahami.
Dalam menyajikan berita juga menampilkan dua sudut Selain itu Kompas.com menggunakan koherasi pada
pandang kedua belah pihak, seperti pada kronologi setiap beritanya sehingga adanya keterkaitan antara
kejadian terdapat berita yang menjelaskan kronologi paragraf satu dengan paragraf lainnya. Terlebih lagi dalam
kejadian berdasarkan kesaksian polisi dan terdapat juga berita ini sebagian besar menjelaskan kronologi kejadian
kronologi kejadian berdasarkan kesaksian mahasiswa maka Koherasi yang dibuat sebagai penghubung satu
Papua. kejadian dengan kejadian lain sudah baik karena dapat
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

menjelaskan secara detail mengenai runtutan kejadian Rismaharini mengenai rencana pengusiran mahasiswa
sehingga dapat dimengerti. Papua di Surabaya kemudian dijelaskan juga bahwa
Struktur retoris pada penelitian ini dapat diketahui semua kegiatan mahasiswa Papua di Surabaya tetap
dalam pemilihan gambar, kata pada berita. Kalimat yang berjalan normal. Dengan beberapa pemberitaan diatas
paling menonjol dibeberapa artikel yaitu muncul dugaan Kompas.com tidak menunjukan sentimen negatif
bahwa yang melakukan perusakan bendera Merah Putih mengenai pemberitaan PEMKOT Surabaya dalam kasus
dilakukan oleh mahasiswa Papua. Dalam menampilkan diskriminasi dan rasisme mahasiswa Papua di Surabaya.
gambar Kompas.com sebagian besar menggunakan Bahkan Kompas.com memberitakan cenderung positif
gambar pada saat kerusuhan berlangsung seperti pada ngan secara tidak langsung mengklarifikasi berita tersebut
yang menampilkan gambar polisi yang sedang dengan berdasarkan beberapa tanggapan dari Walikota
mengamankan mahasiwa Papua dengan berbagai senjata, Surabaya itu sendiri.
asrama yang dipadati masa, dan gambar mahasiswa papua Media juga harus menjaga supaya berita tetap
yang sedang diamankan. proporsional dan komperhensif. Pemberitaan mengenai
Dalam pengemasan berita peneliti melihat bahwa PEMKOT Surabaya bisa sangat Subjektif dikerenakan
berita yang disajikan Kompas.com selalu berfokus kepada adanya konstruksi sosial dari Wartawan ataupun media itu
kronologi kejadian pengepungan asrama mahasiswa sendiri (Rumata, 2018). Disini Kompas.com dalam
Papua. Berdasarkan hasil temuan dari 10 artikel berita memberitakan kasus diskriminasi dan rasisme mahasiswa
hanya terdapat 3 artikel berita yang berkaitan dengan Papua di Surabaya tidak berimbang, karena Kompas.com
PEMKOT Surabaya. Kompas.com cenderung lebih lebih banyak memberitakan mengenai kronologi kasus
banyak menampilkan berita yang disesuaikan dengan tersebut dibandingkan dengan pemberitaan mengenai
kebutuhan pembaca, jadi Kompas.com lebih mengikuti Pemkot Surabaya, padahal hal ini juga perlu
apa yang sedang ramai diperbincangkan masyarakat. dipublikasikan agar masyarakat tidak hanya mengetahui
Karena pada saat itu kasus ini sempat menjadi topik mengenai kasus tersebut saja tetapi juga mengenai
hangat yang di perbincangkan masyarakat baik di sosial penanganan apa saja yang telah dilakukan Pemkot
media maupun secara langsung. Dengan seperti itu Surabaya dalam kasus tersebut. Temuan tersebut
langkah-langkah yang dilakukan PEMKOT Surabaya berbanding terbalik dengan penelitian (Poentarie, 2015)
dalam menangani kasus tersebut kurang diketahui pada penelitian tersebut Kompas.com terlihat lebih
masyarakat. berimbang pada saat memberitakan mengenai pemilu
Kesan yang tampak mengenai pemberitaan 2014, dengan memberikan frekuensi penampilan yang
PEMKOT Surabaya cenderung positif, terlihat pada seimbang terhadap kedua pasangan calon Presiden.
penggunaan judul dan isi berita mengenai PEMKOT Konstruksi realitas menurut yang dibangun
Surabaya. Pada judul mengenai pemberitaan PEMKOT dalam pemberitaan tersebut lebih kepada bagaimana
Surabaya tidak menggunakann judul yang sensasional kejadian kerusuhan tersebut terjadi dari pada bagaimana
ataupun menggunakan judul yang menyudutkan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah kota
PEMKOT Surabaya sebagai pihak yang bertanggung Surabaya dalam menangani kasus tersebut. Konstruksi
jawab akan kasus tersebut. Melainkan pada judul citra menurut (Bungin, 2018) terdapat dua model good
pemberitaan menunjukan apresiasi dan usaha yang sudah news dan bad news dan Konstruksi citra yang dibangun
dilakukan PEMKOT Surabaya walaupun tidak dapat oleh Kompas.com dalam Pemberitaan pada kasus tersebut
direalisasikan kerena pihak dari mahasiswa Papua masih tergolong positif lantaran terlihat dari empat berita yang
menutup diri dari kunjungan pihak luar. berkaitan dengan PEMKOT Surabaya menunjukan
Pada isi berita dalam pemberitaan PEMKOT berbagai klarifikasi menggenai anggapan miring yang
Surabaya juga cenderung positif. Karena pada isi berita ditujukan kepada PEMKOT Surabaya. Disini
secara tidak langsung mengklarifikasi anggapan bahwa Kompas.com cukup kredibilitas dalam menampilkan
Surabaya tidak ramah akan pendatang dengan pernyataan sebuah fakta tanpa menggiring opini masyarakat untuk
Walikota mengenai berbagai kegiatan yang melibatkan untuk mempercayai sebuah fakta yang menyimpang
Mahasiswa Papua dan beberapa program pemerintah guna berdasarkan unggahan dari sebuah berita yang
memberdayakan ibu-ibu warga Papua yang ada di ditampilkan. Karena pada penelitian (Abidin et al., 2017)
Surabaya dengan memberikan keterampilan wirausaha kredibilitas masing masing media berdeda-beda dapat
dalam UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah). Adapula bergantung pada sumber ataupun kejujuran dalam
pemberitaan mengenai permintaan maaf Tri Rismaharini menampilkan sebuah fakta sehingga berita dari sebuah
dan membantah adanya rencana pengusiran mahasiswa media dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Papua di Surabaya. Dalam artikel tersebut dijelaskan Disini terlihat Kompas.com tidak memiliki kepentingan
bahwa adanya bantahan yang dikatakan oleh Tri sehingga Kompas.com dapat bersikap netral dalam

35
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

memberitakan sebuah informasi. Begitu juga dalam Kompas.com lebih banyak menggunakan kata kerusuhan,
penelitian sebelumnya (Handiyani & Hermawan, 2017) kekerasan, bentrokan yang menyudutkan mahasiswa
ketika Kompas.com tidak memiliki kepentingan dengan Papua sebagai korban dari kejadian tersebut didukung
pihak yang diberitakan Kompas.com dapat mengulas juga dengan pemilihan gambar yang digunakan sebagian
secara mendalam terkait kasus tersebut. Begitu juga pada besar menampilkan visual pada saat pengepungan asrama
penelitian (Utami, 2018) berdasarkan sample yang diteliti dan pada saat mahasiswa Papua tengah diamankan polisi.
mengenai pemberitaan mengenai kasus bela islam Berdasarkan unsur-unsur diatas dapat diketahui bahwa
Kompas.com tercatat menerapkan konsep kredibilitas pembingkaian yang dilakukan Kompas.com dalam kasus
dalam pemberitaannya sebanyak 64,83%, sedangkan ini cukup Positif.
berita yang belum menerapkan konsep kredibilitas Konstruksi realitas sosial yang digambarkan
sebanyak 37,14% dari data tersebut terlihat bahwa Kompas.com lebih ditekankan mengenai kasus tersebut
Kompas.com merupaka sebuah media yang telah terbukti dibandingkan lahkah-langkah yang telah dilakukan
kredibilitasnya ketika Kompas.com tidak memiliki PEMKOT Surabaya mengangani kasus tersebut dan
kepentingan dengan pihak tertentu akan mengulas berita konstruksi citra yang digambarkan positif terlihat dari
sesuaidengan fakta dan mendalam. berbagai mengenai pemberitaan yang mengklarifikasi
anggapan negatif terhadap PEMKOT Surabaya.
PENUTUP
Kesimpulan Saran
Kesimpulan dari penelitian ini dapat dilihat dari Terkait media sebagai penyalur informasi
penggunaan judul pada artikel tidak menggunakan kata- harusnya Kompas.com selalu menjaga kredebilitas dalam
kata yang sensasional sehingga tidak membuat pembaca menampilkan sebuah berita pada khalayak. Masyarakat
terkecoh. Pada isi pemberitaan cenderung menceritakan saat ini juga harus lebih teliti dalam memperoleh
kronologi kejadian secara menyeluruh mengenai kasus informasi, barang kali informasi tersebut merupakan hasil
tersebut dan pada pemberitaan mengenai PEMKOT penggambaran dari sebuah media yang berbeda dengan
Surabaya cenderung menunjukan sentimen positif. fakta yang ada sehingga dapat merubah pandangan
Kompas.com menggunakan sumber terpercaya dalam seseorang terhadap suatu informasi.
memperoleh informasi terlihat pada narasumber yang
digunakan merupakan narasumber kunci yang
bersentuhan langsung dengan kasus tersebut sehingga DAFTAR PUSTAKA
kebenaran informasi dapat dipertanggung jawabkan. Abidin, S., Cindoswari, A. R., & Gea, S. (2017).
Kompas.com terlihat bersikap netral dalam memberitakan
mengenai kasus diskriminasi dan rasisme mahasiswa Kredibilitas Media Dalam pemberitaan
Papua di Surabaya. Implementasi Kawasan Ekonomi Khusus Kota
Pada unsur skrip Kompas.com unsur Batam (Survei Koran Harian Batam Pos , Tribun
kelengkapan 5W+1H pada setiap berita sudah terpenuhi,
Batam , Sindo Batam , Haluan Kepri , dan Pos
pada beberapa berita lebih menonjolkan unsur apa dan
bagaimana, karena lebih banyak menjelaskan bagaimana Metro). 1, 72–89.
kronologi kejadian. Pada unsur tematik dapat dilihat Alex, S. (2004). Analisis teks media. Bandung: Penerbit
bagaimanaa cara wartawan menulis sebuah informasi
Rosdakarya.
terlihat bahwa ada anggapan dimasyarakat bahwa
Surabaya tidak ramah akan pendatang, hal ini dapat Alfiyaty, R. (2018). Manajemen Krisis Citra Rumah
diklarifikasi pada dua artikel di halaman Kompas.com Sakit ( Studi Viralnya Video Kecoa di RSU Elim
mengenai keterangan Walikota Surabaya bagaimana Rantepao ). Kinesik, 5(2).
usaha atau cara yang dilakukan daastrilam mengikut
sertakan mahasiswa Papua pada setiap kegiatan baik Bungin, B. (2018). Reality Construction Brand
berskala nasional ataupun internasional. Destination: Sweet Face of Tourism Destination.
Unsur tematik pada pemberitaan dihalaman Prosiding Semnasfi.
kompas menggunakan kerap menggunakan kata ganti
https://doi.org/10.21070/semnasfi.v1i1.1152
orang kedua dan adanaya koherasi antara setiap paragraf
sehingga adanya keterkaitan paragraf satu dengan Eriyanto, E. (2001). Sara Mills. Analisis Wacana.
paragraf lainnya. Sedangkan pada unsur retoris bagaimana Hamidi, F. N. (2011). Peran Harian Kompas Dalam
menekankan fakta menggunakan grafis, gambar, dan kata
Memelihara Pluralitas di Indonesia.
guna mendukung pembingkaian disuatu media.
Commercium, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2020, 25-37

Handiyani, P., & Hermawan, A. (2017). Kredibilitas Prawitasari, D. (2010). Analisis Framing Pemberitaan
Portal Berita Online Dalam Pemberitaan Peristiwa Kompas.com dan VIVANEWS.com Pada Peristiwa
Bom Sarinah Tahun 2016 (Analisis Isi Portal Berita Runtuhnya Terowongan Tambang PT Freeport
Detik.com dan Kompas.com Periode 14 Januari- 14 Indonesia. Commonline Departemen Komunikasi,
Februari 2016). Jurnal Komunikasi, 12(1), 51–68. 2(2), 236–249.
https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol12.iss1.art4 Rachmawati. (2019). Kaleidoskop 2019: Pengepungan
Hutami, M. F., & Sjafirah, N. A. (2019). Framing Media Asrama Mahasiwa Papua di Surabaya.
Online Tribunnews.Com Terhadap Sosok Kompas.com.
Perempuan Dalam Berita Video Pornografi Depok. https://surabaya.kompas.com/read/2019/12/26/0636
Jurnal Kajian Jurnalisme, 2(1), 25–43. 0081/kaleidoskop-2019--pengepungan-asrama-
https://doi.org/10.24198/kj.v2i1.21072 mahasiwa-papua-di-surabaya?page=all
Johanes, L. (2013). Analisis Framing Pemberitaan Rumata, V. M. (2018). Objektivitas Pada Media Dalam
Konflik Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Di Jaringan ((Analisis Isi Berita Pemilihan Gubernur
Harian Media Indonesia Dan Koran Sindo. E- DKI Jakarta pada Detiknews selama Masa
Komunikasi, 01, 10. Kampanye Periode I). Sereal Untuk, 51(1), 51.
Khotimah, K. (2009). Diskriminasi Gender Terhadap Salman, G. (2019). Polisi Angkut Paksa 43 Orang dari
Perempuan Pada Sektor Pekerjan. 12. Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset komunikasi - Kompas.com.
Rachmat Kriyantono, S.Sos., M.Si - Google Books. https://regional.kompas.com/read/2019/08/17/2037
Kencana Prenada Media Group. 4621/polisi-angkut-paksa-43-orang-dari-asrama-
Madyaningrum, M. E. (2010). Diskriminasi berdasar mahasiswa-papua-di-surabaya.
Identitas Sosial-Budaya dan Pendidikan HAM di Sinaga, K. C. S. (2016). Analisis Framing pemberitaan
Indonesia dalam Perspektif Psikologi Sosial. 2–4. bom sarinah di Kompas.com dan Merdeka.com.
Mawarni, A. D. dkk. (2018). Analisis Isi Pada Artikel 3(2), 1–12.
Romansa Di Zetizen.Com (Studi Analisis Isi Suprobo, T., Siahainenia, R., & Sari, D. K. (2016).
Artikel Romansa Pada Web Zetizen Periode 1 Analisis Framing Media Online Dalam
Oktober-30 November 2016). Representamen, Pemberitaan Profil dan Kebijakan Menteri Susi
3(01), 1–10. https://doi.org/10.30996/.v3i01.1401 Pudjiastuti (Studi Pada Situs Berita Detik.com,
Mustika, R. (2017). Analisis Framing Pemberitaan Media Kompas.com dan Antaranews.com periode Oktober
Online mengenai Kasus Pedofilia di Akun - Desember 2014). Cakrawala, 5(1), 119–138.
Facebook. Jurnal Penelitian Komunikasi, 20(2), http://ejournal.uksw.edu/cakrawala/article/view/49
135–148. https://doi.org/10.20422/jpk.v20i2.159 9
Ngangi, C. R. (2011). K. Filsafat Ilmu, 7(2), 1–4. Tridona, B. (2016). Analisis Framing Pemberitaan
Ode, C. A. A. (2014). Kredibilitas Pemberitaan Pada Konflik Gubernur Dki.
Portal Berita Online Kompas.Com. In Skripsi. Utami, S. (2018). Kredibilitas Pemberitaan Tentang Aksi
Pers, J. D. (2011). Era Media Online , New Media Antara Bela Islam 64 di Kompas.com. 15(2).
Kemerdekaan Berekspresi dan Etika. Jurnal Dewan http://eprints.walisongo.ac.id/8745/1/SKRIPSI
Pers, 4, 1–75. LENGKAP.pdf
Poentarie, E. (2015). Komparasi kebenaran, relevansi,
keseimbangan dan netralitas dalam pemberitaan.
1–13.

37

Anda mungkin juga menyukai