Anda di halaman 1dari 17

DISKRIMINASI RASIAL DAN ETNIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM

INTERNASIONAL
Defira Martina Adrian 1, Fence M. Wantu 2, Abdul Hamid Tome 3
1,2,3, Fakultas Hukum Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Jendral Sudirman No.6, Gorontalo, 96128
defiraadrian11@gmail.com , fenceonetwo@yahoo.com , hamidtome@ung.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisa Politik Hukum Pemerintah Indonesia
dalam mencegah isu Rasialisme dan Etnis, juga untuk mengetahui Politik Hukum Pemerintah
Indonesia dalam mencegah isu Rasialisme dan Etnis dikaji melalui aturan Hukum Internasional.
Jenis Penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian normatif, adapun pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain: Pendekatan Perundang-Undangan (Statue Approach)
dan Pendekatan Kasus (Case Approach). Hasil penelitian menggambarkan bahwa pelaksanaan
diskriminasi ras dan etnis masih kerap terjadi dalam masyarakat. Indonesia sendiri sudah
mempunyai aturan yang dinilai bagus untuk menangani dan menghapus kasus diskriminasi rasial
dan etnis namun masih banyak yang belum mengetahui dan mendengar tentang aturan tersebut.
Maka dari itu, aturan yang ada dinilai kurang populer karena kurangnya sosialisasi sehingga
implementasi terjadi hanya seputar penindakan namun masih lemah pada aspek pencegahan. Maka
dari itu pemerintah harus lebih banyak memberikan edukasi terhadap rakyat tentang adanya
peraturan mengenai penghapusan diskriminasi rasial dan etnis ini. Sehingga, pelanggaran berupa
penghinaan suatu ras dan etnis tertentu tidak lagi dianggap biasa atau sepele dan peraturan ini juga
dapat berjalan dengan baik.
Kata Kunci: Diskriminasi, Rasial, Etnis, Hukum Internasional

Abstract
The purpose of this research is to find out and analyze the Legal Politics of the Indonesian Government
in preventing the issue of racism and ethnicity being studied through the rules of international law.
The type of research used by researchers is a type of normative research, while the approaches used in
this study include: the Statue Approach and the Case Approach. The results of the study describe that
the discrimination about racial and ethnic is still happening in society, Indonesia is known to have the
regulation that arrange about the discrimination of racial and ethnic but the implementation is
considered not yet effective in ensnaring perpetrators of racism or racial and ethnic discrimination.
The law is less popular due to lack of socialization, therefore the government must provide more
education to the people about the existence of a law on the elimination of racial and ethnic
discrimination. Thus, violations in the form of insulting a certain race and ethnicity are no longer
considered ordinary or trivial and this Law can also run well.
Keywords: Discrimination, Racial, Ethnic, International Law

Vol. 14 No. 1 Page 1


PENDAHULUAN Indonesia sendiri jika dilihat dari
Latar Belakang perjalanan Pancasila yang memiliki
sejarahnya sendiri dalam kehidupan
Indonesia adalah negara yang
berbangsa dan bernegara, yang sampai saat
menganut tradisi hukum Eropa Kontinental
ini belum menunjukan keharmonisan hidup
atau sering disebut dengan civil law. Tradisi
setiap komponen negara, mengharuskan
civil law ditandai dengan sistem hukum
warga Indonesia untuk memikirkan kembali
tertulis yang merupakan syarat utama (the
jalan terbaik bagi perjalanan kehidupan
main requirement) dalam penyelenggaraan
berbangsa dan bernegara dalam koridor
negara.1
Pancasila. Pancasila adalah ikhtiar
Indonesia dalam konstitusi merupakan
kebangsaan yang perlu dijaga serta dirawat
negara hukum yang perwujudannya
demi keutuhan negara sehingga Pancasila
tercermin ke dalam peraturan perundang-
tidak hanya slogan semata dengan
undangan yang dibuat untuk membatasi
mengatakan “Saya Indonesia, Saya
kekuasaan negara (pemerintah) dan
Pancasila”.4
memberi pedoman bagi rakyat dalam
Isu serta masalah rasisme terhadap
menjalankan aktivitasnya sebagai warga
orang Papua dan juga kerusuhan yang terjadi
negara.2
di Papua mencatat riwayat baru pada
Hubungan antara masyarakat papua
panggung politik nasional. Ini telah
dengan pemerintah Indonesia secara
membawa dan mengingatkan kita pada
konsisten telah mengalami konflik semenjak
riwayat masalah yang serupa, yaitu isu
wilayah papua berintegrasi ke negara
separatism atau disebut the issue of self
Indonesia pada tahun 1963 berdasarkan
determination.5 Kasus yang terjadi di
perjanjian New York antara Indonesia dengan
Surabaya dan Malang, dilansir The
Netherlands pada tahun 19623
Conversation, Minggu (8/9), tanggal 17

1
Tijow, Lusiana Margareth, 2020, “Kedudukan Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 21 Issue 2, (hlm 1).
Peraturan Desa Dalam Sistem Pembentukan Peraturan (diterjemahkan oleh peneliti: “Defira Martina Adrian).
Perundang-undangan Nasional”, Jurnal Ius Civile, 4
Tome, Abdul Hamid, 2020, “Membumikan Pancasila:
Vol. 4, No. 2. (hlm 1). Upaya Pelembagaan Nilai Pancasila Dalam
2
Achir, Nuvazria, 2020, “Anotasi Normatif Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa”, Jurnal Al-‘Adl, Vol.
Peraturan Daerah Tentang Transparasi”, Jambura Law 13, No. 1, 2020, (hlm 1).
Review, Vol. 2, Issue 01, (hlm 3). 5
Max Lane, 2019, “The Papuan Question in Indonesia:
3
Pamungkas, Cahyo, 2017, “The Campaign of Papua Recent Developments”, Researches At Iseas – Yusof
Peace Network for Papua Peace Land”, Jurnal Ilmu Ishak Institute Analyse Current Events, Vol. 9 No. 74,
(hlm 3). (diterjemahkan oleh peneliti: Defira Martina
Adrian)

Vol. 14 No. 1 Page 2


Agustus 2019, peristiwa terjadi ketika polisi berkata bahwa “kami bukan bangsa monyet,
menangkap 43 mahasiswa Papua di asrama kami manusia.”6
mereka Surabaya, Jawa Timur karena Kasus yang terjadi di Makassar juga
dituduh telah menodai bendera Indonesia memiliki kemiripan dengan kasus yang
Merah Putih selama Anugerah Hari terjadi di Surabaya, pada saat itu sekitar
Kemerdekaan. Polisi menggedor gerbang pukul 18.00 sekitar 20 orang yang diduga
asrama Papua di Surabaya, alasannya karena anggota ormas mendatangi asrama
mereka melihat ada bendera Merah Putih mahasiswa Papua di Kota Makassar.
yang dipasang pemerintah Kota Surabaya Mahasiswa yang berjumlah 30 orang pun
jatuh ke selokan. Secara bertahap polisi dan kaget kedatangan tamu tak diundang. Mereka
ormas mendatangi dan mengepung asrama lantas mendatangi ormas yang sudah
itu selama 24 jam. Polisi meneriakkan memasuki pekarangan asrama mereka
berbagai penghinaan rasis, dan dengan niat untuk bicara baik-baik, namun
menggunakan gas air mata untuk mereka menurut salah satu mahasiswa, para ormas
keluar. Namun esoknya, 43 mahasiswa Papua mulai bicara dengan nada tinggi soal masalah
yang ditangkap itu dibebaskan oleh polisi yang ada di Papua, namun mahasiswa
karena tidak memiliki bukti kuat jika para menolak membicarakan itu karena menurut
penghuni menghina lambang negara. mereka, tujuan mereka di Makassar hanya
Kejadian ini mengakibatkan gelombang ingin belajar. Situasi pun kemudian memanas
orang di Papua menumpahkan sampai akhirnya salah satu anggota ormas
kekecewaannya di Jayapura, Ibu Kota Papua, mulai menunjuk batang hidung salah satu
dan di Manokwari, Ibu Kota Papua Barat, mahasiswa dan menyuruhnya untuk diam.
serta Kota Sorong. Di Jayapura, lautan Situasi menjadi semakin tidak kondusif, para
manusia berdemo jalan kaki sepanjang 18 ormas mulai melemparkan batu dan botol ke
kilometer dari Waena, pusat keramaian di asrama mahasiswa Papua tersebut. Awalnya,
kota itu, menuju kantor gubernur; menuntut para mahasiswa hanya tetap diam dan
rasialisme terhadap Papua harus dihentikan. berlindung didalam, namun seiring
Gubernur Papua, Lukas Enembe saat itu tegas berjalannya waktu, mereka sadar jika
dibiarkan maka ini akan merusak asrama

6
Ratnasari, Fadhila Eka, 2020, dilansir dari Berita diskriminasi-atas-papua-dan-rasisme-di-indonesia-
Politik Dunia, analisis/ (diakses pada tanggal 10/25/2020).
https://matamatapolitik.com/membicarakan-

Vol. 14 No. 1 Page 3


mereka, terjadilah aksi saling melempar batu. diskriminasi ras dan etnis sementara 90%
Selain batu, rupanya massa ormas juga menjawab belum pernah pengalami tindakan
menggunakan panah dan mengakibatkan diskriminasi ras dan etnis. Temuan ini
satu mahasiswa terluka di bagian punggung memiliki dua kemungkinan, tindakan
dan kemudian dilarikan ke rumah sakit.7 diskriminasi ras dan etnis memang benar-
Berdasarkan data dari Komisi Nasional benar sangat jarang terjadi atau, yang
Hak Asasi Manusia terkait dengan survey mengkhawatirkan adalah pemahaman
yang dilakukan untuk mengevaluasi masyarakat tentang bentuk-bentuk
penilaian publik terhadap upaya diskriminasi ras dan etnis selama ini tidak
pengahapusan diskriminasi ras dan etnis cukup memadai sehingga menganggap
serta sebagai bahan refleksi dari pelaksanaan tindakan-tindakan diskriminasi tersebut
Undang Undang No. 40 Tahun 2008, survey bukan merupakan tindakan pelanggaran
dilakukan kepada 1.207 warga (17-65 tahun) hukum yang serius.8 Dalam 2 tahun ini,
di 34 Provinsi di Indonesia mencatat kurun waktu 2018-2019 kita mencatat ada
sedikitnya 101 kasus diskriminasi ras dan kurang-lebih ada 30 kasus terkait dengan
etnis yang dilaporkan kepada mereka. dugaan pelanggaran HAM yang dialami
Pelanggaran tersebut meliputi pembatasan mahasiswa Papua di Indonesia. Sebut saja di
terhadap pelayanan publik, maraknya politik Surabaya ada 9 kasus, ini Surabaya dan
etnisitas atau identitas, pembubaran ritual Malang yang baru saja terjadi.9
adat, diskriminasi atas hak kepemilikan Melihat dari kasus yang terjadi di
tanah bagi kelompok minoritas, serta akses Surabaya dan Makassar ini dapat kita kaitkan
ketenagakerjaan yang belum berkeadilan. dengan pandangan dari hukum internasional.
Hal yang menarik adalah, angka tertinggi Pada Pasal 1 UDHR tersebut, kita dapat
dicatat pada tahun 2016 dengan 38 kasus. memahami prinsip kebebasan, kesetaraan,
Namun berdasarkan survey 70% dan persaudaraan. Hal ini berarti bahwa
menjawab belum pernah melihat setiap orang mempunyai kedudukan yang

7 9
Mohmmad Bernie, 2019, dilansir berita tirto.id Jefrie Nandy Satria, 2019, dilansir dari detikNews
https://tirto.id/kronologi-penyerangan-asrama-papua- https://news.detik.com/berita/d-4676722/ylbhi-
di-makassar-versi-mahasiswa-egAJ (diakses pada kecam-dugaan-diskriminasi-pada-mahasiswa-papua-
tanggal 10/25/2020).. di-surabaya (diakses pada tanggal 22 Desember
8
Ign. L. Adhi Bhaskara, 2018, dilansir dari tirto.id 2020).
https://tirto.id/survei-komnas-ham-diskriminasi-etnis-
ras-masih-terus-ditolerir-dahP (diakses pada tanggal
24 Oktober 2020).

Vol. 14 No. 1 Page 4


setara antara satu dengan yang lain dalam Politic Rights yang telah diratifikasi melalui
kehidupan individu maupun kehidupan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005.
sosialnya. Isu mengenai diskriminasi ini tidak
Prinsip antidiskriminasi dengan tegas selesai dengan hanya dikatakan, pun tidak
juga dijelaskan pada Pasal 2 Deklarasi hanya ditulis dalam konstitusi, karena untuk
Univiersal HAM (Universal Declaration Of menghentikan praktik dan perilaku-perilaku
Human Rights) yang berbunyi : “Setiap orang diskriminasi ini tidak cukup jika hanya
berhak atas semua hak dan kebebasan- dimuat dalam Undang-Undang jika ternyata
kebebasan yang tercantum di dalam pada kenyataannya belum efektif, dan juga
Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, kasus diskriminasi makin marak
seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, dibincangkan. Dalam mengatasi dan
bahasa, agama, politik atau pendapat yang menangani kasus dan isu-isu pelanggaran
berlainan, asal mula kebangsaan atau hak asasi manusia, terutama diskriminasi
kemasyarakatan, hak milik, kelahiran rasial dan etnis ini sendiri, penegakan hukum
ataupun kedudukan lain”, dengan kata lain merupakan salah satu instrumen penting
dalam perspektif hak asasi manusia tidak yang sangat diperlukan dan harus bersinergi
boleh ada perlakuan diskriminatif yang dengan instrumen-instrumen lainnya, maka
ditujukan kepada kelompok masyarakat dari itu penegakan hukum nasional dan
tertentu. Penegasan mengenai prinsip internasional sangat dibutuhkan dan harus
kesetaraan dan antidiskriminasi dalam berjalan sinergis agar bisa menghapus isu
pelaksanaan hak asasi manusia dapat juga diskriminasi rasial dan etnis ini.
dicermati dalam instrumen hukum Rumusan Masalah
internasional tentang hak asasi manusia Berdasarkan latar belakang masalah
antara lain adalah Konvenan Internasional yang telah dijabarkan, maka peneliti
tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan mengangkat rumusan masalah sebagai
Budaya (The International Covenant on berikut:
Economic, Social and Culture Right) yang 1. Bagaimana Politik Hukum Pemerintah
telah diratifikasi oleh Negara Republik Indonesia Dalam Mencegah Isu
Indonesia sebagaimana diatur dalam Rasialisme Dan Etnis?
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 dan 2. Bagaimana Politik Hukum Pemerintah
juga The International Covenant on Civil and Indonesia Dalam Mencegah Isu

Vol. 14 No. 1 Page 5


Rasialisme Dan Etnis Dikaji Melalui ditujukan untuk mengkaji kualitas dari
Aturan Hukum Internasional? norma hukum itu sendiri, sehingga
Metode Penelitian seringkali penelitian hukum normatif
Adapun pendekatan yang digunakan diklasifikasi sebagai penelitian
dalam penelitian ini antara lain: kualitatif.10 Analisis data kualitatif ialah
1. Pendekatan  Pendekatan Perundang- uraian yang dilakukan penulis terhadap
Undangan (Statue Approach) dan data-data yang terkumpul dengan tidak
Pendekatan Kasus (Case Approach). menggunakan angka-angka, tapi
2. Metode Pengumpulan Data  berdasarkan pada peraturan perundang-
Pengumpulan bahan hukum dalam undangan, pandangan pakar, jurnal, dan
penelitian ini menggunakan Library bahan hukum lainnya untuk
Research atau penelitian pustaka yaitu memberikan penjelasan dan kesimpulan
teknik yang dilakukan dengan cara terkait dengan Analisis Diskriminasi
mempelajari, mendalami, dan Rasial Dan Etnis Ditinjau Dari Hukum
menganalisis dari jumlah bahan bacaan, Internasional, dengan menggunakan
yang bersumber dari buku, jurnal, pendekatan kualitatif penulis
majalah, koran, atau karya tulis lainnya memusatkan perhatiannya pada prinsip-
yang relevan dengan topik, fokus atau prinsip umum yang mendasari
variabel penelitian. Disamping itu, perwujudan satuan-satuan gejala yang
penulis berusaha mendapatkan dan ada pada kehidupan manusia.11
mempelajari data dari buku-buku
PEMBAHASAN
keterangan yang ada hubungannya
A. Politik Hukum Indonesia Dalam
dengan penulisan ini.
Mencegah Isu Rasial Dan Etnis.
3. Teknik Analisa Data  Analisis bahan
Indonesia adalah negara yang menganut
hukum ialah kegiatan dalam penelitian
tradisi hukum Eropa Kontinental atau sering
yang berupa melakukan kajian terhadap
disebut dengan civil law. Tradisi civil law
hasil pengolahan data yang dibantu
ditandai dengan sistem hukum tertulis yang
dengan teori-teori yang telah didapatkan
merupakan syarat utama (the main
sebelumnya. Jenis penelitian hukum
normative ialah penelitian yang

10
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita 11
Ashofa, Burham, “Metode Penelitian Hukum,”
Harapan, Vol. V No. 3, Maret 2006, hlm 94. (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hlm 123.

Vol. 14 No. 1 Page 6


requirement) dalam penyelenggaraan Perbedaan seringkali menjadi alasan
negara.12 terjadinya perpecahan, peperangan
Indonesia dalam konstitusi merupakan antarkelompok, dengan mengangkat
negara hukum yang perwujudannya perbedaan suku, agama dan ras sebagai
tercermin ke dalam peraturan perundang- simbol permusuhan. Selama periode sebelum
undangan yang dibuat untuk membatasi 1998, tidak ada upaya negara untuk
kekuasaan negara (pemerintah) dan melakukan penghapusan diskriminasi rasial,
memberi pedoman bagi rakyat dalam bahkan tidak jarang fakta-fakta diskriminasi
menjalankan aktivitasnya sebagai warga tersebut tidak diakui sebagai diskriminasi.
negara.13 Sebagai konsekuensi dari negara Kemudian baru pada tahun 1999, setelah
demokrasi konstitusional, maka konstitusi terjadi reformasi dengan mundurnya
sejatinya harus memuat aspek yang bersifat Soeharto sebagai Presiden Republik
fundamental, meliputi pengaturan mengenai Indonesia, negara Republik Indonesia
jaminan terhadap hak asasi manusia dari meratifikasi International Convention on
warga negaranya.14 Elimination of All Forms Racial Discrimination
Praktik Diskriminasi Rasial menjadi pada tahun 1999, karena desakan komunitas
sumber utama konflik di berbagai belahan Internasional.
dunia. Hal ini juga pernah disampaikan oleh Pada Indonesia pasca Orde Lama,
Sekertaris Jendral Perserikatan Bangsa- persoalan kata “diskriminasi rasial” nyaris
Bangsa (PBB) dalam sambutannya pada tidak terdengar, dan memang tidak
peringatan ke-51 Universal Hak Asasi disebutkan, bahkan dilarang
Manusia (DUHAM) pada 9 Desember 1999. diperbincangkan. Rasisme diperhalus
Kofi Annan dengan jelas mengatakan bahwa dengan istilah SARA (Suku, Agama, Ras, dan
diskriminasi rasial menjadi ancaman utama Antargolongan). Implikasinya, segala yang
dalam perdamaian dunia. Hal ini juga berbau rasisme dikatakan SARA, yang artinya
meliputi negara kita, yaitu Indonesia. tidak boleh diributkan dan dibiarkan begitu
saja. Pada masa pemerintahan Orde Baru,

12 14
Tijow, Lusiana Margareth, 2020, Kedudukan Nggilu, Novendri M., dan Fence M. Wantu, 2020,
Peraturan Desa Dalam Sistem Pembentukan Peraturan Menapaki Jalan Konstitusional Menuju Zaken Cabinet
Perundang-undangan Nasional, Jurnal Ius Civile, Vol. : Ikhtiar Mewujudkan Pemerintah Berkualitas
4, No. 2. (hlm 1). Konstitusi, Jurnal Hukum, Vol. 15, No. 1, (hlm 2).
13
Achir, Nuvazria, 2020, Anotasi Normatif Terhadap
Peraturan Daerah Tentang Transparasi, Jambura Law
Review, Vol. 2, Issue 01, (hlm 3).

Vol. 14 No. 1 Page 7


perlakuan disriminasi terhadap ras dan etnis di antara kelompok atau suku orang Papua
tertentu semakin terbuka dan menguat sendiri. Selain jenis konflik, kita perlu
khususnya di bidang pendidikan, ekonomi, mengenal tipe konflik. Tipe konflik akan
kependudukan dan agama. Sesudahnya menggambarkan persoalan sikap, perilaku,
jatuhnya rezim Orde Baru, yang selama 32 dan situasi yang ada. Tipe konflik ini sendiri
tahun dihiasi dengan beragam pelanggaran terbagi atas empat, yaitu, tipe konflik tanpa
Hak Asasi Manusia (HAM), rezim reformasi konflik, tipe konflik laten dan tipe konflik
memiliki keinginan untuk menciptakan terbuka dan konflik di permukaan.
demokrasi di seluruh aspek kehidupan, Dari empat tipe konflik tersebut kita
tegaknya kedaulatan hukum dan dapat menganalisis tipe konflik yang terjadi
penghormatan terhadap hak-hak asasi di Papua. Tipe konflik yang terjadi di Papua
manusia tanpa diskriminasi. Namun alih-alih yaitu tipe konflik laten dan terbuka. Tipe
kehidupan demokrasi yang sudah lama konflik laten adalah suatu keadaan yang di
diidamkan itu berlangsung dengan dalamnya terdapat banyak persoalan,
kedamaian, yang terjadi malah sebaliknya, sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke
konflik diskriminasi kembali muncul. permukaan agar bisa ditangani.
Salah satu cara mencegah konflik Sementara itu, tipe konflik terbuka
diskriminasi dan rasial, kita harus menggambarkan situasi di mana konflik
mengetahui jenis dan tipe konfliknya terlebih sosial telah muncul dan berakar dan sangat
dahulu merupakan Secara umum, dalam teori nyata, dan memerlukan berbagai tindakan
konflik terdapat dua jenis konflik. Konflik untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai
vertikal dan horizontal, terkait dengan efeknya. Adapun tipe konflik di permukaan
diskriminasi rasial dan etnis ini sendiri menggambarkan konflik yang memiliki akar
termasuk didalam konflik horizontal. Konflik konflik yang dangkal atau lemah dan muncul
horizontal adalah konflik yang terjadi di karena kesalahpahaman mengenai sasaran,
kalangan masyarakat (massa) sendiri. yang dapat diatasi dengan meningkatkan
Konflik horizontal terjadi antara dialog terbuka. Tipe konflik lanten disebut
kelompok masyarakat atau suku yang satu sebagai tipe konflik yang cocok dikarenakan
dengan kelompok atau suku lainnya. Konflik banyaknya sumber konflik sebagai pokok
horizontal dalam konteks Papua adalah persoalannya, salah satunya yaitu
antara kelompok atau suku orang Papua pelanggaran hak asasi manusia dan
dengan kelompok atau suku non Papua, dan diskriminasi dan marginalisasi terhadap

Vol. 14 No. 1 Page 8


orang Papua, yang bahkan telah berlangsung persoalan yang berlarut-larut ini? Demi
sejak integrasi Papua tahun 1963, mencapai tujuan negara yang berpijak pada
marginalisasi dan diskriminasi telah menjadi Undang-undang Dasar 1945 dan demi
persoalan yang serius pada masa lalu di menjadikan negara Indonesia sebagai negara
Papua. yang aman dan damai, saat ini Indonesia
Tidak hanya itu, ketika memasuki era sudah membuat pengaturan yang membahas
Reformasi di Indonesia tahun 1998, Presiden tentang diskriminasi, yang pasal-pasalnya
B.J Habibie telah mengeluarkan Instruksi berisi tentang penghapusan diskriminasi
Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang rasial dan etnis, yaitu Undang-Undang
Penghentian Penggunaan Istilah Pribumi Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008
Nonpribumi serta meniadakan pembedaan Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan
dalam segala bentuk. Dengan demikian, Etnis. Ruang lingkup pengaturan dari
prinsip nondiskriminasi menyatu dalam Undang-Undang ini sendiri berbicara tentang
prinsip kesetaraan. Prinsip kesetaraan apa yang dimaksud dengan diskriminasi ras
memastikan bahwa tidak seorang pun dapat dan etnis. Dalam undang-undang ini, mulai
meniadakan hak asasi orang lain karena dari pengertian tentang apa itu diskriminasi
faktor-faktor luar. Seperti ras, warna kulit, rasial, apa itu ras, apa itu etnis tertuang
jenis kelamin, bahasa, agama, politik, dan sangat jelas pada Pasal 1 Ayat (1), (2) dan (3).
ideologi, kebangsaan, kepemilikan, status Sementara, bagaimanakah tindakan
kelahiran dan lainnya. diskriminasi rasial dan etnis itu dijelaskan
Berbagai dokumen sejarah konflik pada Pasal 1 Ayat (5) dan kembali dituangkan
Papua telah mencatat bahwa kebijakan secara lebih rinci lagi pada Pasal 4. Tujuan
pertahanan dan keaman di Papua sangat erat dibentuknya undang-undang ini tentu saja
kaitannya dengan perkembangan politik dan untuk menghapus segala bentuk diskriminasi
pemerintahan, jika kita pikirkan kembali, dan mewujudkan keharmonisan antara
baik pemerintah maupun rakyat pun juga warga Negara Indonesia. Hal ini tentu saja
harus berpegang dan kembali ke Pancasila, dilaksanakan dengan didasari oleh asas
agar terbentuknya moral sehingga kita tidak persamaan, kebebasan, keadilan dan nilai-
akan melakukan tindakan diskriminasi, nilai kemanusiaan universal dengan tetap
seperti yang ada pada Pancasila. memerhatikan nilai-nilai agama, sosial,
Lalu bagaimana politik hukum budaya dan hukum yang berlaku di
pemerintah Indonesia mencegah isu serta Indonesia. Pengaturan terkait asas dan

Vol. 14 No. 1 Page 9


tujuan dapat kita lihat pada Pasal 2 dan Pasal untuk terlaksananya upaya penegakan
3. hukum secara efektif terhadap tindakan
Poin paling penting dalam undang- diskriminasi yang terjadi, selain itu juga
undang ini tertuang pada Pasal 5, Pasal 6 dan menjamin setiap warga negara atau pihak
Pasal 7 yaitu mengenai pemberian yang menjadi korban diskriminasi
perlindungan dan jaminan. Seperti yang memperoleh pertolongan, penyelesaian dan
dijelaskan pada ketiga pasal ini bahwa penggantian yang adil atas segala kerugian
perlindungan, kepastian serta kesamaan serta penderitaan yang terjadi akibat
kedudukan dalam hukum kepada semua diskriminasi rasial dan etnis ini.
warga negara Indonesia untuk hidup bebas Segala upaya untuk mendukung dan
dari diskriminasi ras dan etnis, hal ini berarti mendorong penghapusan diskriminasi ras
bahwa tidak perduli apa ras-nya, apa warna dan etnis ini juga menjamin aparatur negara
kulitnya, apa agamanya serta dari etnis mana dan lembaga-lembaga pemerintah bertindak
dia berasal, semua warga negara wajib untuk sesuai ketentuan perundang-undangan.
menghargai perbedaan tersebut dan hidup Selanjutnya, sebagaimana yang telah
berdampingan tanpa adanya diskriminasi. dijelaskan diatas, dapat dikatakan bahwa
Perlindungan bagi seluruh warga negara tidak hanya pemerintah namun rakyat juga
Indonesia dari segala bentuk diskriminasi ikut berpartisipasi dalam penghapusan
rasial dan etnis ini diselenggarakan oleh diskriminasi rasial dan etnis ini. Ketentuan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun mengenai hak dan kewajiban serta peran
daerah. Tidak hanya pemerintah, namun warga negara telah diatur pada Pasal 9, Pasal
peraturan dan perlindungan ini juga berlaku 10, Pasal 11, dan Pasal 12.
dan melibatkan partisipasi warga negara Selain itu, walaupun Indonesia sudah
Indonesia sesuai dengan ketentuan membuat sebuah aturan khusus yang berupa
perundang-undangan agar terciptanya Undang-undang nomor 40 Tahun 2008 yang
masyarakat yang harmonis dan bebas dari mengatur tentang diskriminasi ini sendiri,
diskriminasi. namun tidak jarang pula banyak dari
Pemerintah dalam pelaksanaan masyarakat yang belum mengetahui tentang
penyelenggaraan perlindungan ini wajib adanya Undang-undang Nomor 40 Tahun
untuk memberikan perlindungan yang efektif 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras
kepada warga negara atau kepada pihak yang dan Etnis ini. Seperti contohnya, pada Pasal
menjadi korban diskriminasi dan menjamin 5, Pasal 6 dan Pasal 7 yang membahas

Vol. 14 No. 1 Page 10


tentang jaminan bagi para warga negara atau pasal 8 Ayat (1) berbunyi: “Pengawasan
pihak yang mengalami diskriminasi rasial terhadap segala bentuk upaya penghapusan
dan etnis. Masih banyak pihak yang menjadi diskriminasi ras dan etnis dilakukan oleh
korban dari diskriminasi rasial dan etnis Komnas HAM.” Komnas HAM dalam hal ini
yang merasa kurang mendapat perlindungan telah menunjukkan kinerja yang bagus dan
dari pemerintah. Isu-isu diskriminasi rasial berjalan sesuai undang-undang ini sendiri.
dan etnis ini masih sering dikesampingkan, Upaya-upaya yang dilakukan oleh Komnas
hal inilah yang membuat para pihak yang HAM dalam membantu penghapusan
mengalami diskriminasi kurang dilindungi diskriminasi rasial dan etnis dinilai cukup
dan dijamin, terlebih oleh pemerintah. Tidak baik karena Komnas HAM dianggap cukup
hanya itu, pada Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, tackle dalam menanggapi kasus-kasus
dan Pasal 12 yang membahas tentang hak, diskriminasi rasial dan etnis.
kewajiban serta peran warga negara juga Komnas HAM selalu melakukan
masih sering dikesampingkan, karena pada pencarian fakta dan penilaian pada pihak
kenyataannya masih banyak warga negara yang diduga melakukan tindakan
Indonesia sendiri yang melemparkan ujaran diskriminasi, hal ini sesuai dengan yang
kebencian, bahkan candaan yang bersifat diatur oleh Pasal 8 Ayat (2). Selain itu,
berlebihan atau yang biasa disebut “candaan Komnas HAM juga selalu mengangkat isu
rasis”. Hal terkait diskriminasi rasial dan diskriminasi rasial dan etnis ini agar tidak
etnis ini masih dianggap sepele oleh dikesampingkan dan memberikan
masyarakat. rekomendasi pada pemerintah asal hasil
Seperti kasus-kasus penghinaan terkait pemantauan yang mereka lakukan.
warna kulit dan ras serta etnis Papua yang Tidak hanya itu, Komnas HAM juga
selalu saja menjadi konflik. Padahal jelas- bahkan mengedukasi masyarakat agar lebih
jelas hal ini telah diatur dalam undang- peka terhadap isu ini dengan mengeluarkan
undang agar menciptakan masyarakat yang buku panduan mengenai ras dan etnis yang
harmonis dan menghapuskan segala bentuk didalamnya memuat tentang diskriminasi
diskriminasi rasial dan etnis. Salah satu Pasal rasial dan etnis serta kaum minoritas. Salah
yang telah berjalan dengan cukup baik terkait satu bentuk kontribusi Komnas HAM adalah
dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun membantu mengedukasi masyarakat dengan
2008 ini adalah tentang pengawasan, merilis videografis standar norma dan
sebagaimana yang diatur pada Pasal 8. Pada pengaturan tentang penghapusan

Vol. 14 No. 1 Page 11


diskriminasi ras dan etnis dan mengadakan Diskriminasi Rasial, ada juga Penghukuman
sosialisasi webinar yang diselenggarakan Kejahatan Pembedaan Warna Kulit
baru-baru ini pada 14 Desember 2020 (Apartheid).
mengenai diskriminasi ras dan etnis ini Sedangkan dalam domain regional,
sendiri dengan mengundang seluruh warga prinsip non diskriminasi juga dijumpai dalam
Indonesia untuk bergabung. Walaupun Piagam Afrika (Banjul) Tentang Hak Asasi
pemerintah sudah ikut terlibat, namun Manusia, Konvensi Amerika Tentang Hak
implementasi Undang-undang Nomor 40 Asasi Manusia, Deklarasi Amerika Tentang
Tahun 2008 tentang Penghapusan Hak dan Tanggung Jawab Manusia, dan
Diskriminasi Ras dan Etnis kurang populer Konvensi Eropa Untuk Perlindungan Hak
karena kurangnya sosialisasi sehingga Asasi dan Kebebasan Fundamental dan
implementasi terjadi hanya seputar Piagam Sosial Eropa.
penindakan namun masih lemah pada aspek Indonesia sendiri telah mengetahui
pencegahan. Undang-undang ini kurang betul tentang Deklarasi Universal Hak Asasi
populer karena kurangnya sosialisasi, maka Manusia, sebagai negara anggota PBB telah
dari itu pemerintah harus lebih banyak telah berjanji untuk mencapai kemajuan
memberikan edukasi terhadap rakyat dalam penghargaan dan penghormatan
tentang adanya Undang-Undang mengenai umum terhadap hak-hak asasi manusia dan
penghapusan diskriminasi rasial dan etnis kebebasan-kebebesan yang asasi, dalam
ini. Sehingga, pelanggaran berupa kerja sama dengan Perserikatan Bangsa-
penghinaan suatu ras dan etnis tertentu tidak Bangsa telah memproklamasikan Deklarasi
lagi dianggap biasa atau sepele dan Undang- Universal Hak Asasi Manusia sebagai suatu
Undang ini juga dapat berjalan dengan baik. standar umum untuk keberhasilan bagi
B. Politik Hukum Indonesia Dalam semua bangsa dan semua negara. Indonesia
Mencegah Isu Rasial Dan Etnis Dikaji pun telah membuat Undang-undang Nomor
Melalui Aturan Hukum Internasional. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Pada perjanjian-perjanjian sebagai bentuk tanggung jawab moral dan
internasional ini kita dapat menemukan hal- hukum Indonesia sebagai anggota PBB dalam
hal yang berkaitan dengan diskriminasi rasial penghormatan dan pelaksanaan Deklarasi
dan etnis. Dalam tingkatan internasional, Universal HAM atau Universal Declaration of
selain instrumen Konvensi Internasional Human Rights (UDHR) tahun 1948 serta
Tentang Penghapusan Semua Bentuk

Vol. 14 No. 1 Page 12


berbagai instrumen HAM lainnya mengenai perlakuan diskriminatif yang ditujukan
HAM yang telah diterima Indonesia. kepada kelompok masyarakat tertentu.
Mengenai definisi tentang Hak Asasi Pasal 2 pada DUHAM ini juga selaras
Manusia juga telah dijelaskan secara rinci dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun
pada Pasal 1 dan Pasal 2 dalam Undang- 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 3 Ayat
undang Nomor 39 Tahun 1999 ini. (3) yang mengatakan bahwa setiap orang
Sebagaimana yang dimuat dalam berhak atas perlindungan hak asasi manusia
Universal Declaration Of Human Rights dan kebebasan manusia tanpa diskriminasi.
(DUHAM) Article 2: Ini berarti bahwa setiap warga negara
“Everyone is entitled to all the rights and Indonesia berhak untuk melindungi Hak
freedoms set forth in this Declaration, Asasi Manusia mereka dari tindakan
without distinction of any kind, such as
diskriminasi apapun, termasuk rasial dan
race, colour, sex, language, religion,
political or other opinion, national or etnis, dan juga hal ini selaras dan dibahas
social origin, property, birth or other lebih detail pada Undang-undang Nomor 40
status. Furthermore, no distinction shall
Tahun 2008 Tentang Penghapusan
be made on the basis of the political,
jurisdictional or international status of Diskriminasi Rasial Dan Etnis pada Pasal 9
the country or territory to which a yang juga berbunyi setiap negara berhak
person belongs, whether it be
memperoleh perlakuan yang sama tanpa
independent, trust, non-self-governing or
under any other limitation of pembedaan ras dan etnis.
sovereignty.” Selain dalam Article 2, hal-hal mengenai
Artinya bahwa setiap orang berhak atas anti diskriminasi juga dimuat pada Article 7:
semua hak dan kebebasan-kebebasan yang “All are equal before the law and are
tercantum di dalam Deklarasi ini dengan entitled without any discrimination to equal
tidak ada pengecualian apa pun, seperti protection of the law. All are entitled to equal
pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, protection against any discrimination in
bahasa, agama, politik atau pandangan lain, violation of thic Declaration and against any
asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, incitement to such discrimination.”
hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Artinya bahwa semua orang sama di
Maka setiap orang wajib dilindungi hak asasi depan hukum dan berhak atas perlindungan
manuisianya tanpa ada pembedaan antara hukum yang sama tanpa diskriminasi. Semua
ras maupun etnis, dengan kata lain dalam berhak atas perlindungan yang sama
perspektif hak asasi manusia tidak boleh ada terhadap setiap bentuk diskriminasi yang

Vol. 14 No. 1 Page 13


bertentangan dengan deklarasi ini, dan Konvenan Internasional tentang Hak-Hak
terhadap segala hasutan yang mengarah Ekonomi, Sosial, dan Budaya (The
pada diskriminasi semacam ini. International Covenant on Economic, Social
Hal ini berarti bahwa tindakan segala and Culture Right) yang telah diatur dalam
tindakan diskriminasi, termasuk tindakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 dan
diskriminasi rasial dan etnis bertentangan juga The International Covenant on Civil and
pada prinsip anti diskriminasi dan Politic Rights yang telah diatur melalui
bertentangan dengan DUHAM ini sendiri, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005.
maka bagi pihak yang mengalami tindakan Walaupun pemerintah sudah
diskriminasi ras dan etnis berhak untuk meratifikasi beberapa perjanjian mengenai
mendapat perlindungan yang sama. Article 7 penghapusan rasial dan etnis dan telah
pada DUHAM ini juga selaras dengan Pasal 3 membuat Undang-undang Nomor 40 Tahun
Ayat (3) Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 namun demikian, sudah 12 tahun UU
1999 dan Pasal 6 serta Pasal 9 dalam Undang- Nomor 40 Tahun 2008 berlaku, tapi
undang Nomor 40 Tahun 2008. pelaksanaannya dinilai belum efektif
Dalam kasus ini, sesuai dengan kajian menjerat pelaku rasisme atau diskriminasi
hukum internasional, pemerintah Indonesia ras dan etnis. Secara peraturan perundang-
juga melakukan upaya dalam mencegah isu undangan telah berjalan selaras namun
rasial dan etnis. Selain DUHAM dan Undang- dalam implementasinya di lapangan masih
undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak minim.
Asasi Manusia serta Undang-undang Nomor Sebagai contoh, dalam kasus
40 Tahun 2008 Tentang Penhapusan penyerangan mahasiswa Papua yang terjadi
Diskriminasi Rasial dan Etnis, pemerintah di Surabaya pada tahun 2019 lalu, yang
juga melakukan berbagai upaya untuk dikejar oleh aparat hanyalah tindakan
mencegah dikriminasi rasial dan etnis membuat onar bukan tindakan diskriminasi
dengan meratifikasi berbagai perjanjian rasial dan etnis, padahal perbuatan dan kasus
internasional yang pada intinya yang terjadi di Surabaya ini merupakan
berkomitmen untuk menghapus segala jenis pelanggaran Hak Asasi Manusia karena
bentuk diskriminasi, khususnya bagi kaum sudah melakukan tindakan diskriminasi
minoritas. Perjanjian-perjanjian kepada suatu ras dan etnis tertentu dengan
internasional yang sudah diratifikasi ucapan hinaan, dan juga Indonesia sudah
pemerintah Indonesia sejauh ini adalah mempunyai Undang-undang Nomor 40

Vol. 14 No. 1 Page 14


Tahun 2008 yang dinilai bagus untuk Approach yang dilakukan oleh pemerintah
menangani dan menghapus kasus untuk ambil andil terkait penanganan kasus
diskriminasi rasial dan etnis namun diskriminasi rasial dan etnis ini masih
pelaksanaannya masih kurang efektif. terbilang minim. Pemerintah dianggap tidak
Dalam mengatasi dan menangani tackle dalam masalah inti yaitu pelanggaran
persoalan pelanggaran hak asasi manusia, hak asasi manusia terkait isu rasial dan etnis,
penegakan hukum menjadi salah satu malah pemerintah hanya melakukan deploy
instrumen yang sangat diperlukan, dan harus tentang military force.
sinergis dengan instrumen-instrumen PENUTUP
lainnya. Berbagai konflik yang terjadi di Kesimpulan
Indonesia dan negara-negara ASEAN, Berdasarkan hasil pembahasan, maka
termasuk konflik yang mengenai rasial dan dapat disimpulkan: Pertama, Secara
etnis akibat dari kombinasi berbagai peraturan perundang-undangan telah
persoalan kebijakan publik, identitas, berjalan selaras namun dalam
efektivitas penegakan hukum, tata kelola implementasinya di lapangan masih minim,
pemerintahan yang buruk, dan perebutan tergambarkan melalui masih kurangnya
sumber daya alam. Penegakan hukum sosialisasi yang dilakukan terkait regulasi
memang tidak hanya berdiri sendiri, namun diskriminasi rasial dan etnis yang ada serta
perlu ditopang dengan adanya reformasi di masih maraknya pelanggaran berupa
sektor keamanan yang mengedepankan penghinaan kepada suatu ras dan etnis
profesionalisme POLRI dan TNI. tertentu . Kedua, Sesuai dengan kajian
Selama ini yang lebih aktif dalam hukum internasional, pemerintah Indonesia
tackle persoalan diskriminasi rasial dan etnis juga melakukan upaya dalam mencegah isu
ini justu organisasi-organisasi internasional rasial dan etnis dengan meratifikasi berbagai
seperti NGO (Non Goverment Organization). perjanjian internasional yang pada intinya
Pemerintah Indonesia seharusnya berkomitmen untuk menghapus segala jenis
memberikan ruang yang cukup bagi orang bentuk diskriminasi. Namun tentunya, tidak
Papua untuk menyuarakan keresahan cukup dengan hanya meratifikasi perjanjian
mereka terkait diskriminasi. Pemerintah internasional semata, diperlukan kombinasi
tidak berusaha untuk mendengarkan apa berbagai aspek seperti kebijakan publik,
yang sebenarnya orang Papua rasakan, efektivitas penegakan hukum, harmonisasi
pikirkan dan ingin mencoba disuarakan. tata kelola pemerintahan, dan kebijakan

Vol. 14 No. 1 Page 15


pengelolaan sumber daya alam. Terpenting, Soekanto, Soerjono. (2004), Penelitian Hukum
Pemerintah Indonesia harus memberikan Normatif. PT. Raja Grafindo Persada.
ruang yang cukup bagi orang Papua dalam Jurnal
hal ini, untuk menyuarakan keresahan Achir, N. (2020, Januari). Anotasi Normatif
Terhadap Peraturan Daerah Tentang
mereka terkait diskriminasi.
Transparasi. Jambura Law Review, 2 (1), 3.
Saran
Lane, M. (2019, September). The Papuan
Saran peneliti setelah pembahasan
Question in Indonesia: Recent
sebagai berikut: Developments. Researches At Iseas – Yusof
1. Pemerintah Indonesia agar lebih Ishak Institute Analyse Current Events. 74,
1.
melakukan tindakan untuk mengedukasi
Pamungkas, C. (2017, November). The
masyarakat tentang apa itu diskriminasi
Campaign of Papua Peace Network for
rasial dan etnis, bagaimana tindakan Papua Peace Land. Jurnal Ilmu Sosial dan
diskriminasi rasial dan etnis dan Ilmu Politik, 21 (2), 1.
mensosialisasikan tentang Undang- Tijow, L.M. (2020, Oktober). Kedudukan
undang Nomor 40 Tahun 2008 ini lebih Peraturan Desa Dalam Sistem Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan Nasional.
banyak lagi agar masyarakat Indonesia
Jurnal Ius Civile, 4 (2), 1.
bisa mengetahuinya dan berhenti
Tome, A.H. (2020, Januari). Membumikan
menganggap bahwa ujaran kebencian Pancasila: Upaya Pelembagaan Nilai
dan hinaan yang terkait dengan ras dan Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat
etnis bukanlah tindakan sepele. Desa, Jurnal Al-‘Adl. 13 (1), 1.

2. Masyarakat harus lebih sadar lagi akan Peraturan Perundang-undangan


hak, kewajiban serta peran warga negara Undang-Undang Dasar Negara Republik

yang masih sering dikesampingkan, Indonesia Tahun 1945. Republik

karena pada kenyataannya masih banyak Indonesia, 1945.

warga negara Indonesia sendiri yang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40

melemparkan ujaran kebencian, bahkan Tahun 2008 Tentang Penghapusan

candaan yang biasa disebut “candaan Diskriminasi Ras Dan Etnis.

rasis”. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11


Tahun 2005 Tentang Pengesahan
REFERENSI
Konvenan Internasional Tentang Hak-Hak
Buku
Ekonomi, Sosial, Dan Budaya.
Marzuki, Peter M. (2011), Penelitian Hukum.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005
Kencana Prenada Media Group.

Vol. 14 No. 1 Page 16


Tentang Pengesahan Konvenan diskriminasi-pada-mahasiswa-papua-di-
Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan surabaya
Politik.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia. Universal
Declaration of Human Rights (UDHR)
tahun 1948.
Website
Bernie, Mohammad. (2019, Agustus). dilansir
berita tirto.id. Retrieved Oktober 25
2020, from tirto.id:
https://tirto.id/kronologi-penyerangan-
asrama-papua-di-makassar-versi-
mahasiswa-egAJ
Bhaskara, Ign. L. Adhi. (2018, November).
dilansir dari tirto.id. Retrieved Oktober
24 2020, from tirto.id:
https://tirto.id/survei-komnas-ham-
diskriminasi-etnis-ras-masih-terus-
ditolerir-dahP
Ratnasari, Fadhila Eka. (2020, Oktober).
dilansir dari Berita Politik Dunia.
Retrieved Oktober 25 2020, from Berita
Politik Dunia:
https://matamatapolitik.com/membicar
akan-diskriminasi-atas-papua-dan-
rasisme-di-indonesia-analisis/
Satria, Jefrie Nandy. (2019, Agustus). dilansir
dari detikNews. Retrieved Desember 22
2020, from News Detik:
https://news.detik.com/berita/d-
4676722/ylbhi-kecam-dugaan-

Vol. 14 No. 1 Page 17

Anda mungkin juga menyukai