Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS DAN PENYELESAIAN KASUS PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021

Kelompok 2 Pancasila D-2.1:

 Iva Muhammad Fauzi (042111133072)


 Natasya Rosa Pangestika (042111233140)
 Nisrina Nadhifah (042111233222)
 Nidya Azwa Kusuma Lazuardi (042111333159)

KASUS

Diskriminasi dan Rasisme terhadap Mahasiswa Papua di Surabaya


ANALISIS KASUS

Peristiwa terjadi pada tanggal 16 Agustus hingga 17 Agustus 2019 di Asrama Mahasiswa Papua,
Surabaya. Dimana beberapa oknum aparat kepolisian dan juga TNI terlihat terlibat dalam upaya diskriminasi
dan rasisme yang dilakukan bersama ormas dan masyarakat setempat.

Rangkaian kasus itu bermula dari munculnya isu perusakan bendera merah putih yang ditemukan di
depan Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya pada tanggal 16 Agustus 2019. Perusakan itu tidak diketahui secara
pasti siapa pelakunya. Namun, beberapa oknum aparat dan masyarakat setempat menuding bahwa pelaku
perusakan Bendera Merah Putih itu adalah mahasiswa Papua yang bertempat tinggal di asrama. Beberapa kata
yang tidak pantas untuk diucapkan antar sesama. Oknum aparat dan unsur masyarakat juga tidak segan untuk
merusak pagar asrama dan melempar batu ke arah asrama.

Keesokan harinya, sebanyak 43 mahasiswa Papua diamankan dengan dalih untuk menghindari
perseteruan antara kedua belah pihak yang dikhawatirkan semakin memanas mengingat jumlah massa yang
mendatangi asrama dapat bertambah banyak.

Namun klaim pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian ini dinilai janggal. Karena dalam
pengamanan itu aparat kepolisian menggunakan tembakan gas air mata ke dalam rumah asrama untuk
mengundang penghuni asrama agar segera keluar.

Aparat kepolisian mengangkut para mahasiswa ke Markas Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya
(Mapolrestabes Surabaya) untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan itu berlangsung sekitar 8 jam hingga dini
hari. Dari hasil pemeriksaan itu, seluruh penghuni asrama itu mengaku benar-benar tidak mengetahui tentang
perusakan Bendera Merah Putih yang ditemukan di depan asrama mereka itu.

Setelah dilakukan penyelidikan, awal dari rangkaian kasus itu terjadi saat tanggal 15 Agustus 2019,
dimana beberapa pejabat dan personel Satpol PP Kecamatan Tambaksari mendatangi asrama mahasiswa Papua.
Mereka datang bersama dengan personel Koramil 02/0831 dan Polsekta Tambaksari. Tujuan mereka
mendatangi asrama adalah untuk memasang bendera di depan asrama mahasiswa tersebut. Pada tanggal 16
Agustus 2019 sekitar pukul 09.00 WIB, rombongan kecamatan, koramil, dan polsekta kembali mendatangi
daerah asrama dan melihat bahwa tiang bendera yang ditancapkan di hari sebelumnya itu telah berpindah posisi,
yang tadinya berada di depan pagar menjadi berada di antara batas asrama dan rumah sebelahnya. Kemudian,
mereka mengecor tiang-tiang bendera baru yang titiknya persis di posisi sebelumnya. Lalu sekitar pukul 15.30
WIB, rombongan kecamatan, koramil, dan polsekta kembali mendatangi asrama mahasiswa Papua secara tiba-
tiba. Mereka langsung menggedor gerbang asrama. Kehadiran aparat secara tiba-tiba dan terkesan anarkis
karena beberapa oknum tentara memanggil dan memaki para penghuni asrama dengan kata-kata yang tidak
pantas untuk diucapkan dan rasis.

Para penghuni sendiri mengaku tidak tahu menahu perihal bendera yang jatuh di selokan itu. Para
penghuni sebetulnya sudah berniat baik untuk mengajak berunding dan ingin menjelaskan duduk perkara
sebenarnya yang mereka tahu. Namun, oknum aparat menolak.

PENYELESAIAN KASUS

Negara Indonesia memiliki dasar negara yang bernama Pancasila yang menjadi sebuah rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sila yang terdapat dalam
Pancasila mencakup semua nilai luhur dan salah dua poinnya yaitu pada sila kedua dan sila kelima yang
berbunyi:

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dua sila itu yang menjadi landasan penting terkait upaya perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi
seluruh warga negara Indonesia. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk menjunjung tinggi
kemanusiaan dan keadilan sosial satu sama lain. Sehingga demi menuju nilai dan cita-cita luhur Indonesia
seperti yang tertuang di kedua instrumen tersebut, diperlukan upaya bersama untuk teguh menegakkan
perlindungan HAM, baik dari lembaga-lembaga yang telah terbentuk maupun dari setiap warga negaranya.

Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan pada diskriminasi dan rasisme yang menimpa mahasiswa
Papua di Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya karena dugaan keterlibatan perusakan bendera merah putih
sampai pada kesimpulan bahwa ada beberapa tindakan yang dinilai melanggar peraturan perundang-undangan,
di antaranya sebagai berikut:

1. Perusakan bendera merah putih yang ditemukan di depan Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya, belum
dapat dibuktikan siapa pelakunya. Namun yang jelas, perusakan bendera merah putih tersebut melanggar
UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Pasal 66
yang menggolongkan pelanggaran tersebut sebagai pelanggaran pidana.

2. Tindakan diskriminasi dan rasisme seperti yang dilakukan oleh oknum beserta ormas saat berada di
depan Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya tidak dapat dibenarkan. Karena tindakan tersebut tergolong
sebagai pelanggaran pidana seperti yang sudah diatur dalam Pasal 15 dan 16 UU No. 40 Tahun 2008
tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, dan KUHP Pasal 156.
3. Aparat kepolisian dinilai melakukan tindakan represif dalam pengamanan mahasiswa di Asrama
Mahasiswa Papua, yang mana berpotensi melanggar UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman Pasal 8.

4. Pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian tidak sesuai dan melanggar Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan Dalam Tindakan
Kepolisian Pasal 5. Hal itu dikarenakan pengamanan itu tidak mengikuti urutan dalam tahapan
penggunaan kekuatan dengan mempertimbangkan tingkat bahaya ancaman dari pelaku tindak kejahatan.

5. Pemerintah daerah yang terkait (Surabaya dan/atau Jawa Timur) dinilai lalai dalam upaya pemeliharaan
penyelenggaraan ketertiban dan keamanan masyarakat di daerahnya, seperti yang telah diatur dalam UU
No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis Pasal 7.

Kata Kunci

Rasisme, Diskriminasi, Pancasila, TNI, Polisi, Masyarakat, Bendera Merah Putih, Undang-Undang,
Mahasiswa Papua, Perusakan.

Sumber

https://amp.kompas.com/regional/read/2019/12/26/06360081/kaleidoskop-2019-pengepungan-asrama-
mahasiwa-papua-di-surabaya

Anda mungkin juga menyukai