Diajukan untuk memenuhi tugas mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dosen Pembina: Dra. Suhaedah, M.Pd
Disusun oleh Kelompok 5
1. Aisyah Cinta Putri Wibawa (2008986) 2. Ala Aprila Ipungkarti (2006398) 3. Andi Salwa Diva (2007013) 4. Mia Tri Praciska (2008793)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PURWAKARTA 2021 1. Jelaskan pengertian ideologi menurut Antonie Destutt de Tracy? Istilah kata ideologi pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Antonie Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis ideologie, merupakan gabungan dua kata yaitu, ideo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu pada Logos, dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian secara etimologis, sebagai ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan. 2. Jelaskan Pancasila sebagai ideologi terbuka, kemukakan argument anda? Pancasila sebagai Ideologi terbuka adalah ideologi yang pemikirannya mampu terbuka dengan mengikuti perkembangan zaman. Hal tersebut bukan berarti nilai dari Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain yang dapat menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Melainkan Makna dari Pancasila sebagai ideologi terbuka yaitu setiap nilai-nilai dasar Pancasila yang terkandung didalamnya dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia, serta dengan tanpa harus menghilangkan atau menggantikan dari nilai-nilai dasar yang termuat dalam pancasila tersebut. 3. Berbagai kasus yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba dan yang mengancam eksistensi Pancasila sebagai ideologi negara? Narkoba memiliki hubungan dan keterkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, karena penyalahgunaan narkoba adalah perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Narkoba dapat dan diperbolehkan digunakan dalam bidang kesehatan dan dengan jumlah yang sedikit sehingga tidak menyalahi aturan kemanusiaan sesuai dengan kandungan nilai Pancasila sila ke dua. Narkoba jika dipakai dan disalahgunakan maka perbuatan si pemakai menyimpang dari nilai-nilai Pancasila sila pertama, kedua, dan ketiga. Sila pertama yaitu pemakai tidak percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena ia lebih percaya terhadap narkoba untuk menenangkan diri dan menghilangkan masalah yang terjadi pada dirinya. Sila kedua yaitu pemakai merusak dan membunuh dirinya sendiri dengan mengkonsumsi narkoba, sila ketiga yaitu pemakai tidak menghiraukan dampak-dampak yang terjadi terhadap orang lain dan masyarakat. Salah satu kasusnya adalah penyalahgunaan narkoba oleh aparat kepolisian yang beberapa bulan kemarin sempat ramai diperbincangkan. Dari media berita ayosemarang, Dunia kepolisian dibuat gempar dengan tertangkapnya Kapolsek Astanaanyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi terkait kasus penyalagunaan narkoba pada Selasa (16/2/2021). Kompol Yuni dinyatakan positif mengkonsumsi narkotika jenis sabu. Belakangan, Kompol Yusita Purwanti Kusuma Dewi telah dicopot dari jabatannya sebagai Kapolsek Astanaanyar. Indonesia Police Watch (IPW) mengeluarkan pernyataan tegas terkait ditangkapnya 12 polisi karena kasus sabu yang juga melibatkan pejabat selevel Kapolsek, Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi. IPW meminta ke 12 polisi itu dihukum mati. Bukan tanpa sebab, IPW mencurigai Kompol Yuni dan anak buahnya tu adalah sindikat narkoba yang bekerja sama dalam rantai pasokan barang baham tersebut. “Tapi mengingat jumlah mereka begitu besar patut diduga mereka adalah sebuah sindikat. IPW berharap dalam proses di pengadilan ke-12 polisi itu dijatuhi vonis hukuman mati karena sudah mempermalukan institusi polri dan mencederai rasa keadilan publik,” ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangannya, Kamis (18/2/2021). 4. Berbagai kasus yang terkait dengan terorisme yang mengancam eksistensi ideologi Pancasila? Terorisme masih menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Data Global Terrorism Index (GTI) 2016 menyebutkan bahwa dari 129 negara, Indonesia menempati urutan ke-38 negara dengan pengaruh terorisme tertinggi. Berbagai upaya penanggulangan terorisme telah dilakukan, baik secara pencegahan maupun penindakan. Namun, upaya ini dirasa belum maksimal karena dasar dari kedua upaya tersebut masih sangat terbatas. Diperlukan informasi tentang potensi terorisme yang mampu mengukur dan memetakan ancaman terorisme di wilayah Indonesia. Kapolri Jenderal Idham Azis mengatakan bahwa, jumlah aksi terorisme di Indonesia pada 2019 sampai dengan saat ini berjumlah 8 kejadian. Jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan jumlah aksi terorisme pada 2018 sebanyak 19 aksi terorisme. Jumlah akses terorisme tersebut menurun 57% dibanding 2018 dengan 19 kejadian. Sepanjang tahun ini, Polri menangkap 275 pelaku tindak pidana terorisme. Dari jumlah itu, sebanyak dua pelaku sudah divonis, 42 orang dalam proses persidangan, 220 dalam proses penyidikan dan tiga orang pelaku meninggal dunia. 5. Berbagai kasus yang terkait dengan korupsi di Indonesia yang mengancam eksistensi ideologi Pancasila? Sudah banyak berbagai kasus korupsi yang ditemui dalam permasalahan negeri ini, hal ini sangat berbahaya karena sudah bertentangan dengan nilai-nilai pancasila yang mana dapat mengikis sedikit demi sedikit moral bangsa yang telah terbentuk sejak lama. Adapun beberapa contoh kasus-kasus korupsi yang ada di Indonesia: -Kasus Muhammad Nazaruddin, Ia merupakan seorang pengusaha dan politisi Indonesia yang menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Pada tahun 2011, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menjadikannya tersangka kasus suap proyek pembangunan wisma astlet (Hambalang) untuk SEA GAMES ke 26. -Kasus Mantan Ketua DPD Irman Gusman terkait dengan kasus suap pembelian gula impor di Perum Bulog dari putusan 4 tahun 6 bulan menjadi 3 tahun penjara. -Kasus Mantan Panitera Pengganti PN Negeri Medan Helpandi dalam kasus menerima hadiah atau janji terkait dengan putusan perkara di PN Medan dari putusan 7 tahun menjadi 6 tahun penjara. -Kasus Mantan Anggota DPRD DKI Jakarta M. Sanusi terkait dengan kasus korupsi perizinan reklamasi Pantai Jakarta dari putusan 10 tahun menjadi 7 tahun penjara. -Kasus Mantan Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Tarmizi dalam kasus korupsi terkait dengan penanganan perkara perdata di PN Jaksel dari putusan 4 tahun menjadi 3 tahun penjara. -Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar dalam kasus suap terkait dengan impor daging dari putusan 8 tahun menjadi 7 tahun.
Contoh maraknya perilaku korupsi bertentangan dengan pancasila yaitu sebagai
berikut: 1. Sila ketuhanan yang maha esa, orang yang korupsi telah melanggar aturan agama atau Tuhan dan berakibat dosa yang besar dan hasil dari perbuatan korupsi dalam agama hukumnya haram. 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, orang melakukan korupsi akan berakibat menyengsarakan orang lain karena hak-hak yang harusnya didapat seseorang diambil secara sengaja untuk kebutuhan pribadi oleh karena itu orang yang melakukan korupsi tidak memiliki rasa keadilan dan adab yang baik. 3. Sila persatuan Indonesia, korupsi biasanya dilakukan secara terorganisir atau kelompok namun apabila salah satu dari mereka tertangkap bisa berakibat memecah belah antar individu atau kelompok dengan saling menyalahkan dan korupsi itu dilakukan untuk kepentingan dirinya sendiri atau suatu golongan saja. 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, seorang pejabat yang korupsi jelas telah mengkhianati amanat rakyat dengan mencuri harta kekayaan negara untuk keperluan pribadi dengan memanfaatkan jabatan yang dimilikinya sehingga membuat kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional mengalami kemunduran dan hambatan 5. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, korupsi mengakibatkan rasa keadilan dan kesejahteraan yang harusnya milik rakyat, dengan cara yang licik diambil oleh para pejabat yang tidak bermoral melalui tindakan korupsi sehingga rasa keadilan social tidak dapat tersalurkan kepada masyarakat luas.