Kajian
Kajian
Kisah Nabi Musa As benar terjadi. Banyak ayat-ayat di dalam Al-quran yang mengandung kisah tersebut.
Di antaranya:
Tafsir ayat tersebut: Wahai Nabi Muhammad, bersabarlah atas pengingkaran kaummu sebagaimana
kesabaran nabi-nabi terdahulu. Sudahkah sampai kepadamu kisah Nabi Musa yang berdakwah kepada
Fir‘aun yang zalim?
Ayat ini bermula ketika Nabi Musa ditanya oleh kaum Bani Israil tentang siapa manusia paling saleh di
muka bumi ini.
Saat itu pula Nabi Musa menjawab bahwa dirinyalah yang saleh. Namun, Allah segera menegur Musa
dan mengatakan padanya bahwa masih ada hamba lain yang lebih saleh dari dirinya. Bahkan, hamba
tersebut memiliki ilmu yang tidak Musa miliki.
Adalah Qadir, hamba saleh dan mempunyai ilmu yang lebih tinggi daripada Musa yang dimaksudkan
Allah.
Allah hanya memerintahkan Musa untuk membawa ikan dalam keranjang. Kemudian Allah berpesan
apabila ikan tersebut menghilang, maka di tempat itu sosok hamba saleh berada.
Nabi Musa mengikuti semua amanat Allah, lalu ia pergi bersama muridnya yaitu Yusya ibn Nun untuk
mulai mencari keberadaan hamba saleh.
Setelah berjalan cukup jauh Nabi Musa berhasil bertemu Nabi Qadir karena telah mendapat tanda dari
ikan yang dibawanya menghilang.
Setelah memberi salam, Nabi Musa bertanya pada Qadir, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau
mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi)
petunjuk?” (QS Al Kahfi ayat 66)
Nabi Qadir menjawab, “Sesungguhnya Engkau (wahai Musa) tidak sekali-kali akan dapat bersabar
bersamaku. Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS Al Kahfi ayat 67-68)
Nabi Musa pun mencoba meyakinkan Qadir bahwa dirinya akan berupaya sabar. Musa kembali
mencoba meyakinkan, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan
menentangmu dalam urusan apa pun.” (QS Al Kahfi ayat 69)
Kendati begitu, Nabi Qadir memberikan syarat yang harus dipenuhi Musa. Nabi Qadir berkata,
“Sekiranya Engkau mengikutiku, maka janganlah Engkau bertanya akan sesuatu pun, sehingga aku
ceritakan halnya kepadamu.” (QS Al Kahfi ayat 70)
Ada juga muncul pertanyaan, bagaimana nasib Qadir? Salah satu QS. Al-Anbiya ayat 34 menjawab,
َّ َر ِّم ْن قَ ْبلِكَ ْال ُخ ْل ۗ َد اَفَ ۟ا ِٕى ْن ِّم
َت فَهُ ُم ْال ٰخلِ ُدوْ ن ٍ َو َما َج َع ْلنَا لِبَش
Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia sebelum engkau (Muhammad); maka jika
engkau wafat, apakah mereka akan kekal?
-Ketika menuntul ilmu harus sabar, ketika sabar kita akan menghormati ilmu tersebut