Anda di halaman 1dari 16

Nilai – Nilai Pendidikan dalam Surah

Al-Kahfi ayat 60-70

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah
Literasi Agama pada Program Doktor Pendidikan Agama Islam
Wahyu Eko Ramdhany
(31220110100016)

PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1445 H/ 2023 M
“NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT
AL-KAHFI AYAT 60-70”

Karakteristik Surat Al-Kahfi

Surat al-Kahfi merupakan Surat ke-18 yang mana terdiri atas 110 ayat. Surat ini merupakan surat
Makiyyah karena diturunkan di kota Makkah. Dinamakan juga sebagai Surat Ashabul Kahfi (Penghuni
Surga). Seperti yang telah kita ketahui bahwa barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari
jum’at maka ia tidak akan terkena fitnah al-Masih Dajjal. Rasulullah saw memerintahkan umatnya untuk
membaca surat al-Kahfi pada malam dan siang hari jum’at karena setidaknya ada beberapa hal yang
patut dipahami tentang fadhilah perintah ini. Apa kandungan surat al-Kahfi tersebut dan apa perannya
bagi kemaslahatan seorang muslim sejati? Setidaknya ada 4 kandungan yang terkandung dalam surat al-
Kahfi ini yang intinya adalah mengokohkan akidah (keyakinan) seorang muslim kepada Allah dan
mengimani keagungan-Nya.
Karakteristik Surat Al-Kahfi

Pertama: Kisah Ashabul Kahfi (tiga pemuda penghuni gua). Kisah ini mengetengahkan tentang tadhiyyah (pengorbanan)
dengan jiwa dalam mempertahankan eksistensi akidah. Ia adalah kisah tentang para pemuda muslim yang hijrah keluar
dari kampung mereka demi menyelamatkan keyakinan mereka dan bersembunyi di sebuah gua di salah satu gunung.
Mereka berdiam diri di dalam gua tersebut dalam keadaan tidur selama 309 tahun. Kemudian Allah membangunkan
mereka setelah itu.

Kedua: Kisah pemilik dua kebun, yang intinya menceritakan tentang fitnah kekayaan.

Ketiga: Kisah Musa dan Khidir. Kisah ini menjelaskan tentang anjuran bersikap tawadhu dalam menuntut ilmu dan hal-hal
ghaib yang Allah perlihatkan kepada Musa melalui bentuk pengajaran hamba yang shaleh yang intinya menceritakan
tentang fitnah ilmu. Meskipun berilmu namun karena kurang tawadlu, maka Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk
belajar dari Nabi Khidir yang pada akhirnya Nabi Musa tidak mampu untuk bersabar.

Keempat: Kisah Zulqornain. Sebagai seorang raja yang telah Allah karuniakan kepadanya kerajaan besar lalu ia
memerintahkan dengan ketakwaan dan keadilan sehingga ia bisa mengurus kerajaannya dengan penuh kemakmuran,
mengendalikan belahan bumi Barat dan Timur dan kejadian yang berkenaan dengan pembangunan bendungan besar.
Asbabun Nuzul al Qur’an Surat al- Kahfi

Asbabun Nuzul. Ilmu Asbabun Nuzul mempunyai pengaruh yang penting dalam memahami
ayat, karenanya kebanyakan ulama begitu memperhatikan ilmu tentang Asbabun Nuzul
bahkan ada yang menyusunnya secara khusus.

Berdasarkan Kitab lubabun Nuqul fii asbaab an_nuzul Karya Imam


Suyuthi, terdapat sembilan ayat dalam surat al-Kahfi yang mempunyai asbabun nuzul, yaitu
ayat 6,18,23-24, 25, 28, 85, 109, 110. Pada penelitian ini ayat yang akan kami kaji adalah
ayat 60-70. Sepuluh ayat tersebut tidak mempunyai asbabun_nuzul atau sebab-sebab
diturunkannya.
Penafsiran Surat al-Kahfi Ayat 60- 70 Figur Peserta Didik Yang
Ideal Perspektif Al-Qur’an (Tafsir Jalalain)

Bersemangat dan gigih dalam menuntut ilmu (QS. Al-Kahfi ayat 60-64)

Bersikap sopan dan ramah kepada guru. (QS Al-Kahf ayat 65-66)

Tidak mudah tersinggung. (QS Al-Kahf ayat 67-68)

Mempunyai komitmen. (QS Al-Kahf ayat 69)

Mendapatkan izin dari guru sebelum mengajukan pertanyaan.


(QS Al-Kahf ayat 70)
Bersemangat dan gigih dalam menuntut ilmu (QS. Al-
Kahfi ayat 60-64)
Bersemangat dan gigih dalam menuntut ilmu
(QS. Al-Kahfi ayat 60-64)

Kerja keras Nabi Musa untuk menemukan nabi Khidir sebagaimana digambarkan dalam ayat 60–64. Menurut
Tafsir Marah Labid, Nabi Musa as. diminta untuk pergi dengan asistennya, Yusya' bin Nun bin Ifrayim bin Yusuf as., yang
merupakan salah satu pemimpin Bani Israel yang dihormati, dan dia mendapat julukan Fatâ, karena dia rajin bekerja untuk
nabi Musa as. dan telah menjadi pembantunya. Menurut Syekh Nawawi al-Bantani, ayat ini menggambarkan Nabi Musa
yang melakukan perjalanan mencari Nabi Khidir untuk mendapatkan ilmu darinya.
Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan arti dari “Saya tidak akan berhenti dari langkah saya ini,” kata Nabi Musa,
menunjukkan cita-cita akademiknya yang sangat tinggi.
Nabi Musa meminta pembantunya untuk membawakannya makanan ketika dia kelaparan di tengah perjalanan,
tetapi tampaknya dia mengabaikan tragedi aneh yang melibatkan seekor ikan, ikan yang memasuki laut dengan cara yang
luar biasa. Menurut salah satu teori, saat Nabi Musa sedang mencuci ikan dengan garam, ikan tersebut tiba-tiba mulai
bergerak dan hidup kembali sebelum masuk ke laut. Ketika Nabi Musa menyadari hal ini, dia berkata, "Ini adalah tempat
yang kami cari," dan keduanya kembali ke tempat di mana ikan pertama mulai hidup. Mereka pertama kali bertemu dengan
nabi Khidir di sini. Dalam hal ini, kita bisa melihat bahwa selalu ada rasa lelah di tengah proses pembelajaran, rahasia
sukses dalam belajar adalah terus maju dan tetap semangat meskipun keadaan semakin sulit, dan penuh dengan kelelahan.
Bersikap sopan dan ramah kepada guru.
(QS Al-Kahf ayat 65-66)
Bersikap sopan dan ramah kepada guru.
(QS Al-Kahf ayat 65-66)

Dalam tafsirnya, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa nama asli Khidir as adalah Balya Ibnu Mulkan,
dan mendapat nama julukkan yaitu Abul Abbas. Dia adalah keturunan Nuh, dan ayahnya adalah seorang raja yang
zuhud (meninggalkan dunia).

Diriwayatkan bahwa keduanya bertemu dengan nabi Khidir yang sedang berbaring di atas air laut dan
ditutupi dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan kain hijau atau putih. Khidir menanggapi sapaan nabi Musa
dengan duduk tegak, “Salam sejahtera bagimu wahai nabi Bani Israel,” dan Musa bertanya, “Siapa yang
memberitahumu bahwa aku adalah nabi Bani Israel?” "Tuhan yang telah membawaku kepadamu dan
menunjukkan kepadamu di mana aku berada," jawab Khidir. Mayoritas ulama berpendapat bahwa nabi Khidir
akan hidup sampai hari kiamat karena meminum air kehidupan. Kebanggaan siswa dapat dihilangkan dengan
bersikap baik dan percaya bahwa guru lebih pintar dari siswa. Nabi Musa melakukan ini. saat pertama kali
bertemu dengan Khidir Ia berkeyakinan bahwa Allah SWT menganugerahkan ilmu kepada Khidir.
Tidak mudah tersinggung. (QS Al-Kahf ayat 67-68)

Dalam ayat 67-68 disebutkan bahwa nabi Khidir meramalkan Nabi Musa tidak akan bisa mengikutinya dengan sabar.
Ungkapan lafaz "dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang hal itu?", di dalam tafsirnya, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa ayat tersebut merujuk pada bagaimana
Anda akan dapat melatih kesabaran sementara Anda berada dalam ilmu yang tidak saya ketahui, khususnya ilmu luar atau
ilmu syariat. Ilmu ini adalah ilmu yang belum pernah anda ketahui penjelasan dan hikmahnya, yaitu ilmu kasyaf.
Mempunyai komitmen. (QS Al-Kahf ayat 69

Inilah reaksi Nabi Musa atas klaim Nabi Khidir bahwa Nabi Musa' tidak akan bisa mengikutinya dengan sabar pada ayat 69.
Pengucapannya di-ataf-kan kepada Sabiran, sesuai bacaan Syekh Nawawi ayat 69 yang berbunyi “kamu akan mendapati aku
sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu”. Dalam ayat ini, terlihat jelas bahwa Nabi Musa as memiliki
komitmen yang teguh untuk melatih kesabaran dalam segala situasi dan mematuhi perintah Khidir as. (gurunya).19 Untuk
membangun hubungan yang baik antara guru dan murid dan mempermudah siswa untuk belajar dan memperoleh informasi
yang bermanfaat, siswa harus membuat komitmen untuk bersabar dan menghormati instruksi guru mereka sesuai dengan
syariah.
Mendapatkan izin dari guru sebelum mengajukan
pertanyaan. (QS Al-Kahf ayat 70)

Pada ayat 70 inilah kondisi Nabi Khidir as. untuk nabi Musa as., yaitu jika Musa as. ingin mengikutinya, maka
syaratnya adalah tidak meminta apa-apa sampai Khidir as. yang akan menjelaskannya. Syekh Nawawi al-Bantani
menjelaskan dalam tafsirnya yang berarti “maka jangan bertanya kepadaku tentang apapun”, yaitu apa yang akan kamu
saksikan dari perbuatanku nanti meskipun kamu mengingkarinya menurut ilmu lahiriahmu.
Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Surat Al-
Kahfi ayat 60-70 serta Implementasinya dalam
Pendidikan.

Tawakal Tawadhu Sabar

Bersungguh-
Disiplin sungguh
Aspek Pengajaran serta Metode yang
digunakan

. Metode tanya
Metode demonstrasi
jawab

Metode ceramah Metode studi wisata


Hikmah yang terkandung pada Kisah Nabi Musa dan Nabi
Khidir dalam surah al-Kahfi ayat 60-70.

pertama, untuk menggapai sesuatu membutuhkan waktu dan proses;


Kedua, keutamaan ilmu dan kemuliaan orang yang berilmu;
Ketiga, tidak bersikap sombong terhadap orang yang dibawah kita;
Keempat, menjauhi perdebatan tanpa dasar sangat disukai;
Kelima, isyarat untuk tidak memperbudak orang lain;
Keenam, wajibnya seorang pelajar untuk bersungguhsungguh dalam menuntut ilmu;
Ketujuh, berakhlaq mulia terhadap seorang guru atau pendidik;
Kedelapan, dituntut kearifan dan kebijaksanaan guru dalam mendidik anak;
Kesembilan, sebaiknya dalam berjanji diiringi dengan pengucapan insya Allah;
Kesepuluh, mengajarkan atau menyampaikan ilmu harus disesuaikan dengan
komunikan sesuai dengan kadar pemahamanna;
•TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai