Anda di halaman 1dari 10

MENJADI IBU IDEAL DALAM CERPEN AIR KARYA DJENAR MAESA AYU

(BEING THE IDEAL MOTHER IN THE SHORT STORY WATER BY DJENAR


MAESA AYU)

Nailah Putri Maharani Susantoa dan Susen Dorma Siburianb


a
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
Jalan Willem Iskandar, Kampus Unimed Medan
b
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
Jalan Willem Iskandar, Kampus Unimed Medan
Email : nailahsusanto24@gmail.com dan susendorma976@gmail.com

Abstract
This study aims to find out whether the female character has become the ideal mother for her
child, as well as how her struggle is to support the child with a single parent situation without a
male figure to help them. This research was conducted using qualitative research methods,
namely research data collected and concluded with words and sentences. The technique of
analyzing the data used in this study is a data validation technique, namely by testing the
correctness of the data obtained by the researcher. The object of this study is focused on the
female lead character in the short story Air by Djenar Maesah Ayu who is a single parent in
supporting her only child, with Betty Friedan's study as a theory that researchers will use. The
result of this study is how the female character confronts the fact that she cannot supervise her
child so that she falls into promiscuity, and how she almost gives up on her life because of this
reality, as well as how she bounces back from her stupefaction.

Keywords : women, feminism, ideal mother, struggle

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tokoh perempuan sudah menjadi ibu yang ideal
bagi anaknya, serta bagaimana perjuangan nya menghidupi sang anak dengan keadaan single parent
tanpa adanya sosok pria yang membantu mereka. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif, yaitu data penelitian di kumpulkan dan di simpulkan dengan kata-kata
serta kalimat. Teknik menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik validasi
data yaitu dengan menguji kebenaran dari data yang didapat oleh peneliti. Objek penelitian ini
tertuju pada si tokoh utama perempuan dalam cerpen Air karya Djenar Maesah Ayu yang seorang
single parent dalam menghidupi anak semata wayang nya, dengan kajian Betty Friedan sebagai teori
yang akan peneliti gunakan. Hasil dari penelitian ini adalah bagaimana si tokoh perempuan
mengahadapi kenyataan bahwa ia tidak bisa mengawasi anak nya sehingga terjerumus pergaulan
bebas, dan bagaimana ia hampir menyerah dengan hidup nya karena kenyataan tersebut, serta
bagaimana ia kembali bangkit dari ketepurukannya.

Kata kunci : perempuan, feminisme, ibu ideal, perjuangan

PENDAHULUAN
Feminisme merupakan sebuah gerakan perempuan yang menuntut akan kesamaan
serta keadilan hak dengan pria. Setelah revolusi Amerika pada tahun 1776 dan revolusi
Prancis pada 1792, banyak pemikiran tentang, posisi perempuan kurang beruntung daripada
posisi pria dalam kenyataan yang terjadi di masyarakat saat itu. Saat itu perempuan baik dari
kalangan atas, kalangan menengah dan kalangan bawah tidak memiliki hak-hak seperti

1 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
contohnya, hak pendidikan, berpolitik, atau bahkan perkerjaan. Karena nya kedudukan
seorang perempuan dan pria berbeda dihadapan hukum saat itu. Gerakan feminisme muncul
karena perbedaan makna yang tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat anatara jenis
kelamin dan gender (Darusalam, 221-223:2016)

Sastra adalah sebuah ungkapan pribadi manusia berupa perasaan, pengalaman, ide
gagasan, dan semangat, dalam suatu bentuk gambaran yang konkret untuk membangkitkan
pesona dengan bermacam ragam bahasa, dari penyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa
karya sastra ini sangat bermanfaat bagi penulis ataupun pembacanya.

Nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah karya sastra mencerminkan kehidupan sosial
masyarakat. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengkaji sebuah cerita pendek Air karya
Djenar Maesa Ayu , yang bertemakan perempuan dan perjuangan tokoh utama perempuan
tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mana data
dikumpulkan dalam bentuk kata-kata. Di Amerika Serikat sendiri, gerakan feminisme
berawal dari ketikan buku The Feminine Mystique karya Betty Friedan terbit pada tahun
1963. Gerakan ini semakin membesar ketika organisasi National Organization for Women
yang merupakan organisasi wanita yang didirikan Betty Friedan muncul pada tahun 1966.
The Feminine Mystique menjelaskan bahwa dalam kehidupan pasca Perang Dunia II
Amerika Serikat, perempuan didorong untuk menjadi istri, ibu dan ibu rumah tangga - dan
hanya istri, ibu dan ibu rumah tangga. Gagasan yang diungkapkan Friedan adalah bahwa jika
perempuan lolos dari batasan gagasan feminitas "tradisional", mereka kemudian dapat benar-
benar menikmati menjadi perempuan. The Feminine Mystique akhirnya adalah sebuah
gambaran ideal dari apa yang disebut dengan feminin oleh seorang Betty Friedan. Ia
merupakan suatu istilah yang mengidealkan perilaku feminin sebagaimana diharapkan dari
seorang wanita saat itu, yaitu mengurus rumah tangga dan tak ada lagi yang lain. Hal-hal lain
yang tentunya bersifat menghambat idealnya peran feminin wanita ini seperti misalnya
pendidikan dan karir professional akan dikatakan bukan feminin

Penelitian ini berfokus tentang feminisme mengenai perjuangan tokoh


perempuan dalam cerita pendek Air karya Djenar Maesa Ayu dari cerita pendek
Kompas Pilihan 2005-2006. Jakarta, 13 Mei 2006. Menurut (Aminudin 2995:79)
tokoh ialah pelaku yang mengalami peristiwa dalam sebuah cerita fiksi sehingga
peristiwa tersebut dapat menjadi sebuah cerita. kemudian tokoh perempuan
melakukan melawan ketidakadilan untuk mensejahterakan hidupnya. inti dari

2 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
permasalahan yang terjadi yaitu tokoh perempuan ditinggal pergi oleh calon ayah dari
si cabang bayi, lantaran si laki-laki tidak ingin mempunyai anak karena merasa
usianya masih terlalu muda untuk menjadi seorang ayah. Pada akhirnya tokoh
perempuan berjuang hidup sendirian untuk merawat anaknya mulai dari dalam
kandungan hingga tumbuh dewasa. Hasil dari penelitian feminisme ini diharapkan
mampu menghasilkan manfaat bagi pembaca yang menyukai karya sastra, dan
mampu memberikan hasil yang relevan sesuai dengan judulnya yaitu menghasilkan
gambaran mengenai perjuangan yang dialami oleh tokoh perempuan.

KERANGKA TEORI

Gerakan feminisme muncul karena perbedaan makna yang tidak dipahami dengan
baik oleh masyarakat anatara jenis kelamin dan gender (Darusalam, 221-223:2016) Teori
feminisme selalu berkaitan dengan gender dan emansipasi. Feminisme berkaitan dengan
gender sebagai wacana masyarakat yang membedakan sebuah hak dan kewajiban antara laki-
laki dan perempuan berdasarkan dengan jenis kelamin. Munculnya istilah gender yaitu
sebagai batasan-batasan yang sama dengan satu jenis kelamin pada setiap individu.

Peran gender merupakan peran penting yang dibuat oleh masyarakat untuk kaum laki-
laki maupun kaum perempuan. Gender merupakan sifat yang sudah melekat pada kaum laki-
laki dan dan kaum perempuan (Fakih 2010:08). Ratna (2004 : 191) mengungkapkan bahwa
pekerjaan kaum perempuan selalu dihubungkan dengan pekerjaan ringan, sedangkan
pekerjaan kaum laki-laki dengan pekerjaan berat. Pada awal abad ke 20 di mana Awal mula
sejarah feminisme sendiri gerakan ini semakin berkembang pesat seiring dengan penyuaraan
persamaan hak perempuan soal hak politik.

Ini, kata Betty Friedan, adalah eksperimen sosial yang gagal. Mendelegasikan
perempuan ke ibu rumah tangga "sempurna" atau peran ibu rumah tangga yang bahagia
mencegah banyak kesuksesan dan kebahagiaan, baik di kalangan perempuan itu sendiri, dan
akibatnya keluarga mereka. Gagasan yang diungkapkan Friedan adalah bahwa jika
perempuan lolos dari batasan gagasan feminitas "tradisional", mereka kemudian dapat benar-
benar menikmati menjadi perempuan. The Feminine Mystique akhirnya adalah sebuah
gambaran ideal dari apa yang disebut dengan feminin oleh seorang Betty Friedan. Ia
merupakan suatu istilah yang mengidealkan perilaku feminin sebagaimana diharapkan dari
seorang wanita saat itu, yaitu mengurus rumah tangga dan tak ada lagi yang lain. Jelasnya,
kaun wanita dianggap tidak memiliki potensi atau kompetensi/kapabilitas untuk mengerjakan

3 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
pekerjaan di arena kemasyarakatan, agama, politik, ekonomi, seni dan bahkan struktur
keilmuan yang selama ini selalu dipegang oleh kaum pria. Tetapi, apabila ada wanita yang
mengejar kapabilitas seperti tersebut di atas dikatakan telah keluar dari feminine path alias
tidak feminin, dan bahkan dikatakan gila (neurotic) dan tentu saja akan dijauhkan dari
masyarakatnya.

Menurut (Aminudin 2995:79) tokoh ialah pelaku yang mengalami peristiwa dalam
sebuah cerita fiksi sehingga peristiwa tersebut dapat menjadi sebuah cerita. Sedangkan
menurut Jones (dalam Nugriyantoro, 2000:165), penokohan merupakan pelukisan gambaran
yang nyata mengenai seseorang yang disajikan dalam bentuk sebuah cerita. Berdasarkan
pengertian diatas, pengertian penokohan mencakup lebih luas atau kesuluruhan dibandingkan
dengan pengertian tokoh. Sebab, penokohan mencakup dari segala hal yaitu, siapa tokoh
cerita dan bagaimana perwatakan, serta pelukisannya maupun penempatannya pada sebuah
cerita. Sedangkan, pengertian tokoh terpacu pada orangnya yaitu pelaku dala cerita mengenai
suatu karya sastra. Dalam karya sastra pastinya terdapat amanat yang disampaikan untuk
pembaca. Menurut Waluyo (dalam Martono,2008:26) amanat adalah pesan yang dibuat oleh
pengarang untuk memberi kesan bagi pembaca karya sastra.

METODE PENELITIAN

Penelitian atau kajian sastra adalah kegiatan menyelidiki, menganalisis, dan


memahami karya sastra secara sistematis dengan mendasarkan kepada kerangka teori dan
pendekatan ilmiah tertentu. Tujuan penelitian atau kajian sastra adalah untuk memahami
fenomena tertentu yang terdapat dalam karya sastra, termasuk memahami makna karya
sastra.

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu data yang terkumpul dalam bentuk kalimat atau kata-kata
karena hasil penelitian ini dipaparkan dalam bentuk kalimat atau kata-kata. Ketidakadilan
gender yang terkandung dalam cerpen “Air” karya Djenar Maesa Ayu merupakan objek
penelitian ini. Tekhnik analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan
tekhnik validasi data. Teknik vadilasi data adalah menguji kebenaran data dari penelitian
yang dilakukan yaitu meneliti perjuangan tokoh perempuan pada cerpen berjudul "Air" Karya
Djenar Maesa Ayu.

4 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
PEMBAHASAN

Ilmu Feminisme yang dimiliki oleh Betty barangkali berangkat dari kegelisahaan nya
saat ia memutuskan untuk menikah, dan ketika hamil tidak mendapatkan hak cuti, dia di
pecat karena meminta itu, sedangkan teman-teman sesama rekan kerja nya tidak membantu
sama sekali. Mengutip penyataan Betty “perempuan itu khusus dan berbeda, tidak dibawah
laki-laki dan dalam beberapa hal malah lebih superioir dari laki-laki”. Aspek superioir yang
dimaksud diatas seperti terletak pada bagaimana perempuan bekerja di ranah domestik.

Penelitian ini menghasilkan perjuangan yang dialami oleh tokoh utama untuk menjadi
seorang ibu yang ideal untuk anaknya, dalam cerita pendek Air karya Djenar Maesa Ayu.
Bentuk Perjuangan Wanita dan bagaimana tokoh utama berusaha menjadi ibu yang ideal dan
sempurna untuk anak nya, akan peneliti jelaskan lebih lanjut. Pada dasarnya wanita adalah
kaum yang spesial yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik.Akan tetapi jika
dilihat di zaman sekarang kaum wanita sungguh dipandang rendah oleh kaum laki-laki,
wanita dilecehkan dan harga dirinya di injak-injak oleh kaum lelaki yang tidak bertanggung
jawab. Bagi kaum laki-laki wanita hanyalah kaum yang lemah dan mudah dirayu, yang dapat
memuaskan gairah napsunya dan ditinggakan begitu saja tanpa ada rasa bertanggung jawab.
Sungguh keberadaan kaum wanita zaman sekarang sangat memprihatinkan, banyak kaum
wanita yang berjuang sendirian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bagi sang buah hati,
tanpa mendapatkan pertanggung jawaban dari calon ayah buah hati.

1. “Akan kita apakan calon bayi ini?” “Kita masih terlalu muda,” kata ayahnya.
Saya akan menjaganya.

Kutipan diatas menjelaskan bahwa calon ayah dari si cabang bayi tidak menginginkan
mempunyai anak karena dengan alasan usianya masih terlalu muda untuk menjadi seorang
ayah, dengan teganya si tokoh perempuan ditinggal pergi oleh calon ayah dari si cabang bayi
yang ia kandung. Akan tetapi tokoh perempuan tetap ingin berjuang untuk mempertahankan
kandungannya dan tidak ingin menggugurkan kandungannya. Dalam kondisi yang tengah
hamil sang laki-laki tega meninggalkan tokoh perempuan dan calon bayinya, ia berjuang
sendirian menghadapi kenyataan yang pahit, merawat anaknya sendirian tanpa didampingi
sang suami, dan berjuang keras demi mendapatkan uang untuk menghidupi kebutuhan sang
anak dan kebutuhan sehari-hari.

5 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
Akan tetapi tokoh perempuan juga digambarkan tidak mudah putus asa dan sangat
bertanggung jawab. Tanpa suami ia bertekat menjaga kandungannya. Pernyataan untuk
menjaga anaknya diulang sebayak delapan kali yang tersebar dari awal cerita sampai akhir
cerita. Pengulangan pernyataan untuk menjaga anaknya menandakan hal tersebut benar-benar
ditonjolkan pencerita.

2. “Rasa waswas setiap kali belum waktunya namun sudah kontraksi. Tidak
mengambil cuti, mencari uang demi mengonsumsi makanan bergizi yang konon
bisa membuahkan kecanggihan otak maupun fisiknya nanti. Tapi…”

Kutipan diatas menunjukkan bahwa tokoh perempuan sudah mengalami kontraksi, namun
tokoh perempuan tidak memperdulikan kondisi tersebut, dalam kondisi seperti itu seharusnya
tokoh perempuan mengambil cuti dan istirahat penuh agar tetap sehat,akan tetapi tokoh
perempuan tidak mengambil cuti meskipun mengalami kontraksi dan perut yang tambah
membesar setiap bulannya demi visa mendapatkan uang yang cukup untuk persalinannya
nanti Dan agar bisa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, karena dengan
mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi akan menghasilkan anak yang pintar dan
sehat. Tokoh perempuan sungguh ingin merawat anaknya agar nantinya sang anak tumbuh
dengan baik dan normal.

Tokoh perempuan menyadari akan arti kerasnya kehidupan, jika dia tidak bekerja dia tidak
bisa hidup lebih lama, apalagi demi menghidupi anaknya yang masih bayi. Kebutuhan serta
perlengkapan bayi pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ia memposisikan dirinya
sesuai dengan apa yang ia butuhkan. Ia mampu menanggung beban hidupnya, ia bertanggung
jawab atas keputusannya yang ia ambil yang mengandung resiko yang berat demi kebutuhan
untuk bertahan hidup.

3. ”Robek saja, Dok. Gunting saja supaya tuntas pembukaannya”

Dari kutipan diatas menyatakan perjuangan sang tokoh perempuan yang rela merasakan
sakit , is berharap anaknya lahir dengan selamat. Tokoh perempuan merasa bahagia ketika
anaknya lahir dengan keadaan sehat. Kebahagiaan ini membuat tokoh tidak ingin kehilangan
anaknya ketika suster membawa anaknya ke ruang bayi.

4. ...cukup lama saya menenangkannya. Berusaha memberikan pengertian,


berusaha memberikan rasa aman, dan harapan. Harapan akan segera pulang,
harapan akan segera pulang membawa uang, harapan akan segera membawa

6 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
uang untuk suatu hari nanti tidak perlu pergi kerja dan tinggal angkat kaki
ongkang-ongkang....

Dari kutipan diatas dapat menunjukkan bagaimana sang tokoh utama yang berusaha
menenangkan sang anak, saat ia akan pergi bekerja mencari nafkah untuk anak semata
wayang nya. Serta bagaimana keinginan sang tokoh utama, agar mereka mendapat hidup
yang berkecukupan suatu saat nanti sehingga, tidak akan membuat mereka kesusahan. Dari
itu dapat dilihat perjuangan sang tokoh sebagai ibu tunggal untuk anaknya dan untuk mereka
bertahan hidup.

5. ...Tak menunggu saya pulang. “Capek ah nunggu, aku udah mau tidur!”
semprotnya.

Dari kutipan diatas menunjukkan saat dimana sang anak yang sebelum nya sangat penurut
kepadanya, mulai terlihat tidak menurut dan kasar. Karena disitu terlihat sang anak tidak lagi
mau menunggu si ibu (tokoh utama) pulang bekerja seperti sebelumnya, inilah saat dimana
kesabaran dari si ibu mulai di uji.

6. ...kadang saya juga ingin melayang jauh ke masa lampau. Tidak membiarkan
air putih kental itu lengket di indung telur hingga tumbuh menjadi janin yang
kini terlahir sebagai manusi yang merasa disia-siakan...

Dari kutipan diatas terlihat bahwa sang tokoh utama yang bepikiran bahwa ia menyesal saat
itu akan perbuatan nya hingga sampai melahirkan sang anak, yang sekarang menjadi anak
yang tidak tau terimakasih pada sang ibu yang sudah lelah mencari nafkah.

Pada titik ini lah keinginan nya untuk menjadi seorang ibu yang ideal bagi sang anak mulai
goyah, dan pada bagian ini penyesalan yang selalu hadir di akhir, apalagi sang tokoh utama
sudah lelah membanting tulang demi menghidupi anak nya dan sebagai seorang ibu tunggal,
yang tentu saja tidak mudah dijalani bagi nya tanpa seorang suami disisi nya, juga kenyataan
sang anak yang tidak juga menunjukkan dukungan dan kata-kata penyemangat untuk sang
tokoh utama.

7. ...tapi ia menggeliat. Lantas meronta,menghalau saya supaya tidak dekat-dekat.


Semakin terkumpul segala lelah segala penat. “Bangsaaaat!”...

7 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa sang anak benar-benar menjadi anak yang
pembangkang, kasar bahkan dengan sang ibu sendiri, terlihat bahwa sang anak salah
pergaulan, hal ini bisa terjadi karena sang tokoh utama terlalu sibuk untuk mencari nafkah
sehingga tidak ada waktu untuk mendengarkan keluh kesah sang anak sehingga menjadi
nakal dan tidak benar-benar dekat dengan si tokoh utama,

Dari sini terlihat bahwa si tokoh sudah berusaha sebaik mungkin menjadi seorang ibu yang
ideal bagi anak nya, tetapi pada kenyataan nya tidak semudah itu, dan sang tokoh hampir
gagal dalam hal tersebut.

8. ...Saya tak kuasa menjaga nya...

Dari bagian kata diatas dapat dilihat bahwa sang tokoh sempat berfikir bahwa dia sudah tidak
lagi sanggup untuk menjaga sang anak yang benar-benar salah pergaulan, dan menjadi anak
yang pembangkang. Sang tokoh utama hampir masuk ke puncak dari kesabaran dan
keteguhan nya selama ini, bukan tidak mungkin ia bisa sajah menyerah dengan hidup nya.

9. air kuning kental itu meluap dari mulut saya. Lima puluh pil penenang saya
tenggak, harusnya seratus pil seperti yang dikonsumsi Marlyn Monroe hinggal
ajal menjemputnya.

Kutipan diatas menunjukkan saat dimana sang tokoh utama berada di bagain terendah dalam
hidup nya, terlihat dari ia yang melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum pill obat
tidur tidak dengan dosis normal. Hal ini terjadi karena ia merasa gagal dalam membesarkan
anaknya, gagal untuk menjadi seorang ibu yang ideal untuk anak nya. Sangat disayangkan
kejadian ini bisa terjadi, tetapi untung nya sang tokoh tidak benar-benar meregang nyawa
hanya sampai di tahap halusinasi berat sja.

10. Menunggu. Seperti saya sekarang menunggunya dengan ilusi dirinya berkilauan
merentangkan tangan atau terkulai lemah membutuhkan pegangan setelah
menemukan mulut saya berbusa akibat menenggak obat penenang.

Kutipan diatas menunjukkan bahwa sang tokoh utama benar-benar berada di tingkat
halusinasi yang parah, dan terlihat bahwa sang anak benar-benar tidak peduli pada sang ibu,
karena sang tokoh utama hanya melihat ilusi sang anak yang diciptakan alam bawah sadarnya
atas keinginan nya sang anak kembali seperti dulu, anak yang selalu menunggu nya saat

8 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
pulang bekerja, anak yang sangat menyayangi nya, saat dimana sang anak masih bersih dari
kejahatan dan kekejaman dunia luar membuat nya menjadi pembangkang dan kasar.

11. ...menunggu. seperti sekarang saya menunggu emosi saya pergi. Menunggu
kesadaran saya kembali. Menunggu. Seperti saya sekarang menunggu saat nanti
ia mengeti, suatu saat nanti ia kembali.

Kutipan diatas menunjukkan saat sang tokoh utama meminum obat penenang tersebut ia
berjuang sendiri melewati masa-masa kritis nya antara hidup dan mati. Menunggu dengan
meredakan emosi yang bergejolak di dalam hati nya setelah kejadian di point ke-6, juga
menuggu kesadaran kembali melingkupi dirinya. Ia masih menaruh harapan bahwa sang anak
suatu saat mengerti kenapa ia terlalu sibuk tidak memiliki waktu banyak untuk sang anak.
Harapan suatu saat nanti sang anak akan kembali seperti dulu anak yang menyayangi nya dan
anak yang penurut pada ibu nya, yang selalu menunggunya saat ia pulang bekerja.

PENUTUP

Cerpen karya Djenar Meesa Ayu yang berjudul Air ini menceritakan perjuangan
tokoh perempuan yabg ditinggalkan oleh calon ayan dari anak yang ia kandung, karena
alasan bahwa si pria tersebut masih terlalu muda untuk memikul beban Ayah, akhirnya si pria
benar-benar meninggalkan tokoh perempuan dalam keadaan mengandung bayi yang hasil
perbuatan mereka berdua. Si tokoh akhirnya tetap berjuang mempertahankan bayi yang ia
kandung, si tokoh berjuang untuk mencari uang agar anak yang ia kandung tumbuh sehat dan
bergizi. Anak yang ia kandung pun tumbuh menjadi remaja, juga biaya hidup mereka
bertambah naik seiring berjalannya waktu. Si tokoh memutuskan untuk menjadi seorang
entertain atau pemain film. Tetapi karena hal tersebut ia menjadi susah untuk memberi kabar
pada anaknya dirumah dan selalu merasa khawatir akan pergaulan sang anak, hal tersebut
terbukti dengan sang anak yang menjadi pembangkag, kasar, dan tidak tahu sopan santun.
Hal ini membuat si tokoh semakin tertekan dengan pilihan hidup nya.

Dari cerita pendek Air karya Djenar Maesa Ayu tersebut dapat kita tarik kesimpulan
bahwa di tokoh perempuan itu bisa melawan ketidak adilan yang ia hadapi dengan berjuang
sendiri menghidupi kebutuhan sehari-sehari ia dan sang anak. Tokoh utama seorang single
parent atau ibu tunggal, peran ini sangat berat, karena peran orangtua tidak hanya mencari
nafkah untuk sang anak, tetapi juga mengawasi agar anak tersebut tidak masul kedalam
pergaulan bebas. Tokoh utama sudah menjadi ibu yang bertanggung jawab dengan memenuhi

9 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6
kebutuhan sehari-hari sang anak, tetapi ia lupa jika ingin menjadi ibu yang ideal, tidak hanya
membicarakan tentang uang kita juga membicarkan tentang kasih sayang serta pengawasan
agar si anak tumbuh menjadi anak yang berguna. Sehingga dapat dikatakan bahwa si tokoh
belum menjadi ibu ideal yang sempurna bagi sang anak.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, (2004), pengatar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Darussalam, Zulfardi. (20160. “Kajian Femnisme Novel Maimunnah Cinta Sang Perawan
Karya Charisma W.” Inovasi Pendidikan, Jurnal Ilmiah Pendidikan FKIP Universitas
Muhammadiyah Sumatra Barat, Volume 2. No. 15, Maret 2016

Fakih. Maonsour, (2010). Analisis gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Ratna, Nyoman Kutha. (2009). Teori, metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Website: https://mubadalah.id/betty-friedan-dalam-ingatan-feminisme/ (diakses pada :


kamis, 02/03/2023)

10 | Menjadi Ibu Ideal dalam Cerpen Air Karya Djenar Maesa Ayu Kelompok 6

Anda mungkin juga menyukai