Anda di halaman 1dari 3

PT.

Kereta Api Indonesia

ANGGOTA KELOMPOK 12
1. Cinta Suci Goldya (01021182328010)
2. Alvine Ristia (01021182328099)
3. Ikhfani Yulia Putri (01021182328121)
4. Amelia Virgianita (01021282328055)
5. Alfredo Vinsensius Ginting (01021282328059)

PELUANG DAN TANTANGAN PT.KAI DALAM BERBAGAI


LINGKUNGAN

PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT. KAI) adalah Badan Usaha Milik
Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT. KAI
meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan
revisi Undan-Undang Nomor 13 Tahun 1992, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2007 Tentang Perkeretaapian, yang menegaskan bahwa investor swasta maupun
pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di
Indonesia. Dengan demikian, pemberlakuan Undang-Undang tersebut secara hukum
mengakhiri monopoli PT.KAI dalam mengoperasikan kereta api di Indonesia.
Kereta api merupakan sarana transportasi darat yang sekarang mendapatkan banyak
perhatian dari masyarakat. Kereta api merupakan sarana yang dapat mengangkut
banyak penumpang dalam sekali perjalanan. Sarana transportasi ini dirasa lebih cepat
sampai tujuan dan juga terbebas dari kemancetan.
Ada empat hal yang bisa dijadikan tolak ukur dalam melakukan evaluasi kondisi
transportasi, termasuk kereta api yaitu keselamatan, keamanan, keterjangkauan, dan
kenyamanan.
Hal ini terlihat dari :
1. Aspek pertama dan utama adalah masalah keselamatan. Ini tidak bisa ditawar
karena semua tidak menginginkan terkena musibah.
2. Aspek kedua yaitu keamanan, berbagai survey transportasi di perkotaan maupun
antar kota dan desa memperlihatkan bahwa penumpang umumnya masih
menempatkan aspek ini ke dalam dua hal utama dalam melakukan perjalanan.
Kenyataan tersebut konsisten dengan berbagai kajian bahwa faktor keamanan
sangat mempengaruhi keputusan seseorang dalam menentukan jenis kendaraan
yang dipilih.
3. Aspek ketiga adalah masalah keterjangkauan. Seseorang memilih alat angkut
berdasarkan anggaran di kantong masing-masing. Pemerintah terlihat telah
berupaya maksimal untuk mengatur tarif sehinga aspek keterjangkauan ini tidak
menyusahkan rakyat banyak.
4. Aspek terakhir adalah keamanan. Dalam suasana dimana pasokan (suplay) jauh
lebih kecil dari permintaan (demand) maka aspek ini tampaknya harus agak
ditolerir oleh para penumpang angkutan umum yang utamanya berkantong pas-
pasan. Kenyamanan tampaknya menjadi aspek luxury bagi sebagian besar
pengguna transportasi di Indonesia.
Namun kenyataannya pelayanan yang diberikan oleh PT KAI belum dapat memuaskan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari belum memadainya jumlah kereta sesuai dengan
kebutuhan penumpang sehingga sering terlihat kereta penuh dengan penumpang yang
saling berdesakan, dan sering terjadinya keterlambatan maupun keberangkatan kereta.
Selain itu, adanya berbagai kecelakaan kereta api di tanah air beberapa waktu yang lalu.
Jumlah kecelakaan yang terjadi selama berapa tahun terakhir ini masih cukup tinggi dan
yang menjadi korban cukup banyak.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan kereta api yaitu faktor teknis yang
lebih disebabkan kelalaian manusia di lapangan, faktor infrastruktur, faktor ini
berkaitan dengan factor pertama. Kurangnya infrastruktur mempengaruhi optimalisasi
pengendalian keamanan lapangan. Belum adanya penjagaan di pintu perlintasan kereta
api bisa menggambarkan hal ini. Selain itu kondisi rel juga dapat mempengaruhi
kecelakaan yang terjadi, faktor kesalahan manusia (human error), baik masinis maupun
penjaga pintu, kerap menjadi penyebab kecelakaan kereta api. Ketidakdisiplinan
pengguna jalan juga sering menjadi penyebab kecelakaan kereta.

PT KAI (Persero) sebagai perusahaan jasa perjalanan massal dan murah memiliki
peluang yang besar untuk menarik pelanggan, karena dengan harga yang murah
pelanggan dapat dengan cepat menempuh jarak yang cukup jauh untuk berbagai
keperluan. Dengan harga relatif murah kereta dapat memuat barang dan penumpang
dengan skala besar mempermudah kalangan masyarakat yg berstatus ekonomi
menengah kebawah, karena mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Transportasi darat semakin banyak dan menghambat waktu sehingga lebih memilih
memakai transportasi kereta api ditambah juga dengan adanya stasiun di setiap kota
yang strategis, semakin banyak warga yang memakai kereta api. Namun, dengan adanya
penawaran harga lebih murah dari moda transportasi lain. Semakin banyak warga yang
memilih transportasi jasa Travel dan Bus yang siap mengantarkan ke tempat tujuan
lebih cepat. Maraknya tindakan kejahatan dan tindak kriminal yang kerap ditemui di
kereta menjadi tantangan PT Kereta Api Indonesia. Seperti contohnya pencopetan,
pelecehan, para pelaku bahkan mempunyai modus baru untuk mengambil barang
penumpang.
Tanah-tanah yang dikuasai PT. Kereta Api Indonesia merupakan warisan perusahaan
kereta api pada zaman kolonial Belanda. Bukti yang selama ini dipakai PT. Kereta Api
Indonesia sebagai dasar untuk melakukan penguasaan dan pengambilan tanah-tanah
tersebut adalah grondkaart atau peta tanah blok pada zaman perusahaan kereta api
belanda, tidak jarang juga terjadi berbagai permasalahan dalam penertiban asset
tersebut yaitu salah satunya adalah adanya bukti sertifikat kepemilikan atas tanah
tersebut oleh pihak lain yang dianggap sah dimata hukum. 13 Surat Menteri Keuangan /
Dirjen Pembinaan BUMN Kepada menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan
Nasional No. S11/MK.16/1994 tanggal 24 Januari 1995 berada di bawah dari pada
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dimana Surat
Menteri Keuangan tersebut memperjelas mengenai kelegalan grondkaart tersebut
sebagai bukti penguasaan atas tanah perkeretaapian yang harus segara dimantapkan
kedudukannya dengan mendaftarkan tanah yang terdapat di dalam grondkaart tersebut
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
supaya tanah tersebut mempunyai alas hak atas tanah berupa sertifikat hak atas tanah.

Anda mungkin juga menyukai