Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN KEAMANAN SIBER UNTUK

PENCEGAHAN KEJAHATAN SIBER BAGI PELAKU UMKM


(Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Perencanaan dan Pengembangan SDM)

RINTA YUSNA
NIM : 202210048

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN


2023

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………. 3
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………………... 3
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………..……… 3
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………………………….. 4
2.1 Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) ………………………………………………………………….. 4
2.2 Kejahatan Siber yang Mengintai UMKM ………………………………………………………………….. 4
2.3 Keamanan Siber untuk mencegah terjadinya Kejahatan Siber bagi pelaku UMKM …… 6
BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………………. 10

2
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM
merujuk pada kategori bisnis dengan skala atau ukuran yang relatif kecil. Mereka
umumnya memiliki aset, omset, dan jumlah tenaga kerja yang terbatas
dibandingkan dengan perusahaan besar. UMKM memainkan peran penting dalam
perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi, dan
memperkuat struktur bisnis di tingkat lokal.
Berdasarkan laporan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(Kemenkop UKM) dalam liputan Katadata.com, total UMKM di Indonesia tembus
8,71 juta unit usaha pada 2022. Pulau Jawa mendominasi sektor ini. Tercatat, Jawa
Barat menjadi juara UMKM dengan jumlah 1,49 juta unit usaha. Tipis di urutan
kedua ada Jawa Tengah yang mencapai 1,45 juta unit. Ketiga, ada Jawa Timur
sebanyak 1,15 juta unit.
Data Kementerian Koperasi dan UKM RI (2020) yang dikutib dari situs
hukumonline.com menunjukkan bahwa selama tahun 2020, terdapat sekitar 10,2
juta UMKM yang menggunakan teknologi digital dalam kegiatan usahanya. Jumlah
kejahatan siber yang dialami oleh UMKM di seluruh dunia juga terus meningkat.
Untuk mencegah semakin banyaknya kejahatan siber maka perlu adanya
perhatian terhadap keamanan siber bagi para pelaku UMKM.
Simamora dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi kedua tahun 1997
menyampaikan bahwa Pelatihan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
pengembangan sumber daya manusia, karena melalui pelatihan akan mengasah
bakat dan dapat menggali potensi yang ada pada diri setiap individu. Dengan kata
lain, sumber daya manusia merupakan sesuatu yang esensial bagi tiap-tiap
individu. Pelatihan merupakan proses sistematik pengubahan perilaku
parakaryawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan operasional.
Dalam era digital yang terus berkembang, keamanan digital bukan hanya menjadi
pilihan, tetapi juga kebutuhan yang sangat penting bagi UMKM. Dengan
kemampuan melindungi data, transaksi, properti intelektual, dan mengelola risiko
keamanan, UMKM dapat menjaga kepercayaan pelanggan, melindungi aset bisnis,
dan meningkatkan keseluruhan keberhasilan dan pertumbuhan mereka.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya pelatihan keamanan siber bagi pelaku UMKM
2. Mengetahui metode keamanan siber bagi pelaku UMKM
3. Mengetahui manfaat keamanan siber bagi pelaku UMKM

3
II. Pembahasan
2.1. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM merujuk
pada kategori bisnis dengan skala atau ukuran yang relatif kecil. Mereka umumnya
memiliki aset, omset, dan jumlah tenaga kerja yang terbatas dibandingkan dengan
perusahaan besar. UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian
dengan menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi, dan memperkuat
struktur bisnis di tingkat lokal.
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau Badan Usaha disemua sektor ekonomi (Tambunan, 2013).
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
menyebutkan bahwa:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam UndangUndang ini.

2.2. Kejahatan Siber yang Mengintai UMKM


Kejahatan Siber merujuk pada aktivitas kriminal yang dilakukan secara online atau
melalui jaringan komputer. Melibatkan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk melakukan serangan atau penipuan yang bertujuan merusak,
mencuri, atau mengakses secara tidak sah data dan informasi digital. Beberapa
contoh kejahatan siber meliputi peretasan (hacking), serangan malware,
pencurian identitas, penipuan online, serangan DDoS (Distributed Denial of
Service), dan phishing. Kejahatan Siber dapat menargetkan individu, organisasi,
atau infrastruktur komputer dan dapat memiliki konsekuensi serius, seperti
kerugian finansial, pencurian data sensitif, atau gangguan pada layanan online.
Dalam setahun terakhir, 33% UKM di Indonesia mengalami gangguan keamanan
digital, dan 60% diantaranya menghadapi pencurian informasi pelanggan oleh

4
peretas. Fenomena itu berujung pada meningkatnya kekhawatiran soal keamanan
siber. Bahkan 68% mengaku merasa terancam gangguan siber yang membuat
mereka mengambil langkah seperti simulasi memperketat tembok pengaman
ruang maya mereka (www.Fortuneid.com).
Kejahatan siber dapat memiliki dampak yang signifikan bagi UMKM. Berikut
adalah beberapa risiko yang dihadapi UMKM terkait kejahatan siber:
a. Kehilangan Data dan Informasi: UMKM seringkali menyimpan data penting,
seperti informasi pelanggan, data keuangan, dan rahasia dagang. Serangan
kejahatan siber seperti peretasan atau malware dapat menyebabkan
kehilangan data tersebut atau akses yang tidak sah ke informasi sensitif,
mengakibatkan kerugian finansial, hilangnya kepercayaan pelanggan, dan
kerusakan reputasi.
b. Pencurian Identitas dan Penipuan: Kejahatan siber sering melibatkan pencurian
identitas atau penipuan online, di mana pelaku mencuri informasi pribadi atau
keuangan UMKM untuk tujuan penipuan. Hal ini dapat mengakibatkan
kerugian finansial, kerugian reputasi, dan masalah hukum.
c. Gangguan Operasional: Serangan DDoS, di mana sistem atau situs web UMKM
dibanjiri dengan lalu lintas internet yang berlebihan, dapat mengakibatkan
gangguan layanan, penurunan kinerja, dan ketidaktersediaan sementara bagi
pelanggan. Hal ini dapat mengganggu operasional bisnis, menyebabkan
kerugian keuangan, dan hilangnya pelanggan.
d. Serangan Ransomware: Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi
data dan meminta tebusan agar data tersebut bisa dikembalikan. UMKM yang
menjadi korban serangan ransomware dapat mengalami kerugian finansial
yang signifikan, kehilangan data yang berharga, dan gangguan operasional yang
parah.
e. Pelanggaran Kepatuhan dan Hukum: Kejahatan siber yang mengakibatkan
kebocoran data pribadi pelanggan atau pelanggaran privasi dapat melanggar
undang-undang perlindungan data dan privasi. UMKM yang tidak mematuhi
peraturan ini dapat menghadapi sanksi hukum dan administratif yang serius.
f. Biaya Pemulihan dan Perlindungan: Mengatasi serangan kejahatan siber dan
memulihkan sistem yang terkena dampak dapat melibatkan biaya yang
signifikan. UMKM perlu menginvestasikan sumber daya untuk membangun
infrastruktur keamanan yang memadai, melatih karyawan tentang keamanan
digital, dan memperoleh solusi keamanan teknologi yang diperlukan.
Untuk mengurangi risiko kejahatan siber, UMKM perlu mengadopsi langkah-
langkah keamanan digital yang efektif, seperti menggunakan perangkat lunak
keamanan terbaru, memperbarui sistem secara teratur, menggunakan kata sandi
yang kuat, mengenkripsi data sensitif, memberikan pelatihan kepada karyawan

5
tentang kesadaran keamanan, dan menjalin kerjasama dengan penyedia layanan
keamanan digital yang terpercaya.
2.3. Keamanan Siber untuk mencegah terjadinya Kejahatan Siber bagi pelaku UMKM
Keamanan siber merupakan sebuah tema besar dengan prinsip-prinsip strategis
dalam strategi keamanan baik berupa aktor maupun kebijakan. Hal ini dapat
membantu organisasi seperti UMKM untuk mengidentifikasi, menilai, dan
mengurangi ancaman dalam dunia siber (Putranti, Amaliyah dan Windiani, 2020).
Keamanan digital mengacu pada langkah-langkah dan praktik yang dilakukan
untuk melindungi data, informasi, sistem komputer, jaringan, perangkat, dan
infrastruktur digital dari ancaman dan serangan yang mungkin timbul dalam
lingkungan digital.
Keamanan digital mencakup berbagai aspek, termasuk:
a. Perlindungan Data: Ini melibatkan upaya untuk melindungi data sensitif, seperti
informasi pribadi, informasi keuangan, dan data bisnis. Ini bisa mencakup
enkripsi data, kebijakan akses yang ketat, dan langkah-langkah untuk mencegah
kebocoran data.
b. Keamanan Jaringan: Ini melibatkan langkah-langkah untuk melindungi jaringan
komputer dari serangan dan ancaman seperti peretasan (hacking), serangan
malware, serangan DDoS (Distributed Denial of Service), dan serangan
phishing. Ini dapat mencakup penggunaan firewall, sistem deteksi intrusi, dan
pengaturan kebijakan keamanan jaringan yang tepat.
c. Keamanan Perangkat Lunak: Ini melibatkan langkah-langkah untuk melindungi
perangkat lunak dari serangan yang dapat menyebabkan kerentanan dan
kerusakan sistem. Ini termasuk pembaruan perangkat lunak yang teratur,
pengujian keamanan perangkat lunak, dan penggunaan praktik pengembangan
perangkat lunak yang aman.
d. Keamanan Fisik: Ini melibatkan langkah-langkah untuk melindungi perangkat
keras dan infrastruktur fisik yang digunakan dalam lingkungan digital, seperti
pusat data atau server. Ini melibatkan kontrol akses fisik, pengawasan
keamanan, dan pengamanan fisik yang tepat.
e. Kesadaran dan Pelatihan Pengguna: Keamanan digital juga melibatkan upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pengguna tentang praktik
keamanan yang baik. Pelatihan pengguna tentang keamanan kata sandi yang
kuat, identifikasi serangan phishing, dan pengenalan malware adalah contoh
dari langkah-langkah yang dapat diambil dalam hal ini.
Keamanan digital sangat penting untuk melindungi informasi dan sistem yang vital
dalam dunia digital saat ini. Dengan adanya ancaman yang terus berkembang
seperti serangan siber, pencurian identitas, dan kebocoran data, penting bagi

6
organisasi dan individu untuk mengadopsi praktik keamanan digital yang efektif
dan memadai.
Berikut adalah beberapa cara singkat untuk mencegah terjadinya serangan siber
bagi UMKM:
a. Gunakan Solusi Keamanan Digital: Instal dan perbarui perangkat lunak
keamanan yang tepat, seperti firewall, antivirus, dan antispyware, pada semua
perangkat yang digunakan di UMKM. Pastikan bahwa solusi keamanan tersebut
selalu diperbarui agar dapat mengenali dan mengatasi ancaman terbaru.
b. Buat Kebijakan Keamanan: Buat kebijakan keamanan yang jelas dan terperinci,
yang mencakup praktik keamanan seperti penggunaan kata sandi kuat,
penggunaan jaringan Wi-Fi yang aman, dan larangan mengklik tautan atau
lampiran yang mencurigakan. Pastikan seluruh anggota tim UMKM memahami
dan mematuhi kebijakan tersebut.
c. Pembaruan Sistem: Perbarui sistem operasi, perangkat lunak, dan aplikasi yang
digunakan di UMKM secara teratur. Pembaruan ini seringkali mengandung
perbaikan keamanan yang penting untuk melindungi sistem dari celah dan
kerentanan yang diketahui.
d. Sandi yang Kuat: Gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun
yang digunakan di UMKM. Sandi harus terdiri dari kombinasi huruf, angka, dan
karakter khusus, serta sebaiknya diubah secara teratur.
e. Pelatihan Karyawan: Berikan pelatihan keamanan digital kepada seluruh
karyawan UMKM. Ajarkan mereka tentang ancaman keamanan yang umum,
seperti phishing dan malware, serta bagaimana mengenali dan menghindari
tautan atau lampiran yang mencurigakan. Tingkatkan kesadaran mereka
tentang praktik keamanan yang penting, seperti tidak membagikan informasi
pribadi atau mengakses situs web yang tidak terpercaya.
f. Perlindungan Data: Lindungi data penting dengan mengenkripsi file dan
menggunakan backup secara teratur. Simpan salinan data penting di tempat
yang aman dan lakukan pemulihan data secara rutin untuk menghindari
kehilangan data yang signifikan akibat serangan siber.
g. Jaringan Wi-Fi yang Aman: Pastikan jaringan Wi-Fi yang digunakan di UMKM
dilindungi dengan kata sandi yang kuat dan menggunakan enkripsi WPA2 atau
lebih tinggi. Hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik atau tidak terenkripsi
untuk akses data sensitif UMKM.
h. Verifikasi Identitas: Berhati-hatilah terhadap permintaan atau komunikasi yang
mencurigakan, terutama yang meminta informasi sensitif atau rincian
keuangan. Pastikan untuk memverifikasi identitas dan keabsahan kontak
sebelum memberikan informasi pribadi atau melakukan transaksi keuangan.

7
i. Monitoring Keamanan: Pantau dan tinjau secara rutin aktivitas keamanan
UMKM. Gunakan alat pemantauan keamanan untuk mendeteksi dan
merespons ancaman keamanan dengan cepat.
j. Dukungan Ahli Keamanan: Pertimbangkan untuk bekerja sama dengan
penyedia layanan keamanan digital yang terpercaya atau konsultan keamanan.
Menerapkan keamanan siber bagi pelaku UMKM akan memberikan dampak baik
diantaranya yaitu:

a. Perlindungan Data dan Informasi: Keamanan siber membantu melindungi data dan
informasi sensitif UMKM, seperti data pelanggan, informasi keuangan, dan rahasia
dagang. Dengan perlindungan yang baik, UMKM dapat mencegah pencurian data,
akses yang tidak sah, dan kebocoran informasi yang dapat merugikan bisnis dan
reputasi.

b. Kontinuitas Bisnis: Keamanan siber yang baik meminimalkan risiko gangguan


operasional akibat serangan siber. Dengan melindungi sistem, jaringan, dan
infrastruktur digital, UMKM dapat menjaga kontinuitas bisnis, menghindari
kerugian finansial dan waktu henti yang dapat mengganggu operasional.

c. Kepercayaan Pelanggan: Dengan menunjukkan komitmen terhadap keamanan


siber, UMKM dapat membangun kepercayaan pelanggan. Keamanan yang kuat
memberikan rasa aman kepada pelanggan dalam berinteraksi dan bertransaksi
dengan UMKM, yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan
reputasi bisnis.

d. Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Keamanan siber membantu UMKM untuk


mematuhi undang-undang dan regulasi yang berkaitan dengan perlindungan data
dan privasi. Dengan memastikan kepatuhan, UMKM dapat menghindari sanksi
hukum, denda, dan kerugian lainnya yang terkait dengan pelanggaran keamanan
digital.

e. Pengurangan Biaya dan Kerugian: Keamanan siber yang baik dapat mengurangi
risiko serangan siber, pencurian data, atau kehilangan informasi. Dengan mencegah
kerugian potensial, UMKM dapat menghindari biaya pemulihan yang mahal,
penurunan pendapatan, dan kerugian finansial akibat serangan atau pelanggaran
keamanan.

f. Keunggulan Bersaing: Di era digital yang terhubung, keamanan siber yang kuat
dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi UMKM. Dengan menunjukkan komitmen
pada keamanan digital kepada pelanggan dan mitra bisnis, UMKM dapat
membedakan diri dari pesaing dan menarik pelanggan yang lebih sadar akan
keamanan.

8
g. Perlindungan Reputasi: Serangan siber yang berhasil dapat merusak reputasi
UMKM. Dengan menginvestasikan dalam keamanan siber yang efektif, UMKM
dapat melindungi reputasi mereka dari serangan, pencurian data, atau kebocoran
informasi yang dapat merusak citra dan kepercayaan pelanggan.

h. Inovasi Aman: Keamanan siber yang diperkuat memungkinkan UMKM untuk


berinovasi dengan lebih aman dalam penggunaan teknologi dan pemanfaatan
sumber daya digital. Dengan melindungi data dan sistem, UMKM dapat lebih
percaya diri untuk mengadopsi solusi teknologi baru yang dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas bisnis.
III. Kesimpulan

1. Peningkatan SDM dalam keamanan digital di UMKM tidak hanya meningkatkan


tingkat keamanan dan melindungi bisnis dari ancaman cyber, tetapi juga membantu
dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih sadar dan bertanggung jawab
terhadap keamanan digital.

2. Metode yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk mencegah terjadinya
kejahatan siber diantaranya yaitu; melakukan Instal dan perbarui perangkat lunak
keamanan yang tepat, seperti firewall, antivirus, dan antispyware, pada semua
perangkat yang digunakan di UMKM, Buat Kebijakan Keamanan, menerapkan sandi
yanag kuat, memberikan pelatihan keamanan siber kepada SDM, menerapkan
perlindungan data perusahaan, monitoring keamanan serta disarankan untuk
menggunakan jasa ahli dalam meningkatkan keamanan digital.

3. Keamanan siber membantu melindungi data dan informasi sensitif UMKM, seperti
data pelanggan, informasi keuangan, dan rahasia dagang. Dengan perlindungan
yang baik, UMKM dapat mencegah pencurian data, akses yang tidak sah, dan
kebocoran informasi yang dapat merugikan bisnis dan reputasi, meningkatkan
kepercayaan pelanggan, mematuhi undang-undang, Dengan melindungi data dan
sistem, UMKM dapat lebih percaya diri untuk mengadopsi solusi teknologi baru
yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis.

9
IV. Daftar Pustaka
1. Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia edisi kedua.
Yogyakarta: STIE YKPN
2. Putranti, Amaliyah dan Windiani. (2020). JURNAL KETAHANAN NASIONAL, Vol 26,
Smartcity : Model Ketahanan Siber Untuk Usaha Kecil Dan Menengah.
3. Tambunan, Tulus. (2013). Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia : Isu-isu
Penting. Jakarta : LP3ES.
4. https://www.hukumonline.com/berita/a/jutaan-pelaku-umkm-diimbau-waspada-
kejahatan-siber-lt60dd6d8eed02e (diakses pada 16 Mei 2023)
5. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/02/jumlah-umkm-di-
indonesia-sepanjang-2022-provinsi-mana-terbanyak (diakses pada 16 Mei 2023)
6. https://www.fortuneidn.com/tech/tanayastri/belenggu-serangan-siber-bagi-ukm-
bisa-rugikan-bisnis?page=all (diakses pada 16 Mei 2023)

10

Anda mungkin juga menyukai