Anda di halaman 1dari 12

CIVIL CASE INNOVATION

DEDIKASI 2023

STRATEGIC DEVELOPMENT OF SLUM FREE ZONES


TO CREATE MAKASSAR AS A SMART CITY

Disusun Oleh :

Nama Tim
Muhammad Arif Padanrangi ; D011221087; 2022
Taufik Riady ; D011221071; 2022
Hasnah ; D011221027; 2022

Dosen Pembimbing

Dr. Eng. Fakhruddin, ST. M.Eng.

19870228 201903 1005

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kabupaten Gowa

2023
LEMBAR PENGESAHAN
PAPER CIVIL CASE INNOVATION
DEDIKASI 2023
1. Nama Tim : SLURATION
2. Judul Karya : STRATEGIC DEVELOPMENT OF
SLUM FREE ZONES TO CREATE MAKASSAR AS A SMART CITY
3. Nama Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
4. Dosen Pembimbing
a. Nama (dengan gelar) : Dr. Eng. Fakhruddin, ST. M.Eng.
b. NIP : 19870228 201903 1005
c. Golongan/Jabatan : Lektor
d. Fakultas/Departemen : Teknik/Teknik Sipil
e. No. HP : 0853-9749-4596
f. Alamat E-Mail : fakhrud.civil05@gmail.com
5. Ketua Tim
a. Nama Lengkap/NIM : Muhammad Arif Padanrangi/D011221087
b. Fakultas/Departemen : Teknik/Teknik Sipil
c. No. HP (WhatsApp) : 081342456030
d. Alamat E-Mail : Marifpadanrangi@gmail.com
6. Anggota Tim I
a. Nama Lengkap/NIM : Taufik Riady/D011221071
b. Fakultas/Departemen : Teknik/Teknik Sipil
7. Anggota Tim II
a. Nama Lengkap/NIM : Hasnah/D011221027
b. Fakultas/Departemen : Teknik/Teknik Sipi

Mengetahui, Kabupaten Gowa, ... 2023

Dosen Pembimbing, Ketua Tim

(Dr. Eng. Fakhruddin, ST. M.Eng.) (Muhammad Arif


Padanrangi)
NIP: 19870228 201903 1005 NIM: D011221087

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

CIVIL CASE INNOVATION

DEDIKASI 2023

Judul Karya Tulis : STRATEGIC DEVELOPMENT OF SLUM FREE


ZONES TO CREATE MAKASSAR AS A
SMART CITY

Nama Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin

Nama Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Fakhruddin, ST. M.Eng.

Nama Ketua/NIM : Muhammad Arif Padanrangi/D011221087

Nama Anggota : 1. Taufik Riady

2. Hasnah

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa paper dengan
judul tersebut memang benar merupakan karya orisionalitas yang dibuat oleh
penulis dan belum pernah dipublikasikan dan/atau dilombakan di luar kegiatan
“CIVIL CASE INNOVATION DEDIKASI 2023“ yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya. Apabila terbukti


terdapat pelanggaran di dalamnya, kami siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi
ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Kabupaten Gowa, Tanggal-April-2023

Muhammad Arif Padanrangi


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta


alam yang telah memberi kita rahmat dan petunjuknya hingga saat ini. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah, Nabi Muhammad
SAW. Nabi yang telah membawa umat Islam dari zaman kegelapan ke zaman
yang terang-benderang. Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
karya ini tidak lepas dari kontribusi beberapa pihak. Terima kasih kepada Dr. Eng.
Fakhruddin, ST. M.Eng. atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama
penyusunan karya ini. Terima kasih pada kedua orang tua kami, kakak, serta adik
yang telah memberikan dukungan doa dan material dalam penyusunan karya ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran demi perbaikan
karya tulis ini. Semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi penyelesaian
permasalahan permukiman kumuh saat ini.

Gowa, 9 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN

Berdasarkan data dari United Nations (UN) diantara tahun 2014 dan 2018,
jumlah penduduk yang tinggal di permukiman kumuh berkisar 23-24%. Apabila
dihitung jumlah penduduk dunia yang tinggal di permukiman kumuh adalah 1,68
miliar orang. Asia tenggara sendiri memiliki jumlah penduduk yang tinggal di
permukiman kumuh berkisar pada 370 juta orang. Kota Makassar sebagai salah
satu kota terbesar di Indonesia, memiliki kawasan kumuh sebesar 47,62 km2 atau
¼ dari luas Kota Makassar sendiri. Kawasan kumuh pada Kota Makassar
menyebabkan banyak hambatan pada pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kawasan kumuh pada Kota Makassar telah
lama menjadi sarang kriminalitas dan daerah rawan penyebaran penyakit. Oleh
karena itu, dibuatkanlah Rumah Susun Milik (RSM) sebagai upaya untuk
menanggulangi permasalahan kawasan kumuh tersebut. Dibandingkan dengan
rusun-rusun lainnya yang berada di Kota Makassar, Rumah Susun Milik
menawarkan solusi untuk menghemat lahan pembangunan, menambah daya serap
masyarakat yang tinggal pada kawasan kumuh untuk tinggal di Rumah Susun
Milik, dan hemat biaya pembangunan. Rumah Susun Milik dibangun pada tanah
tempat permukiman kumuh berada, sehingga masyarakat tidak akan kehilangan
sense of home, tempat pekerjaan, jaringan sosial, ketersediaan dari layanan publik,
dan juga tempat tinggal yang terjangkau. Rumah Susun Milik menawarkan solusi
terhadap faktor yang menyebabkan permukiman kumuh berupa
ketidaksetimpangan antara harga tanah dan penghasilan masyarakat dengan
memberikan hak milik penuh atas RSM pada masyarakat permukiman kumuh.
RSM menawarkan inovasi teknologi berupa lantai yang dapat menghasilkan
listrik dengan cara dipijak. Energi listrik yang dihasilkan akan disimpan pada
baterai, dan akan dipergunakan sebagai cadangan energi listrik saat dibutuhkan.
Rumah Susun Milik juga akan memasang panel surya pada bagian rooftop.
Pemasangan panel surya ini akan menghemat pemakaian listrik, sehingga akan
menghemat pengeluaran untuk biaya listrik pula. RSM juga memperkenalkan
kerangka kerja Smart and Sustainable Societies (S3) dengan memfokuskan
penyediaan sanitasi diantaranya pemulihan unsur hara dari limbah organik.
Mengenai sanitasi, akan dibuatkan tempat penyaringan kotoran limbah manusia
untuk diproses dan diolah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Dengan ini,
tidak ada limbah manusia yang terbuang sia-sia, dan akan menciptakan
permukiman yang efisien.
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berada di kawasan perkotaan menjadi wilayah yang nyaman untuk
aktifitas perekonomian masyarakat dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi.
Seiring dengan itu, maka perumbuhan bangunan tempat tinggal juga tidak
terbendung. Perluasan wilayah permukiman semakin meluas ditambah lagi
dengan tidak didukung oleh aturan zonasi yang pasti secara hukum di wilayah
perkotaan. Kecenderungan masyarakat dalam melakukan aktifitas pusat
ekonomi yang dalam hal ini perkotaan, mendorong munculnya kawasan-
kawasan permukiman yang tidak beraturan. Hal ini terjadi karena
ketidaksiapan kota dengan sistem perencanaan dan pengelolaan kota yang
tepat, dalam mengantisipasi pertambahan penduduk dengan berbagai motif
dan keberagaman. Hal ini menjadi penyebab utama yang memicu timbulnya
permasalahan permukiman.
Dalam menyikapi hal ini, pemerintah melalui UU No. 1 Tahun 2011
tentang perumahan dan kawasan permukiman mengamanahkan bahwa negara
bertanggung jawab melindungi segenap Bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat
mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak, terjangkau di
dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan di seluruh
wilayah Indonesia. Demi mewujudkan fungsi perkotaan, perlu dilaksanakan
peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh untuk meningkatkan mutu
kehidupan dan penghidupan masyarakat pemukim serta menjaga kualitas dan
fungsi permukiman berdasarkan pada kepastian bermukim yang mencakup
menjamin hak bermukim menurut ketentuan.
Pemenuhan akan kebutuhan prasarana dan sarana permukiman baik dari
segi permukiman maupun lingkungan yang terjangkau dan layak huni belum
sepenuhnya dapat disediakan oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah.
Sehingga, daya dukung prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang
ada mulai menurun dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi terjadinya
permukiman kumuh. Permukiman kumuh ini pada umumnya memiliki
kompleksitas permasalahaan yang sangat berat baik dari aspek fisik maupun
non fisik, hal ini menyebabkan terciptanya image permukiman kumuh
sebagai permukiman masyarakat berpenghasilan rendah yang kumuh dan
kotor. Permukiman kumuh adalah daerah permukiman yang sangat padat
penduduknya dan rumah-rumah di dalamnya dibangun dengan teknik
konstruksi yang buruk dan menggunakan bahan-bahan yang bermutu rendah.
Permukiman kumuh memiliki pola yang tidak berstruktur dan tidak dilengkapi
oleh sarana-sarana umum seperti fasilitas air bersih, sanitasi, serta akses jalan
yang memadai.
Kawasan perkotaan dan pengembangannya adalah sesuatu yang tidak
terpisahkan satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas
kegiatannya ini akan terus berkembang dari waktu ke waktu dan meliputi
semua bidang pembangunan. Adanya pengembangan di kawasan perkotaan ini
akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berdomisili dan
melakukan aktivitas kesehariannya beserta ekonominya di dalam kawasan
perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan migrasi yang nantinya akan
menambah beban perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas.
Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan
perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah
terkait. Hal ini perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat
membangkitkan banyak permasalahan perkotaan terutama yang terkait dengan
ketersediaan dukungan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Pembangunan dan infrastruktur perkotaan yang kurang tepat akan
menimbulkan permasalahan antara lain : (a) tidak meratanya penyediaan
infrastruktur perkotaan, (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang
layak, (c) pembangunan permukiman yang tidak terkendali pada daerah-
daerah non permukiman, dan (d) permukiman kumuh. Meluasnya lingkungan
permukiman di perkotaan dapat menimbulkan dampak pada peningkatan
frekuensi bencana kebakaran dan banjir perkotaan, meningkatnya potensi
kriminalitas dan konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat,
menurunnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana permukiman serta
seringnya keluhan masyarakat miskin mengenai rendahnya kualitas
lingkungan ditempat mereka bermukim (degradasi lingkungan).
Kota Makassar merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan dengan
luasan wilayah 175, 77 km2. Kota Makassar menjadi kota terbesar di wilayah
Indonesia Timur dan pusat kota terbesar ketujuh di Indonesia setelah Jakarta,
Surabaya, Bandung, Medan dan Palembang. Dengan aspek semua itu, tidak
menjamin bahwa Kota Makassar terbebas dari permasalahan permukiman
kumuh. Hal ini dibuktikan oleh Surat Keputusan Walikota Makassar tentang
Penetapan Lokasi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Kota Makassar Tahun 2021 yang menetapkan 20 kawasan kota sebagai
kawasan kumuh. Isu utama dalam permukiman kumuh adalah kemiskinan
dan rendahnya kualitas dan ketersediaan prasarana lingkungan permukiman.
Rendahnya kualitas dan ketersedian prasarana lingkungan permukiman di
kawasan permukiman di Kota Makassar menjadi perhatian serius baik dari
pemerintah daerah sampai pada tingkat pusat. Ketersedian prasarana
lingkungan permukiman merupakan faktor pendukung bagi kehidupan dan
penghidupan masyarakat pada kawasan tersebut. Kemampuan masyarakat
yang terbatas pada kawasan tersebut menyebabkan kualitas prasarana
lingkungan permukiman kumuh tidak dapat dengan mudah dilakukan
pemeliharaan. Oleh sebeb itu, diperlukan upaya yang komprehensif dan
kolaboratif serta berkesinambungan untuk menjaga dan memperbaiki
prasarana lingkungan permukiman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Permasalahan permukiman kumuh yang saat ini sudah sangat
mengkhawatirkan.
2. Diperlukannya solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan permukiman
kumuh.
3. RSM merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan permukiman
kumuh yang efisien dalam penggunaan lahan, terjangkau, dan
berkelanjutan.
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Mengatasi permasalahan permukiman kumuh.
2. Menciptakan Rumah Susun Milik sebagai solusi inovatif, efisien,
terjangkau, dan berkelanjutan demi mewujudkan Kota Makassar sebagai
Smart City yang mengedepankan sustainable development goals.
3. Membantu masyarakat permukiman kumuh untuk terbebas dari dampak
negatif permukiman kumuh.
1.4 Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh yang sulit untuk diatasi.
2. Terciptanya Makassar sebagai kota cerdas yang dapat mengelola sumber
daya yang ada dengan efisien.
3. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari masyarakat
permukiman kumuh.
BAB 2. LANDASAN TEORI

BABA 3. PEMBAHASAN
Inovasi
BAB 4. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam implementasi RSM kedepan, disarankan untuk membentuk badan
pengawas untuk menghindari tindak korupsi dalam upaya pembangunan
RSM. Selain itu, perlu juga dibentuk pengawasan terhadap pemeliharaan
secara berkala pada RSM demi memastikan RSM dapat bekerja dengan efisien
dan bisa menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan bahagia bagi
pemukim RSM.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai