DISUSUN OLEH :
OLEH :
DESA : UJUNGE
KECAMATAN : TANASITOLO
KABUPATEN : WAJO
18 Agustus 2023
Mengetahui,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan taufiknya kepada kami sehingga pelaksanaan
KKL-P Institut Lamaddukelleng Sengkang Angkatan II Tahun Akademik
2023/2024 dapat kami realisasikan sebagaimana mestinya.
Sebelumnya kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tentu masih
banyak kekurangan-kekurangan yang masih perlu untuk dibenahi oleh karena keterbatasan
waktu yang begitu singkat, olehnya itu dengan senang hati kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya, semoga laporan
ini dapat memberi manfaat bagi kita sekalian.
Mahasiswa KKL-P
Institut Lamaddukelleng Sengkang
Angkatan II Tahun Akademik 2023/2024
Posko X Ujunge
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR NAMA PESERTA KKL-P
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Sejarah Desa
B. Kondisi Umum Desa
C. STOK Desa
Melalui Kuliah Kerja Lapang Plus ini diharapkan mahasiswa dapat melihat
secara langsung kondisi masyarakat dan permasalahannya dengan cara kerja antar
sector dan inter disipliner. Serta mendorong mahasiswa bekerja di Desa dalam jangka
waktu tertentu untuk tinggal dan bekerjasama dengan masyarakat, selanjutnya
mahasiswa di harapkan mampu untuk menelaah masalah-masalah, potensi-potensi dan
kelemahan-kelemahannya yang kompleks di Desa yang kemudian merumuskannya.
Pada akhir program kerja yang direncanakan, mahasiswa diharapkan mampu
menerapkan ilmu, tekhnologi dan seni untuk memecahkan masalah, mencari alternative
pemecahan serta menanggulangi secara pragmatis. Dalam artian KKLP ini, mahasiswa
diharapkan dapat membantu pembangunan masyarakat pedesaan yang terkait.
Dengan demikian kuliah kerja lapang plus dapat diartikan sebagai salah satu
bentuk pengintegrasian antara pengabdian pada masyarakat dengan pendidikan dan
penelitian yang dilaksanakann terutama oleh mahasiswa secara interdisipliner serta
meningkatkan peran perguruan tinggi dalam usaha pembangunan.
A. Sejarah Desa
Sejarah Desa Ujunge di awali dengan pemekaran dari Desa Nepo pada Tahun
1992, dikarenakan memiliki wilayah yang cukup luas serta keinginan sebagian besar
warga untuk memisahkan diri dari wilayah Nepo maka dilaksanakan pemekaran dari
Desa Nepo menjadi 6 (Enam) Desa yaitu Desa Nepo, Desa Assorajang, Desa Pakkana,
Desa Ujung Baru, Desa Pajalele dan Desa Ujunge.
Paska pemekaran dan pemisahan diri dari Desa Nepo yang sekarang menjadi Nepo,
Desa Ujunge dipimpin dengan Kepimimpinan pertama Pejabat Kepala Desa Ujunge
yaitu Azis pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1994.
Sejarah kepemimpinan Desa Ujunge dari Tahun 1992 sampai sekarang adalah
sebagai berikut :
a. Aziz Tahun 1992 s/d 1994
b. Andi Mulyadi Tahun 1994 s/d 2001
c. Satriawan, S. Sos Tahun 2003 s/d 2008
d. Satriawan, S. Sos Tahun 2008 s/d 2014
e. Masnin, SE Tahun 2014 s/d 2015
f. Andi Kadriati Galib Tahun 2015 s/d Sekarang
1. Kondisi Geografis
Desa Ujunge memiliki luas wilayah yang tidak terlalu besar, serta daerah
administrative Desa Ujunge jika menilik ke Desa lainnya yang terdapat di Kecamatan
Tanasitolo adalah menjadi salah satu desa yang memiliki wilayah administrative kecil.
Namun demikian, dengan tidak terlalu besarnya wilayah yang harus dikembangkan
oleh Pemerintahan Desa Ujunge maka hal itu dirasa akan cukup membantu dalam
meningkatkan potensi yang terdapat di Desa Ujunge pada masa ke masa.
Secara geografis Desa Ujunge merupakan salah satu Desa di Kecamatan
Tanasitolo yang mempunyai luas wilayah mencapai 309 Ha. Dengan Jumlah penduduk
Desa Ujunge sebanyak 6.224 jiwa. Desa Ujunge merupakan salah satu Desa dari 19
(Sembilan Belas) Desa dan Kelurahan yang ada di Kecamatan Tanasitolo Kabupaten
Wajo, Desa Ujunge berada pada ketinggian ± 5 dpl (longitut 4,40˚S – 4,50˚S dan etitut
120,10 ˚E – 121,230 ˚E) dan curah hujan ± 200 mm, rata-rata suhu udara 28˚-35˚
celcius. Bentuk wilayah Dataran Desa Ujunge terletak di pesisir Danau Tempe dan
jarak ke Ibu Kota Kecamatan Tanasitolo yang apabila ditempuh dengan memakai
kendaran hanya menghabiskan waktu selama ±10 menit.
Adapun batas-batas wilayahnya kami uraikan dalam tabel berikut :
Tabel. 01
Pembagian Batas Desa Ujunge
Desa Ujunge memiliki luas wilayah 309 Ha. Luas wilayah Desa Ujunge dirinci
menurut penggunaan lahan/tanah dapat kami uraikan dalam tabel berikut :
Tabel. 02
Pembagian Luas Wilayah Desa Ujunge
No Uraian Lahan Luas Satuan Keterangan
1. Pekarangan 52,3 Ha
2. Sawah 118,9 Ha
3. Kebun 123,8 Ha
4. Rawah 14 Ha
Desa Ujunge merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata
pencaharian dari sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sector
pertanian, perkebunan dan perikanan. Sedangkan pencaharian lainnya adalah sector
industry kecil yang bergerak di bidang kerajinan dan pemanfaatan hasil olahan
pertanian dan perkebunan.
2. Gambaran Umum Demografis
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan pemutahiran data pada bulan Februari 2023 jumlah penduduk Desa
Ujunge terdiri dari 2.426 Jiwa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel. 03
Banyaknya Penduduk Desa Ujunge
NO DUSUN PENDUDUK
AWAL BULAN
INI
LAKI- PEREMPUAN L+P
LAKI
1 UJUNGE 678 667 1.345
b. Keagamaan Penduduk
Kualitas keimanan dan ketaqwaan suatu masyarakat salah satunya di tandai
dengan tersedianya sarana dan prasarana ibadah yang cukup refresentatif. Demikian
halnya dengan masyarakat Ujunge tingkat pemahaman dan keimanan serta
ketaqwaannya cukup baik, hal ini di tunjang dengan ketersediaan fasilitas tempat
ibadah berupa masjid sebanyak 2 (dua) unit dan 1 (satu) unit musholla di masing-
masing dusun. Dan menurut sepengetahuan kami Ujunge semua memeluk Agama
Islam.
c. Keadaan Sosial
a. Kesehatan
1) Derajat Kesehatan
Untuk angka kematian bayi dan ibu relative kecil, dikarenakan
kader Posyandu, bidan dan dokter serta tenaga kesehatan secara rutin
setiap bulan melakukan kunjungan/ pengobatan dan selalu proaktif dan
peduli terhadap masalah kesehatan warga.
2) Puskesmas & Sarana Kesehatan Lainnya
Desa Ujunge tidak memiliki Puskesmas namun jarak dari desa
ke puskesmas hanya +5km, dan desa ujunge mempunyai pustu yang
dikelolah oleh bidan desa serta di setiap RW ada posyandu. Berikut
daftar posyandu desa ujunge:
- Posyandu Citra I Lokasi Dusun Ujunge
- Posyandu Citra II Lokasi Dusun Ujung Tanah
b. Kesejahteraan Sosial
- Jumlah Keluarga Prasejahtera : 203
- Jumlah Keluarga Sejahtera I : 96
- Jumlah Keluarga Sejahtera II : 126
- Jumlah Keluarga Sejahtera III : 110
- Jumlah Keluarga Sejahtera III Plus : 45
- Pasangan usia subur dibawah 20 tahun : 63
- Pasangan usia subur 20-29 tahun : 135
- Pasangan usia subur 30-40 tahun : 140
- Peserta KB aktif : 1200
c. Pendidikan :
- SMK Swasta : - Buah
- SMP Swasta : - Buah
- Madrasah Tsanawiyah Swasta : - Buah
- Sekolah Dasar Negeri : 1 Buah
- MI Swasta : - Buah
- TK Swasta : - Buah
- PAUD : 1 Buah
- Pondok Pesantren : - Buah
d. Ketenagakerjaan
- Petani pemilik sawah : 28 orang
- Petani penggarap : 65 orang
- Pertukangan : 29 orang
- Buruh Kebun : 105 orang
- Pedagang : 67 orang
- Pengemudi/jasa : 4 orang
- PNS : 32 orang
- TNI/POLRI : 3 orang
- Pensiunan : 9 orang
- Industri Kecil : 6 orang
- Buruh Industri : 84 orang
e. Sarana Ibadah
- Mesjid : 2 Buah
- Musholla/ Langgar : 1 Buah
- Madrasah Diniyyah : - Buah
3. Perekonomian Desa
Perekonomian yang ada di Desa Ujunge merupakan asset yang besar bagi
pertumbuhan perekonomian penduduk Desa. Selain mayoritas penduduk sebagai
petani di Desa Ujunge tumbuh usaha-usaha kerajinan, Warung, Took, home industry,
peternakan dan perikanan.
4. Kemampuan Keuangan Desa
Kemampuan keuangan Desa masih mengandalkan bantuan dari pemerintah
sementara untuk pendapatan asli desa dan bantuan pihak ketiga masih sangat kurang
5. Pembagian Wilayah Desa Ujunge
Wilayah yang berada di Desa Ujunge terbagi menjadi 2 Dusun, 4 RW, 8 RT
dengan jumlah KK mencapai 2.100 KK
Tabel. 04
Wilayah yang berada di Desa Ujunge
NO DUSUN RT RW
1
1
2
1 UJUNGE
1
2
2
1
3
2
2 UJUNG TANAH
1
4
2
JUMLAH 8 RT 4 RW
KEPALA DESA
ANDI KADRIATI GALIB
SEKRETARIS
ANDI AYUH, SE
C. Tujuan KKLP
Adapun Tujuan KKLP adalah sebagai berikut:
1. Salah satu persyaratan menjadi sarjana.
2. Menjalin hubungan yang positif dengan masyarakat.
3. Membantu pemerinttah untuk menyukseskan pembangunan.
4. Mahasiswa memperoleh pengalaman yang lebih luas.
D. Dasar Pelaksanaan
Rekomendasi Bapak Bupati Wajo Tentang KKLP Lamaddukelleng Nomor :
070 / 204 / Kesbangpol
1. STATUTA Institut Ilmu Hukum dan Ekonomi Lamaddukelleng Sengkang
2. Kalender Akademik Institut Ilmu Hukum dan Ekonomi Lamaddukelleng
Sengkang
3. SK bersama Ka.Institut Ilmu Hukum dan Ekonomi Lamaddukelleng Sengkang
Tentang Panitia KKLP masing-masing.
G. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana pada kegiatan Kuliah Kerja Lapang Plus (KKLP)
Angkatan II adalah terdiri dari Tenaga Pengajar dan Tenaga Administrasi yang
berjumlah :
a. Laki- laki : 12
b. Perempuan : 6
Jumlah : 18
H. Peserta
Peserta Kuliah Kerja Lapang Plus (KKLP) Angkatan II adalah Mahasiswa
Semester VII yang berjumlah : 117orang
I. Lokasi Kuliah Kerja Lapang Plus
Adapun lokasi Kuliah Kerja Lapang Plus (KKLP) dilaksanakan di
Wilayah Kecamatan Tanasitolo. Adapun Desa / Kelurahan adalah sebagai berikut:
1. Desa Ujunge
2. Kelurahan tancung
3. Kelurahan Baru Tancung
4. Desa Pajalele
5. Desa Wewangrewu
6. Desa Mario
7. Kel.Pincen pute
8. Desa Palippu
9. Desa Waetuwo
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
Berdasarkan 2 (dua) jenis Program di atas maka kami dari Mahasiswa KKL-P
Institut Lamaddukelleng Angkatan Ke II yang telah mengadakan Seminar Rencana
Program Kerja bersama Aparatur serta Tokoh Masyarakat dapat menyusun program
kerja KKL-P ini.
Adapun rincian dana yang dikeluarkan pada kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
Biaya Konsumsi
Kue Rp 60.000
Kue Bosara Rp 54.000
Es tee Rp 14.500
Air Dos Rp. 17.000
Air botol Rp. 30.000
Spanduk Rp 40.000,-
Jumlah Rp 215.500,-
DOKUMENTASI KEGIATAN
KESIMPULAN
Keberhasilan dalam program kerja ini yaitu memperoleh respon yang baik dan
antusias oleh para pelaku UMKM Desa Ujunge. Selain itu para pelaku juga
memperoleh ilmu baru yang dapat diterapkan pada usaha kecil mereka, serta
narasumber dapat menyampaikan materi tentang pentingnya digital marketing pada
UMKM. Harapan mahasiswa dari pelaksanaan sosialisasi tentang digital marketing ini
para pelaku UMKM Desa Ujunge dapat memahami dan menerapkan strategi dalam
mengelola usaha kecil (UMKM) mereka secara efektif dan efisien menggunakan digital
marketing sehingga memperoleh hasil yang baik.
BAB IV
FAKTOR PENUNJANG DAN PENGHAMBAT
Sesuai dengan hasil Seminar Desa pada pelaksanaan program kerja dan
akhirnya masa kerja mahasiswa Kuliah Kerja Lapang (KKL-P) Institut
Lamaddukelleng Sengkang Angkatan II Tahun Akademik 2023/2024 di Desa Ujunge
Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo telah terlaksana dengan baik sesuai dengan
pencapaian target yang telah ditentukan.
D. Faktor Penunjang
Terealisasinya Program Kerja KKL-P Institut Lamaddukelleng Sengkang
Angkatan II Tahun Akademik 2023/2024 di Desa Ujunge Kecamatan Tanasitolo
Kabupaten Wajo dengan baik juga tak lepas dari adanya faktor-faktor yang
mendukung kegiatan ini. Faktor-faktor pendukung tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Akses ke Desa Ujunge yang mendukung dengan kondisi jalan yang baik sehingga
memudahkan segala kegiatan.
2. Adanya hubungan yang baik antara Pemerintah Desa Tadangpalie dengan
Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten yang turut mendukung
lancarnya segala kegiatan KKL-P Institut Lamaddukelleng Sengkang .
3. Keserasian dan keselarasan yang baik antara program kerja yang direncanakan
oleh Pemerintah Desa Ujunge dengan Mahasiswa KKL-P Institut Lamaddukelleng
Sengkang Angkatan II Tahun Akademik 2023/2024 turut membantu dalam
kelancaran program kerja tersebut.
4. Tanggapan positif dari kalangan masyarakat Desa Ujunge tentang program kerja
yang disampaikan oleh Mahasiswa KKL-P Institut Lamaddukelleng Sengkang
Angkatan II Tahun Akademik 2023/2024.
5. Kerjasama yang baik antara Pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat serta
masyarakat Desa Tadangpalie sendiri dengan Peserta KKL-P Institut
Lamaddukelleng Sengkang Angkatan II Tahun Akademik 2023/2024.
E. Faktor Penghambat
Selain adanya faktor yang mendukung kelancaran dari program kerja KKL-P
Institut Lamaddukelleng Sengkang ini, terdapat pula faktor yang kadang
menghambat program kerja yang telah disusun. Salah satu faktor yang cukup
mempengaruhi realisasi dari program kerja tersebut antara lain yaitu kurangnya
partisipasi dari masyarakat. Masalah ini cukup mempengaruhi kelancaran dari
program kerja ini.
BAB V
Misi :
Menyelenggarakan Program Studi yang bermutu secara nasional dan
internasional dalam menghasilkan lulusan yang profesional, mandiri, akuntabel,
berbudaya, religious dan memiliki jiwa kewirausahaan.
Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEK di bidang akuntansi
dalam meningkatkan kualitas hidup manusia yang berwawasan lingkungan serta
berlandaskan pada norma dan etika.
Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat di bidang akuntansi yang
berwawasan lingkungan melalui penyebarluasan IPTEK hasil penelitian dalam
meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam
lingkup regional, nasional dan global dalam rangka menghasilkan lulusan yang
bermutu dan berstandar internasional.
DOKUMENTASI
2. DESA PENGLIPURAN
Desa Wisata Penglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli,
Provinsi Bali dengan luas wilayah 112 Ha dengan penggunaan wilayah berupa
pertanian 50 Ha untuk lahan pertanian, hutan bambu 45 Ha, hutan kayu 4 Ha,
pemukiman 9 Ha, tempat suci 4 Ha dan fasilitas umum.Desa Wisata Penglipuran
terletak cukup strategis berjarak 60 km dengan jarak
tempuh 1 jam 30 menit dari Bandara Internasional
Ngurah Rai.
Secara georafis terletak pada ketinggian 600- 650 m
dari permukaan air laut, sehingga memiliki suhu yang
cukup sejuk.Jumlah penduduk Desa Wisata Penglipuran
per Januari 2021 adalah 1.111 orang dengan jumlah KK
277, dengan mata pencaharian : perajin ,pedagang
souvenir, kuliner, pertanian , pengelola home stay ,
kariawan, PNS , pemandu wisata dan pelaku pariwisata lainnya. Masyarakat Desa
Wisata Penglipuran menganut agama Hindu, menjunjung tinggi adat istiadat, nilai
gotong royong ,kekeluargaan, kearifan lokal yang berlandaskan konsep Tri Hitha
Karana.
3. TIRTA EMPUL
Pura Tirta Empul adalah nama sebuah pura yang terletak di desa Manukaya,
kecamatan Tampak Siring, kabupaten Gianyar. Keunikan arsitektur dan adanya
mata air pada area dalam pura, membuat pura Tirta Empul menarik banyak
kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.
Jarak Tirta Empul dari airport Ngurah Rai, kurang lebih 52 kilometer yang
memerlukan waktu 1 jam 30 menit.Pura Tirta Empul di temukan sekitar tahun 926
Masehi, pada masa dinasti Warmadewa dari abad 10 sampai abad 14 .
Nama pura berasal dari nama sumber mata air yang dinamakan “Tirta Empul”.
Banyak mitos yang beredar di masyarakat Bali mengenai asal muasal Tirta Empul.
Keunikan utama dari pura Tirta Empul terdapat pada mata air alami yang berada
di dalam area pura. Air dari mata air ini di gunakan
oleh masyarakat pemeluk agama Hindu, untuk
permandian menyucikan diri dan memohon tirta suci.
Dewa yang di puja di Pura Tirta Empul adalah Dewa
Indra. Mata air ini di beri nama Tirta Empul yang
berarti mata air suci yang timbul dari tanah. Kemudian,
di sekitar area mata air di bangun pura untuk memuja
dewa Indra yang di beri nama Pura Tirta Empul.
Obyek Wisata Alam Sangeh tidak hanya terkenal karena keberadaan keranya
yang jinak, namun karena adanya 10 ha Homogen Hutan Pala (Dipterocarpus
trinervis), bijinya tidak bisa dimakan dan juga
adanya Pura Bukit Sari yang merupakan Pura
peninggalan abad ke-17 pada waktu kejayaan
kerajaan Mengwi.
6. PANTAI PANDAWA
Pantai Pandawa adalah salah satu kawasan wisata di area Kuta Selatan,
Kapubaten Bandung, Bali. Pantai ini terletak di balik perbukitan dan sering
disebut sebagai Pantai Rahasia (Secret Beach). Di sekitar pantai ini terdapat dua
tebing yang sangat besar dan dihiasi dengan patung Pandawa Lima di bagian
dinding tebing karst.Patung Pandawa dari cerita Mahabarata tersebut mencakup
Yudisthira / Dharmawangsa, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa.Lalu, apa yang
ditawarkan pantai Pandawa hingga layak dikunjungi? Sejak memasuki kawasan
wisata ini, mata kita akan dibuat terbelalak oleh indahnya pemandangan tebing
dipapas tegak, sebagian berundak, di kanan-kiri jalan.
Sekitar 1,5 km jalan menuju pantai ini dipagari tebing-
tebing kapur yang menjulang tinggi.
7. PANTAI MELASTI
Pantai Melasti terletak di desa Ungasan yang termasuk wilayah Kecamatan
Kuta Selatan, Kabupaten Badung yang mempunyai sebuah potensi sumber daya
alam yang ditunjang oleh sarana prasarana yang ada. Desa Ungasan adalah desa
yang berbukit, terletak kurang lebih 4 Km dari Kecamatan Kuta Selatan dapat
ditempuh dalam waktu 15 menit dengan kendaraan umum. Kemudian 34 Km dari
Ibu Kota Provinsi.Pantai Melasti merupakan salah satu pantai di daerah Bali
Selatan yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan fisik. Pantai ini diberikan
nama “Melasti” karena pantai ini digunakan sebagai tempat untuk kegiatan
upacara melasti / penyucian diri oleh warga sekitar yang biasanya dilakukan
menjelang perayaan hari raya Nyepi di Bali.
Tidak seperti pantai Pandawa yang selalu dikunjungi oleh banyak wisatawan
mapun pengunjung tiap harinya. Hal ini dapat dilihat dari belum tersedianya
fasilitas - fasilitas yang lengkap dan ada
beberapa fasilitas dalam tahap pembuatan.
Kondisi geografis wilayah pantai hampir
serupa dengan Pantai Pandawa yakni
memiliki tebing kapur, sehingga wisatawan
akan disuguhkan dengan pemandangan bukit
kapur sebelum sampai di bibir pantai. Pantai
Melasti ini memiliki potensi alam, potensi
budaya dan potensi manusia.
8. PANTAI JIMBARAN
Pantai Jimbaran merupakan sebuah tempat objek wisata yang sangat indah
di Bali dan lebih tepatnya letak pantai adalah di Desa Jimbaran , Kabupaten
Badung, Bali. Karena jaraknya sendiri bisa dikatakan cukup dekat dengan Kota
Denpasar yaitu kurang lebih memakan waktu sekitar 30 menit , dan untuk jarak
dari bandara Ngurah Rai hanya memakan waktu sekitar 10 menit saja untuk
menuju ke pantai ini.Lokasi pantai letaknya, berdekatan dengan pantai
Kedonganan yang sebagian masyarakatnya, memiliki mata pencaharian sebagai
nelayan. Berbagai jenis ikan segar hasil tangkapan para
nelayan, dijual di kedua pantai ini.
A. Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan KKL-P ini, maka Masyarakat baik itu secara
langsung maupun secara tidak langsung dapat merubah pola pikir serta mendapatkan
motivasi dalam melaksanakan segala bentuk pekerjaan baik itu yang dilaksanakan
secara gotong royong maupu perindividu.
Sebagai bentuk penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam kehidupan
bermasyarakat, maka kegiatan KKL-P ini diharapkan mampu untuk diaplikasikan
dalam membantu pembangunan masyarakat desa baik itu pembangunan fisik maupun
nonfisik (mental).
B. Saran
Pembekalan yang baik dan cukup tentang adanya interaksi yang akan terjalin
antara Peserta KKL-P dengan segenap elemen dalam masyarakat pedesaan akan
sangat menunjang keberhasilan program kerja yang telah disusun oleh Mahasiswa di
lokasi KKL-P.