Anda di halaman 1dari 5

STUDI PENDAHULUAN DALAM PENELITIAN

I. PENDAHULUAN
Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar
semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus
diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia.
Penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis
guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tertentu.
Persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian adalah sistematis, berencana, dan
mengikuti konsep ilmiah. Sedangkan langkah-langkah dalam kegiatan penelitian diantaranya adalah
melakukan studi pendahuluan. Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, seorang calon
peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu studi yang dilakukan untuk memperjelas masalah
yang akan diteliti dan juaga menjajagi kemungkinan dilanjutkannya penelitian. Untuk itu dibawah ini
akan dibahas mengenai studi pendahuluan dalam penelitian.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Studi Pendahuluan dalam Penelitian ?
B. Apa Manfaat dan Kegunaan Studi Pendahuluan ?
C. Bagaimana Cara Mengadakan Studi Pendahuluan ?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Pendahuluan dalam Penelitian
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk mempertajam arah studi utama. Studi
pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal
lainnya yang masih belum jelas. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah
disusun di dalam proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja menghasilkan perubahan
prosedur penelitian, meningkatkan pengukuran, meningkatkan kepercayaan asumsi, dan desain yang
lebih mantap dari studi utama. Studi pendahuluan tak jarang merupakan miniatur dari studi utama. Tak
jarang studi pendahuluan pun menguji sejumlah instrumen yang akan digunakan dalam studi utama.
Pada langkah awal yakni menentukan masalah penelitian, peneliti sudah disarankan untuk mengadakan
penjajagan mengenai kemungkinan terus atau terhentinya pikiran peneliti untuk mengadakan penelitian
tersebut. Mungkin saja peneliti sudah begitu menggebu-gebu berkeinginan untuk melaksanakan
penelitiannya karena dirasakan bahwa permasalahannya cukup menarik, penting, dan actual, misalnya
saja tentang kenakalan remaja terutama yang berhubungan dengan penyalahgunaan narkotika. Namun
ketika peneliti sudah siap dengan proposal yang mantap, peneliti baru mengetahui bahwa di daerah
tersebut tidak terdapat anak remaja. Ternyata tanah di daerah tersebut tidak subur, sehingga dengan
singkat dapat dikatakan bahwa di daerah itu para remaja tidak dapat mencari nafkah untuk
kehidupannya dengan memanfaatkan lahan yang ada. Itulah sebabnya para remaja sesudah melulusakn
pendidikan dasarnya lalu pergi mengadu nasib ke kota besar.
Dalam contoh tersebut peneliti sebetulnya telah terkecoh denagn menganggap bahwa rentangan umur
penduduk cukup lengkap tetapi keadaan senyatanya tidak demikian. Untuk menghindari kekecewaan
(dan mungkin pemborosan) yang akan terjadi, sebelum peneliti mantap denagn proposalnya. Lebih baik
terlebih dahulu mengadakan penelitian (studi) pendahuluan tenatng daerah itu.
Penelitian pendahuluan dilakukan oleh peneliti terutama untuk menjajaki dapat tidaknya suatu
penelitian dilaksanakan di daerah itu. Dengan alasan itulah maka penelitian pendahuluan ini sering
disebut dengan Fasibility study kemungkinan dilaksanakan. Dengan studi ini peneliti ingin mengetahui
apakah rencana penelitiannya memang masih ada kemungkinan untuk dilaksanakan. Jika memang dari
hasil penelitian pendahuluan tersebut tampak bahwa rencana penelitiannya lebih baik dihentikan
daripada dilanjutkan, maka peneliti harus rela menggagalkan rencananya itu dan segera mengganti
dengan mencari kemungkinan permasalahan dan judul baru. [1]
Walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian sesungguhnya,
peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu menjajagi kemungkinan diteruskannya pekerjaan
meneliti. Prof. Dr. Winarno Surachmad menyebutnya sebagai studi eksploratori. Studi pendahuluan juga
dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas
kedudukannya.[2]
Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan utama untuk menghimpun berbagai informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini perlu dilakukan, mengingat informasi yang relevan
dapat menunjang keberhasilan penelitian, terutama karena hasil studi pendahuluan ini dapat menjadi
acuan, baik dalam rangka pengenalan dan perumusan hipotesis. Berkaitan dengan perumusan hipotesis,
melalui studi pendahuluan ini dapat dihimpun berbagai informasi teoritis dan fakta, baik yang bersifat
umum maupun fakta ilmiah. [3]
Dari beberapa uraian di atas, jelaslah bahwa studi pendahuluan dalam pelaksanaan penelitian itu sangat
penting dilakukan sebelum peneliti mengadakan penelitian yang sesungguhnya. Studi pendahuluan
dapat membantu peneliti dalam meluruskan niat penelitiannya, mempertajam arah penelitiannya dan
juga dapat mencari jalan lain yang belum dilalui orang lain yang telah meneliti hal itu. Studi pendahuluan
juga penting dilakukan untuk menjajaki kemungkinan diteruskan atau dihentikannya penelitian tersebut.

B. Manfaat Studi Pendahuluan


Di dalam mengadakan studi pendahuluan mungkin ditemukan bahwa orang lain sudah berhasil
memecahkan masalah yang ia ajukan sehingga tidak ada gunanya ia bersusah payah menyelidiki.
Mungkin juga ia mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalahnya sehingga memperkuat
keinginannya untuk meneliti karena justru orang lain juga masih mempermasalahkannya. Apabila ada
orang lain yang menyelidiki masalah yang hampir sama atau belum terjawab persoalannya, calon
peneliti dapat mengetahui metode apa yang digunakan, hasil-hasil apa yang telah dicapai, bagian mana
dari penelitian itu yang belum terselesaikan, faktor-faktor apa yang mendukung, apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi hambatan penelitiannya.
Dengan telah mengadakan studi pendahuluan, maka boleh jadi dapat dihemat banyak tenaga dan biaya,
di samping bagi calon peneliti tersebut menjadi lebih terbuka matanya, menjadi lebih jelas
permasalahnnya.
Selanjutnya oleh Dr. Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini peneliti menjadi jelas
terhadap masalah yang dihadapi dari aspek historis, hubungannya dengan ilmu yang lebih luas, situasi
dewasa ini, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain sebagainya.[4]
Dalam melakukan suatu hal tentunya kita juga mempertimbangkan seberapa manfaat yang akan kita
dapat setelah melakukan itu. Begitu juga dengan penggunaan studi pendahuluan dalam kegiatan
penelitian. Dalam pelaksanaan studi pendahuluan ini, manfaat yang kita dapatkan diantaranya yang
disampaikan oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian, bahwa manfaat studi
pendahuluan adalah:
1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti
2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh
3. Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
Selain manfaat-manfaat tersebut di atas, dengan melakukan studi pendahuluan peneliti menjadi yakin
bahwa penelitiannya itu perlu dilakukan dan dapat dilaksanakan.[5]
Dalam nada yang sama beberapa manfat dari studi pendahuluan juga disebutkan untuk:
1. Mengetahui bahwa suatu permasalahan sudah pernah diteliti dan sudah dipecahkan, sehingga dapat
menghindari adanya penelitian yang berulang-ulang namun sebenarnya sama.
2. Dapat memperkuat keinginan untuk meneliti suatu permasalahan karena adanya penelitian-
penelitian lain yang relevan.
3. Menghemat tenaga dan biaya dengan cara menjadikan penelitian terdahulu sebagai sumber
dokumen penelitian.
4. Mengetahui apakah penelitian tersebut mampu untuk dilaksanakan oleh peneliti ataukah justru akan
menyulitkan.[6]
Sebagai pedoman perlu tidaknya atau dapat tidaknya penelitian dilaksanakan, peneliti harus ingat empat
hal. Diantaranya:
1. Minat, perhatian, penguasaan pemecahan masalah merupakan modal utama dalam meneliti.
Sebagai contoh, mula-mula calaon peneliti berminat meneliti masalah anak berkelainan bicara. Sesudah
mengadakan studi pendahuluan diketahui bahwa sulit mengumpulakan data karean anak itu sendiri
sukar diajak bicara, orang tuanya tidak bersifat terbuka. Maka itu, sebelum melanjutkan niatnya,
sebaiknya calon peneliti ini mempertimbangkan sekali lagi, apakah ia memang masih berminat terhadap
permasalahan anak berkelainan bicara tersebut atau tidak
2. Banyak factor yang menyebabkan seorang peneliti tidak dapat melaksanakan rencananya. Factor
tersebut antara lain: kemampuan, waktu, tenaga dan dana. Misalnya saja seorang mahasiswa yang akan
menyusun skripsi bermaksud meneliti pengelolaan perusahaan-perusahaan rokok kretek. Dari studi
pendahuluan diketahui bahwa untuk dapat bertemu pimpinan sebuah perusahaan dibutuhkan waktu
yang tidak sedikit, karena setiap ia datang pimpinan perusahaan tersebut sedang sibuk sehingga selalu
saja tidak bisa ditemui. Dengan pengalaman studi pendahuluan mahasiswa tau bahwa judul skripsi dan
permasalahaan penelitian harus diganti karena mahasiswa tersebut terikat pada masa studi yang
terbatas. Jika dilaksanakan penelitiannya harus mundur, maka dikhawatirkan waktu batas meneliti
segera habis. Disamping itu, dana untuk berkali-kali datang ke lokasi akan cukup banyak.
3. Penelitian yang akan dilakukan harus tersedia faktor pendukung. Sebagai hasil tambahan peneliti
harus sudah merumuskan judul penelitian, sudah disediakan dana, sudah mengurus izin, dan berhasil.
Yang menjadi permasalahan penelitian adalah bagaimana sikap remaja di suatu desa K terhadap Progam
kejar paket A. Dari studi pendahuluan diketahui bahwa di desa K tidak cukup terdapat remaja karena
sebagian besar anak usia SD atau yang tidak tamat sekolah pergi ke kota untuk mencari pekerjaan
disebabkan karena keadaan social ekonomi penduduk rendah. Mereka meninggalkan tempat tinggal
dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan demikian, maka penelitian ini tidak dapat diteruskan.
4. Hasil penelitian harus bermanfaat. Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan efektifitas
pengajaran modul dibandingkan dengan pengajaran klasifikasi. Dari studi pendahuluan yakni membaca
buku-buku di perpustakaan, diketahui bahwa sudah ada beberapa laporan penelitian yang menjelaskan
bagaimana efektifitas pengajaran modul dibandingkan dengan pengajaran system lain. Dengan
demikian, calon peneliti sudah memperoleh jawaban atas pertanyaan walaupun belum melaksanakan
penelitiannya. Dalam keadaan seperti ini mau tidak mau calon peneliti tersebut harus mengurungkan
niatnya.[7]
C. Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
Seperti teori pengumpulan data pada umumnya, maka sumber pengumpulan informasi untuk
mengadakan studi pendahuluan ini dapat dilakukan pada tiga objek. Yang dimaksud dengan objek disini
adalah apa yang harus dihubungi, dilihat, diteliti atau dikunjungi yang kira-kira akan memberikan
informasi tentang data yang akan dikumpulkan. Ketiga objek tersebut ada yang berupa tulisan-tulisan
dalam kertas (paper), manusia (person) dan tempat (place), disingkat menjadi tiga p: yaitu
1. Paper; dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan
penelitian atau penemuan sebelumnya. Studi ini juga disebut studi kepustakaan atau literatur studi.
2. Person; bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.
3. Place; tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di tempat penelitian. Seseorang yang
berhasrat besar untuk mengadakan penelitian ke daerah pedalaman, mungkin mengurungkan niatnya
setelah mengadakan syudi pendahuluan, karena ternyata daerah yang dikunjungi terlalu sulit untuk
dicapai sehingga tidak akan seimbang antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang akan dicapai.[8]
Dengan membaca dan mengetahui pengalaman orang lain, berarti mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi pnelitian yang akan dilakukan itu.
Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (trial and error). Pada umumnya lebih dari lima puluh persen kegiatan dalam
seluruh proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu sumber bacaan merupakan bagian penunjang
penelitian yang esensial.[9]
Dalam studi paper, secara garis besar sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu;
(1) sumber acuan umum, dan (2) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya
dapat ditemukan dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks,
ensiklopedia, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan bagi masalah yang sedang digarap. Hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada
umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan khusus, yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal,
buletin penelitian, tesis, disertasi,, dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian.
[10] Jika dari penelaahan hasil-hasil penelitian tersebut ada petunjuk mengenai kesulitan pelaksanaan
bagi penelitiannya, maka rencana yang telah jadi sebaiknya dibatalkan.[11]
Sumber informasi studi person ialah para ahli atau manusia yang menjadi sumber. Peneliti bertemu,
bertanya, dan berkonsultasi kepada para ahli di bidang masalah yang akan diteliti. Selain itu, peneliti
juga bertemu, bertanya dan mencari informasi dari orang-orang yang akan dijadikan objek penelitian.
Peneliti mendatangi daerah calon wilayah penelitiannya, bertemu dengan pejabat atau calon responden
untuk mengadakan penjajakan seperlunya. Jika ternyata pejabat daerah tersebut tampaknya tidak
membantu, demikian juga respondennya, maka sebaiknya peneliti mengurungkan niatnya atau
mengalihkan perhatian ke wilayah lain.
Sedangkan sumber informasi studi place yaitu tempat, lokasi atau benda-benda yang ada di tempat
penelitian. Peneliti mempelajari situasi wilayah yang akan dijadikan ajang penelitian. Jika dari hasil
belajar tersebut diketahui bahwa di daerah tersebut tidak atau kurang daya dukung untuk penelitiannya,
peneliti dapat mengalihkan perhatiannya ke daerah lain.[12]
Dengan ketiga objek tersebut akan membuka arah tujuan penelitian yang kita dilakukan. Dilaksanakan
atau sebaliknya, diganti atau diteruskan. Itulah cara melakukan studi pendahuluan.
IV. ANALISIS
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan sebelum peneliti (calon peneliti) benar-benar
melakukan penelitian. Yang dimaksud dengan Studi Pendahuluan adalah suatu hal yang mula-mula
harus dilakukan pada kegiatan/kajian penelitian Ilmiah demi tercapainya tujuan penelitian. Selain itu,
Studi pendahuluan juga merupakan studi yang dilakukan untuk mempertajam arah studi utama. Studi
pendahuluan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan penelitian sesungguhnya yang
dapat menentukan diteruskan atau dibatalkannya suatu penelitian. Dengan melakukan studi
pendahuluan penelitian yang akan kita lakukan itu akan lebih terarah. Dapat memperjelas masalah yang
akan kita pecahkan melalui penelitian tersebut.
Ketika sudah menemukan masalah dan akan diteliti, sebelum penelitian tersebut dilaksanakan
hendaknya peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu. Selain agar penelitian itu akan lebih
terarah, peneliti juga akan tahu apakah penelitiannya itu harus diteruskan atau malah justru dihentikan
karena adanya suatu hambatan tertentu yang menyebabkan penelitian tersebut harus dihentikan.
Dalam melakukan studi pendahuluan, peneliti harus melihat, meneliti serta mengunjungi objek yang
akan diteliti objek tersebut yaitu: yang pertama, paper yang meliputi dokumen, buku-buku, majalah
atau bahan tertulis lainnya. Peneliti harus membaca sebanyak mungkin tentang masalah yang akan
diteliti. Dengan membaca tersebut peneliti akan banyak tau tenatng masalah yang ditelitinya. Yang
kedua, Person; bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli atau atau orang yang
bersangkutan dengan masalah yang akan kita teliti/narasumber. Dalam hal ini kita dapat mewawancarai
orang-orang yang dapat membantu penelitian kita, sehingga kita mendapat informasi tentang apa yang
kita teliti. Yang ketiga, Place; tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di tempat penelitian.
Peneliti mendatangi daerah yang akan dijadikan tempat penelitian, serta mengumpulkan data atau
informasi untuk mempermudah penelitian. Dengan meneliti ketiga objek tersebut atau dengan kata lain
peneliti telah melakukan studi pendahuluan maka peneliti akan mengetahui apakah permasalahan yang
akan diteliti tersebut sudah pernah diteliti oleh orang lain atau belum sehingga menghindari adanya
penelitian yang berulang-ulang yang pada intinya masalahnya itu sama. Selain itu, peneliti juga tau
apakah penelitian tersebut akan mampu dilaksanakan oleh peneliti atau malah justru menyulitkan.
Dengan studi pendahuluan juga dapat memperkuat untuk meneliti suatu permasalahan karena adanya
penelitian lain yang relevan sehingga dapat mendukung penelitian yang selanjutnya. Dengan menjadikan
penelitian yang terdahulu sebagai sumber dokumen penelitian maka dapat lebih menghemat biaya,
tenaga dan juga waktu.
Dengan begitu banyaknya manfaat yang didapat dari pelaksanaan studi pendahuluan, maka studi
pendahuluan ini sangat penting bagi calon peneliti sebelum ia benar-benar melakukan penelitian yang
sesungguhnya. Karena dengan melakukan studi pendahuluan ini calon peneliti tidak akan merasa
kecewa dengan keadaan wilayah yang dijadikan obyek penelitiannya itu yang mungkin tidak sesuai
dengan yang ia harapkan yaitu untuk dapat memecahkan masalah yang sedang ia permasalahkan.
Terkadang seseorang mendapatkan masalah yang dirasa cukup menarik, unik, tetapi belum tentu
masalah yang menarik tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian, karena dalam penelitian itu harus
ada factor pendukung, seperti contohnya: biaya/dana, waktu, tenaga, kemampuan, lokasi penelitian
yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti, buku-buku atau literature sebagai sumber rujukan, selain
itu juga adanya ahli atau narasumber yang dapat memberikan informasi untuk mempermudah proses
penelitian.
Jadi, studi pendahuluan itu sangat penting dilakukan bagi calon peneliti sebelum ia benar-benar
melakukan penelitian yang sesungguhnya.
V. KESIMPULAN
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk mempertajam arah studi utama. Studi
pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal
lainnya yang masih belum jelas. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah
disusun di dalam proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja menghasilkan perubahan
prosedur penelitian, meningkatkan pengukuran, meningkatkan kepercayaan asumsi, dan desain yang
lebih mantap dari studi utama. Studi pendahuluan tak jarang merupakan miniatur dari studi utama. Tak
jarang studi pendahuluan pun menguji sejumlah instrumen yang akan digunakan dalam studi utama.
Manfaat studi pendahuluan adalah: a). Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti, b). Tahu
dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh, c). Tahu bagaimana cara memperoleh data atau
informasi, d). Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data, e). Tahu bagaimana harus
mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil. Selain itu, dengan melakukan studi pendahuluan
peneliti menjadi yakin bahwa penelitiannya itu perlu dilakukan dan dapat dilaksanakan.
Seperti teori pengumpulan data pada umumnya, maka sumber pengumpulan informasi untuk
mengadakan studi pendahuluan ini dapat dilakukan pada tiga objek. Yang dimaksud dengan objek disini
adalah apa yang harus dihubungi, dilihat, diteliti atau dikunjungi yang kira-kira akan memberikan
informasi tentang data yang akan dikumpulkan. Ketiga objek tersebut ada yang berupa tulisan-tulisan
dalam kertas (paper), manusia (person) dan tempat (place), disingkat menjadi tiga p.
VI. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat penulis buat, penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya. Amiin.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
__________________, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Anda mungkin juga menyukai