Bi Indo
Bi Indo
HOTS
Pada suatu hari, seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya
sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.
"Anakku," kata sang Ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan pada
kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si Ibu terdiam,
sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Namun, terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan
hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang
menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata
Anak kerang pun melakukan nasehat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakitnya bukan
kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia
Namun, tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama
makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Semakin lama mutiara itu semakin besar. Rasa
Akhirnya, sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengilap, dan berharga
mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara. Air
matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun,
lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di
pinggir jalan.
Dalam kutipan teks cerita di atas terdapat penulisan kata yang tidak baku. Temukan kata
4. Tuliskan kalimat majemuk setara yang terdapat dalam kutipan cerita tersebut.
4. **Ketersediaan Materi:** Cerita "Mutiara dari Penderitaan: Kisah Anak Kerang yang Berharga".
6. **Deskripsi Umum Kegiatan Pembelajaran:** Modul ini akan membantu siswa memahami
bagaimana penderitaan dapat membentuk karakter dan nilai-nilai positif melalui kisah anak kerang.
Siswa akan memahami bahwa penderitaan dan tantangan dapat membentuk karakter yang kuat dan
nilai-nilai positif, serta pentingnya menghadapi ketidaknyamanan dengan ketekunan.
**F. Pertanyaan Pemantik:**
2. Mengapa sang ibu mengatakan bahwa Tuhan tidak memberikan tangan kepada kerang?
5. Apa yang akhirnya terjadi setelah bertahun-tahun rasa sakit yang dia alami?
- Membacakan judul cerita: "Mutiara dari Penderitaan: Kisah Anak Kerang yang Berharga".
- Memancing pertanyaan awal: "Bagaimana anak kerang bisa menghasilkan mutiara dari
penderitaannya?"
- Guru merangkum pelajaran dengan menekankan pentingnya ketekunan dan pemberdayaan diri.
- Memberikan tugas refleksi individu: "Tuliskan situasi dalam hidupmu di mana kamu merasa sulit,
dan bagaimana kamu bisa menerapkan hikmah dari cerita ini."
Melalui modul ini, siswa diharapkan bisa memahami betapa pentingnya memandang penderitaan
sebagai kesempatan untuk tumbuh dan mengembangkan karakter yang kuat serta nilai-nilai positif.
**Lembar Kerja Pembelajaran dan Pengajaran (LKPD)**
**Tujuan Pembelajaran:**
- Memahami pesan dan nilai yang terkandung dalam cerita "Mutiara dari Penderitaan".
**Langkah-langkah:**
1. Ceritakan kepada siswa bahwa Anda akan membahas cerita singkat berjudul "Mutiara dari
Penderitaan".
2. Diskusikan dengan siswa tentang apa yang mereka pahami tentang pertumbuhan melalui
kesulitan. Mengapa kesulitan bisa membawa pertumbuhan dan perubahan?
2. Mintalah siswa untuk mendengarkan dengan seksama dan mencatat hal-hal penting tentang
karakter, plot, dan pesan cerita.
1. Diskusikan bersama siswa tentang karakter utama dalam cerita, seperti sang ibu dan anak kerang.
2. Identifikasi plot cerita, yaitu bagaimana anak kerang menghadapi kesulitan dan pertumbuhannya
seiring waktu.
3. Bahas pesan utama cerita, yaitu bagaimana melalui kesulitan, seseorang bisa mengembangkan
nilai dan potensi yang lebih dalam.
- Apa pesan yang paling berkesan dari cerita ini bagi kalian?
- Apakah ada pengalaman pribadi kalian yang memiliki kesamaan dengan tema cerita?
2. Diskusikan bersama tentang tanggapan siswa dan bagaimana cerita ini dapat memberikan
wawasan tentang menghadapi tantangan dalam kehidupan.
1. Minta siswa untuk merenungkan bagaimana cerita ini dapat mempengaruhi cara mereka melihat
kesulitan dalam hidup.
2. Tanyakan kepada siswa apakah mereka dapat mengaitkan cerita ini dengan pengalaman pribadi
mereka sendiri.
3. Jelaskan bahwa perjuangan dan kesulitan adalah bagian alami dari pertumbuhan dan
pengembangan diri.
Minta siswa untuk menulis esai pendek tentang pengalaman pribadi mereka dalam menghadapi
kesulitan dan bagaimana pengalaman tersebut telah membantu mereka tumbuh dan berkembang.
**Kesimpulan:**
Cerita "Mutiara dari Penderitaan" memberikan peluang untuk membahas pentingnya pertumbuhan
melalui kesulitan dan bagaimana pengalaman tersebut dapat mengubah kita menjadi lebih berharga.
Melalui LKPD ini, siswa dapat merenungkan nilai-nilai cerita dan mengaitkannya dengan pengalaman
mereka sendiri.
**Lembar Kerja Peserta Didik - Kelas 5 - Pelajaran Bahasa Indonesia**
**Instruksi:**
Bacalah cerita pendek "Mutiara dari Penderitaan" dengan seksama. Kemudian, pilihlah jawaban
yang benar dari pilihan ganda yang disediakan untuk setiap pertanyaan. Setelah itu, jawablah lima
pertanyaan esai dengan kalimat-kalimat lengkap.
"Anakku," kata sang Ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa
kerang, sebuah tangan pun sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si Ibu terdiam, sejenak, "Sakit
sekali, aku tahu anakku. Namun, terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu
lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu
dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerang pun melakukan nasehat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakitnya bukan kepalang.
Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia bertahan,
bertahun-tahun lamanya.
Namun, tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin
halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Semakin lama mutiara itu semakin besar. Rasa sakit menjadi
terasa lebih wajar.
Akhirnya, sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengilap, dan berharga mahal pun
terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara. Air matanya berubah
menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada
sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
**Pilihan Ganda:**
1. Siapakah karakter utama dalam cerita ini? Apa yang dikatakan oleh sang ibu kepada anak kerang?
a) Ibu, dia berkata bahwa Tuhan tidak memberikan tangan kepada kerang.
b) Anak kerang, dia berkata bahwa Tuhan memberikan tangan kepada kerang.
2. Mengapa anak kerang meragukan nasehat ibunya dan mengapa ia tetap bertahan meskipun
kesulitan?
d) Anak kerang bertahan karena ia ingin melawan rasa sakit dan mencoba nasehat ibunya.
3. Apa yang tanpa disadari terjadi pada anak kerang seiring berjalannya waktu?
4. Bagaimana akhir cerita untuk anak kerang? Mengapa dirinya lebih berharga daripada kerang lain?
5. Apa yang dapat kita pelajari dari cerita ini tentang menghadapi kesulitan dan perubahan?
**Esai:**
1. Gambarkan perjalanan emosional anak kerang dari awal cerita hingga akhir cerita. Apa yang
memotivasi perubahan dalam karakternya?
2. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap sang ibu dalam cerita ini? Mengapa penting untuk memiliki
dukungan dan nasihat dari orang yang peduli?
3. Cerita ini mengajarkan tentang bagaimana kesulitan dan penderitaan dapat membentuk kita
menjadi individu yang lebih kuat dan berharga. Berikan contoh nyata dari kehidupan sehari-hari
yang mendukung pesan ini.
4. Bagaimana Anda dapat menerapkan pesan dari cerita "Mutiara dari Penderitaan" dalam
kehidupan Anda? Berikan contoh konkret tentang bagaimana Anda bisa menghadapi kesulitan
dengan semangat dan ketekunan.
5. Jika Anda dapat memberikan judul lain untuk cerita ini, apa yang akan Anda pilih dan mengapa?
---
Harap diingat bahwa lembar kerja ini dapat disesuaikan dengan pedoman sekolah, kurikulum, dan
kebijakan pengajaran yang berlaku.
**Materi Karakter, Kata Tidak Baku, dan Kalimat Majemuk Setara dalam Cerita "Mutiara dari
Kesengsaraan"**
- "Anakku," kata sang Ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa
kerang, sebuah tangan pun sehingga Ibu tak bisa menolongmu."
- "Anakku," ucap sang Ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tak memberikan kepada kita, kaum
kerang, tangan sekalipun sehingga Ibu tak dapat menolongmu."
- Si Ibu terdiam sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Namun, terimalah itu sebagai takdir alam.
Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang
menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat," kata ibunya
dengan sendu dan lembut.
- Anak kerang pun melakukan nasehat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakitnya bukan
kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia
bertahan, bertahun-tahun lamanya.
- Akhirnya, sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengilap, dan berharga mahal pun
terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara. Air matanya berubah
menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada
sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
Slide 8: **Kesimpulan**
- Cerita tentang anak kerang mengajarkan bahwa melalui penderitaan dan perjuangan, seseorang
dapat mengubah dirinya menjadi sesuatu yang lebih berharga dan berarti. Mutiara dalam daging
kerang menjadi simbol dari transformasi nilai diri dan kebermaknaan yang diperoleh melalui
pengalaman hidup.
**Catatan:**
- Anda dapat menyesuaikan desain, warna, dan tata letak presentasi sesuai keinginan.
- Pastikan untuk menyampaikan pesan utama cerita dan pelajaran yang terkandung dalam narasi.
**Slide 1: Mutiara dari Kesengsaraan: Pembentukan Karakter melalui Perjuangan**
- "Anakku," kata sang Ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa
kerang, sebuah tangan pun sehingga Ibu tak bisa menolongmu."
- "Anakku," ucap sang Ibu sambil **bercucuran** air mata, Tuhan **tak** memberikan pada kita,
bangsa **kerang**, sebuah tangan pun sehingga Ibu **tak bisa** menolongmu."
- Si Ibu terdiam sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Namun, terimalah itu sebagai takdir alam.
Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang
menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat," kata ibunya
dengan sendu dan lembut.
- Anak kerang pun melakukan nasehat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakitnya bukan
kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia
bertahan, bertahun-tahun lamanya.
- Namun, tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin
halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Semakin lama mutiara itu semakin besar. Rasa sakit menjadi
terasa lebih wajar.
**Slide 6: Nilai dari Kesengsaraan**
- Akhirnya, sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengilap, dan berharga mahal pun
terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara. Air matanya berubah
menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada
sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
**Slide 8: Kesimpulan**
- Cerita tentang anak kerang mengajarkan bahwa melalui penderitaan dan perjuangan, seseorang
dapat mengubah dirinya menjadi sesuatu yang lebih berharga dan berarti. Mutiara dalam daging
kerang menjadi simbol dari transformasi nilai diri dan kebermaknaan yang diperoleh melalui
pengalaman hidup.
**Catatan:**
- Pastikan untuk mengecek tata bahasa dan ejaan pada setiap slide.