Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN ADVOKASI PENAMBAHAN SPHYGMOMANOMETER DAN


GLUKOCHECK DI DESA GLA MEUNASAH BARO KECAMATAN
KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

A. Latar Belakang

Menurut WHO (2015), hipertensi didefinisikan sebagai keadaan tekanan


darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung, stroke, dan
gagal ginjal. Diabetes militus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
komplikasi pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Nugroho, 2011)

Menurut Kemenkes (2018), pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 2


kali dengan jarak 1 minggu. Sedangkan anjuran untuk mengecek gula darah rutin
menurut dr. Gatot Subroto (2021) untuk mencegah diabetes baiknya dilakukan
setiap satu bulan sekali, khususnya bagi masyarakat yang memiliki riwayat
keluarga dengan diabetes maupun yang menjalani gaya hidup tidak sehat.

Alat ukur yang dibuat untuk mengukur tekanan darah disebut Tensimeter
atau Sphygmomanometer. Alat ini dibuat pertama kali oleh Samuel Siegfried
Karl Ritter von Basch pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh
Scipione Riva-Rocci (1896), dan Harvey Cushing (1901). Alat ini memiliki 2
versi, yaitu digital (a) dan analog (b). Pada Tensimeter digital menggunakan
layar untuk menunjukkan tekanan darah seseorang, sedangkan versi analognya
menggunakan jarum untuk menunjukkan tekanan darah. Sedangkan alat untuk
mengukur gula darah adalah glukocheck.

Berdasarkan hasil observasi saat posbindu Gla Meunasah Baro yang


dilaksanakan pada 11 Juli 2023, terlihat sphygmomanometer tidak berfungsi
dengan baik begitu juga dengan keterbatasan alat untuk memeriksa glukosa,
kolersterol, dan asam urat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kader PTM diperoleh data bahwa


adanya keterbatasan strip dan alat melakukan pemeriksaan glukosa, kolesterol,
dan asam urat sehingga tidak semua lansia kebagian untuk melakukan
pemeriksaan Kesehatan. Oleh karena itu, advokasi pada perangkat desa untuk
penambahan sphygmomanometer dan glukocheck dilakukan agar masyarakat
desa Gla Meunasah Baro mendapat fasilitas pemeriksaan kesehatan yang
memadai.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan :
Ketidakefektifan koping komunitas
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengoptimalkan fasilitas pemeriksaan kesehatan di Desa Gla
Meunasah Baro
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan intervensi keperawatan diharapkan:
1) Perangkat desa menerima advokasi
2) Perangkat desa menyediakan sphygmomanometer dan glukocheck
yang memadai
3) Masyarakat desa Gla Meunasah Baro mendapat fasilitas
pemeriksaan Kesehatan

B. Rencana Kegiatan
1. Nama kegiatan : Kegiatan advokasi penambahan
sphygmomanometer dan glukocheck
2. Metode : Diskusi
3. Media :-
4. Waktu : 10.30-11.00 WIB
5. Hari/Tanggal : Jumat/21 Juli 2023
6. Tempat : Desa Gla Meunasah Baro
7. Sasaran : Perangkat desa Gla Meunasah Baro
8. Strategi pelaksanaan :
No. Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
1. 10.30-11.00 WIB Melaksanakan advokasi pada
perangkat desa terkait : penyediaan
sphygmomanometer dan
glukocheck

C. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Laporan pendahuluan
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan diharapkan dapat terlaksana tepat waktu dan kegiatan
berlangsung 1x30 menit
b. Tidak ada gangguan selama kegiatan
3. Evaluasi hasil
a. Perangkat desa merencanakan penambahan
sphygmomanometer dan glukocheck untuk digunakan saat
posbindu
D. Pengorganisasian kelompok
1. Penanggung jawab
a. Bapak Sulaiman (Geuchik Gla Meunasah Baro)
b. Zhafarina, S.Kep
2. Dokumentasi
a. Ayudia Aulia Dewi, S.Kep
3. Fasilitator
a. Muzaiyana, S.Kep
b. Tazkiya Aulia, S.Kep
DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2.


Jakarta : Balai Penerbit FKUI,
Doenges, Marilyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih
bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC,.
Kemenkes RI. (2019). Infodatin Hipertensi: Si pembunuh senyap. Pusat data dan
informasi. Jakarta selatan: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2019). Komplikasi hipertensi. Dikutip dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/infograp hic-p2ptm/hipertensi-penyakitjantung-
dan-pembuluhdarah/page/5/apa-komplikasiberbahaya-dari-hipertensi
Kemenkes, R. (2017). Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
WHO (2015) World Health Statistics 2015. doi:
10.1145/3132847.3132886
Nanda Internasional.2013. Diagnosa keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014, EGC: Jakarta
Ngsih, W. N., & Rusman, A. (2022). Efektivitas Terapi Pasien Hipertensi Dengan
Intervensi Inovasi Rendam Kaki Air Jahe Kombinasi Light Massage Di
Ruang Rawat Inap Dewasa Rsi Pku Muhammadiyah. Palangkaraya tahun
2022.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara,
Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC,.

Anda mungkin juga menyukai