Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP KERJA LABORATORIUM

A. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

1. Prinsip Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit Metode Pipet

Darah diencerkan dalam pipet thoma leukosit dengan menggunakan


larutan pengencer turk (acetid acid 2%, hydrochloric acid 1 %), kemudian
dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah sel leukosit dihitung dalam volume
tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah sel leukosit/μl darah dapat
diperhitungkan.

2. Prinsip Pemeriksaan Jumlah Eritrosit ( Antal Eritrosit )

Darah diencerkan lalu dihitung jumlah eritrosit dalam volume tertentu


dengan mengalikan terhadap faktor perhitungan,sehingga diperoleh jumlah
eritrosit dalam satuan volume darah. Pengenceran darah dengan Hayem
menyebabkan lisisnya sel selain eritrosit dan trombosit, sehingga memudahkan
pehitungan sel eritrosit , darah diencerkan 201x dan sel eritrosit dihitung pada 5
bidang kecil.

3. Prinsip Hitung Jumlah Trombosit Metode Pipet

Darah diencerkan dalam pipet thoma eritrosit dengan menggunakan


larutan rees ecker, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah sel
trombosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi
jumlah sel trombosit/μl darah dapat diperhitungkan.

4. Prinsip Pemeriksaan hitung leukosit, hitung trombosit, dan hitung eritrosit


secara otomatik

Eritrosit ditandai oleh detektor alat karena merupakan konduktor listrik


lemah sedangkan beberapa pengencer (diluent) merupakan konduktor listrik
yang baik. Sebelum dilakukan perhitungan sel, darah diencerkan dengan larutna
buffer elektrolit. Sampel yang telah diencerkan akan dilewatkan melalui apertura.
Laju aliran sampel dikontrol sehingga sel melewati apertura satu persatu.
Elektroda ditempatkan didalam cawan sampel atau chamber yang mengelilingi
tabung apertura dan sebuah elektroda lagi ditempatkan di dalam tabung
apertura. Elektroda dialiri listrik (direct current) dengan arus konstan. Sewaktu
sel darah melewati apertura, hal tersebut menyebabkan perubahan konduksi
cairan dan meningkatkan resistensi elektrik sehingga terjadi perubahan potensial
kedua elektroda. Tinggi pulsa elektrik sebanding dengan volume sel yang lewat.
Pulsa elektrik terhubung ke diskriminator amplitudo yang dapat menseleksi pulsa
dengan tinggi minimal yang akan dihitung. Jumlah pulsa elektrik dengan tinggi
tertentu akan ditampilkam sebagai jumlah sel yang dihitung.

5. Prinsip Pemeriksaan Hematokrit

Bila darah di centrifuge akan terjadi pemadatan dari sel - sel darah
merah , ketebalan atau tinngi kolom sel darah di ukur dan di nyakan sebagai
persentase terhadap seluruh darah

6. Prinsip Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli

Membandingkan warna asam hematin coklat yang telah di rubah dari


hemoglobin dengan asam klorida 0,1N dengan cara membandingkan pada alat
standart hemoglobinometer.

7. Prinsip Pemeriksaan Masa Perdarahan/ Bleeding Time

Menentukan lamanya perdarahan pada luka yang mengenai kapiler

8. Prinsip Pemeriksaan Masa Pembekuan / Clotting Time

Darah berkontak dengan dinding kaca, akan terjadi aktivasi faktor


pembekuan XII dan trombosit melalui jalur instrinsik membentuk fibrin. Lamanya
darah membeku setelah kontak dengan dinding kaca disebut masa pembekuan

B. PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

1. Prinsip Pemeriksaan Glukosa Darah Metode GOD-PAP

Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatik dengan adanya glukosa


oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-
aminophenazone dengan katalisator peroksidase menjadi zat warna
quinonemine berwarna merah violet sebagai indikator.

2. Prinsip Pemeriksaan HbA1c

Metode yang digunakan high pressure liquid chromatography (HPLC),


boronate affinity chromatography dan immunoassay

3. Prinsip Pemeriksaan Asam Urat Metode Uricase-PAP

Penentuan asam urat dengan reaksi uricase. H2O2 yang terbentuk


bereaksi dibawah katalisa peroksidase dengan 3,5-dichloro-2-hidroxy benzene
sulfonic acid (DCHBS) membentuk quinoneimine berwarna merah violet sebagai
indikator.
4. Prinsip Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP

Kolesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indicator


quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroksida dan 4-aminoantipyrine dengan
adanya phenol dan peroksidase.

5. Prinsip Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP

Trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan lipases.


Indikator quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida 4-aminoantipyrine dan
4-chlorophenol dibawah pengaruh katalisa peroksidase.

6. Prinsip Pemeriksaan ureum

Proses hidrolisa ditandai degan adany air dan urise dalam memproduksi
ammonia dan karbondioksida. Unsur ammoniak bereaksi dengan hipokrolit dan
salisilat dalam memberi larutan berwarna hijau

7. Prinsip Pemeriksaan Kreatinin Metode Jaffe Reaction

Kreatinin dalam alkali akan membentuk kompleks warna merah oranye


bila bereaksi dengan asam pikrat. Absorbance ini proposional dengan
konsentrasi kreatinin dalam sampel.

8. Prinsip Pemeriksaan SGOT

Aminotransferasi ( AST ) mengkatalis transaminasi dari L aspartate dan a


– kataglutarate membentuk L – glutamate dan oxaloacetate. Oxaloacetate
direduksi menjadi malate oleh enzym malate oleh enzym malate dehydrogenase
( MDH ) dan niconamide adenine dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi
NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi, berbanding langsung dengan aktivitas
AST dan diukur secara fotometrik dengan panjang gelombang 340 nm.

9. Prinsip Pemeriksaan SGPT

Alanine aminotransferase ( ALT ) mengkatalis transiminasi dari L –


alanine dan a – kataglutarate membentuk l – glutamate dan pyruvate, pyruvate
yang terbentuk di reduksi menjadi laktat oleh enzym laktat dehidrogenase
( LDH ) dan nicotinamide adenine dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi
NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi hasil penurunan serapan ( absobance )
berbanding langsung dengan aktivitas ALT dan diukur secara fotometrik dengan
panjang gelombang 340 nm.

10. Prinsip Pemeriksaan Albumin Darah Metode BCG


Bromocresol green dengan albumin dalam larutan buffer sitrat membentuk
kompleks warna. Absorbance dari kompleks warna ini sebanding dengan
konsentrasi albumin dalam sampel.

11. Prinsip Pemeriksaan bilirubin total, bilirubin direk, dan bilirubin indirek

Sulfanilic acid dengan sodium nitrit membentuk diazotized sulfanilic acid


(DSA). Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid membentuk
azobilirubin yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang 546 nm.

C. PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI

1. Prinsip Pemeriksaan Widal slide

Terjadi reaksi Aglutinasi antara antigen bakteri Salmonella sp yang


terdapat dalam reagen dengan antibody yang terdapat dalam serum pasien

2. Prinsip Pemeriksaan HBsAg

Pad pada kaset tes mengandung reagen berupa anti-HBs terkonjugasi


degan koloid emas. Bila ditambahkan sampel yang mengandung HBsAg maka
HBsAg pada sampel akan berikatan dengan anti-HBs monoklonal terkonjugasi
(berasal dari mouse/tikus). Kompleks tersebut akan berjalan sampai pada test
line, diikat oleh antibodi poliklonal sehingga muncul garis berwarna terang pada
test line. Pada control line terdapat antibodi anti mouse/tikus yang akan berikatan
dengan antibodi terkonjugasi sehingga menampakkan garis berwarna terang
pada control line.

3. Prinsip Pemeriksaan HIV

Pad pada kaset tes mengandung reagen berupa antigen HIV (HIV-Ag)
terkonjugasi degan koloid emas. Bila ditambahkan sampel yang mengandung
antibodi anti HIV maka antibodi anti HIV pada sampel akan berikatan dengan
HIV-Ag terkonjugasi. Kompleks tersebut akan berjalan sampai pada test line,
diikat oleh HIV-Ag rekombinan sehingga muncul garis berwarna terang pada test
line. Pada control line terdapat antibodi anti HIV yang akan berikatan dengan
HIV-Ag terkonjugasi sehingga menampakkan garis berwarna terang pada control
line.

4. Prinsip Pemeriksaan anti dengue IgM dan IgG

Antibodi IgM dan IgG terhadap virus Dengue terdapat di dalam sampel
membentuk kompleks dengan antibodi anti-human IgM dan IgG yang dilekatkan
pada dua garis yang melintas membran kaset. Kompleks ini kemudian
menangkap antigen virus Dengue sub tipe 1-4 yang terkonjugasi dengan koloid
emas sehingga menimbulkan (dua) garis berwarna

5. Prinsip Pemeriksaan Antigen NS1 Dengue

Antigen NS1 Dengue pada sampel pasien akan berikatan dengan antibodi
terhadap NS1 Dengue yang dilekatkan pada membran rapit test. Kompleks
antigen antibodi tersebut akan dideteksi oleh antibodi NS1 Dengue terkonjugasi
emas.

6. Prinsip Pemeriksaan Golongan Darah


Reaksi antara antigen pada sel darah merah dengan antibodi pada
reagen akan menghasilkan aglutinasi.
Tanpa melihat subgroup golongan darah, dikenal 4 golongan darah
A : eritrosit mengandung aglutinogen A dan serum dan serum aglutinin
anti-B
B : eritrosit mengandung aglutinogen B dan serum dan serum aglutinin
anti-A

AB : eritrosit mengandung aglutinogen A dan B, sedangkan serum tidak


mengandung aglutinin

O : eritrosit tidak mengandung aglutinogen A dan B, sedang serum


mengandung aglutinin anti A dan anti B

7. Prinsip Pemeriksaan Rapid tes covid 19


Spesimen serum atau darah atau plasma dimasukkan kedalam alat uji
dan diserap dengan sistem kapilaritas, bercampur dengan konjugat pewarna
antigen corona virus dan mengalir melintasi membran yang telah dilapisi
sebelumnya. Menunjukkan hasil positif jika level antibodi corona virus pada
sampel berada pada atau diatas batas deteksi tes, sehingga muncul warna pada
pita uji (T) ketika tingkat antibodi corona virus dalam sampel 0 atau dibawah
batas taerget, pita uji T tidak berwarna, ini menunjukkan hasil negatif.

D. PEMERIKSAAN URINE RUTIN


1. Pemeriksaan Carik Celup Urine

a. Urobilinogen

Prinsip : Tes ini berdasarkan pada reaksi ehrlich, perubahan warna dari
merah jingga menjadi merah gelap.

b. Glukosa

Prinsip : Oksidasi glukosa dikatalis oleh glukosa oksidase menjadi


hidrogen peroksida, hidrogen peroksida yang terbentuk kemudian dioksidasi oleh
chromogen dengan adanya peroksidase.

c. Bilirubin

Prinsip : Reaksi azo coupling pada bilirubin dengan garam diazonium


dalam suasana agak asam membentuk azodye, perubahan warna dari coklat
terang menjadi merah.

d. Benda Keton

Prinsip : Reaksi legais test nitroprusside asam asetat dalam suasana agak
basa bereaksi dengan nitro ferricanide menghasilkan perubahan warna dari
coklat menjadi ungu.

e. pH

Prinsip : Sistem 2 indikator, indikator methyl red dan brom thymol blue
digunakan untuk memberikan perubahan warna dari oranye menjadi hijau sampai
biru.

f. Darah Samar

Prinsip : Tes ini berdasarkan pada aktivitas pseudo peroksidase dalam


hemoglobin dan myoglobin, chromogen teroksidasi oleh hydroperoksida yang
terdapat pada hemoglobin dan mengubah warna dari kuning menjadi biru.

g. Berat Jenis

Prinsip : Adanya ion dalam urine disebabkan oleh protein yang dilepaskan
dari polyelectrolyte. Proton yang disebabkan akan mengakibatkan penurunan pH
dan menghasilkan perubahan warna oleh bromthymol blue dari biru kehijauan
menjadi kuning kehijauan.

h. Protein
Prinsip : “Protein Error of Indicators” ketika pH menjadi konstan oleh adanya
buffer, indikator melepaskan ion H+ karena adanya protein dan mengubah warna
dari kuning menjadi biru kehijauan.

i. Nitrit

Prinsip : Tes ini berdasarkan reaksi diazotasi dari nitrit dengan amonia
aromatik untuk menghasilkan garam diazonium, diikuti oleh reaksi azo coupling dan
garam diazonium dengan komponen aromatik pada reaksi. Produksi diazo
menyebabkan perubahan warna dari putih menjadi merah.

j. Leukosit

Prinsip : Reaksi ini mengandung ester indoxil dan garam diazonium, diikuti
oleh reaksi azo coupling oleh amine aromatik, dengan pembentukan oleh esterase
leukosit dengan garam diazonium pada reaksi, hasil dari azodye menyebabkan
perubahan warna dari coklat menjadi ungu.

E. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI

1. Prinsip Pemeriksaan BTA

Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang
sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin
dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin
dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam
alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan
luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.

Anda mungkin juga menyukai