Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN ANORGANIK DAN LINGKUNGAN

A. BAGIAN TAK LARUT


Tujuan : Untuk menentukan kadar bagian tak larut yang terkandung
dalam sampel semen

Dasar Prinsip : Bagian yang tidak larut dalam HCl dan NaOH dihitung
sebagai bagian tak larut

Alat : gelas ukur 10 mL, gelas ukur 25 mL, corong penyaring, pengaduk
kaca, cawan porselin, gelas kimia 100 mL, hot plate, standar corong, labu
semprot, tanur, eksikator, neraca digital

Bahan : sampel semen, HCl 1:1, NaOH 5 %, kertas saring no. 40, aquades,
indikator MM

Cara Kerja :

a. Timbang ± 1 gram sampel semen ke dalam gelas kimia 100 mL

b. Tambahkan 20 mL aquades, aduk hingga larut sempurna lalu


tambahkan 10 mL HCl 1:1

c. Panaskan di atas hot plate hingga mendekati titik didih (tidak sampai
mendidih)

d. Saring (menggunkan kertas saring no. 40), cucui dengan aquades


panas, tampung filtrat untuk penetapan SO3

e. Masukkan kembali endapan dan kertas saring ke dalam gelas kimia


semula lalu tambahkan 40 mL NaOH 5% dan panaskan (aduk kertas
saring hingga lrut terurai)

f. Tambahakan 1 tetes indikator MM dan 10 mL HCl 1:1, panaskan


kembali
By. Fatmawati Alamsyah, S.Si
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN ANORGANIK DAN LINGKUNGAN

g. Saring (menggunakan kertas saring no. 40), cuci endapan dengan


aquades panas

h. Masukkan endapan beserta kertas saring ke dalam cawan porselin yang


telah diketahui bobot kosongnya

i. Keringkan di atas hot plate

j. Masukkan ke dalam tanur suhu 1100oC selama 3 jam

k. Dinginkan dan timbang hingga bobot tetap

Perhitungan :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛
% bagian tak larut = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑥 100 % =

By. Fatmawati Alamsyah, S.Si


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN ANORGANIK DAN LINGKUNGAN

B. KADAR SO3
Tujuan : Untuk menentukan kadar SO3 yang terkandung dalam sampel
semen

Dasar Prinsip : SO3 dalam suasana asam akan membentuk SO42+ dan
akan mengendap dengan baik dengan penambahan BaCl2 membentuk
BaSO4

Alat : gelas ukur 10 mL, corong penyaring, pengaduk kaca, cawan porselin,
gelas kimia 500 mL, hot plate, standar corong, labu semprot, tanur,
eksikator, neraca digital

Bahan : Filtrat sisa penentuan BTL, BaCl2 10%, kertas saring no. 42,
aquades

Cara Kerja :

l. Encerkan hingga 250 mL filtrat sisa penentuan BTL

m. Tambahkan 10 mL BaCl2 10% (akan terbentuk endapan putih)

n. Panaskan di atas hot plate hingga reaksi sempurna

o. Dinginkan (endapan sempurna), lalu saring (menggunakan kertas


saring no. 42), cuci dengan aquades panas

p. Masukkan endapan beserta kertas saring ke dalam cawan porselin yang


telah diketahui bobot kosongnya

q. Keringkan di atas hor plate

r. Masukkan ke dalam tanur 1100oC selama 3 jam

s. Dinginkan dan timbang hingga tercapai bobot tetap

By. Fatmawati Alamsyah, S.Si


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN ANORGANIK DAN LINGKUNGAN

Perhitungan :

% SO3 = W x 34,3

Keterangan :

W = gram BaSO4 terhadap sampel

34,3 = perbandingan molekul SO3 terhadap BaSO4 (0,343)


dikalikan 100

By. Fatmawati Alamsyah, S.Si


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN ANORGANIK DAN LINGKUNGAN

C. KADAR SiO2
Tujuan : Untuk menentukan kadar SiO2 yang terkandung dalam sampel
semen

Dasar Prinsip : Sampel dicampur dengan garam NH4Cl lalu ditambahkan


HCl dan sedikit HNO3 kemudian dipanaskan. Endapan senyawa silika yang
terbentuk kemudian dipijarkan hingga menjadi oksida silika

Alat : gelas ukur 10 mL, pipet tetes, corong penyaring, pengaduk kaca,
cawan porselin, gelas kimia 100 mL, hot plate, standar corong, labu
semprot, tanur, eksikator, neraca digital

Bahan : sampel semen, HCl p.a, HCl 5%, NH4Cl, HNO3, kertas saring no.
41, aquades

Cara Kerja :

a. Timbang ± 1 gram sampel semen ke dalam gelas kimia 100 mL

b. Tambahkan 5 gram NH4Cl lalu aduk rata

c. Tambahkan 10 mL HCl p.a dan 3 tetes HNO3 p.a

d. Panaskan di atas hot plate selama 30 menit, aduk tiap 10 menit

e. Angkat dan tambahan HCl 5% hingga volume larutan mencapai 80 mL,


lalu saring (menggunakan kertas saring no. 41). Tampung filtrat untuk
penetapan CaO, MgO, Fe2O3 dan Al2O3

f. Masukkan endapan beserta kertas saring ke dalam cawan porselin yang


telah diketahui bobot kosongnya

g. Keringkan di atas hot plate

By. Fatmawati Alamsyah, S.Si


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN ANORGANIK DAN LINGKUNGAN

h. Masukkan ke dalam tanur suhu 1100oC selama 3 jam

i. Dinginkan dan timbang hingga bobot tetap

Perhitungan :
( 𝑊1−𝑊2)
% 𝑆𝑖𝑂2 = 𝑊
𝑥 100 % =

Keterangan :

W = berat sampel dalam gram

W1 = berat endapan sebelum ditambahkan HF dalam gram

W2 = berat endapan setelah ditambahkan HF dalam gram

By. Fatmawati Alamsyah, S.Si


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN ANORGANIK DAN LINGKUNGAN

D. KADAR HILANG PIJAR


Tujuan : Untuk menentukan kadar hilang pijar yang terkandung dalam
sampel semen

Dasar Prinsip : Selisish sebelum dan setelah pemijaran adalah bobot


hilang sampel yang dianalisa

Alat : cawan porselin, , hot plate, standar corong, labu semprot, tanur,
eksikator, neraca digital

Bahan : sampel semen

Cara Kerja :

a. Timbang ± 1 gram sampel semen

b. Masukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui bobotnya

c. Pijarkan di dalam tanur selama 15 menit pada suhu 1100oC atau


selama 25 menit pada suhu 600oC

d. Dinginkan dan timbang hingga tercapai bobot tetap

Perhitungan :
( 𝑊1−𝑊2)
% hilang pijar = 𝑊1
𝑥 100 % =

Keterangan :

W1 = berat sampel awal

W2 = berat sampel sisa pijar

By. Fatmawati Alamsyah, S.Si

Anda mungkin juga menyukai