Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E., Liviawaty, E., Suhara, O., & Hamdani, H. (2014). Pengaruh Suhu dan
Lama Blansing Terhadap Penurunan Kesegaran Filet Tagih Selama
Penyimpanan Pada Suhu Rendah. Jurnal Akuatika, V(1), 45–54.
Apriana, D., Basuki, E., & Alamsyah, A. (2016). Pengaruh Suhu Dan Lama
Blanching Terhadap Beberapa Komponen Mutu Tepung Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas L). Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan, 2(1), 94–100.
Aryani, T., Mu’awanah, I. A. U., & Widyantara, A. B. (2018). Physical
Characteristics, Nutritional Content of Banana Peel Flour and Its Comparison to
Quality Requirement of Wheat Flour. JRST (Jurnal Riset Sains Dan Teknologi),
2(2), 45–50.
Badan Pusat Statistik. (2020). Provinsi Gorontalo Dalam Angka 2020 (Bidang
Integrasi Pengelolaan dan Diseminasi Statistik (ed.); Ke 2). BPS Provinsi
Gorontalo. http://gorontalo.bps.go.id
Efendi, Z., Surawan, F. E. D., & Winarto. (2015). Efek Blancing dan Metode
Pengeringan Terhadap Sifat Fisikokimia Tepung Uni Jalar Orange (Ipomoea
batatas L.). Jurnal Agroindustri, 5(2), 109–117.
https://core.ac.uk/download/pdf/228573726.pdf
Fitrianingsih Mozin, Nurhaeni, A. R. (2019). Analisis Kadar Serat Dan Kadar Protein
Serta Pengaruh Waktu Simpan Terhadap Sereal Berbasis Tepung Ampas Kelapa
Dan Tepung Tempe. 5(3), 240–251.
Kumolontang, N. (2014). Coconut Flour As Partial Substituents in Making of White
Bread. Jurnal Penelitian Teknologi Industri, 6(2), 63–70.
Mardiatmoko, G. (2018). ( Cocos nucifera L .) Gun Mardiatmoko (Issue February).
Nalawade, S. A., Sinha, A., & Hebbar, H. U. (2018). Infrared based dry blanching
and hybrid drying of bitter gourd slices: Process efficiency evaluation. Journal
of Food Process Engineering, 41(4). https://doi.org/10.1111/jfpe.12672
Nasution, A. Y., Novita, E., Nadela, O., & Arsila, S. P. (2020). Penetapan Kadar
Protein Pada Nanas Segar Dan Keripik Nanas Dengan Metode Spektrofotometri
Uv-Vis Dan Kjehdahl. JOPS (Journal Of Pharmacy and Science), 4(2), 6–11.
https://doi.org/10.36341/jops.v4i2.1349
Perdana, Deni Satria dan Muchsiri, M. (2014). Pengaruh Waktu Blanching Dan Suhu
Pengeringan Pada Pembuatan Tepung Bekatul. Edible, 17–27.
Pratiwi, E., Putri, A. S., & Gunantar, D. A. (2020). Pengaruh Suhu Pengeringan pada
Pembuatan Kelapa Parut Kering (Desiccated Coconut) Terhadap Sifat Kimia dan
Organoleptik. Jurnal Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian, 15(2), 10.
https://doi.org/10.26623/jtphp.v15i2.2622
Prayitno S.A., Restu Tjiptaningdyah, F. K. H. (2018). Sifat Kimia Dan Organoleptik
Brownies Kukus Dari Proporsi Tepung Mocaf Dan Terigu . Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian, 10(02).
Pujimulyani, D., Raharjo, S., Marsono, Y., & Santoso, U. (2010). Terhadap aktivitas
antioksidan, kadar fenol, flavonoid, dan tanin terkondensasi kunir putih.
Agritech, 30(3), 141–147.
Putri, L. E. (2017). Penentuan Konsentrasi Senyawa Berwarna KMnO 4. Natural
Science Journal, 3(1), 1–2.
Pudjirahaju, Astutik. 2017. Pengawasan Mutu Pangan. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Sulistyawati, & Wiyati, W. (2020). Pembuatan Teskit Boraks dalam Upaya Efisiensi
Penggunaan Bahan dan Alat Laboratorium. Jurnal Pengelolaan Laboratorium
Pendidikan, 2(2), 58–63.
Sutarjo, G. A., Perikanan, J., Pertanian, F., Universitas, P., & Malang, M. (2017).
Analisis Kadar Protein Dan Kadar Lemak Pakan Ikan Gabus Dalam Bentuk
Cake Dengan Konsentrasi Ikan Layang( Decapterus sp .) Sutarjo , Analisa Kadar
Protein Sutarjo , Analisa Kadar Protein. April, 116–120.
Simpala, Mawardin M. 2017. Kelapa Ed.I. Yogyakarta: Lily Publisher.
Tahar, N., Fitrah, M., & David, N. A. M. (2017). Penentuan kadar protein daging
ikan terbang (Hyrundicthys oxycephalus) sebagai subtitusi tepung dalam
formulasi biskuit. J. Farmasi FIK UINAM, 5(4), 251–257.
Tiffany Mega Christie, Widodo Farid Ma’ruf, E. S. (2016). Mereduksi Oksidasi Ikan
Manyung (Arius thalassinus) Jambal Roti Dengan Implikasi Edible Film Selama
Penyimpanan Suhu Ruang. 5(1), 94–100.
Toreh, A. A. (2010). Proses Pembuatan Tepung Kelapa. Tekno, 8(52), 1–12.
Yanlinastuti, & Fatima, S. (2016). Pengaruh Konsentrasi Pelarut untuk Menentukan
Kadar Zirkonium dalam Paduan U-Zr dengan Mengguakan Metode
Spektrofotometri UV-VIS. PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir, 1(17), 22–33.
Yulvianti, M., Ernayati, W., Tarsono, & R, M. A. (2015). Pemanfaatan ampas kelapa
sebagai bahan baku tepung kelapa tinggi serat dengan metode freeze drying. J.
Integrasi Proses, 5(2), 101–107.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Perlakuan blanching

Sampel kelapa

Memblanching menggunakan steam autoclave dengan variasi suhu


yaitu 75℃, 80℃, 85℃, 90℃ dan 95℃ serta waktu blancing juga
yang bervariasi yaitu 5 menit, 10 menit, 15 menit , 20 menit dan 25
menit.

Kelapa setelah di blanching

2. Perlakuan pengeringan dan penepungan

Sampel kelapa setelah di blanching

Mengeringkan dengan oven suhu 50oC selama 6 jam

mengayak dengan mengguanakn shaker, ukuran ayakan 80 mesh

Tepung kelapa
3. Uji pH

Sampel tepung kelapa

Menimbang sebanyak 10 gr

Memasukkan dalam erlenmeyer

Menambahkan 100 mL aquadest

Mencampurkan dengan menggunakan hot


plate selama 10 menit

Mengkalibrasi pH meter dengan mencelupkannya dalam


aquades pH 4 dan pH 7

Menguji pH pada sampel menggunakan pH meter yang


sudah di kalibrasi

pH
4. Kadar lemak

Sampel tepung kelapa

Menimbang 2 gr tiap-tiap sampel

Masukkan dalam kertas saring

Memasukkan labu lemak dalam oven dengan suhu 105℃ selama 1 jam

Memasukkan ke dalam desikator selama 20 menit dan menimbang

Membungkus sampel dengan kertas saring kemdian memasukkan dalam


soxhlet lemak

Menambahkan 30 mL acetone/eter kemudian pasang pada alat soxlet


lemak dan melakukan soxlet selama 4 jam

Memasukkan ke dalam oven dengan suhu 105℃ selama 1 jam

Memasukkan dalam desikator selama 20 menit dan menimbang sampai


bobot tetap

Kadar lemak
5. Kadar Asam Lemak Bebas (FFA)

Sampel tepung kelapa

Menimbang 5 gr tiap-tiap sampel

Masukkan dalam erlenmeyer 250 mL

Menambahkan 50 mL etanol 95%

Memanaskan pada suhu 40℃

Menambahkan 2 mL indikator pp

Menitrasi dengan larutan 0,05 M NaOH hingga muncul warna merah


jambu

Volume titrasi
6. Kadar serat kasar

Sampel tepung kelapa

Menimbang ±1 gr sampel

Memasukkan dalam gelas kimia 250 mL

Menambahkan 50 mL H2SO4 0,3 N lalu memanaskan pada suhu


70℃ selama 1 jam

Menambakan 25 mL NaOH 1,5 N lalu memanaskan selama 30 menit


pada suhu 70℃

Menyaring dengan kertas saring yang sudah dikeathui bobotnya


menggunakan corong buchner

Filtrat Residu

Mencuci berturut-turut menggunakan


aquades panas secukupnya, 50 mL
H2SO4 0,3 N dan 25 mL acetone

Memasukkan kertas saring beserta


isinya ke dalam cawan petri

Mengeringkan dalam oven suhu 105oC


selama 1 jam

Mendinginkan dalam desikator dan


menimbang

Kadar serat kasar


7. Kadar air

Sampel tepung kelapa

Memanaskan cawan petri dalam oven selama 30 menit

Menimbang cawan petri kosong

Menimbang 2 gram sampel tepung kelapa

Memasukkan ke dalam cawan petri kemudian ditimbang

Mendinginkan dalam desikator selama 20 menit

Menimbang berat sampel tepung kelapa + cawan petri setelah di oven

Kadar air

8. Kadar protein dengan menggunakan Spektrofotometri Uv-vis


A. Pembuatan larutan pereaksi biuret

CuSO4.5H2O 0,15 gr Natrium Kalium Tartarat 0,6 gr

Mencampurkan dengan aquadest 50 mLpada gelas piala

Mengaduk sambil menambahkan 30 mL NaOH 10%

Memindahkan ke labu takar 100 mL

Menambahkan aquadest hingga tanda batas

Larutan pereaksi biuret


B. Pembuatan kurva baku standar

Larutan BSA

Membuat dengan konsentrasi 2000 ppm sampai 8000 ppm


sebanyak 10 mL

Melarutkan dalam aquades

Menambahkan 3 tetes NaOH 1M

Menambahkan 5 mL reagen biuret ke dalam tiap-tiap tabung

Menghomogenkan dan membiarkan selama 20 menit pada suhu kamar

Mengukur absorbansi larutan

Kurva baku standar

C. Penentuan panjang gelombang maksimum

Larutan BSA

Membuat dengan konsentrasi 5000 ppm

Panjang gelombang
maksimum
D. Penentuan kadar protein dalam sampel

Sampel tepung kelapa

Menghaluskan dan menimbang 5 gr

Menambahkan 5 mL NaOH dan 25 mL aquadest

Memanaskan pada suhu 90℃ selama 10 menit

Mendinginkan

Mensentrifuse selama 10 menit

Mengambil 5 mL supernatan

Menambahkan 5 mL reagen biuret

Menghomogenkan dan menginkubasi selama 20 menit pada suhu kamar

Mengukur absorbansi sampel dengan spektrofotometri UV-vis

Kadar protein

Anda mungkin juga menyukai