Anda di halaman 1dari 27

PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA DAN ANALISIS PANGAN

(Analisis Kadar Air, Abu, Lemak Protein, dan Karbohidrat)

TAHUN 2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada praktikum ini sampel yang dianalisis adalah nugget ikan lele. Salah satu

keunggulan Daging lele dibandingkan dengan hewan yang lain karena daging ikan

mengandung asam lemak tidak jenuh dalam jumlah lebih banyak dibandingkan

dengan asam lemak jenuh (djarijah, 2004).

Analisis dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan materi

menjadi komponen-komponen penyusunnya sehingga dapat dikaji lebih lanjut.

Analisis dalam bahan pangan sangat diperlukan untuk menilai seberapa besar nilai zat

gizi yang ada.zat gizi berfungsi menyediakan energi bagi tubuh, mengatur

metabolisme tubuh, berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan perkembagan, serta

memperbaiki jaringan tubuh.

Analisis yang dilakukan pada praktikum ini meliputi analisis kadar air,

analisis kadar abu, analisis kadar lemak, analisis kadar protein dengan metode kjedhal

dan analisis kadar karbohidrat dengan metode by differnce.

1.2 Tujuan

a. Mengetahui Kandungan Kadar Air di dalam Nugget Ikan lele

b. Mengetahui Kandungan Analisis Kadar Abu di dalam Nugget Ikan Lele

c. Mengetahui Kandungan Kadar Lemak di dalam Nugget Ikan lele


d. Mengetahui Kandungan Kadar Protein dan Kandungan Kadar Karbohidrat di

dalam Nugget Ikan Lele


BAB 2 METODE PRAKTIKUM

2.1 Analisis Kadar Air dengan Metode Oven

2.1.1 Bahan dan Alat

Bahan Alat
Sampel Nugget Ikan Lele Oven udara, Cawan Porselen,

Desikator, Penjepit cawan,

TimbanganAnalitik.

2.2.2 Diagram Alir

Sampel Nugget

Pengeringan Cawan Kosong dengan suhu 105


derajat celcius selama 15 menit

Penimbangan Bahan sebanyak 5 gram

Pengeringan Cawan berisi sampel


dengan suhu 105°C selama 6 jam

Pendinginan cawan berisi sampel yang


telah dikeringkan di dalam Desikator
selama 20 menit

Penimbangan Sampel Kering


menggunakan timbangan Analitik
2.2 Analisis Kadar Abu dengan Pengabuan Kering (Tanur)

2.2.1 Bahan dan Alat

Bahan Alat
Sampel Nugget Ikan Lele Tanur pengabuan, Cawan

porselen,Desikator, Penjepit

Cawan, Pemanas. Timbangan

Analitik

2.2.2 Diagram Alir

Sampel Nugget

Penimbangan bahan sebanyak 5


gr

Pembakaran cawan berisi bahan diatas


pembakar burner hingga tidak berasap lagi

Pengeringan Cawan berisi yang telah


dibakar didalam Tanur dengan suhu
550°C selama 5-7 jam
Pendinginan Cawan berisi yang telah
dikeringkan didalam tanur kedalam
Desikator selama 20 menit

Penimbangan bahan

2.3.Analisis Kadar Lemak dengan Metode Soxhlet

2.3.1 Bahan dan Alat

Bahan Alat
Sampel Nugget Ikan Lele, Pelarut Seperangkat alat Soxhlet dengan

Organik (Heksana) Kondensor dan labu lemak, oven,

timbangan, desikator, kertas

saring, beaker glass.

2.3.2 Diagram Alir

Sampel Nugget

Penimbangan Sampel sebanyak 5 gr dan


dibungkus dengan kertas saring
Pencampuran larutan organic (heksana)
dansampel yang telah dibungkus dengan
kertas saring kedalam alats oxhlet

Prose Refluks selama 5 jam lalu


disestilasi

Pengovenan labu lemak yang berisi


lemak dengan suhu 105°C

Pengdinginan labu lemak di


dalam Desikator

Penimbangan lemak

2.4 Analisis Kadar Protein dengan Metode Kjeldhal dan Analisis Kadar

Karbohidrat dengan Metode By Difference

2.4.1 Bahan dan Alat


Bahan Alat
Sampel Nugget Ikan Lele, K2SO4, Spatula, mortat dan alu, labu

CuSO4, H3OH, H2SO4, HCl, kjeldahl, kaca arloji, kompor

Akuades, Indikator BCG-MR, Es listrik, rangkaian alat destilasi

batu, Batu mendidih (Heating Mantle, kondensor,

pompa, selang, ember), neraca

analitik, beaker glass, gelas ukur,

pipet tetes, lemari

asam, Erlenmeyer, corong, biuret.

2.4.2 Diagram Alir

Sampel Nugget

Penimbangan Sampel sebanyak 1 gr

Pengisian sampel kedalam labu kjeldahl


Penimbangan 7 gr K2SO4 dan 0,8 gram
CuSO4

Pencampuran 7 gram K2SO4 dan 0,8 gram


CuSO4 ke dalam labu berisi sampel

Penambahan Larutan H2SO4 sebanyak


12 ml

Proses destruksi dengan cara memanaskan


sampel hingga berwarna hijau tosca

Pendinginan diamkan selama 20 menit

Penambahan 25 ml akuades kedalam labu


berisi sampel

Penambahan 50 ml NaOH 40% dan


beberapa butir batu didih kedalam labu
berisi sampel

Penambahan 30 ml H3BO3 kedalam Erlenmeyer dengan


ditambahkan indicator BCG-MR 3 tetes

Perangkaianalatdestilasi

Penitrasian dengan menggunakan larutan


standar HCl 0,1 N hingga warna larutan
berubah menjadi merah muda
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Data

3.1.1 Analisis Kadar Air dengan Metode Oven

No Sampel Berat a Berat b Berat Berat % Kadar Air


Kadar Kadar
. Setelah 1 Konstan
kering basah
Jam
1 50:50% 22,772 5,0583 26,0436 25.7339 70.803 41.46

9 8 25
Ulangan 16,176 5,2317 20,0303 19,6050 52.594 34.46

5 4 68
2 60:40% 27,659 5,0608 30,7854 30,7854 100.44 49.65

1
Ulangan 17,684 5,4100 20,8726 20,3579 118.68 54.27

0 30 17
3 70:30% 18,000 5,0039 21,1561 20,7962 78.98 44.13

5
Ulangan 16,671 5,0155 19,7597 19,3487 87.35 46.63

7
4 80:20% 25,712 5,0005 28,8143 28,2188 99.54 49.88

9 70
Ulangan 22,907 5,0000 25,9314 25,4414 97.29 49.31

1
5 64,7:35,3 25,397 5,3195 28,7897 28,5062 71.089 41.55

% 0 0 09
Ulangan 17,021 5,0095 20,8257 20,5211 43.403 30.26

8 0 64
Gambar 1. Oven udara yang digunakan dalam praktikum

3.1.2 Analisis Kadar Abu dengan Pengabuan Kering (Tanur)

No %Kadar
Kode sampel W0 W1 W2
. abu
1 50 : 50% 17,6451 5,1171 17,7046 1,1627%
Ulangan 16,6388 5,0476 18,6950 1,1134%
Rata-rata 1,13805%
2 60 : 40% 18,4821 5,1493 18,5213 0,7612%
Ulangan 17,8840 5,0096 17,9207 0,7325%
Rata_rata 0,7468%
3 70 : 30% 22,1721 5,0098 22,2101 0,7585%
Ulangan 20,8447 5,0059 20,8674 0,4534%
Rata-rata 0,6059%
4 80 : 20% 18,5745 5,0078 18,6242 0,9924%
Ulangan 17,0361 5,0156 17,0949 1,1723%
Rata-rata 1,0823%
5 64,3 : 35,7% 27,5541 5,0746 27,6262 1,4208%
Ulangan 18,0023 5,0403 18,0762 1,4661%
Rata-rata 1,4434%
Gambar 2. Penimbangan sampel pada timbangan analitik

Gambar 3. Cawan dibakar pada pembakar burner

Gambar 4. Cawan bersi sampel dalam tanur pengabuan

Gambar 5. Cawan berisi sampel setelah pengabuan

3.1.3 Analisis Kadar Lemak dengan Metode Soxhlet


No
Sampel Wa Wb Wc % kadarlemak
.
1 50: 50% 167,78 5,0189 168,52 14,74%

2 80: 20% 165,34 5,0130 166,15 16,15%

Perhitungan :

168,52−167,78
1. % lemak = x 100%
5,0189

168,52−167,78
= x 100 %
5,0189

= 14,74%

wc−wa
2. % lemak = x 100%
wb

166,15−165,34
= x 100 %
5,0130

= 16,15%

3.1.4 Analisis Kadar Protein dan Karbohidrat Nugget IkanLele

Kadar
Kode Kadar air Kadar Kadar Kadar
No lemak
sampel (%) abu (%) protein karbohidrat
(%)
41.4625
50 : 50% 1.1627% 14.74% 14.868% 27.766%
%
1
34.4668
Ulangan 1.1139% 14.74% 14.868% 34.811%
%
Rata-rata 37.9646 1.1380% 14.74% 14.868% 31.289%
%
80 : 20% 49.65% 0.7612% 14.74% 14.868% 34.720%
2 54.2717
Ulangan 0.7325% 14.74% 14.868% 30.127%
%
Rata-rata 51.96% 0.7468% 15.445% 14.868% 16.980%
70 : 30% 44.13% 0.7585% 15.445% 14.868% 40.243%
3
Ulangan 46.63% 0.4534% 15.445% 14.868% 38.048%
Rata-rata 45.38% 0.6059% 15.445% 14.868% 23.701%
49.8870
60 : 40% 0.9924% 16.15% 14.868% 18.102%
4
%
Ulangan 49.31% 1.1723% 16.15% 14.868% 18.499%
49.5985
Rata-rata 1.0823% 16.15% 14.868% 18.301%
%
41.5509
64.7: 35.5% 1.4208% 16.15% 14.868% 42.160%
%
5
30.2664
Ulangan 1.4661% 16.15% 14.868% 53.399%
%
35.9086
Rata-rata 1.4434% 15.445% 14.868% 32.335%
%
I : Ikan T : Tepung

3.2 PEMBAHASAN

3.2.1 Pembahasan praktikum analisis kadar air dengan metode oven

Air didalam produk pangan dapat berupa air bebas dan air terikat. Air bebas

terdapat pada ruang antar sel dan pori-pori bahan pangan. Sedangkan air terikat

merupakan air yang berkaitan dengan makromolekul seperti protein, karbohidrat atau
berbentuk hidrat dengan garam-garam dalam sel. Analisis kadar air sebagai

kompenen dominan dalam pada produk pangan sangatlah penting karena air

mempengaruhi stbilitas dan kualitas bahan (atma yoni, 2018).

analisis kadar air bahan pangan cara langsung dapat dilakukan dengan

pengeringan,desikasi, termogravimetri, destilasi dan metode karl fischer. Pada

praktikum ini analisis kadar air dilakukan dengan metode pengeringan oven. Prinsip

dalam analisis kadar air dengan metode pengeringan adalah air yang memiliki titik

didih pada suhu >1000C akan menguap jika dipanaskan pada suhu diatas titik didih.

Penguapan air akan menyebabkan bahan atau produk pangan kehilangan air. Jumlah

yang akan hilang kemudian diukur presentasenya melalui berat sampel. Terdapat 3

jenis metode analisis kadar air pada metode pengeringan yaitu : metode pengeringan

dengan oven, metode pengeringan dengan microwave (gelombang mikro), metode

pengeringan dengan infra-merah (infrared).

Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan

bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet bassis).kadar air berat

basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air

berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen (syarif dan halid 1993) dalam

(sari, 2018).

Rumus penetapan kadar air :

b−(c−a)
% Kadar Air (Basis Kering) = x 100
c−a
b−(c−a)
% Kadar Air (Basis Basah) = x 100 %
b

Keterangan :

a : berat konsta cawan kosong, sebelum digunakan


b : berat sampel segar yang digunakan sebelum diuapkan dan dikeringkan
c : berat konstan cawan yang berisi sampel kering .

Dari data yang didapatkan selama praktikum diperoleh hasil penelitian bahwa

semakin tinggi tepung yang digunakan maka semakin rendah kadar air (basis basah),

dan semakin banyak ikan yang digunakan maka semakin tinggi kadar airnya.

Terdapat beberapa kesalahan selama praktikum, untuk kelompok 2 kesalahan terjadi

saat penambahan konsentrasi tepung dan terlalu banyak menggunakan air sehingga

adonan menjadi cair. Kelompok 5 juga melakukan kesalahan dalam penimbangan

tepung yang seharusnya hanya 10% menjadi 35,7%. dan kesalahan dalam

penimbangan ikan yang seharusnya 90% menjadi 64,3% penimbangna yang salah

(terlalu banyak) membuat berat awal menjadi berlebih sehingga nugget yang

dihasilkan tidak sesuai dengan perbandingan yang seharusnya.

2.2.2 Analisis Kadar Abu Nugget Ikan Lele dengan metode pengabuan kering

(Tanur)

Metode ini digunakan untuk penetapan kadar abu (mineral total) dalam

makanan secara gravimetri ampai diperoleh bobot konstan (bobot yang diperoleh dari

2 kali penimbangan sengan selisih ≤0,5 mg/sampel) (sumantri, 2018). Kadar abu

adalah zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik (Persagi, 2009).
Kadar abu merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan kandungan gizi

makanan karena kadar abu dapat menggambarkan kandungan mineral dari suatu

bahan (ikapi, 2014).

dari hail analisis diketahui bahwa presentase kadar abu tertinggi terpat pada

kelompok 5 ( 1,4434%)

3.2.3 Analisis kadar lemak dengan metode soxhlet

Lemak disebut juga lipid, lemak tidak larut dalam air dan baru bisa larut

dalam pelarut lemak seperti eter, koliform, dan benzen (karmana dan andri, 2008).

lemak bila diuraikan akan maenghasilkan glisaearol dengan bantuan enzim lipase.

lemak ada dalam hampur semua bahan pangan, kecuali buah sayur yang mengandung

sedikit lemak, yaitu antara 0,1%-1% (kumalaningsih, 2016).

Prinsip kerja ekstraktor soxhlet mengikuti model ekstraksi (pemisahan atau

pengambilan) yang menggunakan pelarut yang selalu baru dalam mengekstraksi

analit yang dituju sehingga terjadi ekstraksi yang kontinu dengan adanya jumlah

pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor)

(rohman,2014). Pelarut yang digunakan pada analisis ini adalah Heksana dengan

Titik didihnya 680C.

Perhitungan kadar lemak menggunakan rumus :

Wc−Wa
% Kadar Lemak = x 100 %
Wb

Keterangan :

Wa :berat labu lemak awal.


Wb :berat sampel.

Wc : berat labu lemak setelah destilasi.

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, terdapat 2 sampel nugget yang

dianalisis. 2 yang tepilih merupakan sampel dengan perbandingan tepung dan ikan

tertinggi dan terendah. Sampel kelompok 1 dengan konsentrasi ikan 50% berbanding

dengan tepung 50% dan sampel kelompok 2 dengan konsentrasi ikan 80% berbanding

dengan tepung 20%. Berdasarkan hasil perhitungan yang ada pada tabel 3 hasil

analisis lemak dapat dilihat bahwa nugget dengan kadar ikan lebih tinggi

mengandung kadar lemak lebih tinggi dengan persentase 16,15 % dan dengan begitu

berarti ikan merupakan penyumbang lemak tinggi pada nugget ikan.

2.2.4 Pembahasan responsi analisis kadar protein dengan metode kjedhal dan

analisis kadar karbohidrat dengan metode by difference.

Standar mutu nugget ikan menurut SNI 775 8:2013adalah :

Parameter uji satuan Persyaratan

kimia
Kadar air % Maks 60,00
Kadar abu % Maks 2,5
kadar protein % Min 5,0
Kadar lemak % Maks 15,0

Tabel hasil perhitungan dibandingkan dengan SNI 775 8:2013

perlakuann Parameter uji keterangan


Kadar air 37,9646% Sesuai dengan SNI
Kelompok 1
Kadar abu 1,1380% Sesuai dengan SNI
Kadar protein 14,868 % Sesuai dengan SNI
I 50% : T 50%
Kadar lemak 14,74% Sesuai dengan SNI
Kadar air 51,96% Sesuai dengan SNI
Kelompok 2
Kadar abu 0,7468 Sesuai dengan SNI
Kadar protein 14, 868% Sesuai dengan SNI
I 60% : T 40%
Kadar lemak 15,445 Tidak sesuai dengan SNI
Kadar air 45,38% Sesuai dengan SNI
Kelompok 3
Kadar abu 0,6059% Sesuai dengan SNI
Kadar protein 14,868% Sesuai dengan SNI
I 70% : T 30%
Kadar lemak 15,445% Tidak sesuai dengan SNI
Kadar air 49,5985% Sesuai dengan SNI
Kelompok 4
Kadar abu 1,0823% Sesuai dengan SNI
Kadar protein 14,818% Sesuai dengan SNI
I 80% : T 20%
Kadar lemak 16,15% Tidak sesuai dengan SNI
Kelompok 5 Kadar air 35,9086% Sesuai dengan SNI
Kadar abu 1,4434% Sesuai dengan SNI
I 64,7% : T Kadar protein 14,868% Sesuai dengan SNI
Kadar lemak 15,445% Tidak sesuai dengan SNI
35,3%

Analisis protein secara kuantitatif dapat dilakukan dengan berbagai metode

yaitu salah satunya dengan cara kjedhal. Cara kjedhal digunakan untuk menganalisis

kadar protein yang kasar dalam makanan secara tidak langsung, karena yang

dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya ( supriyanto dantitik, 2017).

Metode penetapan protein metode kjedhal dapat digunakan untuk semua jenis bahan

pangan. Prosedur penetapannya tidak membutuhkan biaya yang mahal (kecuali yang

digunakan sistem otomatis) dan hasilnya cukup akurat (awwaly, 2107).

Penentuan kadar protein dengan metode kjedhal memiliki prinsip pengkuran

kadar protein total dalam produk makanan, dengan menghitung jumlah nitrogen (N)

yang terkandung didalam produk makanan tersebut. Tahapan yang dapat dilalui
intinya ada tiga tahap yaitu tahap desdestruksi atau tahap penghancuran senyawa

menjadi unsur-unsurnya, kedua tahap destilasi atau penyulingan, dan ketiga tahap

titrasi yang diakhiri dengan perubahan warna larutan menjadi merah muda dan

perhitungan kadar protein dalam persen.

Penentuan kadar protein nugget ikan lele, Sampel nugget ikan dianalisis kadar

protein kasar menggunakan metode kjeldahl. Sebanyak 1.0009 gram sampel nugget

ikan dimasukan kedalam labu kjeldahl. Kemudian contoh di lakukan proses digestion

sehingga diperoleh larutan bening yang mengandung ammonium sulfat.

Setelahmelewati proses netralisasi dan detilasi, larutan destilat dititrasi denganHCl

0,4 N. volume HCl yang diperlukan untuk titrasi sampel adalah sebanyak 4.40 ml,

sedangkan untuk blanko adalah 0,15 ml. hitunglah berapa kadar protein

baksotersebut.

Diketahui :Beratsampel = 1.0009 gr = 1000.9 mg

NormalitasHCl = 0,4 N

Volume HClsampel = 4.40 ml

Volume HClblanko = 0.15 ml

F = 6,25 %

( 4,40−0.15 ) x 0,4 x 14,007 x 100


Jawab : % N =
1000,9

= 2.379 %
% protein = % N x F

= 2.379 x 6,25

= 14.868 %

Berbagai metode telah banyak digunakan untuk menetukan kandungan

karbohidrat yang dapat dicerna dalam bahan pangan. Diantara metode yang banyak

digunakan banyak digunakan adalah untuk penentuan total karbohidrat dengan

metode by difference, yaitu dengan cara menghitung selisih antara 100% dengan

persen kadar air, kadar lemak, kadar protein dan kadar abu ( dalam basis basah). Bila

ingin diketahui kadar karbohidrat yang dapat dicerna maka kadar total karbohidrat

harus dikurangi dengan kadar serat makanan (Ora, 2015).

Rumus untuk menghitung kadar karbohidrat metode by difference yaitu dengan :

% Kadar Karbohirat=100 %−(% Air +%Abu+%Lemak +%Protein)

Penentuan kadar gula yang sering digunakan yaitu dengan metode

Revraktometri merupakan salah satu metode penentuan kadar gula yang sederhana

dengan memanfaatkan sifat repraksi dari gula, dengan menggunakan revraktometer.

Dalam larturan gula murni indek bias adalah pengukur langsung dari konsentrasi

gula. Sifat revraksi ini dipengaruhi oleh konsentrasi gula. Metode ini sederhana dan

cepat namun memiliki tingkat akurasi dan spesifitas yang terbatas. Hasil pengukuran

kadar gula ini dapat dinyatakan dalam satuan brix. Dua jenis revraktometer yang

sering digunakan adalah revraktometer abbe dan revraktomer celup.


Analisis serat, serat makanan (dietary fiber) terdiri dari selulosa hemiselulosa,

lignin an subtansi pekat (yoni, 2018) . serat kasar (crude fiber) yang biasa digunakan

dalam analisis proksimat bahan pangan. Serat kasar adalah bagian dari bahan pangan

yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk

menentukan serat kasar yaitu asa sulfat (H2SO4 1,25%) dan natrium hidroksida

NaOH 1,25%) (sudargo 2014). Salah satu cara analisis serat pangan adalah

menggunakan metode ADF. Prinsip penetapan serat dengan metode ADF adalah

dengan mengekstrak contoh dengan laarutan ADF (seterimetil amonium bromida

dalam H2SO4) 1N) hingga seluruh komponen larut. Pereaksi yang digunakan adalah

larutan ADF (20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 l H 2S04 i N). kadar ADF

dinyatakan sebagai selisih antara berat filter setelah dikeringkan dengan setelah

diabukan dibagi dengan berat awal contoh (dinyatakan dalam persen) (nadia, 2010).
BAB 1V

KESIMPULAN

1. kadar air berada direntang yang di standarkan SNI yaitu maksimal 60%.

Kelompok 2 memiliki kadar air nugget tertinggi kemungkinan disebabkan

kesalahan saat pencampuran bahan air yang dimasukan lebih banyak dari

perlakuan yang ditetapkan.

2. Analisis kadar abu dari kelima perlakuan berada direntang 0,6059% -

1,4434% presentase tersebut masih memenuhi standar yang ditetapkan oleh

SNI.

3. Berdasarkan hasil analisis lemak diketahuibahwa seakin tinggi bahan baku

ikan yang digunakan kandungan lemaknya semakin tinggi, dengan begitu

berarti ikan merupakan penyumbang lemak tinggi pada nugget ikan. Dari

kelima perlakuan didapatkan 3 kelompok yang tidak sesuai dengan standar

yang ditetapkan oleh SNI yaitu maks 15,0 %.

4. Data analisis kadar protein terhadap 5 perlakuan menunjukan presetase

14,868% sesuai dengan standar yang ditetapkan SNI min 5,0% semakin

tinggi kadar protein nugget maka semakin tinggi pula nilai gizinya. Dan

tepung yang digunakan merupakan penyumbang karbohidrat


Dari kelima perlakuan yang dilakukan, perlakuan pada kelompok 1 dengan

presentase ikan 50% ; 50% adalah yang paling memenuhi standar yang ditetapkan

oleh SNI.

DAFTAR PUSTAKA

Atma Yoni.2018.Prinsip Analisis Komponen Pangan Makro Dan Mikro

Nutrien.Deepublish.Yogyakarta.Hal 27

Awwaly Khotibul Umam Al.2017.Protein Pangan Hasil Ternak dan Aplikasinya.UB

Press. Malang.Hal 44

Djarijah Abbas Siregar. 2004.Sale Ikan Lele.Kanisius.Yogyakarta.Hal 29

Ikapi.2014.Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta.Gadjah Mada University

Press.Hal 7

Karmana Oman, dan Nurdiansyah Andri.208.Biologi.Grafindo Media

Pratama.Jakarta. Hal 7

Kumalanigsih Sri.2016.Rekayasa Komoditas Pangan.UB Press.Malang.Hal 23

Nadia Lula, dkk.2010.Praktikum Kimia Dan Analisis Pangan.Universitas

Terbuka.Tangerang Selatan.Hal4.16-4.17

Ora Fellyanus Haba.2015.Stuktur dan Komponen Telur.Deepublish.Yogyakarta.Hal 8

Persagi.2009.Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.Buku Kompas.Jakarta. Hal

107

Rohman Abdul.2104.Validai dan Penjaminan Mutu Metode Analisis Kimia.Gadjah

Mada University Press.Yogyakarta.Hal 14

Sari Nasmi Herlina.2018.Material Teknik.Deepublish.Yogyakarta.Hal 17


Sudargo Toto, dkk.2014.Pola Makan Dan Obesitas.gadjah mada university

press.Yogyakarta.Hal 102

Sumantri Abdul Rohman.2018.Analisis Makanan.UGM Press.Yogyakarta.Hal 203

Supriyanto edi, dan titik dwi sulistiyati.2017.Metabolisme Protein.UB

Press.Malang.Hal 93

Utami Rizky.2017.28185_SNI 7758-2013_NUGGET IKAN.

https://kupdf.net/download/28185sni-7758-2013-naget-

ikanweb_59d5c41b08bbc5325d686e9c_pdf. Diakses pada tanggal 21 juli 2019

Anda mungkin juga menyukai