Anda di halaman 1dari 4

Sulthon Attar Zakaria

21/478886/TK/52768
PPBW Kelas B
TUGAS 1

KARAKTERISTIK PETA BATAS WILAYAH


NEGARA INDONESIA DALAM ASPEK GEOSPASIAL
A. Datum geodetik
Datum geodetik adalah sebuah datum referensi atau kerangka acuan global yang
digunakan untuk mengukur lokasi di Bumi atau benda langit lain secara akurat.
Terdapat 3 jenis datum geodetik berdasarkan luasnya antara lain :
1. Datum Lokal
Datum lokal adalah datum geodesi yang paling sesuai dengan bentuk geoid pada
daerah yang tidak terlalu luas. Contohnya adalah DI 74 (Datum Indonesia 1974)
dan DGN 95 (Datum Geodetik Indonesia 1995)
2. Datum Regional
Datum regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang
bentuknya paling sesuai dengan bentuk permukaan geoid untuk area yang relatif
lebih luas dari datum lokal. Datum regional biasanya digunakan bersama oleh
negara yang berdekatan hingga negara yang terletak dalam satu benua. Contoh
datum regional antara lain adalah datum indian dan datum NAD (North-American
Datum) 1983 yang merupakan datum untuk negara-negara yang terletak di benua
Amerika bagian utara
3. Datum Global
Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang
sesuai dengan bentuk geoid seluruh permukaaan bumi. Karena masalah penggunaan
datum yang berbeda pada negara yang berdekatan maupun karena perkembangan
teknologi penentuan posisi yang mengalami kemajuan pesat, maka penggunaan
datum mengarah pada datum global.

B. Sistem proyeksi peta


Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik
di bumi dan di peta. Proyeksi peta sendiri dibutuhkan untuk meminimalisir distorsi atau
kesalahan yang terjadi sama memproyeksikan bumi ke sebuah peta atau suatu bidang
yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Proyeksi yang sering digunakan
dalam proses pembuatan peta di Indonesia adalah sistem proyeksi Universal Transverse
Mercator (UTM). Sistem Proyeksi UTM memiliki sifat conform, yaitu digunakan untuk
memperhankan bentuk, distorsi minimal pada sudut bukan pada luas dan jarak.

C. Sistem koordinat
Sistem koordinat merupakan bilangan yang digunakan untuk menunjukkan lokasi suatu
titik, garis, permukaan atau ruang. Informasi lokasi ditentukan berdasarkan sistem
koordinat, yang diantaranya mencakup datum dan proyeksi peta. Terdapat 2 jenis
Sistem Koordinat pada peta yang sering digunakan, yaitu :
1. Sistem Koordinat Geografis
Pada sistem koordinat ini, bumi dibagi menjadi 360 bagian, tiap bagian bernilai 1°,
dan titik nol derajat adalah di Greenwich. Selain itu terdapat garis khatulistiwa yang
merupakan garis bujur 0° yang membagi dua wilayah. Dalam aplikasinya wilayah
selatan akan diberi simbol (-) minus, sedangkan (+) untuk wilayah utara.

2. Sistem Koordinat UTM


Untuk UTM, bumi kemudian dibagi kedalam beberapa zona, antara 01 s/d 60
dengan satuan meter. Pada sistem koordinat bumi akan dibagi menjadi dua bagian,
di atas khatulistiwa sebagai bagian utara dengan simbol (N) serta dibagian selatan
khatulistiwa di beri simbol (S).
D. Skala
Skala adalah perbandingan ukuran jarak suatu unsur di atas peta dengan jarak unsur
tersebut di muka bumi. Skala dapat direpresentasikan dalam beberapa jenis seperti skala
angka, skala verbal, dan skala garis. Peta juga dapat diklasifikasikan berdasarkan skala,
yaitu:
1. Peta kadaster adalah peta yang memiliki skala sangat besar yaitu antara 1: 100
sampai 1: 5.000. Peta ini sering digunakan untuk menggambarkan daerah seperti
lokasi pertambangan, mengukur sertifikat tanah atau peta desa.
2. Peta skala besar yaitu peta yang memiliki skala 1: 5.000 sampai 1: 250.000. Peta
skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit
contohnya peta kelurahan.
3. Peta skala sedang adalah peta yang punya skala antara 1: 250.000 sampai 1: 500.000.
Peta ini sering digunakan pada peta provinsi.
4. Peta skala kecil atau geografis adalah peta yang punya skala diatas 1: 500.000.
Peta ini digunakan untuk menggambarkan negara atau peta dunia. Semakin besar
skala peta maka daerah yang ditampilkan semakin sempit tetapi lebih detail.
Sedangkan semakin kecil skala peta maka daerah yang ditampilkan semakin luas
namun tidak detail.

E. Toponim
Toponimi adalah ilmu atau studi yang membahas tentang nama-nama geografis, asal-
usul nama tempat, bentuk, dan makna nama diri, terutama nama orang dan tempat.
Dengan kata lain toponimi merupakan ilmu tentang nama tempat, arti, asal-usul, dan
tipologinya. Toponimi juga termasuk dengan penamaan suatu tempat atau bisa
dikatakan masuk ke dalam teori penamaan. Penamaan bersifat arbitrer dan
(kesepakatan umum), dikatakan arbitrer karena tercipta atau keputusan berdasarkan
kemauan masyarakat sedangkan dikatakan kesepakatan umum karena disusun
berdasarkan kebiasaan masyarakatnya (Sudaryat, 2009: 9). Menurut Robiansyah (2017:
13), Toponimi dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Toponimi Vegetasi, toponimi ini sebagai penaman suatu tempat yang didasarkan
pada pendeskripsian tumbuhan atau tanaman yang berada pada sekitar tempat
tersebut. Jadi pada toponimi vegetasi ini penamaan pada suatu tempat didasarkan
pada nama tumbuhan maupun tanaman yang tumbuh atau yang hidup di sekitar
tempat tersebut.
2. Toponimi Bersejarah, pada toponimi peristiwa bersejarah ini penamaan suatu
tempat yang didasarkan pada peristiwa atau kejadian bersejarah yang mana
berkaitan erat dengan terbentuknya tempat tersebut. Kejadian bersejarah ini bisa
bersifat umum (nasional) atau bersifat khusus (menurut masyarakat setempat). Jadi
toponimi bersejarah ini penamaan pada nama tempat didasarkan pada kejadian yang
terjadi atau peristiwa yang terjadi di suatu tempat tersebut.
3. Toponimi Pemberian, toponimi ini pada penamaan suatu tempat yang didasarkan
pada pemberian oleh seseorang yang memiliki kuasa atas tempat tersebut. Jadi
toponimi berdasarkan pemberian ini nama tempat yang diberikan penamaannya
didasarkan pada pemberian oleh seseorang yang memiliki peranan penting atas
tempat tersebut.
4. Toponimi Wilayah, toponimi wilayah ini penamaan suatu tempat yang didasarkan
pada nama suatu wilayah (kota, kabupaten, kecamatan, kampung, desa atau
kelurahan, dusun dan lain-lain) yang terkait dengan keberadaan tempat tersebut.
Jadi pada toponimi ini didasarkan pada suatu wilayah yang terkait dengan
keberadaan tempat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai