UUD 1945
Juklak 300
100 200
Pemeriksaan Dengan Tujuan
Pemeriksaan Keuangan Pemeriksaan K inerja
Tertentu
400
Sistem Keyakinan Mutu
500
Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan
600
Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan Hidup
Juknis
100.001 200.001 301.000
Pemahaman dan Penilaian SPI Penentuan Area Kunci Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan
302.001
100.002 200.002
Pemahaman dan Penilaian Pemeriksaan Pengelolaan
Penentuan Kriteria Limbah RSUP/RSUD
Risiko Pemeriksaan
100.003 302.002
201.000
Penetapan Batas Materialitas Pemeriksaan Pengendalian
Pemeriksaan Atas Rehabilitasi
Pemeriksaan Keuangan Pencemaran Udara Dari
Hutan dan Lahan
Sumber Bergerak
100.004 303.000
Penentuan Metode Uji Petik Pemeriksaan Pengadaan
Pemeriksaan Keuangan
Barang dan Jasa Pemerintah
101.000
Pemeriksaan LKPP dan LKKL
102.000
Pemeriksaan LKPD
103.000
Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Bank Indonesia
400 .001
Reviu Pemeriksaan
Juknis Pemeriksaan Atas Pengendalian Pencemaran Udara Dari Sumber Bergerak Daftar Singkatan dan Akronim
DAFTAR ISI
Halaman
KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 07/K/I-XIII.2/6/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN
ATAS PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI SUMBER
BERGERAK
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
REFERENSI
DAFTAR ISTILAH (GLOSARIUM)
LAMPIRAN
TIM PENYUSUN
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01 Berdasarkan UUD 1945 pasal 23, BPK merupakan pemeriksa Mandat BPK
eksternal pemerintah. Mandat ini diperkuat dengan diterbitkannya
UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 2 ayat (2) yang
menyatakan BPK melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Sementara itu, sesuai dengan
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
pemerintah menguasai sumber daya alam untuk dikelola dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah wajib mengelola
lingkungan hidup tersebut secara terpadu dengan penataan ruang,
perlindungan sumber daya alam nonhayati, perlindungan sumber
daya buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan
perubahan iklim. Selain perlu dikelola dengan dengan baik,
pemerintah perlu pula mengupayakan pelestarian lingkungan
hidup sehingga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup dapat
dipertahankan. Pentingnya pelestarian lingkungan hidup diperkuat
juga dengan ditetapkannya amandemen UUD 1945 pasal 33 ayat
(4) yang berbunyi:
‘Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi’.
02 Dengan demikian jelas terlihat adanya kaitan antara mandat BPK Peran BPK
untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
dengan pemerintah sebagai pengelola kegiatan pembangunan
ekonomi nasional dengan lingkungan hidup. BPK sebagai
lembaga pemeriksa eksternal pemerintah mempunyai peran yang
sangat penting dalam mengawasi jalannya pembangunan
ekonomi yang berwawasan lingkungan serta upaya mewujudkan
tata kelola lingkungan yang baik (Good Environment Governance).
Dalam hal ini lembaga/badan pemeriksa dibutuhkan untuk menilai
efektivitas program dan menguji kepatuhan terhadap akta
perjanjian, peraturan maupun perundang-undangan tentang
lingkungan hidup.
03 Untuk menjalankan peran penting terkait lingkungan hidup Rencana strategik audit
lingkungan oleh BPK
tersebut, BPK telah menetapkan dalam rencana strategik untuk
melakukan audit lingkungan yang mencakup kegiatan
pemeriksaan yang dapat memberikan penilaian terhadap program
atau kegiatan yang berprespektif lingkungan dengan terus
mengembangkan metodologi dan kerja sama dengan pihak terkait.
Rencana strategik ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam
tematik pemeriksaan lingkungan setiap tahun.
04 Berkaitan dengan tematik pemeriksaan lingkungan, maka petunjuk
teknis pemeriksaan atas pengendalian pencemaran udara dari
sumber bergerak perlu disusun untuk mengakomodasi peran BPK
terkait pemeriksaan atas pengelolaan lingkungan hidup.
C. Lingkup Pembahasan
07 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengendalian pencemaran Lingkup pembahasan
udara dari sumber bergerak ini digunakan untuk pemeriksaan atas
seluruh kebijakan dan program/kegiatan yang ditetapkan dan
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam rangka mengendalikan pencemaran udara khususnya yang
bersumber dari kendaraan bermotor.
D. Dasar Hukum
08 Dasar hukum penyusunan petunjuk teknis pemeriksaan atas Dasar Hukum
pengendalian pencemaran udara ini antara lain adalah:
1. UU No. 15 tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
2. UU No. 15 tahun 2006, tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia,
3. Peraturan BPK RI No. 1 tahun 2007, tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara,
4. Keputusan Ketua BPK RI No.34/K/I-VIII.3/6/2007, tentang
Struktur Organisasi BPK RI,
5. Keputusan BPK RI No.39/K/I-VIII.3/7/2007, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK RI.
6. Keputusan BPK RI No. 1/K/I-XIII.2/2/2008, tentang Panduan
Manajemen Pemeriksaan
E. Sistematika Penulisan
09 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengendalian pencemaran Juknis atas pengendalian
pencemaran udara dari
udara dari sumber bergerak terdiri atas 6 (enam) bab sebagai sumber bergerak terdiri
berikut: atas 6 bab.
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran Umum Pengendalian Pencemaran
Udara dari Sumber Bergerak
Bab III : Petunjuk Pemeriksaan
Bab IV : Penjaminan Mutu Pemeriksaan
Bab V : Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan
Bab VI : Penutup
BAB II
GAMBARAN UMUM
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
DARI SUMBER BERGERAK
A. Pencemaran Udara
01 Pencemaran udara merupakan hasil dari pembangunan di banyak Pencemaran udara
merupakan dampak dari
negara yang mengalami proses industrialisasi. Hal ini ditunjukkan proses industrialisasi di
dengan kota yang terus berkembang, urbanisasi, peningkatan banyak negara
transportasi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akibat
industrialisasi dan peningkatan konsumsi energi. Pertumbuhan
penduduk dan laju urbanisasi mendorong peningkatan sektor
transportasi dan konsumsi energi yang pada akhirnya
menimbulkan masalah peningkatan polusi udara.
02 Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, Pencemaran udara
adalah masuknya
energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh zat/komponen ke dalam
kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke udara ambien oleh
tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat kegiatan manusia
sehingga mutu udara
memenuhi fungsinya. Komponen pencemar udara antara lain CO2 ambien turun
(Karbon Dioksida), CO (Karbon Monoksida), HC (Hidro Karbon),
NOx (Nitrogen Oksida), SO2 (Sulfur Dioksida) dan Particle Matter
(PM). Sumber pencemar udara tersebut dapat dilihat pada
lampiran II.1.
03 Pencemaran udara dapat dibedakan berdasarkan tingkat Jenis pencemaran udara
dibedakan berdasarkan
keberadaan mulai dari tingkat lokal sampai dengan global yaitu: tingkat luasan
pencemaran dan
Tabel 2.1 lamanya waktu
pencemaran
Jenis Pencemaran Udara
Tingkat Jenis Pencemaran Udara
GLOBAL PERUBAHAN
IKLIM
OZON
STRAT
REGIONAL
POPS HM
HUJAN
ASAM
SMOG
LOKAL
Waktu
04 Pada tingkat lokal seperti di daerah perkotaan, pencemaran udara
masih berupa smog (campuran antara asap dan kabut). Seiring
dengan meluasnya tingkat sebaran pencemaran udara dan
pertambahan waktu, maka smog ini dapat menjadi hujan asam
dan pada akhirnya dapat mengakibatkan perubahan iklim global.
Penjelasan untuk masing-masing jenis pencemaran udara dapat
Pencemar Dampak
Partikulat (timbel, Meningkatkan risiko gangguan dan
nikel, arsen, karbon) penyakit sistem pernapasan dan
terutama yang kardiovaskular
berukuran 10
mikrometer ke bawah
CO Mengganggu konsentrasi dan refleksi
tubuh, menyebabkan kantuk, dan dapat
memperparah penyakit kardiovaskular
akibat defisiensi oksigen. CO mengikat
hemoglobin sehingga jumlah oksigen
dalam darah berkurang
SO2 Meningkatkan risiko penyakit paru-paru
dan menimbulkan batuk pada
pemajanan singkat dengan konsentrasi
tinggi
NOx Meningkatkan total mortalitas, penyakit
kardiovaskular, mortalitas pada bayi,
serangan asma dan penyakit paru-paru
kronis
Ozon Menimbulkan iritasi mata,
meningkatkan gangguan pernapasan
dan serangan asma, dan menurunkan
daya tahan tubuh terhadap flu dan
pneumonia
Senyawa organik Menyebabkan iritasi mata, hidung dan
yang mudah tenggorokan; pada beberapa kasus
menguap menimbulkan pusing, mual dan
kehilangan koordinasi; bersifat
karsinogen terutama zat Polyclinic
Aromatic Hydrocarbons (PAH),
benzena dan 1,3-butadiena
Timbel Menyebabkan gangguan sistem syaraf,
pencernaan, hipertensi dan
menurunkan IQ pada anak-anak.
Peningkatan kadar timbel darah
sebesar 10-20 µg/dl dapat menurunkan
IQ hingga 2 poin
Sumber: Colville, R.N., Hutchinson, E.J., Mindell, J.S., Warren, R.F. The
transport sector as a source of air pollution. 2001
udara lintas provinsi atau lintas batas negara atau skala global
(asap kebakaran hutan, hujan asam dan gas rumah kaca)
skala nasional.
g. Mengatur pengelolaan kualitas udara dan pengendalian
pencemaran udara skala nasional.
h. Pengawasan penaatan penanggung jawab usaha dan atau
kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara
14 Kementerian Negara Lingkungan Hidup merupakan leading sector Kementerian Negara
Lingkungan Hidup
kegiatan pengendalian pencemaran udara di tingkat pusat. sebagai leading sector
Kegiatan ini juga melibatkan instansi terkait lainnya seperti antara tingkat pusat
lain Departemen Perhubungan (standar pengujian laik jalan dan
emisi kendaraan umum), Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral (kebijakan bahan bakar bebas timbal dan ramah
lingkungan), dan Pertamina (penyediaan bahan bakar).
15 Pemerintah Daerah Tanggung Jawab
Pemerintah Provinsi
a. Pemerintah Provinsi bertanggung jawab melaksanakan:
1). Penetapan baku mutu udara ambien daerah lebih ketat
atau sama dengan baku mutu udara ambien nasional.
Menetapkan baku mutu emisi sumber bergerak dan tidak
bergerak skala provinsi
2). Penetapan status mutu udara ambien daerah.koordinasi
pelaksanaan operasional pengendalian pencemaran udara
skala provinsi
3). Penetapan baku mutu emisi udara sumber tidak bergerak,
ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama
dan penetapan baku tingkat kebisingan dan getaran
sumber tidak bergerak dan baku tingkat kebisingan
kendaraan bermotor lama skala provinsi.
4). Pelaksanaan koordinasi operasional pengendalian
pencemaran udara skala provinsi.
5). Koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara
skala provinsi.
6). Pembinaan dan pengawasan baku mutu emisi udara
sumber tidak bergerak, ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor lama dan penetapan baku tingkat
kebisingan dan getaran sumber tidak bergerak dan baku
tingkat kebisingan kendaraan bermotor lama skala
provinsi.
7). Pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran udara skala provinsi.
16 Gubernur bertanggung jawab menentukan kebijakan Tanggung jawab
Gubernur
pengendalian pencemaran udara di tingkat provinsi.
Pelaksanaan dari kebijakan tersebut dilakukan oleh instansi
terkait di pemerintahan provinsi seperti Bapedalda/BPLHD
(pemantauan kualitas udara)
17 b. Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab Tanggung Jawab
Pemerintah
melaksanakan: Kabupaten/Kota
BAB III
PETUNJUK PEMERIKSAAN
A. Petunjuk Umum
01 Pemeriksaan atas Pengendalian Pencemaran Udara Dari Sumber Dasar Hukum
Pemeriksaan
Bergerak merupakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dengan
prosedur eksaminasi yang mengacu kepada:
1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 23 E;
2. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
3. Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4. Undang-undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan;
5. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
02 Standar pemeriksaan atas Pengendalian Pencemaran Udara dari Standar Pemeriksaan
Sumber Bergerak adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang
mengatur Standar Umum, Standar Pelaksanaan dan Standar
Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu.
03 Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) atas Pengendalian Panduan Manajemen
Pemeriksaan
Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak adalah PMP yang
ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang mengatur
Perencanaan Pemeriksaan, Pelaksanaan Pemeriksaan,
Pelaporan Pemeriksaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan dan Evaluasi Pemeriksaan.
04 Petunjuk pelaksanaan pemeriksaan terkait dengan petunjuk teknis Juklak terkait
pemeriksaan atas Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber
Bergerak meliputi petunjuk pelaksanaan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu, petunjuk pelaksanaan sistem penjaminan mutu,
petunjuk pelaksanaan teknik dan prosedur penyajian Laporan
Pemeriksaan, petunjuk pelaksanaan penyusunan kertas kerja
pemeriksaan dan manual pemeriksaan berperspektif lingkungan
hidup.
05 Lingkup pemeriksaan atas Pengendalian Pencemaran Udara dari Lingkup pemeriksaan
Sumber Bergerak meliputi (1) seluruh kebijakan dan
program/kegiatan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka
mengendalikan pencemaran udara khususnya yang bersumber
dari kendaraan bermotor, (2) pengendalian intern atas
pengendalian pencemaran udara dari kendaraan bermotor.
06 Tahapan dalam pemeriksaan Pengendalian Pencemaran Udara Tahap Pemeriksaan
meliputi 11 langkah dari
dari Sumber Bergerak secara ringkas meliputi perencanaan, perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan yang meliputi 11 pelaksanaan, dan
pelaporan hasil
langkah/kegiatan. Di dalam proses pemeriksaan, ukuran kinerja pemeriksaan.
pemeriksaan yang digunakan adalah standar pemeriksaan, PMP
serta tujuan dan harapan penugasan. Di dalam proses tersebut,
supervisi serta pengendalian dan penjaminan mutu pemeriksaan
dilakukan sepanjang proses selain juga proses pendokumentasian
1. Pemahaman
Tujuan dan 6. Pengumpulan
Harapan 9. Penyusunan
dan Analisis bukti Konsep LHP
Penugasan
2. Pemahaman
Entitas
10. Perolehan
7. Penyusunan Tanggapan dan
3. Penilaian Risiko Temuan Tindakan
dan SPI Pemeriksaan perbaikan yang
direncanakan
4. Penetapan
Kriteria
Pemeriksaan
8. Penyampaian 11. Penyusunan
Temuan dan Penyampaian
5. Penyusunan P2 Pemeriksaan LHP
dan PKP kepada Entitas
DOKUMENTASI
KOMUNIKASI
SUPERVISI-KENDALI DAN KEYAKINAN MUTU
b. Penilaian SPI
Tujuan penilaian SPI
Penilaian risiko membantu pemeriksa untuk (1)
25
Mengidentifikasi unsur-unsur pengendalian (pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan), (2) Mengidentifikasi dampak
penting, (3) Mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko terjadinya dampak penting, (4)
Mendesain pengujian sistem pengendalian intern, dan (5)
Mendesain prosedur pengujian terinci.
Penilaian SPI dilakukan dengan: 1) pemahaman SPI, 2)
pengujian SPI, dan 3) penentuan pengambilan sampel.
1) Pemahaman SPI
Pemeriksa harus memahami sistem pengendalian intern
26 Pemahaman SPI: desain
yang didesain dan diselenggarakan dalam pengendalian dan implementasinya.
pencemaran udara. Pemahaman atas desain sistem
pengendalian intern melalui identifikasi kebijakan atau
prosedur pengendalian yang ada, meliputi reviu peraturan
perundang-undangan dan kebijakan tertulis/formal
menteri/pimpinan lembaga terkait, identifikasi
best/common practices pengukuran kualitas lingkungan
dan baku mutu lingkungan, identifikasi organisasi
pengendalian termasuk peran masing-masing stakeholders
(Pemerintah/Swasta/Masyarakat). Selain itu, pemeriksa
perlu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan signifikan
atau area-area kritis yang memerlukan perhatian
mendalam.
2) Pengujian SPI
27 Dalam pengujian desain sistem pengendalian intern,
pemeriksa mengevaluasi apakah sistem pengendalian Pengujian SPI: desain
dan implementasinya
intern telah didesain secara memadai sehingga dapat
meminimalisasi secara relatif terjadinya dampak penting.
Sementara, pengujian implementasi sistem pengendalian
intern dilakukan dengan melihat pelaksanaan pengendalian
pada kegiatan terpilih.
28 Pengujian Sistem Pengendalian Intern merupakan dasar
pengujian terinci selanjutnya. Pengujian Sistem
Pengendalian Intern dilakukan berdasarkan pemahaman
atas Sistem Pengendalian Intern pada tahap
perencanaan/persiapan pemeriksaan.
29 Metodologi pemahaman dan pengujian atas Sistem Pengujian SPI dengan
pendekatan COSO
Pengendalian Intern dapat menggunakan pendekatan
COSO yang terdiri dari unsur (1) lingkungan pengendalian;
(2) penilaian risiko; (3) kegiatan pengendalian; (4) informasi
dan komunikasi; dan (5) pemantauan..
30 Pengujian Sistem Pengendalian Intern dengan pendekatan
COSO meliputi pengujian terhadap unsur-unsur sistem
pengendalian untuk memastikan efektivitasnya dalam
mencegah terjadinya penyimpangan terhadap kebijakan
dan peraturan perundangan yang berlaku dan
meminimalisasi terjadinya pencemaran lingkungan.
31 Pemahaman Sistem Pengendalian Intern dilakukan
terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan, dokumen AMDAL/UKL-
UPL, RKL/RPL, Master Plan dan ketentuan lainnya. Hasil
61 LHP Gabungan yang telah ditandatangani disampaikan kepada LHP Gabungan yang
telah ditandatangani
DPR-RI dan DPD-RI serta Menteri Negara Lingkungan Hidup. disampaikan kepada
LHP Parsial yang telah ditandatangani disampaikan kepada DPRD DPR-RI dan DPD-RI
serta Menteri Negara
dan Kepala Daerah. Laporan tersebut disampaikan pula kepada Lingkungan Hidup. LHP
(1) Anggota/Pembina Keuangan Negara terkait, (2) Auditor Utama Parsial yang telah
Keuangan Negara terkait, (3) Inspektur Utama, (4) Kepala ditandatangani
disampaikan kepada
Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, DPRD dan Kepala
Pendidikan, dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara Daerah.
(Kaditama Revbang), dan (4) Kepala Biro Pengolahan Data
Elektronik (soft copy) untuk dimuat dalam website Badan
Pemeriksa Keuangan.
BAB IV
PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU
06 Penjaminan mutu oleh Tim merupakan proses supervisi yang Pengendalian mutu
dilakukan secara berjenjang oleh Kasub Tim/Ketua Tim, dilaksanakan oleh Tim secara
berjenjang dan oleh
Pengendali Teknis dan Penanggung Jawab Tim. penanggung jawab penugasan
08 Supervisi oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan Penanggung Subyek supervisi meliputi
Jawab meliputi pemberian saran bagi tim pemeriksa apabila pemenuhan tujuan dan harapan
penugasan, pelaksanaan
menemukan kendala dalam pemeriksaan dan pemantauan
24
Untuk mengendalikan mutu pelaporan digunakan Lembar
Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL) yang digunakan untuk
memonitor ketepatan waktu penyelesaian laporan
pemeriksaan. Bentuk LKPL dimuat dalam Lampiran IV.3.
LKPL ditempatkan pada map yang menjadi sampul pengantar
berkas KHP beserta konsep surat keluar.
25 Selain oleh Penanggung Jawab pemeriksaan, penjaminan mutu Penjaminan mutu dilaksanakan
dapat dilaksanakan pula oleh unit kerja pengawasan internal BPK- oleh penanggung jawab
penugasan, unit kerja
RI dan pihak lain yang kompeten. pengawasan internal BPK-RI
dan pihak lain yang kompeten
BAB V
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
BAB VI
PENUTUP
REFERENSI
Colville, R.N., Hutchinson, E.J., Mindell, J.S., Warren, R.F. 2001, The transport sector as a
source of air pollution.
G. Tyler Miller, Jr. 1985, Living in the Environment. An introduction to environment science
Wadsworth Publishing Company Belmont, California A Division of Wadsworth, Inc.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara
Shechter, M., Kim,M., Golan, L., 1986, Valuing a Public Good: Direct and Indirect Valuation
Approaches to the Measurement of the Benefits from Pollution Abatement,
Sumber: G. Tyler Miller, Jr. Living in the Environment. An Introduction to Environment Science.
Wadsworth Publishing Company Belmont, California A Division of Wadsworth, Inc.1985
2 HUJAN ASAM Hujan asam terutama disebabkan Hujan asam dapat berdampak bagi apapun Meningkatkan efieiensi
Hujan asam adalah hujan atau oleh dua polutan udara yaitu Sulphur yang terkena hujan asam, termasuk tanah, pemakaian energi
salju atau kabut yang terpolusi Dioxide (SO2) dan Nitrogen Oxides tanaman, dan gedung. mengurangi kandungan
3 POPs (Persistent Organic POPs disebabkan oleh aktivitas POPs memiliki dampak buruk bagi manusia, Melarang menggunaan
Pollutants) manusia yang menggunakan bahan kehidupan liar, dan ekosistem. semua zat-zat kimia seperti
POPs adalah substansi beracun kimia dan semprot seperti pestisida Dampak bagi manusia antara lain: aldrin, endrin, chlordane di
4 OZON STRATOSFIR Riset menunjukkan bahwa penipisan Dampak bagi manusia meliputi kanker kulit, Menghindari pembelian
(PENIPISAN OZON) ozone disebabkan oleh pelepasan katarak, kerusakan mata, melemahkan sistem produk yang mengandung
Ozone (O3) adalah gas tidak zat kimia industri ke atmosfir. Zat kekebalan tubuh. zat penipis ozon (Ozone
berwarna yang secara kimiawi tersebut terutama CFCs Depleting Substances=
dekat dengan Oxygen (O2). (Chlorofluorocarbons) dan halons Dampak bagi pertanian meliputi kekrdilan pada ODSs) yang mencakup
Ozone sebagian besar ditemui yang umumnya digunakan untuk tanaman pangan seperti barleys dan oats foam, pemadam kebakaran,
15-35 km dari permukaan laut kulkas/pendingin. Manun demikian, sebagai dampak terlalu banyak terekspose AC, kulkas.
yang dikenal sebagai stratosfir. gejala alam seperti gunung berapi oleh radiasi Membeli produk alternatif
Lapisan ozon bermanfaat untuk dapat mempengaruhi lapisan ozon. jika memungkinkan
menyerap radiasi Ultra Violet Dampak bagi bangunan meliputi mengurangi Perawatan atas produk
(UV) dari matahari yang masa pakai bangunan terutama struktur dari yang mengandung ODSs
berbahaya. plastik untuk meyakinkan bahwa
ODSs tidak terlepas ke
Sebagian besar radiasi UV Dampak bagi ekosistem kelautan yaitu stratospfir
diserap oleh ozone sebelum merusak phytoplankton salah satu komponen
menyentuh permukaan bumi. penting dalam rantai makanan. Berkurangnya
Sedangkan ozone pada lapisan phythoplankton pada akhirnya akan
5 PERUBAHAN IKLIM Aktivitas manusia mengintensifkan Sumber dan manajemen air tawar: • Investasi teknologi yang
Istilah perubahan iklim (climate efek rumah kaca. Kegiatan tersebut Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran ramah lingkungan dan lebih
change) sering digunakan secara antara lain peningkatan pembakaran air sungai dan ketersediaan air di daerah efisien dalam menggunakan
bergantian dengan pemanasan energi fosil seperti BBM, batu bara, subpolar serta daerah tropis basah energi
global (global warming). Namun gas alam; perubahan lahan karena diperkirakan akan meningkat sebanyak 10- • Menggunakan BBM yang
demikian, pemanasan global penebangan hutan; praktek 40%. lebih ramah
hanya salah satu aspek dalam pertanian yang jelek, dan ledakan Sementara di daerah subtropis dan daerah lingkungan/bersih
perubahan iklim. penduduk. . tropis yang kering, air akan berkurang
Ketika bumi menerima panas sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah • Menggunakan energi yang
matahari, secara alami panas yang sekarang sering mengalami dapat diperbarui seperti
tersebut terperangkap dalam kekeringan akan semakin parah sinar matahari, tenaga air,
atmosfer karena adanya kondisinya. tenaga angin, nuklir, dsb
beberapa gas. Gas-gas yang Ekosistem:
terperangkap tersebut dikenal Kemungkinan punahnya 20-30% spesies
sebagai Gas Rumah Kaca tanaman dan hewan bila terjadi kenaikan
(GRK). Terperangkapnya panas suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,5oC.
oleh gas-gas dalam atmosfer Meningkatnya tingkat keasaman laut
dikenal sebagai Efek Rumah karena bertambahnya Karbondioksida di
Kaca. Sebenarnya efek rumah atmosfer diperkirakan akan membawa
kaca diperlukan agar bumi tetap dampak negatif pada organisme-
hangat untuk didiami, namun organisme laut seperti terumbu karang
demikian, aktivitas manusia serta spesies-spesies yang hidupnya
Tujuan Penugasan
Tujuan Pemeriksaan atas Pengendalian Pencemaran Udara adalah menilai apakah
kegiatan pengendalian pencemaran udara dari kendaraan bermotor oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah telah sesuai dengan ketentuan.
Harapan Penugasan
1. Standar Pemeriksaan
Dalam rangka pencapaian tujuan pemeriksaan di atas, pemeriksa pengendalian
pencemaran udara melakukan pemeriksaan SPKN, dengan memberlakukan SPAP
untuk standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan kecuali diatur lain dalam
SPKN.
2. Jadwal Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan pengendalian pencemaran udara harus diselesaikan sesuai dengan
Program Pemeriksaan dengan mempertimbangkan tujuan, lingkup, dan sasaran
pemeriksaan. Penyelesaian pemeriksaan tersebut diwujudkan dengan penyampaian
laporan hasil pemeriksaan kepada DPR-RI dan DPD-RI serta Menteri Negara
Lingkungan Hidup untuk HP Gabungan dan kepada DPRD dan Kepala Daerah untuk
LHP Parsial.
3. Fokus dan Sasaran Pemeriksaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya dan pemahaman sistem pengendalian
intern, pemeriksa menentukan sasaran dan fokus pemeriksaan.
Rencana Pencapaian Hasil Pemeriksaan yang Diharapkan
PEMAHAMAN ENTITAS
1. Hubungan kerja satu unit kerja dengan unit kerja lain dalam entitas tersebut
2. Stakeholder atas pelaksanaan program kerja
3. SOP di unit kerja atau perda-perda terkait di daerah tersebut yang mengatur mengenai
pengendalian pencemaran udara.
4. dsb
Pejabat
Nama Jabatan
Mr. X Kepala ….
Mr. Y Sekretaris …
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Atas Pengendalian Pencemaran Dibuat oleh :
Udara Dari Sumber Bergerak Direviu oleh :
Tahun……..
Disetujui oleh :
BPK RI
*) COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission), merupakan organisasi swasta sukarela
yang didirikan pada tahun 1985 yang ditujukan untuk pengembangan kualitas laporan keuangan melalui etika bisnis,
pengendalian intern yang efektif serta penguasaan perusahaan.
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Atas Pengendalian Pencemaran Udara Dibuat oleh :
Dari Sumber Bergerak Direviu oleh :
Tahun……..
Disetujui oleh :
BPK RI
Langkah :
a. Penentuan atribut Laporan bulanan dan tahunan hasil pengujian di
Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan
Surat Perintah Uji
Surat Peringatan
Uraian Catatan
b. Penentuan populasi Jumlah kendaraan yang Klasifikasikan
lulus uji pada Tahun 2007 berdasarkan jenis
kendaraan yaitu truk,
taksi.
c. Penentuan luas sampling Jumlah pengujian Jumlah pengujian
(besarnya sampel) kendaraan besar dan atau kendaraan besar atau
tidak biasa tidak biasa pada bulan
menjelang Hari Raya
Idul Fitri dan menjelang
Hari Natal dan tahun
baru.
d. Penentuan risiko Entitas sudah memiliki Pencatatan hasil
pengendalian yang dapat pengendalian pengujian pengujian emisi pada
diterima yang memadai Surat Perintah Uji telah
memadai (dicetak
langsung dari peralatan
atau hasil pengamatan
penguji)
e. Penentuan ukuran sampel Besarnya sampel :
Surat Perintah Uji pada bulan September, November
dan Desember dengan persentase 20% untuk
masing-masing jenis kendaraan.
Tujuan kegiatan pada tahap ”Penetapan Kriteria Pemeriksaan” adalah mendapatkan kriteria
sebagai dasar pembanding apakah praktek-praktek yang dilaksanakan di lapangan (kondisi)
telah mencapai standar yang seharusnya. Butir-butir yang ada dalam template KKP ini dapat
dikembangkan lagi sesuai kebutuhan pemeriksa di lapangan.
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengendalian Pencemaran Udara
Dari Sumber Bergerak Direviu oleh :
Tahun…….. Disetujui :
oleh
BPK RI
PENGUJIAN TERINCI
pencemaran
c. Lakukan analisa terhadap mekanisme pelaporan hasil pelaksanaan
udara
kegiatan, apakah telah sesuai dengan ketentuan.
d. Bandingkan program kerja tersebut dengan master plan yang telah
disusun.
e. Lakukan analisa terhadap dokumen pelaksanaan program kerja
tersebut, apakah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mencakup aspek-aspek pengelolaan lingkungan yang memadai.
f. Lakukan wawancara dengan penanggung jawab program kerja
apakah kegiatan tersebut telah direalisasikan dan apa hasil yang
dicapai dari program kerja tersebut.
Apakah entitas
a. Peroleh data fasilitas pemantauan, serta peralatan dan personil
telah memiliki
yang dimiliki.
personil, sarana
dan peralatan b. Lakukan analisa cakupan fungsi, apakah jumlah stasiun pemantau
yang memadai dan pusat data serta penentuan lokasi peralatan telah memadai.
c. Lakukan observasi atas kualifikasi dan kemampuan personil yang
melakukan pemantauan mutu udara ambien dan ISPU.
Apakah terdapat
a. Peroleh baku mutu lingkungan dan ambang batas pencemaran
standar mutu
udara, untuk jenjang nasional dan daerah.
lingkungan yang
memadai b. Lakukan perbandingan kebijakan baku mutu tersebut dengan baku
mutu dari daerah atau negara lain, atau WHO.
c. Jika daerah menetapkan sendiri baku mutunya, lakukan analisa
apakah batu mutu yang ditetapkan oleh daerah tersebut lebih ketat
atau sama dengan baku mutu nasional.
d. Telusuri dokumen peninjauan kembali mengenai baku mutu yang
telah ditetapkan. Lakukan analisa apakah peninjauan kembali baku
mutu tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
e. Telusuri dokumentasi status mutu ambien daerah dan hasil
inventarisasi mutu udara ambien daerah. Lakukan analisa tren untuk
memperoleh simpulan atas kualitas lingkungan secara umum.
f. Lakukan analisa apakah inventarisasi tersebut telah
mempertimbangkan faktor-faktor yang sesuai dengan ketentuan.
g. Bandingkan hasil inventarisasi tersebut dengan dokumentasi
penetapan status mutu udara ambien daerah. Jika terjadi
penyimpangan dalam hal penetapan dan pernyataan status mutu
udara ambien daerah lakukan analisa penyebabnya.
h. Lakukan analisa apakah penetapan ISPU tersebut telah ditetapkan
dengan mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan
manusia, hewan, tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika.
i. Bandingkan hasil wawancara penetapan status udara ambien dan
ISPU dengan pedoman teknisnya.
j. Dapatkan informasi apakah terdapat mekanisme pelaporan rutin
atas mutu udara ambien dan ISPU.
pencemaran
penyebabnya.
udara
Apakah entitas
telah melakukan a. Melalui wawancara dan review dokumen, peroleh informasi terkait
pengadaan bahan kebijakan pengadaan oleh entitas yang mencerminkan kesadaran
bakar yang ramah akan pengelolaan lingkungan (green procurement), misalnya
lingkungan kendaraan berbahan bakar gas atau biofuel.
b. Apabila kebijakan tersebut belum diimplementasikan lakukan
analisa penyebabnya berdasarkan ketersediaan bahan bakar dan
kemampuan teknologi otomotif yang ramah lingkungan.
……………,…………..,20……
Ketua Tim
…………………………………
NIP……………………………..
……………,…………..,20……
Pengendali Teknis
…………………………………
NIP……………………………..
……………,…………..,20……
Penanggung Jawab
…………………………………
NIP……………………………..
Keterangan:
Kolom kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan diisi dengan
membubuhkan tick mark (√) pada kolom yang tepat.
…………….,………….,20..
Penanggung Jawab………
di…………………………
…………………………
NIP……………………..
E.
F. LEMBAR KENDALI PENYELESAIAN LAPORAN
Tanggal pemeriksaan dimulai :
Nama Entitas : Tanggal pemeriksaan selesai :
Semester : Tanggal TP ditandatangani :
Tahun Anggaran : Tanggal pembahasan TP selesai :
Rekapitulasi
Penyelesaian
No Proses Penyelesaian KHP Jumlah Hari
Laporan oleh
Penyelesaian KHP
1. Tim
2. Pengendali Teknis
3. Penanggung Jawab
Penanggungjawab :
Pengendali Teknis :
Ketua Tim :
Pengendali Teknis Penanggung Jawab : …………..
……………………
NIP………………
Keterangan : - Kolom pada Proses Penyelesaian KHP diisi dengan tanggal saat terakhir
penyelesaian pada setiap penanggung jawab yang bersangkutan
- Satu kolom berisi satu tanggal
CHECKLIST
PENJAMINAN MUTU PEMERIKSAAN
Penanggung Jawab
Pengendali Teknis
Tahap penyelesaian
Pembahasan temuan
Nama Pereviu*
Kami, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa temuan di dalam reviu ini telah:
• Dibahas dengan manajemen (Penanggung Jawab, Pengendali Teknis dan Ketua Tim).
• Dikomunikasikan dengan seluruh anggota tim pemeriksaan.
Penanggung Jawab
Pengendali Teknis
Ketua Tim
Pereviu*
Tanggal
Pendahuluan:
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang
melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang
memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten.
Apabila temuan dari pertanyaan tertentu positif, berikan tanda tick () pada kolom ‘Ya’.
Apabila temuannya negatif, berikan tanda tick () pada kolom ‘tidak’, disertai dengan
alasan/penjelasan yang memadai dalam kolom yang disediakan. Selain itu perlu dibuat suatu rujukan
baik pada risalah pembahasan temuan dengan manajemen atau pada laporan final QAR (Quality
Assurance Reviu).
Apabila pertanyaannya tidak dapat diterapkan, berikan tanda tick () pada kolom ‘Tidak ada’, disertai
dengan penjelasan yang memadai.
Seluruh pertanyaan sedapat mungkin harus diberikan rujukan pada KKP yang berkaitan dalam file
pemeriksaan tersebut.
Tida R
Tida
Uraian/Langkah Kerja Ya k ef. Keterangan
k
Ada KK
Apakah perencanaan pemeriksaan dilakukan
sesuai dengan kebijakan pemeriksaan, SPKN,
panduan pemeriksaan dan praktek yang berlaku di
BPK;
Apakah ada informasi relevan terkait
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang
berdampak secara signifikan pada tujuan
pemeriksaan;
Apakah dilaksanakan pemahaman entitas yang
diperiksa untuk membantu perencanaan
pemeriksaan;
Apakah tujuan dan lingkup pekerjaan pemeriksaan
telah ditentukan;
Apakah ada sumber informasi seperti media,
temuan aparat pemeriksaan internal, inspeksi dan
badan pengatur lain, saran DPR/DPRD, DPD,
permintaan pemerintah dan pihak lain sebagai
latar belakang pemeriksaan;
Apakah prosedur pemeriksaan telah dibuat secara
memadai;
Apakah masalah penting yang diketahui pada saat
perencanaan pemeriksaan telah diungkapkan;
Apakah seluruh anggota tim pemeriksa memiliki
pemahaman yang jelas dan konsisten mengenai
program pemeriksaan;
Apakah program pemeriksaan telah meliputi
tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya ;
Apakah telah dilakukan evaluasi terhadap SPI
Tida R
Tida
Uraian/Langkah Kerja Ya k ef. Keterangan
k
Ada KK
entitas yang diperiksa;
Apakah elemen-elemen kunci sistem
pengendalian dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang wajib dipatuhi oleh
entitas yang diperiksa telah teridentifikasi;
Apakah risiko audit telah ditetapkan;
Apakah metode uji petik telah ditentukan;
Apakah prosedur analisis telah diterapkan secara
tepat;
Apakah konsultan atau tenaga ahli diperlukan;
Apakah konsultan atau tenaga ahli dipilih dengan
tepat;
Apakah anggaran dan penjadwalan waktu untuk
pemeriksaan telah ditentukan;
Apakah sumber daya manusia yang diperlukan
bagi pelaksanaan pemeriksaan memenuhi kriteria
kompeten , independen, dan memiliki integritas ;
Apakah terdapat prosedur lain dan praktek yang
dipergunakan dalam tahap perencanaan
pemeriksaan;
R
Tidak
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak efK Keterangan
Ada
K
Apakah semua tahap pemeriksaan sudah
dilaksanakan sebagaimana direncanakan dan
disetujui;
Apakah terdapat penjelasan yang memadai
untuk langkah-langlah dalam P2S yang tidak
dilaksanakan;
Apakah terdapat persetujuan yang sepatutnya
untuk deviasi signifikan dari pelaksanaan P2S;
Apakah sumber daya (waktu, kemampuan
personil, dan biaya) untuk pemeriksaan
sebagian besar sesuai dengan yang telah
direncanakan;
Apakah teknik dan prosedur pemeriksaan
yang yang dipergunakan telah tepat untuk
mencapai tujuan pemeriksaan
Apakah pengujian-pengujian yang
dipergunakan telah tepat untuk mengevaluasi
keandalan pengendalian intern dan kepatuhan
pada ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Apakah prosedur analitikal yang digunakan
telah tepat;
Apakah prosedur analitikal yang digunakan
dapt menjamin keandalan, obyektivitas dan
R
Tidak
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak efK Keterangan
Ada
K
mutu data pendukung yang relevan;
Apakah metode sampling yang digunakan
sesuai dengan SPKN dan panduan
manajemen pemeriksaan BPK;
Apakah P2S yang dibuat telah memadai untuk
perolehan bukti yang memadai;
Apakah semua pertanyaan yang timbul selama
pemeriksaan telah diselesaikan sepatutnya;
Apakah kertas kerja yang memadai telah
diperoleh mengenai:
evaluasi sistem pengendalian intern;
pemeriksaan prosedur yang rutin;
pengujian pengendalian, evaluasi risiko,
penentuan materialitas;
reviu analitikal dan pengujian kepatuhan;
pengujian terinci
Apakah KKP telah memuat referensi silang;
Apakah checklist penyelesaian pemeriksaan
terinci telah diselesaikan dengan lengkap,
disetujui dan didukung bukti yang memadai;
Apakah pemeriksaan telah memuat bukti
kompeten tentang ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang dilanggar,
dampak pelanggaran terhadap keuangan
negara, estimasi (potensi) kerugian keuangan,
simpulan dan rekomendasi;
Apakah pekerjaan konsultan dan tenaga ahli
lain telah dipantau sepatutnya dan hasil
pekerjaannya mendukung simpulan
pemeriksaan;
Apakah prosedur lain dan praktik yang
dipergunakan dalam pelaksanaan
pemeriksaan memadai;
Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK
Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK
Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK
TIM PENYUSUN
Daeng M. Nazier
Hadi Priyanto
Syafri Adnan Baharuddin
Bambang Setiono
Saiful Anwar Nasution
Gudono
Dwi Sabardiana
Astilda Sinabutar
Dewi Sukmawati
Mustamin
Rendra Papang Eko Noor Sancoyo
Muhammad Hairil Anwar
Novie Irawati Herni Purnama
Sarmadi