Geologi Kab Luwu
Geologi Kab Luwu
Berdasarkan peta goelogi Sulawesi Lembar Majene dan bagian barat lembar Palopo serta
lembar Malili bagian selatan, Geologi Kabupaten Luwu disusun oleh beberapa litologi yaitu
(muda-tua) :
1. MARMER/BATU GAMPING
Batugamping/marmer tersusun mineral kalsit (CaCO3), terjadi secara organik, mekanik
atau kimia. Bahan galian ini terdapat di Kecamatan Bastem tepatnya di Desa Pantilang,
Rantedaang, Langkede dan di daerah Rambebeang,To’dao Kecamatan Walenrang
Barat. Batuan ini mengalami metamorfisme, kenampakan secara fisik warna abu-abu
kehitaman, banyak menggandung fosil foraminifera besar, terdapat urat-urat kalsit,
bersifat kompak dan dibeberapa tempat dijumpai kekar-kekar. Kecamatan Bastem
diperkirakan memiliki cadangan terkira >500.000 m 3 yang tersingkap di permukaan.
Penggunaan batugamping/marmer ini tergantung pada sifat fisiknya, sedangkan
untuk bahan baku industri ditentukan oleh sifat-sifat kimianya. Biasanya digunakan
untuk bangunan seperti ubin lantai, dinding (interior dan eksterior), papan nama,
dekorasi atau hiasan, monument, prabot rumah tangga seperti meja, kap lampu dan
sebagainya.
2. KUARSIT (SiO2)
Kuarsit merupakan batuan malihan yang berasal dari batupasir kuarsa greywacke,
arkose, jasper, flint atau batuan silica lainnya. Secara fisik umumnya berwarna putih
hingga abu-abu namun dapat berwarna lain tergantung mineral pengotornya seperti
biotit, grafit atau magnetit. Kuarsit terdapat di Buntu Batu Bulan, Desa Tombang,
Kecamatan Walenrang. Kenampakan secara fisik berwarna putih kecoklatan, kelabu,
kecoklatan hingga coklat, tekstur granoblastik, ketebalan rata-rata 93 meter, terdapat
diketinggian >300 m.dpl.sumberdaya bahan galian ini dibagi menjadi 3 kategori
berdasarkan karakternya menjadi sumber daya kuarsit I dengan cadangan sebesar
26.248.320 ton, sumberdaya kuarsit II dengan kondisi telah terpecah-pecah oleh
struktur memiliki cadangan 844.200 ton, dan Sumberdaya Kuarsit III yang bersifat
sisipan dalam formasi Latimojong dengan cadangan 1.424 ton. Sehingga total
cadangan terkira adalah 27.093.944 ton. Kuarsit umumnya digunakan sebagai bahan
pembuatan bata refraktori, bahan abrasive (penggosok), industry gelas dan keramik,
serta untuk bahan bangunan sebagai agregat, lantai dan dinding.
3. ANDESIT
Andesit merupakan batuan beku luar yang terjadi akibat pembekuan magma
intermedier sampai basah dipermukaan bumi. Batuan ini bertekstur porfiritik sampai
afanitik, umumnya berwarna abu-abu sampai hitam, kuat tekanan antara 600-2400
kg/cm2. Keterdapatannya dalam bentuk sill tersingkap pada tebing jalan daerah
Marangka. Penyebarannya terutama di daerah Marangka dan Buntu Lemo dengan
ketebalan sekitar 2-5 meter. Kegunaan andesit terutama untuk bahan bangunan
(agregat) dan batuhias (ornament stone).
4. BATUSABAK
Batusabak merupakan batuan malihan yang berasal dari lempung atau serpih yang
telah mengalami metamorfosa regional, bercirikan adanya bidang belah (cleavage)
paralel/sejajar yang berkembang baik disebabkan oleh rekristalisasi atau
pembentukan mineral mika. Ahli-ahli geologi dimasukkan kedalam jenis batuan
metamorf atau batuan yang mengalami malihan. Batuan ini awalnya berasal dari
batuan sedimen dari jenis lempung, karena mengalami pembebanan maka terjadi
proses metamorfisme. Batusabak terdapat di daerah Bone Posi sampai Ulu Salu,
Kecamatan Latimojong bagian timur. Kegunaan dari batusabak ini antara lain sebagai
bahan campuran dalam industri semen, papa tulis dan panelinstrumen listrik, atap
rumah, bagian atas meja billyard dan sebagaimanya.
5. ZEOLIT
Zeolit merupakan senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali yang merupakan
kelompok mineral yang terdiri dari beberapa jenis (species). Endapan zeolit biasanya
terdapat dalam batuan sedimen piroklastik berbutir halus dengan komposisi riolitik.
Endapan zeolit terdapat di Buntu Ketok, Desa Kaili, Kecamatan Suli. Zeolit merupakan
hasil alterasi hidrotermal dari batuan vulkaniklastik sebagai batuan asal. Kenampakan
dilapangan memperlihatkan warna hijau, lapuk berwarna abu-abu kehijauan. Luas
penyebaran diperkirakan sebatas Buntu Ketok dengan ketebalan berdasarkan selisih
kontur sekitar 50 meter dan cadangan terkira mencapai jutaan ton. Kegunaan zeolit
sangat luas seperti bahan bangunan dan ornamen, semen puzzolan, bahan agregat
ringan, bahan pengembang dan pengisi tapal gigi, bahan penjernih air limbah dan
kolam ikan, makanan ternak, pemurni gas methan, gas alam dan gas bumi, penyerap
zat (logam)racun dan sebagainya.
6. BAZALT
Bazalt adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa dipermukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk
lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga
kehadiran mineral tidak terlihat (afanitik). Bazalt adalah umum ekstrusif batuan
vulkanik, biasanya berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan
yang cepat dari lava pada suhu permukaan. Menurut definisi resmi, basalt
didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang mengandung volume, kurang dari
20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan dimana setidaknya 65% dari felspar
dalam bentuk plagioklas. Basalt terdapat di Desa Kadundung, Kecamatan Latimojong;
Desa Marinding, Bonelemo, Tetekang, Kecamatan Bajo Barat; dan di Kecamatan
Larompong. Estimasi cadangan mencapai jutaan ton
7. GRANODIORIT
Granodiorit terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, sedangkan bentuk
instrusinya berupa sill, korok atau batholi, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit terdapat di Kecamatan Bajo dan
Kecamatan Latimojong. Cadangan terkira mencapai jutaan ton. Kegunaan granit
umumnya sebagai bahan bangunan dan batu hias (ornament stone).
8. FILIT
Filit merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica
dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari slate. Batuan ini
terdapat di Sungai Tabang sampai Buntu Lokosusu, Kecamatan Latimojong bagian
barat, estimasi cadangan mencapai jutaan ton. Kegunaan batuan ini umumnya untuk
dinding, mebel dan lantai.
9. RIJANG
Rijang terbentuk dari proses replacement terhadap batugamping oleh silica organic
atau anorganik. Umumnya berwarna kemerahan (merah hati). Rijang terdapat di Salu
Mararing, Salu Tabang, Kecamatan Bastem di bagian barat daya. Rijang berbutir
sangat halus, kenampakan secara fisik berwarna kemerahan (segar), kecoklatan
(lapuk), tekstur nonklastik, struktur berlapis dengan arah/strike berarah barat laut
(N350E) dan kedudukan perlapisan/dip batuan 180-360. Komposisi batuan terdiri dari
silika dan terdapat urat-urat (vein) kuarsa. Cadangan terkira mencapai jutaan ton.
Kegunaan rijang umumnya sebagai bahan batu setengah permata (ornamen).
10. GRANIT
Granit terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, sedangkan bentuk
instrusinya berupa sill, korok ataupun batholit. Warna batuan abu-abu sampai putih
keabu-abuan. Granit terdapat di Buntu Paniki, Kecamatan Bastem; Kecamatan
Walenrang bagian tengah; dan Kecamatan Lamasi. Kenampakan secara fisik berwarna
abu-abu (segar) dan kekuningan (lapuk), tekstur holokristalin dengan komposisi
penyusun mineral orthoklas dan kuarsa. Perkiraan cadangan mencapai jutaan ton.
Kegunaan granit umumnya sebagai bahan bangunan dan batu hias (ornament stone).
13. SIRTU
Sirtu merupakan singkapan pasir batu, karena komposisi butir yang tidak seragam. Sirtu
terjadi karena akumulasi pasir batuan yang terendapkan di daerah relatif rendah.
Keterdapatan sirtu di Kabupaten Luwu umumnya merupakan endapan alluvial yang
diendapkan disepanjang pinggiran sungai seperti: Salu Suso, Sungai Tembo’e, Sungai Suli,
Sungai Paremang, Sungai Lamasi dan Sungai Rongkong. Estimasi cadangan terkira dapat
mencapai jutaan ton. Kegunaan sirtu untuk bahan bangunan.