Anda di halaman 1dari 2

1.2.

PEMANFAATAN BENGKOANG
Bengkoang (Pachyrhizus erosus) yang merupakan tanaman famili
leguminosae pada umumnya memberikan hasil dalam bentuk umbian. Umbi
bengkoang merupakan bahan pangan yang dapat langsung dikonsumsi ataupun
diolah menjadi bentuk lain. Bengkoang mengandung vitamin C, vitamin B1, protein,
dan serat kasar relatif yang tinggi. Kandungan utama dari bengkoang merupakan
vitamin C, yang dalam satu umbi bengkoang terdapat kandungan 40% vitamin C dan
sisanya adalah air dan serat. Tidah hanya untuk kulit, vitamin C pada bengkoang
sangat dibutuhkan untuk melakukan regenerasi sel kulit, memperbaiki sel kulit yang
rusak dan menggantinya dengan sel baru. Berikut adalah pemanfaatan bengkoang
dalam produk pangan dan non pangan:
1. Cake bengkoang
Cake atau bolu adalah produk pangan semi basah dengan bahan dasar
tepung, gula, dan telur. Pada umumnya cake dibuat dari tepung gandum atau
tepung terigu. Cake umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang dalam
oven, walaupun ada juga yang dikukus. Penambahan lemak nabati atau
hewani dalam bentuk mentega, margarin, santan ke dalam adonan membuat
tekstur kue menjadi lebih lembut (Braker, 2003). Bengkuang merupakan buah
yang kaya akan berbagai zat gizi yang penting untuk kesehatan terutama
vitamin dan mineral. Secara kimia bengkuang banyak mengandung vitamin
C, kalsium, fosfor, dan serat yang sangat dibutuhkan tubuh. Bengkuang
sebagai sumber serat pangan yang baik untuk pencernaan dan dapat dijadikan
sebagai alternatif penyusun makanan fungsional (Harmayanti, 2011).
Bengkuang mengandung kadar air yang cukup tinggi sekitar 86-90%
sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah
cairan tubuh, bengkuang juga memiliki efek pendingin. Disamping itu
bengkuang mengandung oligosakarida (inulin) yang berguna bagi penderita
diabetes. Langkah-langkah pembuatan cake bengkoang adalah:
a. Bengkuang Dikupas, dipotong-potong dan dibilas
b. Dihaluskan dan diblender/dijuicer/dipress
c. Dimasukkan ke dalam telur, gula pasir, TBM yang telah dikocok
sampai mengembang
d. Diaduk sampai rata
e. Ditambahkan tepung terigu, kelapa/maizena/tepung beras dan
mentega yang telah dicairkan
f. Dimasukkan ke dalam cup kertas/loyang dan dimasak dalam oven
2. Bedak dingin
Menurut (Rukmana ,2014), umbi bengkoang mengandung antioksidan,
termasuk didalamnya vitamin C, flavonoid dan saponin yang mampu
mencegah kerusakan kulit oleh radikal bebas. Umbi bengkoang juga
mengandung senyawa fenolik yang dapat menghambat pembentukan melanin
(pigmentasi) akibat sinar ultra violet (UV) matahari dan mampu
menghilangkan bekas jerawat dan pengaruh negatif kosmetik. Berdasarkan
keberadaan antioksidan dan bahan flavonid dan fenolik dalam bengkuang,
maka bengkoang dapat diproses menjadi produk lainnya baik pangan
fungsional, produk farmasi dan kosmetika.
Salah satu produk yang dapat dipromosikan dari umbi bengkoang
adalah bedak dingin bengkoang untuk kecantikan. Bengkoang yang
digunakan dalam produksi bedak dingin adalah bengkoang afkir yaitu
bengkoang yang tidak dapat terjual untuk konsumsi segar dan kurang layak
untuk produk olahan pangan bengkoang. Kebanyakan umbi bengkoang afkir
yang ditemukan pada pedagang terlihat umbinya mengkerut (mengering) dan
berwarna kecoklatan. Kondisi bengkoang yang mulai mengering ini
menyebabkan kandungan patinya menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dari
bentuk segarnya. Pemilihan bengkoang afkir jadi bahan baku bedak dingin
haruslah memperhatikan tingkat kerusakan bengkoang, dimana ditandai
dengan semakin banyaknya ditemui mikroba (jamur atau cendawan) diumbi
yang afkir. Jika terlalu rusak tidak dipakai, dan yang
kerusakanya/pertumbuhan jamurnya masih ditolerir akan dipakai dengan
membuang bagian yang rusak.
Berikutnya perlu diketahui kadar air awalnya dimana akan menentukan
jumlah pati yang akan didapat. Pada umumnya dijumpai bengkoang afkir
mengandung air relatif lebih rendah sehingga pati menjadi lebih banyak.
Dalam menjaga mutu dan lama waktu penyimpanan bedak dingin bengkoang
afkir, dalam pengolahan dilakukan 2 kali pencucian dan terakhir sterilisasi
tepung bengkoang dengan menggunakan oven pada suhu 100°C selama 30
menit. Hal ini sesuai urutan proses pengolahannya, yaitu sortasi umbi
bengkoang afkir, pembuangan bagian yang rusak, pencucian I, pengupasan,
pencucian II, pemarutan, pembuburan, pemerasan, pengendapan pati,
pemanenan pati, pengeringan (10%), penepungan, dan pengayakan. Langkah
terakhir adalah sterilisasi (pengovenan) tepung bengkoang.

Anda mungkin juga menyukai