Di Susun oleh :
WIDIA ADELLIA
2203010070
Karbohidrat merupakan kandungan utama dari ubi jalar. Selain itu, ubi jalar
juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan) dan serat (pektin,
selulosa, hemiselulosa). Kadar pati di dalam ubi jalar ubi jalar segar sekitar
20%.
Menurut Moorthy (2004), pasta pati ubi jalar terbentuk pada kisaran suhu
66.0 – 84.6°C,dengan viskositas puncak sekitar 480 BU, volume pengembangan
pati Tepung ubi jalar adalah tepung pati yang diperoleh dari proses ekstra pati
secara basah terhadap umbi ubi jalar. Pembuatan tepung ubi jalar sama dengan
pembuatan tapioka.Umbi diparut, ditambah air untuk ekstraksi pati., kemudian
disaring untuk memisahkan serat, diendapkan untuk mendapatkan pasta pati,
dikeringkan dan terakhir, digiling untuk menghaluskan pati menjadi tepung ubi
jalar.
Singkong dan Ubi jalar dalam industri pangan, dapat diolah menjadi tepung
atau patinya diekstrak untuk digunakan sebagai bahan pengisi, pengental, dan
pembuatan gel, pembentuk film dan sebagai agen penstabil makanan. Namun
pati alami yang berasal dari singkong dan ubi jalar memiliki keterbatasan fungsi
karena sifat pati yang tidak tahan terhadap panas, kondisi asam dan tidak tahan
terhadap pengadukan sehingga fungsinya sebagai pengental atau pengisi tidak
akan maksimal.
Keterbatasan yang dimiliki oleh pati alami memaksa industri membuat pati
termodifikasi untuk menutupi kekurangan dari pati alami. Pada pati alami,
amilopektin dan amilosa yang terdapat pada granula pati dihubungkan oleh
ikatan hidrogen yang sangat rentan mengalami pemutusan selama proses
gelatinisasi. Hal inilah yang menyebabkan pati tidak tahan terhadap pemanasan,
pH rendah atau pengadukan. Oleh karena itu, pati dapat dimodifikasi untuk
mengantisipasi kelemahan dari sifat pati alami.
Manfaat Singkong :
2.2 Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L) adalah tanaman umbi-umbian yang
merupakan makanan pokok di Eropa, walaupun pada awalnya di datangkan
dari Amerika Selatan. Kentang merupakan tanaman dari suku Solanaceae yang
memiliki umbi batang yang dapat dikonsumsi yakni kentang itu sendiri. Untuk
daerah yang tropis seperti Indonesia, kentang cocok ditanam di dataran tinggi
yang mempunyai iklim yang sejuk.(Wahyudi, 2009)
Manfaat Kentang :
kentang adalah makanan yang enak serta sangat bernutrisi.Juga dikenali
mengandung sejumlah vitamin dari A, B-kompleks, hingga C, hingga asam
folat. Juga mineral, protein, karbohidrat, karotenoid, dan polifenol. Dalam
tubuh kentang ini, juga ada zat solanin yang dikenal sebagai obat penenang,
antikejang, antijamur, dan pestisidal.Vitamin C yang terkandung dalam
kentang setiap 100 g adalah 17 mg. Selain terkandung karbohidrat dan serat-
serat, mineral yang ada padanya antara lain adalah zat besi, fosfor, dan
kalium.Kompresan air kentang ini dikenal sangat membantu pengobatan luka
pada kulit, terlebih di negara miskin yang sulit cangkok kulit.
2.3 Pati
Pati merupakan karbohidrat yang terdiri atas amilosa dan amilopektin.
Amilosa adalah bagian polimer linier dengan ikatan α-(1,4) unit glukosa yang
memiliki derajat polimerisasi setiap molekulnya yaitu 102-104 unit glukosa.
Sedangkan amilopektin merupakan polimer α-(1,4) unit glukosa yang memiliki
percabangan α-(1,6) unit glukosa dengan derajat polimerisasi yang lebih besar
yaitu 104-105 unit glukosa. Bagian percabangan amilopektin terdiri dari α-D-
glukosa dengan derajat polimerisasi sekitar 20-25 unit glukosa.
Jumlah pati yang dihasilkan dengan beberapa perbandingan molekul
amilosa dan amilopektin tergantung dari sumber tanaman asal, seperti tapioka
yang hanya mengandung amilosa sebesar 17% dan sisanya adalah amilopektin
yaitu sebesar 83% sedangkan pada jagung jumlah amilosa bisa mencapai 25%
sampai 80% dan sisanya amilopektin.
Menurut Winarno (1992), kandungan pati yang terdapat di dalam ubi kayu
adalah 34,6%. Amilosa merupakan fraksi pati yang terlarut. Molekul amilosa
yang memiliki sifat hidrofilik dengan afinitas air yang tinggi menyebabkan
amilosa pati semakin paralel dengan ikatan hidrogen. Apabila afinitas tersebut
menurun maka ukuran pati akan membesar sehingga pada konsentrasi rendah
akan terjadi presipitasi dan pada konsentrasi tinggi akan terbentuk gel.
Hubungan antara molekul amilosa ini disebut retrogradasi.
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
• Pisau, baskom kecil, gelas kaca bening, pengaduk, kain atau kertas saring,
parutan,
• timbangan, sendok.
• Singkong/ubi kayu, ubi jalar, kentang, dan bengkuang.
• Tepung tapioka, tepung jagung (maizena), tepung terigu, dan tepung beras.
Kadar pati yang terdapat pada kentang sekitar 22%-28%. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Niken (2013), kentang memiliki kadar amilosa sekitar
97,978% dan kadar amilopektin kentang berkisar antara
78,962%.(Karakteristik Edible Film Dari Pati Kentang et al., 2017)
Pati tepung terigu tidak banyak larut dalam air melainkan pati tepung jagung
banyak larut dalam air hal tersebut yang menyebabkan pati tepung terigu lebih
banyak dibandingkan pati tepung jagung (maizena).Tepung terigu banyak
mengandung zat pati, yaitu karbohidrat kompleks dan tidak akan larut dalam
air.
5.2 Saran
Untuk dapat menghasilkan pati dengan karakteristik dan kualitas yang
baik,maka seharusnya memperhatikan proses ekstrasi/pengambilan pati dari
bahan, karena proses ekstrasi pati yang dilakukan merupakan faktor utama
penentu kualitas pati yang dihasilkan. Prosedur kerja dalam ekstrasi pati alami
cara basah maupun cara kering harus benar.
DAFTAR PUSTAKA
Bosawe, E. F., Istalaksanal, P., Jading, A., Teknologi Pertanian, J., & Pertanian dan
Tcknologi, F. (2012). KARAKTERISASI UMBI DAN PATI LIN{A KULTIVAR
UBI KAYU (Manihot esculents) (Characterization Tubers And Stat’ch Five
Culrivars Cassava (Manilrct esculenta)).
Karakteristik Edible Film Dari Pati Kentang, L., Penambahan Gliserol Al, D.,
Saokani, J., Jurusan Kimia, L., Sains dan Teknologi, F., & Alauddin Makassar,
U. (2017). Karakteristik Edible Film Dari Pati Kentang (Solanum Tuberosum
L.) Dengan Penambahan Gliserol (Vol. 5).
Kurnia Eka Maulida. (2018). SIFAT FISIKOKIMIA PATI KENTANG (Solanum
Tuberosum L).
Nurdjanah, S., dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu, S., & Maya
Ratna Sabatini, dan. (2007). PREDIKSI KADAR PATI UBI KAYU (Manihot
esculenta) PADA BERBAGAI UMUR PANEN MENGGUNAKAN
PENETROMETER. In Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian (Vol.
12, Issue 2).
Wahyudi. (2009). SIFAT FISIKOKIMIA PATI KENTANG (Solanum Tuberosum
L). Skiripsi.