Anda di halaman 1dari 1

Bogor, 19 Oktober 2022

Banyak kata2 yang berkecamuk dalam benak setiap waktu. Namun ketika ingin di tuangkan dalam tinta,
semua terlihat sulit tersusun dan tidak dapat diselesaikan.

Manusia sangat sulit ditebak, ah itu kalimat yang sudah sangat sering kita lihat dan dengar. Tapi
memang pada realitanya adalah manusia itu makhluk yang sangat bisa manipulasi dari apa yang
sebenarnya ia ingin lakukan dengan apa yang ternyata ia tunjukkan. Tidak seperti hewan yang jika ia
lapar dan ia ingin makan, ,maka ia akan terlihat kelaparan dan akan memangsa apa yang ia kehendaki.
Kenapa menjadi manusia begitu sulit? Harus tetap terlihat ramah saat sebenarnya ia merasa tidak
ramah pada dirinya sendiri maupun sekitarnya. Harus terlihat jahat atau sangar saat sebenarnya ia
sangat rapuh dan tidak punya kekuatan untuk melawan. Harus mengalah demi satu atau dua atau
bahkan banyak hati yang dijaga padahal sebenarnya ia sendiripun sangat ingin membela hatinya.

Lantas, saat manusia benar benar bahagia, sedih, marah, menikmati atau tidak menikmati hidup mereka
apakah manusia membutuhkan validasi dari manusia lainnya? Mereka yang selalu tampil dalam layar
dengan segala keadaan mereka, apakah sebenarnya mereka benar2 menikmati itu? Atau mereka hanya
sekedar ingin tervalidasi bahwa mereka benar2 hidup seperti apa yang di tampilkan?

Aku sebagai salah satu dari banyaknya manusia yang ada di bumi ini. Terkadang aku merasa tidak pantas
menjadi manusia. Terkadang pula aku menghakimi manusia lainnya. Terkadang pula aku sangat ingi di
validasi oleh manusia lainnya saat aku tak mampu menunjukkan apa yang sebenarnya aku rasakan dan
inginkan. Aku bersembunyi dibalik banyak topeng yang aku dapatkan sejak saat aku menjadi manusia
kecil sampai menjadi manusia tua yang belum juga bisa bersikap dewasa seperti sekarang ini. Tua dan
menyebalkan. Tua dan tidak dapat diandalkan oleh manusia lainnya.

Sesaat rasanya ingin aku berganti menjadi manusia lain. Memiliki kehidupan yang sempurna dan
bahagia. Tapi, apakah ada manusia yang benar benar bahagia tanpa pernah rasa kecewa, sakit, luka
sedikitpun? Bukan aku tidak bersyukur menjadi manusia yang saat ini, tapi aku hanya ingin
mendapatkan jatah peran lain selain terluka, berpurapura, menahan air mata, tidak dapat menjadi diri
sendiri dan bahkan selalu harus mengikuti apa yang selalu bertolak belakang dengan hati kecilku.
Tidakkah peran manusiaku ini sangat pilu? Tidakkah peran manusiaku ini sangat menyedihkan? “Oh
tidak, mungkin saja kehidupan manusia ku masih beruntung dibanding dengan manusia lainnya.
Mungkin masih banyak peran diluar sana yang benar2 pilu. Aku masih beruntung!” Setidaknya kalimat2
itulah yang terlontar dalam hati dan benakku untuk menghibur diri sendiri.

Terlalu banyak kata yang masih menari di kepala ini tentang manusia. Tapi aku sudah lelah rasanya
untuk menuangkan semua. Setidaknya, aku sudah mengeluarkan beberapa kata agar tidak menjadi gila
karena menyimpan terlalu banyak kata tanpa mengucapkannya. Jangan lupa berterimakasih pada
Tuhan, karena dengan kepercayaanku padaNya maka aku bisa berbicara dalam setiap do’a. walau aku
masih malu2 untuk bersuara lantang dalam setiap doa karena aku takut manusia lain mendengar rahasia
hatiku. Baiklah, aku akan mulai memakai topeng bahagia ini lagi. Sampai jumpa manusia! 

Anda mungkin juga menyukai