Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Materi : Pemaragrafan dan Jenis Wacana


Kelompok : 2 (Dua)
Anggota Kelompok : 1. Abdullah Iswandi Amir (221344001)
2. Aprillia Widuri Permatasari (221344004)
3. Mahendra Agyal Kautsar (221344015)
` 4. Muhammad Faisal Shiddiq (221344020)
5. Naufal Daffa Naafilah (221344023)

4.1 Paragraf
Penyajian informasi dalam himpunan kalimat yang bertalian dan membentuk
sebuah gagasan (Keraf(1981));(Arifin(1981)). Informasi-informasi tersebut diyatakan
dalam sejumlah kalimat dengan hubungan yang erat atau padu. Untuk membentuk
suatu paragraph yang baik, diperlukan syarat-syarat yaitu; kesatuan, koherensi, dan
pengembangan paragraf.
4.1.1 Syarat
1. Kesatuan
Setiap paragraf memiliki ide pokok atau kalimat utama sebagai pengendali.
Dalam mengembangkan gagasan , ada hubungan antara masalah dan tema.
Hubungan itu ditunjukkan dengan adanya kalimat topik, pokok, atau gagasan
utamanya yang dikelompokkan secara ;
• Deduktif
Pada paragraf deduktif, kalimat utama terletak di awal paragraf. Pada
umumnya, kalimat utama masih pernyataan umum yang masih
memerlukan pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut. Sebagai
contoh:
“Kelas 1A TNK jurusan Teknik Telekomunikasi mempelajari
berbagai konsep dasar dalam teknologi telekomunikasi. Termasuk
sistem transmisi data, pengkodean sinyal, dan teknologi jaringan. Dalam
kelas ini, para mahasiswa juga mempelajari prinsip dasar dalam
perancangan sistem telekomunikasi yang efektif dan efisien.”

• Induktif
Pada paragraf deduktif, kalimat utama terletak di akhir paragraf. Pada
umumnya, kalimat utama merupakan simpulan atau rangkuman dari
kalimat-kalimat penjelasnya. Penulis mengemukakan terlebih dahulu suatu
kejadian, peristiwa, atau keadaan, yang pada akhir paragraf dibuat
simpulan atau rangkuman. Jadi paragraf tersebut merupakan induktif.
Sebagai contoh;
“Teknologi telekomunikasi terus berkembang pesat seiring dengan
perkembangan zaman. Kini, kita dapat melakukan panggilan suara dan
video dengan mudah menggunakan ponsel dan internet. Kita juga dapat
mengirim pesan dan berbagi informasi dengan cepat dan efisien melalui
berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan instan. Oleh karena itu,
kelas 1A TNK jurusan Teknik Telekomunikasi sangat penting untuk
mempelajari prinsip-prinsip dasar dalam pengiriman informasi melalui
media komunikasi dan berbagai teknologi terbaru dalam bidang
telekomunikasi. Melalui kelas ini, mahasiswa akan memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi
telekomunikasi secara efektif dan meningkatkan kemampuan mereka
dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan perkembangan
zaman.”

• Campuran
Pada paragraf campuran, kalimat utama ditempatkan pada awal dan
akhir paragraf. Kalimat utama di awal berisi pernyataan yang bersifat
umum dan masih memerlukan penjelasan. Dan penjelasan- penjelasan ini
ini ditutup dengan kalimat utama diakhir yang merupakan pengulangan
dari kalimat uatama pada awal paragraph akan tetapi tidak sama persis.
Sebagai contoh;
“Kelas 1A TNK jurusan Teknik Telekomunikasi adalah program
studi yang menawarkan peluang untuk mempelajari berbagai
teknologi terbaru dalam bidang telekomunikasi. Para mahasiswa akan
mempelajari konsep-konsep dasar dalam sistem transmisi data,
pengkodean sinyal, dan teknologi jaringan. Selain itu, mahasiswa juga
akan mempelajari teknologi terbaru dalam bidang telekomunikasi, seperti
jaringan 5G dan Internet of Things (IoT), serta bagaimana teknologi
tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kelas
ini, mahasiswa akan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
memanfaatkan teknologi telekomunikasi secara efektif dan
meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan
beradaptasi dengan perkembangan zaman.”

• Tanpa Kalimat Utama


Pada paragraf ini, semua kalimat utama terletak pada seluruh paragraf
sehingga tidak ada kalimat yang menjadi ide pokok. Sebagai contoh ;
“Sebagian besar manusia menghabiskan sebagian besar waktu mereka di
dalam ruangan. Oleh karena itu, kualitas udara dalam ruangan sangat
penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kita. Namun, kebanyakan orang
tidak menyadari bahwa udara dalam ruangan dapat lebih tercemar daripada
udara luar. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kualitas udara dalam
ruangan, seperti asap rokok, gas dari peralatan dapur, dan debu dari karpet
atau mebel. Jika kualitas udara dalam ruangan buruk, maka dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, seperti iritasi mata, hidung tersumbat,
sakit kepala, dan bahkan masalah pernapasan yang serius.”
2. Koherensi
Kalimat utama dengan kalimat-kalimat penjelas dalam satu paragraf harus
memenuhi syarat ketatabahasaan yang jelas maknanya. Syarat ini diperoleh
melalui ;
• Konsistensi pokok pikiran
• Penggunaan kata ganti dan atau kata petunjuk
• Urutan waktu dan tempat
• Pengulangan kata-kata kunci
• Pola kalimat yang hampir sama
4.1.2. Masalah Kebahasaan

Masalah kebahasaan yang memengaruhi koherensi dalam paragraf adalah repetisi,


pronomina, dan kata transisi. Repetisi dapat dilakukan dengan pengulangan kata-kata kunci.
Kata-kata atau frase-frase yang berfungsi menghubungkan gagasan kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain bahkan antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain disebut kata
transisi. Kata-kata transisi itu biasa dipergunakan dalam tulisan-tulisan ilmiah sesuai dengan
jenis hubungannya. Hubungan itu terdiri atas:

1. Hubungan tambahan :
Menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya : lebih lagi,
tambahan (pula), selanjutnya, juga, lagi (pula), berikutnya, kedua, ketiga, akhimya,
tambahan lagi.
2. Hubungan pertentangan:
Menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang telah disebut terlebih dahulu: tetapi,
namun, bagaimanapun juga, meskipun demikian.
3. Hubungan perbandingan:
Menyatakan perbandingan: sama halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang
demikian, sebagaimana.
4. Hubungan akibat atau hasil:
Sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya.
5. Hubungan tujuan:
Untuk maksud itu, untuk maksud tersebut, supaya.
6. Hubungan singkatan:
Contoh, intensifikasi, singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti
sudah dikatakan, dengan kata lain.
7. Hubungan waktu:
Sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian
8. Hubungan tempat:
Disini, disitu, dekat, disebrang.

4.1.3. Perincian Urutan Pikiran

Perincian Urutan Pikiran adalah bagaimana pengembangan antara kalimat utama dengan
kalimat-kalimat penjelas dan bagaimana hubungan antara kalimat-kalimat penjelas dalam
mengembangkan kalimat utama. Pengembangan paragraf ini dapat dilakukan dengan
mengemukakan perincian berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, atau urutan kronologis
Dapat juga digunakan perincian berdasarkan urutan logis, yaitu sebab-akibat umum-khusus,
klimaks, proses, dll.

4.1.4 Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf

Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yaitu:

1. Kemampuan merinci gagasan utama ke dalam gagasan penjelas.


2. Kemampuan mengurutkan gagasan penjelas ke dalam suatu urutan yang teratur.

Berikut adalah beberapa metode pengembangan (Keraf, 1980):

1) Klimaks dan Antiklimaks

Pengembangan dengan metode klimaks adalah mula-mula suatu gagasan utama dirinci
dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya lalu berangsur-
angsur gagasan lain yang tinggi hingga yang paling tinggi. Gagasan bawahan yang paling akhir
merupakan yang paling penting. Contoh:

(1) Pada 1941, Goddard membangun yang lebih besar: seri-P setinggi 6,7 meter. (2)
Namun, karena kesalahan dalam sistem pompa bahan-bakarnya, roket ini gagal meluncur.
(3) Namun begitu, roket seri-P inilah yang pada dekade 60-an dipilih NASA untuk
mengirim astronotnya ke bulan. (4) Ironisnya, karena tak pernah jelas apa. manfaat yang
bisa dipetik Pemerintah AS pada masa itu, riset Goddard yang dikenal padat biaya itu pun
akhirnya menyurut. (5) Keadaannya menjadi lebih parah terutama ketika Angkatan
Bersenjata AS menilai, tak banyak kegunaan nyata dan aktual yang bisa didukung dari
risetnya itu.
(6) Kerja Goddard pun menjadi semakin menurun. (7) Di akhir kekaryaannya Goddard
"hanya" bisa menyumbangkan JATO (roket pendorong pesawat terbang) dan Curtiss-
Wright, roket pendorong Bell X-2 hingga bisa melaju sampai mach 3. (8) Berbeda dengan
yang dialami Goddard, von Braun dan timnya justru meroket dengan roket berstabilisasi
giroskopis A-3 dinamai Wehrmacht, berhasil selanjutnya diuji di wilayah Kepulauan
Borkum di Laut Utara yang juga merupakan sukses lain von Braun. (11) Roketnya rata-rata
bisa mencapai ketinggian 2.000 meter. (12) Dengan gembira, Hitler menyaksikan
keberhasilan tersebut dan Wehrmacht pun dipindah ke tempat yang lebih memadai walau
dengan pengawasan yang lebih ketat. (13) Tempatnya di Peenemunde di Kepulauan
Usedom, Baltik ("Masa-masa Rintisan Pengobar Semangat", Angkasa, Januari, 2004.)

Paragraf ini menggunakan metode klimaks dan antiklimaks. Kalimat (1 - 7) menggunakan


metode antiklimaks. Kalimat utama (kalimat 1), yang terdapat pada kalimat pertama,
memaparkan keberhasilan Goddard dalam membuat roket. Akan tetapi, kalimat-kalimat
penjelas berikutnya (kalimat 2- 7) memaparkan kegagalan Goddard karena risetnya dianggap
tidak berguna. Pada kalimat (813) digunakan metode klimaks. Kalimat (8), menjelaskan
keberhasilan awal von Braun. Kalimat-kalimat (9 13) memaparkan peningkatan keberhasilan
von Braun dengan roketnya hingga klimaks pada kalimat terakhir.

2) Sudut Pandangan

Sudut Pandangan atau Urutan Ruang Sudut pandangan atau point of view merupakan
tempat penulis meliha sesuatu atau posisi penulis ketika melihat sesuatu. Digunakan untuk
menggambarkan hubungan tempat, barang, dan orang dalam kerangka cerita. Yang harus
diperhatikan bila menggunakan metode sudut pandangan adalah:

1. Konsistensi. Sudut pandangan mencakup pandangan orang pertama, orang kedua, atau
bentuk pasif di- atau tak berorang.
2. Anggapan penulis terhadap subjeknya, apakah dengan sudut pandangan simpati,
kesedihan, marah, dll.

3) Perbandingan atau Pertentangan Penulis

Perbandingan atau pertentangan penulis menunjukkan kesamaan atau perbedaan dari


segi-segi tertentu antara dua objek. Objek yang dibandingkan harus dari kelas yang sama.
Perbandingan disusun hingga sampai kepada gagasan pusatnya.
Contoh:

Meluncur pertama kali pada 1971, Salyut memiliki docking interface di muka dan di
belakang. Kedua pintu ini dibangun agar operator bisa leluasa membangun stasiun ruang
angkasa sesuai kebutuhan. Untuk kepentingan sipil, misalnya, Salyut bisa dikombinasikan
dengan Soyuz dan Progress modul kargo. Sementara, untuk kepentingan militer, dia bisa
dikombinasi dengan modul Heavy Cosmos. Kombinasi Salyut dan Soyuz sendiri.
sesungguhnya sudah merupakan dasar dari Mir, stasiun ruang angkasa Soviet dari generasi
berikutnya. ("The Original Space Station", Angkasa, Januari 2004)

Paragraf tersebut dikembangkan dengan metode perbandingan. Yang dibandingkan adalah


stasiun ruang angkasa Salyut dan Soyuz untuk kepentingan sipil atau militer. Dijelaskan,
bagaimana kombinasi yang dilakukan pada stasiun ruang angkasa milik Soviet ini yang
digunakan untuk kepentingan sipil dan militer.

4) Analogi

Perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda dengan memperlihatkan
kesamaan segi atau fungsi kedua objek. Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan
sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang telah dikenal dengan baik. Contoh:

Dalam tatakrama pergaulan sehari-hari di tengah masyarakat kita, menguping


pembicaraan atau bahkan mengintip "isi dapur" tetangga sebelah rumah jelas termasuk
kategori tingkah yang amat tercela. Bila pelakunya ketahuan, tak pelak ia pasti dicap usil
dan kurang ajar. Tak jarang kasusnya malah berkembang menjadi perseteruan antar-
tetangga. Namun, perkaranya lain bila pelakunya adalah negara adidaya yang punya
kekuatan militer raksasa.

Sebagai salah satu pemain, AS tak jarang bersikap lancang. Satelit militernya bersandi
1989-72A, yang diluncurkan pada 1989, entah dengan maksud apa sengaja disilap dari
mata PBB. Saat kepergok dan ditegur, AS malah berkilah catatan PBB tidak valid.

(Purwoadi, Santoso. 2004 "Spysat, Jagoan Ngintip dari Atas Langit", Angkasa)

Paragraf tersebut menggunakan metode analogi. Satelit mata-mata dianalogikan sebagai orang
yang suka mengintip rumah tetangganya.
5) Contoh

Contoh-contoh digunakan bila sebuah gagasan terlalu umum atau generalisasi


memerlukan ilustrasi yang konkret agar dapat dipahami.

Contoh yang digunakan tidak bertujuan untuk membuktikan pendapat seseorang. Contoh:

Agar menjadi jelas, dicontohkan tentang kereta api yang sedang melaju dengan
kecepatan tetap. Gerak ini disebut translasi seragam ("seragam" sebab kelajuan dan
arahnya tetap; "translasi" sebab meskipun posisi kereta api itu berubah relatif terhadap
tepi landasan rel, perubahan itu tidak membuatnya berputar).

Dibayangkan, ada seekor gagak yang terbang sedemikian rupa sehingga geraknya, bila
dipandang dari tepi landasan rel kereta api, seragam dan menurut garis lurus. Jika gagak
yang terbang itu diamati dari kereta api yang tengah melaju, akan terlihat bahwa gagak
itu bergerak dengan kelajuan dan arah yang berbeda, tetapi tetap seragam dan lurus. Bila
dinyatakan dengan cara yang abstrak, akan dikatakan : Jika suatu massa m sedang
bergerak seragam menurut garis lurus terhadap suatu sistem koordinat K, massa ini juga
akan bergerak seragam dan lurus terhadap sistem kedua, yaitu K' asalkan koordinat yang
disebut terakhir ini melakukan gerak translasi seragam terhadap K.

(Einstein, Albert. 2005. Relativitas (Penerjemah Liek Wilardjo).

Paragraf ini menjelaskan prinsip relativitas dengan contoh seekor gagak terbang yang dilihat
dari kereta api yang sedang melaju. Contoh ini digunakan untuk lebih memperjelas pernyataan
pada kalimat terakhir yang abstrak dan sulit dipahami.

6) Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Urutan proses bila juga berupa urutan kejadian atau peristiwa. Tahap-
tahap penyusunan proses adalah
1. Mengetahui perincian secara menyeluruh.
2. Membagi proses tersebut atas tahap-tahapnya.
3. Menjelaskan tiap tahap secara detail
Proses menjawab pertanyaan-pertanyaan bagaimana mengerjakan hal itu ? Bagaimana
bekerjanya? Bagaimana menyusunnya ? Bagaimana hal itu teriadi ? Contoh:
Proses pengendalian level air secara manual diawali dengan menempatkan saklar dua
posisi ke posisi manual sehingga keadaannya menjadi normally closed. - Keadaan itu
akan mengaktifkan RI (internal relay) sehingga ketika tombol ON ditekan, pompa
pengumpan air (feed water pump) akan bekerja. Pompa tersebut akan terus bekerja
selama tombol ON ditekan terus, ketinggian air belum mencapai high level, dan saklar
stop belum diaktifkan. Selain itu, ketika keadaan tangki boiler kosong (water empty),
alarm akan berbunyi dan hanya akan berhenti ketika air sudah melewati water empty level
atau dengan mengaktifkan saklar stop.
Paragraf ini menggunakan metode proses, yang memaparkan proses pengendalian level
air secara manual.
7) Sebab-Akibat
Paragraf dapat pula dikembangkan berdasarkan sebab-akibat. Sebab bisa menjadi
kalimat utama dan akibat sebagai kalimat penjelas. Akan tetapi, dapat pula sebaliknya; akibat
sebagai kalimat utama dan sebab sebagai gagasan yang menjelaskan untuk memahami akibat.
Sebab-akibat sangat dekat kaitannya dengan proses. Bila sebuah paragraf menggunakan proses
dan proses itu dipecah-pecah untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, proses ini
dinamakan proses kausal atau proses sebab-akibat.
Pengembangan sebab-akibat harus digunakan berdasarkan rangka tertentu, misalnya
berdasarkan kepentingan relatifnya, kesederhanaan atau kekompleksannya, kelangsungan atau
ketidaklangsungan sebab-akibat itu terhadap kalimat utama. Contoh :
Kalau dengan asumsi udara mengandung 21% 02, pada temperatur berapa pun
kandungan 02-nya tetap sama. Namun karena dengan active intercooler, volume udara
yang masuk akan lebih banyak. Inilah yang membuat kinerja mesin lebih baik. Dengan
dinginnya udara yang masuk ke mesin, jumlah bahan bakar yang dipasok ke dalam mesin
olen injektor menjadi lebin banyak. Soalnya, jumlah oksigen yang masuk menjadi lebih
banyak. "Jangan berpikir lebih banyak itu lebih boros. Belum tentu. Karena yang lebih
banyak itu berarti tenaga mesin lebih besar. Kita tidak periu menginjak gas lebih dalam
untuk membuat mobil itu jalan. Ini membuat konsumsi bahan bakarnya lebih irit."
Pada paragraf ini, yang menjadi sebab adalah penggunaan active intercooler yang
menyebabkan udara masuk lebih banyak. Akibat dari penggunaan active intercooler adalah
kinerja mesin menjadi lebih baik.
8) Umum-Khusus
Pengembangan paragraf dapat pula dilakukan dengan menggunakan metode umum-
khusus atau khusus-umum. Metode umum-khusus menempatkan kalimat utama atau gagasan
yang umum pada aval paragraf dan perincian-perinciannya dalam kalimat penjelas. Metode
khusus-umum menempatkan perincian-perinciannya pada kalimat-kalimat awal dan gagasan
yang umum atau kalimat utama di akhir paragraf. Contoh :
Gedungnya sendiri tidak. bergerak, tetapi gerakan yang dilihat adalah sedikit miring,
hanya sekitar seperempat inci di dalam tiupan angin di atas 75 mil per jam. Ilusi gerakan
yang tampak lebih besar mungkin berkaitan dengan awan yang ditiup angin. Pengamat
di bawah dapat melihat bangunan yang tinggi seolah-olah "¡atuh" jika awan di atas
bangunan bergerak ditiup angin ke arah yang tepat. Menurut para insinyur, gedung
pencakar langit yang lebih tua, misalnya gedung Empire State dan gedung Chrystler akan
miring sejauh beberapa inci bahkan beberapa kaki jika tidak diperkokoh dengan semacam
sarung dari batu dan semen. Gedung-gedung pencakar langit yang lebih baru, dengan
kerangka baja yang hampir tidak tertutup, dapat berayun dengan tampak jelas. Menara
Internasional Trump setinggi 579 kaki serta gedung tua Gulf dan Western di Lingkar
Colombus telah diperkeras untuk menundukkan kemiringan dua setengah kaki apabila
ada angin kencang dengan ditambahkan rangka dari jalan ke atap dengan ukuran 44 x 15
kaki.
(Ray, C. Claiborne.2003. Buku Pintar Ilmu Pengetahuan.)
Paragraf tersebut dikembangkan dengan menggunakan metode umum-khusus. Kalimat utama
yang masih bermakna umum terdapat pada kalimat pertama, yaitu Gedungnya sendiri tidak
bergerak, tetapi gerakan yang dilihat adalah sedikit miring, hanya sekitar seperempat inci di
dalam tiupan angin di atas 75 mil per jam. Kalimat- kalimat penjelasnya merupakan penjelasan
yang lebih khusus mengenai gedung yang bergerak ketika ditiup angin yang akan
menyebabkan gedung miring.
9) Klasifikasi
Metode klasifikasi digunakan bila akan mengelompokkan sesuatu yang dianggap
mempunyai kesamaan tertentu. Klasifikasi mempunyai kesamaan dengan pertentangan-
perbandingan dan dengan umum-Khusus.
Kesamaannya dengan pertentangan-perbandingan adalah keduanya bertolak dari penetapan
ciri-ciri yang sama dan penetapan perbedaan-perbedaan tertentu. Bedanya adalah dalam
klasifikasi prosesnya masih berjalan terus untuk menentukan pengelompokan. Demikian pula
dengan umum-khusus karena klasifikasi membuat perincian-perincian . tentang sesuatu yang
umum untuk memperoleh kelas-kelasnya. Contoh :
PLC pada dasarnya terdiri atas beberapa elemen sistem yang meliputi modul input,
modul output, CPU, memori, dan alat pemrogram. Modul input berfungsi untuk
mengubah sinyal berdaya tinggi ke sinyal dengan daya rendah sehingga dapat diproses
oleh prosesor. Modul output berfungsi sebagai penerima sinyal dari CPU untuk
diteruskan ke aktuator. CPU ini berfungsi untuk mengatur mengontrol jalannya operasi
PLC. Memori berfungsi untuk menyimpan program yang terdiri atas ROM (Read Only
Memory), RAM (Random Acces Memory). Alat Pemrogram berfungsi untuk membuat
dan mengedit/mengubah suatu program.
Klasifikasi pada paragraf ini adalah perincian PLC yang terdiri atas modul input, modul output,
CPU, memori, dan alat pemrogram. Selain PLC, dirinci pula fungsi masing-masing.
10) Definisi Luas
Definisi dalam pembentukan sebuah paragraf adalah usaha untuk memberi keterangan
atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Definisi di sini tidak dalam satu kalimat, tetapi dalam
pengertian yang luas yang bisa berbentuk satu paragraf bahkan lebih dari satu paragraf.
Tujuannya adalah untuk memberikan satu pengertian yang utuh atau bulat. Contoh:
Sebuah simbol adalah suatu entitas abstrak yang tidak kita definisikan secara formal,
seperti halnya kita tidak mendefinisikan "titik" dan "garis" pada geometri. Huruf dan
digit adalah contoh simbol yang sering dipakai. Sebuah string (kata/untai) adalah suatu
deretan berhingga dari simbol-simbol. Sebagai contoh, "a", "b", "c adalah simbol-simbol
dan abcd adalah suatu string. Pada buku ini, kita akan mengunakan istilah string dan untai
secara bergantian. Panjang string di sini adalah jumlah simbol yang membentuk string
tersebut.
Contoh :
abad panjangnya 4
asdfgh panjangnya 6
Sebuah string kosong biasanya dinyatakan dengan &, didefinisikan panjangnya = 0 atau
[E] = 0 (pada beberapa buku, simbol E dinyatakan dengan ^). Suatu alfabet adalah
himpunan berhingga dari simbol-simbol.
Paragraf ini merupakan definisi luas mengenai simbol. Simbol pada komputer
merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit untuk dicari sinonimnya atau
didefinisikan secara formal dalam satu kalimat. Agar lebih dipahami dan dapat
dibayangkan, definisi simbol ini pun harus disertai contoh.

4.2 Jenis karangan


Karangan sering didefinisikan dengan wacana. Pengertian wacana menurut tarigan
“Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau
klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan
akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis”
4.2.1 Ciri Khusus wacana
1. Memiliki tema atau topik yang spesifik: Wacana selalu memiliki topik atau tema
tertentu yang akan dibahas. Topik ini akan menjadi fokus dalam wacana dan dijelaskan
secara detail.
2. Struktur yang teratur: Wacana memiliki struktur yang teratur, yaitu terdiri dari awalan,
isi, dan akhiran. Struktur ini memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami
isi wacana.
3. Menggunakan bahasa yang sesuai: Wacana harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan tujuan dan audiensinya. Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami agar
tidak menimbulkan kesalah pahaman.
4. Mengandung informasi yang relevan: Wacana harus mengandung informasi yang
relevan dengan topik yang dibahas. Informasi ini harus lengkap dan akurat.
5. Mengikuti aturan tata bahasa: Wacana harus mengikuti aturan tata bahasa yang baik
dan benar. Hal ini akan memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami
wacana.
6. Bertujuan untuk memberikan informasi atau menyampaikan pesan: Wacana selalu
memiliki tujuan yang jelas, yaitu memberikan informasi atau menyampaikan pesan
kepada pembaca atau pendengar.
4.2.2 Perwujudan Wacana
Perwujudan wacana dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Lisan: Wacana yang disampaikan secara lisan melalui percakapan, pidato, atau
presentasi.
2. Tertulis: Wacana yang ditulis dalam bentuk tulisan, seperti buku, artikel, surat, atau
email.
3. Media sosial: Wacana yang dituliskan dan dibagikan melalui platform media sosial
seperti Twitter, Facebook, atau Instagram.
4. Visual: Wacana yang disampaikan dalam bentuk gambar, seperti poster, brosur, atau
infografis.

4.2.3 Jenis-jenis wacana


Jenis-jenis wacana dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan dan fungsinya, antara lain:
1. Deskriptif: Wacana yang berfungsi untuk memberikan deskripsi atau gambaran tentang
sesuatu. Sasaran tulisan deskripsi adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya
daya khaya pembacanya seolah olah pembaca dapat melihat, merasakan objek yang
dideskripsikan.
2. Naratif: Wacana yang berfungsi untuk menceritakan suatu peristiwa atau kisah.
Narasi terbagi menjadi dua yaitu:
a. Narasi Ekspositoris, yaitu narasi yang mempersoalkan tahap-tahap kejadian atau
rangkaian perbuatan secara runtun kepada pembaca, contoh:
Pada 10 November meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Surabaya untuk
mengusir Belanda dan para sekutunya dari tanah air. Perang ini berawal dari
kemarahan tentara Inggris akibat dari terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir
Jenderal Mallaby.
b. Narasi Sugestif
Narasi Sugestif adalah sebuah paragraf yang menggambarkan rangkaian suatu
peristiwa yang tersusun sedemikian rupa guna merangsang khayalan pembaca atau
pendengar. Jenis paragraf ini dapat ditemukan pada roman, cerpen, hikayat,
dongeng, dan novel.

4.2.3 Eksposisi
Wacana eksposisi adalah jenis wacana yang bertujuan untuk memberikan informasi
atau penjelasan tentang suatu topik tertentu. Dalam wacana eksposisi, penulis berusaha
memberikan pemahaman yang jelas dan mendalam tentang topik yang dibahas, sehingga
pembaca atau pendengar dapat memahaminya dengan baik.

4.2.4 Argumentasi
Argumentasi merupakan suatu bentuk tulisan yang menguraikan suatu masalah
dengan tujuan mengubah pendapat/pendirian pembaca. Suatu cara untuk bertukar informasi
yang tidak dipengaruhi pandangan subjektif. Dalam argumentasi, disodorkan fakta sebagai
evidensi sehingga pembaca merasa yakin bahwa apa yang diterima/dibaca merupakan suatu
kebenaran. Karena harus mengubah keyakinan pembaca atau pendengar, premis yang
dikemukakan harus mengandung kebenaran.
Agar argumentasi berlangsung baik, perlu dipertanyakan dasar-dasar berikut :
1. Apa yang menimbulkan masalah sehingga diketahui subjek yang akan diuraikan
2. Tujuan mana yang kiranya akan mendatangkan manfaat, apa tujuan yang nyata dari
masalah tersebut, apakah ada tujuan tersembunyi.
3. Masalah apa saja yang harus dibahas dan bagaimana cara mengatasinya.
4. Di bagian mana terdapat titik ketidaksesuaian dan bersedia mempertimbangkan
pendapat yang bertentangan.
5. Pokok masalah apa saja yang harus dikemukakan secara jelas : alasan, konsep, syarat.
Untuk membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian, penulis harus
“mengamankan” sasaran yang telah ditetapkan dengan cara :
1. Argument harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap atau keyakinan
pembaca.
2. Istilah-istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu harus dihindari.
3. Istilah-istilah yang digunakan harus diberi Batasan atau pengertian agar penulis
terhindar dari ketidaksepakatan karena perbedaan pengertian.
4. Titik ketidaksepakatan harus diketahui betul oleh penulisnya.
Sebelum mengemukakan argument, penulis mengumpulkan bahan-bahannya. Pengumpulan
bahan ini merupakan latihan untuk keakuratan dan ketelitian penulis setelah itu penulis harus
siap dengan metode penyajiannya. Komposisi argumentasi terdiri atas :
1. Pendahuluan
Tujuan bagian ini adalah untuk menarik perhatian pembaca dan untuk
menggambarkan alasan mengapa argumentasi dikemukakan. Penjelasan secara
prorsional mengenai latar belakang historisis dan penjelasan bagian yang akan
dibahas dan tidak akan dibahas.
2. Tubuh argument
Tubuh argument berfungsi untuk mengembangkan topik
3. Simpulan
Pemecahan masalah atau keputusan yang dihasilkan dengan disertai alasan logis.
Argumentasi dapat digunakan untuk meyakinkan seseorang atau sekelompok orang agar
melakukan sesuatu yang dihendaki penulis/pembicara atau dapat juga digunakan untuk
menolak pendapat orang. Agar argumentasi berhasil, penguasaan fakta, kemampuan
menganalisis, dan kemampuan berbahsa amat diperlukan. Yang paling penting dari
argumentasi adalah tujuannya, yaitu membuktikan kebenaran
Perbedaan keempat jenis wacana :
Tujuan :
• Deskripsi : Memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Penekanan pada kata
kata yang berkesan agar pembaca dapat berimajinasi.
• Narasi : Memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Penekanan pada jalan
cerita.
• Eksposisi : Memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Menjelaskan suatu
pokok persoalan.
• Argumentasi : Mengubah pendapat pembaca. Suatu cara untuk bertukar informasi.
Penekanan pada pembuktian melalui penalaran
Keputusan :
• Deskripsi : Keputusan diserahkan kepada pembaca
• Narasi : Keputusan diserahkan kepada pembaca
• Eksposisi : Keputusan diserahkan kepada pembaca
• Argumentasi : Penulis ingin mengubah pandangan pembaca.
Gaya :
• Deskripsi : Informatif
• Narasi : Informatif
• Eksposisi : Informatif
• Argumentasi : Meyakinkan
Gaya Bahasa :
• Deskripsi : Bahasa berita; prosa; subjektif
• Narasi : Bahasa berita; prosa
• Eksposisi : Bahasa berita objektif
• Argumentasi : Rasional dan objektif
Fakta :
• Deskripsi : Memperjelas informasi; konkretisasi
• Narasi : Memperjelas informasi; konkretisasi
• Eksposisi : Memperjelas informasi; konkretisasi
• Argumentasi : Evidensi; bahan pembuktian

4.3 Sumber
Dr. Sri Nur Yuliyawati, Mpd. dkk. 2019. "Bahasa Indonesia Untuk Aktivitas Ilmiah".
Politeknik Negeri Bandung.

Anda mungkin juga menyukai