Anda di halaman 1dari 5

TEKS CERAMAH

Ceramah merupakan kegiatan yang menekankan keterampilan berbicara di depan


umum. Berceramah dapat disampaikan oleh pembicara secara langsung atau hafalan
[impromptu], menggunakan kerangka naskah sebagai pedoman [ekstemporan], dan membaca
naskah seluruhnya. Hal tersebut lazim dilakukan karena untuk meminimalisasi kesalahan
penyampaian di depan khalayak. Jika pembicara menggunakan teknik impromptu, berarti ia
memunyai tingkat hafalan dan imrovisasi yang baik. Jika menggunakan teknik ekstemporan,
berarti ia membutuhkan panduan umum saja kemudian mengembangkan sendiri. Jika
pembicara berceramah dengan membaca naskah seluruhnya, berarti ia telah mempersiapkan
sebelumnya dengan konten yang matang.

A. Mengidentifikasi Informasi Berupa Permasalahan Aktual yang Disajikan dalam


Ceramah
Permasalahan aktual menjadi konten penting saat melakukan kegiatan ceramah.
Berbagai masalah aktual menjadi topik yang hangat untuk dibahas dan didiskusikan bersama
pendengar. Ceramah menekankan pembicara dan pendengar untuk saling berinteraksi demi
tercapainya kesepakatan saling menerima. Berdasarkan hal ini ceramah memunyai sifat timbal
balik antara pembicara dan pendengar. Berbeda dengan pidato dan khotbah yang memunyai
sifat satu arah [monolog], yaitu informasi dari pembicara langsung diterima pendengar saja.
1. Memahami Informasi dan Permasalahan yang Didengar atau yang Dibaca
Memahami informasi dalam kegiatan ceramah dapat dilakukan dengan cara yang
mudah. Hal ini diakibatkan ceramah dapat dilaksanakan kapan saja, di mana pun, memunyai
fleksibilitas durasi waktu, dan umumnya berkonten hal baik. Selain itu, topik yang aktual
menjadi pokok pembahasan yang mudah diketahui karena sedang hangat diperbincangkan.
Media penyampaian ceramah dewasa ini dapat ditemukan melalui beberapa cara, antara lain:
datang langsung untuk mengikuti ceramah dan melalui sarana komunikasi [televisi, radio, dan
media lainnya]
2. Menemukan Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Teks Ceramah
Suatu informasi bersifat publisitas, yaitu ditujukan untuk umum (publik). Informasi
dalam media massa umumnya bersifat aktual. Demikian pula yang disampaikan melalui
ceramah-ceramah yang biasanya berkaitan dengan isu-isu terhangat. Oleh karena itu, informasi
yang akan dan telah ditemukan umum memunyai beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Informasi berdasarkan fungsi
Informasi ceramah ini bergantung pada materi dan juga kegunaan informasi, misalnya:
informasi yang menambah pengetahuan, mengajari pembaca (informasi edukatif), dan
informasi menyenangkan pembaca yang bersifat fiksional (khayalan).
b. Informasi berdasarkan format penyajian.
c. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa.
d. Informasi berdasarkan bidang kehidupan [pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya,
dan iptek].
e. Informasi berdasarkan bidang kepentingan
B. Menyusun Bagian-Bagian Penting dari Permasalahan Aktual
Melalui kegiatan ceramah, tentunya pendengar merasa tergugah pemikirannya untuk
mendengarkan materi yang diberikan. Rasa tergugah tersebut seyogyanya direspon dengan
cara ditelaah bagian pentingnya. Respon yang lebih mendalam adalah dengan menemukan fitur
kebahasaan yang khas dalam ceramah.
1. Menelaah Bagian-Bagian Penting dalam Teks Ceramah
Penting atau tidaknya suatu uraian dapat pula berdasarkan kebermanfaatannya. Apabila
bagian itu dianggap bermanfaat atau sangat perlu diketahui, maka bagian itulah yang penting,
begitu sebaliknya. Berdasarkan paparan yang tersaji dalam teks ceramah, suatu informasi
dianggap penting apabila informasi tersebut bersifat umum; yang merangkum atau menjadi
dasar uraian-uraian lainnya. Secara sederhana, bagian pentingnya adalah gagasan umum.
2. Menemukan Kalimat Majemuk Bertingkat Pada Teks Ceramah
Kalimat majemuk disebut juga sebagai kalimat kompleks. Kalimat kompleks adalah
kalimat yang memunyai dua atau lebih klausa. Kalimat kompleks disebut juga sebagai kalimat
majemuk. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Kalimat majemuk setara
Kalimat ini merupakan kalimat yang memiliki dua klausa setara dalam satu kalimat.
Kalimat majemuk setara menggunakan konjungsi untuk menggabungkan dua klausa
agar menjadi setara. Konjungsi yang biasa ditemukan adalah: dan, tetapi, serta. Sifat
yang dimiliki kalimat majemuk setara adalah terlihatnya bentuk klausa atasan atau
biasa disebut induk kalimat.
Contoh:
Permasalahan utama urbanisasi adalah tidak terkontrolnya jumlah penduduk, serta
terjadi kepadatan penduduk di kota.
b. Kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat ini merupakan kalimat yang memiliki klausa ganda yang tidak sama atau
berada di bawah fungsi utama kalimat. Kalimat majemuk bertingkat menggunakan
konjungsi subordinatif untuk menggabungkan induk kalimat dengan anak kalimat
(klausa atasan dan klausa bawahan). Konjungsi yang biasa ditemukan adalah: setelah,
agar, sehingga, karena.
Contoh:
Aktivitas mencuci mobil sebaiknya dilakukan pagi hari, agar terhindar dari
sengatan panas saat siang hari.

Kalimat majemuk bertingkat masih memunyai variasi jenis, antara lain sebagai berikut.
a. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-
sampai, maka.
b. Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata penghubung dengan.
c. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolah-olah, seakan-
akan.
d. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
e. Kalimat majemuk hasil, ditandai oleh konjungsi makanya.
f. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
C. Menganalisis Isi, Struktur, dan Kebahasaan dalam Ceramah
1. Mengidentifikasi isi dan struktur teks dalam ceramah.
Teks ceramah merupakan informasi yang berisi ilmu pengetahuan, nasihat, dan lain-lain
yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Maka, jika dilihat dari strukturnya akan terlihat juga
bagian utama. Ketiga bagian tersebut masing-masing akan menentukan isi informasinya. Jika
digambarkan dalam bentuk bagan, maka seperti berikut.

Keterangan :
a. Pendahuluan
Bagian ini terdapat di awal pembicaraan caramah berupa [salam - penyampaian isu
- permasalahan yang sedang dihadapi - pandangan umum penulis].
b. Isi
Segala hal yang diutarakan pembicara pada bagian pendahuluan, kemudian
diperkuat menggunakan opini dan fakta. Tujuannya, isi ceramah menjadi ilmiah dan
valid.
c. Penutup
Sentuhan akhir ceramah adalah memberikan kesimpulan dan saran.
2. Mengidentifikasi Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
Kaidah kebahasaan yang dimaksud adalah aturan bahasa yang lazim digunakan dalam
teks ceramah. Lalu, bagaimana karakteristikan kebahasaannya? Pedomannya adalah pada
struktur ceramah. Perhatikan alur informasi berikut!
Keterangan :
a. Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak,
sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga kata kami
apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok. Teks ceramah sering kali
menggunakan kata sapaan yang dituju pada orang banyak, seperti hadirin, kalian,
bapak-bapak, ibu-ibu, saudarasaudara.
b. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang
dibahas.
c. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab-akibat).
d. Menggunakan kata-kata kerja mental seperti diharapkan, memprihatinkan,
memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
e. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu,
harus.

Struktur teks ceramah memuat patokan-patokan ide yang akan disampaikan. Jadi, sudah
tentu kebahasaan yang digunakan relevan dengan strukturnya. Misalnya pada struktur
pertama, terdapat isu yang akan diangkat. Pembicara tentu menyampaikan permasalahannya
kemudian diikuti dengan subjek yang terlibat dalam topik ceramah. Nah, subjek yang dimaksud
adalah kata ganti orang atau sapaan. Kemudian, patokan struktur penutup memungkinkan
pembicara untuk memberikan opini berupa harapan. Kalimat yang khas untuk memberikan
harapan adalah kata kerja mental. Begitu seterusnya sesuai dengan aturan strukturnya.

D. Mengonstruksi Ceramah
Mengonstruksi ceramah berarti membangun aspek-aspek penting yang masuk dalam
rancang-bangun teks ceramah. Pada kegiatan ini, aspek penting sudah tersedia, kemudian
menyunting [menyiapkan naskah siap edar dengan mempersiapkan sistematika] aspek penting
yang telah ada.
1. Aspek Penting Ceramah
a. Menentukan Topik
b. Merumuskan Tujuan Ceramah
- Tujuan umum:
 Ceramah informastif
 Ceramah persuasif
 Ceramah rekreatif
- Tujuan Khusus:
Tujuan khusus lebih terkonsentrasi pada tujuan umum. Misalnya ceramah persuasif,
maka tujuan khususnya adalah benar-benar mengajak.
c. Menyusun Kerangka Ceramah
d. Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka
2. Menyampaikan Hasil Suntingan dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan
Penyuntingan bertujuan untuk menyempurnakan atau untuk mengurangi kekeliruan-
kekeliruan yang mungkin terjadi dalam suatu teks. Oleh karena itu, seorang penyunting
setidaknya harus:
1. mengetahui cara penulisan karangan yang baik,
2. memahami masalah yang dibahas dalam karangan itu, serta memahami aturan-aturan
kebahasaan, seperti masalah ejaan dan tanda baca.
Kegiatan penyuntingan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Penyiapan teks (ceramah) yang akan disunting.
2. Penyediaan bahan-bahan pemandu penyuntingan, seperti pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI) dan kamus.
3. Mencermati bahan suntingan secara cermat, baik itu berkenaan dengan cara penyajian
isi maupun bahasanya.
4. Memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam bahan suntingan secara benar dengan
berpedoman pada sumber-sumber yang dapat dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai