Skripsi
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)
Oleh
WARDIALIS
NIM.10611003024
Oleh
WARDIALIS
NIM.10611003024
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
PENGHARGAAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Penegasan Istilah ........................................................... 6
C. Permasalahan ................................................................. 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................... 8
BAB V : Penutup
A. Kesimpulan .................................................................... 54
B. Saran .............................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Fostering religion is one way to get people to the faithful and obedient to
god almighty and virtuous, having skills, physically and mentally, stable and
independent personality and responsibilities of community and nationhood.
Fostering religion can be done through means of education, both formal and non
formal education.
From the formula above can take the notion that religious education is
urgent only in the process of nation-building in achieving national goals. To be
able to perform optimally religious guidance trough formal education in 1990 in
SLTP Negeri 4 Bangkinang been established at the Mushalla to carry out varios
activities which could not be in class. Given the Mushalla in the guidance of
religious schools are expected to be conducted as closely as possible in
accordance with the function of Mushalla.
Before the author examined variables that shape the use of Mushalla in
research methods, questionnaires, interviews and documentation. The author
analyzed based on appropriate indicators, the author concluded that use of the
Mushalla at SLTP Negeri 4 Bangkinang Seberang is less good, which was made
by teachers and students had not performed optimally.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan alat yang sangat ampuh untuk membina remaja. Agama
yang tertanam dan tumbuh secara wajar di dalam diri remaja akan dapat
keyakinan dalam diri remaja itu akan dapat menjadikan akhlaknya selalu baik
karena kontrolnya dari dalam diri remaja itu sendiri yang berupa keyakinan
terhadap ajaran agamanya. Selain itu juga akan dapat memberikan ketenangan
bagi jiwanya, sehingga tidak mudah terombang-ambing. Dalam buku ilmu jiwa
di katakan bahwa:
yang menjadi ciri khas perkembangan hidup jiwanya itu, sering menimbulkan
1
Zakiah Darajad, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 2005, hlm. 125
2
mungkin. Sebab, kalau melihat keadaan remaja yang keadaan dirinya selalu
kritis dan memerlukan pembinaan, guna mengatasi problema yang ada pada
diri remaja itu sendiri. Maka apabila pembinaan agama bisa dilaksanakan
masa remaja adalah masa sekolah khususnya ditingkat SLTP. Dalam hal ini
kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada berbagai faktor yang dapat
Khususnya di Sekolah Umum di tingkat SLTP. Hal ini dapat dilihat dari
2
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, PT. Golden
Terayon Press, Jakarta, 2001, hlm. 78
3
Jalaluddin, Psikologi Agama, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2008, hlm. 270
3
jumlah jam pelajaran agama yang disediakan yaitu dua jam pelajaran dalam
siswa. Oleh sebab itu dengan adanya Musholla diharapkan segala problema
yang menyangkut pembinaan agama siswa dapat diatasi. Dengan kata lain,
kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan didirikannya Musholla adalah
4
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam Dalam
Keluarga Sekolah dan Masyarakat, Darul Fikr, Bandung, hlm. 190
4
agama banyak yang berhubungan dengan praktek. Disamping itu pula dalam
rangka pembinaan agama siswa harus banyak melakukan kegiatan ekstra yang
siswa. Oleh sebab itu dengan adanya Musholla diharapkan segala problema
yang menyangkut pembinaan agama siswa dapat diatasi. Dengan kata lain,
dua kelompok yaitu yang berhubungan dengan kegiatan kurikuler dan ekstra
siswa tentang ibadah yang bermanfaat bagi mereka baik di dunia dan
akhirat.
adalah:
misalnya:
1. . Ketika siswa ingin melaksanakan sholat tidak ada air untuk berwhuduk di
tempat whuduk.
Musholla
Bangkinang Seberang”.
B. Penegasan Istilah
Penelitian yang dilaksanakan ini berjudul Pemanfaatan Musholla Sekolah
Seberang. Agar nantinya tidak terjadi kesalah fahaman dalam judul penelitian
ini maka penulis perlu menjelaskan kata-kata atau istilah yang dipakai dalam
penelitian ini.
yang dilakukan secara berdaya dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
Kemudian dari pada itu, antara Musholla dan Masjid pada dasarnya
6
Emilia Setyoningtyas, Kamus Trendy Bahasa Indonesia, Surabaya, 2007, hlm. 296
7
mempunyai fungsi dan tujuan yang sama yaitu sebagai tempat sholat maupun
Masjid ukurannya lebih besar dan dibangun sedemikian rupa dengan berbagai
cirri khas.
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
suatu tujuan. Dalam hal ini ada beberapa permasalahan yang timbul
Bangkinang Seberang?
siswa?
Bangkinang Seberang
8
2. Batasan Masalah
3. Rumusan masalah
sebagai berikut:
Bangkinang Seberang?
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
gelar sarjana.
penilitian ilmiah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoritis
awalan me dan akhiran an. Kata manfaat artinya guna atau faedah.
1
Emilia Setyoningtyas, Kamus Trendy Bahasa Indonesia, Apollo, Surabaya, 2003, hlm.
255
2
Abdul Mujib & Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2006, hlm.
232
setelah lembaga pendidikan keluarga, yang jenjang pendidikannya terdiri
dari sekolah menengah, dan sekolah tinggi dalam waktu yang sama.
dengan sholat. Sholat adalah gerak ibadah yang diawali dengan takbir dan
dengan gerakan muka ke kanan dan kiri. Jadi sholat merupakan tali yang
dikerjakan secara berjamaah. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi yang
3
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Pustka Al-Husna, Jakarta,
1989, hal. 147
. ! "# ق% # ل )('"&!ن ر+ ا, -ا
berkas kayu api kemudian aku menyuruh untuk mendirikan sholat, lalu
imam. Sesudah itu aku pun pergi kepada mereka yang tidak menghadiri
akibat dari ikatan sholat. Sifat kebersamaan dalam sholat inilah yang harus
diikat oleh suatu akidah atau keyakinan. Hal ini sesuai dengan tujuan
sholat berjamaah yaitu untuk ikatan kesatuan sosial yang teguh dan yang
masyarakat muslim.
Oleh sebab itu, islam sangat menekankan. Dalam hal ini melalui hadist
Nabi:
Masjid sangat ditekankan. Dalam Musholla atau Masjid pada waktu sholat
imam yang ada di depannya. Karena itu sholat berjamaah adalah paling
hanya bisa dilakukan di Masjid atau Musholla. Dan yang jelas fungsi yang
paling utama dari Masjid atau Musholla adalah sebagai tempat sholat.
b. Sebagai Lembaga Pendidikan
dipelajari akidah islam, hukum agama dan juga sebagai pusat kerohanian.
diberikan kepada kesatuan sosial yang diikat oleh Masjid atau Musholla
kesatuan nilai dan ukuran. Ukuran dan nilai tidak ditentukan oleh manusia
yang sangat dibatasi oleh ruang dan waktu. Disamping itu manusia selalu
4
Pusat Penelitian UIR, Potensi Lembaga Pendidikan Islam di Daerah Riau, UIR Press,
Pekanbaru,1994, hal. 28
Adapun pengertian sekolah adalah suatu lembaga pendidikan
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka perlu
adanya cara yang dilaksanakan yaitu dengan cara membina anak didik
dengan agama. Hal ini sesuai dengan definisi pembinaan itu sendiri
diharapkan.
memberikan dorongan.
membaca Al-qur’an dengan baik, tidak melakukan sholat dengan baik. Ini
dari guru agama. Para guru agama harus mampu memberikan pemahaman
kepada anak didik yang mudah diserap oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Motivasi.
siswa.
5
Daeng Ayub Natuna, Belajar Teori Belajar Dalam Pembelajaran, Universitas Riau,
Pekanbaru, 2006, hal.177
6
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Kencana,
Jakarta, 2008, hal. 183
b. Kurangnya kontrolisasi dari orang tua murid sehingga pemanfaatan
Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau pada tahun 2001 meneliti dengan
dokumentasi.
dan Keguruan UIN Suska Riau tahun 2001 meneliti dengan judul: Pembinaan
kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan hasil pengamatan yang
56,36%.
C. Konsep Operasional
Konsep operasional adalah konsep yang digunakan untuk menjelaskan
konsep teoritis. Sebagaimana judul penelitian ini maka konsep yang akan
yang termasuk dalam pembinaan. Sesuai dengan program yang telah disusun
kategori yaitu baik, kurang baik, dan tidak baik. Pemanfaatan Musholla
a. Siswa melakukan sholat di Musholla secara rutin dan minimal tiga sampai
e. Guru selalu menambah jam praktek jika waktu yang digunakan di sekolah
tidak cukup.
Musholla
Musholla.
Musholla
Musholla
d. Sebagian besar siswa tidak melaksanakan wirid pengajian di Musholla
e. Guru dan murid tidak menambah jam praktek walaupun waktu yang
Dan untuk menyaring data yang masih ada dilapangan, maka penulis
yang ada maka dia akan selalu memonitor kegiatan yang dilaksanakan oleh
Sebaliknya apabila sikap guru terhadap Musholla itu pasif maka guru agama
b. Minat siswa
tingggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Kurangnya minat siswa
dalam pemanfataan Musholla sekolah menjadi salah satu faktor siswa yang
baik. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan yang diadakan disekolah yaitu kurang
nya minat siswa dalam pengembangan diri melalui kegiatan ekstra kurikuler
d. Lingkungan
Seberang. Kurangnya dukungan dari para majelis guru dan teman sejawat
mungkin.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
penelitian ini pada bulan Maret sampai September 2010, dengan kegiatan
sebagai berukut:
Tabel III. I
Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu
2. Tempat Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa SLTP Negeri
Seberang yang berjumlah 247 orang. Mengingat banyak jumlah populasi maka
setiap kelas mempunyai hak yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian
ini antara lain: Kelas VII yang terdiri dari 3 lokal diambil sampel sebanyak 13
orang. Kelas VIII yang terdiri dari 3 lokal diambil sampel sebanyak 17 orang.
Kelas IX yang terdiri dari 3 lokal juga diambil sampel sebanyak 20 orang.
Pengambilan wakil dari populasi ini mewakili seluruh subjek yang akan
diteliti.
1. Angket
responden (siswa).
2. Wawancara
3. Dokumentasi
ada, dan adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dengan
kualitatif dan data kuantitatif. Terhadap data yang bersifat kualitatif, yaitu yang
diperolah persentasi.
Keterangan:
P = Persen ( )
N = Jumlah
F = Frekuensi1
76 % - 100 % (Baik)
50 % - 75 % (Kurang Baik)
0 % - 49 % (Tidak Baik)2
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teori dan Praktek,
Jakarta, Rineka Cipta, 1998, hlm. 207
2
Ibid
BAB IV
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
Seberang bermula pada tahun 1978 dengan nama SMP Pulau (SMP 5). Pada
saat itu masih berstatus swasta yang jumlah siswanya sebanyak 70 orang yang
sekolah Zakaria, BA kemudian pada tahun 1995 diganti pula oleh Dafina, BA.
Tak lama berselang waktu buk Dafina meninggal dunia dan posisisnya sebagai
Pada akhir tahun 2004 kepala sekolah diganti lagi dan dijabat oleh Drs.
dengan tahun 2008. Pada akhir tahun 2008 kepala sekolah diganti kembali oleh
Tabel IV. I
Keadaan Tenaga Edukatif/ Guru Sekolah Menengah Pertama
Negeri 4 Bangkinang Seberang
No Nama Tempat/ Tgl Lahir Jabatan Alamat
1 Nirwati, S. Pd.i Sei Panjang, 09-09-1957 Kepsek Jl. Sudirman
2 Ernawati, S.Pd.i Bangkinang, 29-10-1967 Waka Jl. Tanjung
3 Yenita Aburdin Padang, 20-11-1961 Guru Bangkinang
4 Yusnani, A. Md. Pd Bangkinang, 06-111961 Guru Pulau Lawas
5 Azmi, A. Md. Pd Bangkinang, 18-12-1957 Guru Muara Uwai
6 Armaini, A. Md. Pd Padang, 20-07-1957 Guru Jl. Stanum
7 Syarifah Bangkinang, 02-07-1963 Guru Jl. Mahyudin
8 Nurmah Bangkinang, 06-06-1960 Guru Jl. Tanjung
9 Hj. Yurnalis Selayo, 20-05-1958 Guru Jl. Agus salim
10 Khadrus, S.Pd Bangkinang, 09-021967 Guru Jl. Stanum
11 Hamizan, A. Md. Pd Siberuang, 07-04-1967 Guru Jl. Stanum
12 Aklimi Sawa Lunto, 16-04-1962 Guru Siabu
13 Dra. Ida Herawati Bangkinang, 11-07-1966 Guru Jl. A. Yani
14 Drs. Patua Bujang Kampar, 09-02-1967 Guru Sipungguk
15 Zamzamir Sei Tanang, 01-01-1956 Guru Sei. Tanang
16 Ipang Kuok, 26-02-1968 Guru Kuok
17 Alfian, S. Pd Bangkinang, 20-07-1973 Guru Pulau Tepian
18 Hendra Yanti, S. Ag Bangkinang, 01-03-1972 Guru Muara Uwai
19 Ruslina, S. Pd Pulau, 27-08-1979 Guru Jl. Pramuka
20 Siti Ziyaroti, S. Ag Pekanbaru, 20-02-1971 Guru Jl. Agus salim
21 Eliza Murni, S. Pd Bangkinang, 27-08-1979 Guru Jl. Simp Rona
22 Nana Fitriani, SE Bangkinang, 04-07-1982 Guru Jl. Sudirman
23 Hasmi, S. Ag Sipingguk, 29-11-1974 Guru Pulau
24 Zartika Yuliana Bangkinang, 04-07-1982 Guru Jl. Sudirman
25 Leni Wardani, S. Pd Bangkinang, 27-06-1975 Guru Jl. Bodi
26 Syukri, S. Ag Bangkinang, 03-05-1973 Guru Muara Uwai
27 Sri Aprilla, S. Pd Payakumbuh, 02-04-1982 Guru Jl. Pramuka
28 Rahmadani, S. Pd Bangkinang, 11-10-1972 Guru Jl. Subrantas
29 M. Abrar, SE Bangkinang, 17-11-1968 Guru Muara Uwai
30 Yulimar, S. Ag Bangkinang, 24-07-1974 Guru Jl. Tepi Air
31 Rudi Rosmadi Pandopo, 13-06-1967 Guru Jl. Panjaitan
Jl. Letnan
32 Namira Siregar, SE Medan, 08-06-1975 Guru Boyak
Sumber Data: Kepala tata usaha SLTPN 4 Bangkinang Seberang
Tabel IV. 2
Daftar Nama Pegawai Tenaga Administrasi/ TU
Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bangkinang Seberang
No Nama Tempat/tgl lahir Jabatan Alamat
Tabel IV. 3
Keadaan Siswa Kelas VII, VIII, IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 4
Bangkinang Seberang
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa Jumlah
kelas
1. VII 47 46 93 3
2. VIII 45 42 87 3
3. IX 33 34 67 3
2. Kurikulum
Bangkinang Seberang adalah kurikulum tahun 1991, kurikulum tahun 1999 dan
kurikulum tahun 2004 (KBK). Dan tahun 2006 memakai kurikulum tingkat
ekstra kurikuler sebagai penunjang bagi para siswa dan siswi SLTP Negeri 4
Bangkinang Seberang.
Tabel IV. 4
Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama Negeri 4
Bangkinang Seberang
N0 Fasilitas Sekolah Jumlah
Jumlah 8.155
a. Visi Sekolah
b. Misi Sekolah
1
Visi dan Misi Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bangkinang Seberang
6. Mengembangkan lingkungan yang indah dan sehat
B. Penyajian Data
dokumentasi sebelumnya.
untuk dianalisa. Pertanyaan dalam angket ini disertai tiga (3) alternatif
jawaban dan dari masing-masing angket diberi bobot atau skor untuk
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari hasil penyebaran angket yang diberikan pada responden yang sesuai
dengan kebutuhan penelitian ini. Dan disajikan dalam bentuk tabel
yaitu sebanyak 20% dari 247 (dua ratus empat puluh tujuh) orang siswa-
diambil lagi angket tersebut dari responden dengan jumlah yang disebarkan.
penulis memberi tanda “F” untuk Frekuensi dan “P” untuk Persentase.
Tabel IV. 6
Kegiatan Praktek yang Diarahkan Oleh Guru
Option Alternatif Jawaban F P (%)
Jumlah 50 100%
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya responden yang menjawab alternatif “A”
yaitu sebanyak 54%. Sedangkan yang menjawab alternatif “B” hanya 24%
Tabel IV. 7
Pelaksanaan Praktek Yang Dimonitor Oleh Guru-guru
Option Alternatif Jawaban F P (%)
A Selalu - -
B Kadang-kadang 16 32%
Jumlah 5O 100%
yang dimonitor guru dalam satu minggu adalah 32% menjawab kadang-
agama siswa. Hal ini karena guru kurang memonitor pelaksanaan praktek
Tabel IV. 8
Ketika Siswa Keluar Untuk Pulang
Option Alternatif Jawaban F P (%)
A Diharuskan untuk sholat 31 62%
B Kadang-kadang 8 16%
Jumlah 5O 100%
Tabel IV. 9
Apabila Siswa Diharuskan Sholat di Musholla
Option Alternatif Jawaban F P (%)
A Senang 4 8%
B Kadang-kadang 25 50%
Jumlah 5O 100%
Tabel IV. 10
Apabila Siswa Tidak Melaksanakan Muhadhoroh
di Musholla
Option Alternatif Jawaban F P (%)
A Mendapat sanksi 2 4%
B Kadang-kadang 8 16%
Jumlah 5O 100%
Dari hasil tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab bila
muhadhoroh.
ditinggalkan.
Tabel IV. 11
Apabila Siswa Diharuskan Muhadhoroh Setiap Minggu
di Musholla
Option Alternatif Jawaban F P (%)
A Senang 4 8%
Jumlah 5O 100%
setiap minggu.
Dari hasil jawaban responden yang demikian maka dapat disimpulkan
bahwa murid perlu suatu motivasi dari guru. Dan ini merupakan salah satu
Tabel IV. 12
Pernyataan Responden Dalam Kegiatan Wirid Pengajian
di Musholla
Option Alternatif Jawaban F P (%)
minggu
Jumlah 5O 100%
hanya satu kali dalam sebulan. Maka dengan demikian dapat disimpulkan
Tabel IV. 13
Sikap Siswa Dalam Kegiatan Wirid Pengajian
di Musholla
Option Alternatif Jawaban F P (%)
A Mendukung 6 12%
Jumlah 5O 100%
mendukung.
adalah apabila kegiatan dilaksanakan mereka tidak hadir dan bila ditunjuk
teman-teman mereka tidak mendukung. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
Tabel IV. 14
Pelaksanaan Kegiatan Peringatan Hari-Hari Besar
Islam di Musholla
Option Alternatif Jawaban F P (%)
Jumlah 5O 100%
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan
maulid nabi, isra’ mi’raj dan tahun baru islam adalah sebanyak 28%. Dan
yang menjawab kegiatan maulid nabi saja sebanyak 40%. Sedangkan yang
Tabel IV. 15
Siswa Selalu Hadir Dalam Peringatan Hari-Hari Besar Islam di Musholla
Option Alternatif Jawaban F P (%)
B Kadang-kadang 26 52%
Jumlah 5O 100%
bahwa mereka selalu hadir dalam peringatan hari-hari besar Islam di Musholla.
siswa dalam peringatan hari-hari besar Islam dapat digolongkan sedang. Hal ini
Tabel IV. 16
Rekapitulasi Hasil Angket Pemanfaatan Musholla Sekolah Sebagai Sarana
Pembinaan Agama Siswa di SLTP Negeri 4 Bangkinang Seberang
No A B C JML JML
Item F P F F P F P
alternatif jawaban yang tertinggi adalah option C sebanyak 42,4%. Jika dilihat
P= x 100%
Option A = 19,8% yakni 99 x 3 = 297
kurang baik. Karena berada pada rentang 50% - 75% (Kurang Baik).
sekolah adalah:
2. Sebagian besar siswa dan guru bertempat tinggal sangat jauh dari sekolah
atau Musholla
4. Melihat dari hasil angket (IV. 7, IV. 9, IV. 10, IV. 11, IV. 13) mengatakan
bahwa kurangnya motivasi dari pihak guru serta dukungan dari lingkungan
itu sendiri
Seberang?
“Saya kurang tau persis kapan berdirinya Musolla ini. Tapi sepengetahuan
sekolah?
“Ketika siswa ingin melaksanakan sholat tidak ada air di tempat whuduk ”
“kelengkapannya cukup sederhana satu buah meja dan kursi dan ditambah
dilaksanakan di Musholla”
5) Apa kesulitan yang dihadapi guru dalam pembinaan agama yang dilakukan
di Musholla?
mengawasi”2
2
Hasil wawancara dengan kepala sekolah SLTPN 4 Bangkinang Seberang, Mei 2010.
Nama : Syukri, S.Ag
Tanggal Wawancara : 15 Mei 2010
Status : Guru Agama SLTP Negeri 4 Bangkinang Seberang
1) Kapan berdirinya Musholla sekolah SLTP Negeri 4 Bangkinang
Seberang?
“Kalo masalah itu saya kurang tau, msalahnya saya baru mengajar 2-3
tahaun ini”
sekolah?
“ya sederhana saja. Seperti air untuk bersuci, tempat wuduk, micropound
dan al-qur’an”
5) Apa kesulitan yang dihadapi guru dalam pembinaan agama yang dilakukan
di Musholla?
“Hanya satu orang guru yang mengontrolnya sehingga sangat sulit
mengatasi siswa”3
C. Analisis Data
Setelah data penulis sajikan lewat tabel maka berikut ini penulis akan
Adapun data yang dianalisa bertitik tolak dari data yang bersifat
Sesuai dengan ketentuan penulis yang ditetapkan bahwa di dalam hal ini
aktifitas guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar digolongkan atas tiga
Adapun yang dapat digolongkan baik jika semua indikator yang ada
dapat dilaksanakan. Sedangkan kurang baik jika sebahagian dari indikator yang
dilaksanakan. Dan tidak baik jika tidak mencukupi sebahagian indikator yang
ada tersebut.
3
Hasil wawancara dengan guru agama SLTPN 4 Bangkinang Seberang, Mei 2010.
2. Kurang baik, jika mempunyai nilai 50% - 75%
disini sudah mendapatkan jawaban dari hasil penilitian. Melihat dari hasil
angket (tabel IV. 7), dimana yang menjawab bahwa guru selalu memonitor
Kemudian melihat angket (tabel IV. 12) bahwa kegiatan wirid pengajian
di Mushalla yang dilaksanakan setiap sekali sebulan tidak ada (0%). Dan 32%
sebanyak 68%. Serta hasil angket (tabel IV. 14) yang mengatakan bahwa
pelaksanaan maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan tahun baru Hijriah adalah
sebanyak 28%. Dan kegiatan Maulid Nabi saja 40%. Sedangkan yang tidak
32%.
Dari hasil angket (tabel IV. 7, IV. 12, IV. 14) maka dapat diambil
adalah:
1. Faktor guru.
praktek yang diarahkan oleh guru empat kali dalam sebulan adalah
sebanyak 54%. Dan yang menjawab dua kali dalam sebukan sebanyak
b. Kemudian apabila kita melihat angket (tabel IV. 10) bahwa praktek yang
selalu diarahkan oleh guru adalah sebanyak 0%. Dan 32% dari mereka
pernah.
Dengan memperhatikan angket (tabel IV. 7, dan IV. 10), maka dapat
pihak guru sebagai supervisor dari anak-anak didik atau ikut bersama
sebagai penyuruh bagi siswa untuk berbuat baik, tetapi menjadi orang tua
harus memberi contoh yang baik sesuai dengan apa yang telah diajarkan
oleh Islam.
guru sebagai panutan dan publik figur bagi anak didik dilingkungan
Musholla.
2. Faktor siswa
sholat di Musholla. Dan 50% dari mereka menjawab kurang senang bila
b. Dan melihat hasil angket (tabel IV. 11) diperoleh gambaran bahwa 8%
murid perlu suatu motivasi dari guru. Dan ini merupakan salah satu
3. Faktor Lingkungan
keagamaan di Musholla. Dan hal tersebut juga tidak terlepas dari kurangnya
orang tua tersebut sangat menentukan sikap anak. Karena anak yang
terlihat sikap anak di dunia luar serta kurangnya rasa kebersamaan di dalam
lingkungan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
beberapa kesimpulan:
kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengisian angket, wawancara dan
adalah:
1. Faktor guru
2. Faktor murid
bahwa murid atau siswa perlu suatu motivasi dari guru. Kurangnya
motivasi dari pihak guru terhadap anak didik merupakan salah satu
keluarga akan terlihat sikap anak di dunia luar serta kurangnya rasa
A. Saran-saran
berbagai kegiatan.
C. PENUTUP
dapat menyelesaikan skripsi ini. Namun dalam hal ini penulis menyadari
Musholla yang ada di sekolah umumnya dan khususnya yang ada di SLTP
didirikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta,
2006
Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,
Raja Grafindo, Jakarta, 2005
Pusat Penelitian UIR, Potensi Lembaga Pendidikan Islam di Daerah Riau, UIR
Press, Pekanbaru, 1994
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Pustaka al-Husna,
Jakarta, 1989
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teori dan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta, 1998
Zakiah Darajad, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 2005
Lampiran 1
Seberang?
sekolah?
siswa?
5. Apa kesulitan yang dihadapi guru dalam pembinaan agama siswa yang