Anda di halaman 1dari 6

No.

dokumen : PT-OPH-SP2B-13
No. revisi : 00
PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK Tanggal : 22 Mei 2017
DAMPAK LINGKUNGAN & PML Halaman : 1 dari 6

1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memberikan :
1. Pedoman identifikasi dan prioritas aspek dampak lingkungan dari seluruh kegiatan/ proses,
produk atau jasa untuk masa lalu, sekarang dan yang akan datang di lingkungan PT PLN
(Persero) Sektor Papua dan Papua Barat.
2. Pedoman untuk penetapan
tujuan dan sasaran serta Program Manajemen Lingkungan.

2. LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk meliputi semua aspek dan dampak lingkungan seluruh kegiatan/
proses, produk atau jasa yang dihasilkan PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat.

3. REFERENSI
3.1. ISO 9001:2015, Klausul 7.2.1 Kompetensi
3.2. ISO 14001:2015, Klausul 6.1.2 Aspek Lingkungan
3.3. Perkalpolri No.24/07, Sub Elemen 2 Pemenuhan Aspek Peraturan Perundangan
Keamanan
3.4. PP No. 50 Tahun 2012, Sub Elemen 6.7.1 Keadaan darurat yang potensial dan/ atau di
luar tempat kerja telah di definisikan dan prosedur keadaan darurat telah di
dokumentasikan dan di informasikan agar di ketahui oleh seluruh orang yang ada di
tempat kerja.
3.5. Himpunan Peraturan di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penegakan Hukum
Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, 2004-2011

4. DEFINISI
4.1. Lingkungan
Keadaan sekeliling tempat PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat beroperasi
termasuk tanah, udara, air, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan
keterkaitannya.
4.2. Aspek lingkungan
Unsur dari kegiatan/ proses, produk atau jasa dari PT PLN (Persero) Sektor Papua dan
Papua Barat yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.
4.3. Dampak lingkungan

PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat


No. dokumen : PT-OPH-SP2B-13
No. revisi : 00
PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK Tanggal : 22 Mei 2017
DAMPAK LINGKUNGAN & PML Halaman : 2 dari 6

Setiap perubahan pada lingkungan seluruhnya atau sebagian yang dihasilkan oleh
seluruh kegiatan dari PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat.
4.4. Aspek penting/ dampak penting
Aspek dan dampak penting yang telah dievaluasi berdasarkan kriteria aspek/ dampak.
4.5. Normal
Aspek yang dilakukan/ terjadi secara reguler, terencana dan terjadwal.
4.6. Abnormal
Aspek yang terjadi saat kondisi tidak normal akibat adanya gangguan atau aspek yang
seharusnya tidak terjadi/ tidak diinginkan.
4.7. Emergency
Kondisi/ keadaan/ aspek yang tidak direncanakan/ terjadi secara tiba-tiba dan dapat
mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan, serta penanganan dampak yang
ditimbulkannya membutuhkan banyak orang.
4.8. PMT (Program Manajemen Terpadu)
Rencana kerja yang diperoleh dari hasil identifikasi Aspek Dampak Lingkungan, Hazard
Identification Risk Assessment, Resiko Ancaman yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan dan sasaran.

5. PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB


5.1. Sekretaris SMT dan Supervisor LK2A Unit Pusat Listrik & Supervisor LK2 Sektor Papua
dan Papua Barat atau pihak-pihak yang ditunjuk melakukan identifikasi aspek dan
dampak lingkungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang dari seluruh elemen
kegiatan/ proses, produk atau jasa dalam ruang lingkup kerja masing-masing dengan
menggunakan 3 (tiga) kondisi, yaitu normal, abnormal dan dampak penting yang
potensial, terkait dengan situasi darurat/ emergency baik langsung maupun tidak
langsung serta dengan memperhatikan :
1) Emisi ke udara
2) Pembuangan ke air
3) Manajemen limbah
4) Kontaminasi tanah
5) Penggunaan sumber daya alam
6) Isu masyarakat dan lingkungan lokal lainnya

PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat


No. dokumen : PT-OPH-SP2B-13
No. revisi : 00
PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK Tanggal : 22 Mei 2017
DAMPAK LINGKUNGAN & PML Halaman : 3 dari 6

5.2. Seluruh aspek dan dampak lingkungan dari kegiatan/ proses, produk atau jasa yang
telah teridentifikasi dan dievaluasi, dicatat dengan menggunakan Formulir Daftar
Identifikasi & Prioritas Aspek Dampak Lingkungan (FR-PT-OPH-SP2B-23-01).
5.3. Untuk mengevaluasi tingkat pentingnya aspek dan dampak, digunakan Kriteria Evaluasi
Aspek Dampak Lingkungan.
5.3.1 Kriteria Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan, yaitu:
K1 artinya Kemungkinan Terjadinya, penilaiannya adalah:
1 Hanya mungkin terjadi pada kondisi Emergency/ diluar kontrol, misal : huru-
hara, gempa, kebakaran, kecelakaan, sabotase, tsunami, dll.
3 Hanya mungkin terjadi pada kondisi abnormal (misalnya hilangnya tenaga
listrik, ketidaksesuaian kapasitas, kerusakan akibat tidak berfungsi sesuai
kondisi).
5 Mungkin terjadi jika pekerja tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur atau
ketiadaan prosedur.
10 Terjadi pada kondisi normal.

K2 artinya Konsekuensi Dampak atau Akibat Dampak, penilaiannya adalah:


1 Tidak ada konsekuensi dampak terhadap lingkungan.
3 Potensi dampak yang timbul membahayakan lingkungan dan sumber daya
alam.
5 Dampak yang timbul dapat membahayakan lingkungan dan sumber daya
alam serta ada pengendaliannya.
10 Dampak yang timbul menyebabkan bahaya dan kerusakan lingkungan dan
sumber daya alam dan tidak ada pengendalinya.

K3 artinya Luas Sebaran Dampak, penilaiannya adalah:


1 Hanya di lokasi kejadian.
3 Masih berdampak di daerah sekitar kejadian.
5 Masih sebatas pagar bagian dalam PT PLN (Persero) Sektor Papua Dan
Papua Barat.
10 Langsung ke udara (Global Warming/ Ozon Depletion) atau diluar konsensi
PT PLN (Persero) Sektor Papua Dan Papua Barat.

PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat


No. dokumen : PT-OPH-SP2B-13
No. revisi : 00
PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK Tanggal : 22 Mei 2017
DAMPAK LINGKUNGAN & PML Halaman : 4 dari 6

K4 artinya Dampaknya terhadap kehumasan (karyawan dan pihak eksternal),


penilaiannya adalah:
1 Bukan merupakan isu bagi pihak-pihak terkait dengan operasi PT PLN
(Persero) Sektor Papua Dan Papua Barat.
3 Isu karyawan PT PLN (Persero) Sektor Papua Dan Papua Barat.
5 Isu pihak-pihak terkait disekitar PT PLN (Persero) Sektor Papua Dan
Papua Barat
10 Dapat menjadi berita nasional dan merusak reputasi organisasi.

K5 artinya Lamanya Pemulihan Dampak, penilaiannya adalah:


1 Terpulihkan dalam waktu kurang dari 1 minggu, khusus untuk SDA adalah
yang dapat dipulihkan.
3 Terpulihkan dalam waktu 1 minggu - 1 bulan.
5 Terpulihkan dalam waktu lebih dari 1 bulan - 3 bulan.
10 Tidak dapat pulih diatas 3 bulan, khusus untuk SDA adalah yang tidak
dapat dipulihkan.
5.3.2 Aspek dan dampak lingkungan dikategorikan “Penting” apabila memiliki
peraturan, sedangkan aspek dan dampak lingkungan yang tidak memiliki
peraturan dikategorikan “Penting” apabila jumlah aspek dan dampak
lingkungannya diatas nilai rata-rata. Nilai rata-rata diperoleh dari pembagian
jumlah keseluruhan aspek dan dampak lingkungan dengan jumlah total aspek
yang diidentifikasi.
5.4. Kemudian aspek dan dampak lingkungan penting dilakukan seleksi prioritas sebagai
berikut:
5.4.1. Peraturan Lingkungan, dengan bobot 0,4 dan kriteria:
YA Jika disyaratkan untuk memiliki ijin/ lisensi operasi tertentu,
memenuhi baku mutu atau memiliki prosedur tertentu.
TIDAK Jika tidak ada persyaratan tertentu dari peraturan perundangan.
5.4.2. Peraturan Perusahaan, dengan bobot 0,1 dan kriteria:
YA Jika disyaratkan dalam Peraturan Perusahaan PT PLN (Persero)
Sektor Papua Dan Papua Barat.
TIDAK Jika tidak ada persyaratan tertentu dari PT PLN (Persero) Sektor
Papua Dan Papua Barat.
5.4.3. Teknologi, dengan bobot 0,2 dan kriteria:

PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat


No. dokumen : PT-OPH-SP2B-13
No. revisi : 00
PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK Tanggal : 22 Mei 2017
DAMPAK LINGKUNGAN & PML Halaman : 5 dari 6

YA Jika teknologi yang diperlukan sederhana (Low-Tech) dan tersedia


dengan mudah.
TIDAK Jika memerlukan teknologi yang rumit (High-Tech).
5.4.4. Keuangan, dengan bobot 0,2 dan kriteria:
YA Jika dana yang dibutuhkan memungkinkan untuk disediakan.
TIDAK Jika dana yang dibutuhkan tidak memungkinkan untuk disediakan.
5.4.5. Bisnis Operasional, dengan bobot 0,05 dan kriteria:
YA Jika berpengaruh terhadap bisnis operasi yang utama.
TIDAK Jika tidak berpengaruh terhadap bisnis operasi yang utama.
5.4.6. Pandangan Pihak terkait, dengan bobot 0,05 dan kriteria:
YA Akan menimbulkan komplain jika tidak dikendalikan.
TIDAK Tidak menimbulkan komplain jika tidak dikendalikan.
5.5. Selisih nilai total maksimum dan minimum dibagi menjadi 3 bagian untuk menentukan
Prioritas I, Prioritas II dan Prioritas III.
5.5.1. Prioritas III adalah bila nilai total aspek penting masuk kedalam Range III;
dimana:

5.5.2. Prioritas II adalah bila nilai total aspek penting masuk kedalam Range II;
dimana:

5.5.3. Prioritas I adalah bila nilai total aspek penting masuk kedalam Range I; di
mana:

5.6. Aspek dan dampak penting yang termasuk kategori Prioritas I akan ditetapkan sebagai
Tujuan dan Sasaran Lingkungan, untuk selanjutnya dibuat sebagai Program
Manajemen Terpadu menggunakan Formulir Program Manajemen Terpadu & K3.
5.7. Aspek dan Dampak penting yang termasuk kategori Prioritas II akan dikelola dengan
pengendalian operasional.
5.8. Aspek dan Dampak penting yang termasuk kategori Prioritas III akan dipantau secara
berkala minimal secara visual.

PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat


No. dokumen : PT-OPH-SP2B-13
No. revisi : 00
PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK Tanggal : 22 Mei 2017
DAMPAK LINGKUNGAN & PML Halaman : 6 dari 6

5.9. Selanjutnya direncanakan metode pengendalian selanjutnya.


5.10. Identifikasi aspek dan dampak serta matriks aspek penting, akan ditinjau secara
berkala oleh Sekretariat SMT menggunakan Formulir pemantauan pelaksanaan
Program Manajemen Terpadu (FR-PT-OPH-SP2B-23-03), minimum 1 (satu) tahun
sekali, atau apabila ada perubahan lingkungan baik dari desain, alat, aktifitas jasa
maupun produk.
5.11. Aspek dan dampak penting dikomunikasikan ke pihak luar dengan persetujuan
Manajer Sektor sesuai dengan tingkat kepentingannya atau permintaan dari pihak luar.

6. LAMPIRAN
6.1. Formulir Daftar Identifikasi & Prioritas Aspek Dampak
Lingkungan (FR-PT-OPH-SP2B-13-01)
6.2. Formulir Pemantauan Pelaksanaan Program Manajemen Lingkungan Dan K3 (PMLK3)
(FR-PT-OPH-SP2B-13-02)

PT PLN (Persero) Sektor Papua dan Papua Barat

Anda mungkin juga menyukai