Mukaddimah Khutbah Jum
Mukaddimah Khutbah Jum
َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفاَل،ت َأعْ َمالِ َنا ِ ُور َأ ْنفُسِ َنا َومِنْ َس ِّيَئ ا ِ شر ُ ْهلل مِن ِ ُوذ ِبا ُ َو َنع،ُالـحمْ دَ هّلِل ِ َنـحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره
َ َّإن
ً
ُُـحمَّدا َع ْب ُده َأ ْ َأ
َ ْك ل ُه َو ش َه ُد نَّ م َ َ َش ِري اَل َّ َ َّ َأ ْ
ُ َو ش َه ُد ن ال ِإل َه ِإال هللا َوحْ دَ ه،ُِي لهَأ َ اَل
َ َو َمنْ يُضْ لِ ْل َف َهاد،ُمُضِ َّل له َ
و َرسُولُه.َ
َ ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم
ُون َ َيا َأ ُّي َها الَّذ
ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل َك ِثيرً ا َون َِسا ًء َوا َّتقُوا َّ س َواحِدَ ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب ٍ َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخلَ َق ُك ْم مِنْ َن ْف
ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا َ ون ِب ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإنَّ هَّللا َ َك َ ُهَّللا َ الَّذِي َت َسا َءل
ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا َ َيا َأ ُّي َها الَّذ
َأ
مَّا َبعْ ُد از َف ْو ًزا َعظِ يمًا هَّللا ُ َأ
َ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم عْ َمالَ ُك ْم َو َي ْغفِرْ لَ ُك ْم ذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع َ َو َرسُولَ ُه َف َق ْد َف
Status Riwayat
Hanya saja, yang zahir, hadis ini bersifat umum untuk semua hajat dan
kepentingan, baik kepentingan akad nikah maupun lainnya. Karena itu,
selayaknya seseorang menggunakan pengantar khotbah ini untuk
menyampaikan kepentingannya dan semua rencana hidupnya. Demikian
keterangan dari Imam Muhammad As-Sindi dalam Hasyiyah (catatan kaki)
untuk Sunan Nasa’i, 3:105.
Setelah mengutip pendapat di atas, Syekh Al-Albani memberi komentar,
“Pemaknaan ini (‘hajah’ dimaknai dengan ‘nikah’) adalah pemaknaan yang
lemah, bahkan keliru, karena adanya riwayat yang sahih dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menyampaikannya selain saat akad nikah.” (Khutbatul
Hajah, hlm. 31)
Kapan Khotbah ini Diucapkan?
Cara Baca
1. Huruf nun pada kata “ ” إنditasydid dan dal pada kata “ الـحمْ د َ ”
diberi harakat fathah, sehingga dibaca “ِ الـحمْ دَ هّلِل
َ َّ”إن.
2. Huruf nun pada kata “ ” إنditasydid dan dal pada kata “ الـحمْ د َ ”
diberi harakat dhammah, sehingga dibaca “ِ الـحمْ ُد هّلِل َ َّ”إن. Hal ini
sebagaimana keterangan Mula Ali Qari dalam kitab Mirqah Al-
Mashabih.
3. Huruf nun pada kata “ ” إنtidak ditasydid dan dal pada kata “
َ ” diberi harakat dhammah, sehingga dibaca “ِ الـحمْ ُد هّلِل
الـحمْ د َ ”ِإ ِن. Ini
sebagaimana keterangan Al-Jazari dalam Tashih Al-Mashabih.
Semua keterangan di atas disarikan dari ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi
Daud, 6:108.
Makna “Amma Ba’du”
Kata “ ”َأمَّا َبعْ ُدsering kita dengarkan setiap kali seseorang menyampaikan
pengantar khotbah. Bisa juga diungkapkan dengan: “”و َبعْ ُد َ . Keduanya
bermakna sama, yaitu: “adapun selanjutnya”.
Kalimat ini disebut “ب َ ( ” َفصْ ُل الخkalimat pemisah). Diriwayatkan dari Abu
ِ ِطا
Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa beliau mengatakan, “Orang yang
pertama kali mengucapkan ‘amma ba’du’ adalah Nabi Daud ‘alaihis salam,
dan itu adalah fashlal khitab.” (Al-Awail Ibni Abi Ashim, no. 188; Al-Awail
Ath-Thabrani, no. 40)
Allah berfirman,
َ َو َشدَ ْد َنا م ُْل َك ُه َوآ َت ْي َناهُ ْالح ِْك َم َة َو َفصْ َل ْالخ
ِطاب
Bagi Anda yang hendak menggunakan pengantar khotbah yang tidak ada
dalilnya, hendaknya tidak menggunakan pengantar khotbah yang
berlebihan, dipaksa-paksakan agar bersajak, dan mengandung pujian yang
berlebihan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itu, untuk
lebih aman, sebaiknya kita gunakan pengantar khotbah yang pernah
disampaikan oleh para ulama dalam buku-buku mereka. Berikut ini
beberapa pengantar khotbah yang sering digunakan oleh da’i.
Mukadimah Singkat
Mukadimah 1:
ت ُر ُس ُل َر ِّب َنا ِب ْال َح ِّق َو ُنو ُدوا َأنْ ت ِْل ُك ُم ْال َج َّن ُة
ْ ِي لَ ْواَل َأنْ َهدَ ا َنا هَّللا ُ لَ َق ْد َجا َء
َ ْال َحمْ ُد هَّلِل ِ الَّذِي َهدَ ا َنا لِ َه َذا َو َما ُك َّنا لِ َن ْه َتد
َ ُور ْث ُتمُو َها ِب َما ُك ْن ُت ْم َتعْ َمل
ون ُأ
ِ
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini; dan
kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk jikalau Allah tidak memberi
petunjuk kepada kami. Sesungguhnya, telah datang rasul-rasul Tuhan
kami, membawa kebenaran. Diserukan kepada mereka, “ltulah surga yang
diwariskan kepadamu, disebabkan amalan yang dahulu kamu kerjakan.”
Keterangan:
Mukaddimah ini merupakan surat al-A’raf, ayat 43. Pujian disampaikan
oleh penghuni surga, ketika mereka telah melihat kenikmatan yang Allah
berikan kepada mereka.
Mukadimah 2:
Keterangan:
Mukadimah ini ada di surat Saba, ayat pertama.
Mukadimah 3:
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.
Sesungguhnya, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.
Keterangan:
Mukadimah ini merupakan surat Fathir, ayat 34.
Mukadimah 4:
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Alquran) kepada
hamba-Nya, dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.
Keterangan:
Mukadimah ini ada di surat Al-Kahfi, ayat pertama.
Mukadimah 5:
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi serta
mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir
mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
Keterangan:
Mukadimah ini ada di ayat pertama, surat Al-An’am.
Mukadimah 6:
َ لى َأ ْش َرفِ الـمُرْ َسل ُأ َ ْال َحمْ ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَم
لى
َ ِين َو َع َ صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع ِ ُور ال ُّد ْن َيا َوال ِّد
َّ َوال،ين ِ َو ِب ِه َنسْ َت ِعيْنُ َعلَى م،ِين
َأ َ صحْ ِب ِه َأجْ ـ َمـع
مَّا َبعْ ُد،ِين َ آلِ ِه َو
Artinya:
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dengan-Nya kita meminta
pertolongan dalam segala urusan dunia dan akhirat. Salawat dan salam
tercurah untuk seorang utusan yang paling mulia, keluarganya, dan semua
sahabatnya …. Amma ba’du ….
Mukadimah 7:
Artinya:
Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam tercurah untuk Rasulullah, para
keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang tunduk lagi taat kepada
beliau. Amma ba’du ….
Mukadimah 8:
Artinya:
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Salawat dan salam tercurah
untuk seorang utusan yang paling mulia, keluarganya, dan semua
sahabatnya …. Amma ba’du ….
Mukadimah 9:
Artinya:
Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam semoga tercurah untuk seorang
nabi dan rasul yang paling mulia, keluarganya, sahabatnya, dan orang-
orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat. Amma
ba’du ….
Mukadimah 10:
َأمَّا َبعْ ُد،صحْ ِب ِه َو َم ِن اهْ َتدَ ى َ َو َع،لى َرسُولِ ِه ْالـمُصْ َط َفى
َ لى آلِ ِه َو َ صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع ِ ْال َحمْ ُد
َّ ـ َوال،هلل َو َك َفى
Artinya:
Segala puji hanya bagi Allah, dan cukup Dia. Salawat dan salam tercurah
untuk seorang utusan-Nya yang terpilih, keluarganya, sahabatnya, dan
setiap orang yang menempuh jalan hidayah. Amma ba’du ….
Mukadimah 11:
Artinya:
Segala puji itu hanya menjadi hak Allah. Dialah Dzat yang memunculkan
para ulama yang masih saja tersisa di setiap zaman yang mengalami
kekosongan rasul. Para ulama tersebut mendakwahi orang yang tersesat
kepada hidayah, dan mereka bersabar atas berbagai gangguan. Dengan
kitab Allah, mereka hidupkan orang-orang yang hatinya sudah mati.
Mereka perlihatkan cahaya Allah kepada orang yang buta mata hatinya.
Betapa banyak korban iblis yang berhasil mereka selamatkan. Betapa
banyak orang yang tersesat dan bingung berhasil mereka tunjuki jalan
yang benar. Betapa bagus pengaruh mereka di tengah-tengah manusia
dan betapa jelek balasan manusia terhadap mereka. Para ulamalah yang
mengingkari penyelewengan makna Alquran yang dilakukan oleh orang-
orang yang berlebih-lebihan serta pemalsuan yang dibuat oleh para
pembela kebatilan. Yaitu, orang-orang yang memasang tali bid’ah dan
mengencangkan ikatan fitnah. Mereka memperdebatkan kitabullah,
menyelisihi Alquran, dan sepakat untuk keluar dari aturan Alquran. Mereka
berbicara atas nama Allah, tentang Allah, dan tentang kitabullah, tanpa
dalil. Mereka membicarakan tentang hal yang rancu dan menipu manusia-
manusia bodoh dengan kerancuan berpikir yang mereka sebarkan. Kami
berlindung kepada Allah dari ujian karena orang-orang yang sesat. Amma
ba’du ….