Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN SUBJUNCTIVE DALAM TOEFL

Subjunctive verb, dalam bahasa Inggris, merujuk pada bentuk kata kerja yang
digunakan untuk menyatakan kemungkinan, keinginan, permintaan, syarat, atau
saran yang bersifat tidak nyata, hipotetis, atau tidak terpenuhi. Penggunaan
subjunctive verb dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tipe kalimat yang
digunakan. Berikut aturan penggunaan Subjunctive Verb dalam TEOFL:

1. Wishes and Desires:


Subject + wish(es) + that + subject + verb (past simple/past subjunctive form)
Example: I wish that he were here. (Aku berharap, dia ada di sini). Bukan “I
wish that he was/is here”
2. Recommendations and Suggestions:
It is recommended/suggested + that + subject + (should) + base form of verb
Example: It is recommended that she study harder for the exam. (Disarankan
agar dia belajar lebih giat untuk ujian.) Bukan “It is recommended that she
studies harder for the exam”
3. Demands and Orders:
Subject + demand/order + that + subject + (should) + base form of verb
Example: The teacher demanded that the students be quiet. (Guru
memerintahkan agar murid-murid diam.) Bukan “The teacher demanded that
the students be quiet”.
4. Expressing Necessity or Requirement:
It is necessary/essential/imperative + that + subject + (should) + base form of
verb
Example: It is imperative that she arrive on time. (Sangat penting agar dia tiba
tepat waktu.) Bukan “it is imperative that she arrives on time”
5. "Would Rather" Pattern:
Subject + would rather + subject + past verb (base form)
Example: I would rather she didn't come with us. (Saya lebih suka kalau dia
tidak ikut dengan kami.)
6. "As if" Pattern:
Subject + verb (past simple/past subjunctive form), as if + subject + verb (past
simple/past subjunctive form)
Example: He ran away as if he had seen a ghost. (Dia lari menjauh seolah-
olah dia telah melihat hantu.) "As if" digunakan untuk menyatakan bahwa
tindakan atau situasi yang dijelaskan dalam kalimat tersebut tidak nyata atau
tidak mungkin terjadi. Bentuk kata kerja yang digunakan adalah bentuk
lampau sederhana atau lampau subjunctive untuk mengekspresikan kondisi
yang tidak nyata atau hipotetis.
Berikut beberapa bentuk dari subjunctives yang sering diujikan dalam TOEFL
beserta contohnya:
SUBJUNCTIVE SUGGESTION
1. Suggest (menyarankan): I suggest that she go to the doctor immediately.
(Saya menyarankan agar dia pergi ke dokter segera.)
2. Recommend (merekomendasikan): It is recommended that they arrive early
for the meeting. (Direkomendasikan agar mereka tiba lebih awal untuk
pertemuan tersebut.)
3. Insist (menginsist): The teacher insists that the students be quiet during the
exam. (Guru itu menginsist agar para siswa diam selama ujian.)
4. Demand (menuntut): The protesters demand that the government take
action on climate change. (Para demonstran menuntut agar pemerintah
mengambil tindakan terhadap perubahan iklim.)
5. Order (memerintahkan): The judge ordered that the defendant be held
without bail. (Hakim memerintahkan agar terdakwa ditahan tanpa jaminan.
6. Request (meminta): We request that all participants bring their
identification documents. (Kami meminta agar semua peserta membawa
dokumen identitas mereka.)
7. Advise (mengadvokasi): The lawyer advises that the client not sign any
documents without legal consultation. (Pengacara itu mengadvokasi agar
klien tidak menandatangani dokumen apapun tanpa konsultasi hukum.)
8. Urge (mendorong): The doctor urges that the patient quit smoking for better
health. (Dokter mendorong agar pasien berhenti merokok untuk kesehatan
yang lebih baik.)
9. Propose (mengusulkan): I propose that we have a team meeting to discuss
the project. (Saya mengusulkan agar kita mengadakan pertemuan tim untuk
membahas proyek tersebut.)
10. Pray (berdoa): We pray that peace be restored in the war-torn region. (Kami
berdoa agar perdamaian terwujudkan di wilayah yang dilanda perang.)
SUBJUNCTIVE “AS IF” DAN “AS THOUGH”
1. He looks as though he were about to cry. (Dia terlihat seolah-olah dia akan
menangis.). "Were about to" menunjukkan bahwa dia mungkin belum
menangis, tetapi penampilannya memberikan kesan bahwa dia hampir
menangis.
2. It seems as if the sun were shining brighter today. (Terasa seolah-olah
matahari bersinar lebih terang hari ini). "Were shining" menunjukkan bahwa
pernyataan tersebut menggambarkan situasi yang tidak nyata, meskipun
matahari sebenarnya sedang bersinar.
3. She talks about it as if she knew all the details. (Dia membicarakannya
seolah-olah dia mengetahui semua detailnya). "Knew" menunjukkan bahwa
dia mungkin tidak memiliki semua detail tersebut, tetapi dia berbicara seolah-
olah dia tahu semuanya.
4. He behaves as if he owned the whole world. (Dia berperilaku seolah-olah dia
memiliki seluruh dunia). "Owned" menunjukkan bahwa kepemilikan yang
dimaksud tidak nyata atau tidak mungkin terjadi.
5. It smells as if something is burning in the kitchen. (Terendus seolah-olah ada
yang terbakar di dapur). "Is burning" menunjukkan kesan atau perasaan
bahwa ada sesuatu yang terbakar, meskipun kita belum tahu pasti apakah
benar-benar ada kebakaran.
6. He talks as if he were the smartest person in the room. (Dia berbicara seolah-
olah dia adalah orang paling pintar di ruangan itu). "Were" digunakan untuk
menunjukkan situasi yang tidak nyata atau tidak mungkin terjadi.
7. She sings as if she had a voice of an angel. (Dia menyanyi seolah-olah dia
memiliki suara seorang malaikat.) "Had" menunjukkan bahwa dia mungkin
tidak memiliki suara seindah malaikat, tetapi penyanyiannya memberikan
kesan tersebut.
8. It looks as though it's going to rain. (Tampak seolah-olah akan hujan). "It's
going to" menunjukkan perasaan atau kesan bahwa cuaca akan berubah
menjadi hujan, meskipun belum pasti.
9. He acts as if he had never been in trouble before. (Dia berperilaku seolah-
olah dia belum pernah mengalami masalah sebelumnya). "Had" digunakan
untuk menunjukkan situasi yang tidak nyata atau tidak mungkin terjadi.

SUBJUNCTIVE “WISH”
1. I wish I were rich. (Saya berharap saya kaya). Dalam contoh ini, penggunaan
"were" (subjunctive form of "to be") menunjukkan bahwa keadaan menjadi
kaya tidak sesuai dengan kenyataan saat ini.
2. She wishes she had more free time. (Dia berharap dia memiliki lebih banyak
waktu luang). Penggunaan "had" dalam bentuk subjunctive menunjukkan
bahwa dia tidak memiliki waktu luang yang lebih banyak pada saat ini.
3. We wish it would stop raining. (Kami berharap hujan berhenti). Penggunaan
"would" dalam bentuk subjunctive menunjukkan keinginan agar hujan berhenti
pada saat ini.
4. He wishes he could speak fluent French. (Dia berharap dia bisa berbicara
bahasa Prancis lancar). Penggunaan "could" dalam bentuk subjunctive
menunjukkan keinginan untuk memiliki kemampuan berbicara bahasa Prancis
yang lancar, meskipun kenyataannya dia belum bisa.
5. They wish they were on vacation right now. (Mereka berharap mereka sedang
berlibur saat ini). Dalam contoh ini, penggunaan "were" menunjukkan
keinginan untuk berada dalam keadaan liburan, yang tidak sesuai dengan
kenyataan saat ini.
6. I wish I knew how to play the piano. (Saya berharap saya tahu cara bermain
piano). Penggunaan "knew" dalam bentuk subjunctive menunjukkan
keinginan untuk memiliki pengetahuan tentang cara bermain piano, yang saat
ini tidak dimiliki.
7. She wishes she were taller. (Dia berharap dia lebih tinggi). Dalam contoh ini,
penggunaan "were" dalam bentuk subjunctive menunjukkan keinginan untuk
memiliki tinggi yang lebih, walaupun tinggi badannya tidak mungkin berubah.
8. We wish we had more opportunities to travel. (Kami berharap kami memiliki
lebih banyak kesempatan untuk bepergian). Penggunaan "had" dalam bentuk
subjunctive menunjukkan keinginan untuk memiliki lebih banyak kesempatan
untuk bepergian, yang saat ini tidak tersedia.
9. He wishes he didn't have to work on weekends. (Dia berharap dia tidak harus
bekerja di akhir pekan). Penggunaan "didn't have" dalam bentuk subjunctive
menunjukkan keinginan untuk tidak harus bekerja di akhir pekan, yang tidak
sesuai dengan kenyataan saat ini.
10. They wish they could turn back time. (Mereka berharap mereka bisa
mengembalikan waktu). Penggunaan "could" dalam bentuk subjunctive
menunjukkan keinginan untuk dapat mengubah atau mengembalikan waktu,
yang tidak mungkin dilakukan.

SUBJUCNTIVE “WOULD RATHER ”


1. We would rather (that) you didn't tell anyone about our plans. (Kami lebih
suka kalau kamu tidak memberitahu siapa pun tentang rencana kami.)
2. He would rather (that) she didn't interfere in his personal matters. (Dia lebih
suka kalau dia tidak ikut campur dalam urusannya yang pribadi.)
3. They would rather (that) it didn't rain on their wedding day. (Mereka lebih suka
kalau tidak hujan di hari pernikahan mereka.)
4. She would rather (that) he didn't ask too many questions. (Dia lebih suka
kalau dia tidak terlalu banyak bertanya.)
5. I would rather (that) we didn't have to work late tonight. (Saya lebih suka kalau
kita tidak harus bekerja sampai larut malam ini.)
6. He would rather (that) she didn't go out alone at night. (Dia lebih suka kalau
dia tidak pergi sendirian di malam hari.)
7. We would rather (that) they didn't use our personal belongings without
permission. (Kami lebih suka kalau mereka tidak menggunakan barang
pribadi kami tanpa izin.)
8. She would rather (that) he didn't spend too much money on unnecessary
things. (Dia lebih suka kalau dia tidak menghabiskan terlalu banyak uang
untuk hal-hal yang tidak perlu.)
9. They would rather (that) it didn't take too long to resolve the issue. (Mereka
lebih suka kalau tidak memakan waktu terlalu lama untuk menyelesaikan
masalah tersebut.)
10. He would rather (that) she didn't make decisions without consulting him first.
(Dia lebih suka kalau dia tidak membuat keputusan tanpa berkonsultasi
dengannya terlebih dahulu.)
Dalam contoh-contoh di atas, "that" digunakan sebelum klausa subjunctive untuk
menunjukkan preferensi atau harapan terhadap tindakan yang diinginkan. Namun,
perlu diingat bahwa penggunaan "that" dalam subjunctive dengan "would rather"
bersifat opsional dan dapat dihilangkan jika diinginkan

Anda mungkin juga menyukai