Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang terletak di Jawa

Tengah. Dikutip dalam Prasasti Sojomerto, pendiri dari Kerajaan Kalingga adalah
Dapunta Syailendra. Dapunta Syailendra berasal dari dinasti Syailendra. Keturunan
Syailendra ini nantinya menjadi asal usul dari berdirinya Kerajaan Mataram Kuno. 

Oleh masyarakat Tiongkok, kerajaan ini juga disebut sebagai Kerajaan Ho-ling,
yang diberitakan oleh I-Tsing, seorang pendeta dan penjelajah. Ho-ling dipercayai
sebagai kerajaan yang menjadi pusat pengetahuan ajaran Buddha Hinayana pada
sekitar abad ke 7 masehi. Hal ini karena seorang pendeta dari Jawa yang bernama
Janabadra bekerja sama dengan pendeta dari Tiongkok diminta untuk
menerjemahkan kitab Buddha ke bahasa Tiongkok.

Dalam buku berjudul Sejarah Indonesia yang ditulis oleh Amurwani Dwi, nama dari
kerajaan ini berasal dari sebuah kerajaan di India Selatan yang bernama Kalinga.
Sumber sejarah Kerajaan Kalingga dapat diketahui dari berita Cina. Salah satu
berita yang tercatat berasal dari Dinasti Tang. Catatan ini memberikan keterangan
tentang letak Kalingga. 

Letak Kerajaan Kalingga berada di sebelah barat Bali, sebelah timur Sumatera,
sebelah utara terdapat Kamboja, dan kerajaan ini dibatasi oleh lautan. Dalam
catatan Cheng-Ho, tertulis bahwa daerah Pekalongan adalah salah satu kota dari
Kerajaan Kalingga dan Cheng-Ho pernah singgah di sana..

Beberapa ahli memberikan kesimpulan bahwa kerajaan ini terletak di antara kota
yang saat ini kita kenal sebagai Pekalongan dan Jepara. Balai Arkeologi
Yogyakarta menemukan beberapa bukti peninggalan yang dapat memberikan
petunjuk dimana sebenarnya letak Kalingga berada. Daerah Keling dipercaya
sebagai pusat pemerintahan kerajaan ini.

Masa kejayaan dapat tercapai ketika Kalingga berada di bawah kekuasaan Ratu
Shima atau juga dikenal dengan nama Dewi Wasuwari. Ratu Shima adalah sosok
yang berwibawa, tegas, dan adil, oleh karena itu, masyarakat dapat hidup
berkecukupan serta aman dan nyaman.

Kejayaan ini dapat terlihat dari berbagai sektor, seperti sektor pertanian, militer,
agama, perdagangan, dan tentu saja ekonomi. Hal ini juga ditambah dengan
Kalingga yang menjalin relasi dagang dengan Cina. Sektor perdagangan ditopang
oleh pelabuhan yang terletak di Pekalongan.

Keruntuhan Kalingga dimulai setelah Ratu Shima wafat. Kekuatan Kalingga


menjadi lemah dan akhirnya runtuh. Pada saat keruntuhannya, kerajaan ini terbagi
dua menjadi Kerajaan Keling, terletak di daerah Magelang, dan Kerajaan Medang,
terletak di daerah Yogyakarta. Keadaan inilah yang menjadi asal muasal kerajaan
kerajaan besar di pulau Jawa.
Selain melemahnya kekuatan kerajaan, Anton Dwi Laksono juga menuliskan dalam
Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia bahwa kerajaan kalingga
mengalami kemunduran akibat serangan dari Kerajaan Sriwajaya

Anda mungkin juga menyukai